Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Prakrind Franky Lumbanbatu (1903028)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI ( PRAKERIND )

PROGRAM PENDIDIKAN SISTEM GANDA (PSG)

PKS GEDONG BIARA

ANALISIS KADAR ALB, KADAR AIR, DAN KADAR KOTORAN


PADA OIL TANK DI STASIUN KLARIFIKASI

Tahun Akademik 2021/2022

Oleh

Nama Mahasiswa : FRANKY LUMBANBATU

NIM : 1903028

Kelas : 2 AKS A

KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN R.I


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA INDUSTRI
POLITEKNIK TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI MEDAN

i
HALAMAN PENGESAHAN

Analisis Kadar Air, Kadar Kotoran, dan Kadar ALB pada Oil Tank di
Stasiun Clarification, di PKS GEDONG BIARA ini telah diteliti, disetujui
dan disahkan di PKS GEDONG BIARA

Pada Tanggal 02 Juli 2021

Oleh:

Franky Lumbanbatu

NIM : 19 03 028

Mengetahui/Menyetujui

Pembimbing PTKI Medan Pembimbing DUDI

Tengku Rachmi Hidayani, M.Si. Raja Sakti Nasution

NIP. 198803152014022001

Ketua Program Studi

Tengku Rachmi Hidayani, M.Si

NIP. 198803152014022001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktik Kerja Industri (Prakerin). Laporan ini disusun berdasarkan hasil dari
Praktik Kerja Industri di PKS Gedong Biara Aceh Tamiang selama empat
bulan.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan


kurikulum Dual System pada Program Studi Agribisnis Kelapa Sawit
Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan. Hal ini dimaksud agar
mahasiswa mendapatkan gambaran langsung tentang ilmu yang diperoleh di
bangku kuliah dan menambah pengalaman yang berhubungan dengan ilmu
keteknikan secara khusus. Pada pembuatan laporan ini penulis mengambil
judul “ANALISA KADAR AIR, KADAR KOTORAN, KADAR ALB PADA
OIL TANK DI STASIUN CLARIFICATION”. sebagai tugas khusus.

Dalam penulisan Laporan ini penulis mendapatkan bantuan dan dorongan


dari berbagai pihak diantaranya adalah :

1. Orang Tua yang telah memberikan doa terbaiknya dan juga bantuan
baik secara moral dan materi.
2. Bapak Fuadi, S.T selaku Mill Manager dan pembimbing yang
berkenan memberikan kesempatan untuk melakukan praktek kerja
industri.
3. Bapak M. Syarifuddin, S.E selaku Kepala Tata Usaha (KTU) atas
kesediaannya dalam memberi izin praktek kerja industri di PKS
Gedong Biara.
4. Bapak Risdianto, selaku Asisten Proses , Bapak Raja Sakti Nasution,
selaku Asisten Proses , Bapak Riza , selaku Asisten Teknik , yang
telah membantu dan mengarahkan penulis selama praktek kerja
industri.

iii
5. Seluruh Staff dan Karyawan PKS Gedong Biara pada bagian proses,
laboratorium dan utilitas.
6. Bapak Poltak Evencus Hutajulu,S.T.,M.T. selaku Direktur
Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan.
7. Bapak Dr. Golfrid Gultom, M.T. selaku Pembantu Direktur I, Ibu
New Vita Mey Destty Marbun, S.T., M.T. selaku Pembantu Direktur
II dan Bapak Irfan Rusmar, M.Ed. selaku Pembantu Direktur III
Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan dan selaku dosen
pengampu mata kuliah penulisan karya ilmiah.
8. Ibu Mahyana, S.E. selaku Ka. Sub. Bag. Administrasi Akademik
Kemahasiswaan dan Kerjasama Politeknik Teknologi Kimia Industri
Medan.
9. Ibu Tengku Rachmi Hidayani, M.Si selaku Ketua Program Studi
Agribisnis Kelapa Sawit dan selaku Penguji I
10. Meutia Mirnandaulia, S.T., M.T., selaku Sekretaris Program Studi
Agribisnis Kelapa Sawit dan selaku Penguji II
11. Bapak Abdul Azis selaku dosen PTKI dan selaku Penguji III
12. Seluruh dosen dan staff pengajar di Politeknik Teknologi Kimia
Industri Medan,
13. Kepada Seluruh teman-teman mahasiswa/i Prakerin yang telah
memberikan semangat, doa, kerjasamanya selama menyelesaikan
laporan prakerin.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan Laporan Prakerin ini. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengharapkan berbagai saran dan kritik yang berkaitan dengan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Aceh Tamiang, 05 Agustus 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................... ii

KATA PENGANTAR................................................................. iii

DAFTAR ISI............................................................................... iv

DAFTAR TABEL ...................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR.................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN............................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................ 1

1.2. Tujuan...................................................................... 2

1.3. Manfaat ................................................................... 3

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.............................. 3

1.5. Ruang Lingkup........................................................ 3

BAB II GAMBARAN UMUM.................................................. 5

2.1. Sejarah PT.Mopoli Raya.......................................... 5

2.2. Kegiatan Operasional PKS Gedong Biara............... 6

2.3. Struktur Organisasi PKS Gedong Biara…............... 7

2.4. Visi PKS Gedong Biara………................................ 11

2.5. Misi PKS Gedong Biara........................................... 11

v
2.6. Tujuan PKS Gedong Biara ...................................... 11

BAB III KAJIAN TEORI .......................................................... 13

3.1. Pemurnian Minyak Sawit........................................ 13

3.2. Tujuan Pemurnian.................................................... 14

3.3. Standar Mutu Minyak Sawit.................................... 14

3.4. Proses Pemurnian Minyak....................................... 14

3.5. Kadar Asam Lemak Bebas...................................... 22

3.6. Kadar Air................................................................. 23

3.7. Kadar Kotoran......................................................... 24

BAB IV PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI… 26

4.1. Dasar Pemilihan Masalah....................................... 26

4.2. Pembahasan............................................................. 27

4.2.1 Data Pengamatan............................................ 27

4.2.2 Hasil................................................................ 30

4.2.3 Pembahasan..................................................... 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................. 35

5.1. Kesimpulan .......................................................... 35

5.2. Saran..................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA.............................................................. 37

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Struktur Organisasi PKS Gedong Biara ............................... 8

2. Crude Oil Gutter ................................................................... 16

3. Oil tank ................................................................................. 19

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

1. Standar Mutu Minyak Sawit.................................................. 14

2. Tabel pengamatan kadar ALB............................................. . 27

3. Tabel pengamatan kadar Air................................................... 28

4. Tabel pengamatan kadar kotoran............................................ 29

5. Data Analisa Kadar ALB, Kadar Air dan Kadar Kotoran di


In Oil Tank dan In Purifier..................................................... 30

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Tabel Pengamatan Kadar ALB pada Oil Tank......................... 38

2. Tabel Pengamatan Kadar Air pada Oil Tank............................ 39

3. Tabel Pengamatan Kadar Kotoran pada Oil Tank.................... 40

4. Dokumentasi Gambar analisa Kadar ALB, Air, dan


Kotoran.................................................................................... 41

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktik Kerja Industri (Prakerind) adalah bentuk kegiatan


pembelajaran akademik pada mahasiswa untuk meningkatkan dan
mengembangkan kemampuan tenaga kerja yang berkualitas. Dengan
kegiatan prakerin tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan,
pengetahuan dan pengalaman mahasiswa/i dalam memasuki dunia kerja
yang sebenarnya. Maka dari itu dapat mempersiapkan dirinya dengan baik
sebelum masuk ke dalam dunia industri atau dunia usaha.

Kegiatan prakerind merupakan salah satu bentuk kegiatan yang


dilakukan khususnya untuk jurusan Agribisnis Kelapa Sawit Politeknik
Teknologi Kimia Industri Medan (PTKI Medan) dalam mempersiapkan
mahasiswanya untuk memasuki Dunia Industri dan Dunia Usaha (DI/DU)
nantinya. Dunia industri dan dunia usaha tersebut tentunya tidak dapat
diperoleh dengan mudah, maka dari itu para mahasiswa/i tidak hanya
dibekali dengan teori belajar saja tetapi juga pemahaman tentang lingkungan
yang akan mereka hadapi setelah lulus kuliah. Kegiatan prakerind
dilaksanakan sesuai dengan kemampuan atau keterampilan akademik yang
terdapat pada masing-masing mahasiswa.

Kegiatan prakerind dilakukan di salah satu pabrik pengolahan kelapa


sawit PT.Mopoli Raya (PKS Gedung Biara) yang berlokasi di Aceh
Tamiang. Kegiatan prakerin dilaksanakan selama 8 bulan dan merupakan
salah satu mata kuliah yang harus dipenuhi dengan Bobot SKS sebanyak 30.
Kegiatan ini dilakukan di bagian pengolahan produksi kelapa sawit dan
bertujuan sebagai penghubung dunia pendidikan dengan dunia industri

1
sehingga kewajiban Akademiknya dapat terpenuhi serta dapat
mempersiapkan mahasiswa/i dalam menghadapi persaingan dunia kerja
dengan pengetahuan yang mereka peroleh sebelumnya dari pengalaman
dalam dunia industri melalui kegiatan ini. Melalui kegiatan prakerind
mahasiswa/i dapat lebih bertanggung jawab dan disiplin dengan apa yang
ditugaskan kepada mereka dan merupakan salah satu pendukung terjadinya
pelaksanaan kerja yang baik dan benar. Oleh kerena itu untuk
menyelesaikan program studinya, para mahasiswa harus melaksanakan
praktik kerja industri ini.

1.2. Tujuan
1. Mahasiswa/i diharapkan dapat mengimplementasikan materi yang
selama ini didapatkan di kampus sehingga dapat diterapkan dengan
baik.
2. Mahasiswa/i dilatih untuk berkomunikasi atau berinteraksi secara
professional di dunia kerja yang sebenarnya, sehingga tidak merasa
takut lagi untuk berkomunikasi secara professional.
3. Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan dasar yang
dimiliki oleh mahasiswa/i prakerind sehingga keterampilan yang
dimiliki dapat dikembangkan dan diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Membentuk etos kerja yang baik sehingga mahasiswa dapat lebih
bertanggung jawab dan disiplin dengan apa yang ditugaskan kepada
mereka sehingga kedepannya mahasiswa/i dapat menjadi sosok
lulusan yang berkualitas.
5. Menjalin kerjasama yang baik antara kampus dengan dunia industri
maupun dunia usaha.

2
1.3. Manfaat
1. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang memiliki
keahlian profesional yang sesuai dengan kebutuhan di era teknologi
informasi serta komunikasi saat ini.
2. Membentuk pola pikir yang terkonstruktif baik dan memberikan
pengalaman dalam dunia Industri atau dunia kerja, sehingga saat
terjun kelapangan pekerjaan yang sesungguhnya bisa beradaptasi
dengan cepat.
3. Menambah keterampilan, pengetahuan, serta mengembangkan bakat
di dalam dunia industri dan usaha, sehingga menjadi terampil dan
professional.
4. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga kerja dalam mendidik
serta melatih tenaga kerja yang berkualitas.
5. Menjalin kerjasama yang baik antara kampus dan perusahaan terkait,
baik dalam dunia industri atau dunia usaha.

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktik Kerja Industri dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan
dimulai dari tanggal 13 April 2021 sampai dengan selesai dengan
pencapaian waktu kerja efektif minimal 800 jam persemester. Praktik kerja
industri dilaksanakan disalah satu perusahaan pengolahan kelapa sawit yaitu
PKS Gedong Biara yang berlokasi di Aceh Tamiang.

1.5. Ruang Lingkup

Praktik Kerja Industri ( Prakerind ) adalah kegiatan pembelajaran


yang pendekatannya dirancang untuk memudahkan mahasiswa/i dalam
mencapai keterampilan dan keahlian sesuai bidang yang ditekuni sebagai
upaya penyesuaian antara kebutuhan lapangan pekerjaan dengan penyediaan
tenaga kerja yang memiliki kemampuan yang kompeten di dunia industri
dan usaha. Pada jurusan Agribisnis Kelapa Sawit (AKS), Politeknik
Teknologi Kimia Industri membuat program pembelajaran yang

3
mengaplikasikan Praktik kerja Industri (Prakerind) dengan menerapkan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) yang bertujuan agar mahasiswa/i dapat
mengikuti materi terlebih dahulu di kampus dan mengaplikasikannya di
dunia industri dan usaha.
Prakerind pada semester ini, mahasiswa/i diharapkan dapat menggali
kompetensi mengenai keselamatan kerja, pengendalian kualitas, parameter
mutu cpo, system budaya kerja industri, dan amdal.

4
BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah PT. Mopoli Raya


PT. Mopoli Raya adalah perusahaan yang beroperasi di bidang
perkebunan dengan komoditas kelapa sawit dan karet. PT. Mopoli Raya
berdiri sejak tahun 1980 berdasarkan akte nomor 292 tanggal 17 Desember
1980 atas usaha dari tiga pendiri, yaitu:
1. A. Basyah Ibrahim (Alm)
2. M. Sati (Alm)
3. Mustafa Sulaiman (Alm)
Anggaran Dasar perseroan ini telah mengalami beberapa kali
perubahan, dan yang terakhir dengan : Akte Pernyataan Keputusan Rapat
Umum Pemegang Saham dan Keputusan Pemegang Saham PT. Mopoli
Raya Nomor 08, dibuat dihadapan Eka Ermasyafpriza Handayani Firdaus,
notaris dan telah diberitahukan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia, sebagaimana ternyata dengan Surat Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia nomor AHU-18221.40.22.2014 tanggal 07 Juli 2014 Perihal:
Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan PT. Mopoli Raya.
Nama Mopoli berasal dari suatu daerah dataran di desa Suka
Makmur Kecamatan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang yang
terletak pada 198,020 Bujur Timur dan 9,200 Lintang Utara dengan luas
areal tanaman ±200 Ha yang selanjutnya berkembang hingga berada di 2
(dua) propinsi pada 6(enam) kabupaten, yaitu; di Propinsi Sumatera Utara −
Kabupaten Langkat, dan di Propinsi Aceh − Kabupaten Aceh Tamiang,
Kabupaten Aceh Timur, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Nagan Rayadan
Kabupaten Aceh BaratDaya (Abdya).
Pada saat ini luas lahan HGU PT. Mopoli Raya sama dengan
35.727,35 Ha yang terdiri dari : 24.999,13 Ha Areal Tanaman, 119,69 Ha

5
Areal Emplasmen, 10.610,74 Ha Areal Cadangan (belum ditanami), dan
171,58 Ha Areal tidak dapat ditanami.
Dari 24.999,13 Ha Areal Tanaman, terdapat 2 komoditas, yakni;
23.364,15 Tanaman Sawit (13.052,70 Ha Tanaman Menghasilkan dan
10.311,45 Ha Tanaman Belum Menghasilkan) dan 1.634,98 Ha Tanaman
Karet (902,50 Ha Tanaman Menghasilkan dan 732,47 Ha Tanaman Belum
Menghasilkan).
Disamping itu, PT. Mopoli Raya juga memiliki Pabrik Kelapa Sawit
(PKS) yaitu; satu buah PKS berkapasitas 60 ton yang terletak di Desa
Kebun Gedung Biara, Kecamatan Seruway, Kabupaten Aceh Tamiang dan
satu buah PKS berkapasitas 30 ton yang terletak di Desa Alue Kuyun,
Kecamatan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat.

2.2 Kegiatan Operasional PKS Gedong Biara


PT. Mopoli Raya – PKS Gedong Biara merupakan suatu perusahaan
yang bergerak dibidang pengelolahan kelapa sawit dan karet, PT. Mopoli
Raya memiliki pabrik pengolahan kelapa sawit menjadi Crude Palm Oil
(CPO) dan inti Kelapa Sawit (IKS). PT. Mopoli Raya – PKS Gedong Biara
tidak memilik perkebunan kelapa sawit, oleh sebab itu Tandan Buah Segar
(TBS) kelapa sawit didapat dengan membeli dari anak perusahaan PT.
Mopoli Raya.
Selain TBS diperoleh lalu di olah menjadi CPO dan IKS yang
selanjutnya dijual kepada pihak ketiga. Selain Pegelolahan kelapa sawit, PT.
Mopoli Raya – PKS Gedong Biara juga menjalankan usaha pengelolahan
karet. Getah karet diperoleh dengan membeli dari anak perusahaan yaitu
PT.Mazdah, setelah itu getah diolah untuk dijual kepada pihak ketiga.

6
2.3 Struktur Organisasi PKS Gedong Biara
Kunci utama untuk menciptakan sistem operasional yang baik dalam
suatu perusahaan atau suatu organisasi adalah struktur daripada organisasi
tersebut. Dengan adanya struktur organisasi maka setiap individu atau
anggota dari organisasi tersebut dapat mengetahui tentang posisinya,
wewenang dan kepada siapa ia harus bertanggung jawab. Selain itu struktur
organisasi juga menjelaskan tentang hubungan antara unit-unit terkait dalam
perusahaan atau organisasi.
Struktur organisasi sebuah perusahaan sangat mungkin akan berbeda
dengan struktur organisasi pada perusahaan atau organisasi lain. Perbedaan
ini muncul karena struktur organisasi suatu perusahaan akan sangat
tergantung pada kondisi perusahaan, kebijakan-kebijakan strategis
perusahaan dan tujuan perusahaan di masa yang akan datang.
Dengan melihat kondisi perusahaan dan kondisi pasar yang kian
berkembang PT. Mopoli Raya - PKS Gedong Biara menerapkan struktur
organisasi garis atau staf, dengan struktur ini akan terdapat pucuk pimpinan
sebagai pemegang komando tertinggi dan juga terdapat Manajer yang
bertugas menjalankan dan mengawasi aktivitas di setiap bagian yang
menjadi wewenangnya.
Manajer ini juga diharapkan bisa memberikan masukan dan nasehat
kepada pihak yang berada di atasnya atau pihak yang menjadi bawahannya
yang bertujuan untuk menjalankan roda bisnis perusahaan secara baik.
Adapun struktur organisasi yang diterapkan pada PKS Gedong Biara dapat
dilihat pada gambar berikut ini :

7
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PKS.Gedong Biara

PKS Gedong Biara, Aceh Tamiang memakai sistem organisasi,


dimana dalam organisasi ini hanya satu komando. Adapun tugas dan
tanggung jawab berdasarkan kedudukannya masing-masing adalah sebagai
berikut:
1. Kepala Pabrik (Mill Manager)
Kepala pabrik atau Manager bertanggung jawab kepada Kepala
Departemen Produksi atau Direksi terhadap pemanfaatan semua unsur
produksi, aset PKS Gedong Biara, hubungan baik dengan unsur-unsur
terkait secara optimal untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Manager juga
berwenang memanfaatkan segala sumber daya yang ada di PKS Gedong
Biara dan berwenang megambil keputusan yang sifatnya menentukan demi

8
kepentingan perusahaan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perusahaan

2. Kepala Tata Usaha (KTU)


Kepala Tata Usaha (KTU) bertanggung jawab dalam menyusun
daftar gaji karyawan, mengontrol semua laporan dari setiap bagian agar
tepat waktu. KTU juga berwenang merencanakan, mengarahkan kegiatan
dibidang administrasi untuk mencapai sasaran sesuai RAB PKS Gedong
Biara yang telah disetujui oleh dan mengawasi pengeluaran biaya sesuai
dengan anggaran.

3. Asisten Teknik
Asisten Teknik bertanggung jawab dalam mengoperasikan mesin-
mesin proses dan mesin-mesin pembangkit tenaga serta mesin-mesin
penggerak instalasi sehingga tidak menggangggu aktivitas pengolahan
pabrik.

4. Asisten Pengolahan
Asisten Pengolahan bertanggung jawab dalam pengoperasian alat-
alat produksi PKS untuk menghasilkan minyak sawit, inti sawit serta
pengolahan limbah, melaksanakan pengolahan sesuai jadwal yang
ditentukan termasuk pengendalian limbah PKS sehingga mencapai hasil
yang optimal dan melaksanakan absensi karyawan yang menjadi tanggung
jawab serta menyusun laporan harian.

5. PPD & SHE (Petugas Pengendali Dokumen & Sefety and Healty
Environment Officer)
Seorang SHE bertanggung jawab dalam memberikan jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja kepada para pekerja di pabrik. Jaminan
keselamat pekerja berupa bahaya fisik, bahaya mesin yang digunakan,

9
bahaya bahan kima yang digunkan dan masalah sosial psikologi para
pekerja, sedangkan PPD bertanggung jawab untuk membantu managemen
representative dalam menjalankan prosedur pengendalian dokumen dan
rekaman mutu, memasukkan data dokumen kedalam daftar dokumen dan
memastikan bahwa informasi yang diberikan up to date dan memastikan
dokumen disahkan sebelum didstribusikan.
Selain itu pengendali dokumen juga bertanggung jawab untuk
menarik dan memusnahkan dokumen yang sudah kadaluarsa, serta
memastikan seluruh dokumen disimpan dan dijaga dari kerusakan dan
mudah ditelusuri
.
6. Asisten Laboratorium
Asisten Laboratorium bertanggung jawab dalam melakukan analisa
di laboratorium yang diperlukan pabrik secara optimal, guna mengendalikan
jalannya proses pengolahan TBS, inti sawit, air boiler dan air limbah agar
mutu dan kerugian yang timbul berada dalam batas normal, termasuk
menghitung persediaan dan pengiriman produksi sehingga kualitas produksi
dapat dikontrol
.
7. Mandor
Mandor sebagai pembantu Asisten, maka mandor bertugas
mengawasi para pekerja yang berada dibawah tanggung jawabnya dan
membantu segala tanggung jawab Asisten.

8. Pekerja
Pekerja adalah orang-orang yang bertugas melaksanakan perintah
dari mandor masing masing yang bertugas pada saat itu.

10
2.4 Visi PKS Gedong Biara
Menjadi perusahaan berkinerja tinggi dan berkelanjutan dengan
basis agribisnis yang kuat dikawasan regional.

2.5 Misi PKS Gedong Biara


1. Mengelola bisnis perkebunan kelapa sawit terintegrasi Untuk
menghasilkan minyak kelapa sawit yang berkelanjutan.
2. Mengelola perkebunan karet yang produktif dan efisien serta ramah
lingkungan.
3. Mengelola dan mengembangkan jajaran SDM secara professional
dibidang perkebunan yang bermanfaat bagi seluruh pemangku
kepentingan

2.6 Tujuan PKS Gedong Biara


Sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan yaitu “Melakukan
usaha dibidang agris bisnis dan agri industri, serta optimalisasi pemanfaatan
sumber daya perusahaan.
a. Pengusahaan budidaya tanaman meliputi pembukuan dan
pengelolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemeliharaan,
dan pemungutan hasil tanaman, serta melakukan kegiatan
lain yang berhubungan dengan pengusahaan budidaya
tanaman tersebut
b. Produksi meliputi pengelolahan hasil tanaman tersendiri
maupun pihak lain yang menjadi barang setengah jadi/barang
jadi serta produk turunannya
c. Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran
berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan
perdagangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
usaha perusahaan.

11
d. Pengembangan usaha bidang perkebunan, agri wisata, agri
bisnis, dan agri industri.
e. Lain-lain dalam rangka optimalisasi pemanfaatan sumber
daya yang dimiliki perusahaan.

12
BAB III
KAJIAN TEORI
3.1 Pemurnian Minyak Sawit
Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan atau pengepresan
masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung kotoran berupa
partikel - pertikel dari tempurung dan serabut (NOS= Non Oil Solid).
Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik, minyak sawit kasar
tersebut mengalami pengolahan lebih lanjut. Minyak sawit yang masih kasar
kemudian dialirkan kedalam tangki minyak kasar (Crude Oil Tank) dan
setelah melalui beberapa tahap pemurnian atau klarifikasi, minyak tersebut
perlu segera dimurnikan dengan maksud agar tidak terjadi penurunan mutu
akibat adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi.
Hidrolisis dapat terjadi karena cairan bersuhu panas dan terdapat
cukup banyak air, demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS
yang berupa bahan organik dan anorganik seperti Fe (besi) dan Cu
(tembaga) berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya reaksi
cepat. Maka dengan proses ini akan dihasilkan minyak sawit mentah (crude
palm oil). Temperatur yang terlalu tinggi dapat mempercepat penurunan
kandungan beta karoten yang akan menurunkan kualitas CPO, sementara
temperatur rendah dapat mengakibatkan penggumpalan minyak dan
membutuhkan waktu serta panas yang tinggi untuk mengubahnya menjadi
bentuk semula atau cair (Budiyanto et al., 2010).
Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan air dan
NOS di dalam minyak. Minyak sawit ini dapat di tampung dalam tangki-
tangki penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih
lanjut sampai dihasilkan minyak sawit murni, dan hasil olahan lainnya.
Sedangkan sisa olahannya yang berupa lumpur masih dapat dimanfaatkan
dengan proses daur ulang untuk diambil minyak sawitnya.

13
3.2. Tujuan
Pemurnian
Minyak kasar yang diperoleh dari pengempaan perlu dibersihkan
dari kotoran, baik yang berupa padatan (solid), maupun air. Tujuan dari
pembersihan atau pemurnian minyak kasar adalah agar mendapatkan
minyak dengan kualitas kadar ALB, kadar air dan kotoran yang rendah,
sehingga dapat dipasarkan dengan harga yang layak.

3.3 Standar Mutu Minyak Sawit


Dalam menghadapi Negara produsen minyak sawit terbesar dunia,
yang tak lain adalah Negara tetangga kita Malaysia, maka perlu diupayakan
agar mutu dan kualitas minyak sawit Indonesia selalu dapat terjaga. Dengan
mutu yang terjamin baik, diharapkan Indonesia tidak perlu merasa cemas
kehilangan pasaran dimana pun. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia
(SNI) 01-2901-2006 mengenai mutu minyak kelapa sawit diperoleh
keterangan sebagai berikut :

Tabel 3.3.1 Standar Mutu Minyak Sawit

No Karakteristik Batasan

1 Kadar Asam Lemak Bebas (%) < 5,00

2 Kadar Air (%) < 0,50

3 Kadar Kotoran (%) < 0,05

(SNI,2006).

3.4 Proses Pemurnian Minyak (Clarification Station)

Minyak hasil ekstraksi keluaran mesin press masih mengandung


campuran air dan padatan bukan minyak atau Non Oil Solid (NOS). Untuk
memisahkan minyak dari fase lainnya perlu dilakukan pemurnian yang di
stasiun klarifikasi, sehingga diperoleh kualitas minyak yang sesuai dengan

14
standar. Proses pemurnian minyak di stasiun klarifikasi dapat dibagi
menjadi tahapan-tahapan berikut :

a. Penyaringan (filtrasi)
Penyaringan atau filtrasi adalah proses pemisahan crude oil dari
fiber, cangkang-cangkang halus dan partikel lainnya dengan
menggunakan alat penyaring. Penyaringan bertujuan untuk
menurunkan viskositas (kekentalan) minyak agar proses selanjutnya
lebih efisien.

b. Pengendapan (sedimentasi),
Sedimentasi yaitu metode pemisahan kotoran dari crude oil dengan
cara pengendapan. Pemisahan ini didasarkan pada prinsip grafitasi
dan perbedaan berat jenis partikel yang dipisahkan. Partikel lebih
berat dari minyak seperti air, lumpur, pasir dan sludge akan
mengendap, sementara minyak yang berat jenis partikelnya lebih
ringan akan naik dan berada di lapisan atas. Fungsi dari tahapan
pengendapan adalah untuk mendapatkan minyak semaksimal
mungkin dengan pencapaian kualitas minyak moisture ≤ 1% dan dirt
≤ 0,05%.

c. Centrifugasi
Centrifugasi merupakan pemisahan kotoran dari crude oil dengan
prinsip gaya centrifugal, yakni partikel yang mempunyai berat jenis
lebih besar (sludge) akan terlempar keluar sedangkan partikel yang
ringan (minyak) akan cenderung terpusat.

d. Pemurnian (purifikasi)
Pemurnian atau purifikasi adalah proses untuk mengurangi kadar air
dan kotoran-kotoran yang sangat ringan yang masih terkandung
dalam crude oil.

15
Di stasiun pemurnian terdapat alat-alat yang membantu dalam proses
pemurnian minyak di stasiun klarifikasi diantaranya :

1. Crude Oil Gutter ( Tangki Pemisah Pasir)

Crude oil Gutter berfungsi sebagai talang minyak yang akan diproses di
sand trap tank. Pada crude oil gutter terjadi penambahan air (Delution)
antara 19-22%,dengan suhu 90⁰c bertujuan untuk mempermudah pemisahan
antara minyak dan kotoran pada sand trap tank. Dimana kadar minyak
berdasarkan sentrifuge ± 40 %.

Minyak
kasar

dilution

Ke sand trap tank

Gambar Crude Oil Gutter

2. Sand Trap Tank

Setelah di press maka Crude Oil yang mengandung air, minyak, lumpur
masuk ke Sand Trap Tank. Sand Trap Tank berfungsi untuk menampung
minyak dari oil gutter dan mengendapkan pasir,sludge, maupun kotoran.
Adanya pasir mempengaruhi proses di sludge separator, karena dapat
merusak nozzle dan piringan (disk). Di dalam sand trap terdapat sekat /
baffle yang fungsinya untuk mengarahkan aliran minyak kasar ke dasar
tangki sehingga memungkinkan pasir yang terdapat pada minyak kasar
mengendap. Pengendapan padatan lebih baik jika pembersihan dasar tangki
dilakukan secara terjadwal. Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan adalah

16
suhu minyak kasar 90 – 95 ⁰C. Pembuangan pasir secara rutin setiap 4 jam
dan hindarkan minyak jangan sampai terbawa.

3. Vibrating Screen (Saringan Bergetar)

Saringan bergetar dipakai untuk memisahkan benda-benda padat yang


terikut minyak kasar. Benda-benda padat berupa ampas yang disaring pada
saringan ini dikembalikan ke timbangan buah untuk diproses kembali.
Cairan minyak di tampung dalam tangki minyak kasar (crude oil tank).
Saringan getar terdiri dari dua tingkat, tingkat atas memakai saringan mesh
20, sedangkan tingkat bawah memakai mesh 40. Untuk memudahkan
penyaringan saringan tersebut disiram dengan air panas. tujuan dari
penyaringan fiber tersebut adalah agar fiber tersebut tidak menyumbat alat-
alat yang digunakan selanjutnya pada proses klarifikasi.

4. Tangki/Pompa Minyak Kasar (Crude Oil Tank/Pump)

Tangki Minyak kasar adalah tangki penampung minyak kasar yang telah
disaring untuk kemudian dipompakan kedalam tangki pisah (Continues
Clarifier Tank) dengan pompa minyak kasar. Crude Oil Tank (COT)
berfungsi untuk mengendapkan kembali pasir, kotoran dan sludge ataupun
partikel yang berukan besar yang lolos dari vibrating screen. Pasir atau
lumpur partikel besar akan mudah di pisahkan, sedangkan untuk
memisahkan partikel halus kurang berhasil. Fungsi utamanya crude oil tank
adalah menampung minyak dari ayakan sebelum dipompakan pada
continous settling tank, yang di tempatkan tepat di bawah ayakan getar,
sehingga minyak dari ayakan getar langsung di tampung. Pemisahan minyak
lebih sempurna jika panas minyak dipertahankan 90-95 ⁰C, Oleh sebab itu
dalam COT dipasang alat pipa coil pemanas. Pemanasan dilakukan dengan
closed steam dan open steam. (Naibaho.,P. 1996).

17
5. Tangki Pemisah (Continous Settling Tank)

Minyak yang berada dalam tangki ini masih bercampur dengan, lumpur
air,dan kotoran lainnya (sludge). Continous settling tank berfungsi untuk
memisahkan minyak, air dan kotoran (NOS) secara gravitasi. Dimana
minyak dengan berat jenis yang lebih kecil dari 1 akan berada pada lapisan
atas dan air dengan berat jenis = 1 akan berada pada lapisan tengah
sedangkan NOS dengan berat jenis lebih besar dari 1 akan berada pada
lapisan bawah. Minyak bersih akan di alirkan ke top oil tank sedangkan
sludge akan dialirkan ke sludge tank.
Pemisahan sludge berjalan dengan baik yaitu pada bak pertama cairan
memisah menjadi dua fase yaitu fase ringan dan fase berat mengalir dari bak
yang satu ke bak yang lainnya melalui dasar tangki sedangkan fase ringan
mengalir dari bagian atas. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan Steam
Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni 90-95⁰C untuk
memudahkan proses pemisahan ini. Minyak yang terdapat di bagian atas
dikutip dengan menggunakan talang pengutip atau skimmer untuk
membantu mempercepat pemisahan minyak dengan cara mengaduk dan
memecahkan padatan serta mendorong lapisan minyak dengan sludge dan
kemudian dikumpulkan dan dialirkan ke oil tank masa tunggu dari cairan
CST dipengaruhi oleh ukurun CST dan jumlah cairan minyak yang di
tampung dalam CST. (Naibaho.P. 1996).
Agar pengendapan dapat berlangsung sempurna maka diberi pengaduk
dengan kecepatan 2,5 rpm, suhu harus dihjaga 90-95℃. PKS Gedong Biara
memiliki dua unit CST dengan volume masing-masing CST 120 m3 dengan
retention time 4 – 5 jam, dan 180 m3 dengan retention time 6 – 7 jam.

6. Tangki Masakan Minyak (Oil Tank)

18
Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah ditampung dalam
tangki pemisah ditampung dalam tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum
diola lebih lanjut pada sentripusi minyak. Diusahakan agar tangki ini tetap
penuh untuk menjaga agar pemanasan tetap 90-95⁰C, Sistem pemanasan
dilakukan dengan pipa spiral yang dialiri uap dengan tekanan 3 kg/cm2.
Saringan uap dan “steam trap” harus berfungsi baik dan kadar air minyak
harus diusahakan kurang lebih 0,5- 0,70% dan kadar kotoran diusahakan
0,10 – 0,30%.

Gambar Oil Tank

7. Sentripusi Minyak (Oil Purifier)

Untuk memisahkan minyak yang berasal dari oil tank yang masih
mengandung air 0,50 – 0,70% dan kotoran 0,10 -0,30% dipergunakan alat
pemisah sentripusi ini, yang berputar antara 5000-6000rpm. Akibat gaya
sentrifugal yang terjadi, kadar air dalam minyak hasil nya ; 0,30 – 0,40%,
sedangkan kadar kotoran ; 0,010 – 0,013%. Apabila alat ini mengalami
kerusakan maka mutu produksi minyak kelapa sawit akan turun.

8. Tangki Apung (Floats Tank)

Tangki apung dipakai untuk mengatur jumlah minyak masuk ke dalam

19
tangki hampa udara (vacuum) agar merata dan tetap (konstan).

9. Pengeringan Minyak (Vacuum Dryer)

Pengeringan minyak dipergunakan untuk memisahkan air dan minyak


dengan cara penguapan hampa.tekanan yang digunakan yaitu; 0,8 – 1,0
kg/cm3. Air yang terbentuk dalam kondensor langsung ditampung pada
tangki air panas dibawah. Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk
mengurangi kadar air dalam minyak produksi. Sistem kerjanya sendiri
adalah minyak disimpan kedalam bejana melalui Nozel. Suatu jalur
resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana, sehingga
bilamana ketinggian permukaan minyak menurun pengapung akan
membuka dan mensirkulasi minyak kedalam bejana.

10. Decanter

Decanter adalah alat untuk memisahkan minyak, air dan padatan (solid)
secara sentripusi datar.

Alat ini terdiri dari dua bagian,yakni;

1. Bagian yang diam (casing)

2. Bagian yang berputar.

Bagian yang berputar merupakan tabung (bowl) yang dengan putaran


2000-6000rpm, dan didalamnya terdapat ulir (screw conveyor) dengan
putaran sedikit lambat dari putaran tabung. Minyak kasar dari tangki
penampungan di pompakan melalui saringan berputar (brush stainer) dan
pemisah awal (desander) masuk ke dalam “buffer tank” untuk dipanasi
dengan system injeksi uap sampai suhu 90-95⁰C.

11. Sludge Tank

Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge ( bagian dari
minyak kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair) sebelum diolah oleh

20
sludge seperator. Tangki ini dipergunakan untuk menampung lumpur dari
hasil pemisahan tangki pisahan yang masih mengandung minyak 4,5 –
5,5%.

Alat ini berbentuk tabung silinder yang bagian bawahnya berbentuk


kerucut. Pemanasan dalam tangki ini dilakukan dengan sistem injeksi uap
dan suhu cairan dalam tangki 90 – 95⁰C.

12. Sand Cyclone / Pre- cleaner

Fungsi dari Sand Cyclone adalah untuk menangkap pasir yang


terkandung dalam sludge dan untuk memudahkan proses selanjutnya..

13. Brush Strainer ( Saringan Berputar )

Fungsi dari Brush Strainer adalah untuk mengurangi serabut yang


terdapat pada sludge sehingga tidak mengganggu kerja Sludge Seperator.
Alat ini terdiri dari tabung silindar yang berlubang-lubang halus dengan
sikat- sikat yang berputar bersama poros ditengah –tengah silindar tersebut.
Cairan yang telah tersaring keluar dari bagian atas untuk menuju ke dalam
desander, sedangkan serabut/ sampah dibuang dari bagian bawah.

14. Sludge Seperator

Fungsi dari Sludge Seperator adalah untuk mengambil minyak yang


masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya
sentrifugal, minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju
poros dan terdorong keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah.

15. Storage Tank

Fungsi dari Storage Tank adalah untuk penyimpanan sementara minyak


produksi yang dihasilkan sebelum dikirim. Storage Tank harus dibersihkan
secara terjadwal dan pemeriksaan kondisi Steam Oil harus dilakukan secara

21
rutin, karena apabila terjadi kebocoran pada pipa Steam Oil dapat
mengakibatkan naiknya kadar air pada CPO.

16. Sludge Pit ( Pat-pit)

Sludge pit merupakan bak penampuk sludge, tumpahan minyak dan air
cucian PKS. Bak fat pit digunakan untuk melihat ketidakseimbangan antar
unit pengolah yang menyebabkan banyak minyak tumpah yang tidak dapat
dikutip dalam unit pengolah.

3.5 Kadar Asam Lemak Bebas

Asam Lemak Bebas baru terbentuk setelah buah terlepas dari


pohonnya. Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam
minyak sawit sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini
mengakibatkan rendemen minyak turun.

Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisis pada minyak.


Hasil reaksi hidrolisis minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini
akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan
katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak
kadar ALB yang terbentuk. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
kadar ALB dalam CPO adalah :

a) Tingkat Kematangan Buah

Semakin matang buah dipanen semakin cepat kenaikan ALB-nya

b) Transportasi

c) Transportasi yang lambat merupakan penyebab kenaikan ALB yang


paling dominan. Diusahakan pengangkutan dilakukan pada hari yang sama
dan hari panennya

d) Proses Pengolahan

22
- Untuk meminimalkan kenaikan ALB, buah sawit harus segera di proses
setelah dipanen

- Kebersihan instalasi pabrik

- Meminimalkan jumlah minyak yang dikirim dari bak Fat-pit

- Minimalkan kandungan air dalam minyak sawit

Peningkatan ALB pada proses hidrolisa di pabrik terjadi karena


proses penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlangsung pada
kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan
bahan pembantu dalam proses pengolahan. Proses pengolahan yang kurang
cermat mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, mutu minyak
menurun sebab air pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses
pengolahan tetapi malah menurunkan mutu minyak. (Faridah et al., 2015)

3.6 Kadar Air

Air dalam minyak hanya dalam jumlah kecil. Hal ini dapat terjadi
karena proses alami sewaktu pembuahan dan akibat perlakuan di pabrik
serta penimbunan. Air yang terdapat di dalam minyak dapat ditentukan
dengan cara penguapan dalam alat pengering. Kadar air yang tergantung
dalam minyak kelapa sawit tergantung pada efektivitas pengolahan kelapa
sawit menjadi CPO, dan juga tergantung pada kematangan buah. Buah yang
terlalu matang akan mengandung air yang lebih banyak. Untuk itu perlu
pengaturan panen yang tepat dan pengolahan yang sempurna untuk
mendapatkan produk yang mutunya tinggi.

Minyak kelapa sawit yang mempunyai kadar air yang sangat kecil (<
0,15%) akan memberikan kerugian mutu minyak, dimana pada tingkat kadar
air yang demikian kecil akan memudahkan terjadinya proses oksidasi dari
minyak itu sendiri. Proses oksidasi ini dapat terjadi dengan adanya oksigen
di udara baik pada suhu kamar dan selama proses pengolahan pada suhu

23
tinggi yang akan menyebabkan minyak mempunyai rasa dan bau tidak enak
(ketengikan) akibatnya mutu minyak menjadi turun. Jika kadar air dalam
minyak sawit ( >0,15%) maka akan mengakibatkan hidrolisa minyak,
dimana hidrolisa minyak sawit ini akan menghasilkan gliserol dan asam
lemak bebas yang menyebabkan rasa dan bau tengik pada minyak tersebut.

Untuk mendapatkan kadar air yang sesuai dengan yang diinginkan,


maka harus dilakukan pengawasan intensif pada proses pengolahan dan
penimbunan. Hal ini bertujuan untuk menghambat atau menekan terjadinya
hidrolisa dan oksidasi minyak. (Gunawan E, 2004).

Tingginya kadar air di dalam CPO akan mengakibatkan hidrolisis


trigliserida secara autokatalis, yang meningkatkan kadar ALB. Kadar air
dalam CPO dipengaruhi oleh proses di CST, temperature di Oil tank, kinerja
Oil purifier, Vacuum dryer dan instalasi pemanas di tangki timbun yaitu :

a) Ketebalan minyak di CST yang tipis (< 50 cm) dan temperature rendah
(<90⁰C)

b) Temperatur di Oil purifier dan Vacuum dryer yang jelek kapasitas Oil
purifier <90⁰C dan tekanan Vacuum dryer <500 mmHg

c) Kebocoran pipa pemanas (steam coil) ditangki timbun

3.7 Kadar Kotoran

Kadar pengotor dan zat terlarut adalah keseluruhan bahan-bahan


asing yang tidak larut dalam minyak, pengotor yang tidak terlarut
dinyatakan sebagai persen zat pengotor terhadap minyak atau lemak. Pada
umumnya, penyaringan hasil minyak sawit dilakukan dalam rangkaian
proses pengendapan yaitu minyak sawit jernih dimurnikan dengan
sentrifugasi. Dengan proses tersebut kotoran-kotoran yang berukuran
besar memang dapat disaring. Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut
yang berukuran kecil tidak dapat disaring, hanya melayang-layang didalam
minyak sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak sawit. Kotoran

24
dalam minyak sawit adalah kotoran yang tidak larut dalam n-Heksane dan
paroleum ether. Kotoran ini dapat menyebabkan proses hidrolisis didalam
minyak. Penyebabnya adalah TBS kotoran dan juga selama proses di pabrik.

25
BAB IV

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

4.1 Dasar Pemilihan Masalah

Pada pabrik pengolahan kelapa sawit, proses pemurnian / pemisahan


yang sangat penting dan mutlak dilakukan, karena pada proses pemurnian
ini akan diperoleh hasil pemisahan cairan yang sesuai dengan kadar dan
mutu minyak yang diinginkan. Tujuan dari proses pemurnian adalah untuk
menghasilkan CPO dengan kadar asam lemak bebas, kadar air dan kotoran
yang sesuai dengan standar mutu.

Oil Tank adalah salah satu alat dalam proses pemurnian minyak.
Minyak yang telah dipisahkan pada tangki pemisah (CST) ditampung dalam
tangki ini untuk dipanasi lagi sebelum diolah lebih lanjut pada sentripusi
minyak (Oil Purifier). Oil Tank yang terdapat di PKS gedung biara memiliki
kapasitas 30 Ton dan menggunakan Sistem pemanasan dengan pipa spiral
yang dialiri uap dengan tekanan 3 kg/cm2 dan suhu 90-95⁰C. Disini Penulis
ingin menganalisa Oil tank untuk melihat perbandingan kadar alb, kadar air
dan kadar kotoran pada Minyak masuk ke Oil Tank dan Minyak masuk ke
Oil Purifier (In Purifier).

Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam


minyak sawit sangat merugikan. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya
reaksi hidrolisis pada minyak. Hasil reaksi hidrolisis minyak sawit adalah
gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor
panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Minyak kelapa sawit yang
mempunyai kadar air yang sangat kecil (< 0,15%) akan memberikan
kerugian mutu minyak, dimana pada tingkat kadar air yang demikian kecil
akan memudahkan terjadinya proses oksidasi dari minyak itu sendiri yang
akan menyebabkan minyak mempunyai rasa dan bau tidak enak
(ketengikan) akibatnya mutu minyak menjadi turun. Jika kadar air dalam

26
minyak sawit ( > 0,15%) maka akan mengakibatkan hidrolisa minyak yang
akan menghasilkan gliserol dan asam lemak bebas yang menyebabkan rasa
dan bau tengik pada minyak tersebut. Kotoran dalam minyak sawit dapat
menyebabkan proses hidrolisis didalam minyak.

Untuk itu saya mengambil judul ini karena ingin lebih memahami
penyebab dari judul yang saya angkat dan saya bisa mengetahui kadar ALB,
kadar air, dan kadar kotoran yang terdapat pada oil tank di stasiun
klarifikasi.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Data Pengamatan
1. Kadar ALB

Titik
Berat
Pengambilan Volume Kadar
Tanggal Sampel
Sampel Pada KOH (ml) ALB (%)
(gram)
Oil Tank

In Oil Tank 3,0872 2,4 2,2


15-Juli-
2021
In Purifier 3,2016 2,6 2,3

In Oil Tank 3,1401 2,8 2,5


19-Juli-
2021
In Purifier 3,1024 2,5 2,3

22-Juli- In Oil Tank 3,0971 2,4 2,2


2021
In Purifier 3,0952 2,3 2,1

27
In Oil Tank 3,1816 2,6 2,3
23-Juli-
2021
In Purifier 3,2648 2,3 2,0

2. Kadar Air

Titik Cawan Cawan


Pengamb Kosong Kosong
Cawan Berat Kadar
Tangg ilan + Sampel + Sampel
Kosong Sampel Air
al Sampel sebelum sesudah
(gram) (gram) (%)
Pada Oil dioven dioven
Tank (gram) (gram)

In Oil
51.1032 71.3183 20,2151 71.2213 0,48
15- Tank
Juli-
2021 In
50.8673 70.9641 20,0968 70,8731 0,45
Purifier

In Oil
50.9491 71.1974 20,2483 71,1063 0,45
19- Tank
Juli-
2021 In
50.7024 70.8534 20,1510 70,7703 0.41
Purifier

In Oil
51,1634 71.3275 20,1641 71,2408 0,43
22- Tank
Juli-
2021 In
51,1465 71,5093 20,3628 71,4279 0.40
Purifier
23- In Oil 51.2471 71.2758 20,0287 71,1817 0.47
Juli- Tank
2021

28
In
51,0951 71.4367 20,3416 71,3513 0.42
Purifier

3. Kadar Kotoran

Titik Kertas
Pengam Saring
Cawan Kertas Kadar
bilan Cawan Berat +
Kosong Saring Kotor
Tanggal Sampel Kosong Sampel Sampel
+ Sampel Kosong an
Pada (gram) (gram) Setelah
(gram) (gram) (%)
Oil di Oven
Tank (gram)
In Oil
52,7735 73,2106 20,4108 1,3171 1,3276 0,051
Tank
15-Juli-
2021
In
52,4436 72,4978 20,0482 1,1076 1,1162 0,042
Purifier

In Oil
52,8048 73,2156 20,4108 1,2314 1,2441 0,062
Tank
19-Juli-
2021
In
52,2567 72,6318 20,3751 1,2473 1,2568 0.047
Purifier

In Oil
52,7582 72,9428 20,1846 1,2279 1,2375 0,048
Tank
22-Juli-
2021
In
52,2061 72,7836 20,5775 1,2274 1,2358 0.041
Purifier

In Oil
52,7012 72,8563 20,1551 1,2156 1,2247 0.045
Tank
23-Juli-
2021
In
52,4486 73,0091 20,5605 1,2104 1,2193 0.043
Purifier

29
4.2.2 Hasil
Dari Hasil Analisa yang dilakukan di laboratorium Pabrik Kelapa
Sawit Gedong Biara, maka diperoleh Data Analisa Kadar ALB, Kadar Air
dan Kadar Kotoran serta Grafik Kadar Air dan Kadar Kotoran dari . Data ini
langsung diambil dari Minyak masuk ke Oil Tank dan Minyak masuk ke Oil
Purifier (In Purifier) dan diperoleh sebagai data berikut:

Tabel 4.2.2. Analisa kadar ALB, Kadar Air, dan Kotoran di In Oil tank dan
In Purifier

Tanggal Kadar ALB In Oil tank Kadar ALB In Purifier


15 Juli 2021 2.2 2.3
19 Juli 2021 2.5 2.3
22 Juli 2021 2.2 2.1
23 Juli 2021 2.3 2,0
Rata – rata 2.3 2.17

Tanggal Kadar Air In Oil tank Kadar Air In Purifier


15 Juli 2021 0.48 0.45
19 Juli 2021 0.45 0.41
22 Juli 2021 0.43 0.40
23 Juli 2021 0.47 0.42
Rata – rata 0.45 0.42

Kadar Kotoran In Oil Kadar Kotoran In


Tanggal tank Purifier
15 Juli 2021 0.051 0.042
19 Juli 2021 0.062 0.047
22 Juli 2021 0.048 0.041
23 Juli 2021 0.045 0.042
Rata – rata 0.051 0.043

4.2.3 Pembahasan
Oil tank merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam
proses pemurnian minyak pada stasiun klarifikasi. Oil tank berfungsi untuk

30
menampung hasil minyak bersih hasil olahan CST dan juga berfungsi untuk
mengurangi sebagian kadar kotoran dan kadar air. Pada Oil Tank terdapat
sistem pemanasan dengan pipa spiral yang dialiri uap dengan tekanan 3
kg/cm2 dan suhu 90-95⁰C untuk mempermudah proses pengendalian kadar
ALB yang terdapat pada minyak dan juga untuk mengurangi sebagian kadar
air di dalam minyak . Pada bagian bawah oil tank terdapat pipa drain ke
reklamet tank untuk menyalurkan sludge dan minyak kotor selama
pengendapan di oil tank.

Kadar ALB
6
5 5 5 5 5
5

4
2.5 2.3
2.2 2.3
3 2.3

2
2.2 2.3 2 2.17
2.1
1

0
15 Juli 2021 19 Juli 2021 22 Juli 2021 23 Juli 2021 rata - rata

Kadar ALB In Oil tank Kadar ALB In Purifier Standar SNI 2006

Dari gambar grafik analisa kadar ALB dapat dilihat bahwa nilai rata-
rata kadar ALB pada minyak di In Oil tank adalah 2,3 % lebih besar dari
pada kadar ALB pada minyak di In Purifier adalah 2,2 %. Sedangkan nilai
tertingginya diperoleh di titik sampel In Oil tank yaitu pada tanggal 15 juli
2021 sebesar 2,5 % dan nilai terendahnya diperoleh pada tanggal 23 juli
2021 di titik sampel In Purifier yaitu sebesar 2,0 %. .Berdasarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) 01-2901-2006 nilai maksimum kadar ALB adalah
< 5,0 % sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar ALB pada minyak di Oil
tank masih memenuhi standar mutu SNI.

31
Faktor utama penyebab terjadinya kenaikan kadar ALB adalah
Tingkat Kematangan Buah Semakin matang buah dipanen semakin cepat
kenaikan ALB-nya, proses hidrolisis yang terjadi pada saat pengolahan TBS
dimana pada proses ini penguraian kimiawi dibantu oleh air dan
berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu
tertentu merupakan bahan pembantu dalam proses pengolahan.

Kadar Air
0.6
0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
0.5 0.48 0.45 0.47
0.43 0.45
0.4 0.42
0.45 0.42
0.41
0.3 0.4

0.2

0.1

0
15 Juli 2021 19 Juli 2021 22 Juli 2021 23 Juli 2021 rata - rata

Kadar Air In Oil tank Kadar Air In Purifier Standar SNI 2006

Dari gambar grafik analisa kadar Air dapat dilihat bahwa nilai rata-
rata kadar Air pada minyak di In Oil tank adalah 0,45 % lebih besar dari
pada kadar Air pada minyak di In Purifier adalah 0,42 %. Sedangkan nilai
tertingginya diperoleh di titik sampel In Oil tank yaitu pada tanggal 15 juli
2021 sebesar 0,48 % dan nilai terendahnya diperoleh pada tanggal 22 juli
2021 di titik sampel In Purifier yaitu sebesar 0,40 %. .Berdasarkan Standar
Nasional Indonesia (SNI) 01-2901-2006 nilai maksimum kadar Air adalah <
5,0 % sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar Air pada minyak di Oil tank
masih memenuhi standar mutu SNI.

32
Faktor utama penyebab terjadinya kenaikan kadar Air adalah
Ketebalan minyak di CST yang tipis (< 50 cm), temperature rendah (<90⁰C)
di Oil Tank, Kebocoran pipa pemanas (steam coil).

Kadar Kotoran
0.07
0.062
0.051
0.06 0.048 0.045
0.051 0.05
0.05 0.05 0.05 0.05 0.05

0.04
0.047
0.042 0.042 0.043
0.03 0.041

0.02

0.01

0
15 Juli 2021 19 Juli 2021 22 Juli 2021 23 Juli 2021 rata - rata

Kadar Kotoran In Oil tank Kadar Kotoran In Purifier


Standar SNI 2006

Dari gambar grafik analisa kadar Kotoran dapat dilihat bahwa nilai
rata-rata kadar Kotoran pada minyak di In Oil tank adalah 0,051 % lebih
besar dari pada kadar Kotoran pada minyak di In Purifier adalah 0,043 %.
Sedangkan nilai tertingginya diperoleh di titik sampel In Oil tank yaitu pada
tanggal 19 juli 2021 sebesar 0,062 % dan nilai terendahnya diperoleh pada
tanggal 22 juli 2021 di titik sampel In Purifier yaitu sebesar 0,041 %.
.Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-2901-2006 nilai
maksimum kadar Kotoran adalah < 0,05 % sehingga dapat disimpulkan
bahwa kadar Kotoran pada minyak di Oil tank beberapa belum memenuhi
standar mutu SNI.

33
Faktor utama Penyebab kenaikan kadar kotoran adalah TBS kotoran,
kebersihan instalasi dan peralatan pengolahan cpo, minyak olahan dari
sludge-fit.

34
BAB V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari Hasil Data dan Grafik Analisa Kadar Asam Lemak Bebas,
Kadar Air dan Kadar Kotoran pada Oil Tank dapat disimpulkan :

1. Kadar asam lemak bebas yang diperoleh pada Oil tank sebesar 2,0 -
2,5%. Kadar asam lemak bebas yang diperoleh sudah memenuhi
standar mutu (SNI) 01-2901-2006 nilai maksimum kadar ALB
adalah < 5,0 %. Faktor utama penyebab terjadinya kenaikan kadar
ALB adalah Tingkat Kematangan Buah, dan proses hidrolisis yang
terjadi pada saat pengolahan

2. Kadar air yang diperoleh pada Oil tank sebesar 0,40 - 0,48%. Kadar
air yang diperoleh sudah memenuhi standar mutu (SNI) 01-2901-
2006 nilai maksimum kadar ALB adalah < 0,5 %. Faktor utama
penyebab terjadinya kenaikan kadar Air adalah Ketebalan minyak di
CST yang tipis (< 50 cm), temperature rendah (<90⁰C) di Oil Tank,
Kebocoran pipa pemanas (steam coil).

3. Kadar kotoran yang diperoleh pada Oil tank sebesar 0,041 - 0,062%.
Kadar kotoran yang diperoleh beberapa belum memenuhi standar
mutu (SNI) 01-2901-2006 karena nilai tersebut masih sample di oil
tank, nilai maksimum kadar kotoran cpo dalam standart penjualan
SNI adalah < 0,05 %. Faktor utama Penyebab kenaikan kadar
kotoran adalah TBS kotoran, kebersihan instalasi dan peralatan
pengolahan cpo, minyak olahan dari sludge-fit.

35
5.2 Saran
Sebaiknya sebelum proses pengolahan dilakukan pemeriksaan steam
coil pada oil tank dan mencek bodi dan pipa-pipa di oil tank dari
kebocoran sebelum proses dan Agar dalam penerapan pengendalian
mutu lebih ditingkatkan dan pelaksanaannya mengikutsertakan pihak
quality control dan para operator sehingga terjadi komunikasi, dan
apabila terjadi suatu kejanggalan dapat langsung ditemukan jalan
pemecahannya.

36
DAFTAR PUSTAKA

Dr.Ir.Ponten M.Naibaho .1996.Tekonologi Pengolahan Kelapa Sawit.


Medan: Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan

Imam,Pandu.2017.Penggunaan Analisis Regresi Linear Berganda Untuk


Mendapatkan Model Prediksi Respon Asam Lemak Bebas.Banda
Aceh.JTIP Indonesia

Lubis Boyke dan P.J. Evereest, .1976. Stasiun Klarifikasi II.Medan: BPP

Lubis, R. E., dan Widanarko, A. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Jakarta :
PT AgroMedia Pustaka.

Naibaho,P. 1998, Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit, Pusat Penelitian

Kelapa Sawit, Medan.

Pahan,I. 2006, Panduan Lengkap Kelapa Sawit, Manajemen Agribisnis


Dari

Hulu Hingga Hilir, Cetakan Pertama, Penebar Swadaya, Jakarta.

37
LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Pengamatan Kadar ALB pada Oil Tank

Titik
Berat
Pengambilan Volume Kadar
Tanggal Sampel
Sampel Pada KOH (ml) ALB (%)
(gram)
Oil Tank

In Oil Tank 3,0872 2,4 2,2


15-Juli-
2021
In Purifier 3,2016 2,6 2,3

In Oil Tank 3,1401 2,8 2,5


19-Juli-
2021
In Purifier 3,1024 2,5 2,3

In Oil Tank 3,0971 2,4 2,2


22-Juli-
2021
In Purifier 3,0952 2,3 2,1

In Oil Tank 3,1816 2,6 2,3


23-Juli-
2021
In Purifier 3,2648 2,3 2,0

38
Contoh Perhitungan Kadar ALB :

Kadar Asam Lemak Bebas =


N . KOH x V . KOH x BM . Asam Palmitat
x 100 %
Berat Sampel
0,1109 x 2,4 x 25,6
¿ x 100 %
3,0872

6,8136
¿ x 100 % ALB %=2,2
3,0872

Lampiran 2. Tabel Pengamatan Kadar Air pada Oil Tank

Titik Cawan Cawan


Pengamb Kosong Kosong
Cawan Berat Kadar
Tangg ilan + Sampel + Sampel
Kosong Sampel Air
al Sampel sebelum sesudah
(gram) (gram) (%)
Pada Oil dioven dioven
Tank (gram) (gram)

In Oil
51.1032 71.3183 20,2151 71.2213 0,48
15- Tank
Juli-
2021 In
50.8673 70.9641 20,0968 70,8731 0,45
Purifier

In Oil
50.9491 71.1974 20,2483 71,1063 0,45
19- Tank
Juli-
2021 In
50.7024 70.8534 20,1510 70,7703 0.41
Purifier

22- In Oil
51,1634 71.3275 20,1641 71,2408 0,43
Juli- Tank
2021

39
In
51,1465 71,5093 20,3628 71,4279 0.40
Purifier
In Oil
51.2471 71.2758 20,0287 71,1817 0.47
23- Tank
Juli-
2021 In
51,0951 71.4367 20,3416 71,3513 0.42
Purifier

Contoh Perhitungan Kadar Kotoran :

W 1−W 3
Kadar Air % ¿ ×100 %
W2

71,4367−71,3513
¿ × 100 % Air %=0,42
20,3416

Lampiran 3. Tabel Pengamatan Kadar Kotoran pada Oil Tank

Titik Kertas
Pengam Saring
Cawan Kertas Kadar
bilan Cawan Berat +
Kosong Saring Kotor
Tanggal Sampel Kosong Sampel Sampel
+ Sampel Kosong an
Pada (gram) (gram) Setelah
(gram) (gram) (%)
Oil di Oven
Tank (gram)
In Oil
52,7735 73,2106 20,4108 1,3171 1,3276 0,051
Tank
15-Juli-
2021
In
52,4436 72,4978 20,0482 1,1076 1,1162 0,042
Purifier

In Oil
52,8048 73,2156 20,4108 1,2314 1,2441 0,062
Tank
19-Juli-
2021
In
52,2567 72,6318 20,3751 1,2473 1,2568 0.047
Purifier

40
In Oil
52,7582 72,9428 20,1846 1,2279 1,2375 0,048
Tank
22-Juli-
2021
In
52,2061 72,7836 20,5775 1,2274 1,2358 0.041
Purifier

In Oil
52,7012 72,8563 20,1551 1,2156 1,2247 0.045
Tank
23-Juli-
2021
In
52,4486 73,0091 20,5605 1,2104 1,2193 0.043
Purifier

Contoh Perhitungan Kadar Kotoran :

A−B
Kadar Kotoran %¿ × 100 %
C

1,2193−1,2104
¿ ×100 %
20,5605

Kotoran% ¿ 0,043

Lampiran 4. Dokumentasi Gambar analisa Kadar ALB, Air, dan


Kotoran

41
Titrasi sampel CPO Sampel CPO ditimbang

Sampel CPO dimasukkan ke dalam gelas ukur Kertas saring ditimbang

Kertas saring dilipat Isoheksan disemprotkan

42
Sampel CPO dari desikator Sampel CPO yang sudah di oven ditimbang

43

Anda mungkin juga menyukai