Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Analisis Laporan Keuangan Kelompok 3 - Pengambilan Keputusan Penanaman Modal - Manajemen 6a.3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENANAMAN MODAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


Dosen Pembimbing:
Dr.Djoko Setyo H,S.H,M.Kn

Disusun Oleh:
Kelompok 3
Dewi kusumawati (E2A018093)
Gilang Dinti Ainun S. (E2A018107)
Dessy Puspita Sari (E2A018110)
Ari Rahman (E2A018110)
Siti Hanifah (E2A018125)
Zelan Abdul Aziz (E2A018132)
Muhammad Husein A. (E2A018134)
Shinta Dewi Ivontree O. (E2A018137)

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Rahmat dan Hidayah-Nya tugas makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah tentang “Pengambilan Keputusan
Penanaman Modal”.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah atas tujuan untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Bapak Dr.Djoko Setyo H,S.H,M.Kn selaku Dosen mata kuliah
umum Analisis Laporan Keuangan, serta untuk menambah ilmu pengetahuan, mengenai
Analisis Laporan Keuangan. Pada kesempatan ini kami juga berterimakasih kepada Bapak
Dr.Djoko Setyo H,S.H,M.Kn yang telah banyak membimbing Kami dalam penulisan
makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan kami meminta maaf apabila
terdapat kesalahan pada penulisan makalah ini dimana tidak ada unsur kesengajaan, dan
dengan tangan terbuka saya menerima saran terhadap makalah yang saya sajikan ini untuk
perbaikan di masa yang akan datang.

Semarang, 8 Juni 2021

Kelompok 3

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pengambilan keputusan investasi oleh para investor yang rasional tentu akan
dipengaruhi oleh risiko dan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return)
dari investasinya. Untuk dapat memperoleh gambaran mengenai risiko dan tingkat
keuntungan dari investasinya tersebut, seorang investor tentu membutuhkan
informasi yang lebih banyak tentang suatu perusahaan. Informasi tersebut termasuk
dalam informasi yang bersifat kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif (Solikhin,
2000). Mengetahui perkembangan harga saham di pasar modal merupakan salah
satu indikator yang paling penting untuk mengetahui tingkah laku pasar, yakni para
investor dalam upayanya menentukan apakah akan melakukan transaksi di pasar
modal atau tidak. Biasanya investor akan mendasari keputusan mereka dengan
berbagai informasi yang mereka miliki, baik informasi yang tersedia di publik
maupun informasi pribadi. Menurut Mulatsih (2009) suatu pasar bereaksi terhadap
suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru adalah merupakan
hal yang penting. Hal itu disebabkan karena informasi akan mengakibatkan
perubahan harga, sehingga return juga akan berubah, begitu juga persepsi investor
akan berubah dan pengambilan keputusan investasi juga akan berubah.

B. Rumusan masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan keputusan investasi modal?

2. Apa saja jenis-jenis penanaman modal?

3. Apakah yang dimaksud dengan konsep nilai sekarang?

4. Apa saja metode yang digunakan untuk melakukan penilaian investasi?

iii
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keputusan investasi modal

2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis penanaman modal

3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep nilai sekarang

4. Untuk mengetahui apa saja metode yang digunakan untuk melakukan penilaian
investasi

iv
DAFTAR ISI

BAB I.....................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN.................................................................................................................iii
A. Latar belakang............................................................................................................iii
B. Rumusan masalah.......................................................................................................iii
C. Tujuan.........................................................................................................................iv
BAB II.....................................................................................................................................1
PEMBAHASAN.....................................................................................................................1
1.1 Pengertian Keputusan Investasi Modal.............................................................................1
1.2 Jenis Penanaman Modal....................................................................................................2
1.3 Konsep Nilai Sekarang......................................................................................................3
1.4 Metode Penilaian Investasi...............................................................................................3
1. Payback........................................................................................................................3
2. Average return on investment......................................................................................7
3. Net present value..........................................................................................................9
4. Discounted Payback Period.......................................................................................14
5. Internal rate of return.................................................................................................16
6. Modifiend internal rate of return................................................................................17
7. Profitability index......................................................................................................18
8. Profability Index........................................................................................................20
9. Economic value added...............................................................................................21
BAB III.................................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................................23
KESIMPULAN.....................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................24

v
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Keputusan Investasi Modal


Keputusan investasi modal merupakan investasi jangka panjang untuk
memperoleh keuntungan di masa y.a.d dimana berkaitan dengan proses perencanaan,
penetapan tujuan, pengaturan pendanaan serta pengggunaan kriteria tertentu untuk
memilih aktiva jangka panjang. Penanaman modal berkaitan dengan keterikatan sumber
dana dalam jumlah yang relatif besar dengan ketidakpastian. Dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa y.a.d. Sebagai kompensasi secara profesional atas
penundaan konsumsi.
Peran akuntansi manajemen dalam mengambil keputusan yang cermat berkaitan
dengan penanaman modal. Jika pengambilan keputusan tetap akan membawa
perusahaan tumbuh berkembang dan jika sebaliknya perusahaan bisa mengalami
kerugian yang besar.
Perencanaan terhadap keputusan investasi sangat penting karena beberapa hal sebagai
berikut:

a. Dana yang dikeluarkan untuk investasi jumlahnya besar, dan dana tersebut tidak
bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus.
b. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan
harus menunggu untuk memperoleh kembalinya dana yang sudah diinvestasikan.
Dengan demikian akan mempengaruhi penyediaan dana untuk keperluan lain.
c. Keputusan investasi menyangkaut harapan terhadap hasil keuntungan di masa yang
akan datang. Kesalahan dalam mengadakan peramalan akan dapat mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan.

d. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan


keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan dalam

1
keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar.

1.2 Jenis Penanaman Modal


Ditinjau dari tujuannya, penanaman modal dapat digolongkan menjadi:

1. Penanaman modal yang tidak menghasilkan laba.

Penanaman modal yang tidak menghasilkan laba pada umumnya dilakukan oleh
perusahaan, karena peraturan pemerintah yang menghendaki demikian atau karena
persyaratan kontrak yang telah disepakati. Penanaman modal tersebut harus
dilakukan oleh perusahaan meskipun tidak menghasilkan laba bagi perusahaan.
Misalnya karena peraturan pemerintah, perusahaan harus membuat sarana
pengolahan air limbah agar tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan. Contoh
lain untuk penanaman modal yang tidak menghasilkan laba, adalah adanya
persyaratan kontrak agar perusahaan „real estate’ menyediakan fasilitas: jalan,
tempat ibadah, taman dan yang lain di lokasi perumahan. Jenis penanaman modal
yang demikian tidak perlu dibuat evaluasi mengenai perlu tidaknya investasi
tersebut.

2. Penanaman modal yang menghasilkan laba.

Penanaman modal yang menghasilkan laba dapat dikelompokkan menjadi dua


macam, yaitu (1) labanya sulit diukur, dan (2) labanya dapat diukur. Contoh jenis
penanaman modal yang menghasilkan laba tetapi labanya sulit diukur antara lain:
penanaman modal untuk riset dan pengembangan perusahaan, biaya pendidikan
dan latihan karyawan, biaya promosi produk perusahaan. Sedangkan contoh
penanaman modal yang labanya dapat diukur meliputi: penggantian atau pemilihan
peralatan, membeli atau menyewa aktiva yang akan digunakan dalam usaha, dan
penanaman modal dalam ekspansi (perluasan usaha).

2
1.3 Konsep Nilai Sekarang
Nilai waktu uang, seperti yang telah dikemukakan, merupakan salah satu faktor
yang harus dipertimbangkan dalam penilaian investasi. Perusahaan akan lebih senang
menerima sejumlah uang sekarang daripada menerimanya satu atau beberapa tahun
kemudian. Alasannya, penerimaan sejumlah uang sekarang dapat segera diinvestasikan
sehingga menghasilkan laba, daripada jika diterima satu atau beberapa tahun yang akan
datang. Di samping itu, penerimaan uang sekarang sifatnya lebih pasti daripada dimasa
yang akan datang yang penuh ketidakpastian. Oleh karena itu, sejumlah uang pada
waktu sekarang nilainya berbeda dengan pada waktu yang akan datang. Perbedaan
tersebut disebabkan adanya nilai waktu dari uang. Pengeluaran uang pada waktu
sekarang sebagai penanaman modal, diharapkan akan menghasilkan penerimaan uang
pada waktu-waktu yang akan datang selama masa investasi, yang nilainya tentu saja
berbeda karena adanya nilai waktu uang. Oleh karena itu, agar penilaian investasi dapat
dilakukan dengan cermat, uang yang diterima selama masa investasi tersebut harus
dihitung berdasarkan nilai sekarang (present value atau PV). Sehingga dalam hal ini,
uang yang diterima selama masa investasi mempunyai dua macam nilai, yaitu nilai
sekarang dan nilai yang akan datang. Nilai yang akan datang adalah yang yang diterima
pada waktu yang akan datang selama masa investasi, yang dihitung berdasarkan nilai
pada waktu uang tersebut diterima.

1.4 Metode Penilaian Investasi


Penilaian investasi berkaitan dengan pengambilan keputusan manajemen
mengenai layak tidaknya suatu usulan investasi untuk dilaksanakan. Metode yang
dapat diguankan manajemen untuk menilai usulan investasi adalah sebagai berikut:

1. Payback
Metode ini, sering pula disebut metode payout atau payoff, menghitung jangka waktu
yang diperlukan untuk menutup modal yang diinvestasikan. Jangka waktu tersebut
dihitung dengan cara membagi jumlah modal yang diinvestasikan dengan aliran kas
yang diperoleh dari operasi per tahun (annual cash flow form operations). Aliran

3
kas tersebut berupa penghematan tunai (cash savings) per tahun atau berupa laba
tunai (laba bersih setelah pajak ditambah depresiasi) per tahun. Perhitungan periode
payback dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Periode Payback = Modal yang di investasikan

Aliran kas yang berasal dari operasi

Contoh 1:

Perusahaan mempertimbangkan untuk memebeli sebuah mesin A seharga


Rp50.000.000,00. Dari penggunaan mesin tersebut diperkirakan dapat
menghasilkan laba tunai rata-rata per tahun sebesar Rp12.500.000,00. Berdasarkan
data tersebut, perhitungan periode payback adalah sebagai berikut:

Periode Payback = 50.000.000 = 4 Tahun

12.500.000

Kriteria untuk meniliai layak dilaksanakan atau tidak pembelian mesin A, ditentukan
dengan cara membandingkan antara periode payback hasil perhitungan tersebut di
atas, dengan periode payback yang dikehendaki manajemen. Misalnya periode
payback yang dikehendaki manajemen adalah 5 tahun, maka rencana pembelian
mesin tersebut dapat dilaksanakan

Contoh 2:

Suatu usulan investasi senilai Rp100.000.000,00 diperkirakan dapat menghasilkan laba


tunai selama enam tahun berturut-turut sebagai berikut: Rp25.000.000,00;
Rp25.000.000,00; Rp20.000.000; Rp20.000,00; Rp15.000.000,00 dan
Rp10.000.000,00. Berdasarkan data tersebut perhitungan periode payback adalah
sebagai berikut:

4
Tahu Laba Tunai Investasi yang Periode Payback
n Ditutup
1 25.000.000,00 25.000.000,00 1 tahun
2 25.000.000,00 25.000.000,00 1 tahun
3 20.000.000,00 20.000.000,00 1 tahun
4 20.000.000,00 20.000.000,00 1 tahun
5 15.000.000,00 10.000.000,00 (a) 8 bulan (b)
6 10.000.000,00
Rp100.000.000,00 4 tahun 8 bulan

(a) Rp100.000.000,00 – (Rp25.000.000,00 + Rp25.000.000,00 + Rp20.000.000,00 +


Rp20.000.000,00)

(b) 10.000.000 x 12 bulan

15.000.000

Jika terdapat dua alternatif usulan investasi maka kriteria penilaiannya adalah usulan
investasi yang diterima adalah menghasilkan periode payback yang paling kecil.
Artinya, meskipun kemungkinan usulan investasi yang ditolak mampu menghasilkan
keuntungan yang lebih besar daripada keuntungan yang dihasilkan oleh usulan investasi
yang diterima, namun investasi yang ditolak tersebut memiliki peirode payback yang
lebih lama daripada investasi yang diterima

Contoh 3:

Perusahaan akan mengambil keputusan terhadap dua rencana investasi yaitu membeli
mesin A atau mesin B. Data mengenai kedua mesin tersebut adalah sebagai berikut:

Mesin A Mesin B

Harga perolehan Rp 50.000.000,00 Rp50.000.000,00

Taksiran umur ekonomis 10 tahun 20 tahun

5
Laba tunai per tahun Rp12.500.000,00 Rp8.000.000,00

Periode payback yang dikehendaki manajemen maksimum 5 tahun. Perhitungan periode


payback:

Mesin A : 50.000.000/12.500.000 = 4 Tahun

Mesin B : 50.000.000/8.000.000 = 6 Tahun 2 bulan

Menurut kriteria yang ditetapkan, maka usulan membeli mesin A diterima. Sebenarnya
jika dilihat dari jumlah laba tunai yang dihasilkan selama umur ekonomis, mesin B
menghasilkan keuntungan lebih besar daripada mesin A. Akan tetapi perlu dikemukakan
di sini bahwa metode ini tidak dimaksudkan untuk mengukur tingkat keuntungan.

Kelebihan Metode Payback:

1. Metode ini cukup sederhana dan mudah dimengerti.

2. Untuk menilai suatu usulan investasi yang memerlukan modal dalam jumlah relatif
besar, menurut metode ini dapat segera diketahui jangka waktu modal yang
diinvestasikan dapat ditutup.

Kelemahan Metode Payback:

1. Tidak mempertimbangkan nilai waktu luang.

2. Mengabaikan aliran kas yang diperoleh setelah periode payback, sehingga usulan
investasi yang ditolak mungkin saja lebih menguntungkan daripada usulan investasi
yang diterima.
2. Average return on investment
Metode ini dinamakan pula dengan metode accounting rate of return, karena perhitungannya
menggunakan laba akuntansi. Metode ini mengukur tingkat kemampuan laba

6
(profitabilitas), yang diabaikan dalam metode payback. Rate of return on investment
dihitung dengan menggunakan rumus sebagia berikut:

Return on investmen = Laba bersih setelah pajak

Modal yang diinvestasikan

Laba bersih setelah pajak dalam hal ini adalah laba menurut akuntansi, yaitu laba tunai
dikurangi depresiasi (Earning after tax atau EAT). Sedangkan modal yang diinvestasikan
dapat berupa penanaman modal mula-mula atau berupa rata-rata modal yang
diinvestasikan.

Contoh 4:

Perusahaan memepertimbangkan untuk menerima atua menolak usulan pembelian mesin.


Harga perolehan mesin adalah Rp40.000.000,00 dan ditaksir mempunyai umur
ekonomis selama 5 tahun. Mesin tersebut dianggap tidak mempunyai nilai residu dan
didepresiasi dengan menggunakan metode garis lurus. Dari penggunaan mesin tersebut
ditaksir akan menghasilkan laba tunai rata-rata pertahun sebesar Rp14.000.000,00.
Berdasarkan data tersebut di atas, rate of return on investment dapat dihitung sebagai
berikut:

Laba menurut akuntansi = Rp14.000.000,00 – ( 40.000.000 - 0 )

= Rp6.000.000,00

Return on investment (ROI) = 6.000.000 X 100% = 15%

40.000.000

Semakin besar rate of ROI tersebtu semakin baik, karena menujukkan semakin besarnya
jumlah pengembalian modal yang diinvestasikan. Kriteria penilaiannya, adalah suatu
usulan investasi dinilai layak, jika rate of return proyek lebih besar dari rate of return

7
yang dikehendaki manajemen. Jika modal yang diinvestasikan dihitung berdasarkan
investasi rata-rata, maka perhitungannya menggunakan cara sebagai berikut: Investasi
rata-rata dihitung dan dari jumlah investasi mula-mula ditamban investasi pada akhir
tahun berakhirnya umur ekonomis dibagi dua. Berdasarkan Contoh 4 tersebut rata-rata
investasi adalah:

40.000.000 + 0 = 20.000.000

Dengan demikian rate of return on investmennya adalah:

Rp14.000.000,00 – ( 40.000.000 - 0 )

5 X 100% = 30%

20.000.000

Kelebihan Metode Average Return on Investment

1. Data yang digunakan dapat diambil dari laporan keuangan perusahaan yang sudah
tersedia.

2. Pendapatan selama masa investasi diperhitungkan.

Kelemahan Metode Average Return on Investment

1. Tidak mempertimbangkan nilai waktu uang.

2. Tidak dapat diterapkan untuk usulan investasi yang dilakukan secara bertahap

3. Net present value


Berbeda dengan dua metode terdahulu, metode net present value
mempertimbangkan nilai waktu uang. Seperti telah disebutkan di muka, konsep nilai
sekarang merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam
penilaian investasi. Menurut metode ini, penerimaan kas (cash inflows)pada masa yang

8
akan datang selama investasi berlangsung, dihitung berdasarkan nilai sekarang.
Penilaian atas usulan investasi berdasarkan metodei ini adalah dengan cara
membandingkan nilai sekarang atau nilai tunai dari penerimaan kas (cash inflows)
dengan nilai sekarang dari pengeluaran kas (cash outflows) selama investasi modal
berlangsung. Kriteria penilainnya adalah: suatu usulan investasi akan diterima, jika nilai
sekarang dari cash inflows lebih besar dari nilai sekarang cash outflows-nya. Dengan
demikian, suatu usulan investasi dinilai layak untuk dilaksanakan, jika nilai sekarang
aliran kas bersihnya positif. Nilai sekarang dari cash inflows maupun cash outflows
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai sekarang = C x 1

( 1+i)n

C = Aliran kas (cash flows) masuk atau aliran kas keluar

i = tingkat harga

n = jangka waktu.

Di samping menggunakan rumus perhitungan tersebut di atas, nilai sekarang dapat pula
dihitung dengan menggunakan tabel nilai sekarang (lihat Lampiran 1.1 dan Lampiran
1.2). Aliran kas yang akan dihitung berdasarkan nilai sekarang, dikalikan dengan faktor
yang terdapat pada tabel nilai sekarang. Tabel nilai sekarang dari Rp1,00 (Lampiran
1.2), digunakan untuk mencari faktor nilai sekarang dari aliran kas yang diterima atau
dibayarkan pada satu tahun atau selama beberapa tahun yang jumlahnya berbeda. Faktor
nilai sekarang dicari berdasarkan tingkat bunga tertentu pada kolom horisontal dan tahun
tertentu pada kolom vertikal tabel nilai sekarang. Faktor nilai sekarang tersebut
selanjutnya dikalikan dengan jumlah kas yang diterima atau dibayarkan pada tahun
tertentu atau selama beberapa tahun.

9
Seiring perkembangan teknologi informasi, menghitung faktor nilai sekarang dapat juga
menggunakan kalkulator atau beberapa program komputer, seperti MS Excel 2007 atau
MS Excel 2003. Bab ini akan mengedepankan perhitungan melalui bantuan program

10
komputer MS Excel 2007 atau MS Excel 2003. Kelebihan menggunakan MS Excel
adalah dapat mencari NPV dengan lebih cepat dan akurat, yaitu tidak perlu lagi
menghitung nilai sekarang terlebih dahulu, namun langsung menuliskan rumus mencari
NPV dalam MS Excel serta terhindar dari pembulatan yang terlalu besar. Rumus untuk
mencari NPV pada program MS Excel adalah sebagai berikut:

Ketik fungsi NPV dengan perintah;

“=NPV (discount_rate, value1, value2, … value_n)”

Keterangan:

discount_rate : tingkat diskonto untuk periode tersebut.

value_n : pembayaran masa depan dan pendapatan investasi (yaitu: arus kas)
atau laba tunai.

Atau, apabila tetap menghendaki untuk mencari nilai sekarang, maka dapat juag dicari
dengan menggunakan program MS Excel. Rumus untuk fungsi nilai sekarnag dalam
program MS Excel dapat diketik sebagai berikut:

Ketik fungsi NPV dengan perintah;

“=PV(interest_rate, number_payments, payment)”

Keterangan:

interest_rate : suku bunga untuk investasi.

number_payments : berapa kali laba tunai yang akan diperoleh (misal, tahun, bulan,
minggu, dan lain-lain).

payment : jumlah laba tunai yang diperoleh setiap periode.

Contoh 5:

11
Perusahaan mempertimbangkan untuk menanamkan modalnya untuk membeli mesin
seharga Rp5.000.000,00. Mesin tersebut ditaksir mempunyai umur ekonomis selama 5
tahun, tanpa nilai residu dan didepresiasi dengan metode garis lurus. Selama penggunaan
mesin tersebut, diperkirakan perusahaan akan memperoleh laba bersih sebelum pajak,
berturut-turut sebagai berikut:

Rp2.000.000,00; Rp3.000.000; Rp2.500.000,00; Rp1.500.000; Rp1.000.000,00. Jika


pajak penghasilan sebesar 40% dan tingkat bunga 20% per tahun, maka perhitungan
NPV dari rencana investasi tersebut adalah sebagai berikut:

Ketik: = NPV(20%,22000001),3800000,2500000,1900000,1600000)

Nilai Sekarang
Tahun Laba Bersih Pajak Penghasilan 1) Laba bersih Depresiasi2) Laba Tunai Kas Masuk
Sebelum Pajak Setelah Pajak Bersih

Rp1.833.333,333
Rp2.000.000,00 Rp 800.000,00 Rp1.200.000,00 Rp1.000.000,00 Rp2.200.000,00
)
2.638.888,894
3.000.000,00 1.200.000,00 2.800.000,00 1.000.000,00 3.800.000,00
)

2.500.000,00 1.000.000,00 1.500.000,00 1.000.000,00 2.500.000,00 1.446.759,26


1.500.000,00 600.000,00 900.000,00 1.000.000,00 1.900.000,00 916.280,86
1.000.000,00 400.000,00 600.000,00 1.000.000,00 1.600.000,00 643.004,12
Jumlah nilai sekarang kas masuk bersih Rp7.478.266
,46

Dihasilkan nilai NPV sebesar 7478266,46 atau jika dibulatkan menjadi sebesar
Rp7.478.266, 46.

𝐶𝑎𝑡𝑎𝑡𝑎𝑛1) diperoleh dari kolom “Laba Tunai” dari tabel di bawah.

40% x Laba bersih sebelum pajak

(Rp5.000.000,00 – 0) : 5

Nilai tahun ke-1 diperoleh dari fungsi PV:

“=PV(20%,1,2200000)”

12
Nilai tahun ke-n diperoleh dari rumus:

“=PV(20%,n=1, Laba Tunai)-PV(20%,n-(n-1),Laba Tunai)”

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, nilai sekarang dari kas masuk bersIh berjumlah
Rp7.476.266,46. Nilai tersebut sama dengan hasil perhitungan NPV di atas. Jumlah
tersebut lebih besar dari jumlah nilai sekarang dari investasi sebesar RP5.000.000,00.
Dengan demikian rencana investasi tersebut dapat diterima, karen amempunyai nilai
sekarang bersih (net present value) sebesar Rp2.478.266,46 (Rp7.476.266,46 –
Rp5.000.000.000,00).

Kelebihan Metode Net Present Value

1. Mempertimbangkan nilai waktu uang.

2. Memperhitungkan aliran kas selama masa investasi.

Kelemahan Metode Net Present Value

1. Penentuan tingkat bunga memerlukan perhitungan yang teliti.

2. Jumlah nilai sekarang bersih dari suatu rencana investasi, secara langsung tidak
dapat dibandingkan dengan jumlah nilai sekarang dari rencana investasi yang lain
yang jumlah investasinya tidak sama.

4. Discounted Payback Period

Dalam metode payback sebelumnya, arus kas bersih atau laba tunai yang akan diterima
dalam beberapa tahun mendatang dianggap sama dengan arus kas bersih yang diterima
sekarang. Metode DPP lebih baik daripada metode payback karena arus kas berish
yang akan diterima beberapa tahun mendatang dinilai dengan menggunakan nilai
sekarang (PV) sebagai dampak adanya pengaruh konsep nilai waktu uang (time value

13
of money). Akan tetapi, sama halnya dengan metode payback, metode DPP ini tetap
tidak mempertimbangkan arus kas bersih yang akan diterima setelah periode payback
(cutoff).

DPP dapat dicari dengan cara menghitung berapa tahun yang diperlukan agar jumlah nilai
sekarang arus kas bersih sama dengan jumlah modal yang diinvestasikan. Kriteria
pengambilan keputusan apakah suatu usulan investasi dapat diterima atau ditolak
adalah:
1. Suatu usulan investasi layak diterima apabila usulan investasi tersebut menghasilkan
DPP lebih kecil atau sama dengan periode yang ditetapkan oleh manajemen untuk
pengembalian jumlah modal yang diinvestasikan (periode cutoff).
2. Sebaliknya, suatu usulan dinyatakan ditolak atau tidak layak apabila usulan investasi
menghasilkan DPP lebih besar dari periode cutoff.
3. Apabila usulan investasi lebih dari satu usulan dan semuanya menguntungkan bagi
perusahaan, maka usulan yang diterima adalah usulan investasi yang menghasilkan
DPP yang paling kecil.

Contoh 8.

Dengan menggunakan Contoh 1, dengan tingkat suku bunga tetap sebesar 12% per tahun,
maka sebelum menghitung DPP perlu mencari terlebih dahulu jumlah nilai sekarang
laba tunai sebagai berikut:

Tahun (n) Laba Tunai (Rp) Rumus Menghitung PV Kumulatif (Rp)

1 12.500.000 =PV(12%,1,12500000) 11.160.714,29


2 12.500.000 =PV(12%,1,12500000) - PV 9.964.923,47

(12%,(2-1),12500000)
3 12.500.000 =PV(12%,3,12500000)- 8.897.253,10

PV(12%,2,12500000)
4 12.500.000 =PV(12%,4,12500000)- 7.943.975,98

14
PV(12%,3,12500000)
5 12.500.000 =PV(12%,5,12500000)- 7.092.835,70

PV(12%,4,12500000)
Jumlah sampai dengan tahun ke-5 45.059.702,53

Harga perolehan mesin A Rp50.000.000,00

Kumulatif PV tahun ke-5 45.059.702,53

Sisa yang belum tertutupi Rp 4.940.297, 47

Pada tahun ke-6 nilai sekarang (PV) laba tunai sebesar Rp6.332.889,01, sedangkan
sisa pengeluaran modal yang belum tertutupi sampai akhir tahun ke-5 sebesar
Rp4.940.297,47. Untuk dapat menutupinya hanya diperlukan waktu sekitar kurang dari
10 bulan (tepatnya 9,36 bulan). Jadi, pengeluaran dana (modal) untuk melakukan
pembelian mesin A akan kembali dalam waktu 5 tahun 10 bulan.

Kriteria untuk menilai layak dilaksanakan atau tidak pembelian mesin A, ditentukan
dengan cara membandingkan antara DPP hasil perhitungan tersebut di atas, dengan
periode cutoff yang dikehendaki oleh manajemen. Misalnya periode cutoff yang
dikehendaki manajemen adalah 6 tahun, maka rencana pembelian mesin tersebut dapat
dilaksanakan. Apabila kurang dari 6 tahun, maka rencana pembelian mesin tersebut
tidak dapat dilaksanakan.
5. Internal rate of return

Metode ini, sering disebut pula denagn metode time-adjusted rate of return,
menghitung tingkat bunga yang sesungguhnya dari suatu rencana investasi, agar nilai
sekarang dari aliran kas bersih dapat menutup jumlah modal yang diinvestasikan.
Dengan perkataan lain, metode ini menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan
nilai sekarang dari investasi (cash outflows) dengan nilai sekarang dari hasil investasi
tersebut, atau tingkat bunga yang akan menyebabkan nilai sekarang bersih sama
dengan nol.

15
Contoh 10:

Suatu rencana investasi senilar Rp5.019.000,00 ditaksir mempunyai umur ekonomis


selama 10 tahun, menghasilkan aliran kas bersih rata-rata per tahun Rp1.000.000,00.
Untuk memperoleh internal rate of return dari rencana investasi tersebut, cara yang paling
sederhana adalah dengan membagi nilai investasi dengan taksiran aliran kas bersih rata-
rata per tahun untuk mendapatkan faktor nilai sekarang, sebagai berikut:
𝑅𝑝5.019.000,00/ 𝑅𝑝1.000.000,00 = 5,019

Selanjutnya faktor nilai sekarang hasil perhitungan tersebut, dicari pada Lampiran 2 (nilai
sekarang dari Rp1,00 untuk menentukan internal rate of return-nya. Berdasarkan data
pada lampiran 2 tersebut, faktor nilai sekarang 5,019 terletak pada tingkat bunga 15%.
Apabila menggunakan program MS Excel dapat menuliskan rumus fungsi IRR sebagai
berikut: Ketik: “=IRR(range)”
Keterangan:

range adalah kisaran data yang akan dihitung IRR-nya yang ada pada cell di MS
Excel dengna menuliskan “cellawal:cellakhir”

Terkait dengan contoh di atas, ketik terlebih dahulu data nilai investasi dan laba tunai per
tahun selama umur ekonomis investasi ke dalam cell B2 sampai dengan cell B12.
Tahun Data investasi
0 -5.019.000
1 1.000.000
2 1.000.000
3 1.000.000
4 1.000.000
5 1.000.000
6 1.000.000
7 1.000.000
8 1.000.000

16
9 1.000.000
10 1.000.000

Selanjutnya, ketik: =IRR(B2:B12) dan tekan enter. Maka akan menghasilkan angka 15%,
sama dengan hasil perhitungan di atas.
Kriteria untuk menilai suatu usulan investasi berdasarkan metode internal rate of return,
bahwa suatu usulan investasi dapat diterima jika internal rate of return hasil perhitungan
lebih besar daripada rate of return yang dikehendaki oleh perusahaan.

6. Modifiend internal rate of return


Kelebihan Metode Internal Rate of Return:

1. Mempertimbangkan nilai waktu uang.

2. Memperhitungkan semua aliran kas selama masa investasi.

3. Penentuan tingkat bunga dilakukan secara teliti

4. Internal rate of return dapat digunakan sebagai pedoman untuk membandingkan


beberapa rencana investasi. Semakin tinggi internal rate of return suatu rencana
investasi, maka proyek tersebut dinilai semakin menguntungkan.
Kelemaham Metode Internal Rate of Return

1. Penentuan internal rate of return melalui proses interpolasi yang pada umumnya
memerlukan waktu relatif lama. Namun, kelemahan ini dapat diatasi dengan
menggunakan bantuan program komputer
2. Jika terjadi kenaikan tingkat bunga selama masa investasi, internal rate of return
yang telah ditentukan sebelumnya, tidak dapat disesuaikan.

7. Profitability index
Metode ini merupakan modifikasi dari tingkat pengambilan internal (IRR).
Metode IRR mengasumsikan arus kas yang dihasilkan oleh suatu investasi (proyek)

17
akan diinvestasikan kembali pada tingkat IRR yang sama. Hal ini yang menjadi
kelemahan dari IRR sebagaimana disebutkan di atas. IRR tidak dapat disesuaikan jika
terjadi perbedaan tingkat suku bunga selama investasi. IRR yang dimodifikasi (MIRR)
mengasumikan bahwa arus kas positif akan diinvestasikan kembali dengan
menggunakan tingkat bunga pada biaya modal perusahaan, sedangkan pengeluaran
dana awal menggunakan tingkat bunga pada biaya pembiayaan perusahaan.Artinya,
MIRR dihitung dengan menggunakan biaya investasi dan bunga yang diterima dengan
menginvestasikan kembali kas yang diperoleh. Oleh karena itu, MIRR lebih akurat
mencerminkan biaya dan profitabilitas suatu investasi. Rumus untuk menghitung
MIRR:

MRR = (n&(FV(arus kas positif,tingkat investasi kembali)))


(−PV(arus kas negatif,tingkat bunga pembiayaan))−1

Keterangan:

n : jumlah periode yang sama pada arus kas yang terjadi PV : nilai sekarang
FV : nilai masa depan.

Jika menggunakan program komputer seperti MS Excel, dapat menuliskan


perintah menghitung MIRR sebagai berikut:

“=MIRR(range, tingkat bunga pembiayaan, tingkat bungai nvestasi kembali)”

Keterangan:

Range: data yang akan dihitung MIRR-nya dengan menuliskan “cellawal:cellakhir”


Contoh 13:

Seseorang memulai bisnis waralaba dengan biaya sebesari Rp7.500.000,00 yang

18
diperoleh dari pinjaman dengan tingkat bunga 5%. Dari bisnis tersebut didapatkan
laba tunai selama empat tahun berturut-turut sebagai berikut: Rp3.000.000,00;
Rp5.000.000,00; Rp1.200.000,00; Rp4.000.000,00. Laba tunai tersebut diinvestakan
kembali dengan tingkat bunga 8%. MIRR dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

1. Ketika data biaya dan laba tunai bisnis mulai cell A1 sampai dengan cell A5

2. Ketik perintah: “=MIRR(A1:A5,5%,8%) dan enter. Maka didapatkan nilai MIRR


sebesari 19%.
IRR memberikan gambaran terlalu optimis dari potensi suatu investasi, sementara MIRR
memberikan evaluasi yang lebih realistis dari investasi tersebut. Bandingkan dengan
menghitung nilai IRR sebagai berikut:
Dengan menggunakan data biaya dan arus kas di atas, ketik perintah: “=IRR(A1:A5)
Maka akan didapat hasil IRR sebesar 28%. Hasil ini membuktikan bahwa metode MIRR
secara material lebih rendah daripada nilai IRR. Oleh karena itu, contoh 15 di atas
membuktikan bahwa MIRR memberikan gambaran tentang suatu investasi lebih realistis
dan akurat daripada metode IRR.

8. Profability Index
Metode ini merupakan variasi dari metode net present value yang telah diuraikan
sebelumnya. Oleh karena itu, profitability index dihitung berdasarkan data hasil
perhitungan metode net present value.
Profitability index dihitung dengan cara membagi nilai sekarang dari aliran kas bersih
dengan jumlah rencana investasi. Atau dinyatakan dengan rumus perhitungan sebagai
berikut:
Profitability index = Nilai sekarang aliran kas bersih
Jumlah rencana investasi

Profitabilitas index bermanfaat untuk memilih dua rencana investasi yang berisfat
meniadakan (mutually exclusive projects). Dalam hal ini, proyek yang dipilih adalah

19
proyek yang mempunyai profitability index lebih besar.
Metode ini sekaligus juga mengatasi salah satu kelemahan dari metode net present
value dalam membandingkan beberapa rencana investasi yang jumlah modalnya
berbeda.
Contoh 14.

Perusahaan dihadapkan pada pemilihan alternatif dua rencana investasi yang bersifat saling
meniadakan. Berikut ini adalah data mengenai kedua proyek tersebut.

Proyek A Proyek B

Jumlah investasi Rp50.000.000,00 Rp25.000.000,00


Nilai sekarang aliran kas bersih 60.000.000,00 35.000.000,00

Jika dilihat dari nilai sekarang aliran kas bersih tersebut di atas, proyek A lebih
menguntungkan daripada proyek B. Akan tetapi, karena jumlah investasi masing-
masing proyek berbeda, angka nilai sekarang tersebut tidak dapat dipakai sebagai
pedoman.
Untuk menilai kedua proyek tersebut, digunakan profitability index masing-masing proyek
sebagai ukuran. Ternyata proyek B lebih menguntungkan daripada proyek A, karena
Proyek B mempunayi profitabilitiy index (1,4 = Rp35.000.000,00 : Rp25.000.000,00)
lebih besar daripada profitability index proyek A (1,20=Rp60.000.000,00 :
Rp50.000.000,00).

9. Economic value added

EVA merupakan sebuah metode untuk menghitung laba ekonomi sesungguhnya


(the true economic profit) dari sebuah perusahaan. Oleh karena itu, seringkali EVA
disebut dengan laba ekonomi. EVA didasarkan pada sebuah ide bahwa sebuah bisnis
harus mampu menutupi biaya operasi dan biaya modalnya. Dalam studi investasi, eva
adalah sebuah teknik baru untuk mengevaluasi saham. Eva merupakan selisih antara

20
laba operasi dan biaya modal (ekuitas dan utang) perusahaan yang sesungguhnya dan
menekankan pada pengembalian modal. EVA dapat dihitung dengan cara laba operasi
setelah pajak (net operating profit after tax atau NOPAT) dikurangi dengan biaya
kesempatan (opportunity cost) dari modal yang diinvestaiskan, atau dapat
diformulasikan sebagai berikut:
EVA = NOPAT – capital charge; atau

EVA = NOPAT – (cost of capital)(modal yang diinvestasikan); atau

EVA = (Penjualan bersih – beban operasi)*(1 – pajak) – (cost of capital)*(modal yang


diinvestasikan)

Biaya modal merupakan pengembalian yang diharapkan oleh investor suatu


perusahaan apabila mereka berinvestasi pada sekuritas yang memiliki tingkat resiko
sebanding. Biaya modal seringkali dinyatakan dengan weighted average cost of capital
(WACC). WACC merupakan rata-rata tertimbang dari semua komponen modal.
Komponen modal yang dimaksud adalah saham biasa, saham preferen, hutang, dan
laba ditahan.
Contoh 15:

Suatu perusahaan diketahui memiliki nilai modal yang diinvestasikan sebesar Rp3.904
juta, pendapatan bersih sebesar Rp878 juta, dan beban operasi Rp300juta. Pajak
penghasilan sebesari 40% dan biaya modal 8%. Dengan demikian EVA dapat dihitung
sebagai berikut:
Penjualan bersih Rp 878.000.000,00

Beban operasi 300.000.000,00 -

Laba operasi Rp 578.000.000,00

Pajak (40%) 231.200.000,00 -

Laba operasi setelah pajak Rp 346.800.000,00

21
Capital charge
(8% x Rp3.904.000.000) 311.200.000,00 -
EVA Rp 35.600.000,00

Perhitungan EVA dapat dikembangkan dengan membandingkan EVA setiap pilihan


investasi dari tahun ke tahun. Investasi yang dapat menghasilkan EVA kumulatif yang
lebih besar yang akan dipilih.

22
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Pengambilan keputusan penanaman modal merupakan salah satu jenis pengambilan
keputusan yang penting bagi manajemen. Penanaman modal berkaitan dengan (1)
keterikatan sumber dana perusahaan dalam jumlah relatif besar, (2) jangka waktu investasi
yang relatif lama, dan (3) masa yang akan datang yang penuh ketidakpastian. Ditinjau dari
tujuannya penanaman modal diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: (1) penanaman
modal yang tidak menghasilkan laba, dan (2) penanaman modal yang menghasilkan laba.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh manajemen untuk menilai suatu
rencana penanaman modal. Salah satunya dari aspek ekonomi, terutama yang berkaitan
dengan pengeluaran modal yang diinvestasikan dan hasil dari investasi modal.
Metode yang dapat digunaakan oleh manajemen untuk menilai suatu rencana
penanaman modal, pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi dua macam, yaitu: metode
penialain yang tidak mempertimbangkan nilai waktu uang dan metode penilaian yang
mempertimbangkan nilai waktu uang. Metode payback (payout atau pay-off), metode
average return on investment (accounting rate of return) dan metode economic value
added (EVA) adalah metode penilaian investasi yang tidak mempertimbangkan nilai waktu
uang. Sedangkan, metode penilaian investasi yang mempertimbangkan nilai waktu uang
adalah: metode net present value, metode discounted payback period, metode internal rate
of return (time-adjusted rate of return), metode modified internal rate of return, dan
metode profitability index.
Konsep nilai sekarang merupakan faktor penting yang harus dipertimbangkan oleh
manajemen dalam penilai investasi. Uang yang diterima atau yang dibayarkan mempunyai
nilai waktu yang berbeda. Uang yang diterima atau dibayarkan pada waktu sekarang, akan
berbeda nilainya dengan yang yang diterima atau dibayarkan pada waktu yang akan
datang.

23
DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/qdownload/bab-vii-analisis-investasi-1pdf-pdf-free.html
https://docplayer.info/51684124-Capital-investment-decisions-pengambilan-keputusan-
penanaman-modal.html
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwiV6s2SvIjxAhXokosKHWKI
DboQFjAAegQIAxAD&url=https%3A%2F%2Fsinta.unud.ac.id%2Fuploads
%2Fdokumen_dir
%2F30b38e27959c256a187512592e441cba.pdf&usg=AOvVaw39FzbOUNirYOGzFEq5B
Qfu

24

Anda mungkin juga menyukai