Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Paper MATERI EPPS

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI

EDWARD PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS)

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inventori

Dosen pengampu: Arcivid Chorynia R., S.Psi., M.Psi., Psikolog

Disusun Oleh:

1. Fahmi Noveanto NIM 201760063


2. Fatimah Az-Zahro NIM 201760066
3. Ghaffar Sukma Wijaya NIM 201760067
4. Nilna Mafaza NIM 201760081
5. Anggi Ayu Septiana NIM 201760082
6. Nur Meita Istiqomah NIM 201760088

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2020
A. SEJARAH EDWARD PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS)
EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) merupakan salah satu tes
kepribadian non proyektif. Edward (1959) mengemukakan bahwa EPPS
dikembangkan berdasarkan teori Henry Murray yang memfokuskan kepribadian
menjadi kebutuhan individu.
Tes EPPS dibuat oleh Allen L. Edwards untuk mengadakan analisis terhadap
kebutuhan-kebutuhan dalam diri masing-masing individu. Dasar teoritis dari EPPS
adalah teori kebutuhan (needs) yang dikemukakan oleh Henry A. Murray. Edwards
sendiri kemudian memilih 15 kebutuhan dari 20 kebutuhan yang dikemukakan oleh
Murray tersebut dan mengembangkan pernyataan-pernyataan yang sesuai untuk
menggambarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut (Anastasi & Urbina, 1997).
Murray (dalam Schultz, 2005) menjelaskan kepribadian manusia dengan
memaparkan konsep needs sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memotivasi
perilaku manusia. Ketika kebutuhan-kebutuhan ini aktif dalam diri individu, maka
individu akan memunculkan perilaku-perilaku yang diarahkan untuk mencapai
kebutuhan tersebut dan pada akhirnya akan menggambarkan karakterisitik individu
tersebut. Kebutuhan-kebutuhan ini sendiri bisa saja muncul baik dari proses internal
seperti rasa haus dan lapar maupun dari lingkungan eskternal seperti ancaman dari
orang asing.
Needs atau kebutuhan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam
kehidupan manusia, kebutuhan sosial, erat hubungannya dengan kebutuhan dasar.
Edward (1959) mengemukakan bahwa kebutuhan yang di maksud adalah
achievement, deference, order, exhibition, autonomy, affiliation, intraception,
succorance, dominance, abasement, nurturance, change, endurance, heteroseksuality,
dan aggression.
Edward membuat EPPS di Amerika pada tahun 1954 dengan menyertakan
norma sebagai standarisasi kebutuhan individu. Cohen dan Swerdlik (1999)
mengemukakan bahwa norma adalah data uji kinerja kelompok tertentu yang
dirancang sebagai referensi untuk mengevaluasi atau menafsirkan nilai tes individu.
Norma EPPS dibuat dengan memperhatikan kelompok sampel orang dewasa nasional
laki-laki dan perempuan di Amerika.
Suryabrata (2005) membagi norma menjadi tiga yaitu norma nasional, norma
sekolah, dan norma lokal. Gregory (2013) mengemukakan bahwa norma-norma tes
psikologi tidak bersifat absolut, universal, atau tanpa batas waktu, sehingga norma
bisa tidak berlaku lagi hanya dalam waktu beberapa tahun. Norma-norma tersebut
relatif terhadap satu era historis dan populasi normatif tertentu asal norma tersebut
diturunkan. EPPS sering digunakan di Indonesia karena terbilang mudah dan cepat
untuk menggambarkan kepribadian individu. Beberapa penelitian yang menggunakan
EPPS untuk menggambarkan kepribadian mulai bermunculan.

B. KEGUNAAN EDWARD PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS)


EPPS (Edward Personal Preference Schedule) EPPS merupakan tes
kepribadian yang bersifat verbal dan memakai metode forced choice yaitu memilih
diantara dua pernyataan pada setiap itemnya. Alwisol (2007) menuliskan bahwa
dalam pandangan Murray tentang manusia sangat holistik. Manusia harus difahami
sebagai kesatuan pribadi yang utuh. Setiap bagian dari tingkahlaku manusia harus
difahami dalam hubungannya dengan fungsi lainnya, yaitu lingkungan, pengalaman
masa lalu, ketidaksadaran dan kesadaran, serta fungsi otaknya. Kesemuanya harus
ditangkap secara keseluruhan agar dapat difahami makna proses kepribadian
seseorang.
Bagi Murray (dalam Alwisol, 2007: 218) need adalah konstruk mengenai
kekuatan dibagian otak yang mengorganisir berbagai proses seperti persepsi, berfikir
dan berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Melalui
aktivitas penelitian yang panjang, mengacu pada teori Murray tentang needs
(kebutuhan) manusia, Allen L. Edwards mengembangkan salah satu alat diagnostik
untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang. Hasil dari tes ini akan diperoleh profil
kebutuhan-kebutuhan masing-masing individu dimana yang dirasakan lebih penting
yang akan memotivasi munculnyaperilaku tertentu untuk mencapai kebutuhan
tersebut.
EPPS digunakan dalam bidang psikologi industri organisasi, psikologi
pendidikan dan psikologi klinis, seperti bidang pelayanan, sekolah-sekolah kedinasan
dan boarding school. EPPS menjadi wajib digunakan untuk sekolah-sekolah
kedinasan dan boarding school karena menggambarkan diri individu lebih dalam,
EPPS juga memiliki pilihan pengecekan konsistensi sehingga lebih terpercaya untuk
digunakan.
EPPS adalah alat inventaris yang dikembangkan oleh Allen L. Edwards.
Tujuan asli dari penunjukan awal alat ini adalah untuk mengembangkan alat
penelitian dan konseling yang menyediakan pengukuran yang tepat untuk berbagai
variabel independen kepribadian . Namun, sekarang banyak digunakan sebagai alat
seleksi dan pendamping wawancara. Penamaan variabel dasar mengacu pada definisi
kepribadian.
Allen L. Edwards kemudian menyusun ulang kebutuhan-kebutuhan yang
dikemukakan Murray dan memilih 15 kebutuhan untuk disusun dalam EPPS.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:
1. Need of achievement (Ach):kebutuhan untuk berprestasi.
2. Need of deference (Def): kebutuhan untuk mengikuti aturan dan kebiasaan.
3. Need of order (Ord): kebutuhan untuk melakukan sesuatu dengan teratur dan
terperinci.
4. Need of exhibition (Exh): kebutuhan untuk dikagumi, diperhatikan dan
didengar.
5. Need of autonomy (Aut): kebutuhan untuk bertindak secara bebas dan
mandiri.
6. Need of affiliation (Aff): kebutuhan untuk berteman secara afektif.
7. Need of intraception (Int): kebutuhan untuk memahami perilaku dan perasaan
orang lain.
8. Need of succorence (Suc): kebutuhan untuk didukung dan dibantu oleh orang
lain.
9. Need of dominance (Dom): kebutuhan untuk memiliki kendali atas orang lain.
10. Need of abasement (Aba): kebutuhan untuk tunduk atas perintah dan
dominansi orang lain.
11. Need of nurturance (Nur): kebutuhan untuk memberikan dukungan dan
bantuan pada orang lain.
12. Need of change (Chg): kebutuhan untuk mencari pengalaman baru dan
menghindari rutinitas.
13. Need of endurance (End): kebutuhan untuk bertahan mengerjakan tugas
hingga tuntas.
14. Need of heterosexuality (Het): kebutuhan untuk membentuk hubungan dengan
lawan jenis.
15. Need of aggression (Agg): kebutuhan untuk menghadapi orang lain dengan
kekerasan.

C. VALIDITAS & RELIABILTAS

1. EPPS memiliki validitas eksternal yang tinggi berdasarkan korelasinya


dengan Guilford Martin Personal Inventory dan Taylor Manifest Anxiety
Scale (Edward, 1959) dengan Study of Value (Gordon, 1967), dengan Survey
of Values (Adisubroto, 1980)

2. Koefisien reliabilitas EPPS lebih tinggi dibanding MMPI (Super & Crites,
1965)

3. EPPS memiliki reliabilitas internal yang tinggi (Edward, 1959;


Soemodarsono, 1962; Gordon, 1967; Rachmat, 1975; Adisubroto, 1980)

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kelebihan tes EPPS:

 Validitas dan realibilitas tinggi

 Pengerjaannya mudah
 Tersedia norma untuk berbagai latar belakang dan tingkat pendidikan

2. Kekurangan tes EPPS:

 Beberapa itemnya mengandung sosial desirability

 Adanya kemungkinan subjek melakukan faking

 Pengerjaannya membutuhkan waktu yang cukup lama

E. LEMBAR JAWAB

F.INSTRUKSI EPPS

Instruksi tes kepribadian EPPS dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Peserta tes memilih salah satu dari dua pernyataan yang disediakan (A atau B)
yang lebih menggambarkan dirinya sendiri .
2. Ketika dua pernyataan sama-sama tidak disukai atau sama-sama disukai, peserta
tes harus memilih satu yang lebih khas menggambarkan dirinya sendiri.

3. Orang yang dipilih harus didasarkan pada perasaan peserta tes, bukan berdasarkan
apa yang dianggap masuk akal.

4. Tidak ada jawaban benar atau salah.

5. Jangan menunda mengisi item yang terlampaui. (Jangan langsung menjawab item
apa pun / Jangan biarkan item apa pun tetap tidak terjawab)

G. SKOR MENTAH UNTUK SETIAP KEBUTUHAN

• Buat garis merah melalui angka:

- 1, 7, 13, 19, 25

- 101, 107, 113, 119, 125

- 201, 207, 213, 219, 225

• Buat garis biru melalui angka:

- 26, 32, 38, 44, 50

- 51, 57, 63, 69, 75

- 151, 157, 163, 169, 175

• Hitung jumlah jawaban 'A' yang dilingkari di baris pertama dan masukkan nomor
ini di bagian kosong r (baris) di akhir baris pertama. *Jawab 'A' dengan garis merah
tidak dihitung.

• Hitung jumlah jawaban 'A' yang dilingkari di baris kedua dan masukkan nomor ini
di bagian kosong r (baris) di akhir baris kedua. *Jawab 'A' dengan garis merah tidak
dihitung.

• Ulangi langkah c dan d untuk masing-masing dari 15 baris.


• Hitung jumlah jawaban 'B' yang dilingkari di kolom pertama dan masukkan nomor
ini di kosong c (kolom) di akhir baris pertama. *Jawab 'B' dengan garis merah tidak
dihitung.

• Hitung jumlah jawaban 'B' yang dilingkari di kolom kedua dan masukkan nomor
ini di kosong (kolom) di akhir baris kedua. *Jawab 'B' dengan garis merah tidak
dihitung.

• Ulangi langkah f dan g untuk masing-masing dari 15 baris.

• Tambahkan bersama skor baris dan kolom dan masukkan total dalam jumlah
(untuk) kosong masing-masing 15 kebutuhan.

• Jumlah menunjukkan skor mentah.

H. SKORING KONSISTENSI

1. Bandingkan 'A' atau jawaban 'B' vertikal yang melewati garis merah dengan
orang-orang yang disahkan oleh garis biru.

2. Jika jawabannya adalah sama, maka tandai kotak konsistensi di sisi bawah
dengan simbol checklist.

3. Ulangi langkah a dan b sampai kolom terakhir

Seperti dijelaskan sebelumnya, ada nomor-nomor tertentu yang ditandai


dengan garis-garis merah dan garis biru untuk mengukur konsistensi. Skor
konsistensi tertinggi adalah 15 sedangkan skor konsistensi terendah adalah 0.

I. HASIL TES EPPS

Setelah mendapatkan skor baku untuk semua kebutuhan dan konsistensi, skor mentah
diubah ke EPPS ditentukan sebelumnya persentil skor dan EPPS skor norma.
DAFTAR PUSTAKA

Anastasi, A. & Urbina, S. (1997). Psychological Testing. New Jersey: Prentice-Hall


International.

Schultz, D. & Schultz, S.E. (2005). Theories of Personality. California: Brooks/Cole


Publishing Company

Cohen, R. J., & Swerdlik, M. E. (1999). Psychological testing and assessment: an


intduction to test and measurement fourt edition. California: Mayfield
Publishing Company

Murray, H. A. 1938 “Explorations in personality”, Oxford University Press, New


York,

Amelia, Tan; Indriyanti, Dewintha. 2010. “Pengembangan Aplikasi Tes Kepribadian


Menggunakan Metode Edward’s Personal Preference Schedule (EPPS)”,
Prosiding SNASTI STIKOM Surabaya.

Murray, H. 2000. Tes Psikologi. Cetakan kedua. Graha: Bandung.

Anda mungkin juga menyukai