Paper MATERI EPPS
Paper MATERI EPPS
Paper MATERI EPPS
Disusun Oleh:
FAKULTAS PSIKOLOGI
2020
A. SEJARAH EDWARD PERSONAL PREFERENCE SCHEDULE (EPPS)
EPPS (Edwards Personal Preference Schedule) merupakan salah satu tes
kepribadian non proyektif. Edward (1959) mengemukakan bahwa EPPS
dikembangkan berdasarkan teori Henry Murray yang memfokuskan kepribadian
menjadi kebutuhan individu.
Tes EPPS dibuat oleh Allen L. Edwards untuk mengadakan analisis terhadap
kebutuhan-kebutuhan dalam diri masing-masing individu. Dasar teoritis dari EPPS
adalah teori kebutuhan (needs) yang dikemukakan oleh Henry A. Murray. Edwards
sendiri kemudian memilih 15 kebutuhan dari 20 kebutuhan yang dikemukakan oleh
Murray tersebut dan mengembangkan pernyataan-pernyataan yang sesuai untuk
menggambarkan kebutuhan-kebutuhan tersebut (Anastasi & Urbina, 1997).
Murray (dalam Schultz, 2005) menjelaskan kepribadian manusia dengan
memaparkan konsep needs sebagai sesuatu yang menggerakkan dan memotivasi
perilaku manusia. Ketika kebutuhan-kebutuhan ini aktif dalam diri individu, maka
individu akan memunculkan perilaku-perilaku yang diarahkan untuk mencapai
kebutuhan tersebut dan pada akhirnya akan menggambarkan karakterisitik individu
tersebut. Kebutuhan-kebutuhan ini sendiri bisa saja muncul baik dari proses internal
seperti rasa haus dan lapar maupun dari lingkungan eskternal seperti ancaman dari
orang asing.
Needs atau kebutuhan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam
kehidupan manusia, kebutuhan sosial, erat hubungannya dengan kebutuhan dasar.
Edward (1959) mengemukakan bahwa kebutuhan yang di maksud adalah
achievement, deference, order, exhibition, autonomy, affiliation, intraception,
succorance, dominance, abasement, nurturance, change, endurance, heteroseksuality,
dan aggression.
Edward membuat EPPS di Amerika pada tahun 1954 dengan menyertakan
norma sebagai standarisasi kebutuhan individu. Cohen dan Swerdlik (1999)
mengemukakan bahwa norma adalah data uji kinerja kelompok tertentu yang
dirancang sebagai referensi untuk mengevaluasi atau menafsirkan nilai tes individu.
Norma EPPS dibuat dengan memperhatikan kelompok sampel orang dewasa nasional
laki-laki dan perempuan di Amerika.
Suryabrata (2005) membagi norma menjadi tiga yaitu norma nasional, norma
sekolah, dan norma lokal. Gregory (2013) mengemukakan bahwa norma-norma tes
psikologi tidak bersifat absolut, universal, atau tanpa batas waktu, sehingga norma
bisa tidak berlaku lagi hanya dalam waktu beberapa tahun. Norma-norma tersebut
relatif terhadap satu era historis dan populasi normatif tertentu asal norma tersebut
diturunkan. EPPS sering digunakan di Indonesia karena terbilang mudah dan cepat
untuk menggambarkan kepribadian individu. Beberapa penelitian yang menggunakan
EPPS untuk menggambarkan kepribadian mulai bermunculan.
2. Koefisien reliabilitas EPPS lebih tinggi dibanding MMPI (Super & Crites,
1965)
Pengerjaannya mudah
Tersedia norma untuk berbagai latar belakang dan tingkat pendidikan
E. LEMBAR JAWAB
F.INSTRUKSI EPPS
1. Peserta tes memilih salah satu dari dua pernyataan yang disediakan (A atau B)
yang lebih menggambarkan dirinya sendiri .
2. Ketika dua pernyataan sama-sama tidak disukai atau sama-sama disukai, peserta
tes harus memilih satu yang lebih khas menggambarkan dirinya sendiri.
3. Orang yang dipilih harus didasarkan pada perasaan peserta tes, bukan berdasarkan
apa yang dianggap masuk akal.
5. Jangan menunda mengisi item yang terlampaui. (Jangan langsung menjawab item
apa pun / Jangan biarkan item apa pun tetap tidak terjawab)
- 1, 7, 13, 19, 25
• Hitung jumlah jawaban 'A' yang dilingkari di baris pertama dan masukkan nomor
ini di bagian kosong r (baris) di akhir baris pertama. *Jawab 'A' dengan garis merah
tidak dihitung.
• Hitung jumlah jawaban 'A' yang dilingkari di baris kedua dan masukkan nomor ini
di bagian kosong r (baris) di akhir baris kedua. *Jawab 'A' dengan garis merah tidak
dihitung.
• Hitung jumlah jawaban 'B' yang dilingkari di kolom kedua dan masukkan nomor
ini di kosong (kolom) di akhir baris kedua. *Jawab 'B' dengan garis merah tidak
dihitung.
• Tambahkan bersama skor baris dan kolom dan masukkan total dalam jumlah
(untuk) kosong masing-masing 15 kebutuhan.
H. SKORING KONSISTENSI
1. Bandingkan 'A' atau jawaban 'B' vertikal yang melewati garis merah dengan
orang-orang yang disahkan oleh garis biru.
2. Jika jawabannya adalah sama, maka tandai kotak konsistensi di sisi bawah
dengan simbol checklist.
Setelah mendapatkan skor baku untuk semua kebutuhan dan konsistensi, skor mentah
diubah ke EPPS ditentukan sebelumnya persentil skor dan EPPS skor norma.
DAFTAR PUSTAKA