KP Fix 20022022
KP Fix 20022022
KP Fix 20022022
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program
Studi Teknik Mesin
Disusun Oleh:
Disusun oleh:
Disahkan Oleh
Disusun oleh:
Disahkan oleh:
iii
selanjutnya.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar laporan kerja praktek ini
dapat terselesaikan dengan baik, namun dengan segala keterbatasan kemampuan
kami sehingga dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak
kesalahan. Dan semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Perusahaan Lokasi Kerja Praktek........................................... 1
1. Gambar umum perusahaan/ Intansi .................................. 1
2. Struktur Organisasi........................................................... 5
3. Permasalahan ................................................................... 5
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 5
1. Tujuan............................................................................... 5
2. Manfaat............................................................................. 6
C. Ruang Lingkup ....................................................................... 6
v
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengecekan Sesuai Dengan Standar Operasional Prosedur . 18
1. Pengecekan .................................................................... 18
2. Cara penggunaan alat-alat pengecekan .......................... 19
B. Defect .................................................................................. 21
BAB IV PENUTUPAN
A. Simpulan.............................................................................. 22
B. Saran .................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing ...................... 1
Gambar 1.2 Small ....................................................................................... 2
Gambar 1.3 Chassis .................................................................................... 3
Gambar 1.4 Body Front .............................................................................. 3
Gambar 1.5 I/P............................................................................................ 4
Gambar 1.6 Engine ..................................................................................... 4
Gambar 1.7 Struktur Organisasi PT Shuangfei Electric Systems
Manufacturing ......................................................................... 5
Gambar 2.1 Proses Pengecekan Wirring Harness ...................................... 7
Gambar 2.2 Drawing ................................................................................. 15
Gambar 2.3 Master Sample ....................................................................... 15
Gambar 2.4 Marking.................................................................................. 16
Gambar 2.5 Meteran .................................................................................. 16
Gambar 2.6 Kaca Loop .............................................................................. 16
Gambar 2.7 Tang Potong ........................................................................... 17
Gambar 3.1 Proses Penggunaan Master Sample ........................................ 9
Gambar 3.2 Proses Penggunaan Marking.................................................. 20
Gambar 3.3 Proses Penggunaan Meteran .................................................. 20
Gambar 3.4 Proses Penggunaan Kaca Loop.............................................. 20
Gambar 3.5 Proses Penggunaan Tang Potong ........................................... 21
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
bagian accesoris yang lainya, walaupun kecil harnesss ini juga dapat
mensuport bagian harnesss yang lain
2) Chassis
Head Division
3. Permasalahan
Rangkuman dari hasil pengamatan diskusi lapangan adalah:
1) Bagaimana proses pengecekan sesuai dengan standar operasional
procedur?
2) Apa saja yang dapat dikategorikan barang yang tidak sesuai dengan
standar operasional prosedur (defect)?
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan praktek kerja ini meliputi:
1. Kerja praktek di lakukan di line small PT Shuangfei Electric Systems
Manufacturing
2. Kerja praktek dilakukan di semua line quality control
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengecekan Visualisasi
Pengecekan Konektor
7
8
atau kedua ujungnya. Tipe peralatan yang digunakan dalam tahap Cutting
& Crimping ini adalah Mesin Auto Cutting. Jenis mesin ini merupakan
mesin berteknologi tinggi yang dioperasikan melalui komputer.
Pengaturan pemotongan dengan panjang kabel yang dibutuhkan diatur
melalui kontrol yang berada di komputer. Pada proses ini, Kabel yang
akan dipotong ditarik melalui sistem mesin Automatic dan akan dipotong
sesuai dengan panjang yang dibutuhkan, sehingga akan terbentuk
potongan isolasi kabel dengan panjang pendek di kedua ujung rangkaian
kabel. Setelah terpotong, kabel akan masuk kedalam die applicator station.
Dalam proses ini, kedua ujung rangkaian kabel akan ditekan dengan
tekanan tertentu untuk membentuk suatu terminal. Sampai pada tahap ini,
sirkuit telah terbentuk dan telah siap untuk dilanjutkan pada proses
berikutnya yaitu Joint Tapping:
2. Proses Joint Tapping Setelah sirkuit-sirkuit kabel telah terbentuk, sirkuit
tersebut digabungkan dengan sirkuit lain yang memiliki fungsi tertentu.
Dan dilakukan isolasi menggunakan isolasi tape atau menggunakan pipa
shrinking. Penggunaan isolasi ini bertujuan untuk mengeliminasi panas.
3. Proses Insert Insert merupakan proses perakitan sementara. Dalam proses
insert ini, dilakukan penambahan komponen konektor atau terminal yang
bertujuan untuk menyesuaikan Wirring Harness dengan bentuk
sambungan atau frame yang ada di kendaraan otomotif.
4. Proses Assembling Proses Assembling merupakan proses utama dalam
perakitan Wirring Harness. Proses ini dilakukan oleh operator yang
merakit beberapa sirkuit dengan tujuan untuk meningkatkan sistem
automatisasi pada kendaraan.
5. Testing Untuk memastikan Wirring Harness tersebut sesuai dengan fungsi
yang diinginkan maka dilakukan beberapa tahapan test, yaitu electrical
testing yang dilakukan untuk menguji apakah ada sirkuit yang tidak
berfungsi dengan baik dan visual inspection yang dilakukan untuk melihat
apakah ada sambungan atau isolasi yang cacat untuk menghindari
terjadinya hubungan arus pendek ketika dipasang pada kendaraan otomotif
9
b. Fungsi.
Fungsi Sop sebagai pedoman untuk mmudahkan pelaksanaan kerja
yang berisi tahapan dan urutan suatu pekerjaan akan menuntun para
karyawan dalam menjalankan tugas.
1) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4) Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja.
5) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
a) Manfaat Sop
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah
penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan
oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses
pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja
organisasi (instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki
manfaat bagi organisasi antara lain (Permenpan No.PER/21/M-
PAN/11/2008):
1) Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan
kelalaian.
2) SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
3) Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung
jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
4) Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai.
cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi
usaha yang telah dilakukan.
5) Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai
baru untuk cepat melakukan tugasnya.
12
D. Pengertian Kualitas
Pengertian dan konsep kualitas memiliki arti yang sangat luas, sehingga
terdapat berbagai definisi atas kualitas. Menurut para ahli salah satunya,
13
E. Pengertian defect
Hansen dan Mowen (2005:7) berpendapat bahwa defect adalah produk
yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Menurut Mulyadi (2005 :306) defect
adalah mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untu memperbaikinya, produk
tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk yang baik.
Selain itu, menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006: 136) defect
14
merupakan produk yang dihasilkan dari proses produksi, namun tidak sesuai
dengan spesifikasi mutu yang ditetapkan.
Adapaun pengertian mengenai defect menurut PT Shuangfei Electric
Systems Manufacturing adalah produk yang tidak sesuai dengan standar mutu
yang telah ditetapkan dan tidak layak untuk diteruskan dalam proses
selanjutnya dan harus dihancurkan atau didaur ulang. Cacat nol (zero defect)
adalah keadaan dimana semua produk yang diproduksi sama dengan
spesifikasi atau mutu yang ditetapkan. Defect yang terjadi di perusahaan
manufaktur dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti machine
(equipment), method (process/inspection), material (raw, consumable, etc.),
man power, dan work environment.
Menurut Hidayat (2012), jenis cacat produk (defect) dikategorikan
menjadi dua yaitu cacat fungsional (major defcet) dan cacat rupa (minor
defect). Klasifikasi jenis defect pada sandal dikelompokkan menjadi dua
kategori, sebagai berikut:
1. Cacat fungsional (major defect)
Cacat fungsional adalah cacat karena tidak memenuhi kriteria atas
spesifikasi sandal yang telah ditetapkan oleh PT Shuangfei Electric Systems
Manufacturingyang berakibat ketidaknyamanan penggunaan sandal oleh
konsumen.
2. Cacat rupa (minor defect)
Cacat rupa adalah tampak fisik sandal yang tidak sesuai harapan
sehingga dapat mempengaruhi dalam penggunaannya.
Macam-macam defect
1. Salah Pasang Clip adalah pemasangan clip tidak berurutan. Sehingga klip
yang terpasang tidak sesuai dengan jig board
2. Terminal Push Out (TPO) adalah terminal tidak masuk sepenuhnya ke dalam
housing (terminal keluar dari housing)
3. Salah Masuk Terminal (SMT) adalah operator terbalik saat insert terminal.
4. Cross Wire adalah warna wire tertukar pada saat insert ke housing
5. Tidak Ada Clip adalah operator tidak berurutan. Sehingga klip tidak terpasang
15
b. Master sample
Master sample merupakan media alat bantu dalam proses pengecekan
visualisasi atau contoh produk yang sesusai dengan drawing.
c. Marking
Marking merupakan alat untuk mengecek atau memastikan bahwa produk
tersebut tidak NG (reject)
16
d. Meteran
Meteran merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengukur dan
memastikan dimensi Wirring Harness.
e. Kaca loop
Kaca loop merupakan alat bantu yang di gunakan untuk melihat defect
seperti (Terminal Push Out dan Wire Luka)
f. Tang potong
Tang potong merupakan alat bantu yang digunakan untuk merapihkan
sisa potongan klip jika ada potongan yang kurang rapih dalam proses
visual.
18
19
c. Penggunaan Marking
Penggunaan marking dilakukan pada saat pengecekan konektor,
jika konekor dalam keadaan baik (tidak ada defect) maka di tandai dengan
marking
20
d. Penggunaan meteran
Penggunaan meteran dilakukan pada saat pengecekan cabang
(branch) dan dimension clip
B. Defect
Berikut ini macam-macam defect yang sering terjadi di beberapa perusahaan:
a. TPO (Terminal Push Out)
TPO (Terminal Push Out) Merupakan defect yang mana terminal
tidak masuk sepenuhnya kedalam housing, bisa juga terjadi kareana teslen
housing rusak.
b. Missing Clip
Missing clip meruipakan defect yang terjadi pada saaat proses
visual operator tidak memasang clip sesuai jig board
c. Salah Pasang Clip
Salah pasang clip merupakan defect tertukarnya clip yang di
pasang contoh, standar clip 185 actual clip 156 , defect ini di sebabkan
operator kurang fokus atau kurang teliti pada saat pemasangan clip.
BAB IV
PENUTUPAN
A. Simpulan
Segala sesuatu yang diperlukan manusia akan mendapatkan suatu
manfaat dan hasil yang bersifat positif. Demikian juga dengan adanya Kerja
Praktek di dunia industri selama 3 bulan penyusun dapat mengambil manfaat
sebagai berikut:
1. Langkah- langkah dalam pengecekan pada PT Shuangfei Electric Systems
Manufacturing yaitu pengecekan kelengkapan visualisasi, kemudian
melakukan pengececkan kelengkapan klip setelah itu, melakukan
pengecekan konektor
2. Defect yang sering terjadi atau di temukan di PT Shuangfei Electric
Manufacturing yaitu, TPO (Terminal Push Out), Missing Clip, Salah
Pasang Clip
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi, terdapat beberapa hal
yang dapat dijadikan sebagai saran dan perbaikan, yaitu:
1. Lakukan training standard operation procedure secara berkala setiap satu
minggu sekali kepada man power
2. Melakukan koordinasi antar department untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan yang menghambat proses assembling
3. Memastikan kualitas pada proses sebelumnya (houshing), sehingga tidak
terjadi kendala dan defect pada proses assembling
4. Mengidentifikasi kendala yang sering terjadi, dengan menggunakan
metode 5W 1H dan melakukan continuous improvemen.
22
DAFTAR PUSTAKA
https://initu.id/wiring-harness-proses-pembuatan-kabel-bodi-mobil/
https://repository.its.ac.id/2023/1/9114201604-Master_Theses.pdf
https://drive.google.com/foldervie w?id=1loCwz4iW3-DA81_fSHC-
rg2J7b_Gx9yJ