Asidimetri Kimia Dasar
Asidimetri Kimia Dasar
Asidimetri Kimia Dasar
KIMIA DASAR
“ASIDIMETRI”
Disusun oleh :
Analisis volumetri juga dikenal sebagai titrimetri, di mana zat dibiarkan bereaksi dengan zat yang lain
yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam bentuk larutan. Konsentrasi larutan
yang tidak diketahui (analit) kemudian dihitung. Syaratnya adalah reaksi harus berlangsung secara
cepat, reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping (Khopkar, 1990).
Zat-zat anorganik dapat diklasifikasikan dalam tiga golongan penting : asam, basa dan garam. Asam
didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dalam air, mengalami disosiasi dengan pembentukan
ion hidrogen sebagai satu-satunya ion positif. Asam kuat berdisosiasi hampir sempurna dengan
pengenceran yang sedang, karena itu ia merupakan elektrolit kuat. Asam lemah berdisosiasi hanya
sedikit pada konsentrasi sedang bahkan pada konsentrasi rendah (Svehla, 1990).
Kuat relatif asam dan basa dalam larutan bergantung pada afinitas mereka terhadap proton yang
berlainan. Makin kuat asam, makin lemah basa konjugatnya. Dari kumpulan reaksi kimia yang dikenal
relatif sedikit yang dapat digunakan sebagai dasar untuk titrasi, suatu reaksi memenuhi persyaratan
berikut sebelum digunakan:
1. Reaksi harus berjalan sesuai dengan suatu persamaan reaksi tertentu. Tidak boleh ada reaksi
samping. 2. Reaksi harus berjalan sampai boleh dikatakan lengkap pada titik ekivalensi.
Dengan kata lain, tetapan keseimbangan reaksi harus sangat besar. 3. Beberapa metode
harus tersedia untuk menetapkan kapan titik ekivalensi tercapai. Suatu inidikator haruslah
tersedia atau beberapa metode secara instrumen dapat digunakan untuk memberitahu
analisis kapan penambahan titran dihentikan. 4. Reaksi berjalan cepat (dalam beberapa
menit saja) (Day dan Underwood, 1999). Larutan standard adalah larutan yang mengandung
reagensia dengan bobot di ketahui dalam suatu volume tertentu dalam suatu larutan.
Terdapat dua macam larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan standar
sekunder. Larutan standar dalam titrasi memegang peranan yang amat penting, hal ini
disebabkan larutan ini telah diketahui konsentrasi secara pasti (artinya konsentrasi larutan
standar adalah tepat dan akurat). Larutan standar merupakan istilah kimia yang
menunjukkan bahwa suatu larutan telah diketahui konsentrasinya. Terdapat dua macam
larutan standar yaitu larutan standar primer dan larutan standar sekunder. Larutan standar
primer adalah larutan standar yang konsentrasinya diperoleh dengan cara menimbang.
Sebagai contoh titrasi H2SO4 dengan NaOH digunakan indicator fenolpthalein (pp). Bila semua
larutan H2SO4 telah habis bereaksi dengan NaOH maka adanya penambahan sedikit mungkin NaOH
larutan akan berubah warna menjadi merah mudah. Bila telah terjadi hal yang demikian maka titrasi
pun kita hentikan. Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan adanya berubahan warna indicator
disebut sebagai titik akhit titrasi. Titrasi yang bagus memiliki titik equivalent yang berdekatan dengan
titik akhir titrasi dan kalau bisa sama. Perhitungan titrasi didasarkan pada rumus: V.N titran = V.N
analit Dimana V adalah volume dan N adalah normalitas. Kita tidak menggunakan molaritas (M)
disebabkan dalam keadaan reaksi yang telah berjalan sempurna (reagen sama-sama habis bereaksi)
yang sama adalah mol-equivalen bukan mol. Mol-equivalen dihasilkan dari perkalian normalitas
dengan volume. Tidak semua zat bisa ditentukan dengan cara titrasi akan tetapi kita harus
memperhatikan syaratsyarat titrasi untuk mengetahui zat apa saja yang dapat ditentukan dengan
metode
itrasi untuk berbagai jenis titrasi yang ada. Mengenal berbagai macam peralatan yang dipergunakan
dalam titrasipun sangat berguna agar kita mahir melakukan teknik titrasi. Cara Melakukan Titrasi
Asam Basa:
1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku dimasukkan ke dalam buret
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan
tepat dibawah buret berisi titran.
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya, indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak, wadah titrat tepat dibawah ujung buret,
dan tempatkan sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit demi sedikit) sampai larutan di dalam
gelas kimia menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir titrasi. Hentikan titrasi!! Agar
diketahui kapan harus berhenti menambahkan titran, maka dapat menggunakan bahan kimia, yaitu
indikator, yang bereaksi terhadap kehadiran titran yang berlebih dengan melakukan perubahan
warna. Perubahan warna ini bisa saja terjadi persis pada titik ekivalen , tetapi bisa juga tidak. Titik
dalam titrasi dimana indikator berubah warnanya disebut titik akhir ( Day dan Underwood). Titik
Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis
dan larutan standar. Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik
akhir titrasi.Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada
suatu senyawa.Untuk menggetahui kesempurnaan berlansungnya reaksi maka digunakan suatu zat
yang disebut indicator. Indikator adalah zat warna larut yang perubahan warnanya tampak jelas
dalam rentang pH yang sempit. Jenis indikator yang khas adalah asam organik yang lemah yang
mempunyai warna berbeda dari basa konjugatnya. Indikator yang baik mempunyai intensitas warna
yang sedemikian rupa sehingga hanya beberapa tetes larutan indikator encer yang harus
ditambahkan ke dalam larutan yang sedang diuji. Konsentrasi molekul indikator yang sangat rendah
ini hampir tidak berpengaruh terhadap pH larutan. Perubahan warna indikator mencerminkan
pengaruh asam dan basa lainnya yang terdapat dalam larutan (Oxtoby, 2001).
V. Langkah Kerja
(Dalam bentuk blok digram)
VII. Perhitungan
(Tambahkan kalau ada perhitunganya)
VIII. Tugas
(Soal diketik)
IX. Analisis
(Meliputi: Analisa hasil praktikum, Analisa alat, Analisa kesalahn (error), Kesesuaian hasil
praktikum dengan teori, Jawaban dari pertanyaan di modul, Grafik)
X. Penutup
A. Simpulan
B. Saran
XII. Lampiran
(Berisi laporan sementara, foto-foto praktikum, dan grafik perhitungan dari literatur (jika
ada).