Budidaya Ikan Cobia 2
Budidaya Ikan Cobia 2
Budidaya Ikan Cobia 2
Oleh :
ENAL PRADANA
NIS. 3141
i
MOTTO
ii
PERSEMBAHAN
dukungan dan bantuan dari semua pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
2. Ibu Sri Iriyani, SEselaku pembimbing, yang selalu membimbing penulis dengan
baik.
3. Seluruh Guru SMA Negeri 1 Kibang yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan Karya Tulis ini tepat pada waktunya. Dalam Penulisan
Karya Tulis ini membahas tentang "Budidaya Ikan Cobia di Balai Besar Perikanan
Budidaya Laut" yang disusun untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Nasional Tahun
Pelajaran 2019/2020.
Dalam pembuatan Karya Tulis ini, kami memperoleh banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pembuatan Karya Tulis ini. Terlepas dari itu semua Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam Karya Tulis ini, oleh karena itu, kritik dan
saran dari semua pihak sangat kami harapkan untuk menyempurnakan Karya Tulis ini.
Demikian, semoga Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca
terutama diri kami pribadi dan dapat menambah wawasan tentang materi yang kami
ENAL PRADANA
iv
DAFTAR ISI
MOTTO .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iv
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
karena pertumbuhannya relative cepat, tahan terhadap serangan penyakit dan memiliki
kualitas daging yang bagus. Selain hal tersebut, ikan Cobia merupakan ikan yang
mempunyai nilai ekonomis. Daging Cobia dipasarkan dalam bentuk beku, cocok untuk
diasap atau bahan pembuatan sashimi. Pasar Asia selain tertarik pada daging ikan, juga
tertarik pada gonad, stomach dan kepala untuk dimasak menjadi sop/pindang.
Pada saat ini Cobia mulai populer di Indonesia, ditandai dengan banyaknya
permintaan telur, benih dan ukuran konsumsi dari daerah Jakarta, Bandung, Bali,
(pertumbuhan bagus, sintasan tinggi, bebas penyakit, parasit dan virus, serta toleran
budidaya yang berkelanjutan, maka usaha produksi benih masih perlu ditingkatkan
melalui perawatan yang baik dan mengantisipasi berbagai kendala serta melakukan
benih yang berkesinambungan dan berkualitas. Dalam tulisan ini akan diuraikan
1
B. Rumusan Masalah
yang unggul?
cobia?
1. Ciri-ciri yang nampak saat masih muda adalah terdapat dua garis pada sisi lateral
yang berwarna hitam dan warna tersebut akan semakin pekat ketika dewasa.
Bentuk tubuh silindris dan panjang dengan kepala berbentruk pipih melebar.
Memiliki mulut lebar dengan rahang yang sempit dan gigi terdapat di dalam
2. Dalam budidaya ikan cobia kualitas air harus sangat di perhatikan karena
kualitas air salah satu faktor berkembangnya penyakit pada budidaya ikan cobia.
3. Untuk pengendalian penyakit yaitu di berikan probiotik Sano life dengan cara di
berumur 50 hari. Pemanenan Cobia dewasa dapat dipanen jika telah mencapai
—1oo hari.
2
D. Manfaaat karya ilmiah
Dengan mengetahui metode perawatan pada buidaya ikan cobia yang baik akan
Metode ilmiah yang penulis gunakan dalam Karya Tulis ini adalah metode
observasi dan dokumentasi, yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan
catatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang timbul yang di teliti secara langsung.
Dalam hal ini penulis datang langsung ke lapangan tempatnya di Balai Besar
disistematis terhadap gejala-gejala yang timbul yang diteliti secara langsung, dalam hal
ini penulis datang langsung ke lapangan tempat nya di Balai besar perikanan budidaya
laut
menggunakan semua bahan yang tertulis yang relevan dengan pembahan karya tulis di
dalam hal ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan Balai besar perikanan
budidaya laut
Merupakan metode melalui tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
langsung untuk mendapatkan pokok masalah yang di teliti, dalam hal ini penulis
mengadakan wawancara dengan seorang pemandu Balai besar perikanan budidaya laut
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ikan cobia memiliki nama Gasterosteus canadus, namun sekarang lebih dikenal
dengan Rachycentron canadum. Cobia merupakan ikan pelagis yang hidup di perairan
tropis sampai ke subtropis (Arendt et al., 2001). Ikan ini banyak ditemukan di perairan
Atlantik, Pasifik, dan di sebelah barat Meksiko (Arendt et al., 2001). Cobia
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinopterygii
Order : Perciformes
Family : Rachycentridae
Bagian dorsal tubuh ikan cobia berwarna hitam kecoklatan dengan bagian lateral
berwarna abu-abu dan bagian ventral berwarna putih. Matanya berwarna hitam, dengan
warna hitam juga terdapat pada moncong ikan sampai ke sirip ekor. Ciri-ciri yang
nampak saat masih muda adalah terdapat dua garis pada sisi lateral yang berwarna hitam
dan warna tersebut akan semakin pekat ketika dewasa. Bentuk tubuh silindris dan
panjang dengan kepala berbentruk pipih melebar. Memiliki mulut lebar dengan rahang
yang sempit dan gigi terdapat di dalam rahang diantara lidah dan mulut (Anonim, 2006).
4
Selain itu, Cobia juga memiliki sirip dorsal pertama yang seperti duri berjumlah
7 – 9 (pada umumnya 8) sedangkan sirip dorsal yang kedua ukuranya lebih panjang.
Sirip anal mirip dengan sirip dorsal yang kedua, tetapi ukurannya lebih pendek. Ketika
dewasa sirip caudal berbentuk seperti bulan sabit, dengan bagian atas lebih panjang dari
pada bagian bawah. Sedangkan pada saat mudanya, sirip caudal berbentuk bulat
(Hammond, 2001).
B. Pemeliharaan larva
1. Persiapan wadah
Pemeliharaan larva cobia menggunakan metode green water system. Bak yang
2. Pebenaran larva
ekor/bak.
3. Pemberian Pakan
Satu hari setelah penebaran larva dilakukan maka media pemeliharaan larva
cobia diberi minyak ikan. Fungsi dari minyak ikan yaitu untuk mengikat bahan
organik yang mengapung dipermukaan air yang disebut dengan lapisan vilem.
Pakan yang digunakan untuk larva ikan cobia terdiri dari pakan alami dan
pakan buatan. Untuk pakan alami yang digunakan adalah dari jenis fitoplankton
5
plicatilis, Diaphanosoma sp, dan Artemia salina, sedangkan pakan buatan yang
Lokasi yang cocok untuk budi daya ikan cobia, di antaranya perairan selat kecil
atau teluk yang terlindung dari ombak dan badai. Selain itu, pola pergantian massa
airnya baik, bebas dari pencemaran, mudah memperoleh benih dan pakan, serta mudah
terjangkau.
dari kayu yang keras dan tahan terhadap, pengaruh hujan, terik matahari, dan air. Kayu
digunakan sebagai bahan rakit. Rakit biasanya menggunakan drum plastik berukuran
6
1. Pergantian Air
dilakukan 2 kali pagi dan sore. Pergantian dapat dilakukan apabila kita telah
membersihkan kotoran dan sisa pakan yang tak termakan oleh benih yang
berada pada dasar bak, melalui penyiponan, sehingga kualiatas air yang
berada di bak pendederan benih selalu stabil dan benih atau bibit penyakit
Parameter kualitas air yang optimal untuk ikan cobia adalah DO: 4,66-5,87
ppm, pH: 7,6-7,75, salinitas: 31-32 ppt suhu: 31-32ºC, amoniak: 0,0139-0,048
7
F. Pengelolaan Budi Daya
1. Penyediaan benih
Benih sudah bisa disediakan, khususnya pada Balai Besar Riset Perikanan
2. Penebaran benih
ekor dengan ukuran benih 25 g. Setelah ukuran ikan mencapai 1 kg, ikan
3. Pemberian pakan
Pemberian pakan bisa dengan ikan rucah maupun pakan buatan (pelet).
Sebagai acuan cara pemberian pakan bisa dilihat pada Tabel 5 dan 6.
Benih yang digunakan untuk kegiatan pendederan, dipilih benih yang sehat
bebas dari virus, bakteri dan parasit. Adapun padat penebaran yang dilakukan di bak
terkontrol yaitu ukuran besar (> 5 cm) 150 ekor/bak, ukuran (3,5 cm) sedang 200
Pakan benih ikan cobia yaitu berupa pellet, karena ketersediannya tidak
tergantung dari kondisi alam, kondisi pakan bersih dan tidak membawa bibit penyakit
(bakteri, parasit dan jamur) serta benih cobia mudah beradaptasi dengan pakan pellet.
Jenis pakan pellet yang digunakan berupa pakan pellet love larva yang disesuaikan
dengan bukaan mulut dan ukuran benih. Frekuensi pemberian pakan pellet 2 kali sehari
yaitu pagi dan sore hari sebelum penyiponan dan pergantian air dilakukan.
8
Benih yang baru dipindahkan dari bak pemeliharaan larva ke bak pendederan,
benih ukuran kecil (2 cm) sebaiknya masih diberikan pakan artemia dan diaphanosoma
selain dilatih pakan buatan (LL1), kurang lebih 3 hari berturut-turut sampai benih
tersebut lancar menerima pakan pellet. Hal ini dilakukan untuk mengurangi tingkat
kematian benih. Untuk menjaga kualitas air pemeliharaan , maka dilakukan penyiponan
setiap ukuran benih tidak seragam. Grading atau pemilahan ukuran adalah salah satu
dengan ukurannya.
Selama tahap larva, masalah yang timbul meliputi ganguan Epistylis dan
Nitzchia. Selama masa pembibitan, penyakit virus (lymphocystis) umum terjadi tetapi
tidak fatal, selama kualitas air dijaga dan manajemen pemberian pakan dilaksanakan.
tingginya tingkat kematian ketika tidak dikontrol dengan baik. Gangguan Trichodina
Pencegahan hama dan penyakit pada saat pemeliharaan dilakukan dengan cara
pemberian Probiotik ( Sano life ) yang bertujuan untuk menetralkan kualitas air di bak
larva, menekan pertumbuhan bakteri dan mengurai bakteri yang tidak menguntungkan ,
sehingga tidak menimbulkan hama penyakit yang akan tumbuh pada bak pemelihraan.
Dosis pemeberian probiotik yaitu 25 ppm/hari. Probitik ini mulai diberikan sebelum
9
I. Pemanenan
berumur 50 hari. sebelum panen dilakukan sebaiknya benih tidak diberi pakan minimal 1
hari. Pemanenan dilakukan pada pagi hari untuk mengurangi stress pada benih akibat
perbedaan suhu.
Pemanenan Cobia dewasa dapat dipanen jika telah mencapai ukuran 25-3o cm dari
ukuran tebar berumur D1 dengan masa pemeliharaan 80—1oo hari. Sistem panen secara
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat di simpulkan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
5. Bagian dorsal tubuh ikan cobia berwarna hitam kecoklatan dengan bagian lateral
berwarna abu-abu dan bagian ventral berwarna putih. Matanya berwarna hitam,
dengan warna hitam juga terdapat pada moncong ikan sampai ke sirip ekor.
Cobia merupakan ikan pelagis yang hidup di perairan tropis sampai ke subtropis
6. Untuk menghasilkan benih yang unggul maka harus dilakukan perawatan larva
7. Dalam budidaya ikan cobia kualitas air harus sangat di perhatikan karena
kualitas air salah satu faktor berkembangnya penyakit pada budidaya ikan cobia.
8. Untuk pengendalian penyakit yaitu di berikan probiotik Sano life dengan cara di
berumur 50 hari. Pemanenan Cobia dewasa dapat dipanen jika telah mencapai
—1oo hari.
B. Saran
Untuk menghasilkan benih yang unggul maka harus dilakukan perawatan larva
dan benih yang baik dan benar dan juga kualitas air harus sangat di perhatikan karena
kualitas air salah satu faktor berkembangnya penyakit pada budidaya ikan cobia.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13