Rev - Laporan Komunitas
Rev - Laporan Komunitas
Rev - Laporan Komunitas
Disusun oleh:
Rina Siti Aisyah (P17320319082) Syifa Rizki Amalia (P17320319091)
Rio Aditiyo Hartono (P17320319083) Thalita Helvi Nabilla (P17320319092)
Rismayani Lubis (P17320319084) Tiara Azahra (P17320319093)
Shelma Novanda (P17320319086) Tori Firlia Azhari (P17320319094)
Sifa Sofhia Azahra (P17320319087) Ulfatusa’diyah (P17320319095)
Siti Fatimah Azahra (P17320319088) Vira Firyal Fawzia (P17320319096)
Siti Nur Azizah (P17320319089) Windy Rachmawati (P17320319097)
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia-
Nya, penulis menyusun laporan praktik lapangan keperawatan komunitas. Laporan ini telah kami
susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar penyusunan laporan ini.
Penulisan laporan ini diajukan guna pembaruan informasi tentang kesehatan ibu dan anak
(KIA) di rt 01 & 02 rw 06 kebon anggrek, tanah sareal, Kota Bogor.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna karena
pengalaman dan pengetahuan kami yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua
pihak sangat diharapkan demi perbaikan laporan di masa mendatang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut (Robert.H.Brook, 2017:585), kesehatan adalah sebuah sumber daya yang
dimiliki semua manusia dan bukan merupakan suatu tujuan hidup yang perlu dicapai.
Kesehatan tidak terfokus kepada fisik yang bugar tetapi meliputi jiwa yang sehat di mana
individu dapat bersikap toleran dan dapat menerima perbedaan.
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 dijelaskan bahwa pengertian Kesehatan
adalah “keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis”. Sedangkan menurut Mu’rifah (2007:1.4) kesehatan
pribadi adalah segala usaha dan tindakan seseorang untuk menjaga, memelihara, dan
meningkatkan derajat kesehatannya sendiri dalam batas-batas kemampuannya, agar
mendapatkan kesenangan hidup dan mempunyai tenaga kerja yang sebaikbaiknya.
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik
kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi
buruk, ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu
keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau
perawatan (Ariani, Nuraeni, & Supriyono, 2015).
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien
sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga
dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah
terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu
hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
3
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Menurut American Nurses Association (ANA, 1973), Keperawatan Kesehatan Komunitas
adalah suatu sintesa dari praktik kesehatan masyarakat yang dilakukan untuk meningkatkan
dan memelihara kesehatan masyarakat. Praktik keperawatan kesehatan komunitas ini bersifat
menyeluruh dengan tidak membatasi pelayanan yang diberikan kepada kelompok umur
tertentu, berkelanjutan dan melibatkan masyarakat.
Asuhan keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan professional dengan
dilakukan pendekatan untuk merubah perilaku kesehatan masyarakat kearah positif dalam
memelihara kesehatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan mencari alternative
pemecahan masalah melalui perencanaan yang dibuat serta mengevaluasi hasil yang telah
dicapai.
Kesehatan Ibu dan Anak adalah suatu program yang meliputi pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga
berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan Balita, remaja, dan
Lansia.
Berdasarkan tugas praktik lapangan pada mata kuliah Keperawatan Komunitas yang
merupakan kurikulum institusional atau muatan lokal pada kelompok khusus di masyarakat,
sesuai dengan permasalahan di komunitas. Praktik komunitas yang diselenggarakan luring
pada tanggal 8 November – 20 November 2021. Dalam proses pembelajaran ini diharapkan
kesempatan belajar bagi mahasiswa untuk mengalami dan mempraktikan serta mencoba
secara nyata pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kelompok khusus, sehingga mahasiswa mampu memberdayakan individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat melalui proses keperawatan. Data pengkajian yang didapat
merupakan data sekunder di RW 6 Kelurahan Tanah Sareal, dari data yang didapatkan
kemudian diolah dan dilakukan analisa data untuk didapatkan masalah kesehatan yang
selanjutnya akan disampaikan dan didiskusikan bersama melalui musyawarah dan setelah
diketahui masalah kesehatan yag didapatkan dari hasil analisa data kemudian mahasiswa
berdiskusi dengan masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut bersama – sama menyusun
4
Planning Of Action (POA) yang kemudian di implementasikan sesuai jadwal yang telah
disepakati.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami dan mengaplikasikan teori mata ajar keperawatan komunitas yang
didapatkan selama perkuliahan dalam bentuk asuhan keperawatan pada kelompok khusus
sesuai usia dengan berbagai masalah kesehatan baik fisik maupun psikososial serta
melatih dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memberikan pelayanan asuhan
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik keperawatan komunitas diharapkan mahasiswa
mampu:
a. Melakukan pengkajian/pengumpulan data kesehatan kepada kelompok khusus
(sehat dan sakit) di RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
b. Merumuskan masalah kesehatan/keperawatan di RW 6 Kecamatan Tanah Sareal ,
Kota Bogor
c. Menyusun strategi intervensi keperawatan pada kelompok khusus bersama
masyarakat melalui proses kelompok, pendidikan kesehatan, partnership, serta
demonstrasi tindakan keperawatan di RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
d. Menyelesaikan masalah kesehatan bersama masyarakat melalui musyawarah
masyarakat tingkat RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
e. Melakukan kolaborasi lintas program dan lintas sektor untuk menyelesaikan
masalah kesehatan di RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
f. Melaksanakan sistem rujukan ke fasilitas kesehatan yang tersedia di sekitar di RW 6
Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada kelompok kesehatan ibu dan anak di
RW 6 Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor
5
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TANAH
SAREAL
b. Penggunaan lahan
Penggunaan lahan di Kelurahan Tanah Sareal sebagian besar digunakan untuk
pemukiman, selain itu juga digunakan untuk perkantoran, taman/lapangan olah raga,
jalan dan lain-lain.
c. Hidrologi
6
Sumber air yang digunakan masyarakat Kelurahan Tanah Sareal berasal dari
PDAM, SPT (Sumur Pompa Tangan), SGL (Sumur Gali Lobang). Di perbatasan
Kelurahan Tanah Sareal terdapat aliran sungai Ciliwung yang dimanfaatkan oleh
sebagian masyarakat sebagai sarana MCK.
d. Layanan kebersihan
Dengan di dukung sarana dan prasarana kebersihan dilakukan oleh warga dan
Dinas Kebersihan yang mengangkut sampah ke TPA di Galuga Kabupaten Bogor.
e. Lingkungan hidup
Lingkungan hidup secara umum masih relatif baik dari hasil pengujian di
beberapa lokasi di Kota Bogor daerah yang masuk wilayah Kelurahan Tanah Sareal
seperti sekitar Jambu Dua kadar debu dan tingkat kebisingan diatas baku mutu.
f. Kawasan kumuh
Kawasan kumuh adalah kawasan dengan permukaan yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan. Pada umumnya kawasan berada pada lokasi bantaran sungai,
tepian rel kereta api, dan sekitar area pusat perdagangan.
g. Kependudukan
Jumlah penduduk
Jumlah penduduk di Kelurahan Tanah Sareal yang terdata pada tahun 2020
sebanyak 8.119 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 3.989 jiwa dan
penduduk perempuan sebanyak 4.130 jiwa. Berikut dapat dilihat jumlah penduduk
serta distribusi menurut usia di Kelurahan Tanah Sareal pada gambar 2.1.
7
Gambar 2.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Tanah Sareal dan Distribusinya menurut Umur
Pendidikan
Tingkat pendidikan dari penduduk di Kelurahan Tanah Sareal diantaranya
yaitu penduduk dengan tamat SD/MI sebanyak 745 orang atau 20%, tamat
SMP/MTs sebanyak 1.385 orang atau 38%, tamat SMA/SMK/MA sebanyak
1.108 orang atau 30% dan tamat Perguruan Tinggi sebanyak 450 orang atau 12%.
Dapat diketahui bahwa, persentase tingkat pendidikan penduduk di Kelurahan
Tanah Sareal yang terbanyak yaitu tamat SMP/MTs sebanyak 1.385 orang atau
38%.
8
Ekonomi
Mata pencaharian dari penduduk di Kelurahan Tanah Sareal diantaranya yaitu
Pegawai Swasta sebanyak 1.201 orang atau 56%, PNS/TNI?POLRI sebanyak 274
orang atau 13%, wiraswasta sebanyak 127 orang atau 6% dan Pemilik Warung
dan Toko sebanyak 487 orang atau 22% serta kuli bangunan sebanyak 63 orang
atau 3%. Berikut gambar jenis mata pencaharian penduduk Kelurahan Tanah
Sareal.
Jumlah
Tahun Jumlah Kelahiran Bayi Jumlah Kematian Bayi
Ibu Mati
Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan
2020 0
65 78 1 0
Tabel 3.1 Angka Kematian pada Bayi dan Ibu
Dari tabel 3.1 diatas, didapatkan data bahwa, pada tahun 2020 terdapat 143 orang
angka kelahiran dan angka kematian bayi sebanyak 1 orang dan jumlah kematian ibu tidak
ada.
9
B. Kesakitan
10
Lingkungan, klinik gizi, klinik tumbang dan MTBS. Kemudian secara terpadu
(menyeluruh, terintegrasi dan berkelanjutan) menangani kasus yang mendapat rujukan
dari poli-poli yang ada yang berkaitan dengan keluarga rawan seperti kelompok maternal,
bayi, balita, lansia, penyakit kronis dan DO/TLP di wilayah kerja. Kasus-kasus tersebut di
klinik sentra keperawatan menjalani asuhan keperawatan, konseling, kunjungan rumah
dan intervensi keperawatan. Sebagian kasus yang memerlukan pelayanan paripurna akan
dikonsultasikan ke klinik gizi, klinik tumbang atau Pelayanan Kesehatan Lingkungan,
semuanya satu kesatuan dalam “Poli Terpadu “ Sentra Keperawatan.
Fasilitas penunjang yang terdapat di Puskesmas Tanah Sareal diantaranya yaitu
pelayanan Laboratorium Klinik, pemeriksaan EKG dan pemeriksaan USG ibu hamil,
rontgen thorax, threadmil spinometri, cryotherapy dan microanalysis. Fasilitas ini
dirasakan terus berkembang mengingat angka kunjungan yang cukup tinggi dan
meningkat dari tahun ke tahun.
Disamping itu, sejak tahun 2007, Puskesmas Tanah Sareal dalam rangka memperluas
jangkauan pelayanan dan memberikan kenyamanan pelayanan mengembangkan konsep
ramah lansia dan ibu hamil. Konsep ramah lansia dan ibu hamil yang mengutamakan
pelayanan pada lansia dan ibu hamil ini tampaknya cukup memberikan daya ungkit dalam
peningkatan kunjungan lansia.
Puskesmas Tanah Sareal menerapkan Sistem Manajemen Informasi Puskesmas
dengan sistem komputer terpadu, mulai dari pendaftaran, pengisian ICD X sehingga dapat
dihasilkan register rawat jalan dan laporan LB 1 pada akhir bulan. Selain itu, yang masih
dalam pengembangan adalah komputeriosasi dalam rekapitulasi administrasi obat, hasil
laboratorium dan kegiatan KIA. Sistem yang sudah berjalan sudah terbukti mempercepat
pelayanan pendaftaran dan kemudahan dalam pelaporan LB 1, di mana hasil rekapnya
sudah kompatibel dengan sistem pelaporan komputer yang dipakai oleh provinsi dan kota.
Selain kegiatan dalam gedung, ada pula kegiatan luar gedung berupa kegiatan
posyandu, posbindu, kelas gizi, kelas ibu dan pertemuan rutin kader lingkungan
(termasuk kader jumantik) sangat berperan dalam mewujudkan RW siaga.
11
B. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Essensial
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
Promosi Kesehatan Puskesmas adalah upaya Puskesmas dalam melaksanakan
pemberdayaan kepada masyarakat untuk mencegah penyakit dan kesehatan, baik
individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri. Promosi Kesehatan
Puskesmas juga mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat.
Upaya promosi kesehatan dilakukan agar masyarakat mampu berperilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Upaya ini sebagai bentuk pemecahan masalah-masalah
kesehatan yang di hadapinya, baik masalah kesehatan yang diderita maupun yang
berpotensi mengancam, secara mandiri. Di samping itu, Petugas Puskesmas
diharapkan mampu menjadi teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk
melakukan PHBS. Kegiatan Promosi Kesehatan dilakukan oleh semua petugas
Puskesmas.
Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan di Puskesmas Tanah Sareal dilakukan di
dalam gedung dan di luar gedung. Kegiatan- kegiatan tersebut antara lain :
a. Komunikasi Inter Personal dan Konseling (KIP-K) dilakukan di klinik khusus
dan unit pelayanan.
b. Penyuluhan langsung dan tidak langsung (penyebaran leaflet,brosur, pemutaran
video, informasi melalui running text, poster, spanduk, banner dan papan
informasi) di dalam gedung.
c. Pengkajian PHBS di institusi Kesehatan.
d. Pengkajian dan Pembinaan PHBS di Tatanan Rumah Tangga.
e. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat melalui penyuluhan kelompok di
masyarakat.
f. Pembinaan UKBM.
g. Pembinaan Kelurahan dan RW Siaga Aktif.
h. Pemberdayaan individu/ Keluarga melalui Kunjungan Rumah.
i. Pembinaan dan Monev Kawasan Tanpa Rokok (KTR).
j. Melakukan advokasi dan aktif menjalin kerjasama lintas sektor.
12
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
Pelayanan Keshetan Lingkungan merupakan upaya pelayanan yang berbasis
lingkungan dengan tujuan dapat menyelesaikan berbagai masalah sanitasi yang ada
di lingkungan. Menurut teori Blumm, lingkungan mempunyai konstribusi besar
terhadap derajat kesehatan masyarakat sekitar empat puluh persen. Oleh karena itu
program ini sangat penting bertujuan untuk mewujudkan lingkungan kota yang sehat
melalui pengendalian faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan,
beberapa aspek lingkungan yang membutuhkan perhatian adalah tersedianya air
bersih, sanitasi dan lingkungan pemukiman yang sehat, serta keamanan pangan yang
memenuhi syarat kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Pendataan Sanitasi Dasar (rumah sehat, air bersih, sarana jamban, sarana
sampah dan sarana pembuangan air limbah)
b. Inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) berupa peninjauan, pemeriksaan
dan pembinaan untuk mencari besarnya sarana sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan. Kemudian membuat pemetaan daerah rawan IKL yang terdiri dari:
1) IKL (sanitasi) makanan dan minuman (inspeksi dan pembinaan TPM)
2) IKL Raksa
3) IKL tempat tempat umum (TTU)
c. Pelayanan Kesehatan Lingkungan (YANKESLING), kegiatan ini
bertujuan untuk penyelesaian masalah sanitasi yang berhubungan dengan
penyakit berbasis lingkungan, bagi pasien yang dirujuk untuk berkonsultasi ke
Pelayanan Kesehatan Lingkungan.
d. Intervensi Sanitasi (apabila ditemukan kasus di Pelayanan Kesehatan
Lingkungan dengan kunjungan ke rumah).
e. Pengendalian Vektor, berupa kegiatan pengawasan tempat potensial
perindukan vektor di pemukiman dan pemberdayaan pokja potensial
pemberantasan vektor ( kader jumantik ).
f. Berkoordinasi dengan kader siaga lingkungan dalam konteks kelurahan
siaga sehingga kegiatan promkes berupa surveillance berbasis masyarakat dapat
berfungsi dan tanggap dalam keadaan kegawatdaruratan, seperti KLB DBD dll.
13
3. Pelayanan KIA-KB
Program Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB) merupakan dua
pelayanan dasar pada ibu dan anak yang bersinergi dalam upaya langsung untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Program ini bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga melalui peningkatan pengetahuan dan
kemampuan keluarga dalam bidang kesehatan Ibu dan Anak. Program pelayanan
kesehatan dimulai dari Pemeriksaan Ibu Hamil, Pelayanan Persalinan, Pelayanan Ibu
Nifas, Pelayanan Kesehatan Neonatus dan Bayi, serta Pelayanan Kesehatan Balita
(Anak Usia Prasekolah).
Pelayanan kepada masyarakat di wilayah kerja dilakukan melalui kegiatan KIA di
10 posyandu yang ada di Kelurahan Tanah Sareal. Selain pelayanan KIA yang
dilaksanakan rutin setiap bulan, juga dilaksanakan kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu
balita.
Selain itu, pelayanan persalinan di Puskesmas Tanah Sareal terdiri dari 6 buah
tempat tidur dengan perincian 2 tempat tidur di VK, 1 tempat tidur di UGD PONED,
3 tempat tidur di ruang nifas serta bidan yang siap melayani 24 jam (tinggal di
tempat).
4. Pelayanan Gizi
Pelayanan gizi di Puskesmas meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. Kegiatan pelayanan ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas baik
didalam gedung maupun diluar gedung.
a. Kegiatan Luar Gedung
1) Penimbangan Balita
Penimbangan bayi dan balita bertujuan untuk memantau pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan balita pada setiap bulannya. Cakupan D/S di
wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal pada tahun ini yaitu 66,7%. Upaya
yang telah dilakukan yaitu dengan cara satu kader memantau balita yang ada
di setiap RT minimal satu orang kader memantau 10 orang balita. Hal ini
dilakukan untuk memudahkan dalam proses sweeping dan memantau balita
14
yang ditimbang, sehingga diharapkan meningkatkan cakupan angka D/S di
Posyandu.
2) ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah
kematian pada anak. Pemberian ASI Eksklusif yaitu hanya memberikan ASI
sampai anak usia 6 bulan. Cakupan ASI Eksklusif di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Sareal pada tahun ini yaitu 40,8%. Hal ini dapat terjadi
karena kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya pemberian
ASI. Untuk meningkatkan capaian ASI Eksklusif, diadakan kelas ASI,
dimana kegiatan ini berlangsung selama 6 bulan dengan peserta yag sama dan
memiliki tujuan yaitu untuk memantau pemberian ASI Eksklusif kepada bayi.
Selain kegiatan kelas ASI, kegiatan lainnya yang dapat mendukung ASI
Eksklusif yaitu memberikan konsultasi ASI kepada calon pengantin.
3) Bulan Penimbangan
Kegiatan bulan penimbangan balita bertujuan untuk mengetahui status
gizi dari keseluruhan jumlah balita. Dari hasil penimbangan BB/U untuk
kategori underweight, didapatkan hasil 3,5%. Untuk balita dengan kategori
underweight akan mendapatkan konseling atau penyuluhan pada saat di
posyandu dan pemantauan agar status gizi tidak menurun dan diharapkan
dapat mencapai status gizi yang optimal.
Berdasarkan hasil pengukuran menurut TB/U untuk kategori stunting,
didapatkan hasil 3,7%. Untuk balita dengan kategori sangat pendek dan
pendek mendapatkan PMT, penyuluhan dan konseling serta pemantauan
setiap bulan. Untuk kegiatan pencegahan stunting, selain dilakukan kegiatan
penyuluhan, juga diadakan kelas ASI yang salah satu tujuannya yaitu untuk
mencegah terjadinya stunting.
Berdasarkan hasil pengukuran menurut BB/TB untuk mengetahui status
gizi, didapatkan hasil 1,9%. Untuk balita dengan kategori kurus, diberikan
PMT biskuit, puding, susu serta konseling mengenai pemberian dan
pengaturan makanan di Puskesmas.
15
4) Vitamin A Balita
Pemberian vitamin A pada balita dilakukan untuk mencegah kekurangan
vitamin A dan kebutaan (buta senja) dan juga untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh, sehingga dapat mengurangi kejadian kesakitan dan
kematian pada balita seperti campak dan diare.
Cakupan pemberian vitamin A di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal
pada tahun ini sebesar 94.9%.
5) Vitamin A Ibu Nifas
Pemberian vitamin kepada ibu nifas bertujuan untuk membantu
pembentukan ASI yang berkualitas yang dibutuhkan bayi. Cakupan vitamin
A pada Ibu Nifas yaitu sebesar 100%.
6) Ibu Hamil Anemia
Cakupan ibu hamil dengan anemia di Puskesmas Tanah Sareak adalah.
Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah ibu hamil dengan anemia
yaitu konseling gizi, pemeriksaan rutin dan pemberian PMT.
7) FE 1 dan FE 3
Cakupan ibu hamil yang mendapat tablet tambah darah di wilayah kerja
Puskesmas Tanah Sareal yaitu sebesar 97,4%.
8) Garam Beryodium
Yodium merupakan zat gizi mikro yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan mental. Untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang
pentingnya menggunakan garam beryodium maka dilakukan penyuluhan
dengan harapan kedepannya setiap keluarga dapat menggunakan garam yang
mengandung yodium yang sesuai.
9) Anemia Remaja Putri
Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada Rematri bertujuan untuk
mengurangi jumlah anemia pada remaja putri dan untuk menghindari masalah
akibat kurangnya gizi seperti stunding dan penyakit tidak menular ketika
dewasa.
16
10) Penyuluhan CATIN (Calon Pengantin)
Penyuluhan pada Calon Pengantin (CATIN) dilakukan di Kantor Urusan
Agama (KUA) di Kecamatan Tanah Sareal. Materi yang diberikan yaitu
tentang 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang dimulai dari persiapan
perkawinan, masa kehamilan, saat melahirkan, masa setelah melahirkan dan
perawatan serta pengasuhan anak. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan
edukasi dan informasi kesehatan bagi calon pasangan suami istri.
b. Kegiatan Dalam Gedung
Kegiatan gizi dalam gedung berupa Klinik Gizi. Klinik Gizi melayani
konseling dari mulai balita, remaja, dewasa dan lansia. Gizi merupakan salah satu
faktor penentu untuk mencapai kesehatan yang prima dan optimal. Masalah gizi
dapat menurunkan status kesehatan yang akan berdampak buruk pada kualitas
sumber daya manusia. Oleh karena itu, upaya penanggulangan masalah gizi di
masyarakat harus ditingkatkan melalui peningkatan kesehatan dan ekonomi.
Gizi diperlukan untuk dapat tetap hidup, tumbuh dan berkembang bahkan
sejak awal kehidupan manusia. Pelayanan pada balita yaitu konseling masalah
gizi, penyaluran Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Stimulasi Deteksi
Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) dan konseling menyusui pada ibu
yang masih memiliki bayi.
Pelayanan pada dewasa yaitu pemberian konseling dan pemberian Fe pada
Calon Pengantin serta ada pelayanan konsultasi bagi pasien dengan penyakit tidak
menular. Pemberian edukasi dan informasi gizi juga dilakukan pada kelompok
Prolanis Puskesmas Tanah Sareal, Ibu Hamil dan Ibu Menyusui.
c. Pelayanan Gizi Berintegrasi
1) Penjaringan Kesehatan di Sekolah
Penjaringan kesehatan di sekolah dilakukan pada siswa tahun ajaran baru.
Manfaat dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui status kesehatan pada
siswa baru. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi penimbangan berat badan,
pengukuran tinggi badan, pemeriksaan fisik, tes buta warna, tes gangguan
emosional, tes mata serta PTM lainnya.
17
Pada bidang gizi dilakukan penimbangan dan pengukuran untuk
mengetahui status gizi pada siswa/siswi di sekolah.
2) Dokter Kecil (Dokcil) dan PKPR
Kegiatan Dokcil dan PKPR untuk meningkatkan pemahaman dan
kemampuan para kader kesehatan disekolah, sehingga diharapkan dapat
menjadi peloppor kesehatan untuk hidup bersih dan sehat baik bagi dirinya
sendiri maupun lingkungannya.
18
b. Pemberantasan Penyakit Diare
Penyakit diare merupakan penyakit menular berbasis lingkungan yang masih
menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Hal ini diaibatkan karena masih rendah
nya pengetahuan masyarakat tentang sanitasi serta kebiasaan masyarakat yang
tinggal di bantaran sungan masih menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-
hari.
Kasus diare yang diobati di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal pada
tahun 2020 yaitu terdapat 414 kasus.
c. Pemberantasan Penyakit TBC
Penyakit TBC di Indonesia masih menjadi penyebab kematian nomor satu
pada penyakit infeksi. Sampai saat ini TBC Paru di Kelurahan Tanah Sareal
masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian
khusus. Kegiatan penemuan kasus dan pengobatan penderita TBC Paru BTA+
merupakan kegiatan strategis dalam penanggulangan penyakit tersebut karena
dengan menangani tuntas penderita BTA+ artinya rantai penularan dapat
diputuskan dan kematian akibat penyakit TBC dapat dicegah.
Sejak tahun 1998, pelaksanaan pemberantasan TBC di Kota Bogor
menerapkan strategi DOTS (Directly Observe Treatment Shortcures) dimana
pengobatan dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dan terapi
dipantau oleh Pemantau Menelan Obat (PMO). Kegiatan penanganan kasus TB
Paru di Puskesmas Tanah Sareal dilakukan mulai dari konseling dan penyuluhan
tentang penyakit TBC dan terapinya hingga membuat perjanjian antara pasien dan
PMO dengan tujuan agar pasien sadar dan patuh dalam menjalankan pengobatan.
d. Pemberantasan Penyakit Kusta
Pada tahun 2020, di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal tidak ditemukan
kasus penderita kusta. Walaupun tidak ditemukan kasus kusta, tetapi perlu tetap
waspada dan melakukan deteksi sebagai upaa pencegahan terjadinya penyakit
kusta. Selain itu juga dapat dilakukan penyuluhan mengenai penyakit kusta.
e. Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-LB)
Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-LB) merupakan suatu
sistem yang mampu mengantisipasi dan mencegah kejadian luar biasa akibat
19
penyakit menular yang dapat dilakukan dengan cara pengumoulan, pengolahan
dana analisa data dari semua pelayanan di Puskesmas Tanah Sareal. Berikut
kegiatan yang dilakukan diantaranya yaitu:
1) Laporan W2 yang merupakan laporan mingguan berisi data penyakit potensial
wabah yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan Sistem Kewaspadaan
Dini (SKD-KLB)
2) Adanya tenaga surveilans yang mampu mengantisipasi kewaspadaan dini
sebelum dan sesudah terjadi Kejadian Luar Biasa
3) Adapun bentuk kewaspadaan dini yang dikembangkan di masyarakat dalam
kelurahan siaga adalah:
a) Sistem pelaporan cepat terhadap kejadian/penyakit bencana menular akut
seperti DBD termasuk kematian massal pada unggas (kewaspadaan flu
burung) yang diterima oleh petugas puskesmas yang buka pelayanan 24
jam
b) Kader siaga lingkungan yang terlatih dalam kewaspadaan dini dan
kegawatdaruratan
f. Imunisasi
Program imunisasi ini selalu menjadi fokus utama kegiatan pencegahan
penyakit, mengingat pelaksanaan imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tanah
Sareal meliputi:
1) Imunisasi bayi yang bertujuan mencegah penyakit menular pad bayi dan
balita. Imunisasi dasar tersebut adalah BCG, DPT I-II-III, Polio I-II-III-IV,
Hepatitis I-II-III, campak dan rubella.
2) Imunisasi ibu hamil dan CATIN bertujuan untuk mencegah terjadinya
kematian bayi akibat tetanus neonatorum dengan cara pemberian vaksin TT
pada ibu hamil sebanyak dua kali dengan melihat status imunisasi TT
sebelumnya.
3) Imunisasi bagi anak sekolah bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit
menular. Dapat dicegah dengan imunisasi pada anak-anak SD dengan cara
pemberian vaksin DT dan campak. Bagi siswa kelas satu (siswa baru) dan
20
pada siswa usia dibawah 7 tahun mengunakan vaksin DT. Sedangkan untuk
usia diatas 7 tahun mengunakan vaksin Td.
C. UPAYA PENGEMBANGAN
1. UKS
Program Usaha Kesehatan Sekolah merupakan pengembangan dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak, dengan sasaran anak Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Kegiatan UKS meliputi
tiga aspek, yaitu pendidikan, pembinaan lingkungan dan pelayanan.
Adapun tujuan UKS adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi
belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
derajat kesehatan peserta didik dan menciptakan lingkungan yang sehat. Sedangkan
secara khusus tujuan UKS adalah memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi
derajat kesehatan peserta didik yang di dalamnya mencakup:
a. Memiliki pengetahuan, sikap, dan ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup
sehat, serta berpatisipasif aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah
dan di perguruan agama, di rumah tangga, maupun di lingkungan masyarakat
b. Sehat, baik dalam arti fisik, mental, social, maupun lingkungan
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan
narkoba, alkohol, dan kebiasaan merokok serta hal-hal yang berkaitan dengan
masalah pornografi dan masalah sosial lainnya. Kegiatan ini dilakukan dalam
wadah Program PKPR (Pelayanan Kesehatan Perduli Remaja)
d. Kesinambungan Program UKS dari anak pra sekolah dan usia sekolah sampai
tingkat SMU meliputi TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMU/SMK/MA
e. Pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan
f. Peran aktif kader UKS atau Kader Kesehatan Remaja dalam kegiatan penjaringan,
kegiatan minum obat cacing, imunisasi anak sekolah dll yang terkoordinasi dalam
piket UKS
21
2. Perkesmas/CHN
Hampir seluruh negara di dunia menunjukkan bahwa tenaga keperawatan
merupakan tulang punggung sistem pelayanan kesehatan; perawat dan bidan
seringkali menjadi pemberi pelayanan utama. Menurut World Bank cara pembiayaan
yang paling efektif untuk pelayanan kesehatan dasar yang utama adalah melalui
kombinasi strategi kesehatan masyarakat dengan suatu paket pelayanan kesehatan
dasar, yang hampir seluruhnya dapat dilakukan oleh tenaga keperawatan.
CHN adalah suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan
antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif
masyarakat, serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan, untuk ikut
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam
upaya kesehatannya.
Metode yang digunakan dalam pelayanan keperawatan dirumah adalah proses
keperawatan dengan melibatkan secara aktif pasien/klien dan anggota keluarganya.
Proses keperawatan adalah sekumpulan tindakan yang terpilih secara matang
dalam usaha memperbaiki status kesehatan pasien/klien serta menambah kemampuan
mereka dalam mengatasi masalah kesehatan. Pelaksanaan dari proses keperawatan
disebut Asuhan Keperawatan, yang mana merupakan bantuan, bimbingan,
penyuluhan, dan pengawasan atau perlindungan yang diberikan oleh seorang tenaga
keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien/klien sehingga mereka dapat
mandiri.
22
Sedangkan kegiatan preventif (pencegahan) melalui UKGS dan UKGM, untuk
kegiatan kuratif (pengobatan) dilaksanakan di Poli Gigi Puskesmas.
4. Kesehatan Lansia
Kesehatan lansia memiliki tujuan meningkatkan kesejahteraan usia lanjut
melalui kegiatan Kelompok Usia Lanjut dalam masyarakat sehingga terjadi
peningkatan aspek pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan.
Sejak tahun 2007, kegiatan Lansia termasuk dalam program inovatif Klinik
Ramah Lansia di Poli Terpadu Sentra Keperawatan.
5. Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi
yang memungkinkan perkembangan fisik, mental dan sosial individu secara optimal
dan selaras dengan orang lain.
Ruang lingkup kesehatan jiwa cukup luas sehingga masalah kesehatan jiwa
yang ditangani oleh program kesehatan jiwa bersifat kompleks dan meliputi gangguan
jiwa dan syaraf, gangguan psikososial, gangguan perkembangan manusia yang
harmonis dan peningkatan kualitas hidup.
Pelayanan kesehatan jiwa merupakan upaya kesehatan jiwa yang langsung
ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
23
D. UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
1. Rawat Jalan
Pelayanan Rawat Jalan di Puskesmas Tanah Sareal terdiri dari:
a. Poli Umum
Poli umum di Puskesmas Tanah Sareal terdiri dari poli anak, poli umum dan
poli lansia. Pelayanan pasien anak terpisah dari orang dewasa, sebagai salah satu
upaya untuk mendukung Puskesmas Ramah Anak. Poli Lansia juga terpisah dari
pasien umum dewasa yang lain, karena Puskesmas Tanah Sareal termasuk
Puskesmas Ramah Lansia. Selain itu juga melayani Pemeriksaan kesehatan untuk
pembuatan surat sehat dan pemeriksaan fisik calon jemaah haji.
Saat pelayanan poli anak, khusus untuk balita dilaksanakan penanganan
khusus dengan program MTBS. MTBS merupaka suatuu pendekatan keterpaduan
dalam tatalaksana balita sakit meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia, diare, campak, infeksi telinga, malnutrisi dan upaya promotif serta
preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian
makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita dan
menekan morbiditas karena penyakit tersebut.
b. Poli Gigi
Poli Gigi di Puskesmas Tanah Sareal memiliki dua dokter gigi dan satu
perawat gigi, melayani perawatan dasar seperti penambalan dan pencabutan gigi
pada pasien anak dan dewasa.
c. Poli KIA
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana merupakan dua pelayanan
dasar pada ibu dan anak yang bersinergi dalam upaya langsung menurunkan
Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
d. Farmasi
Pelayanan kefarmasian terbagi dalam dua kegitana yaitu pengelolaa sedian
farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) serta pelayanan farmasi klinik.
24
Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP serta pelayanan farmasi klinik di
puskesmas merupakan satu rangkaina kegiatan yang saling terkait satu dengan
yang lain, oleh karena itu sebagai upaya dalam peningkatan pelayanan kesehatan
maka obat harus selalu tersedia di Puskesmas. Jenis dan jumlah obat yang tersedia
harus sesuai dengan kebutuhan dan pola penyakit yang ada, untuk itu pengelolaan
obat untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dasar harus dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
Penyimpanan obat dilakukan di gudang Obat Puskesmas berdasarkan
ketentuan, yaitu setiap jenis obat disertai dengan pencatatan di kartu stok,
dikelompokan berdasarkan jenis sediaan dan diatur dengan system First In First
Out (FIFO) dan First Expire Date First Out (FEFO).
e. Laboratorium
Laboratorium kesehatan di Puskesmas merupakan salah satu bagian
pelayanan utama yang menunjang kegiatan pelayanan kesehatan di setiap
Puskesmas. Peranan laboratorium di Puskesmas saat ini telah menjadi bagian
yang cukup diperhitungkan , penegakan diagnosa penyakit telah banyak
mensyaratkan untuk didukung dengan data hasil pemeriksaan laboratorium.
f. Klinik IMS
Klinik IMS adalah klinik yang khusus melayani pasien dengan keluhan atau
dugaan penyakit infeksi menular seksual. Pelayanan berupa konsultasi dan
pemeriksaan seperti keputihan dan ganguan pada alat kelamin.
g. Klinik PTM
Klinik PTM melaksanakan kegiatan mulai dari upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif. Pelaksanaan kegiatan ini sudah diintegrasikan dengan
klinik lansia, Posbindu dan Sentra Keperawatan. Puskesmas juga mendapatkan
bantuan alat-alat diagnostik yang canggih seperti treadmill, oksigen purifyer,
EKG, dll. Dan sudah berkoordinasi dengan konsulen yaitu dokter spesialis
penyakit dalam.
25
h. Klinik Penanggulangan Dampak Asap Rokok (PADAR)
Klinik ini melayani pasien dengan masalah merokok. Klinik ini bertujuan
untuk membantu pasien berhenti merokok. Pasien yang datang berasal dari klinik
PTM, rujukan poli, pasien TB dan mandiri. Selain konseling, dapat dilakukan
pemeriksaan smoke analyzer sebagai pemeriksaan penunjang.
i. Yanskesling
Pelayanan Kesehatan Lingkungan merupakan suatu upaya kegiatan yang
mengintegrasikan pelayanan kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif
yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk mengatasi masalah
penyakit berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan pemukiman
yang dilaksanakan oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat
dilaksanakan secara pasif dan aktif, baik di dalam maupun di luar gedung.
Pelayanan Kesehatan Lingkungan di Puskesmas Tanah Sareal dilakukan
guna memberikan pendokumentasian kasus penyakit berbasis lingkungan,
konseling, kunjungan rumah untuk penemuan populasi at risk dan intervensi
rencana tindak lanjut (intervensi sanitasi).
2. Rawat Inap
Rawat Inap Puskesmas Tanah Sareal beropersi sejak tahun 2013,memiliki 3
ruang rawat dengan kapsitas 12 tempat tidur terdiri dari 4 tempat tidur laki-laki.4
tempat tidur perempuan dan 4 tempat tidur anak-anak. Pada tahun 2018 kriteria BOR
(Bed Occupancy Ratio) masih dibawah standar karena rata-rata kunjungan pasien
rawat inap kecil dikarenakan posisi Puskesmas Tanah Sareal dekat dengan beberapa
Rumah sakit.
26
3. UGD
Dengan lokasi Puskesmas Tanah Sareal yang strategis dari jangkauan
masyarakat serta jalur jalan satu arah yang sangat rawan terjadinya kecelakaan, oleh
karena itu dibutuhkan pelayanan gawat darurat 24 jam. Adapun kasus gawat darurat
langsung mendapatkan pelayanan di pelayanan 24 jam.
4. PONED
Pelayanan Kesehatan Neonatus dan Bayi, serta Pelayanan Kesehatan Balita
(Anak Usia Prasekolah). Pelayanan persalinan di Puskesmas Tanah Sareal tersedia 3
buah tempat tidur dan bidan yang siap melayani 24 jam, yang didukung oleh
pelayanan USG.
E. UPAYA INOVATIF
1. Bude Sri (Budayakan dengan Selalu Rajin Tensi)
Bude Sri atau Budayakan dengan Selalu Rajin Tensi merupakan salah satu
bentuk inovasi pengendalian Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tanah Sareal
yang melibatkan masyarakat, petugas kesehatan dan kader dalam wilayah sebagai
salah satu upaya pengendalian penyakit hipertensi.
Pelaksanaan program ini didasarkan pada peran serta aktif masyarakat dalam
bentuk pemberdayaan secara mandiri. Sehingga diharapkan akan memberikan
manfaat bagi setiap pihak yang terlibat dalam hal ini masyarakat, petugas kesehatan
dan kader sesuai peran dan kebutuhan masing-masing terutama menjadi motivasi
penderita hipertensi untuk mengikuti pengobatan standar dan meningkatkan kontrol
terhadap tekanan darah.
27
Pelaksanaan kegiatan pelacakan kasus ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)
di Wilayah Puskesmas Tanah Sareal pelaksanaan dimulai bulan Februari s.d Agustus
Tahun 2019 bersama dengan TIM ACT Puskesmas Tanah Sareal dan Tim ACT
RSMM beserta Kader Kesehatan Jiwa.
4. TAMASYA TOGA
Program inovasi “TAMASYA TOGA” ini terbentuk dari hasil dari PIS-PK di
Puskesmas Tanah Sareal yang masih menunjukan keenganan masyarakat untuk
datang kontrol berobat ke puskesmas serta sebagai salah satu alternatif pengobatan
untuk pasien yang masih khawatir terhadap efek samping dari obat non herbal atau
obat yang berbahan kimia. Program inovasi “TAMASYA TOGA” juga menjadi
penunjang dan mendukung terlaksananya program inovasi “MINJAM DASI” dan
tercapai pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Taman Obat Keluarga dan
Keterampilan masyarakat agar dapat melakukan perawatan kesehatan secara mandiri
untuk mengatasi gangguan kesehatan ringan dan memelihara kesehatan.
Kepemilikan
No. Fasilitas Kesehatan
Pemda Swasta Jumlah
1. Puskesmas dengan RB 1 0 1
2. Praktek Perorangan 0 4 4
28
3. Dokter Spesialis 0 2 2
4. Dokter Gigi 0 1 1
5. Bidan 0 1 1
6. Praktek Berkelompok 0 1 1
7. Rumah Bersalin 0 1 1
8. Perusahaan Besar Farmasi 0 0 0
9. Apotek 0 1 1
10. Pelayanan Kesehatan Tradisional Empiris 0 1 1
(Hattra)
Tabel 5.1 Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan
B. Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Tanah Sareal sebagai berikut:
BAB III
PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN
Kegiatan praktik komunitas Kelompok khusus (Bayi, Balita, Ibu Hamil) di RT 01 s/d RT
02 RW 6 Kelurahan Tanah Sareal Kecamatan Bogor Tengah dilaksanakan mulai 8 November
hingga 20 November 2021. Kegiatan sesuai dengan proses keperawatan, yaitu terdiri dari atas
29
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan., implementasi dan evaluasi. Dilakukannya hal
tersebut akan didapatkan suatu rangkaian asuhan keperawatan yang berkesinambungan.
Setelah selesai pengkajian, maka data yang terkumpul di analisa untuk menemukan
masalah keperawatan komunitas yang muncul pada kelompok khusus Ibu dan Anak. Pada
implementasi akan dilaksanakan kegiatan yang telah disusun didalam perencanaan dan
dimusyawarahkan melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) tingkat RW. Setelah rencana
tindakan disepakati oleh peserta, mahasiswa bersama kader melakukan implementasi. Setelah
tahap implementasi selesai dilaksanakan, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah
ditemukan kesenjangan antara perencanaan dan implementasi serta hal yang dapat mendukung
dan menghambat implementasi kegiatan yang telah direncanakan.
A. Persiapan
1. Persiapan Masyarakat
Berupa kegiatan untuk mengenal masyarakat secara langsung di RW 06 kelurahan
Tanah Sareal. Untuk persiapan masyarakat dilakukan melalui pendekatan kepada
ketua RW, ketua RT, tokoh agama, Kader dan masyarakat untuk menyampaikan
maksud dan tujuan prakrik keperawatan komunitas serta strategi yang akan
dilakukan.
2. Persiapan Teknis
Persiapan teknis dalam melakiukan pelayanan keperawatan komunitas yang kami
lakukan diawali :
a. Pada tanggal 08 November 2021 diterima di Puskesmas Tanah Sareal bersama
dengan pihak puskesmas dan pembimbing kampus. Kemudian, diterima di
lingkungan RW 06 bersama ketua RT 01.
b. Pada tanggal 08 November 2021 mendapat arahan dari pembimbing kampus
untuk praktik keperawatan komunitas di Kelurahan Tanah Sareal RW 06.
c. Pada tanggal 08 November sampai 10 November 2021 melakukan pendataan
kesehatan khusus Ibu dan Anak di lingkungan RW 06.
30
mendiskusikan dan memutuskan cara mengatasi masalah kesehatan yang didapatkan hasil
pendataan.
31
Sebelah Timur : RT 2 dan RT 06
Jumlah penduduk RW 06 Kelurahan Tanah Sareal yang dikaji berjumlah 267
jiwa dari 96 KK yang tersebar di 2 RT.
2) Luas wilayah
Wilayah kelurahan Tanah Sareal kecamatan bogor Tengah kota bogor
mempunyai luas wilayah 105 Ha. Khususnya wilayah RW 06
3) Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang dikaji di RW 06 Kelurahan Tanah Sareal yang
dijadikan sampel berjumlah 96 KK, dengan jumlah jenis kelamin yang terdiri
138 laki-laki dan 129 perempuan. Jumlah bayi 10 dengan jenis kelamin laki-
laki 6 orang dan perempuan 4 orang, Jumlah balita 20 dengan jenis kelamin
laki-laki 12 orang dan 8 orang perempuan.
4) Fasilitas Umum
Fasilitas yang ada di RW 06 (RT 01 sampai dengan RT 02) diantaranya
terdapat Mushola di RT 01. Posyandu di RT 01 dan tempat pembuangan
sampah di RT 01.
5) Organisasi Kemasyarakatan
Organisasi kemasyarakatan di RW 06 diantaranya pengajian yang
dilaksanakan setiap hari jumat, Majelis Ta’lim dan kader di RT 01 sampai RT
02 yang masih berperan aktif dalam kegiatan di RW 06.
6) Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan di RW 06 diantaranya terdapat Posyandu dan Posbindu di
RT 01
b. Data Kesehatan
Berdasarkan hasil pengkajian oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes Bandung
Program Studi Keperawatan Bogor pada tanggal 08 November sampai 10
November 2021, terhadap 96 kepala keluarga dengan cara wawancara langsung
dan observasi didapatkan distribusi data sebagai berikut :
I. Data Demografi
a. Usia
32
Diagram 3.1 menunjukkan hasil penduduk RW 06 Kelurahan Tanah Sareal
berjumlah 267 orang, terdiri dari usia bayi 0-12 bulan sebanyak 10 orang
(4%), usia balita 1-5 tahun sebanyak 20 orang (8%), usia sekolah 6-11 tahun
sebanyak 31 orang (12%), usia remaja 12-18 tahun sebanyak 27 orang (9%),
usia dewasa 19-45 tahun sebanyak 113 orang (42%), dan lansia >46 tahun
sebanyak 68 orang (25%).
b. Jenis Kelamin
33
Dari diagram 3.2 menunjukkan hasil penduduk RW 06 Tanah Sareal
sebanyak 267 orang, berjenis kelamin laki-laki sebanyak 138 orang (52%)
dan berjenis kelamin perempuan 129 orang (48%)
c. Agama
34
d. suku
e. Pekerjaan
35
Dari diagram 3.5 menunjukkan hasil pekerjaan KK di RW 06 kelurahan
Tanah Sareal sebanyak 96 KK bekerja sebagai TNI 1 KK (1%), Pedagang
sebanyak 3 KK (3%), pegawai swasta sebanyak 36 KK (38%), petani 1 KK
(1%), buruh sebanyak 31 KK (32%) orang, IRT sebanyak 21 KK (22%) , dan
lain lain sebanyak 3 KK (3%).
f. Status Pendidikan
36
Dari diagram 3.7 menunjukkan data status ekonomi perbulan penduduk RW
06 Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 25 KK (26%) berpenghasilan
<500.000, sebanyak 24 KK (25%) berpenghasilan 500.000-1.000.000,
sebanyak 30 KK (31%) berpenghasilan 1.000.000-2.000.000, sebanyak 17
KK (18%) berpenghasilan >2.000.000.
37
pneumonia (4%), sebanyak 14 orang menderita caries (47%), sebanyak 1
orang menderita asma (3%), sebanyak 1 orang menderita sembelit (3%),
dan sebanyak 6 orang tidak memiliki masalah kesehatan (20%).
38
Dari diagram 3.10 menunjukkan hasil bahwa bayi dan balita RW
06 Kelurahan Tanah Sareal sebagian besar sudah melakukan imunisasi
lengkap sebanyak 25 orang (83%) dan sebagian kecil belum melakukan
imunisasi lengkap sebanyak 5 orang (17%) dikarenakan ada yang belum
cukup umurnya.
39
Dari diagram 3.11 menunjukkan hasil bahwa sebanyak 9 bayi (90%) di
beri ASI dan sisa nya 1 bayi (10%) tidak diberikan ASI dengan alasan ASI
tidak keluar, ibu bayi bekerja dan bayi diberi susu formula.
40
5) Pengetahuan Ibu tentang tumbuh kembang bayi dan balita
c. Kesehatan Ibu
41
Dari Diagram 3.14 menunjukkan hasil sebagian besar ibu hamil di RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 3 orang (50%) mengetahui masa
kehamilan dan 3 orang (50%) tidak mengetahui masa kehamilan.
42
3) Mendapatkan suntikan TT
43
Dari diagram 3.17 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan
Tanah Sareal sebanyak 6 orang (100%) mengkonsumsi obat penambah
darah.
44
Dari diagram 3.19 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan
Tanah Sareal seluruh ibu tidak melakukan perawatan payudara (100%).
45
Dari diagram 3.21 menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06 Kelurahan
Tanah Sareal seluruh ibu menjadi akseptor KB (100%).
46
Dari diagram 3.23 menunjukkan hasil seluruh penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 30 orang bayi dan balita (100%)
berobat saat bayi/balita saat sakit.
47
Dari Diagram tersebut menunjukkan hasil bahwa penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 16 KK tidak menggunakan fasilitas
kesehatan karena terkendala biaya sebanyak 10 KK (62%) dan 6 KK
(38%) tidak menggunakan fasilitas kesehatan karena faskes tersebut sulit
untuk dijangkau
5) Keikutsertaan Posyandu
48
Dari diagram 3.27 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW
06 Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 29 bayi/balita (97%) aktif
keikutsertaan di posyandu secara rutin (sebelum pandemik) dan sebanyak
1 bayi/balita (3%) tidak aktif keikutsertaan di posyandu (tidak rutin).
6) Pengetahuan PHBS
49
Dari diagram 3.28 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 66 KK (69%) sudah mengetahui
mengenai PHBS dan sebanyak 30 KK (31%) tidak mengetahui mengenai
PHBS.
1) Rumah tinggal
2) Ventilasi
50
Dari diagram 3.30 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 12 KK (12%) memiliki lubang angin
dan jendela terbuka, sebanyak 69 KK (72%) memiliki lubang angin dan
jendela kecil, dan sebanyak 15 KK (16%) memiliki jendela tetapi tertutup.
3) Pencahayaan
51
membaca tulisan dan sebanyak 26 KK (27%) samar samar dapat membaca
huruf kecil.
4) Penerangan
5) Kebersihan
52
rumah serba bersih dan teratur dan sebanyak 46 KK (48%) memiliki
kebersihan rumah kotor acak-acakan dan berdebu.
53
Dari diagram 3.35 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 50 KK (52%) mengkonsumsi air
minum dimasak, sebanyak 45 KK (47%) mengkonsumsi air isi ulang dan
sebanyak 1 KK (1%) mengkonsumsi air kemasan.
54
Dari diagram 3.37 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 86 KK (90%) membersihkan
penampungan air kurang dari satu minggu sekali dan sebanyak 10 KK
(10%) membersihkan penampungan air lebih dari satu minggu sekali.
a. Penyimpanan makanan
56
b. Peralatan makanan
57
Dari diagram 3.42 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 60 KK (62%) melakukan aktivitas fisik
dan sebanyak 36 KK (38%) tidak melakukan aktivitas fisik.
3) Merokok
58
Dari diagram 3.44 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 71 KK (74%) tidak merokok dan
sebanyak 25 KK (26%) merokok.
59
Dari diagram 3.46 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 60 KK (62%) melakukan cek kesehatan
secara rutin dan sebanyak 36 KK (38%) tidak cek kesehatan secara rutin.
7) Menggunakan jamban
60
Dari diagram 3.48 menunjukkan hasil sebagian besar penduduk RW 06
Kelurahan Tanah Sareal sebanyak 96 KK (100%) tidak menggunakan
jamban.
ANALISA DATA
Wawancara
61
2. Hasil Angket Tingginya angka kejadian
Menurut hasil angket masyrakat RW 06 didapatkan Caries gigi pada balita di
hasil : rw 06 (1)
- Sebanyak 14 dari 20 balita (78%) mengalami
carries
Wawancara
- 14 dari 20 ibu mengatakan anaknya jarang
menggosok gigi
- 20 anak sering mengonsumsi makanan manis
- 14 dari 20 ibu mengatakan kurang
memahami tentang pentingnya oral hygiene
Observasi
- 14 dari 20 tampak anak mengalami carries
62
berobat ke puskesmas
- Beberapa ibu mengatakan 2 bulan terakhir
anaknya mengalami diare, asma, pneumonia
- Beberapa ibu kurang memahami pentingnya
cuci tangan
- Kader mengatakan ingin mendapatkan
informasi mengenai DBD karena sudah ada
angka kejadian di rw 06
- Kader mengatakan kasus DHF di rw 06 tidak
ada namun setiap seminggu sekali sering di
cek jentik nyamuk ke setiap rumah warga
Observasi
- Beberapa anak makan makanan sembarangan
- Lingkungan disekitar rumah warga terlihat
kurang bersih
- Beberapa anak tampak tidak mencuci tangan
sebelum makan
- Terdapat genangan air di lingkungan RW 06
Tanah Sareal
63
mengetahui menu makanan sehat saat hamil
- Sebanyak 12 KK (48%) menggunakan KB
IUD, suntik sebanyak 8 KK (32%), dan PIL
sebanyak 5 KK (20%)
Wawancara
- Beberapa ibu mengatakan belum mengetahui
tentang KB
- Beberapa ibu mengatakan belum mengetahui
menu makanan pada ibu hamil
- Beberapa ibu tidak mengetahui jenis alat
kontrasepsi yang akan digunakan
- Beberapa ibu tidak menduga kehamilan
- Ibu hamil belum mengetahui tentang
makanan sehat untuk ibu hamil
64
- Masyarakat RW 06 tidak ada yang patuh
akan prokes 5M
2. Diagnosa Keperawatan
65
66
Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas
67
Sareal
5 Kesiapan peningkatan 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 38 Diagnosis 5
Nutrisi ibu hamil dan ibu
menyusui di RW 06
Kelurahan Tanah sareal
68
Keterangan
Keterangan score
A. Resiko terjadi 1. Sangat rendah
B. Resiko parah
2. Rendah
C. Potensial untuk Penkes
D. Minat masyarakat 3. Cukup
69
RENCANA KEPERAWATAN
D.Kp TUM TUK Strategi Rencana kegiatan sumber Wkt Tmp Kriteria Standar PJ
1
balita
2
mencegah
masalah
kesehatan
diare
3
an dan diharapkan pada balita kesehatan system tumbuh i tumbuh azzahra
perkemba Risiko mengenai gizi kembang kembang
ngan pada gangguan 2. seimbang pada Pra sarana : pada balita pada
balita di pertumbuha Meningkatnya balita balita
pengetahuan 1. 2.
RW 06 n pada mahasiswa
Kelurahan balita tidak masyarakat 3. Demonstrasi Meningkat 2. 80%
Tanah terjadi mengenai gizi seimbang 2. leaflet nya warga
Sareal pertumbuhan pada balita dan materi pengetahu khususny
pada balita ppt an a ibu
masyaraka dengan
3. Mencegah t rw 06 anak
bertambahnya khusunya balita
gangguan ibu dengan mengeta
pertumbuhan anak balita hui
pada balita di mengenai tentang
RW 06 tumbuh tumbuh
Kelurahan kembang kembang
Tanah Sareal, pada balita pada
Kota Bogor balita
4
Tanah ibu 2. ibu hamil dan ibu mahasiswa ibu dan ibu
sareal menyusui Meningkatnya menyusui menyusui menyusu
teratasi pengetahuan 2. leaflet i
masyarakat ibu 3. demontrasi dan materi 2.
hamil dan ibu protocol ppt Meningkat 2. 80%
menyusui di kesehatan 5 M nya warga
rw 06 pengetahu khususny
mengenai gizi an a ibu
seimbang dan masyaraka hamil
pola makan t rw 06 dan ibu
yang baik pada khusunya menyusu
ibu hamil dan ibu hamil i
ibu menyusui dan ibu mengeta
menyusui hui
3. mengenai penting
Meningkatnya gizi gizi
prilaku hidup seimbang seimban
sehat dan pada ibu g pada
bersih pada hamil dan ibu hamil
warga rw 06 ibu dan ibu
menyusui menyusu
i
5
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.uny.ac.id/9073/3/BAB%202%20-%2010604227003.pdf
http://eprints.umm.ac.id/52155/40/BAB%20II.pdf
https://www.scribd.com/doc/21737318/Kesehatan-Ibu-Dan-Anak