Praktikum Skso Modul 2
Praktikum Skso Modul 2
Praktikum Skso Modul 2
DISUSUN OLEH :
Faula Tanang Anugrah
18201040
Partner:
1. Koko Kurniawan (18201045)
2. MohamadAjijul Hakim (18201046)
3. Muhammad Arief Satriaji (18201048)
Tanggal Praktikum : Rabu, 27 November 2019
Asisten Praktikum :
1. Ade Kurniawan (17101124)
2. Ramzi Aliy Afif (17201151)
3. Ijma’u Rizki (17101181)
Dosen Praktikum : Fauza Khair, S.T., M.Eng.
I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapay menjelaskan prinsip kerja dan kegunaan Optical Light
Source (OLS) dan Optical Power Meter (OPM)
2. Mahasiswa mampu menghitung besar daya yang di terima dan rugi-rugi
serat optic.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan kegunaan OTDR.
4. Mahasiswa mampu mengoperasikan OTDR secara manual maupun
otomatis.
5. Mengetahui dan menganalisa kejadian-kejadian suatu link serat optik, baik
sambungan, konektor, dan ujung serat optik.
koneksi fiber optic dengan metode ini, masing-masing ujung fiber optic
dikoneksikan secara mekanik (alat penyambung mekanik) [3].
Tabel 4.8 Pengukuran daya dan loss pada λ 1310 nm dan frekuensi 0 Hz dengan
alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan
Tabel 4.9 Pengukuran daya dan loss pada λ 1310 nm dan frekuensi 270 Hz dengan
alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan
Tabel 4.10 Pengukuran daya dan loss pada λ 1310 nm dan frekuensi 1000 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan
Tabel 4.11 Pengukuran daya dan loss pada λ 1310 nm dan frekuensi 2000 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan
Tabel 4.12 Pengukuran daya dan loss pada λ 1550 nm dan frekuensi 0 Hz dengan
alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan
Tabel 4.13 Pengukuran daya dan loss pada λ 1550 nm dan frekuensi 270 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan
Tabel 4.14 Pengukuran daya dan loss pada λ 1550 nm dan frekuensi 1000 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan
Tabel 4.15 Pengukuran daya dan loss pada λ 1550 nm dan frekuensi 2000 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan
V. ANALISA
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari dua modul sekaligus yaitu
modul kedua dan ketiga. Modul kedua, berisi tentang penyambungan kabel
serat optik dengan menggunakan fusion splicer. Fusion splicer ini sebuah alat
yang digunakan untuk menyambung bagian inti dari serat optik (core) yang
terbuat dari serat kaca dengan mengimplementasikan daya listrik yang telah
dirubah menjadi sebuah sinar laser. Sinar laser ini yang kemudian memanasi
serat kaca yang akan disambungkan sehingga serat kaca akan melebur dan
terhubung satu sama lain. Pada saat penyambungan bisa saja terjadi kegagalan
misalnya serat kaca yang rusak atau serat kaca tidak tersambung dengan utuh,
maka penyambungan dapat diulangi lagi agar mendapat redaman sekeci-
kecilnya. Karena jika terjadi kerusakan pada saat penyambungan serta kaca
akan dapat menambahkan banyak redaman yang menyebabkan kualitas
sambungan turun. Penyambungan serat optik dengan menggunakan fusion
splicer ini bersifat permanen dan lebih baik daripada menyambungkan core
serat optik dengan menggunakan konektor ataupun mekanik karena dengan
fusion splicer redaman yang diperoleh antara 0 – 0.03 dB sedangakan dengan
menggunakan konektor redaman yang diperoleh masih cukup besar dan sifat
penyambungannya hanya sementara.
Sebelum melakukan praktikum modul kedua ini, praktikan disarankan
untuk memperhatikan kebersihan tangan, lingkungan disekitar tempat
penyambungan serta alat yang akan digunakan pada proses penyambungan serat
kaca tersebut. Karena jika terdapat debu yang menempel pada core serat optik,
maka akan memengaruhi nilai redaman, jadi harus benar-benar dipastikan
bahwa semuanya steril. Praktikan juga disarankan untuk memakai sarung
tangan yang telah disediakan saat proses penyambungan. Sarung tangan ini
berguna untuk melindungi tangan dari potongan serat kaca agar tidak masuk ke
dalam tubuh. Alat dan bahan yang digunakan pada penyambungan ada kabel
serat optik , cutter, fiber stripper, fiber cleaver, fusion splicer, alkohol dengan
kadar 95%, sleeve protection, cleaver, tisu dan juga tempat sampah.
Sebelum melakukan pengupasan kabel serat optic, seperti yang sudah
dijelaskan praktikan dianjurkan untuk mengggunakan sarung tangan , barulah
optik seperti kondisi kabel yang tidak layak dipakai, perbedaan serat yang
disambung, ketidakseimbangan diameter inti dan luas permukaan serat pada
pemancar. Pada praktikum ini nilai frekuensi juga memengaruhi nilai daya
yang diperoleh. Semakin besar nilai frekuensi maka semakin kecil nilai daya.
Dalam praktikum ini disediakan dua potong fiber optic dengan panjang yang
berbeda. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya akan diketahui bagaimana
cahaya itu ditransmisikan melalui fiber optic dan berapa jumlah data yang
hilang hasil transmisi. Selain itu untuk mencari nilai Loss,dapat diperoleh dari
selisih antara dua pengukuran. Besar daya pancar Light Source pada sisi
transmitter (Tx) yang dikurang dengan daya yang diterima pada sisi Receiver
(Rx).
B. SARAN
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan membaca dan
memahi modulnya terlebih dahulu.
2. Asisten praktikum terlebih dahulu mengecek alat-alat yang akan
digunakan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat
praktikum.
3. Asisten praktikum diharapkan untuk dapat lebih memaksimalkan lagi
dalam memahami modul praktikum agar tidak terjadi kendala.
4. Penambahan sarana dan prasarana di laboratorium agar memudahkan
praktikan pada saat proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
[1] "Jagad.id," [Online]. Available: https://jagad.id/pengertian-fiber-optik/.
[Accessed 30 November 2019].
[2] "SAS LABORATORY," 22 Januari 2018. [Online]. Available: https://fit.labs.
telkomuniversity.ac.id/fusion-splicer/. [Accessed 30 November 2019].
[3] "DTC NETCONNECT.," [Online]. Available: http://www.dtcnetconnect.com/
AMP/index.php/blogs/316-macam-macam-teknik-splicing-pada-fiber-optik.
[Accessed 30 November 2019].
[4] "Indo-Digital," 4 November 2019. [Online]. Available: https://indo-digital.
com/pemahaman-pengukuran-redaman-rugi-rugi-serat-optik.html. [Accessed
30 November 2019].
LAMPIRAN
1. Apa yang anda ketahui tentang fusion splicer ?
Fusion splicer atau sering dikenal sebagai alat untuk menyambungkan serat
optik ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungkan
sebuah core serat optik, dimana serat tersebut terbuat / berbasis kaca, dan
mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi sebuah
media sinar berbentuk laser.
2. Sebutkan teknik penyambungan serat optik yang lain selain dengan peleburan
serat menggunakan fusion splicer !
Splice Mekanik, Splice dengan metode ini menjalankan fungsi yang serupa
dengan splice fusion, hanya saja dalam koneksi fiber optic dengan metode ini,
masing-masing ujung fiber optic dikoneksikan secara mekanik (alat
penyambung mekanik).
3. Jelaskan langkah-langkah penyambungan serat optik dengan menggunakan
fusion splicer !
a. Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanical
stripper.
b. Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.
c. Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan
fiber cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating
250 μm maupun 900 μm.
d. Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan
fiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
e. Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang
potongan fiber pada fiber cleaver proses penyambungan.
f. Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara
menjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6
mm.
g. Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok
Splice sampai berhenti.
h. Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).