Modul Rekayasa Hidrologi (TM10)
Modul Rekayasa Hidrologi (TM10)
Modul Rekayasa Hidrologi (TM10)
Rekayasa
Hidrologi
Dasar-dasar Perhitungan Debit
Banjir Rencana
10
Abstract Kompetensi
1 PENDAHULUAN..............................................................................................................................3
3.1.1 Debit..............................................................................................................................4
4 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
1. Karakteristik hujan
2. Karakteristik DAS
3. Karakteristik komunitas/wilayah yang dilayani.
Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa metoda yang dapat digunakan untuk
menentukan debit banjir yang terkait hanya pada parameter pertama dan kedua.
Berdasarkan jenis sumber datanya, metoda analisis probabilistik besaran debit banjir
dibedakan atas 2 cara :
Dalam melakukan analisis debit banjir dengan kedua metoda tersebut tetap diperlukan
analisis frekuensi. Pada umumnya, data hasil pengamatan debit disuatu DAS sulit dan
sangat mahal diperoleh sehingga metoda kedua lebih sering dipakai.
Pada prinsipnya metoda sintetik dikembangkan untuk menghitung debit banjir berdasarkan
karakteristik DAS yang mempengaruhi interaksi antara hujan-DAS-runoff. Karakteristik
tersebut biasanya dikaitkan dengan faktor topografi, geologi permukaan,
porositas/permebilitas tanah, distribusi hujan dan lain-lain. Pada saat ini telah banyak
metoda yang dikembangkan untuk menganalisis debit banjir. Dengan mengevaluasi
parameter-parameter yang dipakai dalam setiap metoda tersebut, dapat dikatakan bahwa
metoda-metoda tersebut pada umumnya merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diterapkan pada metoda rasional. Oleh karena itu, pada umumnya formulasi dari
metoda-metoda tersebut dapat dituliskan dalam bentuk umum sebagai berikut:
3.1.1 Debit
Debit yang didapat adalah debit aliran permukaan (direct runoff + base flow)
ekstreem berperiode ulang T dititik kontrol yang ditinjau. Besarnya periode ulang T
mengikuti periode ulang dari besaran intensitas hujan yang dipakai.
Interaksi Hujan dan DAS merupakan faktor menggambarkan reaksi DAS seluas A
untuk menghasilkan aliran permukaan dari aksi siraman hujan sebesar I. Dalam hal
ini, hujan yang turun dianggap tersebar merata dipermukaan DAS. Bila kita kaitkan
dengan proses produk, faktor ini dapat dianalogikan sebagai efisiensi kapasitas
produksi DAS dalam menghasilkan aliran permukaan persatuan luas untuk tiap
masukan yang diperoleh dari hujan persatuan tinggi. Pada umumnya faktor ini tidak
berdimensi. Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, faktor ini dipengaruhi
oleh karakteristik Hujan dan DAS sbb.:
1. Hujan
Karakteristik hujan yang menjadi bahasan utama adalah lama kejadian, distribusi
hujan terhadap waktu, distribusi hujan terhadap ruang dan besar intensitas hujan.
Pada umumnya, metoda perhitungan debit mengasumsikan adanya kesragaman
2. Morfologi sungai/saluran
Morfologi sungai/saluran sangat mempengaruhi lamanya waktu rambat air
hujan untuk menuju titik kontrol, sehingga akan mempengaruhi besar-kecilnya
waktu konsentrasi.
4. Topografi
Topografi akan mempengaruhi tinggi enerji potensial dari air hujan diatas
permukaan tanah dan salura/sungai dalam DAS. Makin miring sebuah DAS
akan semakin besar enerji potensial yang ada sehingga waktu alir air hujan
ketitik outlet akan semakin cepat. Topografi juga mempengaruhi distribusi
awan mendung di atas DAS sehingga juga mempengaruhi distribusi hujan
terhadap ruang. Dengan demikian topografi akan mempengaruhi waktu
konsentrasi aliran permukaan dari DAS yang bersangkutan.
R24 24 2
I t= ( )
24 t
3
Dimana:
Karakteristik DAS sering tidak homogen, sehingga untuk intensitas hujan yang sama
tiap bagian DAS akan memberikan direct runoff yang berbeda. Berdasarkan
penelitian lapangan terdahulu, telah banyak dibuktikan bahwa tidak semua luasan
DAS mempunyai kemampuan untuk memberikan direct runoff (terutama DAS yang
memiliki kapasitas tampungan), sehingga hal ini akan mempengaruhi besaran waktu
konsentrasi dan waktu debit puncak dari runoff. Dengan demikian luasan DAS akan
mempengaruhi asumsi yang dapat dipakai dalam perhitungan debit rencana. Oleh
karena itu, pemilihan metoda perhitungan debit akan dipengaruhi oleh luas DAS
yang akan dihitung.
Mean daily
Flow rate
Instantaneous
1 2 3 1 2
Days
Large watershed area Small watershed area
Figure 6.2 A comparison of instantaneous and mean daily flow rates
forGambar
large and small watersheds.
2 Perbandingan antara aliran sesaat dan aliran rata-rata
Koefisien runoff menggambarkan rasio antara volume air hujan dan volume air direct runoff
akibat hujan tersebut. Koefisien runoff adalah suatu variabel yang didasarkan pada kondisi
daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Adapun kondisi dan
karakteristik yang dimaksud adalah :
1. Keadaan hujan,
2. Luas dan bentuk daerah aliran,
3. Kemiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai,
4. Daya infiltrasi dan perkolasi tanah,
5. Kebasahan tanah,
6. Suhu udara dan angin serta evaporasi, dan
7. Tata guna tanah.
A 1 C 1 + A 2 C2 + A n C n
C w=
A1 +A 2 + A n
dimana :
Residential Area : Residential Area with Little Bare Lot 0.65 - 0.80
Rousing Estate 0.50 - 0.70
0.30 - 0.70
Residential Area with Bare Lots and Gardens
Green Zone & Others :
Park and Graveyard
0.10 - 0.25
Athletic Ground 0.20 - 0.35
Marshalling Yard 0.20 - 0.40
Pady Field and Forest 0.10 - 0.30
Waktu konsentrasi merupakan waktu yang diperlukan oleh partikel air untuk mengalir dari
titik terjauh di dalam DAS sampai titik yang ditinjau (outlet DAS). Waktu konsentrasi
bergantung pada karakteristik DAS, tata guna lahan, jarak lintasan air dari titik terjauh
sampai titik yang ditinjau (outlet DAS).
Titik terjauh
Outlet DAS
Rumus Kirpich
Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan persamaan yang diberikan oleh Kirpich, yang
berlaku untuk lahan pertanian kecil dengan luas DAS < 80 Ha.
0.77
0.06628 L
t c=
S 0.385
Dimana:
L = panjang lintasan air dari titik terjauh sampai titik outlet (km)
Rumus Hathway
0.606 ( ln )0.467
t c=
S 0.234
Dimana:
Waktu pemasukan (
tℓ ) yaitu waktu yang diperlukan air hujan untuk mengalir dari
0,167
2 nd
x 3,28 x L x
tℓ =
3 S
dimana :
Formulasi tersebut diatas memiliki jangkauan yang terbatas, biasanya cukup akurat
untuk intensitas curah hujan sekitar 500 m/jam.
Waktu pengaliran (ts) yaitu waktu yang dibutuhkan air hujan dari titik jatuhnya disungai
ketitik kontrol. Waktu pengaliran dapat diperoleh dari pendekatan dengan membagi
panjang upstream maksimum dari saluran drainase atau selokan tepi dengan kecepatan
rata-rata pada saluran tersebut. Kecepatan rata-rata dapat diperoleh dari pengukuran
langsung di lapangan atau dengan menggunakan metoda analisis (Chezy, Strickler,
Manning dll). Sebagai contoh dibawah ini disajikan metoda analisis kecepatan cara
Manning yaitu:
1
V = n R2/3 I1/2
dimana :
Poor grassland, cultivated land, and bare lot with a suitable surface roughness 0.20
Coniferous forest land, and dense deciduous forest land with dese or spares undergress 0.80
ts = L / V
dimana :