Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Budidaya Ikan Cobia 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

KARYA TULIS

BUDIAYA IKAN COBIA


DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT

Oleh :

ENAL PRADANA
NIS. 3141

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG


SMA NEGERI 1 KIBANG
LAMPUNG TIMUR
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

“BUDIDAYA IKAN COBIA DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA LAUT”

Nama : ENAL PRADANA


NIS : 3141
Kelas : XII IPS 3

Kibang, Januari 2020

Wakasek Bid. Kurikulum Guru Pembimbing

SRI PUJI LESTARI, S.Ant SRI IRIYANI, SE


NIP. 19790319 200604 2 004 NIP. 19720904 201407 2 002

Kepala SMA Negeri 1 Kibang

LINDA KRISNAWATI, M.Pd


NIP. 19701017 199903 2 003

i
MOTTO

1. Berbudaya rendah hati, bukan rendah diri.


2. Tiap individu punya bakal dan potensi untuk menjadi sukses dan saya selalu
percaya.
3. Ambilah kebijakan dengan kebajikan di dalamnya.

ii
PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini  penulis persembahkan sebagai ucapan terimakasih atas

dukungan dan bantuan dari semua pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Ilmiah ini, dan penulis mempersembahkan kepada :

1. Ibu Linda Krisnawati, M.Pdselaku Kepala SMA Negeri 1 Kibang

2. Ibu Sri Iriyani, SEselaku pembimbing, yang selalu membimbing penulis dengan

baik.

3. Seluruh Guru SMA Negeri 1 Kibang yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya

4. Orang tua dan keluarga tersayang

5. Teman-teman kelas XII IPS 3 serta adik-adik kelas X dan XI tercinta

6. Pembaca yang budiman

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-

Nya, kami dapat menyelesaikan Karya Tulis ini tepat pada waktunya. Dalam Penulisan

Karya Tulis ini membahas tentang "Budidaya Ikan Cobia di Balai Besar Perikanan

Budidaya Laut" yang disusun untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Nasional Tahun

Pelajaran 2019/2020.

Dalam pembuatan Karya Tulis ini, kami memperoleh banyak bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis ini. Terlepas dari itu semua Penulis

menyadari masih banyak kekurangan dalam Karya Tulis ini, oleh karena itu, kritik dan

saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan Karya Tulis ini.

Demikian, semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca

terutama diri kami pribadi dan dapat menambah wawasan tentang materi yang kami

bahas dalam Karya Tulis ini.

Kibang, Januari 2020


Penulis

ENAL PRADANA

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ i

MOTTO .......................................................................................................... ii

PERSEMBAHAN ........................................................................................... iii

KATA PENGANTAR...................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1


A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................... 2
D. Manfaat..................................................................................... 2
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 4


A. Taxonomi dan Morfologi Ikan Cobia (Rachycentron cana,dum) .. 4
B. Pemeliharaan Larva ................................................................ 5
C. Pemilihan Lokasi Budi Daya .................................................. 6
D. Wadah Budi Daya ................................................................... 6
E. Pengelolaan Kualitas Air ........................................................ 7
F. Pengelolaan Budi Daya ........................................................... 8
G. Pendederan Ikan Cobia ........................................................... 8
H. Hama dan Penyakit ................................................................. 9
I. Pemanenan .............................................................................. 10

BAB III PENUTUP .................................................................................... 11


A. Kesimpulan .............................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikan cobia (Rachycentroncanadum) dapat dijadikan kandidat dalam aquaculture

karena pertumbuhannya relative cepat, tahan terhadap serangan penyakit dan memiliki

kualitas daging yang bagus. Selain hal tersebut, ikan Cobia merupakan ikan yang

mempunyai nilai ekonomis. Daging Cobia dipasarkan dalam bentuk beku, cocok untuk

diasap atau bahan pembuatan sashimi. Pasar Asia selain tertarik pada daging ikan, juga

tertarik pada gonad, stomach dan kepala untuk dimasak menjadi sop/pindang.

Pada saat ini Cobia mulai populer di Indonesia, ditandai dengan banyaknya

permintaan telur, benih dan ukuran konsumsi dari daerah Jakarta, Bandung, Bali,

Kepulauan Seribu dan Kalimantan. Dalam memproduksi benih yang berkualitas

(pertumbuhan bagus, sintasan tinggi, bebas penyakit, parasit dan virus, serta toleran

terhadap perubahan lingkungan). Maka harus didukung dengan manajemen

pemeliharaan larva yang baik.

Mengamati pentingnya pasok benih untuk mengimbangi perkembangan kegiatan

budidaya yang berkelanjutan, maka usaha produksi benih masih perlu ditingkatkan

melalui perawatan yang baik dan mengantisipasi berbagai kendala serta melakukan

perbaikan managemen pakan maupun lingkungan dan diharapkan dapat menghasilkan

benih yang berkesinambungan dan berkualitas. Dalam tulisan ini akan diuraikan

beberapa cara perawatan yang mengarah pada peningkatan pertumbuhan dan

kelangsungan hidup larva dan benih ikan cobia.

1
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diambil dalam karya ilmiah ini adalah :

1. Bagaimana ciri-ciri dan morfologi ikan cobia?

2. Bagaimana cara berbudidaya ikan cobia sehingga dapat menghasilkan benih

yang unggul?

3. Bgaimana pengolahan air yang tepat pada budidakan ikan cobia?

4. Bagaimana pengendalian penyakitdan cara pemanenan pada budidaya ikan

cobia?

C. Tujuan karya ilmiah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :

1. Ciri-ciri yang nampak saat masih muda adalah terdapat dua garis pada sisi lateral

yang berwarna hitam dan warna tersebut akan semakin pekat ketika dewasa.

Bentuk tubuh silindris dan panjang dengan kepala berbentruk pipih melebar.

Memiliki mulut lebar dengan rahang yang sempit dan gigi terdapat di dalam

rahang diantara lidah dan mulut

2. Dalam budidaya ikan cobia kualitas air harus sangat di perhatikan karena

kualitas air salah satu faktor berkembangnya penyakit pada budidaya ikan cobia.

3. Untuk pengendalian penyakit yaitu di berikan probiotik Sano life dengan cara di

masukkan ke dalam bak pemeliharaan.

4. Pemanenah benih cobia dilakukan setelah berukuran 10 – 12 cm atau telah

berumur 50 hari. Pemanenan Cobia dewasa dapat dipanen jika telah mencapai

ukuran 25-3o cm dari ukuran tebar berumur D1 dengan masa. pemeliharaan 80

—1oo hari.

2
D. Manfaaat karya ilmiah

Dengan mengetahui metode perawatan pada buidaya ikan cobia yang baik akan

menghasilkan benih yang bermutu dan panen yang menguntungkan.

E. Metode pengumpulan data

Metode ilmiah yang penulis gunakan dalam Karya Tulis ini adalah metode

observasi dan dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan

catatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang timbul yang di teliti secara langsung.

Dalam hal ini penulis datang langsung ke lapangan tempatnya di Balai Besar

Pembenihan Bandar Lampung.

1). Metode Obsrasi

Merupakan metode pengumpulan data melalui pengamatan dan catatan yang

disistematis terhadap gejala-gejala yang timbul yang diteliti secara langsung, dalam hal

ini penulis datang langsung ke lapangan tempat nya di Balai besar perikanan budidaya

laut

2). Metode studi pustaka

Merupakan metode pengumpulan data dan informasi yang di lakukan dengan

menggunakan semua bahan yang tertulis yang relevan dengan pembahan karya tulis di

dalam hal ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan Balai besar perikanan

budidaya laut

3). Metode wawancara

Merupakan metode melalui tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara

langsung untuk mendapatkan pokok masalah yang di teliti, dalam hal ini penulis

mengadakan wawancara dengan seorang pemandu Balai besar perikanan budidaya laut

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Taxonomi dan Morfologi Ikan Cobia (Rachycentron cana,dum)

Ikan cobia memiliki nama Gasterosteus canadus, namun sekarang lebih dikenal

dengan Rachycentron canadum. Cobia merupakan ikan pelagis yang hidup di perairan

tropis sampai ke subtropis (Arendt et al., 2001). Ikan ini banyak ditemukan di perairan

Atlantik, Pasifik, dan di sebelah barat Meksiko (Arendt et al., 2001). Cobia

diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Actinopterygii

Order : Perciformes

Family : Rachycentridae

Species : Rachycentron Canadum

Bagian dorsal tubuh ikan cobia berwarna hitam kecoklatan dengan bagian lateral

berwarna abu-abu dan bagian ventral berwarna putih. Matanya berwarna hitam, dengan

warna hitam juga terdapat pada moncong ikan sampai ke sirip ekor. Ciri-ciri yang

nampak saat masih muda adalah terdapat dua garis pada sisi lateral yang berwarna hitam

dan warna tersebut akan semakin pekat ketika dewasa. Bentuk tubuh silindris dan

panjang dengan kepala berbentruk pipih melebar. Memiliki mulut lebar dengan rahang

yang sempit dan gigi terdapat di dalam rahang diantara lidah dan mulut (Anonim, 2006).

4
Selain itu, Cobia juga memiliki sirip dorsal pertama yang seperti duri berjumlah

7 – 9 (pada umumnya 8) sedangkan sirip dorsal yang kedua ukuranya lebih panjang.

Sirip anal mirip dengan sirip dorsal yang kedua, tetapi ukurannya lebih pendek. Ketika

dewasa sirip caudal berbentuk seperti bulan sabit, dengan bagian atas lebih panjang dari

pada bagian bawah. Sedangkan pada saat mudanya, sirip caudal berbentuk bulat

(Hammond, 2001).

B. Pemeliharaan larva

1. Persiapan wadah

Pemeliharaan larva merupakan salah satu bagian terpenting dan paling

menentukan dalam keberlangsungan perbenihan maupun budidaya cobia.

Pemeliharaan larva cobia menggunakan metode green water system. Bak yang

digunakan untuk pemeliharaan larva adalah bak beton berbentuk persegi

panjang dengan dimensi 4 x 2 x 1,25 m dan memiliki volume 10 m3.

2. Pebenaran larva

Padat penebaran larva yang ditebar kebak pemeliharaan sebanyak 50.000

ekor/bak.

3. Pemberian Pakan

Satu hari setelah penebaran larva dilakukan maka media pemeliharaan larva

cobia diberi minyak ikan. Fungsi dari minyak ikan yaitu untuk mengikat bahan

organik yang mengapung dipermukaan air yang disebut dengan lapisan vilem.

Pakan yang digunakan untuk larva ikan cobia terdiri dari pakan alami dan

pakan buatan. Untuk pakan alami yang digunakan adalah dari jenis fitoplankton

yaitu Nanhocloropsis sp dan zooplankton yaitu rotifer jenis Branchionus

5
plicatilis, Diaphanosoma sp, dan Artemia salina, sedangkan pakan buatan yang

digunakan yaitu pellet love larva.

Tabel 1. Jenis pakan dan frekuensi pemberian pakan

No Jenis Pakan Umur Larva ( hari) Frekuensi


1. Nannochloropsis sp D.1 – D.19 1 - 2 kali

2. Brachionus sp D.2 – D.15 1 kali

3. Artemia D.7 – D.20 2 kali

4. Diaphanosoma D.10 – D.20 1 kali

5. Pellet D.10 – D.2 2 kali

C. Pemilihan Lokasi Budi Daya

Lokasi yang cocok untuk budi daya ikan cobia, di antaranya perairan selat kecil

atau teluk yang terlindung dari ombak dan badai. Selain itu, pola pergantian massa

airnya baik, bebas dari pencemaran, mudah memperoleh benih dan pakan, serta mudah

terjangkau.

D. Wadah Budi Daya

Penempatan karamba biasanya menggunakan rakit yang kerangkanya terbuat

dari kayu yang keras dan tahan terhadap, pengaruh hujan, terik matahari, dan air. Kayu

ulin atau kayu bayam berukuran 5 cm x 7 cm x 6 m atau 5 cm x 10 xcm 6 m dapat

digunakan sebagai bahan rakit. Rakit biasanya menggunakan drum plastik berukuran

200 liter yang dilengkapi jangkar berikut talinya.

Karamba jaring berukuran 2 m X 2 m X 2 m digunakan untuk benih berukuran

25 g. Sementara itu, ukuran 3 m x 3 m x 2 m untuk ikan yang bobotnya 1 kg.

E. Pengelolaan Kualitas Air

6
1. Pergantian Air

Kualitas air sangat berpengaruh dalam keberhasilan kegiatan pemeliharan

larva dan pendederan. Pengelolaan kualitas air dilakukan dengan metode

sirkulasi (air mengalir) dan resirkulasi terbuka dengan melakukan pergantian

air sebanyak 70 % perhari dari volume bak, dalam sehari pergantian

dilakukan 2 kali pagi dan sore. Pergantian dapat dilakukan apabila kita telah

membersihkan kotoran dan sisa pakan yang tak termakan oleh benih yang

berada pada dasar bak, melalui penyiponan, sehingga kualiatas air yang

berada di bak pendederan benih selalu stabil dan benih atau bibit penyakit

akan tidak mudah tumbuh.

Tabel 2. Pergantian Air Pada Bak Pemeliharaan Larva.

Umur Larva Pergantian Air


D6 – D10 10 %
D11 – D15 30 %
D16 – D20 80 %

2. Parameter Kualitas Air

Parameter kualitas air yang optimal untuk ikan cobia adalah DO: 4,66-5,87

ppm, pH: 7,6-7,75, salinitas: 31-32 ppt suhu: 31-32ºC, amoniak: 0,0139-0,048

ppm dan nitrit:1,68-2,515 ppm.

7
F. Pengelolaan Budi Daya

1. Penyediaan benih

Benih sudah bisa disediakan, khususnya pada Balai Besar Riset Perikanan

Budidaya Laut Gondol-Bali.

2. Penebaran benih

Padat tebar pada karamba jaring berukuran 2 M X 2 M X 2 m sekitar 80o

ekor dengan ukuran benih 25 g. Setelah ukuran ikan mencapai 1 kg, ikan

dipindahkan pada jaring yang berukuran 3 m x 3 M X 2 m dengan

kepadatan < 10 ekor/m3.

3. Pemberian pakan

Pemberian pakan bisa dengan ikan rucah maupun pakan buatan (pelet).

Sebagai acuan cara pemberian pakan bisa dilihat pada Tabel 5 dan 6.

G. Pendederan Ikan Cobia

Benih yang digunakan untuk kegiatan pendederan, dipilih benih yang sehat

bebas dari virus, bakteri dan parasit. Adapun padat penebaran yang dilakukan di bak

terkontrol yaitu ukuran besar (> 5 cm) 150 ekor/bak, ukuran (3,5 cm) sedang 200

ekor/bak dan ukuran kecil (2 cm) 300 ekor/bak.

Pakan benih ikan cobia yaitu berupa pellet, karena ketersediannya tidak

tergantung dari kondisi alam, kondisi pakan bersih dan tidak membawa bibit penyakit

(bakteri, parasit dan jamur) serta benih cobia mudah beradaptasi dengan pakan pellet.

Jenis pakan pellet yang digunakan berupa pakan pellet love larva yang disesuaikan

dengan bukaan mulut dan ukuran benih. Frekuensi pemberian pakan pellet 2 kali sehari

yaitu pagi dan sore hari sebelum penyiponan dan pergantian air dilakukan.

8
Benih yang baru dipindahkan dari bak pemeliharaan larva ke bak pendederan,

benih ukuran kecil (2 cm) sebaiknya masih diberikan pakan artemia dan diaphanosoma

selain dilatih pakan buatan (LL1), kurang lebih 3 hari berturut-turut sampai benih

tersebut lancar menerima pakan pellet. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat

kematian benih. Untuk menjaga kualitas air pemeliharaan , maka dilakukan penyiponan

minimal 2 kali sehari (pagi dan sore).

Grading bertujuan untuk menyeragamkan ukuran benih, mengurangi sifat

kanibalisme dan mengurangi persaingan dalam mendapat makanan. Grading dilakukan

setiap ukuran benih tidak seragam. Grading atau pemilahan ukuran adalah salah satu

kegiatan dalam pendederan untuk menyeleksi sekaligus memilah-milah benih sesuai

dengan ukurannya.

H. Hama dan Penyakit

Selama tahap larva, masalah yang timbul meliputi ganguan Epistylis dan

Nitzchia. Selama masa pembibitan, penyakit virus (lymphocystis) umum terjadi tetapi

tidak fatal, selama kualitas air dijaga dan manajemen pemberian pakan dilaksanakan.

Parasit Amyloodinium ocellatum juga menyebabkan masalah, yang bisa menyebabkan

tingginya tingkat kematian ketika tidak dikontrol dengan baik. Gangguan Trichodina

juga sudah umum selama masa pembibitan.

Pencegahan hama dan penyakit pada saat pemeliharaan dilakukan dengan cara

pemberian Probiotik ( Sano life ) yang bertujuan untuk menetralkan kualitas air di bak

larva, menekan pertumbuhan bakteri dan mengurai bakteri yang tidak menguntungkan ,

sehingga tidak menimbulkan hama penyakit yang akan tumbuh pada bak pemelihraan.

Dosis pemeberian probiotik yaitu 25 ppm/hari. Probitik ini mulai diberikan sebelum

larva ditebar ke bak pemeliharan.

9
I. Pemanenan

Pemanenah benih cobia dilakukan setelah berukuran 10 – 12 cm atau telah

berumur 50 hari. sebelum panen dilakukan sebaiknya benih tidak diberi pakan minimal 1

hari. Pemanenan dilakukan pada pagi hari untuk mengurangi stress pada benih akibat

perbedaan suhu.

Pemanenan Cobia dewasa dapat dipanen jika telah mencapai ukuran 25-3o cm dari

ukuran tebar berumur D1 dengan masa pemeliharaan 80—1oo hari. Sistem panen secara

total. Adapun cara panennya seperti panen ikan umumnya di KJA.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun yang dapat di simpulkan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

5. Bagian dorsal tubuh ikan cobia berwarna hitam kecoklatan dengan bagian lateral

berwarna abu-abu dan bagian ventral berwarna putih. Matanya berwarna hitam,

dengan warna hitam juga terdapat pada moncong ikan sampai ke sirip ekor.

Cobia merupakan ikan pelagis yang hidup di perairan tropis sampai ke subtropis

6. Untuk menghasilkan benih yang unggul maka harus dilakukan perawatan larva

dan benih yang baik dan benar.

7. Dalam budidaya ikan cobia kualitas air harus sangat di perhatikan karena

kualitas air salah satu faktor berkembangnya penyakit pada budidaya ikan cobia.

8. Untuk pengendalian penyakit yaitu di berikan probiotik Sano life dengan cara di

masukkan ke dalam bak pemeliharaan.

9. Pemanenah benih cobia dilakukan setelah berukuran 10 – 12 cm atau telah

berumur 50 hari. Pemanenan Cobia dewasa dapat dipanen jika telah mencapai

ukuran 25-3o cm dari ukuran tebar berumur D1 dengan masa. pemeliharaan 80

—1oo hari.

B. Saran

Untuk menghasilkan benih yang unggul maka harus dilakukan perawatan larva

dan benih yang baik dan benar dan juga kualitas air harus sangat di perhatikan karena

kualitas air salah satu faktor berkembangnya penyakit pada budidaya ikan cobia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Rachycentroncanadum Aquaculture. Fisheries andAquaculture


Department.
Arendt, M.D.,J.E. Olney. Dan J.A. Lucy. 2001. Stomach content of Cobia.
https://riskyhandayani.wordpress.com/2011/04/19/budidaya-ikan-cobia/

12
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai