KB 2-Matematika-Modul 1 Geometri
KB 2-Matematika-Modul 1 Geometri
KB 2-Matematika-Modul 1 Geometri
MODUL 1 GEOMETRI
KB 2. Geometri Ruang
Penulis:
Dr. Iwan Junaedi, S.Si., M.Pd.
C. Pokok-pokok Materi
1. Objek Geometri dan Kubus
2. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang
3. Jarak dan Sudut dalam Ruang
4. Kesejajaran dan Ketegaklurusan
D. Uraian Materi
1. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang
Sebelum mengkaji beberapa aksioma dalam geometri ruang cermati link
untuk menemukan jarak titik terhadap bidang dalam ruang.
https://www.youtube.com/watch?v=vmqxUZtayXE
SEbelum kita lebih jauh mengkaji lebih jaun tetang geometri ruang, langkah
baiknya kita mengawali dengan melihat tiga aksioma dasar dalam geometri ruang.
Tiga buah aksioma dalam geometri ruang:
Aksioma 1. Melalui dua buah titik hanya dapat dilukis sebuah garis lurus saja.
Aksioma 2. Jika sebuah garis lurus dan sebuah bidang datar mempunyai dua titik
persekutuan, maka garis lurus itu terletak seluruhnya pada bidang
datar itu.
Aksioma 3. Tiga buah titik sembarang (artinya: ketiga titik itu tidak terletak pada
sebuah garis lurus) selalu dapat dilalui oleh sebuah bidang datar.
Teorema 2. Sebuah bidang ditentukan oleh sebuah garis dan sebuah titik (di luar
garis itu).
Gambar Visual Teorema 2
⃡ , dan sebuah titik 𝐶 yang tidak terletak
Pada gambar diatas, misalkan ada sebuah 𝐴𝐵
⃡ . Maka jika kondisinya seperti itu, pasti ada sebuah bidang yang dapat
pada 𝐴𝐵
dibuat yang memuat ⃡𝐴𝐵 dan titik 𝐶.
⃡ dan 𝐶𝐷
Ilustrasi diatas, misalkan ada dua buah garis yakni 𝐴𝐵 ⃡ , dimana kedua
garis tersebut berpotongan. Maka kondisi ini menjamin ada sebuah bidang yang
⃡ dan 𝐶𝐷
memuat 𝐴𝐵 ⃡ .
D
C
A B
Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan bidang 𝐴𝐷𝐻𝐸 berpotongan, maka
⃡
memiliki garis potong, yaitu 𝐴𝐷
Coba kalian identifikasi rusuk-rusuk kubus terjadi akibat dari perpotongan antara
kedua sisi pada kubus.
Contoh 2
H G
E
F
D
C
O
A B
Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, bidang diagonal 𝐴𝐶𝐺𝐸 dan bidang 𝐵𝐷𝐺 berpotongan,
maka memiliki garis potonng, yaitu ⃡𝑂𝐺 .
1.2 Hubungan antara dua buah garis
Dua buah garis dapat: berpotongan (terletak pada satu bidang), sejajar (terletak pada
satu bidang), atau bersilangan (tidak terletak pada satu bidang). Jika a terletak pada
bidang U, sedangkan b tidak terletak pada bidang U; b menembus bidang U di
sebuah titik P yang tidak terletak pada garis a.
H G
E
F
D
C
A B
Jika kita melihat garis 𝐴𝐷 dan bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷, maka dapat dikatakan bahwa garis
𝐴𝐷 terletak pada bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷
Jika kita melihat garis 𝐴𝐸 dan bidang 𝐷𝐶𝐺𝐻, maka dapat dikatakan garis 𝐴𝐸 sejajar
dengan bidan 𝐷𝐶𝐺𝐻
Sedangkan jika kita melihat garis 𝐺𝐹 dan bidang 𝐴𝐵𝐹𝐸, maka dapat dikatakan
bahwa 𝐺𝐹 memotong atau menembus bidang 𝐴𝐵𝐹𝐸.
H G
E
F
D
C
A B
Perhatikan kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. Apakah titik 𝐴 termuat pada lebih dari satu
garis? Jawab: Ya, titik 𝐴 terletak pada garis 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐷. Dengan demikian, titik 𝐴
merupakan titik persekutuan antara 2 garis, disebut dengan titik potong. Akibatnya
kedua garis 𝐴𝐵 dan 𝐴𝐷 terletak pada satu bidang, yaitu bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷. Pada bagian
sebelumnya disebutkan bahwa 𝐴 merupakan titik sudut kubus.
Perhatikan bahwa garis 𝐴𝐷 merupakan persekutuan dari 2 bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan
𝐴𝐷𝐻𝐸, dan garis 𝐴𝐵 merupakan persekutuan antara 2 bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝐴𝐵𝐹𝐸.
Hal ini membangun silogisma bahwa titik A merupakan persekutuan dari 3 bidang
𝐴𝐵𝐹𝐸, 𝐴𝐵𝐶𝐷, dan 𝐴𝐷𝐻𝐸. Hal inilah yang mendasari sifat dari titik sudut, bahwa
sebuah titik sudut merupakan persekutuan dari 3 bidang.
Nah, sekarang coba kalian sebutkan titik-titik sudut pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻
masing-masing merupakan perpotongan dari rusuk-rusuk apa? Atau titik-titik sudut
pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 masing-masing merupakan perpotongan dari bidang-
bidang apa?
c) Persekutuan antara garis dan bidang
Hubungan antara garis dan bidang di dalam ruang sudah sedikit dibahas pada
bagian sebelumnya, yakni garis dapat sejajar bidang, garis terletak pada bidang, dan
garis memotong atau menembus bidang. Nah pada kondisi ketiga, yakni garis
menembus bidang, maka akan muncul objek baeru yang disebut titik tembus, yang
merupakan persekutuan antara garis dan bidang tersebut. Bagaimana melukis titik
tembus suatu garis dan bidang?
Melukis titik tembus antara garis 𝑎 dan bidang 𝑉 dengan cara sebagai berikut:
1. Lukis bidang pertolongan 𝑉melalui 𝑎
2. Lukis garis potong (𝑈, 𝑉) (dicari dua titik persekutuan antara 𝑈 dan 𝑉).
3. Titik potong antara 𝑎 dan (𝑈, 𝑉), yaitu titik 𝑃, merupakan titik tembus yang
dicari.
Contoh
Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. Lukiskan titik tembus 𝐶𝐸 pada bidang 𝐵𝐷𝐺.
Penyelesaian
1. Pilih bidang yang memuat 𝐶𝐸, misal bidang tersebut adalah 𝐴𝐶𝐺𝐸
2. Bidang 𝐴𝐶𝐺𝐸 dan bidang 𝐵𝐷𝐺 berpotongan, maka memiliki garis potong.
Garis potong tersebut adaah 𝑂𝐺.
3. Garis potong 𝑂𝐺 dan garis 𝐶𝐸 berpotongan, sebut titik potongnya adalah 𝑃.
maka 𝑃 tersebut merupakan titik tembus garis 𝐶𝐸 dan bidang 𝐵𝐷𝐺.
Kesejajaran
Teorema: sebuah bidang ditentukan oleh dua buah garis sejajar
Jika terdapat 𝑎 dan 𝑏 dengan 𝑎 sejajar 𝑏 (𝑎//𝑏), maka kita dapat mengkontruksi
sebuah bidang yang memuat 𝑎 dan 𝑏, sebut bidang 𝑈.
H G
E
F
D
C
A B
.
Dua garis sejajar, contohnya adalah 𝐴𝐵 dan 𝐶𝐷; 𝐵𝐶 dan 𝐴𝐷; 𝐴𝐵 dan 𝐻𝐺 dan
pasangan-pasangan lainnya
Dua garis berpotongan, contohnya adalah 𝐴𝐵 dan 𝐵𝐶; 𝐵𝐹 dan 𝐹𝐺; 𝐸𝐻 dan 𝐻𝐷 dan
paangan-pasangan lainnya.
Dua garis bersilangan, contohnya adalah 𝐴𝐵 dan 𝐶𝐻; 𝐵𝐷 dan 𝐸𝐺; 𝐵𝐸 dan 𝐻𝐺 dan
pasangan-pasangan lainnya.
b) Garis sejajar bidang
Selanjutnya berikut ini adalah aturan tentang kesejajaran antara garis dan bidang.
Teorema 4. Jika 𝑎 ∥ 𝑏 dan b pada V maka 𝑎 ∥ 𝑉
Dari gambar di atas, terlihat bahwa jika terdapat suatu garis pada bidang yang
sejajar dengan garis lain, maka dikatakan garis tersebut sejajar dengan bidang.
H G
E
F
D
C
A B
Garis 𝐴𝐻 sejajar dengan bidang 𝐵𝐷𝐺. Karena terdapat 𝐵𝐺 yang terletak pada
bidang 𝐵𝐷𝐺 dan 𝐵𝐺 sejajar dengan 𝐴𝐻.
c) Dua bidang sejajar
kita dapat mengatakan dua bidang sejajar, dengan melihat ketentuan sebagai
berikut.
Jika (a ∥ c dan b ∥ d), a dan b berpotongan, c dan d berpotongan maka bidang (a,b)
∥ bidang (c,d).
Jika (𝑎, 𝑏) ∶= 𝑈 dan (𝑐, 𝑑) ∶= 𝑉 , maka U ∥ V
Contoh:
Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, tunjukkan bahwa 𝐴𝐵𝐶𝐷 ∥ 𝐸𝐹𝐺𝐻.
Jawab.
𝐴𝐵 // 𝐸𝐹 dan 𝐵𝐶 // 𝐹𝐺
𝐴𝐵 dan 𝐵𝐶 berpotongan; 𝐸𝐹 dan 𝐹𝐺 berpotongan, maka dapat dikatakan bahwa
𝐴𝐵𝐶𝐷 sejajar dengan 𝐸𝐹𝐺𝐻.
Ketegaklurusan
Ada tiga hal yang dikaji pada uraian ketegaklurusan, yaitu: (a) dua garis
tegak lurus; (b) garis tegak lurus bidang; dan (c) dua bidang yang saling tegak lurus.
Pada dasarnya tegak lurus artinya memiliki ukuran sudut 90o. Kajian
ketegaklurusan ini mendahului kajian tentang sudut dalam ruang karena ke-khas-
an dari sifat tegak lurus. Beberapa kajian tentang sudut dalam ruang akan dikaji
mendahului dari bagian utama kajian tentang sudut.
H G
E
F
D
C
A B
Jawab, dipilih dua garis pada 𝐵𝐷𝐺, yaitu 𝐵𝐺 dan 𝐵𝐷. Jelas 𝐵𝐺 dan 𝐵𝐷
berpotongan di titik 𝐵. Selanjutnya, ditunjukkan bahwa 𝐶𝐸 ⊥ 𝐵𝐺 dan 𝐶𝐸 ⊥ 𝐵𝐷.
(1) Akan ditunjukkan 𝐶𝐸 ⊥ 𝐵𝐺.
Jelas 𝐶𝐸 termuat pada bidang 𝐶𝐷𝐸𝐹.
Pada bidang 𝐶𝐷𝐸𝐹, terdapat garis 𝐶𝐹 dan 𝐸𝐹 yang
saling berpotongan.
Jelas 𝐵𝐺 ⊥ 𝐶𝐹, karena sifat diagonal persegi.
Jelas 𝐸𝐹 ⊥ 𝐵𝐶𝐺𝐹, karena 𝐸𝐹 ⊥ 𝐹𝐺 dan 𝐸𝐹 ⊥
𝐵𝐹. Jadi EF tegak lurus dengan semua garis yang
terdapat pada BCGF, termasuk BG. Jadi 𝐸𝐹 ⊥ 𝐵𝐺.
Karena 𝐵𝐺 ⊥ 𝐶𝐹 dan 𝐸𝐹 ⊥ 𝐵𝐺, artinya 𝐵𝐺 ⊥ 𝐶𝐷𝐸𝐹
Akibatnya, BG tegak lurus dengan semua garis yang ada pada CDEF
termasuk CE. Jadi 𝐶𝐸 ⊥ 𝐵𝐺 ∎
Untuk dua garis yang terletak pada satu bidang, tentu tidak sulit untuk menunjukkan
ketegaklurusan antara dua garis tersebut. Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, cukup mudah
menunjukkan bahwa 𝐴𝐵 ⊥ 𝐵𝐹, 𝐴𝐶 ⊥ 𝐵𝐷, bahkan 𝐴𝑂 ⊥ 𝐶𝐸, dengan O
perpotongan AG dan FH. Pembuktian ketegaklurusan dua garis sebidang cukup
menggunakan kesebangunan.
Hal yang berbeda jika dua garis tersebut bersilangan.
Ingat, teori di atas, yang menyebutkan
“Jika 𝑎 suatu garis, 𝑉 suatu bidang, dengan 𝑎𝑉, maka 𝑎 tegak lurus dengan semua
garis yang terletak pada 𝑉”
A G
E
F
D
C
A B
Pada kajian sebelumnya, kita sudah membuktikan bahwa 𝐵𝐹 tegak lurus 𝐴𝐵𝐶𝐷
(𝐵𝐹𝐴𝐵𝐶𝐷).
Karena 𝐵𝐹𝐴𝐵𝐶𝐷, maka 𝐵𝐹 tegak lurus dengan semua garis yang terletak pada
bidang 𝐴𝐵𝐶𝐷, termasuk 𝐴𝐶.
Jadi terbukti bahwa 𝐵𝐹𝐴𝐶
∎
A
Contoh
Perhatikan kubus ABCD.EFGH. Jika panjnag rusuk 𝐴𝐵 = 8 𝑐𝑚, tentukan jarak 𝐴
ke 𝑃, dengan 𝑃 merupakan titk tengah 𝐶𝐺.
Penyelesaian:
H G
E
F
D
C
A B
dengan menghubungkan A ke P, maka panjang ruas garis AP merupakan jarak
anatra titik A dan P.
Lihat ∆𝐴𝐶𝑃, dengan siku-siku di C, maka berlaku teorema Phytagoras, dimaan
1
𝐴𝐶 = 8√2 dan 𝑃𝐶 = 2 𝐶𝐺 = 4
𝐴𝑃2 = 𝐴𝐶 2 + 𝐶𝑃2
2
↔ 𝐴𝑃2 = (8√2) + 42
↔ 𝐴𝑃2 = 128 + 16
↔ 𝐴𝑃2 = 144
↔ 𝐴𝑃 = ∓12
Karena 𝐴𝑃 merupakan satuan panjang, maka 𝐴𝑃 selalau bernilai positif.
Jadi 𝐴𝑃 = 12 𝑐𝑚
∎
b) Jarak antara titik dan garis
Jika garis 𝑔 dan titik 𝑃 dimana 𝑃 tidak pada 𝑔, maka utuk menentukan jarak
𝑃 ke 𝑔 yaitu
1) menentukan garis yang melalui 𝑃, dan tegak lurus 𝑔. Sebuh garis ℎ
2) garis ℎ dan 𝑔 berpotongan, sebut titik potongnya 𝑄
3) Jarak anatara 𝑃 dan garis 𝑔 terlukis, yaitu 𝑃𝑄
Contoh
Pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻, tentukan jarak titik 𝐹 ke garis 𝐴𝐻, jika panjang rusuk
kubus tersebut adalah 8 cm.
Penyelesaian
Dengan menghubungkan 𝐴𝐹 dan 𝐹𝐻, maka kita dapat melihat bahwa segitiga 𝐴𝐹𝐻
merupakan segitiga samasisi. Oleh karena itu, jika kita menarik garis berat pada sisi
𝐴𝐻, maka garis tersebut juga merupakan garis tinggi. Dengan kata lain, jika 𝑃 di
tengah 𝐴𝐻, 𝐹𝑃 juga tegak lurus 𝐴𝐻. Dengan demikian jarak antara titik 𝐹 dan 𝐴𝐻
meruapakan 𝐹𝑃.
F
A P H
𝐴𝐹 = 𝐹𝐻 = 𝐴𝐻 = 8√2
pada segitiga siku-siku 𝐴𝑃𝐹, maka berlaku
𝐹𝐻 2 = 𝐹𝑃2 + 𝑃𝐻 2
↔ 𝐹𝑃2 = 𝐹𝐻 2 − 𝑃𝐻 2
↔ 𝐹𝑃2 = 𝐹𝐻 2 − 𝑃𝐻 2
2 2
↔ 𝐹𝑃2 = 8√2 − 4√2
↔ 𝐹𝑃2 = 128 − 32
↔ 𝐹𝑃2 = 98
↔ 𝐹𝑃 = 4√6
∎
c) Jarak titik dan bidang
Jika 𝑃 tidak terletak pada bidang 𝑈, maka kita dapat menentukan jarak antara
titik 𝑃 dengan bidang 𝑈, yaitu
1) Melalui 𝑃, buat garis ℎ yang tegak lurus dengan bidang 𝑈.
2) Garis tersebut menembus bidang 𝑈 pada satu titik, sebut titik tembusnya
𝑄
3) Jarak 𝑃 dan bidang 𝑈 terlukis, yakni 𝑃𝑄
Contoh:
Perhatikan kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 8 𝑐𝑚. Tentukan jarak titik
𝐸 ke bidang 𝐵𝐷𝐺.
Penyelesaian
Contoh:
Diberikan kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻 dengan panjang rusuk 5 cm. Tentukan jarak antara
𝐵𝐷 dan 𝐹𝐻.
Penyelesaian:
Lukis garis 𝐵𝐷 dan 𝐹𝐻 pada kubus 𝐴𝐵𝐶𝐷. 𝐸𝐹𝐺𝐻. Jelas bahwa 𝐵𝐷 dan 𝐹𝐻
merupakan garis-garis sejajar.
Untuk menentukan jaraknya,
Ambil sebuah titik pada garis 𝐻𝐹. Misalnya adalah titik 𝐹. Melalui titik 𝐹, buat
garis yang berpotongan tegak lurus dengan 𝐵𝐷, sebut 𝐹𝐵.
Garis 𝐹𝐵 dan 𝐵𝐷 berpotongan di 𝐵, maka jarak antara 𝐹𝐻 dan 𝐵𝐷 terlukis, yakni
panjang ruas garis 𝐵𝐹.
Karena 𝐵𝐹 merupakan panjang rusuk kubus, maka didapat jarak anatar 𝐵𝐷 dan 𝐹𝐻
adalah 5 cm.
∎
e) Jarak antara garis dan bidang
Jika garis 𝑔 dan garis ℎ merupakan garis-garis yang sejajar (𝑔//ℎ), maka kita dapat
menentukan jarak antara garis 𝑔 dan ℎ sebagai berikut.
1) Ambil sebuah titik pada 𝑔, misal titik P
2) Melalui P, buat garis yang berpotongan tegak lurus garis ℎ, misal titkk
potongnya adalah Q
3) maka jarak anatar garis 𝑔 dan ℎ terlukis, yaitu 𝑃𝑄
f) Jarak antara 2 bidang sejajar
Pada kubus ABCD.EFGH, jarak antara bidang ABCD dengan bidang EFGH adalah
panjang rusuk AE (atau BF atau CG atau DH). Karena 𝐴𝐸 ⊥ 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝐴𝐸 ⊥
𝐸𝐹𝐺𝐻, dengan 𝐴 ∈ 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝐸 ∈ 𝐸𝐹𝐺𝐻.
Jadi jarak antara 2 bidang U dan V, 𝑈 ∥ 𝑉, adalah panjang ruas garis PQ
dengan 𝑃𝑄 ⊥ 𝑈 dan 𝑃𝑄 ⊥ 𝑉, dengan 𝑃 ∈ 𝑈 dan 𝑄 ∈ 𝑉.
Contoh, tentukan jarak antara BDG dan AFH.
Jelas 𝐵𝐷𝐺 ∥ 𝐴𝐹𝐻. Jelas 𝐶𝐸 ⊥ 𝐵𝐷𝐺 dan 𝐶𝐸 ⊥ 𝐴𝐹𝐻
(mengapa?). Dengan mencari titik tembus CE ke AFH
dan BDG, diperoleh titik Q dan P. Jadi jarak AFH ke
1
BDG adalah panjang ruas garis PQ, yaitu 3 𝑎√3.
(2) Membangun dua bidang sejajar U dan V, dengan U memuat g dan V memuat
h. Jarak antara g dan h ditentukan dengan menghitung jarak antara bidang U
dan V.
E. Forum Diskusi
Untuk memperdalam pengetahuan saudara terkiat dengan geometri datar,
selesaikan latihan soal-soal berikut. Saudara dipersilahkan berdiskusi dengan teman
sejawat saudara.
1. Lukislah kubus ABCD.EFGH, dengan frontal ABFE, horizontal ke kanan AB,
2
sudut surut 30o dan perbandingan proyeksi 5.
2. Pada kubus ABCD.EFGH. Lukis garis x yang memotong EG dan CF, serta
sejajar dengan HB.
4. Kubus ABCD. EFGH memiliki panjang rusuk 5 cm. Titik P pada garis GH,
sehingga GP : PH = 1 : 2, dan titik Q pada pertengahan sisi EF.
Buatlah ruas garis yang ukurannya panjangnya sama dengan jarak antara garis
PQ dan garis AF. Hitunglah jarak PQ dan garis AF.
5. Jika siswa kesulitan memahami materi jarak dan sudut dalam ruang, media
apakah yang dapat digunakan untuk membantu siswa?
F. Rangkuman
Selamat, Anda telah menyelesaikan KB 2, Geometri Ruang. Untuk
mengingat kembali apa yang sudah saudara pelajari cermati rangkuman berikut ini.
1) Pada geometri ruang, gambar yang digunakan adalah gambar stereometris, yaitu
gambar yang pangkal sudut pandangnya ada di jauh tak hingga.
2) Untuk menggambar kubus yang baik ada 4 hal yang harus diperhatikan, yaitu:
(a) didang Frontal, (b) garis ortogonal; (c) perbandingan proyeksi; (d) sudut
aurut
3) Setiap objek fisik selalu dapat dicari padanan objek geometrinya, sebaliknya
tidak setiap objek geometri ada padanan objek fisiknya.
4) Ada 3 objek geometri dalam geometri ruang, yaitu titik, garis , dan bidang.
5) Persekutuan hanya dapat terjadi pada dua garis, garis dan bidang, dua bidang,
yang tidak sejajar.
6) Dalam bangun ruang, rusuk merupakan persekutuan dari dua bidang. Sedang
titik sudut merupakan persekutuan dari tiga bidang.
7) Dua garis sejajar jika terletak pada satu bidang yang sama.
8) Garis m sejajar dengan bidang U jika terdapat garis g di U dan 𝑔 ∥ 𝑚.
9) Jarak berarti panjang ruas garis terpendek.
10) Sudut antara garis g dan h yang saling bersilangan, dapat ditentukan dengan
menentukan sudut g dan h’, dengan ℎ′ ∥ ℎ, g dan h’ berpotongan.
11) Untuk menentukan sudut garis g ke bidang U adalah menentukan sudut antara
garis g dan proyeksi garis g pada bidang U.
G. Tes Formatif
1. Berikut ini adalah sebab terbentuknyasuatu bidang, kecuali …
A. 𝑡𝑖𝑔𝑎 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑎𝑘 𝑘𝑜𝑙𝑖𝑛𝑒𝑎𝑟
B. 𝑑𝑢𝑎 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
C. 𝑑𝑢𝑎 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔𝑎𝑛
D. 𝐷𝑢𝑎 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑗𝑎𝑗𝑎𝑟
E. 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑔𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡
5. Pada kubus ABCD.EFGH, jika bidang frontalnya adalah ACGE, maka sudut
surutnya adalah … (O titik potong AC dan BD)
A. ∠𝐴𝐵𝐶 D. ∠𝐴𝑂𝐶
B. ∠𝐶𝑂𝐵 E. ∠𝐷𝑂𝐶
C. ∠𝐴𝐸𝐹
8. P adalah titik tengah AH. Jika XP adalah garis dari P tegak lurus AH, X dapat
diganti dengan titik …
A. B atau C
B. C atau G
C. G atau F
D. F atau B
E. C atau F
9. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 8 cm. M adalah titik tengah EH.
Jarak titik M ke AG adalah ...
A. 4√6 cm
B. 4√5 cm
C. 4√3 cm
D. 4√2 cm
E. 4 cm
10. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 10 cm. Nilai cosinus sudut antara
garis GC dan bidang BDG adalah ...
1
A. 3
√6
1
B. 2
√3
1
C. 2
√2
1
D. 3
√3
1
E. 3
√2
H. Daftar Pustaka
Farin, G. E. (1999). NURBS: from projective geometry to practical use. AK
Peters, Ltd..
Kusni dan Sutarto, H. (2018). Geometri Ruang untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Magnum Pusaka Utama.
Landsberg, J. M. (2012). Tensors: geometry and applications. Representation
theory, 381, 402.
Maier, P. H. (1996, March). Spatial geometry and spatial ability–How to make
solid geometry solid. In Selected papers from the Annual Conference of
Didactics of Mathematics (pp. 63-75).
Suwaji, U. T. (2008). Permasalahan pembelajaran geometri ruang SMP dan
alternatif pemecahannya. P4TKM Yogyakarta: Depdiknas.
Widdows, D., & Widdows, D. (2004). Geometry and meaning (Vol. 773).
Stanford: CSLI publications.