Penyebaran Islam Di Kalimantan Timur
Penyebaran Islam Di Kalimantan Timur
Penyebaran Islam Di Kalimantan Timur
A. Letak Geografis
yang apabila dibandingkan dengan empat provinsi yang ada di pulau Kalimantan,
Kalimantan Timur merupakan yang paling luas. Bahkan jika disejajarkan dengan
wilayahnya jugs meliputi beberapa pulau kecil yang tersebar diperairan Selat
Mkassar. Wilayah ini berada pada posisi 4o 24’ Lintang Utara (LU)-2o 2525’
Lintang selatan (LS) dan antara 113o 44’- 119o 00’ Bujur Timur (BJ). Wilayah
1
Tim Penyusun, Profil Provinsi Republik Indonesia (Jakarta: Yayasan Bakti Wawasan Nusantara,
1992), 33.
Luas provinsi ini mencapai 129.066,64 km2 atau 10,55% dari luas
Indonesia dan memiliki populasi sebesar 3,6 juta jiwa. Kaltim merupakan
Balikpapan dan Kotamadya Samarinda yang juga menjadi Ibukota Provinsi ini.
undang No.22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk dua kota dan
Tahun 2007.
Tana Tidung, dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi baru tersebut,
wilayah.
membujur pegunungan Meratus Utara dari barat ke timur yang juga menjadi
2
Ibid., 34.
bagian utara (Lintang Utara) musim hujan berawal pada bulan Oktober-
November ampai bulan Maret-April. Selama enam bulan tersebut bertiup angina
muson timur laut yang banyak membawa uap air. Sebaliknya musim kemarau
berlangsung antara bulai Mei hingga September dan selama musim kemarau
B. Kondisi Politik
Sebagai salah satu daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam
seperti minyak dan gas bumi, batu bara, timh dan lain-lain, Kalimantan Timur
Timur adalah daerah yang penting. Bahkan, jauh sebelumnya daerah ini telah
Hindu yang memang merupakan agama resmi masyarakat ketika itu. Hal ini
yang dominan.
3
Ibid., 35.
dari zama ini dapat dipelajari mengenai kepercayaan atau agama yang dianut
masyarakat.
mereka adalah Kaharingan, penganut agama ini percaya kepada arwah nenek
moyang serta kekuatan gaib yang menguasai alam. Suasan religius-magis sangat
menguasai suku bangsa Dayak, sehingga mereka sangat ditakuti masyarakat lain.
Salah satu tradisi yang cukup ditakuti adalah mengayau atau mencari dan
melindungi suku atau kampung dari pengaruh jahat, mendapat tambahan daya
Orang Dayak juga percaya, bahwa seseorang yang meninggal dunia dan
mempunyai sifat yang baik, maka rohnya akan menjadi baik pula dan akan dapat
memenuhi dunia ini. Di langit tinggal para roh, dewa yang masing-masing
mempunyai tugas sendiri atas kehidupan manusia. Selain dari para dewa di
langit, tinggal pula makhluk gaib yang tinggal di bumi, dewa-dewa itu mereka
dihormati. Selain itu mereka juga percaya kepada roh-roh nenek moyang yang
sudah meninggal dunia. Hal ini jelas pada kebiasaan mengayau untuk menambah
kekuatan gaib seseorang. Mereka percaya bahwa semakin banyak kepala yang
bertambah.4
dengan makhluk-makhluk halus dan ruh-ruh yang menempati tiang rumah, batu
besar, hutan belukar, air. Menurut mereka ruh-ruh itu dapat dibagi dalam dua
orang Dayak, jiwa orang yang sudah mati itu meninggalkan tubuh dan
yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu, dan yang pada umumnya berupa
4
Ibid., 91-92.
5
Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia (Jakarta: Dfjambatan, 1999), 138-139.
pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal abad masehi
dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik
perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual di sana menarik perhatian
pedagang dan menjadi daerah lintasan penting antara India dan Cina.6 Pedagang-
pedagang muslim asal Arab, Persia dan India juga ada yang sampai kepulauan
Indonesia untuk berdagang sejak adab ke 7 Masehi, ketika Islam pertama kali
mula-mula yang telah membawa ajaran Islam ke Indonesia. Pendapat ini berkisar
bahwa pembawa Islsm ke Indonesia adalah orang-orang India atau orang Arab
bercorak Islam, pertumbuhan kerajaan ini tidak dapat dipisahkan dari tiga
peristiwa penting yang terjadi di kawasan Nusantara pada waktu itu, antara lain:
6
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), 191.
7
Ibid., 195.
8
Ibid., 199.
daerah penting penghasil lada, beras, kayu rotan, kayu, sarang burung,
masyarakat sekitar.10
9
Tim Penyusun, Profil Provinsi Republik Indonesia, 16.
10
Fachry Ali, Merambah Jalan Baru Islam (Jakarta: Mizan, 1992), 30.
Kartanegara. Kedua orang ini adalah pendakwah agama Islam yang berasal dari
tanah Minang Kabau. Awalnya mereka ke tanah Bugis dan Makassar untuk
Parangan atau Habib Hasyim bin Musyayakh bin Abdullah bin Yahya yang
11
Adham, Salasilah Kutai, 223.
12
https://www.satuislam.org/tokoh/habib-tunggang-parangan-si-pengislam-raja-kutai/ (9 Juni 2016)
berasal Kota tengah kampar Riau yang telah lama menetap di Sulawesi
Barat. Disini Habib Hasim sebagai seorang ulama dikenal dengan gelar
Kutai pada masa pemerintahan raja Mahkota. Salah satu diantaranya adalah
Bandang pada masa pemerintahan Raja Aji Mahkota yang memerintah dari
tahun 1525 hingga 1589. Datuk Tunggang Parangan berperan besar dalam
menyebarkan Islam bersama Raja Aji Dilanggar atau Aji Gendung gelar
13
Yatim, Sejarah Sejarah Peradaban Islam, 221.
14
Pemerintah Daerah Kalimantan Timur, Silsilah Kutai Kartanegara (Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1979), 106.
Aji Mahkota sejak tahun 1589 hingga 1605, sehingga rakyat Kutai akhirnya
memeluk Islam.
, datanglah misi penyiaran Islam yang dilakukan oleh dua orang ulama dari
Makassar masuk Islam, tetapi beberapa waktu kemudian keluar lagi dari
Tuanku Tunggang Parangan dan Aji Mahkota. Langkah kedua ulama ini
untuk mengajak Aji Raja Mahkota untuk memeluk Islam ditolak. Bahkan
kepada Aji Raja Mahkota untuk mengadu kesaktian, dengan taruhan apabila
Aji Raja Mahkota kalah, maka sang raja harus bersedia untuk memeluk
Islam. Akan tetapi jika Aji Raja Mahkota yang menang, maka Tunggang
Raja Aji Mahkota masuk Islam setelah ia merasa kalah dalam adu
lain kearah hulu hingga Loa Bakung, ke arah pantai hingga Kaniungan,
maka agama Islam dalam waktu yang tidak begitu lama sudah tersebar dari
waktu itu Ibukota kerajaan telah didirikan masjid yang indah, dan disanalah
menjadi pemeluk agama Islam yang taat dan menjadikan juru dakwah yang
16
Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, Membangun Kembali Kebanggaan Budaya Kraton Kutai
Kertanegara, 66.
17
Adham, Salasilah Kutai, 240.
desa Jahitan Layar. Makam tersebut sekarang dapat dilihat di kampung Kutai
baru pada tahun 1606. Diantara para pemeluk Islam yang mula-mula hanya
yang dalam tahun 1606 itu sedang atau masih menduduki tahta kerajaan.19
(1635-1650M).
mangkubumi mewakili raja dalam sebuah acara apabila raja berhalangan hadir
18
H. Dachlan Sjahrani, Samarinda dengan Perkembangan Dakwah Islam (Samarinda, dalam Seminar
Sejarah Masuknya Agama Islam di Kalimantan Timur, 1981), 27.
19
Oemar Dachlan, Seminar Sejarah Masuknya agama Islam di Kalimantan Timur (Samarinda, Panitia
menyambut abad XV Hijriyah, Daerah Tingkat I Provinsi Kalimantan Timur Seksi Ilmu Pengetahuan,
1981), 1.
apabila putra mahkota tersebut belum berumur 21 tahun dan ini tercantum dalam
majelis orang-orang besar arif dan bijaksana. Majelis berisi kaum bangsawan dan
rakyat biasa yang mengerti adat-istiada Kutai, majelis ini bertugas membuat
rancangan peraturan dan di ajukan pada raja. Apabila peraturan tersebut disetujui
Kampung). Menteri diangkat dari keluarga dekat raja atau keturunan bangsawan,
dikenal dengann “Panji salaten”. Tugas dari menteri ini adalah menjalankan
menjalankan hokum dan adat bersama senopati, dan punggawa agar hokum
20
Soetoen, A, Dari Swapraja ke Kabupaten Kutai. (Kabupaten Kutai: Pemerintah Daerah Kabupaten
Kutai. 1975). 54.
dibawah menteri dan sejajar dengan senopati, akan tetapi punggawa lah yang
petinggi atau kepala kampung, dan diangkat berdasarkan jasa terhadap kerajaan
dan berlaku pada kaum biasa, dan kedudukan berada di bawah punggawa, serta
di atasnya.