Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Thinking and Learning Mechanism

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

BIOPSIKOLOGI

“THINKING AND LEARNING MEKANISM”

Disusun Oleh :
Ifa Azzahratul Wardah (201910230311433)
Dinda Fajar Gita Cahyani (201910230311435)
Vina Nuril Baiti L (201910230311448)
Nurul Kusumawardani (201910230311474)
Muna Koirunnisa (201910230311490)
Dicky Dwi P (201910230311494)

Psikologi I 2019
Dosen Pengampu :
Diana Savitri Hidayati, S.Psi, M.Psi.

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2020
1. Transfer Belajar
Pengertian belajar tidak dibatasi pada pengertian sebatas harfiah kebahasaan,
melainkan mengandung keragaman makna, terkait dengan nilai teologi, filosofi, sosiologi,
ekonomi, budaya, dan psikologi masing0masing memiliki ukuran-ukuran yang sesuai
dengan konvensi pada zamannya. Implikasinya, setiap pengertian belajar memiliki ruang
dan isi yang saling terhubungkan dengan situasinya, dalam pengertian belajar secara
teorotis tidak terbantahkan, tidak ada yang benar dan salah, tetapi yang ada adalah
kecocokan pada zamannya.
Para psikologi teorotis memberikan penekanan pada proses dan struktur mental
dalam teori-teori belajar dengan pengamatan atas perilaku. Hal tersebut terkait dengan
strukur internal. Penekana pada mental internal diharapkan dapat mengadaptasi factor
eksternal sebagai posisi objek pribadi, pengetahuan dapat ditransfer dari luar pikiran
kedalam melalui penghayatan. Dalam hal ini, pengetahuan dari luar tidak semata-mata
direkam dan ditiru, melainkan adanya proses yang selektif.
Derajat penerimaan informasi atas dasar struktur merupakan ukuran proses dan
hasil belajar. Struktur mental menyangkut penerimaan, penyimpanan, pengintegrasi, dan
perolehan kembali suatu informasi yang dapat dioperasionalkan. Asumsi-asumsi teorotis
dalam psikologi teorotis dalam belajar sangat memperhatikan ingatan yang terkendali dan
tidak melebihi beban terutama pada ingatan jangka pendek sebagai sarana proses. Strategi
latihan untuk memelihara informasi melalui kiasan-kiasan, analogi yang diharapkan
sebagai jembatan yang menghubungkan informasi lama ke pengetahuan baru.

Definisi belajar kognitif dapat dikemukakan sebagai berikut;


a)Chaplin (1972)
Belajar merupakan perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap
sebagai akibat terjadinya latihan dan pengalaman.
b)Hintzman (1978)
Belajar merupakan suatu perubahan yang terjdi dalam diri seseorang, sebagai
akibat adanya p engalaman yang mempengaruhi tingkah laku organisme.
c)Wittig (1981)
Belajar merupakan perubahan yang relative permanen yang terjadi dalam segala
macam tingkah laku organisme sebagai hasil pengalaman.
d)Reber (1989)
Pertama, ia menekankan pada “the proses of acquiring knowledge” (suatu
proses memperoleh pengetahuan). Kedua, ia menekankan “relatively permanen
change inrespon potentiality wich occurs as a result of reinforced practice” (suatu
perubahan kemampuan bereaksi yang relatif permanen sebagai hasil latihan yang
berulang.
Dalam definisi ini terdapat 4 macam istilah yang esensial dan perlu disoroti untuk
memahami proses belajar, yaitu
1. Relatively permanent (yang secara umum menetap)
2. Response Potentiality (Kemampuan bereaksi)
3. Reinforced (yang diperkuat)
4. Practice (Praktik atau latihan)

Psikologi Gestal percaya bahwa pengetahuan datang lebih dari sekedar


pengalaman, tetapi juga melibatkan kesan pengorganisasian.

Piaget mengusulkan kemajuan perkembangan mental melalui empat langkah:


sensorimotor, pra-operasional, mewujudkan operasional formal, dan operational. Hal itu
sebagai perbedaan kulitatif dalam teori kemampuan anak-anak. Hal tersebut
dikendalikan oleh struktur yang logis dalam langkah-langkah perkembangan yang
berbeda. Piaget(1985) menjelaskan bahawa belajarmerupakan proses berulang-ulang,
dimana informasi baru.

Menururut Vygotsky, sebagian gagasan yang paling berpengaruh adalah sebagai


berikut:

 Mental kompleks, saat memulai proses kegiatan sosial bagi anak-anak telah
terjadi pengamatan secara bebas mengenai berbagai hal disekitar lingkungannya.
Hasil dari pengamatan lingkungan merupakan aktivitas mental dan terjadi
internalisasi pada pikirannya.
 Anak-anak dapat memenuhi tugas lebih sulit, setelah memperoleh bantuan orang
lain sangat diperlukan dan menentukan perkembangan berfikir dan tindakannya.
 Tugas-tugas diwilayah perkembangan mendekati promosi pertumbuhan secara
maksimum. Anak belajar melalui bantuan orang lain sangan diperlukan dan
menentukan perkembangan berpikir dan tindakannya.
 Gagasan untuk belajar dari teori perkembangan, dimana situasi-situasi orang
dewasa merupakanwujud struktur berpikir kognitif.
Menurut Shmeck (1988) mengemukakan bahwa teori belajar dapat ditinju dari
berbagai prespektif, termasuk dalam pengalaman, tingkah laku, dan ilmu kerja otak
manusia.

 Ditinjau dari prespektif fenomenologi, belajar ditunjukkan oleh aktivitas


individu dengan pengalaman belajar.
 Ditinjau dari prespektif perilaku, perubahan tingkah laku yang tampak
merupakan reaksi individu setelah memperoleh stimulus.
 Ditinjau dari prespektif neurologi, belajar merupakan proses dari sistem saraf
yang diubah berdasarkan ativitas neural yang mengarah pada hasil informasi.
Karakteristik Teori Belajar Kognitif
(a) Analisis dasar
 Struktur mental
 Pengetahuan
 Intelektual
 Berpikir kritis
(b) Asumsi
Belajar merupakan hasil proses operasi stuktur mental.
(c) Subkategori
 Proses informasi
 Belajar berdasarkan struktur dan fungsi proses mental, berpikir pada
konteks spesifik, terkait lingkungan dan ekologi
 Hierarki
 Berlajar berdasarkan tujuan, sasran, dan klasifikasi melalui berpikir
hiekratis
 Pengembangan
 Pengembangan berfikir sistematis, analitis
 Berpikir kritis
 Pengembangan nalar guna menelaah, menafsir, mengevaluasi,
beragrumen, dan mengambil keputusan.
(d) Tokoh penting
 Bode
 Bloom
 Piaget
 Gagne
 Anderson
(e) Prinsip
 Batas kapasitas memori
 Perubahan kompleksitas
 Perubahan waktu

Catatan mengenai definisi dan teori belajar


(1) Devinisi belajar tidak sama dengan teori belajar, dipandang dari batasan
penjelasan istilah.
(2) Teori belajar dicirikan oleh adanya fokus analisis atau hubungan saling
ketergantungan antara variabel komponen belajar, pembelajaran, dan
lingkungan, setelah teruji kecocokannya dengan tingkatan teori yang digunakan
(3) Teori belajar sangat bervariasi, tergantung pada fokus masalah maupun konsep-
konstruk-variabel, sesuai dengan metode yang digunakan para peneliti.
(4) Teori belajar secara umum diklasifikasikan berdasarkan 3 rumpun, yakni: (a)
perilaku, (b) kognitif, (c) gabungan (sosial, turunan perilaku, dan kognitif,
seperti konstruktivisme, konektivisme, dan kontelektualisme).
(5) Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang berkembang dan mempunyai akar yang
berhubungan dengan ilmu-ilmu lain (sosiologi, antropologi, psikologi, fisiologi,
dan teknologi), maka teori belajar akan sejalan dengan perkembangan ilmu-ilmu
tersebut pada zamannya.
(6) Setiap praktisi, mahasiswa, dan peserta didik yang mempunyai perhatian
terhadap ilmu pendidikan seyogiyanya mengikuti perkembangan teori belajar
yang sesuai dengan tempat dan waktu secara dinamis (tidak konservatif dan
fanatik terhadap mazhap atau aliran tertentu).
(7) Adanya dinamika teori belajar, seyogiyanya dalam berpandangan terhadap teori
belajar bertolak dari asumsi keterbuktian hipotesis dan kecocokan implementasi
sesuai potensi peserta didik, materi yang dipelajari, kompleksitas materi, serta
kondisi sekolah dan lingkungan;bukan salah benernya atau jelek bagusnya suatu
teori

2. Transfer Pengetahuan dalam Belajar


Suatu pengetehauan, sikap, dan keterampilan pada dasarnya dapat dipindahkan
melalui proses belajar dengan berbagai cara. Pemindahan ini dapat dilihat dari
pemahaman secara umum, dapat diartikan sebagai seperangkat pengetahuan yang sama
sekali baru dan ditransfer dari pemberi pesan ke penerima melalui media tertentu.
Transfer belajar (transfer of learning) merupakan pemindahan hasil belajar dari
satu situasi ke situasi lainnya, dan satu situasi tersebut diharapkan memberikan pengaruh
yang bersifat peningkatan atau mendukung pengetahuan baru. Transfer belajar merupakan
studi tentang ketergantungan perilaku manusia dalam belajar, yang diperoleh di masa lalu
ke masa kini dan masa depan. Hipotesis awal dalam penelitian ini diajukan oleh
Thorndike Edward dan Robert S. Woodworth.
Gagnne, seorang psikolog dan ahli pendidik, memberikan batasan transfer
belajar menjadi empat kategori, yaitu :
1. Transfer positif
Perpindahan pengetahuan yang berakibat positif terhadap kegiatan
belajar selanjutnya. Dalam hal tersebut, apa yang telah diperoleh dalam diri
seseorang diberikan perlakuan pada situasi tertentu agar memudahkan belajar
dalam situasi lain.
2. Transfer negative
Perpindahan pengetahuan yang berakibat negatif terhadap kegiatan
belajar selanjutnya. Dalam hal tersebut, apa yang telah diperoleh dalam diri
seseorang diberikan perlakuan pada situasi tertentu tetapi memiliki pengaruh
perusakan pada pengetahuan dan keterampilan dalam situasi lain.
3. Transfer vertical
Perpindahan pengetahuan yang berakibat baik terhadap kegiatan belajar
lebih tinggi. Dalam hal tersebut, apa yang telah diperoleh dalam diri seseorang
diberikan perlakuan pada situasi tertentu agar menguasai pengetahuan dan
keterampilan yang lebih tinggi atau kompleks pada situasi lain. Kondisi ini
memiliki karakteristik prerequisite (prasyarat) untuk mempelajari materi lanjut.

3. Implikasi Praktik Pembelajaran Kognitif


Dalam suatu pandangan perpindahan pengetahuan dalam belajar dalam konteks
pendidikan formal, perlu dibedakan yang bersifat umum dan khusus, dan ditemukenali
peran dari kedua hal yang terkait dengan unsur-unsur serupa (sebangun) dengan
metakognitif (knowledge transfer).

Karakteristik kunci transfer pengetahuan dalam belajar meliputi:


 Keperluan awal belajar;
 Pentingnya abstrak atau ringkasan pengetahuan awal yang memiliki
ketergantungan dan dukungan;
 Konsepsi perpindahan sebagai suatu proses dinamis dan aktif;
 Asumsi semua belajar adalah perpindahan.

Langkah pertama, pembelajaran awal untuk terjadinya perpindahan tidak semata-


mata menghafalkan, tetapi harus mengerti. Ketika belajar pehaman memerlukan banyak
waktu, keahlian yang mendalam diorganisasi untuk memperbaiki proses perpindahan.
Pengajar perlu memfokuskan pada cara menggunakan pengetahuan melalui pemberian
motivasi untuk meningkatkan penguasaan hasil perpindahan.

Hasil eksplorasi merupakan landasan atau jembatan untuk mempelajari materi


baru, sehingga pengajar dapat merekonstruksi suatu materi yang dapat merangsang
terjadinya proses eksplorasi yang dilakukan oleh peserta didik. Situasi ini juga harus
ditemukenali adanya suatu hipotesis atau pertanyaan-pertanyaan yang dapat dibuktikan
pada akhir proses perolehan pengetahuan sebagai wujud konfirmasi.

Langkah kedua, dasar pengetahuan yang telah dipelajari terdahulu sangat penting,
paling tidak secara ringkas telah dipahami. Pada situasi yang berbeda, pengetahuan
tersebut adalah syarat untuk memahami kontekslainnya atau menyeberang pada konteks
lain, sehingga merupakan taksonomi yang dapat bermanfaat dalam penyelesaian
masalah.

Langkah ketiga, pelajaran selalu dipertimbangkan sebagai suatu proses dinamis


dan aktif, bukan bersifat statis. Sehingga tidak benar jika pembelajaran kognitif bersifat
statis dan satu arah, seperti “ceramah”. Peserta diberikan kesempatan secara luas untuk
melakukan aktivitas perpindahan pengetahuan dan mempertimbangkan metakognitif.
Bagi pengajar, eksplorasi merupakan tindakan awal untuk mengingatkan kembali
topic inti yang melandasi materi baru, melalui cara memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang revelan. Selain itu, eksplorasi juga menguatkan pemahaman terhadap dasar
informasi yang akan dikembangkan dalam proses lanjut.

Charles Reigeluth (1999) dari Indiana University mengembangkan suatu teori yang
dikenal dengan elaborasi sebagai salah satu paradigm pembelajaran kognitivisme.
Menurut teori ini, terdapat tujuh komponen strategi sebagai rencana unit belajar, yaitu:

1) Urutan elaborasi
2) Urutan prasyarat belajar
3) Penyimpulan
4) Sintesis
5) Analogi-analogi
6) Strategi kognitif
7) Kendali pembelajar

Allport (1993) memandang bahwa tidak ada pengertian fungsi perhatian secara
seragam terhadap label tersebut. Paling tidak ada dua hal yang membedakan perhatian.

a. Perhatian yang terfokus (selektif)


Perhatian terfokus adalah kemampuan untuk memilih beberapa data
informasi dari suatu waktu. Contoh, dalam suatu ruangan atau kamar yang
penuh sesak dan orang berbicara, kita mampu mendengarkan hanya satu suara.
b. Perhatian terbagi
Perhatian terbagi adalah kemampuan untuk mengalokasikan perhatian
kepada dua atau lebih dari tugas-tugas secara serempak. Contoh, pengemudi
dapat mengamati rintangan-rintangan dan berani mengambil risiko menyetel
radio dalam memusatkan perhatian dalam menulis esai sambil menyetel radio
untuk mendengarkan lagu yang disenangi.

Peran dan model perhatian di dalam pengamatan:

 Perhatian terkait dengan persepsi, hal ini merupakan suatu pintu untuk
mengamati;
 Mengatur persepsi, sehingga tidak terjadi muatan lebih dari informasi yang
berhubungan dengan perasaan;
 Perhatian mengizinkan atau memberikan keleluasan untuk fokus pada
informasi yang penting dihadapkan pada kebingungan;
 Pengintegasi informasi, dan sebagai penguat mental;
 Mengoordinasi tindakan secara motoric.
Eysenk (1984) mengungkapkan dua pendekatan eksperimen dasar mengenai
studi perhatian.

1) Tugas mendengarkan (Dichotic)


Salah satu studi perhatian melalui pendengaran. Peserta diberikan sajian
dengan dua rangsangan secara bersamaan. Salah satu telinga diberi pesan
khusus, dan telinga kedua ada pesan lain misalnya dari headphone, peserta
diminta untuk memilih salah satu pesan. Mengingat sifat tugas adalah
memilih (atau fokus pada satu stimulus), teknik ini digunakan untuk
mempelajari fokus perhatian. Suatu cara yang umum dan dapat menjamin
bahwa peserta terkonsentrasi dalam menanggapi stimulus, dan ditugaskan
untuk mengulang salah satu pesan seperti yang disimulasikan sebagai proses
bayangan.
2) Tugas ganda
Pada eksperimen ini peserta diberi dua rangsangan lebih dan diminta
untuk menanggapinya. Seperti dalam eksperimen mendengarkan penyajian
dua pesan secara bersamaan, tetapi dalam percobaan tugas ganda peserta
perlu mencoba melakukan kedua-duanya, hal ini dikenal dengan “perhatian
terbagi”. Kemampuan untuk membagi perhatian dipengaruhi oleh variable
seperti kesulitan dan kesamaan tugas. Tugas ganda dapat disajikan pada
bayangan pesan pendengaran dan adegan visual.

Teknik-teknik eksperimen memberikan kontribusi dalam pengembangan


teori perhatian, teknik lain digunakan untuk studi penerapan hasil terdahulu yang
dijadikan instrument pengamatan dalam kehidupan sehari-hari, seperti buku
harian, untuk melihat kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan perhatian.
DAFTAR PUSTAKA

Carlson, N.R.,(2012). Fisiologi Perilaku: edisi kesebelas jilid 2. Alih


Bahasa Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Penerbit Erlangga

Dr. Wowo S.K.,(2011). Taksonomi Berpikir. Bandung: Penerbit PT.


Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai