Modul Praktikum MK Pengukuran Elektronika ATKP
Modul Praktikum MK Pengukuran Elektronika ATKP
Modul Praktikum MK Pengukuran Elektronika ATKP
PRAKTIKUM
DASAR PENGUKURAN
ELEKTRONIKA
DISUSUN OLEH:
Ir.USMAN UMAR,ST.MT
NIDN: 0918107201
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
segala Rahmad serta Hidayah-Nya kepada penyusun sehingga dapat
menyelesaikan Modul Praktikum Pengukuran Besaran Listrik dengan baik. Kami
berharap dengan adanya modul ini mahasiswa dapat lebih memahami dan
mengimplementasikan materi kuliah Pengukuran Besaran Listrik yang dipadukan
dengan kegiatan praktikum. Dan dapat menunjang dengan matakuliah lainnya
pada prodi D3 Teknik Navigasi Udara Kami menyadari sepenuhnya bahwa
terselesaikannya modul ini berkat dukungan dan bantuan dari beberapa pihak.
Akhir kata kami berharap semoga modul ini dapat diambil manfaatnya demi
kemajuan bersama, dan juga kami sebagai penyusun mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam penyusunan modul ini.
Penyusun
1.1. Tujuan
Taruna mampu memahami dan mengoperasikan peralatan multitester analog dan
digital secara benar.
1.2. Dasar Teori
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang juga sering disebut sebagai VOM
(Volt - Ohm Meter), dapat digunakan untuk mengukur tegangan (Volt meter),
hambatan (Ohm meter) maupun arus (Ampere meter). Terdapat dua jenis
multimeter, yaitu multimeter non elektronis dan multimeter elektronis.
Multimeter non elektronis
Multimeter jenis non elektronik biasanya disebut juga AVO-meter, V (Volt-
Ohm-Meter), Multitester, atau Circuit Tester. Pada dasarnya alat ini merupakan
gabungan dari alat ukur searah, tegangan searah, resistansi, dan tegangan bolak-balik.
Spesifikasi yang harus diperhatikan terutama adalah:
Batas ukur dan skala pada setiap besaran yang diukur: tegangan searah (DC
volt), tegangan bolak-balik (AC volt), arus searah (DC amp, mA, μA), arus
bolak-balik (AC amp) resistansi (ohm, kilo ohm).
Sensitivitas yang dinyatakan dalam ohm-per-volt pada pengukuran tegangan
searah dan bolak-balik.
Ketelitian yang dinyatakan dalam %.
Daerah frekuensi yang mampu diukur pada pengukuran tegangan bolakbalik
(misalnya antara 20 Hz sampai dengan 30 KHz).
Multimeter Elektronis
Alat ini mempunyai fungsi seperti multimeter non elektronis. Adanya rangkaian
elektronis menyebabkan alat ini mempunyai beberapa kelebihan. Multimeter dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu multimeter analog dan digital. Multimeter analog
menggunakan peraga jarum moving coil dan besaran ukur berdasarkan arus
(elektronis dan non elektronis). Sedangkan multimeter digital menggunakan peraga
bilangan digital dan besaran ukur berdasarkan tegangan yang dikonversi ke sinyal
digital.
2.1. Tujuan
Mahasiswa mampu mengukur tegangan DC dengan baik dan benar
2.2. Dasar Teori
Arus searah atau arus DC (Direct Current) adalah aliran elektron dari suatu titik
yang energi potensialnya tinggi ke titik lain yang energi potensialnya rendah. Sumber
arus listrik searah biasanya adalah baterai (termasuk aki dan elemen volta) dan juga
panel surya, Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor walaupun
mungkin saja arus searah mengalir pada semikonduktor, isolator dan ruang hampa.
Arus searah dulunya dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif
sumber arus listrik ke ujung negatifnya.
Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah
merupakan arus negatif yang mengandung elektron yang mengalir dari kutub negatif
ke kutib positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubanglubang muatan
positif yang tampak mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Arus listrik searah adalah arus listrik yang nilainya hanya positif atau hanya negatif
saja (tidak berubah dari positif ke negatif atau sebaliknya). Arus listrik searah dikenal
dengan singkatan DC (Direct Current). Sesuai dengan namanya, listrik arus searah ini
mengalir ke satu jurusan saja dalam kawat penghantar, yaitu dari kutub positif (+) ke
kutub negatif (-). Penerapan arus listrik searah dapat dilihat di dalam rangkaian seri
dan rangkaian paralel. Selain itu, dalam penerapan Hukum Kirchoff pada suatu
rangkaian juga terdapat arus listrik searah.
3.1 Tujuan
Taruna dapat mengukur tegangan bolak-balik dengan multimeter digital maupun
analog.
3.2 Teori Dasar
Maksud dari pengukuran tidak lain untuk mengetahui berapa harga dari besaran
yang sedang diukur. Dalam hal ini harga yang diinginkan tentu saja harga yang
benar (true value). Harga benar susah sekali didapatkan, yang bisa adalah harga
pendekatan dari harga yang benar. Harga pendekatan ini dilakukan dengan
mengambil harga rata-rata dari sample yang jumlahnya tak terhingga dengan
asumsi deviasi positif dan deviasi negatif hampir sama. Harga rata-rata tersebut
merupakan harga terbaik atau harga exact (best value/exact value). Dalam
membaca papan skala alat ukur merupakan hal yang mendasar dalam pengukuran
alat ukur analog. Kemampuan membaca meter analog secara tepat dan tepat
adalah hal yang penting. Prosedur yang harus diikuti; tentukan batas ukur yang
dipakai, pilih skala yang tepat dan faktor skala. Perhatikan posisi jarum. Batas
ukur: merupakan skala simpangan penuh dari alat ukur. Faktor skala adalah
perbandingan antara batas ukur yang dipergunakan dengan jumlah pembagian
skala.
Multimeter merupakan alat ukur yang dapat dipergunakan untuk beberapa
besaran listrik mengukur antara lain besaran tegangan bolak-balik, searah,
tahanan dengan berbagai batas ukur yang diberikannya. Pada dasarnya dalam
melaksanakan pengukuran harus menempatkan posisi saklar langkah pada
besaran yang hendak diukur. Dengan menggunakan dua terminal yang
disambungkan dengan kabel penghubung (lead), untuk diletakkan pada bagian
yang hendak diukur. Bentuk dan jenis multimeter banyak ragamnya tetapi pada
prinsipnya sama sebagai alat pengukur besaran listrik.
Modul Praktikum Pengukuran Elektronika (5TNU108P)
Usman Umar,ST.MT
0918107201 Page 9
3.3 Alat dan Bahan
1. Multimeter analog
2. Multimeter digital
3. Transformator 1 A
4. Saklar
5. Kabel Penghubung
3.4.Langkah Percobaan
1. Buatlah rangkaian seperti gambar di bawah.
4.1. Tujuan
Diharapkan mahasiswa dapat menggunakan dan membaca alat ukur DC
Ampmeter dengan baik dan benar.
5.1. Tujuan
Diharapkan mahasiswa dapat membandingkan dan menganalisa hasil dari
simulasi dan pengukuran.
JEMBATAN WHEATSONE
6.1 TUJUAN
Bila tidak ada arus yang mengalir melalui Galvanometer, atau tegangan BD sama
dengan no1 (VBD = 0 volt) , maka dikatakan jembatan dalam keadaan
setimbang. Dengan teorema rangkaian dan hukum Kirchoff dapat dibuktikan
dalam keadaan setimbang akan berlaku persamaan:
2.Ukurlah tegangan VAB,V BC,V AD,d an V~csertac atatlah hasilnya pada tabel
3. Hitunglah tegangan pada titik-titik pengukuran diatas.
4. Hubungkan kedua gambar diatas (3.2.a dan 3.2.b) secara paralel sehingga
terbentuk gambar 6.3
Gambar 6.4
7.2. Alat-Alat
1. Osiloskop
2. Sumber DC
3. Multimeter
4. Rangkaian tester filter, Dioda & Transistor
5. Sweep/Function Generator
7.3. Percobaan
1. Menentukan titik Ground Osiloskop pada pengukuran sinyal DC
1. Atur kopling CH1 (X) dan CH2 (Y) untuk tegangan DC.
2. Tekan tombol GND agar kedua channel terhubung ke Ground.
3. Geser posisi vertikal untuk menentukan titik referensi Ground.
4. Tekan lagi tombol GND untuk melepas channel dari Ground.
2. Keluarkan osiloskop dari mode X-Y. Atur kopling AC untuk kedua channel. Atur
supaya posisi Ground berada di tengah-tengah.
3. Ukur tegangan Vo untuk beberapa frekuensi Visesuai tabel yang disediakan.
osiloskop menjadi X-Y. Perhatikan sinyal yang muncul! Informasi apa yang
bisa didapat dari sinyal tersebut?
I. TUJUAN
1. Taruna diharapkan mengetahui alat ukur LCR Meter dan fungsinya
I1 R1 = I 3 R 3
I2 R2 = I 4 R 4
Dalam penggunaannya, rangkaian ini dipakai sebagai pembanding terhadap hambatan
yang ada;satu atau lebih dari empat resistor(R1, R2, R3, R4 ) divariasikan nilainya
sampai tidak ada perbedaan potensial antara sambungan pada titik 2 dan 4, sehingga
tidak ada arus yang melewati galvanometer.
Karena dalam keadaan setimbang, maka arus yang melalui R1 dan R2 serta R3 dan
R4 adalah sama, sehingga:
Secara prinsip jembatan arus bolak-balik dapat digunakan untuk mengukur induktansi
yang tidak diketahui dengan membandingkan terhadap sebuah induktor standar yang
diketahui. Gambar 2 menggambarkan jembatan pembanding induktansi; R1 dan R2
adalah lengan-lengan pembanding, sedang lengan standar adalah LS seri dengan RS,
yang mana LS adalah induktor standar kualitas tinggi dan RS adalah tahanan variabel.
Lx adalah induktansi yang belum diketahui dan Rx adalah tahanannya.
Sama dengan jembatan pembanding induktansi, dua bilang kompleks adalah sama
bila bagian-bagian nyata dan bagian-bagian khayalnya adalah sama. Dengan
menyamakan bagian-bagian nyata dari persamaan seperti di atas, maka didapatkan :
D= ×
Teorema Thevenin sering digunakan untuk mencari nilai arus yang mengalir di
Galvanometer sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut :
2. Resistor Variabel
3. Induktor Variabel
4. Kapasitor Variabel
7. Carilah besar factor daya dari impedansi beban yang terukur dari LCR Meter
dan besar factor data dari impedansi beban yang tertera pada variabel
bebannya.
8. Bandingkan besar factor daya antara besar beban yang terukur dari LCR Meter
dan besar beban yang tertera pada variabel bebannya