Analisis Proksimat: Analisis Kadar Protein, Kadar Serat, Dan Kadar Lemak
Analisis Proksimat: Analisis Kadar Protein, Kadar Serat, Dan Kadar Lemak
Analisis Proksimat: Analisis Kadar Protein, Kadar Serat, Dan Kadar Lemak
Nama : Alfiqriyansyah
NIM : 119330091
Kelompok : 1 RC
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mahasiswa memiliki kemampuan menganalisis komponen bahan baku
dan produk agroindustri yaitu kadar lemak, serat kasar dan kadar protein
kasar.
3
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
4
Ditimbang katalis 1 gr CuSO4 : Na2SO4 = 1
: 1.2
Selesai
Mulai
5
Dimasukan ke labu ukur larutan standar konsentrasi 70 μg/mL; 140 μg/mL;
210 μg/mL; 280 μg/mL, 350 μg/mL; 420 μg/mL; 490 μg/mL; dan 560 μg/mL
berturut-berturut sebanyak 0,7 mL; 1,4 mL; 2,1 mL; 2,8 mL; 3,5 mL; 4,2 mL;
4,9 mL; dan 5,6 mL larutan standar protein 1000 μg/mL.
Selesai
B. Persiapan Sampel
Mulai
Selesai
6
C. Pengukuran Blanko, Sampel dan Larutan Standar
Mulai
Selesai
Mulai
7
v
Dilakukan reflux dengan pelarut emak selama 5 jam.
Selesai
Mulai
8
Disaring bahan engan menggunakan kertas saring yang telah
dikeringkan dan diketahui bobotnya.
Selesai
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
4,00%
3,50%
3,00%
2,50%
1,50%
1,00%
0,50%
0,00%
Kedelai Kacang Tanah Jarak Pagar TKKS
10
Tabel 2. Analisis Kadar Protein Metode Buret
Konsentrasi (μg/mL)
Kadar protein dalam sampel minuman Nutri Boost adalah 1,77 mg dalam 100 mL
pengenceran
11
Tabel 3. Analisis Kadar Lemak Kasar
20,00%
15,00%
5,00%
0,00%
Kedelai Kacang Tanah Jarak Pagar TKKS
12
Grafik 4. Analisis Kadar Serat Kasar
30,00%
25,00%
20,00%
10,00%
5,00%
0,00%
Kedelai Kacang Tanah Jarak Pagar TKKS
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini ini dilakukan percobaan mengenai analisis proksimat
kadar protein kasar dengan dua metode yaitu metode kjedhal dan metode biuret,
analisis lemak kasar dan analasis serat kasar. Untuk Analasis kadar protein, kadar
serat kasar, dan lemak kasar menggunakan sampel yaitu kedelai, kacang tanah, jarak
pagar, dan tandan kososng kelapa sawit (TKKS). Sedangkan untuk uji analisis kadar
protein dengan metode biuret menggunakan sampe minuman Nutri Boost.
Pada tabel 1, menunjukan hasil analisis kadar protein dengan metode kjedhal
terhadap 4 sampel percobaan. Pada umumnya kadar protein ditentukan dengan
menggunakan metode kjedhal untuk sampel makanan. Metode ini merupakan metode
untuk menentukan kadar protein kasar karena berikut senyawa nitrogen (N) bukan
protein seperti urea, asam nukleat, purin, pirimidin, dan lainnya yang di mana prinsip
kerja dari metode kjedhal ini adalah mengubah senyawa organik menjadi anorganik.
Pengerjaan awal dilakukan destruksi sampel dengan menggunakan asam sulfat pekat
dengan tujuan agar senyawa organik seperti C, H, dan O dapat teroksidasi menjadi
CO2, H2O, dan O2 tanpa diikuti oksidasi nitrogen menjadi N2. Pada proses ini
ditambahkan katalis bertujuan untuk mempercepat proses destruksi tanpa mengalami
reaksi dengan sampel, dimana hasil dari destruksi ditandai dengan larutan sampel
berwarna hijau jernih. Selanjutnya pada tahap destilasi dilakukan pengenceran
menggunakan aquades agar dapat mengurangi kehebatan reaksi yang nanti akan
terjadi apabila larutan ditambahkan senyawa alkali. Proses destilasi berakhir setelah
hasil destilasi tidak bersifat basa lagi. Pada hasil destilasi ditambahkan indikator metil
merah yang fungsinya adalah untuk mengetahui kapan reaksi akan terjadi setelah
mencapai titik akhir titrasi. Hasil yang diperoleh dari penetapan kadar protein dari 4
sampel , yaitu pada kedelai diperoleh kadar protein 3,96%, untuk kacang tanah
13
diperoleh kadar protein 3,05%, untuk jarak pagar diperoleh kadar protein 2,12%, dan
untuk TKKS didapat kadar protein 3,4%. Dalam hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa keledai memiliki kadar protein paling tinggi dan jarak pagar memiliki kadar
protein paling rendah. Dalam bahan agroindustry, kedelai merupakan bahan baku
yang memiliki kandungan protein tinggi, dilihat dari kandungan gizinya, setiap 100
gram kedelai mengandung 17 gram protein yang baik untuk membangun otot tubuh
(Rosaini, 2015).
Pada tabel 2, menunjukan hasil analisis kadar protein dengan metode biuret
pada sampel minuman nutriboost. Untuk analisis dengan metode biuret didasarkan
pada prinsip zat yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida dapat membentuk
kompleks berwarna ungu/violet dengan garam Cu dalam larutan alkali. Metode biuret
merupakan metode yang baik untuk menentukan kandungan larutan protein karena
pada dasarnya seluruh protein mengandung ikatan peptida. Namun pada metode
biuret sampel harus berbentuk cairan atau larutan (Purnama, 2019). Hasil yang
didapat antara konsentrasi ( μg/mL) dan absorbansi yaitu pada konsentrasi 70 didapat
absorbansi 0,153, pada konsentrasi 140 didapat absorbansi 0,268, untuk konsentrasi
210 didapat absorbansi 0,367, untuk konsentrasi 280 didapat absorbansi 0,494,
contoh konsentrasi 350 didapat absorbansi 0,545, untuk konsentrasi 420 didapat
absorbansi 0,731, untuk konsentrasi 490 didapat absorbansi 0,853, dan untuk
konsentrasi 560 didapat absorbansi 0,894. Dari proses tersebut didapat rata-rata
sampel adalah 0,3255. Nilai kadar protein diukur dari kurva linear y = ax +b, dimana
nilai y merupakan nilai rata-rata absorbansi sampel yang telah diperoleh, dan x
merupakan kadar protein dalam bahan. Kurva linear didapat dengan bantuan Excel
sehingga diperoleh kurva linear yaitu y = 0,0016x + 0,0423 dengan R² = 0,9889.
Berdasarkan kurva linier yang didapat, dengan memasukkan nilai y adalah rata-rata
sampel yaitu 0,3225 maka diperoleh x (kadar protein sampel) yaitu 117 μg/mL
dengan dikali 100 mL (100 kali pengenceran) maka didapat kadar protein minuman
nutriboost adalah 1,77 mg.
Pada Tabel 3, menunjukan hasil analisis kadar lemak kasar pada 4 sampel
percobaan. Analisis kadar lemak kasar ini menggunakan metode soxhlet, metode ini
juga dikenal dengan sebutan metode ekstraksi langsung. Lemak merupakan suatu
senyawa yang terbentuk dari gliserol asam lemak yang mempunyai sifat sebagai
senyawa tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non polar seperti
hidrokarbon atau dietil eter. Oleh karena itu metode soxhlet diperlukan dalam analisis
kadar lemak karena pada prinsip kerjanya yaitu dilakukan ekstraksi lemak dengan
pelarut lemak seperti petroleum benzena, petroleum eter, aseton dan sebagainya, di
mana berat lemak kemudian ditentukan dengan cara memisahkan lemak dengan
pelarut yang digunakan tersebut (Asmariani, 2017). Hasil kadar lemak yang didapat
14
pada 4 sampel yaitu yang pertama adalah Kedelai yang memiliki kadar lemak kasar
19,69%, untuk kacang tanah memiliki kadar lemak kasar 14,18%, untuk jarak pagar
memiliki kadar lemak 20%, dan untuk tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki
kadar lemak kasar yaitu 9,47%. Kadar lemak kasar diperoleh dengan membagi bobot
lemak dengan bobot sampel tanpa air. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa jarak pagar memiliki kandungan lemak kasar yang paling tinggi yaitu 20% dan
TKKS memiliki kadar lemak paling rendah yaitu 9,47% hal ini karena TKKS lebih
banyak kandungan selulosa dibanding jarak pagar yang jika diekstrak maka
kandungan lemaknya lebih banyak.
Pada tabel 4, menunjukan hasil analisis kadar serat kasar pada 4 sampel
percobaan. Pada analisis serat kasar prinsip kerjanya yaitu sampel dihidrolisis dengan
asam kuat dan basa kuat encer yang nantinya akan menyebabkan karbohidrat, protein,
dan zat-zat lain terhidrolisis dan larut yang kemudian disaring dan dicuci dengan air
panas yang mengandung asam dan alkohol. Kemudian residu dan kertas saring
tersebut dikeringkan atau dipanaskan. Kadar serat kasar dapat dihitung dengan
mengurangi bobot residu dalam kertas saring yang dikeringkan dengan bubur kertas
saring kosong kemudian dibagi dengan bobot sampel. Hasil yang didapat dari analisis
kadar serat kasar yaitu pada kedelai memiliki kadar serat kasar 24,53%, pada kacang
tanah memiliki kandungan serat kasar 18,03%, untuk jarak pagar memiliki kadar serat
kasar 30,53%, sedangkan untuk tandan kosong kelapa sawit (TKKS) memiliki
kandungan serat kasar 20,66%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
kadar serat kasar tertinggi dimiliki oleh jarak pagar dengan kadar serat kasar 30,53%
dan kadar serat kasar terendah adalah kacang tanah dengan kadar 18,03%. Dalam
analisis serat kasar, harus terlebih dahulu untuk menghilangkan lemak karena lemak
yang terkandung di dalam sampel yang akan dianalisis seratnya nya lebih dari 10%
akan mempengaruhi atau mengganggu hasil pengujian dari analisis serat yang
dilakukan, hal ini karena lemak surat untuk terhidrolisis dengan asam (Nisah, 2019).
15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dalam analisis serat kasar harus terlebih dahulu menghilangkan lemak karena
lemak yang terkandung di dalam sampel yang akan dianalisis seratnya nya
lebih dari 10% akan mempengaruhi atau mengganggu hasil pengujian.
16
DAFTAR PUSTAKA
Asmariani. (2017). Verifikasi Metode Uji Lemak Pakan Buatan . Jurnal Teknologi
Hasil Perikanan , Vol. 6, No.1: 92-96.
Nisah, H. d. (2019). Analisis kadar serat pada bakso bekatul dengan metode
gravimetri. AMINA 1 (3) | Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
17
PERHITUNGAN
Rumus :
Diketahui :
Jenis Sampel Bobot awal ml Titrasi
sampel (g) Sampel
Kedelai 1,0092 20
Kacang Tanah 1,0983 23
Jarak Pagar 1,2937 29
TKKS 1,2239 25
Blanko 45
𝑁 𝑁𝑎𝑂𝐻 = 0.02 N
Sampel Faktor Koreksi
Sereal 5,7
Roti 5,7
Sirup 6,25
Biji-bijian 6,25
Buah 6,25
Beras 5,95
Susu 6,38
Kelapa 5,20
Kacang Tanah 5,46
a) Kedelai
% N = (45-20) x 0,02 x 14,008
x 100% = 0,69%
1,0092 x 1000
18
b) Kacang Tanah
% N = (45-23) x 0,02 x 14,008
x 100% = 0,56%
1,0983 x 1000
c) Jarak Pagar
% N = (45-29) x 0,02 x 14,008
x 100% = 0,34%
1,2937 x 1000
d) TKKS
% N = (45-25) x 0,02 x 14,008
x 100% = 0,55%
1,2239 x 1000
Nilai kadar protein diukur dari kurva linier y = ax +b, dimana nilai
y merupakan nilai rata-rata absorbansi sampel yang telah
diketahui, dan x merupakan kadar protein dalam bahan.
Diketahui :
Konsentrasi (μg/mL) Absorbansi
0 0
70 0,153
140 0,268
210 0,367
280 0,494
350 0,545
420 0,731
490 0,853
560 0,894
Rata-rata Sampel 0,3255
19
Kadar Protein Metode Biuret
1 y = 0,0016x + 0,0423
0,9 R² = 0,9889
0,8
0,7
absorb
0,6
ance
0,5
0,4 Absorbansi
0,3 Linear (Absorbansi)
0,2
0,1
0
0 100 200 300 400 500 600
Konsentrasi (μg/mL)
y = ax + b
= 0,0016x + 0,0423
0,3255 = 0,0016x + 0,0423
x = 0,3255−0,0423
0,0016
= 177 µg/mL
= 177 µg/mL : 1000
= 0,177 mg/mL x 100 mL (100 kali Pengenceran)
= 1,77 mg
Jadi, kadar protein dalam sampel minuman Nutri Boost adalah 1,77 mg dalam 100
mL pengenceran.
20
c.) Kadar Lemak Kasar
Rumus :
Diketahui :
Jenis Sampel Bobot awal Bobot Lemak
sampel (g)
Kedelai 2,8932 0,5698
Kacang Tanah 3,2685 0,4635
Jarak Pagar 2,7589 0,5518
TKKS 2,8875 0,2736
1.) Kedelai
Kadar Lemak (%) = 0,5698
2,8932 𝑥 100% = 19,69 %
4.) TKKS
Kadar Lemak (%) = 0,2736
2,8875 𝑥 100% = 9,47 %
21
d.) Kadar Serat Kasar
Rumus :
Diketahui :
Jenis Sampel Bobot Bobot residu Bobot Kertas
awal dalam kertas saring (g)
sampel (g) saring (g)
1.) Kedelai
Kadar Serat (%) = 5,9643 - 5,3946
𝑥 100% = 24,53 %
2,3234
4.) TKKS
Kadar Serat (%) = 6,0983 - 5,5582
𝑥 100% = 20,66 %
2,6138
22