Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Isbd

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FUNGSI STRAFIKASI SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu budaya dan sosial dasar
yang dibimbing oleh Ulum Janah, S.S.,S.Pd.,M.Pd

Disusun Oleh :

RIZKY WIJAYA SAPUTRA 197023107


MUHAMMAD ALI SAFEI 197023119

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS BALIKPAPAN
BALIKPAPAN
2020
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dari berbagai perbedaan kehidupan manusia, satu bentuk variasi kehidupan
mereka yang menonjol adalah fenomena stratifikasi (tingkatan-tingkatan) sosial.
Perbedaan itu tidak semata-mata ada, tetapi melalui proses; suatu bentuk
kehidupan (bisa berupa gagasan, nilai, norma, aktifitas sosial, maupun benda-
benda) akan ada dalam masyarakat karena mereka menganggap bentuk kehidupan
itu benar, baik dan berguna untuk mereka. Fenomena dari stratifikasi sosial ini
akan selalu ada dalam kehidupan manusia, sesederhana apapun kehidupan mereka,
tetapi bentuknya mungkin berbeda satu sama lain, semua tergantung bagaimana
mereka menempatkannya[CITATION Fan16 \l 1033 ]. Selama dalam masyarakat itu
ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang
dihargai, maka barang sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan
adanya sistem yang berlapis-lapis dalam masyarakat itu. Barang sesuatu yang
dihargai itu mungkin berupa uang atau benda-benda yang bernilai ekonomis,
mungkin berupa tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan atau mungkin keturunan dari
orang terhormat [ CITATION Moe08 \l 1057 ]
Oleh karena status, baik yang berupa harta, kedudukan atau jabatan seringkali
menciptakan perbedaan dalam menghargai seseorang. Dalam suatu masyarakat,
orang yang memiliki harta berlimpah lebih dihargai daripada orang yang miskin.
Demikian pula orang yang lebih berpendidikan dihargai lebih daripada yang
kurang berpendidikan. Atas dasar itu, kemudian masyarakat dikelompokkan secara
vertikal atau bertingkat-tingkat sehingga membentuk lapisan-lapisan sosial tertentu
dengan kedudukannya masing-masing. Masyarakat sebenarnya telah mengenal
pembagian atau pelapisansosial sejak dahulu. Pada zaman dahulu, Aristoteles
menyatakan bahwa di dalam setiap negara selalu terdapat tiga unsur, yakni orang-
orang kaya sekali, orang-orang melarat dan orang-orang yang berada di tengah-
tengah. Menurut Aristoteles, orang-orang kaya sekali ditempatkan dalam lapisan
atas oleh masyarakat, sedangkan orang-orang melarat ditempatkan dalam lapisan
bawah, dan orang-orang di tengah ditempatkan dalam lapisan masyarakat
menengah [ CITATION Her17 \l 1057 ]

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana dasar timbulnya stratifikasi sosial?
2. Bagaimana kriteria-kriteria yang dipakai dalam stratifikasi sosial?
3. Apakah fungsi dari stratifikasi sosial?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diuraikan tujuan penulisan yaitu,
mengetahui dasar terjadinya strafikasi sosial dalam masyarakat, mengetahui apa
saja kriteria yang ada di strafikasi sosial, mengetahui fungsi strafikasi sosial dalam
masyarakat. Sehingga pembaca paham dengan apa yang dimaksud dengan
strafikasi sosial
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial berasal dari istilah Social Stratification yang berarti sistem
berlapis-lapis dalam masyarakat; kata Stratification berasal dari stratum (jamaknya
: strata) yang berarti lapisan; stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau
masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis) [ CITATION Moe081 \l
1057 ]

2.2 Dasar Timbulnya Stratifikasi Sosial


Telah diketahui sebelumnya bahwa dasar pokok timbulnya sistem pelapisan
dalam masyarakat itu karena adanya sistem penilaian atau penghargaan terhadap
berbagai hal dalam masyarakat tersebut; berkenaan dengan potensi, kapasitas atau
kemampuan manusia yang tidak sama satu dengan yang lain, dengan sendirinya
sesuatu yang dianggap bernilai atau berharga itu juga menjadi keadaan yang
langka, orang akan senantiasa meraih penghargaan itu dengan sekuat tenaga baik
melalui persaingan bahkan tidak jarang dengan melalui konflik fisik (Moeis,
2008).
Sekurangnya ada dua proses timbulnya pelapisan dalam masyarakat itu;
pertama, terjadi dengan sendirinya, dan kedua sengaja disusun untuk mengejar
suatu tujuan bersama. Proses yang pertama, pelapisan sosial itu terjadi karena
tingkat umur (age stratification), dalam sistem ini masing-masing anggota
menurut klasifikasi umur mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda; untuk
masyarakat-masyarakat tertentu, ada keistimewaan dari seorang anak sulung
dimana dengan nilai-nilai sosial yang berlaku mereka mendapat prioritas dalam
pewarisan atau kekuasaan[CITATION Swa17 \l 1033 ]. Bentuk lain dari sistem
pelapisan yang terjadi dengan sendirinya adalah gender, fenomena ini walaupun
tidak mutlak menentukan suatu pelapisan namun dalam beberapa hal juga
menunjuk pada sistem itu.
Proses yang kedua, yaitu sistem pelapisan yang sengaja disusun untuk
mengejar suatu tujuan bersama, di samping dibeda-bedakan berdasarkan status
yang diperoleh, anggota masyarakat dibeda-bedakan pula berdasarkan status yang
diraihnya, sehingga menghasilkan berbagai jenis stratifikasi. Salah satu
diantaranya adalah stratifikasi berdasarkan pendidikan (educational stratification);
bahwa hak dan kewajiban warga negara sering dibeda-bedakan atas dasar tingkat
pendidikan formal yang berhasil mereka raih. Sistem stratifikasi yang lain yang
kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari ialah stratifikasi pekerjaan (occupational
stratification) dan stratifikasi ekonomi (economic stratification), yaitu pembedaan
warga masyarakat berdasarkan penguasaan dan pemilikan materi, pun merupakan
suatu kenyataan sehari-hari.
Hal ini juga disampaikan menurut[ CITATION Her17 \l 1057 ], stratifikasi sosial
terjadi melalui proses sebagai berikut:
a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak
lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian
keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama. Biasanya dilakukan dalam
pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi
formal, seperti: pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan,
angkatan bersenjata.

2.3 Kriteria-Kriteria yang Dipakai dalam Stratifikasi Sosial


Ukuran atau kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan
anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai
berikut:

1. Kekayaan
Ukuran ini dapat berupa kebendaan, barang siapa yang memiliki kekayaan
paling banyak, orang-orang itu termasuk lapisan paling atas. Kekayaan tersebut,
misalnya dapat dilihat dari tempat tinggal, kendaraan-kendaraan, pakaian yang
dikenakan, kebiasaan dalam mencukupkan kebutuhan rumah tangga, yang
semuanya itu dianggap sebagai status simbol kedudukan seseorang.

2.Kekuasaan
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang
terbesar, maka orang itu menempati lapisan tertinggi dalam masyarakat.

3.Kehormatan
Ukuran ini mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan kekuasaan,
ukuran semacam ini biasanya hidup pada bentuk-bentuk masyarakat yang masih
tradisional, orang-orang yang bersangkutan adalah individu yang dianggap atau
pernah berjasa besar dalam masyarakat, orang atau orang-orang yang paling
dihormati atau yang disegani, ada dalam lapisan atas.

4.Ilmu Pengetahuan
Ukuran ini biasanya dipakai oleh masyarakat-masyarakat yang menghargai
ilmu pengetahuan. Akan tetapi ada kalanya ukuran tersebut menyebabkan akibat-
akibat yang negatif, oleh karena kemudian ternyata bahwa bukan mutu ilmu
pengetahuan yang dijadikan ukuran, akan tetapi gelar kesarjanaannya.

2.4 Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial


Menurut Herdiyanto (2005), Soerjono Soekanto membedakan lapisan sosial
berdasarkan sifatnya, yaitu:

A. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)


Gambar 1. Visualisasi Pelapisan Sosial Tertutup

Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit
mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas
pada mobilitas horizontal saja. Contoh:
 Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan
Brahmana.
 Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa
pindah kedudukan di posisi kulit putih.
 Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.

B. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)

Gambar 2 Visualisasi Pelapisan Sosial Terbuka

Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap


anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun
horizontal. Contoh:
 Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
 Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan
asal ada niat dan usaha.

C. Stratifikasi Sosial Campuran

Gambar 3 Visualisasi Pelapisan Sosial Campuran

Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup


dan terbuka. Misalnya, seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan
terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia
memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan
kelompok masyarakat di Jakarta.

2.5 Unsur-Unsur Penting dalam Sistem Stratifikasi Sosial


Selo Soemardjan (1964), seorang tokoh sosiologi Indonesia, menyatakan
bahwa hal yang mewujudkan unsur-unsur dalam teorisosiologi tentang sistem
berlapis lapis dalam masyarakat, adalah kedudukan (status) dan peranan (role) ;
kedudukan dan peranan ini kecuali merupakan unsur-unsur baku dalam sistem
berlapis-lapis, juga mempunyai arti yang penting bagi sistem sosial masyarakat;
mengartikan sistem sosial itu sebagai pola-pola yang mengatur hubungan timbal
balik antar individu dalam masyarakat dan antar individu dengan masyarakatnya,
dan tingkah laku individu-individu tersebut. Dalam hubungan-hubungan timbal
balik tersebut, kedudukan dan peranan individu mempunyai arti yang penting,
karena keberlangsungan hidup masyarakat tergantung daripada keseimbangan
kepentingan kepentingan individu-individu termaksud[CITATION Azi18 \l 1033 ].

2.6 Fungsi Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
1. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,
tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/ pangkat/
kedudukan seseorang.
2. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang
menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yang
menerima anugerah penghargaan/ gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.
3. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,
keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau
kekuasaan.
4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah
laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
5. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
6. Alat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok yang menduduki
sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
7. Mendorong individu untuk menempati status-status sosial tertentu.
8. Mendorong timbulnya konflik sosial akibat dari ketidakadilan social.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam
kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis)
2. Dasar pokok timbulnya sistem pelapisan dalam masyarakat itu karena adanya
sistem penilaian atau penghargaan terhadap berbagai hal dalam masyarakat
tersebut.
3. Kriteria yang biasanya dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-
anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan, yaitu: kekayaan, kekuasan,
kehormatan, ilmu pengetahuan, dan keturunan.
4. Sifat-sifat stratifikasi social terbagi tiga, yaitu: Stratifikasi Sosial Tertutup
(Closed Social Stratification), Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social
Stratification), dan Stratifikasi Sosial Campuran
5. Unsur-unsur penting dalam sistem stratifikasi sosial ada dua, yaitu:
kedudukan (status) dan peranan (role).
6. Stratifikasi sosial memiliki fungsi, yaitu untuk distribusi hak-hak istimewa
yang obyektif, kriteria sistem pertentangan, penentu lambang-lambang
(simbol status) atau kedudukan, tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan
serta alat solidaritas di antara individu-individu atau kelompok.

3.2 Saran
Disarankan kepada pembaca, khususnya mahasiswa agar mencari lebih
banyak informasi-informasi mengenai stratifikasi sosial dalam masyarakat dari
berbagai sumber. Kemudian karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan
mohon untuk saran dan masukannya untuk karya yang akan mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

Aziah, A. (2018). Analisis Perubahan Sosial Era Inovasi. Perkembangan Budaya dari masa
ke masa, 18(2), 149-156. Diambil kembali dari https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwim07
nkxsnmAhXU73MBHWLTDf0QFjABegQIARAB&url=https%3A%2F
%2Fwww.coursehero.com%2Ffile%2F42994612%2F4117-11766-2-PBpdf
%2F&usg=AOvVaw2ekYK96aZkQbwRTNsAunzD
Fania, D. A. (2016). KREATIVITAS MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI
PELAPISAN SOSIAL. INFORMASI Kajian Ilmu sosial, 46, 115-128. Diambil
kembali dari https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwi3uq
CVxcnmAhWBF3IKHQkuASYQFjABegQIAxAC&url=http%3A%2F%2Foaji.net
%2Farticles%2F2016%2F3122-
1469763471.pdf&usg=AOvVaw2kuKnQNNlwjv6gxpgxNhLK
Herdiyanto. (2017, April 25). Strafikasi Sosial. Ilmu Sosial. Diambil kembali dari
https://www.slideshare.net/muchlissoleiman/stratifikasi-sosial-2017-75373795
Moeis. (2008). Strafikasi Sosial Di Indonesia, Hal 7. Diambil kembali dari
https://www.academia.edu/10046122/STRATIFIKASI_SOSIAL_DI_INDONESIA
Moeis, S. (2008). Bahan Ajar Struktur Sosial. Bandung: Djaja Teguh Johan. Diambil kembali
dari https://docplayer.info/37521230-Bahan-ajar-struktur-sosial-stratifikasi-sosial-
mata-kuliah-struktur-dan-proses-sosial-jurusan-pendidikan-sejarah-fpips-upi-
bandung.html
Swastika, M. (2017, April). Fungsional strata masyarakat yang baik. jurnal analisa sosiologi,
6(1), 16-32. Diambil kembali dari
https://media.neliti.com/media/publications/227586-fungsionalitas-konflik-gojek-
studi-fenom-33b9f9f9.pdf

SUMBER GAMBAR

Gambar 1. Visualisasi Pelapisan Sosial Tertutup ;


https://sosmalik.wordpress.com/2012/05/15/stratifikasi-sosial/
Gambar 2. Visualisasi Pelapisan Sosial Terbuka ;
https://sosmalik.wordpress.com/2012/05/15/stratifikasi-sosial/

Gambar 3. Visualisasi Pelapisan Sosial Campuran ;


https://sosmalik.wordpress.com/2012/05/15/stratifikasi-sosial/

Anda mungkin juga menyukai