Science & Mathematics > Biology">
Kemampuan Jamur Tiram (Suplemen Untuk Peningkatan Sekresi Air Susu Dan Diameter Alveolus Kelenjar Ambing Mencit
Kemampuan Jamur Tiram (Suplemen Untuk Peningkatan Sekresi Air Susu Dan Diameter Alveolus Kelenjar Ambing Mencit
Kemampuan Jamur Tiram (Suplemen Untuk Peningkatan Sekresi Air Susu Dan Diameter Alveolus Kelenjar Ambing Mencit
ABSTRACT
This study was aimed to know the effects of oyster mushroom supplement to milk secretion and mammary alveolus diameter of
mice. The research was carried out under laboratory condition at the laboratory of Reproduction Biology, Faculty of Mathematic and
Sciences, Airlangga University by using Complete Random Method. The study was designed by using totally 32 mice post partum (PP)
and devided into four groups of treatment which consisted 8 female mice post partum of each group. The groups are: (a) the control
groups, the groups that were given 0.2 ml aquadest, (b) the treatments of oyster mushroom solution with 3 variation of mushroom
concentration, there are 2%, 4% and 6%. The oyster mushroom solution was given by gavage. The treatments were started on 3th to
12th day of lactation period. The increasing of milk secretion were showed by the increasing of body weight of offsprings. The data
were collected from the difference result of the balance of weight body of offspring and the data were observed on 4th, 6th, 8th, 10th,
and 12th of lactation periode and then on 13th day, the mice (five mice for each group) were killed to make histological preparat
of mammary glands. The datas were analyzed by ANOVA and LSD test (a = 0.05). The results of this research showed that oyster
mushroom supplement can increase milk secretion and mammary alveolus diameter of mice. Oyster mushroom with 6% concentration
gave the best effects And there was a positive corelation between the weight of oyster mushroom that was used with the increasing of
the oyster mushroom effects.
yang mengalami modifikasi tinggi yang spesifik dan Jamur tiram sebanyak 2 g direbus dengan 200 ml
menghasilkan air susu. Kelenjar ini terdapat pada kedua aquades pada suhu sekitar 50 o C hingga volumenya
jenis kelamin hewan, tetapi secara umum yang bersifat menjadi 100 ml, selanjutnya jamur tiram dan aquades
fungsional hanyalah pada betina (Nalbandov, 1976). dimasukkan dalam juice extractor dan hasil saringan itu
Jaringan penyusun utama kelenjar ambing yaitu ditambahkan dengan aquades hingga volumenya 100 ml,
parenkim dan stroma. Parenkim adalah jaringan kelenjar, sehingga hasil saringan itu merupakan larutan 2% untuk P1.
sedangkan stroma adalah jaringan ikat yang menyelimuti Selanjutnya dibuat larutan 4% dan 6% untuk P2 dan P3, dan
kelenjar. Kelenjar ini terdiri atas banyak lobus, tiap lobus pemberiannya untuk mencit sebanyak 0,2 ml
terbagi menjadi banyak lobulus sedangkan tiap lobulus Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap,
disusun oleh banyak alveolus. Alveolus merupakan satuan dengan perlakuan pemberian jamur dengan beberapa
sekretoris kelenjar ambing yang dilapisi oleh satu baris konsentrasi tertentu kepada induk mencit paska melahirkan
tunggal sel-sel epitel yang berbentuk kubus atau kolumnar yang sedang menyusui anaknya.
(Yatim, 1990; Tomaszewska et al., 1991; Dellman dan Penelitian ini diawali dengan menyiapkan 32 ekor
Brown, 1992). mencit yang sedang menyusui anaknya untuk kebuntingan
Alveolus tersusun oleh sel-sel epitel yang kedua. Mencit-mencit itu dibagi menjadi 4 kelompok, tiap
mempunyai kemampuan proliferasi yang tinggi. Pada saat kelompok terdiri atas 8 ekor, diberi perlakuan sebagai
berlangsungnya periode laktasi, di mana aktivitas kelenjar berikut:
ambing meningkat karena meningkatnya produksi air susu K : diberi 0,2 ml aquades
dan selanjutnya diikuti oleh peningkatan proliferasi sel-sel P1 : diberi 0,2 ml dari air rebusan jamur tiram dengan
epitel yang menyusun alveolus sehingga terjadi pembesaran konsentrasi 2%
ukuran alveolus (Frandson, 1993). P2 : diberi 0,2 ml dari air rebusan jamur tiram dengan
Mencit mempunyai 5 pasang kelenjar ambing, tiga konsentrasi 4%
kelenjar terletak di daerah dada dan 2 kelenjar terletak di P3 : diberi 0,2 ml dari air rebusan jamur tiram dengan
inguino-abdominal. Kelenjar ambing mengalami perubahan konsentrasi 6%.
sehubungan dengan fase estrus, kebuntingan dan laktasi.
Pada hewan jantan, kelenjar ambingnya tidak berkembang Semua perlakuan diberikan melalui gavage dengan
(Rugh, 1968). syringe yang dilengkapi dengan jarum berujung tumpul
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh (kanula). Perlakuan dimulai pada hari ke-2 hingga hari
pemberian jamur tiram (Pleurotus ostreatus) terhadap ke-12 saat menyusui anaknya, dengan jumlah anak yang
peningkatan sekresi air susu dan diameter alvelus kelenjar sama yaitu 7 ekor tiap induk. Hal ini dilakukan dengan
ambing mencit. menambah atau mengurangi jumlah anak setiap induk.
Perlakuan diberikan pada saat induk dipisah dengan anak-
BAHAN DAN CARA KERJA anaknya pada pagi hari.
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini Metode yang digunakan untuk mengetahui peningkatan
adalah mencit (Mus musculus) strain BALB/C, mencit sekresi air susu adalah: (1) penimbangan berat badan
betina yang sedang menyusui anaknya sebanyak 32 ekor, anak (Test Weighting Method) yaitu menghitung selisih
berumur 3 bulan dengan berat badan antara 25–30 g, yang berat badan anak sesudah menyusu dengan berat badan
diperoleh dari Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga. anak sebelum menyusu dan (2) mengamati gambaran
Jamur Tiram yang digunakan dalam penelitian ini histologis kelenjar ambing untuk mengetahui diameter
adalah jamur tiram dengan tubuh buah berwarna putih, alveolus sebagai akibat peningkatan sekresi di dalam
yang diperoleh dari supermarket di Surabaya. kelenjar ambing. Pada hari ke-13 periode menyusui, anak-
Jamur tiram diberikan dalam bentuk air rebusan. anak mencit dipisahkan dari induknya selama 2 jam,
Pembuatan air rebusan jamur tiram untuk mencit disesuaikan sehingga kelenjar ambingnya menjadi penuh dengan air
dengan penggunaan pada manusia. Berdasarkan Ghosh susu, kemudian 5 ekor induk mencit dikorbankan untuk
(1971), dosis penggunaan untuk mencit adalah 0,0026 kali diambil kelenjar ambingnya pada lokasi inguinal sebelah
dosis untuk manusia. Sehingga bila manusia menggunakan kanan, untuk dibuat preparat histologi.
10 g jamur tiram setiap hari (Anonim, 2002), maka untuk Peningkatan sekresi air susu dapat diketahui dengan
mencit diperlukan 0,026 g. Pemberian jamur tiram untuk menghitung selisih berat anak sebelum dan sesudah
mencit melalui gavage dengan air rebusan jamur tiram. menyusui pada induknya. Sebelum menyusui, anak mencit
Pidada dan Suhargo 163
dipisahkan dari induknya (dipuasakan) selama 2 jam, lalu Tabel 1. Rata-rata berat sekresi air susu antar-kelompok perlakuan
semua anak ditimbang. Setelah ditimbang semua anak (mg)