Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Analisis Proksimat: Analisis Kadar Protein, Kadar Serat, Dan Kadar Lemak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM Hari/Tanggal : Rabu, 28 April 2021

METODE PENGUKURAN DAN ANALISA Nama Dosen :


PROSES AGROINDUSTRI 1. Nurmalisa lisdayana, STP., M.Si.
2. Deni Subara, S.Si., M.T.
3. Eka Nur’azmi Yunira, S.T.P., M.Si

ANALISIS PROKSIMAT: KADAR LEMAK, SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR

Nama : Alfiqriyansyah

NIM : 119330091

Kelompok : 1 RC

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


JURUSAN TEKNOLOGI PRODUKSI DAN INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 3


1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 3
1.2 Tujuan ............................................................................................................. 3
BAB II METODELOGI PENELITIAN .................................................................... 4
3.1 Alat dan Bahan ................................................................................................ 4
3.2 Prosedur Kerja ................................................................................................. 4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 10
4.1 Hasil Pengamatan .......................................................................................... 10
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 13
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 16
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 16
5.2 Saran ............................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 17
PERHITUNGAN .................................................................................................... 18

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki komoditas yang beragam pada hasil pertaniannya. Dalam
bidang agroindustri, bahan baku pertanian sangat penting untuk dianalisis kandungan
dan komponen penyusun bahan tersebut agar dapat dimanfaatkan dengan tepat dan
bisa menambah nilai dari komoditas tersebut. Pada dasarnya analisa bahan baku
agroindustri secara kimiawi perlu dilakukan untuk mengetahui dan mengevaluasi
nilai gizinya. Hal ini akan bermanfaat pada pengaplikasiannya bagi manusia. Salah
satu metode analisis yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui komponen mayor
dari suatu bahan agroindustri adalah analisis proksimat. Analisis proksimat dibagi
menjadi 6 fraksi, yaitu itu kadar air, kadar abu, protein kasar, lemak kasar, serat
kasar, dan bahan ekstrak tanpa nitrogen. Selain pentingnya analisis kadar air dan
kadar abu, terdapat analisis yang penting juga terhadap suatu bahan agroindustri yaitu
analisis protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Analisis protein sangat penting
karena protein merupakan zat pengatur dan pembangun tubuh yang mengandung
unsur C, H, O, dan N, di mana protein tersusun oleh polimer dari asam amino. Pada
analisis proksimat kadar protein kasar menggunakan prinsip kerja yaitu ikatan
hidrogen suatu bahan akan dipecah dan diikat oleh asam sulfat pekat dalam bentuk
amonium sulfat, dimana saat suasana basa amonium sulfat akan melepas amonia nya
dan ditangkap oleh larutan asam, kemudian jalan titrasi kandungan nitrogen dapat
diketahui. Selain protein, analisis lemak kasar juga sangat penting karena lemak
merupakan sumber energi yang lebih efektif dibanding dengan karbohidrat dan
protein. Prinsip kerja dari analisis kadar lemak yaitu semua zat yang larut dalam
pelarut lemak seperti eter, kloroform, benzena dll akan terekstraksi apabila
pengekstraksian dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dimana kehilangan berat
pada sampel adalah kadar lemak kasarnya. Selanjutnya adalah analisis serat kasar
juga sangat penting karena di dalam suatu bahan serat terdapat jenis-jenis yang yang
bisa dikonsumsi dan yang tidak. Prinsip kerja dari analisis serat kasar yaitu setiap zat
yang larut dalam larutan asam lemah dan basa dihilangkan, sehingga yang tinggal
dalam saringan adalah serat kasar dan abu (Fachrudin, 2013).

1.2 Tujuan
 Mahasiswa memiliki kemampuan menganalisis komponen bahan baku
dan produk agroindustri yaitu kadar lemak, serat kasar dan kadar protein
kasar.

3
BAB II
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Alat :
 Waterbath/autoklaf
 Tabung reaksi
 Labu ukur
 Buret
 Penangas
 Destilator
 Labu kjeldhal
 Pipet ukur
 Pipet tetes
 Furnace
 Penyaring vacuum
Bahan :
 CuSO4
 Na2SO4
 H2SO4
 NaOH
 HCL
 Aquades
 Pelarut heksan
 Bahan baku yang akan dianalisis
 Alkohol

3.2 Prosedur Kerja


3.2.1 Kadar Protein Metode Kjedhal
Mulai

Dimasukan sampel 0,1 gr ke labu kjedhal

4
Ditimbang katalis 1 gr CuSO4 : Na2SO4 = 1
: 1.2

Ditambahkan 2,5 ml H2SO4 pekat dan didektruksi sampai


hijau jernih dan didinginkan

Dipindahkan isis ke alat destilasi dan ditambah 15


ml NaOH 50%.

Ditampung hasil sulingan pada Erlenmeyer 200 ml yang berisi


HCl 0,02 N sampai tertampung 50 ml destilat

Didestilasi hasilnya dengan NaOH 0,02 N disertai penambahan


Indikator Mensel dan dilakukan juga pada blanko.

Dihitung kadar Protein

Selesai

3.2.2 Kadar Protein Metode Buret


A. Pembuatan larutan standar protein untuk kurva standar

Mulai

5
Dimasukan ke labu ukur larutan standar konsentrasi 70 μg/mL; 140 μg/mL;
210 μg/mL; 280 μg/mL, 350 μg/mL; 420 μg/mL; 490 μg/mL; dan 560 μg/mL
berturut-berturut sebanyak 0,7 mL; 1,4 mL; 2,1 mL; 2,8 mL; 3,5 mL; 4,2 mL;
4,9 mL; dan 5,6 mL larutan standar protein 1000 μg/mL.

Diencerkan dengan akuades hingga tanda batas dan


homogenkan

Selesai

B. Persiapan Sampel

Mulai

Diencerkan 1 ml susu NutriBoost ke labu ukur 10


ml hingga tanda tera dan homogenkan

Diambil sebanyak 1 mL larutan hasil pengenceran


pertama, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL,
ditera hingga tanda batas untuk mendapat sampel
100x pengenceran dan dihomogenkan.

Selesai

6
C. Pengukuran Blanko, Sampel dan Larutan Standar

Mulai

Diambil masing-masingnya sebanyak 1 mL Larutan standar yang


telah dibuat, sampel yang telah dipreparasi dan blanko yang berisi
akuades dan dimasukan ke tabung reaksi

Ditambahkan 5 ml mL reagen C, divortex, didiamkan selama 15


menit dalam suhu kamar

Ditambahkan reagen E (Folin Ciocalteu) 3 tetes, lalu dihomogenkan


dengan vortex dan didiamkan selama 30 menit pada suhu kamar

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum.

Selesai

3.2.3 Kadar Lemak Kasar

Mulai

Ditimbang sampel dari analisa kadar airdalam kertas saring,


kemudian dipasang dalam labu soxhlet dan kondensor.

7
v
Dilakukan reflux dengan pelarut emak selama 5 jam.

Dikeluarkan sampel lalu dikeringkan dan didinginkan dalam


desikator

Ditimbang sampai bobot konstan dan dihitung

Selesai

3.2.4 Kadar Serat Kasar

Mulai

Dimasukan 1 gram sampel kedalam Erlenmeyer 300 ml dan


ditambahkan 100 ml H2SO4 0.325 N.

Dihidrolisis di dalam otoklaf/pemanasan dalam waterbath bersuhu


105°C selama 15 menit

Didinginkan, kemudian ditambahkan 50 ml NaOH 1.25 N dan


dihidrolisis kembali di dalam otoklaf/water bath bersuhu 1050C
selama 15 menit.

8
Disaring bahan engan menggunakan kertas saring yang telah
dikeringkan dan diketahui bobotnya.

Dicuci kertas saring berturut-turut dengan menggunakan air panas,


25 ml H2SO4 0.325 N, air panas, kemudian 25 ml aseton atau
alkohol.

Dikeringkan residu dan kertas saring dalam oven bersuhu 110°C


selama 1-2 jam dan dihitung

Selesai

9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Analisis Kadar Protein Metode Kjedhal
No. Jenis Sampel Bobot awal ml Titrasi Kadar
sampel (g) Sampel Protein (%)
1 Kedelai 1,0092 20 3,96%
2 Kacang Tanah 1,0983 23 3,05%
3 Jarak Pagar 1,2937 29 2,12%
4 TKKS 1,2239 25 3,4%
Blanko 45

Grafik 1. Analisis Kadar Protein Metode Kjedhal

Kadar Protein (%)


4,50%

4,00%

3,50%

3,00%

2,50%

2,00% Kadar Protein (%)

1,50%

1,00%

0,50%

0,00%
Kedelai Kacang Tanah Jarak Pagar TKKS

10
Tabel 2. Analisis Kadar Protein Metode Buret

Larutan Konsentrasi (μg/mL) Absorbansi


Blanko 0 0
70 0,153
140 0,268
210 0,367
Standar 280 0,494
350 0,545
420 0,731
490 0,853
560 0,894
Sampel 0,326
Sampel 0,325
Rata-rata Sampel 0,3255

Grafik 2. Kurva regresi linier

Kadar Protein NutriBoost


1 y = 0,0016x + 0,0423
0,9 R² = 0,9889
0,8
0,7
absorb
0,6
ance
0,5
0,4 Absorbansi
0,3 Linear (Absorbansi)
0,2
0,1
0
0 100 200 300 400 500 600

Konsentrasi (μg/mL)

Kadar protein dalam sampel minuman Nutri Boost adalah 1,77 mg dalam 100 mL
pengenceran

11
Tabel 3. Analisis Kadar Lemak Kasar

No. Jenis Sampel Bobot awal Bobot Lemak Kadar Lemak


sampel (g) kasar (%)
1 Kedelai 2,8932 0,5698 19,69%
2 Kacang Tanah 3,2685 0,4635 14,18%
3 Jarak Pagar 2,7589 0,5518 20%
4 TKKS 2,8875 0,2736 9,47%

Grafik 3. Analisis Kadar Lemak Kasar

Kadar Lemak kasar (%)


25,00%

20,00%

15,00%

Kadar Lemak kasar (%)


10,00%

5,00%

0,00%
Kedelai Kacang Tanah Jarak Pagar TKKS

Tabel 4. Analisis Kadar Serat Kasar

No. Jenis Sampel Bobot awal Bobot residu Bobot Kadar


sampel (g) dalam kertas Kertas Serat
saring (g) saring (g) kasar (%)

1 Kedelai 2,3234 5,9643 5,3946 24,53%


2 Kacang Tanah 2,7150 5,7173 5,2276 18,03%
3 Jarak Pagar 2,2071 6,5671 5,8932 30,53%
4 TKKS 2,6138 6,0983 5,5582 20,66%

12
Grafik 4. Analisis Kadar Serat Kasar

Kadar Serat kasar (%)


35,00%

30,00%

25,00%

20,00%

15,00% Kadar Serat kasar (%)

10,00%

5,00%

0,00%
Kedelai Kacang Tanah Jarak Pagar TKKS

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini ini dilakukan percobaan mengenai analisis proksimat
kadar protein kasar dengan dua metode yaitu metode kjedhal dan metode biuret,
analisis lemak kasar dan analasis serat kasar. Untuk Analasis kadar protein, kadar
serat kasar, dan lemak kasar menggunakan sampel yaitu kedelai, kacang tanah, jarak
pagar, dan tandan kososng kelapa sawit (TKKS). Sedangkan untuk uji analisis kadar
protein dengan metode biuret menggunakan sampe minuman Nutri Boost.

Pada tabel 1, menunjukan hasil analisis kadar protein dengan metode kjedhal
terhadap 4 sampel percobaan. Pada umumnya kadar protein ditentukan dengan
menggunakan metode kjedhal untuk sampel makanan. Metode ini merupakan metode
untuk menentukan kadar protein kasar karena berikut senyawa nitrogen (N) bukan
protein seperti urea, asam nukleat, purin, pirimidin, dan lainnya yang di mana prinsip
kerja dari metode kjedhal ini adalah mengubah senyawa organik menjadi anorganik.
Pengerjaan awal dilakukan destruksi sampel dengan menggunakan asam sulfat pekat
dengan tujuan agar senyawa organik seperti C, H, dan O dapat teroksidasi menjadi
CO2, H2O, dan O2 tanpa diikuti oksidasi nitrogen menjadi N2. Pada proses ini
ditambahkan katalis bertujuan untuk mempercepat proses destruksi tanpa mengalami
reaksi dengan sampel, dimana hasil dari destruksi ditandai dengan larutan sampel
berwarna hijau jernih. Selanjutnya pada tahap destilasi dilakukan pengenceran
menggunakan aquades agar dapat mengurangi kehebatan reaksi yang nanti akan
terjadi apabila larutan ditambahkan senyawa alkali. Proses destilasi berakhir setelah
hasil destilasi tidak bersifat basa lagi. Pada hasil destilasi ditambahkan indikator metil
merah yang fungsinya adalah untuk mengetahui kapan reaksi akan terjadi setelah
mencapai titik akhir titrasi. Hasil yang diperoleh dari penetapan kadar protein dari 4
sampel , yaitu pada kedelai diperoleh kadar protein 3,96%, untuk kacang tanah

13
diperoleh kadar protein 3,05%, untuk jarak pagar diperoleh kadar protein 2,12%, dan
untuk TKKS didapat kadar protein 3,4%. Dalam hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa keledai memiliki kadar protein paling tinggi dan jarak pagar memiliki kadar
protein paling rendah. Dalam bahan agroindustry, kedelai merupakan bahan baku
yang memiliki kandungan protein tinggi, dilihat dari kandungan gizinya, setiap 100
gram kedelai mengandung 17 gram protein yang baik untuk membangun otot tubuh
(Rosaini, 2015).

Pada tabel 2, menunjukan hasil analisis kadar protein dengan metode biuret
pada sampel minuman nutriboost. Untuk analisis dengan metode biuret didasarkan
pada prinsip zat yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida dapat membentuk
kompleks berwarna ungu/violet dengan garam Cu dalam larutan alkali. Metode biuret
merupakan metode yang baik untuk menentukan kandungan larutan protein karena
pada dasarnya seluruh protein mengandung ikatan peptida. Namun pada metode
biuret sampel harus berbentuk cairan atau larutan (Purnama, 2019). Hasil yang
didapat antara konsentrasi ( μg/mL) dan absorbansi yaitu pada konsentrasi 70 didapat
absorbansi 0,153, pada konsentrasi 140 didapat absorbansi 0,268, untuk konsentrasi
210 didapat absorbansi 0,367, untuk konsentrasi 280 didapat absorbansi 0,494,
contoh konsentrasi 350 didapat absorbansi 0,545, untuk konsentrasi 420 didapat
absorbansi 0,731, untuk konsentrasi 490 didapat absorbansi 0,853, dan untuk
konsentrasi 560 didapat absorbansi 0,894. Dari proses tersebut didapat rata-rata
sampel adalah 0,3255. Nilai kadar protein diukur dari kurva linear y = ax +b, dimana
nilai y merupakan nilai rata-rata absorbansi sampel yang telah diperoleh, dan x
merupakan kadar protein dalam bahan. Kurva linear didapat dengan bantuan Excel
sehingga diperoleh kurva linear yaitu y = 0,0016x + 0,0423 dengan R² = 0,9889.
Berdasarkan kurva linier yang didapat, dengan memasukkan nilai y adalah rata-rata
sampel yaitu 0,3225 maka diperoleh x (kadar protein sampel) yaitu 117 μg/mL
dengan dikali 100 mL (100 kali pengenceran) maka didapat kadar protein minuman
nutriboost adalah 1,77 mg.

Pada Tabel 3, menunjukan hasil analisis kadar lemak kasar pada 4 sampel
percobaan. Analisis kadar lemak kasar ini menggunakan metode soxhlet, metode ini
juga dikenal dengan sebutan metode ekstraksi langsung. Lemak merupakan suatu
senyawa yang terbentuk dari gliserol asam lemak yang mempunyai sifat sebagai
senyawa tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti
hidrokarbon atau dietil eter. Oleh karena itu metode soxhlet diperlukan dalam analisis
kadar lemak karena pada prinsip kerjanya yaitu dilakukan ekstraksi lemak dengan
pelarut lemak seperti petroleum benzena, petroleum eter, aseton dan sebagainya, di
mana berat lemak kemudian ditentukan dengan cara memisahkan lemak dengan
pelarut yang digunakan tersebut (Asmariani, 2017). Hasil kadar lemak yang didapat

14
pada 4 sampel yaitu yang pertama adalah Kedelai yang memiliki kadar lemak kasar
19,69%, untuk kacang tanah memiliki kadar lemak kasar 14,18%, untuk jarak pagar
memiliki kadar lemak 20%, dan untuk tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki
kadar lemak kasar yaitu 9,47%. Kadar lemak kasar diperoleh dengan membagi bobot
lemak dengan bobot sampel tanpa air. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa jarak pagar memiliki kandungan lemak kasar yang paling tinggi yaitu 20% dan
TKKS memiliki kadar lemak paling rendah yaitu 9,47% hal ini karena TKKS lebih
banyak kandungan selulosa dibanding jarak pagar yang jika diekstrak maka
kandungan lemaknya lebih banyak.

Pada tabel 4, menunjukan hasil analisis kadar serat kasar pada 4 sampel
percobaan. Pada analisis serat kasar prinsip kerjanya yaitu sampel dihidrolisis dengan
asam kuat dan basa kuat encer yang nantinya akan menyebabkan karbohidrat, protein,
dan zat-zat lain terhidrolisis dan larut yang kemudian disaring dan dicuci dengan air
panas yang mengandung asam dan alkohol. Kemudian residu dan kertas saring
tersebut dikeringkan atau dipanaskan. Kadar serat kasar dapat dihitung dengan
mengurangi bobot residu dalam kertas saring yang dikeringkan dengan bubur kertas
saring kosong kemudian dibagi dengan bobot sampel. Hasil yang didapat dari analisis
kadar serat kasar yaitu pada kedelai memiliki kadar serat kasar 24,53%, pada kacang
tanah memiliki kandungan serat kasar 18,03%, untuk jarak pagar memiliki kadar serat
kasar 30,53%, sedangkan untuk tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki
kandungan serat kasar 20,66%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
kadar serat kasar tertinggi dimiliki oleh jarak pagar dengan kadar serat kasar 30,53%
dan kadar serat kasar terendah adalah kacang tanah dengan kadar 18,03%. Dalam
analisis serat kasar, harus terlebih dahulu untuk menghilangkan lemak karena lemak
yang terkandung di dalam sampel yang akan dianalisis seratnya nya lebih dari 10%
akan mempengaruhi atau mengganggu hasil pengujian dari analisis serat yang
dilakukan, hal ini karena lemak surat untuk terhidrolisis dengan asam (Nisah, 2019).

15
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Analisis proksimat kadar protein kasar dapat menggunakan dengan dua


metode yaitu metode kjedhal dan metode biuret, sedangkan kadar lemak
menggunakan metode sokhlet, dan kadar serat menggunakan hidrolisis sampel
dengan asam kuat dan basa kuat encer.
2. Dalam hasil kadar protein dengan metode kjedhal tersebut didapat bahwa
keledai memiliki kadar protein paling tinggi yaitu 3,96% dan jarak pagar
memiliki kadar protein paling rendah yaitu 2,12 %.
3. Berdasarkan kurva linier yang didapat, dengan memasukkan nilai y adalah
rata-rata sampel yaitu 0,3225 maka diperoleh x (kadar protein sampel) yaitu
117 μg/mL dengan dikali 100 mL (100 kali pengenceran) maka didapat kadar
protein minuman nutriboost adalah 1,77 mg.
4. Dengan metode sokhlet jarak pagar memiliki kandungan lemak kasar yang
paling tinggi yaitu 20% dan TKKS memiliki kadar lemak paling rendah yaitu
9,47% hal ini karena TKKS lebih banyak kandungan selulosa dibanding jarak
pagar yang jika diekstrak maka kandungan lemaknya lebih banyak.
5. Kadar serat kasar tertinggi dimiliki oleh jarak pagar dengan kadar serat kasar
30,53% dan kadar serat kasar terendah adalah kacang tanah dengan kadar
18,03%.

5.2 Saran
 Dalam analisis serat kasar harus terlebih dahulu menghilangkan lemak karena
lemak yang terkandung di dalam sampel yang akan dianalisis seratnya nya
lebih dari 10% akan mempengaruhi atau mengganggu hasil pengujian.

16
DAFTAR PUSTAKA

Asmariani. (2017). Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan . Jurnal Teknologi
Hasil Perikanan , Vol. 6, No.1: 92-96.

Fachrudin, R. (2013). EVALUASI KANDUNGAN ZAT--ZAT MAKANAN KIAMBANG


(Salvinia molesta) DI WADUK BATU TEGI KECAMATAN AIR NANINGAN
KABUPATEN TANGGAMUS. Fakultar Pertanian : Universitas Lampung.

Nisah, H. d. (2019). Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode
gravimetri. AMINA 1 (3) | Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Purnama, R. C. (2019). PERBANDINGAN KADAR PROTEIN SUSU CAIR UHT


FULL CREAM PADA PENYIMPANAN SUHU KAMAR DAN SUHU LEMARI
PENDINGIN DENGAN VARIASI LAMA PENYIMPANAN DENGAN
METODE KJELDHAL. Jurnal Analisis Farmasi Volume 4 (1), 50 - 58.

Rosaini, H. (2015). PENETAPAN KADAR PROTEIN SECARA KJELDAHL


BEBERAPA MAKANAN OLAHAN KERANG REMIS (Corbiculla moltkiana
Prime.) DARI DANAU SINGKARAK. Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7 (2).

17
PERHITUNGAN

a) Kadar Protein Metode Kjeldhal

Rumus :

%N = (𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝐵𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑚𝑙 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙) 𝑥 𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 14,008


x 100%
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 1000

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 (%)= %𝑁 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖

Diketahui :
Jenis Sampel Bobot awal ml Titrasi
sampel (g) Sampel
Kedelai 1,0092 20
Kacang Tanah 1,0983 23
Jarak Pagar 1,2937 29
TKKS 1,2239 25
Blanko 45

𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0.02 N
Sampel Faktor Koreksi
Sereal 5,7
Roti 5,7
Sirup 6,25
Biji-bijian 6,25
Buah 6,25
Beras 5,95
Susu 6,38
Kelapa 5,20
Kacang Tanah 5,46
a) Kedelai
% N = (45-20) x 0,02 x 14,008
x 100% = 0,69%
1,0092 x 1000

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 (%)=%𝑁 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖


= 0,69% x 5,75 = 3,96 %

18
b) Kacang Tanah
% N = (45-23) x 0,02 x 14,008
x 100% = 0,56%
1,0983 x 1000

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 (%)=%𝑁 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖


= 0,56% x 5,46 = 3,05 %

c) Jarak Pagar
% N = (45-29) x 0,02 x 14,008
x 100% = 0,34%
1,2937 x 1000

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 (%)=%𝑁 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖


= 0,34% x 6,25 = 2,12 %

d) TKKS
% N = (45-25) x 0,02 x 14,008
x 100% = 0,55%
1,2239 x 1000

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑡𝑒𝑖𝑛 (%)=%𝑁 𝑥 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝐾𝑜𝑟𝑒𝑘𝑠𝑖


= 0,55% x 6,25 = 3,4 %

b.) Kadar Protein Metode Buret


Rumus :

Nilai kadar protein diukur dari kurva linier y = ax +b, dimana nilai
y merupakan nilai rata-rata absorbansi sampel yang telah
diketahui, dan x merupakan kadar protein dalam bahan.
Diketahui :
Konsentrasi (μg/mL) Absorbansi
0 0
70 0,153
140 0,268
210 0,367
280 0,494
350 0,545
420 0,731
490 0,853
560 0,894
Rata-rata Sampel 0,3255

19
Kadar Protein Metode Biuret
1 y = 0,0016x + 0,0423
0,9 R² = 0,9889
0,8
0,7
absorb
0,6
ance
0,5
0,4 Absorbansi
0,3 Linear (Absorbansi)
0,2
0,1
0
0 100 200 300 400 500 600

Konsentrasi (μg/mL)

Penentuan kadar protein dalam sampel minuman Nutri Boost

y = ax + b
= 0,0016x + 0,0423
0,3255 = 0,0016x + 0,0423
x = 0,3255−0,0423
0,0016
= 177 µg/mL
= 177 µg/mL : 1000
= 0,177 mg/mL x 100 mL (100 kali Pengenceran)
= 1,77 mg
Jadi, kadar protein dalam sampel minuman Nutri Boost adalah 1,77 mg dalam 100
mL pengenceran.

20
c.) Kadar Lemak Kasar
Rumus :

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 (%)= 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑙𝑒𝑚𝑎𝑘 𝑥 100%


bobot 𝑒𝑙 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑎𝑖𝑟

Diketahui :
Jenis Sampel Bobot awal Bobot Lemak
sampel (g)
Kedelai 2,8932 0,5698
Kacang Tanah 3,2685 0,4635
Jarak Pagar 2,7589 0,5518
TKKS 2,8875 0,2736

1.) Kedelai
Kadar Lemak (%) = 0,5698
2,8932 𝑥 100% = 19,69 %

2.) Kacang Tanah


Kadar Lemak (%) = 0,4635
3,2685 𝑥 100% = 14,18 %

3.) Jarak Pagar


Kadar Lemak (%) = 0,5518
2,7589 𝑥 100% = 20 %

4.) TKKS
Kadar Lemak (%) = 0,2736
2,8875 𝑥 100% = 9,47 %

21
d.) Kadar Serat Kasar
Rumus :

𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 Serat (%)= a–b


𝑥 100%
w
Keterangan:

w = bobot sampel (g)


a = bobot residu dalam kertas saring yang telah
dikeringkan (g)
b = bobot kertas saring kosong (g)

Diketahui :
Jenis Sampel Bobot Bobot residu Bobot Kertas
awal dalam kertas saring (g)
sampel (g) saring (g)

Kedelai 2,3234 5,9643 5,3946


Kacang Tanah 2,7150 5,7173 5,2276
Jarak Pagar 2,2071 6,5671 5,8932
TKKS 2,6138 6,0983 5,5582

1.) Kedelai
Kadar Serat (%) = 5,9643 - 5,3946
𝑥 100% = 24,53 %
2,3234

2.) Kacang Tanah


Kadar Serat (%) = 5,7173 - 5,2276
𝑥 100% = 18,03 %
2,7150

3.) Jarak Pagar


Kadar Serat (%) = 6,5671 - 5,8932
𝑥 100% = 30,53 %
2,2071

4.) TKKS
Kadar Serat (%) = 6,0983 - 5,5582
𝑥 100% = 20,66 %
2,6138

22

Anda mungkin juga menyukai