Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Pembentukan Sikap

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

PEMBENTUKAN SIKAP

A. Pengertian Sikap
 Menurut Azwar Saifuddin
Sikap  Keteraturan perasaan, pemikiran perilaku seseorang dalam interaksi sosial.
 Menurut Baron & Bryne
Sikap  Evaluasi terhadap berbagai aspek dalam dunia sosial.
 Menurut Himmelfarb & Eagley
Sikap  Kesediaan untuk memberi respons terhadap stimulus

Sikap
 Keadaan dari dalam diri individu yang menggerakkannya untuk bertindak atau berbuat dalam
kegiatan sosial dengan perasaan tertentu dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan
sekitarnya.

B. Fungsi Sikap
Fungsi sikap menurut Atkinson, Smith, dan Bem, dalam bukunya Pengantar Psikologi,
mengungkapkan bahwa sikap memiliki lima fungsi, yaitu :
1. Fungsi Instrumental
Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan praktis atau manfaat, dan menggambarkan keinginan. Bahwa
untuk mencapai suatu tujuan, diperlukan suatu sarana yang disebut sikap. Apabila objek sikap dapat
membantu individu mencapai tujuan, individu akan bersikap positif atau sebaliknya.
2. Fungsi Pertahanan Ego
Sikap ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau ancaman harga dirinya.
3. Fungsi Ekspresi
Sikap ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai yang terdapat pada diri
individu dapat dilihat dari sikap yang diambilnya bersangkutan terhadap nilai tertentu.

4. Fungsi Pengetahuan
Sikap ini membantu individu memahami dunia yang membawa keteraturan terhadap bermacam-
macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap individu memiliki
motif ingin tahu, ingin mengerti, dan pengetahuan.
5. Fungsi Penyesuaian Sosial
Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat. Dalam hal ini sikap yang
diambi individu tersebut akan sesuai dengan lingkungannya.

Terdapat 5 fungsi sikap menurut Baron, Byrne, dan Branscombe, antara lain :
1. Fungsi Pengetahuan
Sikap dapat membantu untuk menginterpretasikan stimulus baru dan menampilkan respons yang
sesuai.
Contoh : Seorang anak diajari agar waspada, sehingga ia mengadopsi sikap dari orang tuanya agar
tidak cepat percaya dan langsung menyukai orang yang baru dikenal.
2. Fungsi Identitas
Sikap seseorang terhadap kebangsaan dan mengekspresikannya melalui perilaku dan komunikasi.
Contoh : Seseorang yang mencintai bangsa dan negaranya dengan menggunakan batik saat mengikuti
acara di luar negeri.
3. Fungsi Harga Diri
Sikap yang dimiliki dapat menjada atau meningkatkan harga diri seseorang.
Contoh : Seorang mahasiswa bangga almamater dari universitas tempatnya bekerja.
4. Fungsi Pertahanan Diri
Sikap berfungsi untuk melindungi diri dari penilaian negatif tentang diri seseorang
Contoh : Seseorang yang menggunakan barang bermerk agar tidak dipandang rendah oleh orang lain.
Namun ada juga perbuatan untuk pertahanan diri yang bersifat negatif, yaitu : ikut-ikutan merokok
agar dapat dianggap “keren” dikalangan teman sebaya.
5. Fungsi Memotivasi Kesan
Sikap berfungsi mengarahkan orang lain untuk memberikan penilaian atau kesan yang positif tentang
diri sendiri
Contoh :
Seorang wanita yang harus mengenakan jilbab dan berbaju muslim saat berada di wilayah Aceh, hal
ini dilakukan untuk dapat diterima oleh masyarakat sekitar.

C. Susunan Komponen Sikap


Susunan sikap akan terbentuk menjadi kepribadian sehingga membuat seseorang mampu untuk
menilai orang lain, terdapat 3 susunan sikap, antara lain :
1. Komponen Kognitif
Kepercayaan dan pemahaman seorang individu pada suatu objek melalui proses melihat, mendengar
dan merasakan. Kepercayaan dan pemahaman yang terbentuk, memberikan informasi dan
pengetahuan mengenai objek tersebut yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk
bertindak.
Seseorang yang memiliki banyak pengetahuan akan cenderung memiliki rasa empati terhadap sikap
dan perilaku orang lain dan akan lebih bias untuk menghargai keputusan orang lain.
2. Komponen Emosional (Afektif)
Komponen yang berhubungan dengan permasalahan emosional subjektif individu terhadap sesuatu,
secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek.
3. Komponen Perilaku (Konatif)
Kecenderungan berperilaku seorang individu terhadap objek yang dihadapinya.
Contoh :
Lulusan SMK/SMA melihat peluang pekerjaan yang menjanjikan adalah profesi perawat, maka
beberapa lulusan SMK/SMA masuk kesekolah keperawatan.

D. Manfaat Sikap Dalam Kehidupan Sehari – hari


Menurut Baron & Bryne terdapat beberapa manfaat sikap dalam kehidupan sehari-hari, antara lain :
1. Sebagai Skema
Skema dapat membanttu seseorang untuk menginterpretasi (menilai) segala bentuk informasi yang
masuk. Hal ini berkaitan untuk membantu pembentukan persepsi.
Sikap berfungsi sebagai upaya seseorang untuk memahami dunia sosial.
2. Knowledge Function
Tanpa knowledge function (pengetahuan) maka skema dapat menjebak.
Dengan sikap yang disertai pengetahuan akan memperkuat perilaku yang memiliki self expression
(ekspresi diri) dan self identity (identitas diri).

3. Sebagai Self-Esteem
Individu yang sehat adalah individu yang memiliki self esteem.
Dengan adanya self esteem dapat meningkatkan harga diri seseorang. Seseorang yang tidak
mememiliki kepercayaan diri yang cukup, terkadang dapat membuat harga dirinya rendah, tidak
percaya diri dan tidak maksimal dalam beraktivitas.
Selain itu sikap mempertahankan ego juga dibutuhkan untuk mempertahankan diri dari informasi
negatif yang dapat merugikan diri.
4. Motivasi Impresi
Motivasi impresi adalah motivasi seseorang untuk menimbulkan kekaguman dan power serta
semangat terhadap orang lain.
Prinsip dari motivasi impresi adalah adanya sebab akibat, yang mempengaruhi dan dipengaruhi.
Semakin kuat motivasi impresi terhadap orang lain, maka semakin kuat pula individu menampakan
sikapnya.

E. Tangga Sikap
Menurut Notoatmodjo terdapat 4 tangga sikap dari yang terendah hingga yang tertinggi, antara lain :
1. Menerima
Setiap orang memiliki rasa ingin diakui, termasuk ingin diterima oleh masyarakat sekitar.
2. Respons
Munculnya konflik dalam kehidupan masyarakat rata-rata disebabkan karena respons yang buruk.
Sama halnya ketika memiliki ithikad yang baik, namun tidak mendapat tanggapan, dan akan muncul
rasa jengkel, tidak dihargai, marah, dll. Dengan kata lain setiap orang membutuhkan diperhatikan.
3. Menghargai
Selain ingin diperhatikan setiap yang membutuhkan untuk dihargai oleh orang lain.
4. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah salah satu sikap yang tidak semua orang sanggup untuk melakukannya.
Banyak orang yang memiliki ide-ide bags, namun tidak memiliki tindakan dan tanggung jawab untuk
menyelesaikannya.
F. Faktor – faktor Penentu Sikap
Walgito mengungkapkan 4 hal prnting yang menjadi determinan (faktor penentu) sikap individu,
antara lain :
1. Faktor Fisiologis
Faktor yang menentukan sikap individu adalah umur dan kesehatan. Misalnya, orang muda umumnya
bersikap kurang perhitungan dengan akal, sedangkan orang tua bersikap dengan penuh kehati-hatian
dan orang sakit memiliki sikap yang lebih sensitive dibandingkan dengan yang tidak.
2. Faktor Pengalaman Langsung Terhadap Objek Sikap
Sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi oleh pengalaman langsung orang yang
bersangkutan dengan objek sikap tersebut. Misalnya, pasien yang pernah dirawat sangat baik oleh
perawat akan menaruh sikap positif terhadap perawat tersebut.
3. Faktor Kerangka Acuan
Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap, akan menimbulkan sikap yang negatif terhadap
objek sikap tersebut. Misalnya sikap individu terhadap hubungan sebelum nikah. Seorang individu
yakin bahwa hubungan seksual sebelum nikah tidak sesuai dengan normamasyarakat dan agama, oleh
karena itu individu tersebut tidak akan melakukan hal tersebut sebelum melaksankan pernikahan.
4. Faktor Komunikasi Sosial
Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan perubahan sikap pada diri individu
tersebut. Misalnya, masyarakat mendengar informasi dari TV bahwa mulai bulan depan harga BBM
turun sehingga sikap masyarakat terhadap pemerintah bersifat positive.

G. Pembentukan dan Perubahan Sikap


 Sheriff & Sheriff menyatakan bahwa sikap dapat berubah karena kondisi dan pengaruh yang
diberikan.
 Hudaniah menyatakan bahwa sikap sebagai hasil dari belajar. Sikap tidak terbentuk dengan
sendirinya karena pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia
berkenaan dengan objek tertentu.

H. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap


Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Azwar, antara lain:
1. Pengalaman pribadi
Dasar pembentukan sikap ialah pengalaman pribadi yang memberikan kesan yang kuat dengan
melibatkan faktor emosional.
2. Kebudayaan
Kebudayaan tempat individu dibesarkan dapat mempengaruhi sikap individu.
3. Orang lain yang dianggap penting (Significant Others)
Umumnya individu tersebut akan memiliki sikap yang searah dengan orang yang dianggap penting
dan berarti khusus. seperti orangtua, pacar, suami/istri, teman dekat, guru, pemimpin/atasan.
4. Media massa
Media ini berupa cetak dan elektronik yang membawa pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini
seseorang, jika pesan tersebut cukup kuat maka akan memberi dasar sesuatu yang dapat membentuk
sikap.
5. Institusi / Lembaga Pendidikan dan Agama
Institusi yang berfungsi memberikan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.
Pemahaman baik dan buruk, salah atau benar, yang menentukan sistem kepercayaan seseorang hingga
ikut berperan dalam menentukan sikap seseorang.
6. Faktor Emosional
Sikap yang dilandasi oleh emosi memiliki fungsi sebagai penyaluran frustrasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. Dapat bersifat sementara ataupun menetap (persisten/tahan lama) seperti
prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair).

I. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Sikap


Sikap dapat terbetuk atau berubah melalui empat macam:
1. Adopsi
Kejadian- kejadian dan peristiwa-peristiwa yang terjadi berulang-ulang dan terus menerus, lama
kelamaan secara bertahap diserap kedalam diri individu dan memengaruhi terbentuknya suatu sikap.
2. Diferensiasi
Dengan berkembangnya intelegensi, bertambahnya pengalaman, sejalan dengan bertambahnya usia,
maka ada hal-hal yang tadinya dianggap sejenis, sekarang dipandang tersendiri lepas dari jenisnya.
Terhadap objek tersebut dapat terbentuk sikap tersendiri pula.

3. Integrasi
Pembentukan sikap disini terjadi secara bertahap, dimulai dengan berbagai pengalaman yang
berhubungan dengan satu hal tentu sehingga akhirnya terbentuk sikap menegenal hal tersebut.
4. Trauma
Trauma adalah pengalaman yang tiba-tiba, mengejutkan, yang meninggalkan kesan mendalam pada
jiwa orang yang bersangkutan. Pengalaman-pengalaman yang traumatis dapat juga menyebabkan
terbentuknya sikap.

J. Ciri – ciri Sikap


Beberapa ciri-ciri dari sikap, antara lain :
1. Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap
2. Sikap tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-
pengalaman dan proses belajar.
3. Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi.
4. Sikap berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar
5. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar.
6. Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi.
7. Sikap itu bermacam-macam sesuai dengan banyaknya objek yang diperhatikan proses
pembentukan dan perubahan sikap.

K. Penilaian Sikap
Sikap dalam penerapannya dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu :
1. Langsung
Pengukuran sikap secara langsung dilakukan dengan cara subjek dimintai pendapat tentang bagaimana
sikapnya terhadap suatu masalah. Jenis-jenis pengukuran sikap secara langsung meliputi :
a. Skala Terstruktur
Pengukuran sikap yang menggunakan alat test pengukur sikap baik tertulis maupun berupa
pertanyaan langsung.
Beberapa alat test pengukuran sikap yang disebut skala, antara lain :
1) Skala Borgadus
Skala yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana sikap seseorang, berdasarkan jarak
sosialnya (Usia, Ras, Agama, dll)
2) Skala Thurston
Skala yang digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap pengaruh like-dislike.
3) Skala Likert
Skala yang berisi berupa penyataan dan memiliki 5 pilihan jawaban (Sangat Setuju, Setuju,
Ragu-ragu, Tidak Setuju, Sangat Tidak Setuju)

b. Skala Tidak Terstruktur


Penilaian yang dilakukan tanpa persiapan dan hanya dengan menggunakan wawancara
kepada partisipan, selain juga melakukan pengamatan secara langsung dan melakukan survei

2. Tidak langsung
Pengukuran secara tidak langsung adalah pengukuran sikap dengan menggunakan tes. Pada umumnya
pengukuran ini menggunakan skala semantik deferensial (teknik menggunakan skala berjenjang dalam
membahas arti kata) yang terstandard.

L. Sikap Perawat Dalam Merawat Pasien


Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus menunjukan sikap profesional kepada seluruh
pasien yang di rawat.
Beberapa sikap professional tersebut antara lain:
1. Sikap pemberi kasih sayang terhadap pasien yang dirawatnya.
2. Sikap perhatian terhadap kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
3. Sikap pemberi rasa aman terhadap pasien.
4. Sikap ramah terhadap semua orang terutama pasien.
5. Sikap yang dicirikan dengan suara lembut dan murah senyum.
6. Sikap dapat dipercaya.
7. Percaya diri.
8. Memandirikan pasien agar tidak tergantung oleh perawat.
9. Sikap menghindari ucapan kasar yang dapat menyinggung perasaan pasien.
10. Sikap penuh pengertian dan pengapdian.
11. Sikap kooperatif atau mudah diajak bekerjasama dengan pasien atau tenaga medis lain.
12. Sikap yang dapat membatu mengatasi masalah pasien dan keluarganya.

Anda mungkin juga menyukai