Uts Seminar Ke SD An - Maulida Erika - 19129258
Uts Seminar Ke SD An - Maulida Erika - 19129258
Uts Seminar Ke SD An - Maulida Erika - 19129258
NIM : 19129258
SEKSI : 19 BKT 09
RESUME 1 MATERI MC
Membawa Acara adalah proses berbicara dengan cara mengatur susunan atau
jalannya acara agar acara tersebut bisa berjalan dengan baik dan tersusun sistematis.Dalam
kegiatan yang diacarakan, selalu ada orang yang bertugas memberitahu dan mengatur
pelaksanaan setiap mata acara. Pergantian dari satu mata acara ke mata acara berikutnya
selalu mengikuti perintahnya. Orang-orang yang terlibat dalam setiap mata acara itu pun
selalu mematuhinya. Lancar tidaknya suatu acara sangat bergantung kepadanya. Dialah yang
disebut pembawa acara. Pembawa acara adalah orang yang mengatur atau memberikan narasi
dan informasi mengenai susunan suatu acara atau kegiatan.
Untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik tidak mudah, ada beberapa hal
yang perlu untuk dimengerti dan dipelajari secara khusus sebagai modal dasar, antara lain :
1. Suara
Suara bagi seorang pembawa acara merupakan modal utama, karena suara
merupakan medium atau alat perantara untuk mengadakan komunikasi dengan
hadirin. Pria dan wanita masing-masing mempunyai volume suara yang berbeda, yang
semua merupakan pembawaan sejak lahir.
Untuk suara pria diharapkan yang keras, berat, mantap dan iramanya berwibawa,
sedangkan suara wanita haruslah lembut namun mantap dan iramanya berwibawa.
Usahakan yang wajar dan tidak dibuat-buat, suara aslilah yang paling baik, dan
sesuaikan pula dengan acara yang dibawakan.
2. Penampilan
b) Penampilannya
3. Kondisi
a) Persiapan
Persiapan bagi seorang pembawa acara perlu sekali, karena tanpa persiapan yang
baik, maka acara yang dibawakan akan gagal.Persiapan yang dimaksud mengenai :
b) Ketenangan
Ketenangan sangat diperlukan bagi MC, walaupun walaupun hal ini hanya
dikaitkan dengan watak manusianya. MC harus berada di tempat penyelenggaraan
minimal 30 menit sebelum acara di mulai. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
mengatur pernafasan, ketenangan, konsentrasi, sekaligus untuk melakukan kordinasi
dengan panitia penyelenggara.
c) Disiplin
Disiplin bagi MC ialah ketepatan waktu dalam membawakan acara yang satu ke
acara yang lainnya. Dan saat acara berlangsung MC harus selalu berada ditempat,
agar apabila ada perubahan acara mendadak, akan dapat dengan mudah teratasi.Suatu
pengorbanan bagi MC adalah “Berangkat lebih awal dan pulang paling ahir”.
4. Teknik
d) Lafal merupaka pembawaan sejal lahir, seorang MC sebaiknya sempurna dan jelas
dalam mengucapkan kalimat.
Contoh : - Huruf desis : s, z
- Huruf hidup : a, i, e, o
e) Redaksi atau susunan kalimat yang sederhana, singkat, jelas, itulah yang baik. Sebab
kalimat panjang dan bertele-tele akan menjemukan bagi yang mendengarkannya.
5. Latihan-latihan
Untuk menjadi MC yang baik memang membutuhkan waktu untuk belajar dan
berlatih. Terutama latihan membaca keras, yang dimaksud tidak membaca dalam hati,
namun disuarakan. Hal ini sangat penting untuk menguatkan atau melemaskan otot-
otot leher. Disamping itu harus sering mencari pengalaman dengan praktek atau
melihat penampilan MC yang sudah senior, dan professional.
1. Pelafalan
Pembawa acara harus mampu melafalkan bunyi bahasa secara tepat agar tidak
menimbulkan kasak-kusuk pendengar. Misal kata "sodara" yang seharusnya
dilafalkan saudara. Jika hal ini sering terjadi, maka perhatian pendengar akan
terganggu dan pelaksanaan acara pun ikut terganggu.
2. Diksi
Diksi merupakan pilihan kata yang digunakan pembawa acara dalam memandu
acara. Kata-kata yang digunakan hendaknya tepat, jelas dan bervariasi. Hal tersebut
untuk mempermudah pendengar dalam memahami. Di samping itu hendaknya
menggunakan kata-kata yang sudah dikenal (akrab) di telinga masyarakat. Misalnya
menggunakan kata "tepat" daripada efektif, kata "hemat" daripada efisien. Memang
kata yang belum dikenal dapat membangkitkan rasa ingin tahu namun akan
menghambat kelancaran berbicara.
3. Intonasi
Selain dari faktor kebahasaan, ada pula faktor nonkebahasaan dalam MC. Faktor
nonkebahasaan yang menunjang keberhasilann seseorang pembawa acara adalah :
1. Sikap tenang menghadapi massa
Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemampuan
dirinya dan rasa percaya dirinya lebih besar.
2. Tampil Mengesankan
Bila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara, pembawa
acara diharapkan dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga
hadirin tidak kecewa, bahkan bila perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan
itu.
4. Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara hiburan dan
tidak resmi)
5. Memiliki suara yang enak didengar
Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi atau
bergema bukan suara yang bernada tinggi dan nyaring melengking.
6. Tidak emosional
Pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang
bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya.
Pembawa acara akan menjadi salah satu pusat perhatian dalam suatu acara.
Keberhasilan suatu acara secara keseluruhan diharapkan dari kemampuan atau ketrampilan
pembawa acaranya.
Harus di pahami bahwa untuk menjadi seorang pembawa acara yang baik, tidak
cukup berbekal suara yang baik saja, akan tetapi di perlukan latihan mental dan fisik yang
cukup, serta di tunjang dengan referensi pengetahuan yang cukup pula, antara lain :
1) Pengetahuan tentang kepemimpinan
2) Mempunyai kepribadian untuk berdiri didepan orang banyak dan tidak grogi.
Selain bekal yang harus di miliki bagi seorang pembawa acara, ada beberapa haL
yang harus di lakukan pada acara saat berlangsung:
1) Tampil dengan busana yang baik dan sopan , serta di sesuaikan dengan acara.
Daftar Rujukan
Nindiani, Ninda. 2011. Master of Ceremony (MC). Artikel Disampaikan pada Pelatihan
MC dan Protokoler tingkat Lanjut di FIS UNY, 2011.
Rosidah & Ambar Teguh Sulistiyani. 2005. Menjadi Sekretaris Profesional dan Kantor
Efektif.Yogyakarta: Graha Ilmu
RESUME 2 MATERI MODERATOR
A. PENGERTIAN MODERATOR
Moderator secara harfiah adalah sebutan bagi seseorang yang memimpin ,
mengatur , dan memandu suatu kegiatan diskusi. Moderator bukanlah kata atau istilah
yang asing kita dengar. Istilah ini biasanya muncul dalam kegiatan debat dan diskusi.
Seorang moderator berbeda dingan seorang lector dalam kegiatan
perkuliahan.Moderator bukanlah seorang yang memberikan pembelajaran, melainkan
orang yang mengarahkan jalannya suatu kegiatan diskusi.
C. MODERATOR SKILL
Secara teknis, syarat-syarat ideal seorang moderator pada prinsipnya sama
dengan kualifikasi MC Sebagaimana telah dibahas, meliputi penampilan, sikap,
kualitas vokal atau suara, varietas kata, wawasan dan teknik bicara.
Namun demikian, aspek wawasan atau intelektualitas menjadi syarat utama
atau prioritas karena tugas moderator adalah “berpikir”, memandu alur pemikiran dan
pembicaraan tentang sebuah topik bahasan, dan berpikir cepat dan taktis untuk
mengendalikan alur dan arah pembicaraan.
Selain itu ia harus juga berjiwa kepemimpinan, minimal menguasai teknik
memimpin rapat atau pembahasan suatu masalah, memiliki cukup pengetahuan, tegas,
otoritatif, cerdas, tidak memihak, dan dapat berkonsentrasi dalam perdebatan kendati
adanya banyak gangguan. Ia perlu juga memiliki rasa humor untuk menghangatkan
suasana dan idealnya memiliki suara bagus.
Bisa dikatakan kualitas seorang moderator minimal setingkat di bawah
pembicara dalam hal wawasan, pengetahuan, atau integritas keilmuannya. Apalagi
moderator bertugas mendalami masalah untuk dibahas dan menyimpulkan
keseluruhan pembicaraan.
Paling tidak, seorang moderator wajib memahami topik pembicaraan, meliputi
informasi latar belakang permasalahan atau background information dan arah yang
dituju dari diskusi yang akan dilangsungkan.
Untuk itu, sebelum tampil, ia harus mempelajari dulu topik pembicaraan, dan
mencari data-data yang membuatnya lebih paham. Dengan begitu, ia akan lincah
dan memandu acara dan pertanyaan atau komentar yang dikemukakannya
berkualitas.
Menurut Richard A Krueger, kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
moderator (moderator skill), antara lain :
a) Sebelum Acara
b) Membuka Acara
4. Menjaga agar pembicaraan tidak keluar konteks atau melebar dari topik.
Tugas moderator adalah fokus pada pokok masalah.
5. Mengembalikan arah pembicaraan yang melenceng dari topik yang
seharusnya dibahas. Moderator boleh memotong bahkan menghentikan
pembicaraan yang tidak sesuai dengan topik pembicaraan.
6. Boleh memotong sekaligus menyingkat pertanyaan atau pernyataan
yang panjang lebar jika sudah diketahui poinnya.
7. Harus berpikir, pada dasarnya semua orang yang hadir memiliki hak
bicara, namun karena keterbatasan waktu, ia harus menyeleksi dan
membatasi waktunya.
8. Berhak memberi peringatan terhadap anggota yang tidak mematuhi aturan
diskusi.
9. Tidak mendominasi acara diskusi, tidak berbicara lebih panjang
ketimbang pemateri diskusi.
10. Boleh sejenak menghentikan pembicaraan untuk mengajukan
“pertanyaan pancingan” ( prompting quetions) untuk memperluas atau
memperdalam subtopik yang menarik. Dikenal dengan istilah “Five
Second Pause” :
̶ ̶ Bisa dijelaskan lebih jauh?
d) Menutup Acara
Helsa, Yullys & Syamsul Arlis. 2020. Seminar Ke SD-an ( Dalam Pendidikan Tinggi
Penulisan Skripsi dan Tesis). Yogyakarta : Deepublish
RESUME 3 MATERI PESERTA SEMINAR
A. Hakikat Seminar
Seminar adalah sebuah pertemuan secara sengaja yang diselenggarakan dengan tujuan
menjadi pembelajaran general terhadap suatu topik tertentu melalui jalan pemecahan masalah
yang dilaksanakan dengan interaksi tanya jawab antar peserta dan proses berjalannya tersebut
dipimpin oleh seorang moderator. Seminar ini kadang-kadang di adakan oleh akademis baik
dari lembaga ataupun organisasi profesional maupun komersial.Umumnya, pada saat seminar
yang dipersiapkan adalah makalah. Di dalam seminar ini di tentukan tema yang nantinya akan
di bahas atau diterangkan dalam bentuk makalah tersebut. Inti dari pembahasan nantinya akan
dijelaskan oleh seorang pembicara seminar.
1. Penyaji
Penyaji adalah peserta seminar yang berperan menyajikan materi yang akan dibahas
pada saat seminar. Seorang penyaji bisa memakai beberapa macam alat fasilitas
pendukung misalnya alat peraga, proyektor, komputer, dan beberapa fasilitas
pendukung lainnya.
2. Moderator
Pembawa acara adalah salah satu pihak yang bertugas dalam aktivitas seminar.
Biasanya pembawa acar berfungsi membuka seminar, lalu mengenalkan penyaji,
pembahas, moderator notulen dan akan menutup acara pada seminar.
4. Pembahas
5. Notulen
Notulen adalah pihak yang bertugas mencatat atau menulis hal-hal penting dalam
aktivitas seminar.Notulen biasanya dipakai oleh moderator untuk membuat
kesimpulan dalam seminar.
Sedangkan fungsi seminar bagi peserta seminar adalah untuk memperoleh ilmu dan
pengetahuan baru yang nantinya dapat dikembangkan lagi untuk menyelesaikan masalah,
sebagai tempat menambah relasi, teman, network, menambah fortofolio, meningkatkan
kepercayaan diri dan salah satu cara bersosialisai dalam forum resmi.
C. Hal-Hal Yang DiperhatikanOleh Peserta Seminar
Agar seorang peserta seminar, diskusi, simposium, atau sarasehan bisa
menyampaikan gagasan dengan baik, ia harus memperhatikan hal-hal berikut.
1. Peserta harus menguasai masalah yang dibahas dalam seminar, diskusi, simposium,
atau sarasehan
2. Dalam menyampaikan pendapat atau gagasa, peserta harus sopan dan jauh dari
sikap arogan.
Peserta harus berperan aktif dalam mengikuti seminar, untuk itu para peserta
seminar harus menguasai betul-betul topik yang dibahas sehingga dapat
menanggapi secara baik dan proporsional.Bentuk tanggapan dari para peserta
seminar adalah dapat berupa pertanyaan, sanggahan, atau meluruskan pernyataan
dari penyaji makalah. Peran peserta seminar dalam mengajukan pertanyaan, harus
memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah:
Pertanyaan harus jelas, fokus dan mengenai sasaran, sehingga tidak terkesan
berbelit-belit.
Kalimat dalam pertanyaan menggunakan kalimat yang benar dan sopan.
Kalimat dalam pertanyaan tidak mengesankan hanya menyalahkan penyaji
dalam menyampaikan makalahnya.
3. Tata Cara Menyampaikan Ide/ Pendapat dalam Diskusi pada Seminar
Seperti sudah didefinisikan terdahulu, bahwa diskusi adalah merupakan suatu
proses untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah yang dilakukan secara
bersama-sama. Dengan demikian diskusi merupakan pertukaran pikiran atau
pendapat antara para peserta yang dilakukan secara lisan untuk mendapatkan
kesamaan pendapat. Ide dan pendapat peserta adalah pemikiran mengenai sesuatu
yang berasal dari pengalaman peserta, baik pengalaman praktis maupun teoritis.
Tetapi perlu diingat bahwa pengalaman yang dialami belum tentu cocok atau sesuai
jika diterapkan dengan masalah yang sedang didiskusikan.
DAFTAR RUJUKAN
A. Notulen (Notula)
Notulen rapat adalah catatan singkat yang merinci jalannya rapat, dibuat oleh notulis
sebagaii catatan tertulis tentang apa yang dibahas. Notulen berisi catatan-catatan tentang
berlangsungnya diskusi/rapat sejak dimulai (awal) sampai selesai (akhir). Agus M. Hardjana
(Arlina Reswari, 2013) menjelaskan bahwa notula rapat mempunyai makna catatan tertulis
tentang pembicaraan dalam rapat. Dengan membaca notula diharapkan akan tergambar
jalannya rapat yang berlangsung, permasalahan-permasalahan yang dibahas serta keputusan
yang diambil.
Menurut Ursula Ernawati (dalam Arlina Reswari, 2013), notula rapat mempunyai
berbagai macam fungsi, yaitu:
Notula yang baik menurut Ignatius Wursanto (dalam Arlina Reswari, 2013) harus
memenuhii syarat-syarat sebagai berikut:
1. Notula harus benar dan obyektif, yang berarti bahwa yang dicatat oleh notulis adalah
hasil pembicaaan dan keputusan rapat, bukan hasil pemikiran notulis ataupun
keputusan pribadi pemimpin rapat.
2. Notula harus jelas, tidak meragukan dan dapat dimengerti oleh peserta rapat sehingga
tidak menimbulkan keraguan.
3. Notula harus dibuat secara ringkas menggunakan kalimat-kalimat yang singkat dan
mudah dimengerti oleh siapapun yang membacanya.
4. Sebelum rapat ditutup, notula harus dibacakan untuk memberi kesempatan kepada
para peserta rapat bila hendak memberikan masukan guna penyempurnaan notula.
5. Notulen disusun secara sistematis dan terstruktur. Sistematis, artinya tersusun secara
teratur menurut kaidah yang berlaku. Terstruktur, artinya urut menurut pola tertentu.
Notulen sekurang-kurangnya berisi: (1) tujuan kegiatan; (2) pikiran-pikiran yang akan
dibahas dalam kegiatan; (3) saran dan keputusan dalam kegiatan; (4) waktu
pelaksanaan; (5) pihak-pihak yang hadir dalam kegiatan (Novritamely Kahar, 2013).
Sedangkan menurut Rumsari Hadi Sumarto dan Lukas Dwiantara (dalam Arlina
Reswari, 2013) ialah:
1. Judul notula beserta nama organisasi atau unit organisasi yang menyelenggarakan
rapat. 2
2. Hari, tanggal, waktu serta tempat. Untuk waktu penyelenggaraan rapat, ditulis waktu
dimulai dan berakhirnya rapat tersebut. Sedangkan untuk tempat dijelaskan di ruang
mana rapat berlangsung.
3. Sifat rapat ditulis apakah rapat resmi, rapat tidak resmi, rapat rutin, rapat berkala, dan
sebagainya.
4. Pemimpin dan notulis rapat perlu disebutkan.
5. Nama peserta baik yang hadir maupun yang tidak hadir. Apabila peserta lebih dari
sepuluh orang bisa dilampirkan dalam lembar khusus, tetapi jika kurang dari sepuluh
bisa ditulis dalam notula tersebut.
6. Penyempurnaan notula rapat sebelumnya dan pengesahannya.
8. Ringkasan jalannya rapat. Pertanyaan serta masukan dari peserta perlu dicantumkan.
9. Hasil atau keputusan rapat. Hal ini perlu dicantumkan agar peserta yang tidak hadir
dapat mengetahui hasilnya, selain itu untuk mengingatkan.
10. Hal-hal yang ikut dibicarakan dalam rapat.
Rumsari Hadi Suwarno dan Lukas Dwiantara (dalam Arlina Reswari, 2013)
menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan notula, yaitu
sebagai berikut:
1. Bila rapat tersebut merupakan rapat berkala, sebaiknya diberi nomor urut rapat, bulan
dan tahun rapat. Contoh Rapat Pengurus Koperasi.
2. Perlu diinformasikan pada judul rapat, sifat rapat tersebut merupakan rapat pemberian
informasi, rapat pemecahan masalah atau rapat pengambilan keputusan.
3. Susunan notula lengkap dari judul sampai penutup diakhiri dengan tanda tangan
pimpinan dan notulis rapat.
4. Walaupun notula dibuat ringkas, namun setiap peserta yang berbicara perlu
disebutkan namanya. Contoh Ibu Rifna memberikan usulan yaitu tidak mengurangi
kualitas dari produk tersebut, tetapi caranya dengan menaikan harga.
7. Bila dalam rapat ada usulan dari peserta rapat, catatan yang harus dibuat terdiri dari
nama peserta beserta usulan yang diberikan. Kemudian bila ada yang menanggapi,
nama peserta yang menanggapi dan tanggapannya dicatat baik tanggapan yang
menolak maupun yang menyetujui usulan tersebut.
DAFTAR RUJUKAN
Helsa, Yullys dan Syamsu Arlis. 2020. Seminar ke SD-an (dalam Pendidikan Tinggi untuk
Penulisan Skripsi dan Tesis). Yogyakarta : Deepublish.
Kahar, Novritamely. 2013. “Aplikasi Pengolahan Data Notulen Rapat Pada Program Studi
Teknik Informatika Stmik Nurdin Hamzah Jambi”. Jurnal Akademika. Vol 6(1): 32-
36.
RESUME 5 MATERI TATA RUANG SEMINAR
Ruang seminar yag baik adalah ruangan dimana orang-orang yang berada di dalamnya
merasa nyaman, sehingga semua upaya yang dilakukan adalah menciptakan rasa nyaman tesebut.
1. Desain Ruangan
Dalam mendesain sebuah ruangan seminar, sebaiknya memerhatikan beberapa hal, yaitu :
a. Tata Tempat
Kursi atau tmepat duduk peserta ditata sedemikian rupa sehingga semua hadirin
tidak terhalang pandangannya. Hindari pemilihan ruangan yang memiliki banyak pilar
atau tiang yang akan menggangu pemandangan dan meyebabkan ruangan terlihat sempit.
Pangggung untuk tempat duduk pemakalah, pembanding maupun moderator dibuat lebih
tinggi posisinya dibandingkan dengan tempat duduk peserta. Ukuran dan penempatan
backdrop di belakang panggung diatur sedemikian rupa sehingga dapat terlihat dengan
baik. Kalau pembicara menggunakan podium, penempatan podium diusahkan agar arah
pandangan para peserta tidak terhalang apa pun.
b. Tata Suara
Tata suara (sound system) yang baik, ditunjang dengan akustik gedung yang
sempurna, akan memberikan dampak yang positif kepada peserta dan pembicara.
c. Tata Cahaya
Penerangan ruangan atau tata cahaya (lighting) ruang seminar harus cukup
memadai, tidak terlalu terang maupun gelap ataupun tidak terlalu suram, sehingga peserta
seminar betah berada di dalam ruangan.
d. Tata Udara
Suhu udara atau temperatur yang ideal untuk ruang seminae adalah berkisar
antara 20-30 derajat Celcius.
2. Dekorasi Ruangan
Dekorasi ruangan harus diusahlkan sesederhana mungkin dengan usasana yang sedikit
lebih formal. Pada meja-meja tertentu seperti meja di atas panggung, meja tamu-tamu penting,
dan meja penerima tamu, sebaiknya diletakkan karangan bunga (bouquet) seperlunya.
Penempatan spanduk, banner, dan sejenisnya di dalam ruangan agar dibatasi, sehingga tidak
menimbulkan kesan “ramai”, yang bisa mengurangi konsentrasi para peserta seminar. Latar
belakang panggung yang dikenal sebagai backdrop, selain sebagai dekorasi dan pemanis
ruanga, dimanfaatkan untuk menampilkan tema atau judul seminar yang tengah
diselenggarakan. Backdrop sering menjadi sasaran fotografer, sebaiknya menggunakan
warna atay bahn cat yang tidak memantulkan cahaya.
1. Kelengkapan Ruangan Lainnya
a. Ruang Khusus
Tempat ibadah dan kamar kecil sebaikanya tidak terlalu jauh dari ruangan seminar.
e. Alat Musik
Di ruang seminar kadang kala juga disediakan alat musik seperti piano, organ
dan sebagainya, yang diperlukan untuk menghibur peserta pada saat jeda atau makan
siang.
f. Ruang Makan
Ruang makan untuk peserta seminar hendaknya jangan terlalu jauh dari ruang
seminar.
g. Meja Snack
Meja snack dan minuman untuk peserta bisa ditempatkan terpisah dari
ruangan seminar, namun tentu tidak terlalu jauh, maksudnya agar peserta hanya
mengambil makanan dan minuman saat coffee break saja.
h. Locker
Fasilitas penyimpanan dan peniyipan barang-barang milik peserta seminar
seperti payung, topi, tas, dll.
i. Fasilitas Sambungan Internet
Kadang kala ada peserta seminar yang membutuhkan informasi dari jaringan
internet, biasanya tersedia di ruang seminar atau ruanag khusus yang telah
disediakan.Perangkat komputer untu layanan ini dapat disediakan oleh
penyelenggara.
j. Kesiapan Fasilitas dan Petugas Cleaning Service
Selama seminar berlangsung, harus ada petugas cleaning service yang selalu
menjaga kebersihan ruang seminar dan ruang lain sperti ruang makan, kmar kecil,
tempat ibadah, dan sebagainya.
k. Hal-hal Lain
Tersedianya kotak saran, meja dan kursi cadangan, petunjuk arah, papan
petunjuk seminar, papan pengumuman, tand larangan merokok, tanda tidak
menggunakan telepon genggam selama seminar, pengharum ruangan, kelengkapan
untuk upacara pembukaan dan penutupan.
3. Komposisi Tempat duduk
Ruang seminar bukan ruang pesta, jadi tidak ada penataan dengan gaya standing,
sebab setiap peserta harus duduk di kursi mereka, dan juga jangan ada pengaturan tempat
duduk yang tidak dilengkapi dengan meja. Berbagai komposisi tempat duduk peserta diatur,
sesuai dengan fungsi, kebutuhan , dan ketersediaan ruangan serta jumlah peserta.
a. Ruang Kelas (Class Room)
Pengaturan tempat duduk di ruang seminar ini mirip dengan ruang kelas
sebuah sekolah, jadi peserta yang duduk di depan dan ada yang dibelakang.
b. Melingkar (Meja Bundar = Round Table)
Para peserta akan duduk dalam posisi melingkar, kalau diperlukan dapat
dalam beberapa lapisan tempat duduk yang berjarak hampir sama untuk setiap peserta
dengan pembicara sehingga tidak ada efek psikologis yang berarti.
c. Setengah Melingkar (Theatre)
Penataan tempat duduk setengah melingkar ini adalah posisi ideal, di samping
dapat memaksimalkan kapasitas ruangan, ada ruang yang cukup anatar panggung
dengan tempat duduk peserta.
Penataan tempat duduk peserta diatur menyerupai empat persegi panjang atau
bujur sangkar, tergantung dari panjang atau lebarnya ruang seminar.
f. Berbentu Huruf “U” (“U” Shape)
Dalam penataan “U” shape ini ada peserta yang duduk dalam posisi berhadap-
hadapan dan ada yang langsung menghadap ke panggng atau pembicara, dan secara
psikologis kurang menguntungkan, baik bagi pembicara maupun peserta yang merasa
terkotak-kotak dan tidak ada rasa kebersaman.
Daftar Rujukan
Darsana, Inyoman. (2016). BAHAN AJAR : PANDUAN SEMINAR. Universitas Udayana.
RESUME 6 MATERI AKOMODASI SEMINAR
A. Pengertian Akomodasi
a) Akomodasi Komersil
Hotel menengah, dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang
dari 300.
Hotel besar yang memiliki kamar lebih dari 300 buah
Rumah sakit
Home stay
Wisma
Tempat menginap khusus dan lain-lain.
c) Akomodasi Non Komersil
Panti asuhan
Pemondokan
a) Gedung Seminar
- Keamanan gedung.
- Parkir kendaraan.
b) Ruang seminar
1) Desain ruangan
- Tata tempat
- Tata suara
- Tata cahaya
- Tata udara
2) Dekorasi ruangan
Untuk suksesnya suatu acara seminar, ruang seminar tentu harus dilengkapi
dengan berbagai fasilitas, seperti:
1) tata suara (sound system)
Tata suara di ruang seminar mempunyai peranan yang penting dalam
sukses tidaknya seminar.
2) Pengeras suara (microphone)
- Papan tulis
DAFTAR RUJUKAN
Helsa, Yullys & Syamsy Arlis. 2020. Seminar Ke SD-An (Dalam Pendidikan Tinggi Untuk
Penulisan Skripsi Dan Tesis). Yogyakarta: Deepublish CV Budi Utama.