3 - Bab Ii
3 - Bab Ii
3 - Bab Ii
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konseling Sebaya
pada saat bersamaan kedekatan hubungan remaja dengan orang tua menurun
drastis.1
positif dan negatif. Beberapa tingkah laku konformitas negatif antara lain
serta mempermainkan orang tua dan guru. Namun demikian, tidak semua
Tingkah laku konformitas yang positif terhadap teman sebaya antara lain
1
Erhamwilda, Konseling Sebaya Alternatif Kreatif Layanan Bimbingan Konseling di
Sekolah,(Yogyakarta: Media Akademi, 2015), Cet. 1, hlm. 41.
2
Neni Noviza, Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) Suatu Inovasi Layanan
Bimbingan Konseling Di Perguruan Tinggi, jurnal wardah : No 22/ tahun XXII/ Juni 2011. hlm. 86-
87.
30
31
masalahnya pada orang tua, pembimbing dan guru, biasanya kerena sudah
ikatan terhadap teman sebaya yang sangat kuat. Remaja merasa bahwa
orang dewasa tidak dapat memahami, dan mereka yakin bahwa hanya
positif maupun negatif. Selain itu teman sebaya dapat memberi dukungan
yang dimulai pada tahun 1939 untuk membantu para penderita alkoholik.
tersebut akan lebih efektif dalam membantu individu lain yang sedang
Menurut Carr, konseling teman sebaya merupakan suatu cara bagi para
4
Ibid., hlm. 107.
5
Ibid., hlm. 108.
6
Erhamwilda., Op.Cit., hlm. 43.
kondisi, perkembangan, atau masalah siswa yang perlu mendapat layanan
sebaya adalah layanan bantuan konseling yang diberikan oleh teman sebaya
7
Maliki., Op.Cit., hlm. 109.
8
Hunainah, Bimbingan Teknis Implementasi Model Konseling Sebaya, (Bandung: Rizqi Pres,
2012), Cet. 1, hlm. 10-16.
menguasai keterampilan-keterampilan yang perlu dimiliki oleh
face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang
Hal ini sejalan dengan data yang dikutip dari jurnal karya Lalu
konselor profesional atau ahli terapi. ‘Konselor’ sebaya adalah para individu
Gambar 1:
Konselor Ahli
Keterangan:
sebaya.
10
Lalu Abdurahman wahid, Konseling Sebaya Bagi Remaja (Tinjauan Teoritis Mengatasi
Problematika Remaja Prespektif Bimbingan dan Konseling). Vol.2. No.1, 2013, hal. 11.
4. Keterampilan Dasar Komunikasi Konseling Sebaya
konseli alami.
c. Merangkum (summarizing)
pernyataan.
11
Erhamwilda, Op.Cit, hlm. 54-55.
e. Keaslian (Genuiness)
f. Ketegasan (Asertiveness)
g. Konfrontasi (Confrontation)
perilaku.
atas maka konselor sebaya dapat melakukan layanan konseling sebaya dengan
berikut:12
ada).
berikut:13
lain.
12
Maliki, Op.Cit., hlm. 117-118.
13
Ibid., hlm. 118.
d. Remaja memiliki kemampuan untuk berbicara dengan orang lain
merujuk pada tujuan umum dari bimbingan dan konseling. Tujuan umum
14
Namora lumongga lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktik,
(Jakarta: Kencana, 2011), Cet. 1, hlm. 64-65.
15
Nurul ‘Aini, Op.Cit., hlm. 27. t.d.
3) Mengembangkan sikap-sikap positif yang diperlakukan dalam
16
Erhamwilda, Op. Cit., hal. 57-58
frustrasi yang paling mendalam.
sekolah.
berperan dan bertanggung jawab dan harga diri. Sebagian orang tua
teman sebayanya.
formal.
kepada konseli.
sebaya.
sebaya.
menghadapi permasalahannya.
terpelihara.
konselor ahli.
konseling sebaya.
konseling sebaya.
Masa adolesen adalah masa peralihan dari masa remaja atau masa
pemuda kemasa dewasa. Jadi merupakan masa penutup dari masa pemuda.
Masa ini tidak berlangsung lama oleh karenanya dengan tercapainya masa ini
seseorang dalam waktu yang relatif singkat telah sampai kemasa dewasa.19
dan fisik, yang berlangsung secara berangsur-angsur dan teratur. Masa ini
merupakn kunci penutup dari perkembangan anak. Pada masa ini anak muda
dari masa remaja ke masa dewasa yang pada umumnya mereka telah mulai
dapat:21
1. Menemukan Pribadinya
19
Agoes Soejanto, Psikologi Perkembangan Edisi Revisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2015),
Cet Ke-8, hlm. 264
20
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta,
2015), hlm. 127.
21
Op. Cit. hlm. 264-268.
aktif dan kreatif di dalam kehidupan masyarakat dengan jalan
musyawarah.
2. Menentukan Cita-Cita
agar dengan sarana itu mahasiswa tidak akan kehilangan haknya untuk
kelebihan dan kekuatan yang nyata dan disadari untuk digunakan sebagai
tentukan.
4. Bertanggung Jawab
Mengerti tentang perbedaan antara yang benar dan salah, yang boleh
dan dilarang, yang dianjurkan dan dicegah, yang baik dan buruk, dan sadar
harus menjauhi segala sifat negatif dan mencoba membina diri untuk
selalu menggunakan hal-hal yang positif. Bila pada suatu ketika berbuat
salah, serta menyadari akan kesalahannya maka harus secepatnya berhenti
dihimpun menjadi satu dan dijadikan bekal, sarana, atau senjata untuk
cita.
dewasa lainnya, belajar bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai
22
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja., (Bandung: Rosda Karya, 2015
) Cet. 15, hlm.74-93.
b. Mencapai peran sosial sebagai pria atau wanita berupa remaja dapat
menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang
dengan fisiknya.
tersebut.
dirinya.
k. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa berupa mencapai
kehidupanya.
hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka jika nantinya
4. Masalah-Masalah Perkembangan
23
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2016), Cet. 11, hlm. 164.
24
Syamsu Yusuf, Op.Cit., hlm. 95-96
2) Kecenderungan untuk bergantung dan mengikuti apa yang
dilakukan kelompok.
tersebut.
C. Masalah Mahasiswa
seorang dikatakan dewasa jika berada dalam rentang usia antara 18 sampai 40
tahun. Sementara itu disisi lain, mahasiswa biasanya berada dalam rentang usia
18-25 tahun. 25Artinya, dalam masa perkembangan ini, mahasiswa dituntut untuk
belajar berperan dan bertanggung jawab sebagai seseorang yang dewasa baik
Sebagai individu yang berada pada masa dewasa awal maka seringkali
1. Masalah Kuliah
Kuliah tidak seperti sekolah, usaha lebih besar harus dilakukan saat
kuliah yang kadang tidak teratur, harus mengikuti praktikum yang menyita
2. Masalah Uang
frustrasi. Hal ini diperparah dengan harga barang yang semakin tinggi,
25
Syamsu Yusuf , Ibid., hlm. 27.
26
Dwi Nastiti dan Nur Habibah, Op.Cit., hlm. 60-62.
terkadang juga ada mahasiswa yang harus bekerja untuk membiayai kuliahnya
sendiri.
yang harus ditanggung makin besar, dan hal ini bisa menimbulkan masalah
mengganggu kuliah, karena harus bisa menghadapi semua beban ini. Tidak
4. Sakit
sakit, jauh dari rumah, tidak ada yang merawat, ketinggalan kuliah, tugas, atau
tanda tangan hadir. Saat sakit, maka aktivitas kuliah pun terganggu.
5. Depresi
dibutuhkan teamwork yang solid. Salah satu kuncinya yaitu memiliki teman
yang solid dan menjalani aktivitas kuliah tersebut. Saat mahasiswa tidak
7. Nongkrong
menunjukkan manusia itu mahluk sosial. Jika dilakukan sesekali tidak apa-
apa, jika terlalu sering justru menjadi semakin penat. Begadang, sebagai salah
satu bentuk nongkrong, sangat besar efeknya terhadap daya tahan tubuh
merasa letih dan tidak semangat, cepat marah, dan tidak dapat konsentrasi
terhadap apa yang sedang dijalani. Rasa kantuk yang luar biasa juga membuat
mahasiswa bermalas-malasan.
8. Hubungan
kelompok. Hubungan antar teman ini sangat dibutuhkan, tetapi jangan sampai
paksaan dari orang tua untuk masuk jurusan tertentu atau karena ikut-ikutan
teman serta dengan berbagai alasan lainnya. Seringkali mahasiswa yang salah
jurusan ini merasakan tidak nyaman terhadap apa yang sedang ia jalani,
karena tidak sesuai dengan bakat yang mereka miliki, dan tidak sesuai dengan
memunculkan perasaan malas untuk kuliah, dan hal itu terasa di dalam benak
mereka.
mulailah timbul perasaan putus asa dan jengkel dengan hasil yang tidak setara
dengan usaha.
sehingga butuh masukan dan motivasi dari orang terdekat dan tersayang, yaitu
orang tua. Saat orang tua yang diharapkan mendatangkan motivasi bagi sang
masalah mahasiswa adalah AUM (Alat Ungkap Masalah) . AUM adalah suatu
yang dihadapi klien.27 Alat ungkap masalah ini didesain untuk mengungkap
serupa yang bernama MPCL (moneey problem cheek list). MPCL merupakan alat
format dan kandungan isi MPCL tersebut dan keinginan untuk menyusun sendiri
instrument sejenis MPCL yang sesuai kondisi indonesia maka disusunlah AUM
umum oleh Prayitno dan kawan-kawan. AUM umum bukan alat pengukur tetapi
pembimbing. AUM umum merupakan alat ungkap masalah umum yang dibentuk
27
Ainun Najib Eka, et al., Sistem Pakar Permasalahan Berdasar AUM menggunakan FCM-
FIS Tsukamoto, (Jurnal Pengembangan TIK : Vol.1, No.4, April 2017), hlm. 322. diakses pada tanggal
12 Mei 2019.
28
Musrin, Penggunaan Alat Ungkap Masalah (Untuk Melihat Gambaran Permasalaahan
Yang Dialami Mahasiswa Santri Asrama UIN Raden Fatah Palembang), (Palembang: NoerFikri
Offset, 2016), hlm. 21.
TABEL I
FORMAT AUM UMUM
N Sasaran Format AUM
o Penggunaan Umum
4 SD -
Format 1.
lingkup dan kondisi kehidupan umum mahasiswa, berisi sejumlah item yang
untuk AUM Umum F-1 dapat dilihat pada uraian bidang masalah dan jumlah
29
Musrin, Op.Cit., hlm. 22.
Tabel II
Bidang Masalah AUM Umum F-1
N Bidang Masalah Juml
o ah
1 Jasmani dan Kesehatan 25
2 Diri Pribadi 20
3 Hubungan Sosial 15
1 Waktu Senggang 10
0
Juml 225
ah
dalam buku AUM Umum F-1, sedangkan untuk lembar jawaban dibuat terpisah
dari buku AUM Umum F-1. Sehingga peserta didik dapat menjawab pada lembar
jawaban. Selain itu, penggunaan AUM Umum F-1 pada umumnya diperlukan
segera.
30
Ibid., hlm. 22.
31
Khoirunisa, Memahami Permasalahan Siswa Melalui Instrumen Alat Ungkap Masalah
Umum Di Madrasah Tsanawiyah Swasta Amaliyah Secanggan, skripsi pendidikan, (Medan: Fakultas
Tarbiyah, 2018), hlm. 9. t.d.
4) Dan yang lebih penting lagi peserta didik dapat memahami masalah
tidak.
Sebagai suatu metode asesmen tentu saja AUM Umum F-1 juga
asesmen lain.