Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Praktikum Skso Modul 2

Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK


MODUL II & MODUL III
PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN
FUSSION SPLICER SERTA PENGUKURAN DAYA DAN RUGI
SERAT OPTIK

DISUSUN OLEH :
Faula Tanang Anugrah
18201040
Partner:
1. Koko Kurniawan (18201045)
2. MohamadAjijul Hakim (18201046)
3. Muhammad Arief Satriaji (18201048)
Tanggal Praktikum : Rabu, 27 November 2019
Asisten Praktikum :
1. Ade Kurniawan (17101124)
2. Ramzi Aliy Afif (17201151)
3. Ijma’u Rizki (17101181)
Dosen Praktikum : Fauza Khair, S.T., M.Eng.

LABORATORIUM SWITCHING DAN TRANSMISI


FAKULTAS TEKNIK TELEKOMUNIKASI DAN ELEKTRO
INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM
JL. D.I. PANJAITAN 128 PURWOKERTO
2019
Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

MODUL II & MODUL III


PENYAMBUNGAN SERAT OPTIK MENGGUNAKAN FUSION SPLICER
SERTA PENGUKURAN DAYA DAN RUGI SERAT OPTIK

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapay menjelaskan prinsip kerja dan kegunaan Optical Light
Source (OLS) dan Optical Power Meter (OPM)
2. Mahasiswa mampu menghitung besar daya yang di terima dan rugi-rugi
serat optic.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja dan kegunaan OTDR.
4. Mahasiswa mampu mengoperasikan OTDR secara manual maupun
otomatis.
5. Mengetahui dan menganalisa kejadian-kejadian suatu link serat optik, baik
sambungan, konektor, dan ujung serat optik.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Cutter
2. Fiber Stripper
3. Fiber Cleaver
4. Fusion Splicer
5. Sikat
6. Optical Light Source (OLS)
7. Optical Power Meter (OPM)
8. Tempat sampah
9. Kabel serat optik
10. Alkohol kadar minimal 95%
11. Tisu
12. Isolasi
13. Sleve/konektor
14. Connector

IT Telkom Purwokerto 1 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

III. DASAR TEORI


Secara umum pengertian fiber optik adalah jenis kabel yang terbuat dari
kaca atau plastik yang sangat lunak dan digunakan sebagai alat transmisi
karena dapat mengirimkan sinyal cahaya dari satu tempat ke tempat lain
dengan kecepatan tinggi. Ukuran dari fiber optik ini sangat kecil dan tipis/halus
(hanya berdiameter 120 mikrometer), bahkan bisa dibilang sangat kecil dari
untaian rambut manusia. Komponen jaringan ini memiliki kecepatan transmisi
tinggi dengan mempergunakan biasan cahaya sebagai prinsip dari operasinya.
Sumber cahayanya sendiri yang dipergunakan dalam proses transmisi adalah
laser maupun LED [1] .
Fusion Splicer adalah alat penyambungan serat optik dengan
memanfaatkan panas untuk meleburkan kedua ujung kabel optik secara
bersamaan dengan waktu yang sangat singkat. Menggunakan sistem komputer
yang canggih dimana kedua ujung serat optik akan di atur secara otomatis angel
kedua ujung seret sehingga sejajar, kemudian batang elektroda akan
meleburkan kedua ujung serat secara bersamaan dengan waktu yang sangat
singkat sehingga kedua ujung dapat tersambungkan. Redaman yang dihasilkan
dari alat ini berkisar di bawah 0.03 db tergantung dari baik buruknya
pengupasan dan pemotongan kabel optik [2].
Macam-macam teknik splicing pada fiber optik pertama ada Splice
Fusion. Splice Fusion adalah metode penyambungan serat optic yang
memberikan hasil paling permanen dan menimbulkan daya rugi paling rendah.
Pada prinsipnya penyambungan dilakukan dengan menyolder ujung-ujung
kedua serat optic yang telah disesuaikan posisinya. Persambungan yang
dihasilkan hanya menghasilkan attenuation/redaman sebesar 0,05 db.

Gambar 3.1 Ilustrasi Splice Fusion[3]


Teknik yang kedua adalah Splice Mekanik. Splice dengan metode ini
menjalankan fungsi yang serupa dengan splice fusion, hanya saja dalam

IT Telkom Purwokerto 2 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

koneksi fiber optic dengan metode ini, masing-masing ujung fiber optic
dikoneksikan secara mekanik (alat penyambung mekanik) [3].

Gambar 3.2 Macam-macam Splice Mekanik[3]


Pada sistem transmisi serat optik, cahaya yang merambat sepanjang serat
optik akan mengalami peredaman, sehingga diujung jauh (sisi penerima)
kekuatan cahaya akan menjadi lemah. Disisi lain kekuatan cahaya dari dioda
laser terbatas dan photodetector memiliki sensitifitas tertentu untuk dapat
mendeteksi sinyal optik. Oleh karena itu untuk dapat mengoperasikan sistem
telekomunikasi, rugi- rugi optik (total loss) harus dibuat pada level yang lebih
tinggi dari level sensitivitas yang dimiliki oleh photodetector. Level rugi-rugi
optik yang diperbolehkan sudah ditentukan untuk masing- masing sistem
telekomunikasi.

Gambar 3.3 Level Rugi-Rugi pada Serat Optik[4].


Dalam pelaksanaan uji akhir kabel optik dimaksudkan untuk mengukur
besarnya Total loss, yaitu merupakan penjumlahan dari Cable loss, Splicing loss
dan Connector loss. Demikian juga untuk setiap sambungan harus diukur nilai
loss-nya, apakah masih dibawah standar nilai splicing loss yang diperbolehkan.
Untuk bisa mengukur total loss bisa menggunakan Optical Power Meter. Nilai
redaman untuk Fusion splice loss maksimum 0,15 dB, sedangkan nilai redaman
untuk Mechanical splice loss maksimum 0,2 dB. Nilai redaman untuk
Connector maksimum 0,25 dB (Individual), sedangkan nilai redaman untuk
connector secara Berpasangan (terminasi) adalah maksimum 0,7 dB[4].

IT Telkom Purwokerto 3 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

IV. HASIL DATA


Tabel 4.1 Pemasangan protection sleeve pada pigtail
Gambar Keterangan

Sebelum melakukan pengupasan


pada pigtail, praktikan memasukan
protection sleeve terlebih dahulu.

Tabel 4.2 Pengupasan pada pigtail dengan fiber stripper


Gambar Keterangan

Kupas jacket pigtail kira – kira 3cm


dengan menggunakan fiber stripper.

Tabel 4.3 Pembersihan core pada serat optik


Gambar Keterangan

Bersihkan serat optic yang telah


dikupas menggunakan tisu dan
alkohol 95%.

Tabel 4.4 Pemotongan core serat optik dengan fiber cleaver


Gambar Keterangan

Potong serat optic dengan fiber


cleaver, tempatkan ujung coating
atau jacket pigtail pada skala 12 – 14
(tidak boleh tersentuh).

IT Telkom Purwokerto 4 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

Tabel 4.5 Penyambungan serat optik dengan fusion splicer


Gambar Keterangan
Setelah dipotong, lakukan langkah
awal untuk kabel serat optic satunya
dan lakukan penyambungan kedua
ujung core dengan fusion splicer
(lakukan penempatan ujung core
mendekati dan tidak melebihi jalur
V)
Tabel 4.6 Tampilan hasil sambungan dari kedua ujung core di fusion splicer
Gambar Keterangan
Hasil sambungan yang didapatkan
0,00 dB dari kedua ujung core,
selanjutnya dekatkan protection
sleeve pada hasil yang sudah
disambung. kemudian panaskan
dengan heat shrink oven agar fiber
protection sleeve ter-compressed dan
dapat melindungi sambungan serat
optic yang telah dilakukan.
Tabel 4.7 Tes sambungan serat optik dengan sinar laser
Gambar Keterangan

Kedua core serat optik yang telah


tersambung kemudian dites
keberhasilannya menggunakan sinar
laser.

IT Telkom Purwokerto 5 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

Tabel 4.8 Pengukuran daya dan loss pada λ 1310 nm dan frekuensi 0 Hz dengan
alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan

Pada λ 1310 nm dan frekuensi 0 Hz


daya yang diperoleh sebesar 74,9 µW
dan loss -11,25 dBm.

Tabel 4.9 Pengukuran daya dan loss pada λ 1310 nm dan frekuensi 270 Hz dengan
alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan

Pada λ 1310 nm dan frekuensi 270 Hz


daya yang diperoleh sebesar 35,2 µW
dan loss -14,51 dBm.

Tabel 4.10 Pengukuran daya dan loss pada λ 1310 nm dan frekuensi 1000 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan

Pada λ 1310 nm dan frekuensi 1000


Hz daya yang diperoleh sebesar 32,2
µW dan loss -14,91 dBm.

IT Telkom Purwokerto 6 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

Tabel 4.11 Pengukuran daya dan loss pada λ 1310 nm dan frekuensi 2000 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan

Pada λ 1310 nm dan frekuensi 2000


Hz daya yang diperoleh sebesar 29,4
µW dan loss -15,31 dBm.

Tabel 4.12 Pengukuran daya dan loss pada λ 1550 nm dan frekuensi 0 Hz dengan
alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan

Pada λ 1550 nm dan frekuensi 0 Hz


daya yang diperoleh sebesar 73,1 µW
dan loss -11,35 dBm.

Tabel 4.13 Pengukuran daya dan loss pada λ 1550 nm dan frekuensi 270 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan

Pada λ 1550 nm dan frekuensi 270 Hz


daya yang diperoleh sebesar 36,5 µW
dan loss -14,36 dBm.

IT Telkom Purwokerto 7 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

Tabel 4.14 Pengukuran daya dan loss pada λ 1550 nm dan frekuensi 1000 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan

Pada λ 1550 nm dan frekuensi 1000


Hz daya yang diperoleh sebesar 36,9
µW dan loss -14,32 dBm.

Tabel 4.15 Pengukuran daya dan loss pada λ 1550 nm dan frekuensi 2000 Hz
dengan alat ukut OLS dan OPM
Gambar Keterangan

Pada λ 1550 nm dan frekuensi 2000


Hz daya yang diperoleh sebesar 39,2
µW dan loss -14,06 dBm.

IT Telkom Purwokerto 8 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

V. ANALISA
Pada praktikum kali ini, praktikan mempelajari dua modul sekaligus yaitu
modul kedua dan ketiga. Modul kedua, berisi tentang penyambungan kabel
serat optik dengan menggunakan fusion splicer. Fusion splicer ini sebuah alat
yang digunakan untuk menyambung bagian inti dari serat optik (core) yang
terbuat dari serat kaca dengan mengimplementasikan daya listrik yang telah
dirubah menjadi sebuah sinar laser. Sinar laser ini yang kemudian memanasi
serat kaca yang akan disambungkan sehingga serat kaca akan melebur dan
terhubung satu sama lain. Pada saat penyambungan bisa saja terjadi kegagalan
misalnya serat kaca yang rusak atau serat kaca tidak tersambung dengan utuh,
maka penyambungan dapat diulangi lagi agar mendapat redaman sekeci-
kecilnya. Karena jika terjadi kerusakan pada saat penyambungan serta kaca
akan dapat menambahkan banyak redaman yang menyebabkan kualitas
sambungan turun. Penyambungan serat optik dengan menggunakan fusion
splicer ini bersifat permanen dan lebih baik daripada menyambungkan core
serat optik dengan menggunakan konektor ataupun mekanik karena dengan
fusion splicer redaman yang diperoleh antara 0 – 0.03 dB sedangakan dengan
menggunakan konektor redaman yang diperoleh masih cukup besar dan sifat
penyambungannya hanya sementara.
Sebelum melakukan praktikum modul kedua ini, praktikan disarankan
untuk memperhatikan kebersihan tangan, lingkungan disekitar tempat
penyambungan serta alat yang akan digunakan pada proses penyambungan serat
kaca tersebut. Karena jika terdapat debu yang menempel pada core serat optik,
maka akan memengaruhi nilai redaman, jadi harus benar-benar dipastikan
bahwa semuanya steril. Praktikan juga disarankan untuk memakai sarung
tangan yang telah disediakan saat proses penyambungan. Sarung tangan ini
berguna untuk melindungi tangan dari potongan serat kaca agar tidak masuk ke
dalam tubuh. Alat dan bahan yang digunakan pada penyambungan ada kabel
serat optik , cutter, fiber stripper, fiber cleaver, fusion splicer, alkohol dengan
kadar 95%, sleeve protection, cleaver, tisu dan juga tempat sampah.
Sebelum melakukan pengupasan kabel serat optic, seperti yang sudah
dijelaskan praktikan dianjurkan untuk mengggunakan sarung tangan , barulah

IT Telkom Purwokerto 9 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

melakukan pengupasan dengan menggunakan fiber stripper, namun harus


dipasang protection sleeve telebih dahulu pada salah satu serat optik.
Pengupasan ini biasanya dilakukan sebanyak dua kali. Yang pertama untuk
mengupas cladding lapisan awal dan yang kedua untuk mengupas cladding
yang melindungi langsung bagian core serat kaca. Biasanya setelah pengupasan
masih terdapat sisa-sisa dari cladding yang dapat dibersihkan dengan
menggunakan beberapa lembar tisu yang telah dibasahi dengan alkohol 95%.
Alkohol ini juga berfungsi mensterilkan core serat optik dari debu-debu yang
menempel. Pembersihan core serat optik dilakukan cukup dengan sekali saja
guna menghindari terjadinya kerusakan pada serat kaca, dan core yang sudah
dibersihkan tidak boleh tersentuh tangan lagi. Selanjutnya praktikan melakukan
pemotongan core serat optik dengan fiber cleaver. Pemotongan core serat optik
dengan fiber cleaver bertujuan untuk memotong ujung serat kaca yang awalnya
dipotong dengan menggunakan fiber stripper ataupun alat potong yang lain
sehingga ujung serat kaca tidak rata ataupun terdapat retakan menjadi rata dan
tidak ada retakan yang dapat memperbesar nilai redaman pada serat kaca.
Kemudian praktikan melakukan penyambungan antara 2 ujung serat optik
dengan fusion splicer. Penyambungan ini dilakukan dengan hati-hati dan teliti
agar antara ujung serat optik tidak terbentur alat maupun saling berbenturan
antar serat kaca.
Hasil dari proses penyambungan serat optik dapat dilihat pada layar di
fusion splicer. Dari layar ini juga nantinya dapat mengetahui redaman yang
didapatkan dari proses penyambungan. Rentang nilai untuk redaman pada
sambungan antara 0-0,03 dB yang berarti baik dan dapat digunakan untuk
media transmisi. Setelah dua buah core tersambung diperlukan pelindung untuk
melindungi sambungan tersebut. Pelindung ini yang disebut protection sleeve,
yang telah dimasukan sebelum pengupasan serat optik. Protection sleeve ini
terbuat dari bahan bersifat elastis yang berfungsi untuk melindungi sambungan
serat kaca dari kerusakan yang disebabkan dari banyak faktor. Protection sleeve
diletakan pada bagian tengah sambungan dari dua buah serat kaca tersebut,
setelah itu baru dimasukan ke dalam fusion splicer untuk memulai pemanasan
agar merekat pada serat kaca. Setelah proses pemasangan Protection sleeve,

IT Telkom Purwokerto 10 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

selanjutnya praktikan melakukan pengecekan dengan menggunakan laser. Jika


sinar laser ini sampai pada ujung serat kaca lainnya berarti proses
penyambungan berhasil, namun jika pada ujung lainnya tidak memancarkan
sinar berarti terdapat kesalahan pada proses penyambungan.
Setelah berhasil uji coba dengan sinar laser, praktikan melakukan
pengukuran daya dan rugi pada serat optic yang terdapat pada modul ketiga ini.
Praktikan menggunakan OLS (Optical Light Source) dan OPM (Optical Power
Meter) untuk mengukur daya dan rugi pada serat kaca. Terdapat beberapa jenis
redaman pada fiber optik diantaranya yaitu dapat dibedakan menjadi dua,
pertama redaman karena bahan fiber itu sendiri dan kedua redaman sebagai
akibat digunakannya fiber optik sebagai media transmisi. Perbandingan daya
yang digunakan dalam sistem transmisi serat optik didapat dengan menerapkan
fungsi logaritma antara jumlah daya optik yang dikirimkan oleh sumber cahaya
dan jumlah daya optik yang diterima oleh detector.
Pengukuran yang dilakukan oleh praktikan yaitu menggunakan dua
panjang gelombang masing-masing sebesar 1310 nm dan 1550 nm. Kemudian
untuk nilai frekuensi yang dimasukan juga berbeda yaitu sebesar 0 Hz, 270 Hz,
1000 Hz dan 2000 Hz. Pada panjang gelombang 1310 nm dan frekuensi 0 Hz
daya yang diperoleh sebesar 74,9 µW dan loss -11,25 dBm. Selanjutnya pada
panjang gelombang 1310 nm dan frekuensi 270 Hz daya yang diperoleh sebesar
35,2 µW dan loss -14,51 dBm dilanjutkan pengukuran pada panjang gelombang
1310 nm dan frekuensi 1000 Hz daya yang diperoleh sebesar 32,2 µW dan loss
-14,91 dBm. Pada panjang gelombang 1310 nm dan frekuensi 2000 Hz daya
yang diperoleh sebesar 29,4 µW dan loss -15,31 dBm. Pada panjang gelombang
1550 nm dan frekuensi 0 Hz daya yang diperoleh sebesar 73,1 µW dan loss -
11,35 dBm. Pada panjang gelombang 1550 nm dan frekuensi 270 Hz daya yang
diperoleh sebesar 36,5 µW dan loss -14,36 dBm. Pada panjang gelombang 1550
nm dan frekuensi 1000 Hz daya yang diperoleh sebesar 36,9 µW dan loss -14,32
dBm. Pada panjang gelombang 1550 nm dan frekuensi 2000 Hz daya yang
diperoleh sebesar 39,2 µW dan loss -14,06 dBm.
Berdasarkan hasil data yang didapatkan nilai daya dan rugi-rugi
berbeda-beda karena beberapa faktor yang mempengaruhi rugi-rugi serat

IT Telkom Purwokerto 11 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

optik seperti kondisi kabel yang tidak layak dipakai, perbedaan serat yang
disambung, ketidakseimbangan diameter inti dan luas permukaan serat pada
pemancar. Pada praktikum ini nilai frekuensi juga memengaruhi nilai daya
yang diperoleh. Semakin besar nilai frekuensi maka semakin kecil nilai daya.
Dalam praktikum ini disediakan dua potong fiber optic dengan panjang yang
berbeda. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya akan diketahui bagaimana
cahaya itu ditransmisikan melalui fiber optic dan berapa jumlah data yang
hilang hasil transmisi. Selain itu untuk mencari nilai Loss,dapat diperoleh dari
selisih antara dua pengukuran. Besar daya pancar Light Source pada sisi
transmitter (Tx) yang dikurang dengan daya yang diterima pada sisi Receiver
(Rx).

IT Telkom Purwokerto 12 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
1. Salah satu kelebihan kabel serat optic yaitu memiliki transfer data
dengan kecepatan cahaya sehingga sangat cocok sebagai media
transmisi saat ini. Namun dibalik kelebihannya itu, kabel serat optic
sangat rapuh dan rentan terhadap tekukan maupun benturan.
2. Kabel serat optic harus terjaga kebersihannya, karena jika terlalu banyak
debu yang menempel akan memengaruhi nilai redaman .
3. Berdasarkan dari hasil data, nilai redaman yang diperoleh sebesar 0 dB.
Ini berarti penyambungan sudah baik karena tidak melewati 0,03 dB .
4. Rugi-rugi pada serat optik dapat dibedakan menjadi 2 yaitu redaman
karena bahan fiber itu sendiri dan redaman sebagai akibat penggunaan
serat optik sebagai media transmisi.
5. Semakin besar nilai frekuensi maka semakin kecil nilai daya
6. Untuk mencari nilai Loss, dapat diperoleh dari selisih antara dua
pengukuran. Besar daya pancar Light Source pada sisi transmitter (Tx)
yang dikurangi dengan daya yang diterima pada sisi Receiver (Rx).

B. SARAN
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan membaca dan
memahi modulnya terlebih dahulu.
2. Asisten praktikum terlebih dahulu mengecek alat-alat yang akan
digunakan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat
praktikum.
3. Asisten praktikum diharapkan untuk dapat lebih memaksimalkan lagi
dalam memahami modul praktikum agar tidak terjadi kendala.
4. Penambahan sarana dan prasarana di laboratorium agar memudahkan
praktikan pada saat proses praktikum.

IT Telkom Purwokerto 13 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

DAFTAR PUSTAKA
[1] "Jagad.id," [Online]. Available: https://jagad.id/pengertian-fiber-optik/.
[Accessed 30 November 2019].
[2] "SAS LABORATORY," 22 Januari 2018. [Online]. Available: https://fit.labs.
telkomuniversity.ac.id/fusion-splicer/. [Accessed 30 November 2019].
[3] "DTC NETCONNECT.," [Online]. Available: http://www.dtcnetconnect.com/
AMP/index.php/blogs/316-macam-macam-teknik-splicing-pada-fiber-optik.
[Accessed 30 November 2019].
[4] "Indo-Digital," 4 November 2019. [Online]. Available: https://indo-digital.
com/pemahaman-pengukuran-redaman-rugi-rugi-serat-optik.html. [Accessed
30 November 2019].

IT Telkom Purwokerto 14 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

LAMPIRAN
1. Apa yang anda ketahui tentang fusion splicer ?
Fusion splicer atau sering dikenal sebagai alat untuk menyambungkan serat
optik ini merupakan salah satu alat yang digunakan untuk menyambungkan
sebuah core serat optik, dimana serat tersebut terbuat / berbasis kaca, dan
mengimplementasikan suatu daya listrik yang telah dirubah menjadi sebuah
media sinar berbentuk laser.

2. Sebutkan teknik penyambungan serat optik yang lain selain dengan peleburan
serat menggunakan fusion splicer !
Splice Mekanik, Splice dengan metode ini menjalankan fungsi yang serupa
dengan splice fusion, hanya saja dalam koneksi fiber optic dengan metode ini,
masing-masing ujung fiber optic dikoneksikan secara mekanik (alat
penyambung mekanik).
3. Jelaskan langkah-langkah penyambungan serat optik dengan menggunakan
fusion splicer !
a. Kupas coating sepanjang + 25 mm s/d 51 mm menggunakan mechanical
stripper.
b. Bersihkan bare fiber menggunakan tissue alkohol.
c. Untuk jenis Fibrlok II 2529 Universal Splice, potong fiber menggunakan
fiber cleaver sepanjang 12,5 mm + 0,5 mm, baik untuk diameter coating
250 μm maupun 900 μm.
d. Periksa panjang potongan fiber menggunakan pengukur panjang potongan
fiber 12,5 mm yang ada pada Fibrlok Assembly Tool.
e. Apabila panjang bare fiber tidak sesuai, lakukan pengaturan panjang
potongan fiber pada fiber cleaver proses penyambungan.
f. Tempatkan fiber pertama pada tempat penyimpanan fiber dengan cara
menjepitkan fiber pada penggenggam (panjang coating dari bare fiber +6
mm.
g. Masukkan ujung fiber pertama dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok
Splice sampai berhenti.
h. Lakukan hal serupa untuk sisi yang lain (fiber kedua).

IT Telkom Purwokerto 15 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

i. Masukkan ujung fiber kedua dengan cara mendorong ke dalam Fibrlok


Splice sampai ujung fiber pertama dan kedua bersentuhan yang ditandai
dengan bergeraknya pada fiber pertama.
j. Setelah kedua ujung fiber bersentuhan, dorong fiber pertama kearah fiber
kedua sekali lagi sampai fiber kedua bergerak. (Hal ini untuk meyakinkan
bahwa kedua ujung fiber benar-benar saling bersentuhan).
k. Lakukan pengepresan dengan cara menekan Handle (pada Fibrlok
Assembly Tool) kebawah sampai fibrlok splice berbunyi. Yang perlu
diperhatikan pada saat pengaturan sambungan fiber ke dalam Tray.
l. Setelah selesai penyambungan, angkat Fibrlok Splice dari Assembly Tool
dan masukkan ke dalam Tray.
m. Saat mengatur serat kedalam tray, perhatikan bending radius serat tidak
boleh kurang dari 3 cm.
4. Jelaskan hal-hal yang dapat menyebabkan kegagalan dalam proses
penyambungan. Buatlah kesimpulan dari keseluruhan praktikum
penyambungan serat optic !
a. Dampak Lightning. Komponen kabel lapis baja adalah konduktor logam,
jika saluran listrik yang dihasilkan sirkuit pendek atau potongan logam petir,
akan menghasilkan kerusakan kabel optik yang kuat saat ini, serius bahkan
jika korban personil.
b. isolasi kabel optik yang buruk. Jika saluran kabel komunikasi tidak
melakukan pekerjaan isolasi, maka kotak persimpangan setelah air atau di
bawah situasi lembab akan disebabkan oleh korosi tegangan dan kelelahan
statis, dan alasan lain untuk sangat mengurangi intensitas operasi kabel
optik, waktu yang serius akan muncul optik kabel pecah.
c. Dampak kekuatan eksternal. Dalam banyak kasus, kegagalan jalur
disebabkan oleh kekuatan eksternal. Karena banyak jalur kabel optik
komunikasi diletakkan di lapangan, standar peletakan umum berada jauh di
bawah lapisan, sehingga tidak efektif untuk menghindari banyak faktor
eksternal terhadap kerusakan kabel optik.
d. Kesalahan pada sambungan garis. Pada sambungan sambungan yang paling
rentan terhadap kegagalan, hal ini karena konektor serat optik pada struktur

IT Telkom Purwokerto 16 18201040 – Faula Tanang Anugrah


Praktikum Sistem Komunikasi Serat Optik

kabel asli tidak memiliki perlindungan atau perlindungan telah melemah


secara signifikan, sehingga pekerjaan proteksi sehari-hari hanya dapat
bergantung pada kotak bersama, yang mengarah pada kemungkinan
terjadinya kegagalan sangat meningkat.
5. Apa yang anda diketahui tentang OPM dan OLS ?
Optical Light Source, yaitu suatu suatu alat yang berfungsi sebagai pemancar
sinyal optik.Alat ini adalah memancarkan sinar LASER, dengan Class yang
sudah ditetapkan oleh pabrik. Optical Power Meter (OPM), alat ini berfungsi
sebagai penerima sinyal optik, Kegunaan dari OPM untuk menerima sinyal
optik, merubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik dan diukur dalam skala
dBm, dan menampilkan hasil pengukuran pada display
6. Apa pengaruh panjang gelombang terhadap hasil atenuasi yang dihasilkan ?
Koefisien atenuasi merupakan gambaran seberapa besar cahaya datang
berkurang atau hilang dibandingkan dengan energi cahaya datang di
permukaan. Pengurangan energi cahaya dikarenakan adanya proses absorpsi
dan hamburan oleh kolom air dan materi yang terkandung di dalamnya seperti
fitoplankton, padatan tersuspensi dan colored dissolved organic matter.
Kuantitas cahaya yang mengalami atenuasi setara dengan jumlah cahaya yang
diabsorpsi dan dihamburkan.
7. Apa pengaruh frekuensi modulasi terhadap hasil atenuasi yang dihasilkan ?
Semakin tinggi frekuensi modulasi atenuasi yang dihasilkan akan semakin
kecil.

IT Telkom Purwokerto 17 18201040 – Faula Tanang Anugrah

Anda mungkin juga menyukai