5.1 Dasar-Dasar Layanan Kesehatan
5.1 Dasar-Dasar Layanan Kesehatan
5.1 Dasar-Dasar Layanan Kesehatan
BAB
BIDANG LAYANAN
I KESEHATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang proses bisnis di
bidang layanan kesehatan. Setelah mempelajari bab ini,
diharapkan Anda dapat mendeskripsikan proses bisnis secara
menyeluruh di bidang layanan kesehatan, menjelaskan penerimaan
klien, identifikasi kebutuhan klien, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pemberian layanan serta mendeskripsikan pengelolaan
sumber daya manusia di fasilitas kesehatan
1
PETA KONSEP
Kebutuhan Klien
Penerimaan Klien
Pelaksanaan Pemberian
Lay anan
Ev aluasi Pemberian
Lay anan
2
memainkan fungsi penting dalam bisnis untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
3
pemerintah dan swasta dengan layanan fasilitas yang beragam
mengakibatkan konsumen dihadapkan pada banyak pilihan akan produk
jasa kesehatan yang ditawarkan oleh pihak rumah sakit. Perusahaan yang
bersifat consumer oriented mencoba untuk mengintegrasi produk, tarif,
promosi dan distribusi dalam melayani konsumen, sehingga kunci menuju
ke arah profitabilitas tidak lagi pada volume penjualan melainkan pada
kepuasan jangka panjang.
4
c. Mudah dicapai ( accessible)
Untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik maka
pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting.
d. Mudah dijangkau ( affordable)
Untuk dapat mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat
diupayakan biaya pelayanan kesehatan tersebut sesuai dengan
kemampuan ekonomi masyarakat.
e. Bermutu (quality )
Pelayanan kesehatan menunjukkan pada tingkat kesempurnaan,
yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan
dan di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik serta standar yang telah ditetapkan.
Kebutuhan dasar manusia merupakan segala hal yang diperlukan oleh
manusia untuk memenuhi, menjaga dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Setiap manusia mempunyai karakteristik kebutuhan yang unik,
tetapi tetap memiliki kebutuhan dasar yang sama. Kebutuhan manusia pada
dasarnya meliputi dua kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan materi dan
non materi. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan harus diketahui
karakteristik kebutuhan dasar manusia, supaya memudahkan dalam
memberikan bantuan layanan keperawatan.
Abraham Maslow (1908 – 1970), merumuskan suatu teori tentang
kebutuhan dasar manusia yang dapat digunakan oleh perawat untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan, 5 (lima)
kebutuhan dasar manusia yang diambil dari teori Maslow wajib untuk
diperhatikan, kebutuhan dasar manusia itu adalah :
a. Kebutuhan fisiologis ( physiologis needs ) mrupakan kebutuhan yang
mutlak harus dipenuhi oleh manusia untuk bertahan hidup yang
meliputi :
5
1) kebutuhan oksigen dan pertukaran gas
2) kebutuhan cairan dan elektrolit
3) kebutuhan nutrisi dari makanan
4) kebutuhan eliminasi urin dan defekasi
5) kebutuhan istirahat dan tidur
6) kebutuhan kesehatan dan temperatur tubuh
7) kebutuhan seksual (tidak diperlukan untuk menjaga
kelangsungan hidup tetapi mempertahankan kelangsungan
umat manusia)
b. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman ( safety and security needs )
yang meliputi :
1) bebas dari rasa takut dan kecemasan
2) kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas,
kecelakaan dan infeksi
3) aman dari tindakan yang tidak sesuai dengan profesionalisme.
4) Kebutuhan rasa cinta, memiliki dan dimiliki ( love and belonging
needs) yang meliputi :
a) Memberi dan menerima kasih sayang
b) Persahabatan
c) Mendapat teman atau diakui dalam keluarga, kelompok serta
lingkungan sosial.
d) Kebutuhan harga diri ( self-esteem needs ) yang meliputi :
(1) Perasaan tidak bergantung pada orang lain
(2) Kompeten, dihargai dalam pekerjaan, profesi, kecakapan
dalam lingkungan keluarga, kelompok dan masyarakat.
(3) Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain
e) Kebutuhan aktualisasi diri ( needs for self actualization) yang
meliputi :
(1) Dapat mengenal diri sendiri dengan baik
6
(2) Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiri
(3) Bekerja sesuai dengan bakat dan potensi serta dilakukan
dengan senang hati dan diakui orang lain.
(4) Mempunyai dedikasi tinggi
7
2) Data Fokus, adalah informasi tentang status kesehatan klien yang
menyimpang dari keadaan normal. Data focus dapat berupa ungkapan
klien maupun hasil pemeriksaan langsung.
3) Data Subjektif, adalah data yang merupakan ungkapan keluhan klien
secara langsung dari klien maupun tidak langsung melalui orang lain
yang mengetahui keadaan klien secara langsung dan menyampaikan
masalah yang terjadi.
4) Data Objektif, adalah data yang diperoleh Anda secara langsung
melalui observasi dan pemeriksaan pada klien.
Untuk mendapatkan data tersebut di atas, maka dilakukan suatu cara
dalam pengambilan data adalah sebagai berikut.
a) Anamnesa, adalah suatu proses tanya jawab atau komunikasi untuk
mengajak klien dan keluarga bertukar fikiran dan perasaan, mencakup
keterampilan secara verbal dan non verbal, empati dan rasa kepedulian
yg tinggi. Teknik verbal yang dimaksud meliputi: pertanyaan terbuka
atau tertutup, menggali jawaban dan memvalidasi respon, sedangkan
teknik non verbal meliputi mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan
dan kontak mata. Terdapat dua jenis anamnesa yaitu auto anamnesa
(pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap
pasien) dan allo anamnese (pemeriksaan yang dilakukan dengan
wawancara terhadap orang tua atau sumber lain)
b) Observasi, adalah pengamatan perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan.
c) Pemeriksaan fisik, menggunakan metode physical examination
yang terdiri dari :
(1)Inspeksi, teknik yang dilakukan bersamaan dengan proses
observasi secara sistematik.
(2)Palpasi, teknik yang dilakukan dengan menggunakan indera
peraba.
8
(3)Perkusi, pemeriksaan dengan cara mengetuk,
(4)Auskultasi, pemeriksaan dengan mendengarkan suara yg
dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
9
meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon klien
selama dan sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data yang baru.
Intervensi keperawatan maupun intervensi terapeutik, yaitu memahami
respon fisiologis, psikologis normal dan abnormal, mampu mengidentifikasi
kebutuhan dan pemulangan klien, serta mengenali aspek-aspek promotif
kesehatan klien dan kebutuhan penyakitnya. Pada saat melaksanakan
intervensi tersebut, Anda harus berkomunikasi dengan jelas pada klien,
keluarganya dan anggota tim keperawatan kesehatan lainnya.
Tindakan medis ini merupakan suatu intervensi medis yang
dilakukan pada seseorang dengan berdasar atas indikasi medis tertentu
yang dapat atau bisa mengakibatkan integritas jaringan atau organ
terganggu. Tindakan tersebut bisa atau dapat berupa :
1) Tindakan terapeutik yang mempunyai tujuan untuk pengobatan
2) Tindakan diagnostik yang mempunyai tujuan untuk dapat
menegaskan atau juga menetapkan penyakit diagnosis. Tindakan
medis ini merupakan sebuah tindakan yang kemudian dilakukan
apabila telah ada persetujuan dari pasien yang terkait terhadap
tindakan medis.
10
Tindakan evaluasi pemberian layanan ini terdiri dari :
1) Evaluasi proses (Formatif), evaluasi yang dilakukan setelah selesai
tindakan, berorientasi pada etiologi, dilakukan secara terus –
menerus sampai tujuan yang telah ditentukan tercapai.
2) Evaluasi hasil (Sumatif), evaluasi yang dilakukan setelah akhir
tindakan keperawatan secara paripurna yang berorientasi pada
masalah keperawatan, menjelaskan keberhasilan ataupun
ketidakberhasilan, rekapitulasi dan kesimpulan status kesehatan
klien sesuai dengan kerangka waktu yang ditetapkan.
Evaluasi proses itu dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan
perubahan klien, evaluasi klien dan evaluasi hasil dilakukan pada akhir
pencapaian tujuan. Beberapa rumah sakit menetapkan kebijakan yang
berbeda, evaluasi hasil diukur tiap shift jaga, sedangkan rumah sakit lain
evaluasi proses ditetapkan tiap 24 jam sekali, kecuali untuk kasus gawat
darurat dan intensive care, pada prinsipnya, semakin cepat perubahan yang
terjadi pada klien baik ke arah perbaikan atau penurunan, semakin sering
evaluasi proses itu dilakukan.
11
berpendidikan formal kesehatan atau tidak, yang untuk jenis tertentu
memerlukan upaya kesehatan.
a. tenaga kesehatan, yaitu semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan berpendidikan formal kesehatan atau tidak,
yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
12
2) bahan penilaian prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit
3) bahan penyempurnaan sistem dan prosedur kerja
4) bahan sarana peningkatan kinerja kelembagaan
5) bahan penyusunan standar beban kerja; jabatan/kelembagaan
6) penyusunan rencana kebutuhan pegawai secara riil sesuai dengan
beban kerja organisasi
7) bahan perencanaan mutasi pegawai dari unit yang berlebihan ke unit
yang kekurangan
8) bahan penetapan kebijakan dalam rangka peningkatan
pendayagunaan sumber daya manusia.
13
Penyusunan Perencanaan Kebutuhan SDM Kesehatan dilakukan dengan
dua pendekatan sebagai berikut.
RANGKUMAN
a. Bisnis layanan kesehatan dibagi menjadi lima jenis yaitu rumah sakit,
klinik, praktek dokter pribadi, apotik, dan laboratorium.
b. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu lembaga yang
bergerak di bidang pelayanan jasa kesehatan yang bertanggung
jawab dalam memberikan pengobatan, perawatan, mengusahakan
kesembuhan dan kesehatan pasien, serta mengupayakan pendidikan
hidup sehat bagi masyarakat
c. Pelayanan kesehatan yang baik harus memenuhi beberapa
persyaratan pokok yaitu, tersedia dan berkesinambungan, dapat
diterima dan wajar ( acceptable & appropriate ), mudah dicapai
(accessible), mudah dijangkau ( affordable) serta bermutu (quality )
14
d. Pada pelaksanaan pelayanan kesehatan terdapat 5 (lima) kebutuhan
dasar manusia dari teori Maslow yang wajib untuk diperhatikan yaitu
kebutuhan fisiologis ( physiologis needs ), kebutuhan keselamatan dan
rasa aman ( safety and security needs ), kebutuhan rasa cinta, memiliki
dan dimiliki ( love and belonging needs ), kebutuhan harga diri ( self-
esteem needs), kebutuhan aktualisasi diri ( needs for self
actualization)
e. Proses atau tahapan yang akan dilalui oleh pengguna layanan
kesehatan, diantaranya adalah penerimaan pasien, rencana
pemberian layanan kesehatan, pelaksanaan pemberian layanan serta
evaluasi pemberian layanan
f. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal kesehatan atau
tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan upaya kesehatan.
g. Tujuan dari pengelolaan perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan
adalah untuk menghasilkan rencana kebutuhan yang tepat meliputi
jenis, jumlah, dan kualifikasi sesuai kebutuhan organisasi berdasarkan
metode perencanan yang sesuai dalam rangka mencapai tujuan
pembangunan kesehatan.
h. Penyusunan perencanaan kebutuhan SDM kesehatan dilakukan
dengan dua pendekatan yaitu, perencanaan dari atas ( top down
planning) dan perencanaan dari bawah ( bottom up planning).
15
EVALUASI
1. Di daerah tempat tinggalmu pasti terdapat suatu fasilitas pelayanan
kesehatan. Ambillah contoh salah satu pelayanan kesehatan yang
kamu ketahui tersebut lalu deskripsikan secara rinci sesuai dengan
kriteria pelayanan kesehatan yang ideal. Setelah itu tariklah suatu
kesimpulan dari hasil pengamatanmu tersebut dan presentasikan di
depan kelas !
2. Presentasikan tentang pemahaman kalian mengenai hierarki
kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam
aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari !
3. Setelah kalian mempelajari dan memahami mengenai “dasar-dasar
layanan kesehatan”, simulasikan tahapan-tahapannya seolah-olah
kalian menjadi seorang tenaga kesehatan yang akan melaksanakan
kegiatan pelayanan kesehatan terhadap pasien yang datang fasilitas
pelayanan kesehatan mulai dari tahap penerimaan pasien sampai
pada tahap evaluasi pemberian layanan.
16
PERKEMBANGAN
BAB TEKNOLOGI DAN ISU-ISU
GLOBAL DI BIDANG
II LAYANAN KESEHATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Pada bab ini Anda akan mempelajari tentang perkembangan teknologi
dan isu-isu global di bidang layanan kesehatan. Setelah mempelajari
bab ini, diharapkan Anda dapat memahami perkembangan teknologi
pada layanan kesehatan, teknologi konvensional dan industri 4.0, isu-
isu global bidang layanan kesehatan, jenis dan fasilitas layanan
kesehatan serta jenis dan fungsi peralatan di layanan kesehatan.
17
PETA KONSEP
18
2.1 PERKEMBANGAN TEKNOLOGI LAYANAN KESEHATAN
Kehidupan manusia tidak terlepas dari teknologi, begitu pula dalam
bidang kesehatan. Kata teknologi berasal dari bahasa Yunani, techne yang
berarti keahlian dan logia yang berarti pengetahuan. Teknologi dalam
pengertian sempit mengacu pada obyek benda yang digunakan untuk
kemudahan aktivitas manusia, seperti mesin, perkakas, atau perangkat
keras. Teknologi secara harfiah berasal dari bahasa latin texere yang berarti
menyusun atau membangun, sehingga istilah teknologi tidak terbatas pada
penggunaan mesin. Teknologi dapat diartikan perpanjangan tangan
manusia untuk dapat memanfaatkan alam dan sesuatu yang ada di
sekelilingnya secara lebih maksimal sehingga mempermudah pemenuhan
kebutuhan manusia.
a. Industri 1.0
Pada tahun 1800-an, mesin mesin bertenaga air dan uap mulai
dikembangkan untuk membantu para pekerja. Industri 1.0 dimulai dengan
ditemukannya mesin uap oleh James Watt (1763), yang kemudian memulai
revolusi industri di seluruh dunia. Seiring dengan meningkatnya
kemampuan produksi, bisnis juga tumbuh dari pemilik usaha perorangan
yang mengurus sendiri bisnisnya dan atau meminta bantuan tetangganya
sebagai pekerja.
b. Industri 2.0
19
oleh Thomas Alfa Edison (1882), gas, dan minyak bumi. Metode
berkomunikasi pun berubah dengan ditemukannya telegram dan telepon.
Sarana transportasi juga berubah dengan ditemukannya mobil dan pesawat
pada awal abad ke-20. Penggunaan listrik lebih efektif dari pada tenaga uap
atau air karena produksi difokuskan ke satu mesin. Akhirnya mesin
dirancang dengan sumber daya mereka sendiri, membuatnya lebih portabel.
Pada periode ini juga melihat perkembangan sejumlah program
managemen yang memunginkan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas manufaktur.
c. Industri 3.0
d. Industri 4.0
20
Teknologi ini menggabungkan teknologi mutakhir termasuk manufaktur
aditif, robotika, kecerdasan buatan dan teknologi kognitif lainnya, material
canggih, dan augmented reality .
EVALUASI
21
berupa tindakan mengobati gejala dan penyakit dengan menggunakan
obat, pembedahan, dan atau radiasi juga mulai mengalami perkembangan
seiring perkembangan di era teknologi 4.0, dan didukung oleh teknologi
informasi. Pada perkembangannya saat ini, layanan kesehatan dapat
diperoleh masyarakat dengan mudah serta penanganan pasien lebih
berkualitas. namun demikian masih terdapat kendala yang dihadapinya,
diantaranya adalah:
22
mendirikan rumah sakit swasta di tempat terpencil, sehingga
menimbulkan kesenjangan
5) Pelayanan kesehatan masih rendah yang terlihat dari kendala
masyarakat dalam mendapatkan layanan kesehatan Teknologi
informasi belum dimanfaatkan dengan baik.
Salah satu pemanfaatan teknologi informasi di bidang manajemen
kesehatan adalah dengan membangun sistem informasi rumah sakit. Sistem
informasi ini digunakan untuk kepentingan pengolahan data pasien yang
digunakan kalangan medis rumah sakit seperti data penyakit, riwayat
penyakit pasien hingga sistem pelaporan perkembangan pasien ketika
sedang menjalani perawatan. Manajemen rumah sakit juga membutuhkan
peran dari teknologi digital untuk menentukan kebutuhan tenaga di ruang
rawat, pengklasifikasian klinis pasien berbasis kebutuhan perawat.
Teknologi informasi dapat pula membantu dalam penerapan rekam medis.
database untuk mencatat semua data medis, demografis serta setiap event
dalam manajemen pasien di rumah sakit.
23
dapat memanfaatkan layanan kesehatan. Hal ini disebabkan karena pada
saat ini, teknologi informasi masih banyak digunakan untuk kegiatan yang
lain, bukan untuk mendapatkan layanan kesehatan.
24
EVALUASI
25
penanganan sampah dan limbah medis bisa berakibat fatal untuk
kebersihan lingkungan. Sampah yang merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipakai, tidak disenangi atau harus dibuang sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelangsungan hidup. Sampah juga ada yang termasuk dalam
sampah spesifik, disebut spesifik karena sifat, konsentrasi, dan atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
26
Proses yang terjadi pada tahap ini adalah mengambil kantong plastik
dari tempat penampungan sampah medis dalam ruangan untuk
diangkut ke tempat penanganan berikutnya.
d. Pengangkutan sampah medis
Sampah medis ini diangkut menuju ke tempat pemusnahan sampah
medis. Apabila sampah medis tidak segera dimusnahkan, maka
harus disimpan di tempat yang aman
e. Pemusnahan sampah medis
Pemusnahan sampah medis ini dengan cara pembakaran atau
proses incenerasi, maupun dengan cara penimbunan ( liming).
Proses incenerasi bertujuan untuk mereduksi volume sampah medis
dengan cara pembakaran suhu tinggi menggunakan alat
incenerator.
f. Penimbunan sampah medis
Cara penanganan sampah medis dengan menimbunnya ke dalam
tahan. Cara ini disebut cara liming (pengapuran), cara ini biasanya
digunakan di rumah sakit yang belum memiliki incenerator dan
masih memiliki lahan yang luas.
EVALUASI
27
2.4 JENIS LAYANAN DAN FASILITAS PADA PELAYANAN
KESEHATAN
Upaya peningkatan kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara
serta meningkatan kesehatan yang bertujuan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang baik, diperlukan fasilitas pelayanan kesehatan
yang dapat menyediakan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat dalam rangka peningkatan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/ atau masyarakat.
28
Menurut Leavel & Clark tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian
dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat
pelayanan kesehatan yang akan diberikan, yaitu:
a. Health Promotion (Promosi Kesehatan), merupakan tingkat pertama
dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan kesehatan. Bertujuan
untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh: kebersihan
perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dan sebagainya.
b. Specific Protection (Perlindungan Khusus), adalah masyarakat terlindung
dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi,
perlindungan keselamatan kerja.
c. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan
Segera), sudah mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah
penyebaran penyakit. Contoh: survey penyaringan kasus.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2016, jenis fasilitas
pelayanan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 terdiri atas:
29
d. rumah sakit, adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
e. apotek, adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan
praktik kefarmasian.
f. unit transfusi darah, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan donor darah, penyediaan darah, dan
pendistribusian darah.
g. laboratorium kesehatan, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap
bahan yang berasal dari manusia dan/atau bahan bukan berasal
dari manusia untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit,
kondisi kesehatan atau faktor risiko yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perseorangan dan/ atau masyarakat.
h. optikal, adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan refraksi, pelayanan optisi, dan/atau
pelayanan lensa kontak.
i. fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum, adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan pelayanan
kedokteran untuk kepentingan hukum yang meliputi pelayanan
kedokteran forensik klinik, patologi forensik, laboratorium forensik,
dan dukungan penegakan hukum.
j. fasilitas pelayanan kesehatan tradisional. adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pengobatan/perawatan
pelayanan kesehatan tradisional komplementer.
Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tersebut diatas
merupakan tanggung jawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
30
Kesehatan. Pemerintah Daerah dapat menentukan jumlah dan jenis
fasilitas pelayanan kesehatan serta pemberian izin beroperasi di
daerahnya dengan mempertimbangkan luas wilayah, kebutuhan
kesehatan, jumlah dan persebaran penduduk, pola penyakit,
pemanfaatannya, fungsi sosial, dan kemampuan dalam memanfaatkan
teknologi.
Sebelum kita belajar tentang peralatan dan fungsinya, ada baiknya kita
pahami dulu dari ketiga profesi tersebut di atas. Asisten perawat adalah
sesorang yang bertugas membantu mengimplementasikan asuhan
keperawatan secara spesifik atas instruksi seorang Ners yang berlisensi
(STR). Asisten dental adalah seseorang yang bertugas membantu
melakukan tindakan dental asistensi saat dokter gigi bekerja menjalankan
tugasnya saat merawat pasien. Caregiver merupakan individu yang
membantu merawat dan memberikan kenyamanan kepada lansia guna
meningkatkan derajat kesehatan lansia, serta membantu lansia menerima
kondisinya. Beberapa perlalatan yang digunakan oleh ketiga profesi diatas
akan dijelaskan berikut ini.
31
a. Peralatan asisten perawat dan caregiver
Tindakan pelaksanaan asisten keperawatan dan caregiver pada klien
yang mengalami gangguan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya tentu
saja memerlukan beberapa peralatan yang akan menunjang keberhasilan
dari tindakan yang dilakukan, Oleh karena itu, sebagai seorang asisten
perawat dan caregiver wajib mengetahui dan paham mengenai fungsi dari
alat-alat tersebut. Beberapa tindakan asisten keperawatan dan caregiver
diantaranya adalah mengukur tanda-tanda vital, memandikan, klien di atas
tempat tidur, mencuci rambut, memotong kuku, oral hygiene, vulva
hygiene, menyiapkan tempat tidur, mengganti alat tenun, melakukan
perawatan setelah klien meninggal dunia, memasang buli-buli panas,
memasang kirbat es, memberikan kompres dingin atau hangat, pemberian
makan dan minum per oral atau melalui selang nasogastrik, membantu
klien duduk di tempat tidur, memindahkan klien dari tempat tidur ke
brankar (kursi roda) atau sebaliknya, menolong klien buang air kecil atau
buang air besar di tempat tidur, perawatan kateter sementara, menghitung
tetesan infus, pemasangan nasal kanul (masker oksigen).
32
Gambar 2.1 Tensimeter
Dokumentasi pribadi
33
Gambar 2.3 Termometer
Sumber : dokumentasi pribadi
8) Kruk, adalah alat yang dibuat dari bahan kayu atau logam ringan.yang
berguna untuk menopang berat badan pada satu atau kedua kaki pada
kruk secara bergantian, dengan tujuan menopang keseimbangan dan
mengurangi berat badan saat berjalan, juga bisa untuk mengembalikan
fungsi otot. Kruk bisa digunakan satu atau berpasangan sesuai
kebutuhan.
35
Gambar 2.8 Kruk
Sumber : Shopee.com
9) Walker, adalah alat bantu jalan yang memiliki dua gagang sebagai
tempat pegangan serta empat kaki sebagai penumpu, digunakan untuk
membantu keseimbangan, memperlebar langkah dan menurunkan beban
tubuh di kaki.berguna untuk orang dewasa yang mengalami penurunan
kekuatan otot.
36
Gambar 2.10 Tongkat empat kaki
Sumber : Shopee.com
11)Trochanter roll , biasa disebut juga alat balik, adalah alat yang
bentuknya memanjang dari punggung atas ke tengah-paha yang
digunakan untuk adalah alat pemosisian yang membantu mencegah
gesekan saat bergerak, mengangkat, dan memutar klien dari sisi ke sisi.
Biasanya dibuat dari handuk besar yang digulung.
37
Gambar 2.12 Overbed Table
Sumber : shopee.com
38
Gambar 2.14 Waslap
Sumber Shopee.id
39
Gambar 2.17 Selimut pasien
Sumber Shopee.id
40
Gambar 2.19 Bedpan
Sumber Shopee.id
20)Perlak, adalah pelapis atau cover yang dapat menyerap dan menahan
cairan dengan cepat dan mudah. Biasanya digunakan sebagai alas untuk
pasien saat dimandikan di atas tempat tidur, sehingga tidak membasahi
kasur, dan bagi pasien atau orang yang bermasalah dalam mengontrol
keluarnya cairan sehingga tidak membasahi atau mengotori kasur atau
matras.
21)Botol cebok, adalah botol yang digunakan untuk penampung air cebok
klien/pasien pada tindakan personal hygiene.
22)Bengkok, adalah yang terbuat dari stainless steel atau plastik yang
digunakan untuk wadah sementara instrumen (gunting, klem, pinset,dll)
atau disposable (kasa, kapas, plester) yang telah terkontaminasi darah,
kotoran, atau cairan tubuh lainnya saat melakukan tindakan medis.
41
Gambar 2.22 Bengkok
Sumber dokumentasi pribadi
25)Tongue spatel, adalah alat yang terbuat dari plate metal atau kayu,
yang digunakan untuk menekan lidah pd saat pemeriksaan rongga mulut
42
Gambar 2.25 Tongue spatel
Sumber dokumentasi pribadi
26)Kom, adalah alat yang digunakan sebagai tempat untuk menaruh kasa,
betadine, sputum atau dahak. Alat ini tersedia untuk ukuran besar dan
ukuran kecil.
28)Apron/celemek, adalah salah satu pelindung diri yang terbuat dari kain
atau kulit dengan ukuran tertentu yang di pakai untuk melindungi bagian
depan tubuh dari kotoran yang di sebabkan oleh percikan suatu cairan
atau zat tertentu.
43
Gambar 2.28 Apron/celemek
Sumber dokumentasi pribadi
44
Gambar 2.30 Kantong buli-buli panas WWZ
Sumber dokumentasi pribadi
Tindakan pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh
dokter gigi terhadap pasien tidak terlepas dari penggunaan alat praktek
kedokteran gigi, sebagai contohnya adalah dental unit, hand instruments, alat
sterilisasi dan sebagainya. Oleh karena itu, sebagai seorang asisten dental
wajib mengetahui dan paham mengenai fungsi dari alat-alat tersebut.
Purwanto dalam bukunya “Penggunaan dan Pemeliharaan Alat Kedokteran
gigi”, menyebutkan bahwa peralatan praktek di bidang kedokteran gigi
dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1) Alat kritis adalah alat-alat yang menembus kulit atau mukosa dan atau
berkontak langsung dengan jaringan terbuka atau tulang, contohnya jarum
suntik, tang ekstraksi, scalpel, scaler, dan bur.
2) Alat semi kritis adalah alat-alat yang hanya menyentuh membran
mukosa, tidak memasuki jaringan atau tulang, contohnya kaca mulut,
sonde, dan alat-alat penambalan.
45
3) Alat nonkritis adalah alat-alat yang tidak kontak atau yang menyentuh
kulit dan bagian permukaan dari lingkungan praktik misalnya, dental unit,
meja, kursi.
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan akan pentingnya alat-alat
praktik kedokteran gigi bagi siswa-siswi dental asisten, disini akan kita
bahas beberapa peralatan yang digunakan dokter gigi dalam pemeriksaan
maupun perawatan pasien. Peralatan tersebut dibagi menjadi 8 (delapan)
kelompok berdasarkan kegunaan dan pemeliharaannya, yaitu : peralatan pre
klinik, dental chair mounted unit, diagnostik, perlindungan khusus,
penambalan gigi, pencabutan gigi, bedah mulut sederhana serta peralatan
pelengkap.
(1) Mangkok karet (rubber bowl), adalah mangkok yang terbuat dari karet
dengan ukuran kecil, sedang, besar digunakan untuk tempat mengaduk
gips dan bahan cetak (alginat).
46
(2) Spatula gips, adalah lempengan dari logam dengan pegangan kayu atau
plastic tapi ada yang tanpa pegangan. Alat ini digunakan mengaduk gips
dan bahan cetak (alginat).
(3) Pisau gips, adalah pisau besar dengan pegangan kayu, digunakan untuk
memotong gips.
(4) Wax knife (pisau malam), adalah pisau dengan bagian tengah
pegangan dari kayu, digunakan memotong dan mengukir malam.
47
(5) Lecron carver (pisau model), adalah pisau kecil yang terbuat dari
stainless steel, dengan bentuk yang berbeda di kedua sisinya. Pisau ini
digunakan untuk mengukir gips, model gigi dan malam.
(6) Lampu spiritus, adalah lampu terbuat dari kaca atau stainless steel
dilengkapi sumbu dan menggunakan bahan bakar spiritus. Lampu ini
digunakan untuk melunakkan malam
48
untuk mengatur kecepatan putaran bur, tekanan udara, aliran dan catu daya
listrik, lampu periksa serta bagian-bagiannya dan dental chair sebagai tempat
duduk pasien selama pemeriksaan dan perawatan gigi berlangsung. Pada
pembahasan kali ini, akan dibahas lebih jauh mengenai bagian-bagian dental
unit dan kelengkapannya. Bagian-bagian dari dental mounted unit
diantaranya sebagai berikut.
(1) Dental chair (Patient Chair), berbentuk seperti kursi, terbuat dari busa
yang dilapisi oleh bahan kulit, tempat duduknya bisa dinaik-turunkan dan
sandarannya bisa direbah-berdirikan, panjangnya sekitar 1,8 sampai 2
meter. Fungsinya sebagai tempat duduk pasien, tempat meletakkan tangan
pasien dan tempat untuk sandaran dari badan pasien. Cara
pemeliharaannya, setelah digunakan, dental chair didesinfeksi dengan
alkhohol 90 %, lalu dikeringkan.
(2) Three Way Syringe, alat di dental unit yang bagian handle sampai
ujungnya terbuat dari stainless stell yang disambungkan dengan pipa kecil
sebagai media penghantar sesuai dengan kegunaannya. Fungsi dari alat
49
ini adalah memberikan semprotan udara, air atau kombinasi semprotan
udara dan air yang membantu menjaga rongga mulut bersih dan kering
serta melindungi gigi dari panas yang dihasilkan oleh drill handpiece.
Cara pemeliharaan dari alat ini adalah setelah digunakan alat tersebut
didesinfeksi bagian handle sampai ujungnya dengan alkhohol 90 %, lalu
dikeringkan.
(3) Dental light, adalah alat di dental unit yang bentuknya seperti lampu,
dengan tangkai lampu bisa digerak-gerakkan serta bisa didongakkan atau
ditundukkan. Fungsi dari alat ini sebagai sumber penerangan atau
penyinaran yang digunakan dokter gigi dalam memeriksa rongga mulut
pasien. Cara pemeliharaan dari alat ini adalah setelah digunakan, lampu
serta tangkainya didesinfeksi dengan alkhohol 90 %, lalu dikeringkan.
50
dari 380.000 menjadi 400.000 rpm tergantung pada modelnya.
Fungsinya untuk menghapus sebagian enamel, karang gigi dan plak pada
lubang gigi. Cara pemeliharaan dari alat ini adalah setelah digunakan,
handle sampai bagian ujungnya serta bur didesinfeksi dengan alkhohol
90 %, lalu dikeringkan.
(5) Low and high speed handpiece, adalah alat yang bekerja dengan
menggunakan bur yang dipasang dibagian ujungnya, kecepatan motor
berkisar dari 0 hingga 5.000, atau 80.000 rpm tergantung pada model.
Handpiece merupakan alat semi kritis, sedangkan burnya termasuk alat
kritis. Fungsinya untuk menghilangkan karies gigi dan melakukan
profilaksis pada gigi. Cara pemeliharaan dari alat ini adalah setelah
digunakan, handle sampai bagian ujungnya serta bur didesinfeksi dengan
alkhohol 90 %, lalu dikeringkan.
(6) Saliva ejector, adalah alat yang tangkainya terbuat dari logam atau non
logam, mempunyai dua jenis high dan low suction, bentuknya bulat
memanjang dengan karet diujungnya. Fungsinya untuk menghisap saliva
atau air liur pada kavitas sehingga membuat daerah kerja menjadi
kering. Cara pemeliharaan dari alat ini adalah setelah digunakan, cuci
51
ujungnya dengan air lalu desinfeksi dengan alkhohol 90 %.untuk yang
logam, untuk yang disposable, langsung dibuang.
(7) Dental stool, adalah suatu alat dudukan yang terbuat dari busa yang
dilapisi dari kulit dan dapat berputar 360 derajat, kursi tersebut bisa
dinaik turunkan sesuai kenyamanan operator, bentuknya juga bermacam-
macam sesuai dengan kenyamanan operator dalam bekerja. Fungsinya
sebagai tempat duduk bagi operator dalam melakukan pemeriksaan dan
perawatan gigi dan mulut. Cara pemeliharaan dari alat ini setelah
digunakan, desinfeksi seluruh bagian kedudukan dan sandaran dengan
alkhohol 90%.
(8) Separator, adalah alat yang terbuat dari logam, biasanya terletak di
lantai belakang atau samping kiri dental chair. Fungsinya sebagai media
52
penggerak 3 (tiga) sumber gerak pada dental unit. Cara pemeliharaan
dari alat ini adalah dilakukan pemeriksaan separator selama satu bulan
sekali.
(9) Foot controller, alat yang terbuat dari logam atau non logam yang
mempunyai tombol dengan fungsi masing-masing dan digerakkan
dengan kaki operator. Fungsinya adalah untuk mengatur kecepatan
sumber penggerak pada dental unit menggunakan kaki operator. Cara
pemeliharaan dari alat ini periksa foot controller satu bulan sekali dan
bersihkan setelah pemakaian.
(10) Tray assembly, alat yang terbuat dari plastik yang berbentuk persegi
panjang. Fungsinya sebagai tempat untuk meletakkan peralatan yang
dibutuhkan oleh operator selama bekerja. Cara pemeliharaan setelah
digunakan, cukup didesinfeksi dengan alkhohol 90%.
53
(10) Radiograph viewer, alat yang bentuknya seperti LCD, kegunaannya
untuk melihat hasil foto rontgen pada pemeriksaan gigi. Cara
pemeliharaan setelah digunakan, cukup didesinfeksi dengan alkhohol
90%.
(11) Flushing system, alat yang berbentuk seperti mangkuk besar yang
berlubang dibagian dalamnya, terletak di sebelah kiri pasien.
Kegunaannya untuk mempermudah pasien membuang air kumur selama
pemeriksaan dan perawatan. Cara pemeliharaan setelah digunakan,
bersihkan bowl dan sekitarnya dengan air kemudian desinfeksi dengan
alkhohol 90%.
54
(12) Kompresor, alat yang merupakan sumber udara tekan untuk
keperluan operasional dental chair mounted unit system air jet.
c. Peralatan Diagnostik
(1) Kaca mulut, adalah alat yang tangkainya terbuat dari logam dan non
logam dengan ujungnya terdapat kaca berbentuk bulat. Permukaan
kacanya ada 2 (dua) macam, datar dan cembung, dengan diameter
beberapa macam. Alat ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya adalah
untuk :
(a) melihat permukaan gigi yang tidak dapat dilihat langsung oleh mata
(b)membantu memperluas daerah kerja dengan menahan pipi, lidah dan
bibir,
(c) mengetahui ada tidaknya lubang (karies),
55
(d)melihat hasil preparasi atau tumpatan
(e) melihat kelainan rongga mulut.
(2) Pinset dental, adalah alat yang terbuat dari stainless steel yang digunakan
untuk menjepit, dengan ujung penjepit melengkung. Alat ini digunakan
untuk menjepit kapas, kasa, tampon, cotton roll dan lain-lain.
Pemeliharaan yang dilakukan pada alat ini adalah setelah selesai dipakai,
dicuci bersih dan disterilkan lalu disimpan.
(3) Sonde Explorer, adalah alat yang terbuat dari logam atau stainless steel
dengan ujung runcing. Ujung yang runcing tersebut bisa terdapat pada
satu sisi (single end) atau dua sisi (double end), bentuknya ada yang
bengkok atau melengkung setengah lingkaran (half moon), dan ada yang
lurus. Alat ini digunakan mencari karies dan cek kedalamannya,
memeriksa adanya debris dan kalkulus, mengetahui adanya perforasi
56
pulpa, tangkainya dapat digunakan untuk perkusi, serta untuk
mengetahui tumpatan atau tepi tumpatan sudah rata atau belum.
(4) Excavator, alat yang terbuat dari logam atau stainless steel dengan
bagian ujungnya dua sisi menyerupai sendok kecil. Alat ini digunakan
untuk membersihkan jaringan karies yang lunak dan kotoran atau sisa
makanan yang terdapat di dalam kavitas dan dapat juga untuk
membongkar tumpatan sementara. Pemeliharaan yang wajib dilakukan
pada peralatan ini adalah setelah selesai dipakai, dicuci bersih lalu
dikeringkan, disterilkan, dan disimpan.
57
(1) Periodontal probe, adalah alat yang terbuat dari stainless steel dengan
ujung bulat tumpul, dan digunakan untuk melihat kedalaman saku gusi.
(2) Scaler, adalah alat yang terbuat dari stainless steel dengan ujung tajam,
memiliki bentuk yang bermacam-macam, dan digunakan untuk
membersihkan karang gigi. Alat ini memiliki dua macam jenis yaitu
manual scaler dan electrik scaler. Manual scaler memiliki beberapa jenis
dengan fungsinya masing-masing sebagai berikut.
(a) Hoe scaler, adalah scaler yang berbentuk seperti cangkul, digunakan
untuk meratakan permukaan akar sehingga terbebas dari karang gigi.
(b) Chisel scaler, adalah scaler yang berbentuk seperti pahat, digunakan
untuk membersihkan karang gigi pada permukaan proximal gigi
anterior.
(c) File scaler, adalah scaler yang berbentuk seperti kikir, digunakan
untuk mengikir gigi. Alat ini jarang dipakai karena bisa
menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar.
58
Gambar 2.57 file scaler
Sumber : www.indiamart
(d) Sickle scaler, adalah scaler berbentuk seperti bulan sabit, digunakan
untuk mengambil bagian supra/ subgingival calkulus bagian
interdental.
59
disimpan. Alat electrik scaler juga memiliki beberapa jenis dengan
fungsinya masing- masing sebagai berikut.
(c) Air scaler, adalah alat yang digunakan untuk membersihkan karang
gigi subgingival maupun supragingival serta debris dan stain
dengan udara tekan dari kompresor
60
Gambar 2.62 air scaler
Sumber : dokumentasi pribadi
(1) Aneka macam bur, alat ini terbuat dari baja dan diamond, menurut
besar kecilnya ada ukuran nomor 0 – 6. Bur ini memiliki beberapa
bentuk sesuai dengan fungsinya sebagai berikut.
(a) Bur round, bur ini berbentuk bulat, dan digunakan membuat
tempat masuk pada awal preparasi kavitas,
(b) Bur fissure, bur ini ada yang berbentuk lurus sama besar dari
atas ke bawah, ada pula yang mengecil kebawah, digunakan
untuk melebarkan melebarkan dinding kavitas waktu tindakan
preparasi
(c) Bur inverted cone, bur ini berbentuk trapesium (makin ke ujung
makin besar), digunakan untuk meratakan dasar kavitas, dan
membuat retensi berupa undercut pada kavitas.
61
Gambar 2.63 aneka macam bur
Sumber : dokumentasi pribadi
(2) Spatula semen (cement spatel), alat ini terbuat dari stainless steel
dengan ujung pipih dan memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-
beda. Spatula ini digunakan mengaduk semen atau fletcher diatas
mixing slab.
(3) Agate spatula (agate spatel), alat ini terbuat dari plastik, dan
memliki bentuk yang sama dengan spatula semen. Spatula ini
digunakan mengaduk bahan tambalan silikat, glass ionomer
cement,dan komposit
(4) Mixing slab (glass plate), alat ini terbuat dari kaca dengan bentuk
dan ukuran bervariasi yang digunakan untuk tempat mengaduk
fletcher, semen phospat, dan silikat.
62
Gambar 2.66 mixing slab (glass plate)
Sumber : dokumentasi pribadi
(5) Plastis instrument (plastis filling instrumen), alat ini terbuat dari
stainless steel double handed dengan ujung pipih, dan bentuknya
berbeda-beda, digunakan untuk mengambil dan membawa bahan
tambalan sementara, silikat, semen fosfat dari lempeng kaca ke
dalam kavitas serta membentuk tambalan di atas pada bagian buccal,
lingual, palatinal, aproximal. Alat serupa dengan plastis instrumen ini
tetapi terbuat dari plastik disebut plastic instrumen (plastic filling
instrumen).
(6) Semen stopper (Semen plugger), alat ini terbuat dari stainless steel
dengan ujung rata, halus, licin tidak bergaris-garis, digunakan untuk
menekan dan meratakan tambalan semen lining, atau basis ke dalam
kavitas.
(7) Amalgam stopper, alat ini bentuknya seperti semen stoper tetapi
ujungnya bergaris-garis kasar, digunakan untuk memadatkan dan
meratakan tambalan amalgam ke dalam kavitas.
63
Gambar 2.69 amalgam stoper
Sumber : dokumentasi pribadi
(9) Amalgam carver, alat ini terbuat dari stainless steel dengan ujung
runcing dan pipih seperti ketupat / layang-layang, digunakan untuk
mengukir, membentuk tumpatan/ tambalan amalgam yang
disesuaikan dengan anatomi gigi.
(10) Burnisher, alat ini terbuat dari stainless steel dengan ujung bulat,
oval, bulat telur dan permukaannya halus, digunakan untuk
menghaluskan tambalan amalgam. Burnisher ini juga dapat
bergabung dengan plastis instrument, sehingga berbentuk huruf ‘Y’.
64
Sumber : dokumentasi pribadi
(12) Matriks, alat ini terbuat dari stainless steel dengan bentuk terdiri
dari dua jenis yaitu :
(a)Matriks dua permukaan (ivory), terdiri dari 2 bagian (matriks
retainer dan matriks band berlubang), digunakan sebagai dinding
sementara pada waktu penambalan kelas 2, untuk penambalan dua
permukaan misal, mesio oklusal dan disto oklusal
65
Gambar 2.75 Matriks tiga permukaan (matriks niversal/tofflemire)
Sumber : dokumentasi pribadi
66
Gambar 2.76 batu poles
Sumber : dokumentasi pribadi
(b) Finier bur, bur yang terbuat dari baja, dan memiliki bentuk
yang ujungnya bermacam-macam, permukaannya ada yang
keras dan halus. Kegunaan dari finier bur ini diantaranya
sebagai berikut untuk memoles tambahan amalgam membentuk
dan membuat tumpatan sesuai bentuk gigi anatomis gigi, dan
membuat tumpatan menjadi mengkilap.
(d) Rubber cup, tangkai terbuat dari logam, ujungnya dari karet,
bentuknya seperti mangkuk kecil, digunakan untuk memoles
tumpatan amalgam agar mengkilat
67
Gambar 2.79 rubber cup
Sumber : tokopedia.com
(14) Celluloid strip, terbuat dari plastik tipis yang tembus pandang
(transparan), digunakan sebagai dinding sementara pada saat
penambalan silikat. Pemeliharaan dari alat ini setelah dipakai
langsung dibuang, karena tidak dapat dipakai kembali.
68
Gambar 2.82 finishing strip
Sumber : amazon.com
(17) Timbangan amalgam, alat yang terbuat dari nikel dan memiliki
dua bagian yaitu standar dan timbangannya, digunakan untuk
menimbang alloy dan air raksa (Hg). Cara pemeliharan setelah
dipakai, dibersihkan dari sisa-sisa alloy dan air raksa (Hg).
(1) Tang pencabutan gigi sulung, terbuat dari stainless steel, memiliki
bentuknya bermacam-macam tergantung kondisi gigi yang akan
dicabut (bermahkota dan sisa akar), tang ini digunakan untuk
pencabutan gigi sulung.
69
Gambar 2.83 tang pencabutan gigi sulung
Sumber : dokumentasi pribadi
(3) Bein, terbuat dari stainless steel, bagian ujungnya tajam dan pipih,
bentuknya lurus, bengkok mesial distal, digunakan untuk
melepaskan gigi dari jaringan periodontium, dan untuk mengambil
akar.
70
(4) Cryer : alat dari bahan stainless steel yang berbentuk “T”,
dengan bentuk ujungnya seperti bendera runcing, kanan dan kiri
berbeda, digunakan untuk mengambil sisa akar rahang bawah.
(5) Alat suntik catridge, alat ini berbeda dengan spuit biasa, harus
memakai obat injeksi yang khusus yang ditempatkan di dalam
carpul, setelah dipakai carpule dikeluarkan dari spuit, jarumnya
dapat diganti-ganti sesuai dengan kebutuhan.
71
Gambar 2.88 alat suntik citoject
Sumber : dokumentasi pribadi
(7) Alat suntik disposible , seluruh bagian dari alat ini terbuat dari
plastik kecuali bagian jarumnya. Alat suntik jenis ini
dimaksudkan untuk sekali pakai, kemudian dibuang.
72
Setelah digunakan, untuk blade yang jadi satu dicuci dan
disterilkan, untuk yang terpisah blade disposable di buang dan
tangkai disterilkan.
73
(5) Haemostatik clamp (Arteri clamp), terbuat dari stainlesteel
bentuknya seperti needle holder tetapi ujungnya halus, digunakan
untuk menjepit pembuluh darah.
(7) Knabel tang, alat yang berupa tang dengan ujung tajam,
digunakan untuk memotong tulang. Setelah digunakan dicuci dan
disterilkan.
74
(8) Gum scissors, gunting jaringan, setelah dipakai dicuci dan
disterilkan.
h. Alat Pelengkap
75
Gambar 2.100 neirneken (bengkok)
Sumber : dokumentasi pribadi
(3) Dappen disk (dappen glass), terbuat dari glass bentuknya seperti
mangkok glass kecil, yang digunakan untuk meletakkan obat-obatan
sewaktu bekerja.
(4) Tongue holder, terbuat dari stainless steel, terdiri dari tangkai, daun
penahan dagu, daun penahan lidah tengah kiri dan kanan, digunakan
untuk menahan lidah. Digunakan untuk menahan lidah pada waktu
76
penambalan gigi rahang bawah atau saat melakukan tindakan topikal
aplikasi aplikasi
EVALUASI
Simulasikan tentang contoh pemanfaatan media digital
search engine, media sosial email dan website untuk
keperluan dalam bidang kesehatan, lalu berikan contoh
tampilan dari media-media tersebut dan berikan pendapat
kalian sebagai generasi muda mengenai pemanfaatan media
digital di era 4.0 dalam bidang kesehatan saat ini.
Posisikan anda sebagai seorang asisten perawat, caregiver
atau asisten dental lalu simulasikan tentang penyiapan alat
yang disesuaikan dengan kasus perawatan yang dilakukan
kepada pasien yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan,
lalu ceritakan tentang alasan pemilihan alat tersebut
berdasarkan fungsinya !
77
BAB PROFIL DOCTORPRENEUR , PROFESI,
TUJUAN PEMBELAJARAN
Dapat menjelaskan profil doctorpreneur yang mampu membaca
peluang kerja dan usaha, peluang pasar, dan peluang
kerja/profesi di bidang layanan kesehatan untuk membangun visi
dan passion.
KATA KUNCI
Profil doctorpreneur, profesi, visi, passion, peluang kerja
MATERI PE
MATERI PEMBELAJARAN
MBELAJARAN
78
merupakan inovasi yang baik sehingga memotivasi profesi asisten
perawat, asisten dental dan caregiver untuk bisa melaksanakan
pekerjaan sebagai asisten di fasilitas layanan kesehatan, tetapi bisa
juga berwirausaha/berbisnis. Karena dengan berwirausaha/berbisnis ,
akan mendapatkan pemasukan tambahan dan bisa dijadikan investasi
untuk masa depan. Keuntungan dapat berupa produk dan jasa yang
menghasilkan pendapatan dan manfaat serta dampak positif untuk
lingkungan sekitar, seperti membuka lapangan kerja, menyediakan
barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat , hingga turut serta
dalam meningkatkan perekonomian suatu bangsa.
79
1. Asisten perawat
Dokumen Pribadi
80
perawatan
f. Menerapkan prinsip infeksi nasokomial
81
bayi.
b. Anak-baby spa kids: membantu
penatalaksanaan perawatan anak
c. Remaja/dewasa : klinik komplementer,
pijat refleksi,bekam,akupunktur,
akupresure, hypnoterapi,pijat olahraga
d. Lanjut usia : membantu
penatalaksanaan kebutuhan
nutrisi,eliminasi,mobilitas klien,
higienitas dan penampilan klien,
melakukan komunikasi inter-personal
dalam melaksanakan tindakan
keperawatan, menerapkan prinsip
etika-etiket dalam keperawatan
2. Asisten Dental
82
Asisten dental adalah seseorang yang bekerja di klinik gigi dan mulut ,
dalam menjalankan tugasnya di dunia kerja, asisten dental di
supervisi oleh terapis gigi dan mulut serta dokter gigi.
(Sumber https://rencanamu.id di akses 3 juli 2021 07.32)
3. Caregiver
Dokumen Pribadi
83
Caregiver adalah orang yang memberi perhatian, merawat, dan
menjaga orang lanjut usia (lansia/tua).
Caregiver tidak boleh menangani tindakan medis yang menjadi porsi
pekerjaan perawat, seperti pasang infus, pasang cateter, selang
NGT,dll.
(Sumber https://insanmedika.co.id)
84
Rangkuman
1. Profil Doctorpreneur adalah istilah yang digunakan untuk
seseorang yang memiliki profesi utama sebagai seorang
dokter, namun disisi lain ia juga bekerja sebagai pengusaha.
2. Asisten tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan
bidang kesehatan di bawah bidang jenjang diploma tiga.
3. Lingkup Kerja Asisten Perawat
a. Melakukan komunikasi inter-personal dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.
b. Menerapkan prinsip etika –etiket dalam melaksanakan
tindakan keperawatan.
c. Memebersihkan meja, almari dan tempat tidur klien.
d. Memebersihkan ruang rawat inap klien.
e. Membantu kenyamanan pasien/personal hygiene dalam
ruang perawatan
f. Menerapkan prinsip infeksi nasokomial
g. Membantu penatalaksanaan perawatan
bayi,anak,remaja,dewasa,dan lansia
4. Lingkup Kerja Asisten Dental
a. Menyiapkan dan melaksanakan asistensi pada tindakan
perawatan gigi dan mulut di fasilitas kesehatan gigi dan
mulu.
b. Melaksanakan asistensi administrasi di fasilitas pelayanan
kesehatan gigi dan mulut.
c. Melaksanakan bantuan hidup dasar pada keadaan gawat
darurat di fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
d. Melaksanakan tindakan pencegahan infeksi silang di
fasilitas pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
85
e. Melakukan pemeliharaan ruangan fasilitas pelayanan
kesehatan gigi dan mulut serta sarana dan prasarana
sesuai dengan prinsip-prinsip pencegahan infeksi silang.
86
Tugas Kelompok
87
Penilaian Akhir Bab
Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar !
88
Refleksi
Setelah mempelajari BAB II tentang Profil Doctor Preneur , Profesi, Visi,
Passion dan Peluang Kerja, coba direnungkan kembali apa yang sudah
dipelajari ! Apa manfaat mempelajari materi tersebut? Apakah masih ada
yang belum dipahami? Adakah yang ingin ditanyakan di BAB ini? Jika iya,
tanyakan kepada guru anda dan teman anda.
89
BAB IV TEKNIK DASAR LAYANAN KESEHATAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
90
APA YANG AKAN DI PELAJARI DALAM BAB IV INI?
Manfaat TTV
Tanda- tanda vital
komunikasi terapeutik
KATA KUNCI
Tanda-tanda vital, etika, etiket, komunikasi
APERSEPSI
Kalian mungkin banyak yang pernah melihat petugas medis dirumah sakit,
klinik atau faskes lainnya yang sedang melakukan komunikasi dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik yang paling dasar adalah tanda-tanda
vital. Tanda tanda vital merupakan pemeriksaan fisik paling dasar untuk
mengetahui keadaan kesehatan seseorang dan untuk tindak lanjut dalam
pemberian terapi. Di dalam proses pemeriksaan tenaga medis perlu
menerapkan etika etiket dalam melakukan komunikasi yang efektif.
91
92