Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

KP Fix 20022022

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PROSES PENGECEKAN WIRING HARNESS DI


PT SHUANGFEI ELECTRIC SYSTEMS MANUFACTURING

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Kerja Praktek Pada Program
Studi Teknik Mesin

Disusun Oleh:

Nama : Egi Tirta Buwana


NIM : 0202018006

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DR. KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN DARI PERUSAHAAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PRROSES PENGECEKAN WIRING HARNESS DI PT SHUANGFEI
ELECTRIC SYSTEM MANUFACTURING

Disusun oleh:

Nama : Egi Tirta Buwana


NIM : 0202018006

Disahkan Oleh

Manager Personalia, Pembimbing Lapangan,

Herman Agung Herianto


Tanggal: Tanggal:
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK


PRROSES PENGECEKAN WIRING HARNESS DI PT SHUANGFEI
ELECTRIC SYSTEM MANUFACTURING

Disusun oleh:

Nama : Egi Tirta Buwana


NIM : 0202018006

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Kerja Praktik pada Tanggal..............


Dosen Penguji, Pembimbing Laporan,

M. Abdul Mukti Nur, S.T., M.T Martoni, S.T., M.T

Disahkan oleh:

Ketua Program Studi Mesin, Ketua STT Dr. KHEZ Muttaqien,

Martoni, S.T., M.T Dr. H. Manpan Drajat, M.Ag


Tanggal: Tanggal:
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas


kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini. Tidak lupa
pula sholawat serta salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW panutan
kita semua dalam menjalani kehidupan di dunia.
Kerja praktek merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di
Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknologi DR. KHEZ. Muttaqien.
Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang penulis alami selama penyusunan
laporan kerja praktek ini, namun berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat mengatasi hambatan dan tantangan tersebut. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua saya tercinta serta seluruh keluarga atas segala do’a restu,
cinta kasih, bantuan, nasehat, motivasi, serta selalu memberikan dorongan
semangat untuk menuntut ilmu serta selama menempuh pendidikan di
Sekolah Tinggi Teknologi DR. KHEZ. Muttaqien.
2. Bapak Dr. H. Manpan Drajat, M.Ag selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi
DR. KHEZ. Muttaqien.
3. Bapak Martoni, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
sekaligus pembimbing akademik kegiatan kerja praktek Sekolah Tinggi
4. Bapak Agung Herianto selaku pembimbing lapangan kegiatan kerja praktek.
5. Bapak Ir. Hasan, M.T. selaku dosen jurusan teknik mesin Sekolah Tinggi
Teknologi DR. KHEZ. Muttaqien
6. Rekan-rekan Mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Sekolah Tinggi
Teknologi DR. KHEZ. Muttaqien
7. Seluruh Mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi DR. KHEZ. Muttaqien
8. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan Laporan Kerja
Praktek ini yang tidak bisa penulis sebutkan semuanya.
Pada laporan kegiatan kerja praktek ini sangat dimungkinkan masih banyak
kekurangan yang harus diperbaiki. Segala bentuk kritik dan saran akan dengan
senang hati diterima dan diharapkan dapat membantu dalam penyusunan laporan

iii
selanjutnya.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar laporan kerja praktek ini
dapat terselesaikan dengan baik, namun dengan segala keterbatasan kemampuan
kami sehingga dalam penyusunan laporan kerja praktek ini masih terdapat banyak
kesalahan. Dan semoga laporan kerja praktek ini bermanfaat khususnya bagi
penulis dan umumnya bagi para pembaca.

Purwakarta, Desember 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN .............................................. i


LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Perusahaan Lokasi Kerja Praktek........................................... 1
1. Gambar umum perusahaan/ Intansi .................................. 1
2. Struktur Organisasi........................................................... 5
3. Permasalahan ................................................................... 5
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................... 5
1. Tujuan............................................................................... 5
2. Manfaat............................................................................. 6
C. Ruang Lingkup ....................................................................... 6

BAB I I TINAJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Quality ................................................................. 7
B. Pengertian Wirring Harness................................................... 7
C. Standar Operasional Prosedur (SOP) ..................................... 9
1. Penegertian Standar Operasional Prosedur (SOP) ........... 9
2. Tujuan dan Fungsi Standar Operasional Prosedur
(SOP) .............................................................................. 10
D. Pengertian Kualitas .............................................................. 12
E. Pengertian Defect ................................................................ 13
F. Alat-alat Pengecekan ............................................................ 15

v
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengecekan Sesuai Dengan Standar Operasional Prosedur . 18
1. Pengecekan .................................................................... 18
2. Cara penggunaan alat-alat pengecekan .......................... 19
B. Defect .................................................................................. 21

BAB IV PENUTUPAN
A. Simpulan.............................................................................. 22
B. Saran .................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing ...................... 1
Gambar 1.2 Small ....................................................................................... 2
Gambar 1.3 Chassis .................................................................................... 3
Gambar 1.4 Body Front .............................................................................. 3
Gambar 1.5 I/P............................................................................................ 4
Gambar 1.6 Engine ..................................................................................... 4
Gambar 1.7 Struktur Organisasi PT Shuangfei Electric Systems
Manufacturing ......................................................................... 5
Gambar 2.1 Proses Pengecekan Wirring Harness ...................................... 7
Gambar 2.2 Drawing ................................................................................. 15
Gambar 2.3 Master Sample ....................................................................... 15
Gambar 2.4 Marking.................................................................................. 16
Gambar 2.5 Meteran .................................................................................. 16
Gambar 2.6 Kaca Loop .............................................................................. 16
Gambar 2.7 Tang Potong ........................................................................... 17
Gambar 3.1 Proses Penggunaan Master Sample ........................................ 9
Gambar 3.2 Proses Penggunaan Marking.................................................. 20
Gambar 3.3 Proses Penggunaan Meteran .................................................. 20
Gambar 3.4 Proses Penggunaan Kaca Loop.............................................. 20
Gambar 3.5 Proses Penggunaan Tang Potong ........................................... 21

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Perusahaan Lokasi Kerja Praktek


1. Gambaran Umum Perusahaan/Intansi

Gambar 1.1 PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing

PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing, anak perusahaan


Liuzhou Shuangfei Auto Electric Appliances Manufacturing Co., Ltd,
didirikan di Indonesia pada Mei 2016 dengan modal terdaftar sebesar 5
juta dolar AS. Perusahaan kami berlokasi di kawasan industri Lippo
Cikarang dengan luas 8.480 m². Kami mengharapkan untuk
mempekerjakan sekitar 500 pekerja lokal untuk produksi dan 5 personel
yang dikirim oleh Kantor Pusat China. Kami memasuki Indonesia sebagai
seluruh pemasok harnesss kabel kendaraan WULING Motor Indonesia,
menyadari bahwa itu adalah tanggung jawab sosial komunal kami untuk
menghormati budaya lokal dan keyakinan agama, untuk melindungi
lingkungan, untuk mengelola kualitas, untuk memastikan hak asasi

1
2

manusia karyawan dan menjadi positif dalam filantropi dan memegang


ide-ide ini sebagai semangat inti operasi perusahaan juga.
PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing menyediakan
harness secara luas dikawasan Internasional, selain memiliki basis
pelanggan di seluruh dunia PT Shuangfei Electric Syste ms Manufacturing
juga memiliki daya tarik pasar yang sangat tinggi di Indonesia khususnya
pada tahun 2020.
PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing merupakan salah
satu perusahaan muda yang dapat dikatakan sukses dibidangnya, dengan
penjualannya yang mencapai omset sekitar miliyaran rupiah dalam 1
bulannya. Namun, PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing ini dapat
menjual lebih banyak produk di setiap akhir tahunnya.
PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing mengeluarkan
beberapa produk, beberapa diantaranya yaitu:
1) Small.

Gambar 1.2 Small

Harnesss small atau Harnesss accesoris, Harnesss ini adalah salah


satu harnesss yang paling terkecil pada unit mobil, Harnesss small ini
banyak digunakan pada bagian dor (pintu), send, wiper dan juga bagian
3

bagian accesoris yang lainya, walaupun kecil harnesss ini juga dapat
mensuport bagian harnesss yang lain
2) Chassis

Gambar 1.3 Chassis


Harnesss Chassis, Harness ini adalah salah satu harnesss yang
paling terbesar pada unit mobil, harnesss bisa di bilang induk dari semua
harnesss yang ada pada unit mobil, harnesss ini berfungsi sebagai
penyalur semua harnesst untuk berfungsi kepada bagianya masing masing,
harnesss ini berada di bawah mobil atau menyatu bersama chassis mobil.
3) Body Front

Gambar 1.4 Body Front


4

Harnesss Body Front, Yang mana harnesss ini berada di cup


bagian depan mobil yang langsung berhubungan dengan kelistrikan seperti
relay box atau rumah fuse itu berada pada Harnesss Body Front, Yang
mana harnesss ini nantinya akan berhubungan dengan Harnesss ENGINE.
4) I/p (Inplanel)

Gambar 1.5 I/p


I/p atau inplanel ini berfungsi sebagai harnesss yang mehubungkan
semua tombol pintar yang ada pada stir mobil, Harnesss ini berada pada
Dash Board depan mobil, Selain berfungsin untuk tombol pintar pada
mobil Harnesss I/p ini juga berfungsi sebagai tombol power winddow atau
kaca mobil, AC dan lcd Dash board, dan semua yang ada pada Dash board
mobil
5) Engine

Gambar 1.6 Engine


5

Harnesss Engine adalah Harness yang berhubungan dengan mesin


saja, dengan di support kelistrikan dari harnesss Body Front sehingga bisa
berfungsi dengan baik.
PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing juga memliki visi
dan misi sebagai landasan perusahaan, yaitu berkomitmen untuk menjadi
produsen terkemuka di dunia khusus wire harnesss otomotif
2. Struktur Organisasi

Head Division

Head of Dept QAQC/QMS

Staff QMS Admin QC senior staff QAQC/


QC

leader firts proses leader gp 12 inspections

Gambar 1.7 Struktur Organisasi PT Shuangfei Electric Systems Manufacturing

3. Permasalahan
Rangkuman dari hasil pengamatan diskusi lapangan adalah:
1) Bagaimana proses pengecekan sesuai dengan standar operasional
procedur?
2) Apa saja yang dapat dikategorikan barang yang tidak sesuai dengan
standar operasional prosedur (defect)?

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
a. Dapat mengetahui proses pengecekan sesuai dengan standar
operasional procedur
6

b. Dapat mengetahui beberapa barang yang tidak sesuai dengan standar


operasional prosedur (defect).
2. Manfaat
a. Dapat mengetahui cara pengecekan wiring harness
b. Dapat mengetahui berbagai macam defect yang terjadi pada proses
assembling
c. Sebagai implementasi keilmuan, sehingga dapat memberikan masukan
bagaimana mengatasi masalah dalam suatu proses.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan praktek kerja ini meliputi:
1. Kerja praktek di lakukan di line small PT Shuangfei Electric Systems
Manufacturing
2. Kerja praktek dilakukan di semua line quality control
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Quality Control


Quality Control adalah suatu kegiatan (manajemen perusahaan) untuk
mempertahankan dan arahkan ke kualitas produk (dan) jasa perusahaan dapat
dipertahankan seperti yang direncanakan. Quality Control yang digunakan
perusahaan untuk meminimalkan produk gagal menggunakan metode statistik
Quality Control (SQC) sehingga perusahaan dapat memenuhi kualitas produk
yang telah ditetapkan perusahaan dan konsumen puas dalam mengkonsumsi
produk.

B. Pengertian Wirring Harness


Wirring Harness merupakan suatu komponen dalam pendistribusian arus
listrik dan sinyal pada kendaraan otomotif. Kerumitan dari perakitan Wirring
Harness tergantung dari jumlah kabel dan komponen yang dibutuhkan dalam
proses perakitannya. Setiap proses perakitan Wirring Harness memiliki variasi
tambahan-tambahan proses tergantung dari jenis komponen yang digunaka n.
Secara umum, proses pengecekan Wirring Harness adalah sebagai berikut:

Pengecekan Visualisasi

Pengecekan kelengkapan klip

Pengecekan Konektor

Gambar 2.1 Proses Pengecekan Wirring Harness

1. Cutting dan Crimping Bagian pertama dalam proses perakitan Wirring


Harness adalah persiapan sirkuit. Sirkuit adalah potongan kabel yang
memiliki kebutuhan panjang tertentu dan memiliki terminal diantara satu

7
8

atau kedua ujungnya. Tipe peralatan yang digunakan dalam tahap Cutting
& Crimping ini adalah Mesin Auto Cutting. Jenis mesin ini merupakan
mesin berteknologi tinggi yang dioperasikan melalui komputer.
Pengaturan pemotongan dengan panjang kabel yang dibutuhkan diatur
melalui kontrol yang berada di komputer. Pada proses ini, Kabel yang
akan dipotong ditarik melalui sistem mesin Automatic dan akan dipotong
sesuai dengan panjang yang dibutuhkan, sehingga akan terbentuk
potongan isolasi kabel dengan panjang pendek di kedua ujung rangkaian
kabel. Setelah terpotong, kabel akan masuk kedalam die applicator station.
Dalam proses ini, kedua ujung rangkaian kabel akan ditekan dengan
tekanan tertentu untuk membentuk suatu terminal. Sampai pada tahap ini,
sirkuit telah terbentuk dan telah siap untuk dilanjutkan pada proses
berikutnya yaitu Joint Tapping:
2. Proses Joint Tapping Setelah sirkuit-sirkuit kabel telah terbentuk, sirkuit
tersebut digabungkan dengan sirkuit lain yang memiliki fungsi tertentu.
Dan dilakukan isolasi menggunakan isolasi tape atau menggunakan pipa
shrinking. Penggunaan isolasi ini bertujuan untuk mengeliminasi panas.
3. Proses Insert Insert merupakan proses perakitan sementara. Dalam proses
insert ini, dilakukan penambahan komponen konektor atau terminal yang
bertujuan untuk menyesuaikan Wirring Harness dengan bentuk
sambungan atau frame yang ada di kendaraan otomotif.
4. Proses Assembling Proses Assembling merupakan proses utama dalam
perakitan Wirring Harness. Proses ini dilakukan oleh operator yang
merakit beberapa sirkuit dengan tujuan untuk meningkatkan sistem
automatisasi pada kendaraan.
5. Testing Untuk memastikan Wirring Harness tersebut sesuai dengan fungsi
yang diinginkan maka dilakukan beberapa tahapan test, yaitu electrical
testing yang dilakukan untuk menguji apakah ada sirkuit yang tidak
berfungsi dengan baik dan visual inspection yang dilakukan untuk melihat
apakah ada sambungan atau isolasi yang cacat untuk menghindari
terjadinya hubungan arus pendek ketika dipasang pada kendaraan otomotif
9

A. Standar Operasional Prosedur (SOP).


1. Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)
Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah dokumen yang
berkaitan dengan prosedur yang dilakukan secara kronologis untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan yang bertujuan untuk memperoleh hasil
kerja yang paling efektif dari para pekerja dengan biaya yang serendah-
rendahnya. SOP biasanya terdiri dari manfaat, kapan dibuat atau direvisi,
metode penulisan prosedur, serta dilengkapi oleh bagan flowchart di
bagian akhir (Laksmi, 2008:52).
Berikut beberapa pengertian SOP dari beberapa sumber buku:
1) Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan panduan yang
digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau
perusahaan berjalan dengan lancar (Sailendra, 2015:11).
2) Menurut Moekijat (2008), Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah
urutan langkah- langkah (atau pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan), di
mana pekerjaan tersebut dilakukan, berhubungan dengan apa yang
dilakukan, bagaimana melakukannya, bilamana melakukannya, di
mana melakukannya, dan siapa yang melakukannya.
3) Menurut Tjipto Atmoko (2011), Standar Operasional Prosedur (SOP)
merupakan suatu pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas
pekerjaan sesuai denga fungsi dan alat penilaian kinerja instansi
pemerintah berdasarkan indikator- indikator teknis, administratif dan
prosedural sesuai tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit
kerja yang bersangkutan.
4) SOP atau standar operasional prosedur adalah dokumen yang berisi
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai
proses penyelenggaraan administrasi perkantoran yang berisi cara
melakukan pekerjaan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan
aktor yang berperan dalam kegiatan (Insani, 2010:1).
10

2. Tujuan dan Fungsi Standar Operasional Prosedur (SOP)


a. Tujuan
Tujuan pembuatan SOP adalah untuk menjelaskan perincian atau
standar yang tetap mengenai aktivitas pekerjaan yang berulang-ulang yang
diselenggarakan dalam suatu organisasi. SOP yang baik adalah SOP yang
mampu menjadikan arus kerja yang lebih baik, menjadi panduan untuk
karyawan baru, penghematan biaya, memudahkan pengawasan, serta
mengakibatkan koordinasi yang baik antara bagian-bagian yang berlainan
dalam perusahaan.
1) Untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi
tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan
suatu tugas atau pekerjaan tertentu.
2) Sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertentu bagi sesama
pekerja, dan supervisor.
3) Untuk menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian
menghindari dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta
pemborosan dalam proses pelaksanaan kegiatan.
4) Merupakan parameter untuk menilai mutu pelayanan.
5) Untuk lebih menjamin penggunaan tenaga dan sumber daya secara
efisien dan efektif.
6) Untuk menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
petugas yang terkait.
7) Sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai pelaksanaan
proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau dugaan mal praktek dan
kesalahan administratif lainnya, sehingga sifatnya melindungi rumah
sakit dan petugas.
8) Sebagai dokumen yang digunakan untuk pelatihan.
9) Sebagai dokumen sejarah bila telah di buat revisi SOP yang baru
11

b. Fungsi.
Fungsi Sop sebagai pedoman untuk mmudahkan pelaksanaan kerja
yang berisi tahapan dan urutan suatu pekerjaan akan menuntun para
karyawan dalam menjalankan tugas.
1) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit kerja.
2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak.
4) Mengarahkan petugas/pegawai untuk sama-sama disiplin dalam
bekerja.
5) Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan rutin.
a) Manfaat Sop
SOP atau yang sering disebut sebagai prosedur tetap (protap) adalah
penetapan tertulis mengenai apa yang harus dilakukan, kapan, dimana dan
oleh siapa dan dibuat untuk menghindari terjadinya variasi dalam proses
pelaksanaan kegiatan oleh pegawai yang akan mengganggu kinerja
organisasi (instansi pemerintah) secara keseluruhan. SOP memiliki
manfaat bagi organisasi antara lain (Permenpan No.PER/21/M-
PAN/11/2008):
1) Sebagai standarisasi cara yang dilakukan pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi kesalahan dan
kelalaian.
2) SOP membantu staf menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada
intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan
pimpinan dalam pelaksanaan proses sehari-hari.
3) Meningkatkan akuntabilitas dengan mendokumentasikan tanggung
jawab khusus dalam melaksanakan tugas.
4) Menciptakan ukuran standar kinerja yang akan memberikan pegawai.
cara konkret untuk memperbaiki kinerja serta membantu mengevaluasi
usaha yang telah dilakukan.
5) Menciptakan bahan-bahan training yang dapat membantu pegawai
baru untuk cepat melakukan tugasnya.
12

6) Menunjukkan kinerja bahwa organisasi efisien dan dikelola dengan


baik.
7) Menyediakan pedoman bagi setiap pegawai di unit pelayanan dalam
melaksanakan pemberian pelayanan sehari-hari.
8) Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas pemberian pelayanan.
9) Membantu penelusuran terhadap kesalahan-kesalahan prosedural
dalam memberikan pelayanan. Menjamin proses pelayanan tetap
berjalan dalam berbagai situasi
b) Prinsip Prinsip Sop
1) Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke
waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun oleh seluruh jajaran
organisasi pemerintahan.
2) Komitmen. SOP harus dilaksanakan dengan komitmen penuh dari
seluruh jajaran organisasi, dari level yang paling rendah dan tertinggi.
3) Perbaikan berkelanjutan. Pelaksanaan SOP harus terbuka terhadap
penyempurnaan-penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang
benar-benar efisien dan efektif.
4) Mengikat. SOP harus mengikat pelaksana dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan prosedur standar yang telah ditetapkan.
5) Seluruh unsur memiliki peran penting. Seluruh pegawai peran-peran
tertentu dalam setiap prosedur yang distandarkan. Jika pegawai
tertentu tidak melaksanakan perannya dengan baik, maka akan
mengganggu keseluruhan proses, yang akhirnya juga berdampak pada
proses penyelenggaraan pemerintahan.
6) Terdokumentasi dengan baik. Seluruh prosedur yang telah
distandarkan harus didokumentasikan dengan baik, sehingga dapat
selalu dijadikan referensi bagi setiap mereka yang memerlukan.

D. Pengertian Kualitas
Pengertian dan konsep kualitas memiliki arti yang sangat luas, sehingga
terdapat berbagai definisi atas kualitas. Menurut para ahli salah satunya,
13

Ahyari (2000:239), “Kualitas didefinisikan sebagai jumlah dari atribut atau


sifat-sifat sebagaimana dideskripsikan di dalam produk (dari jasa) yang
bersangkutan”.
Pengendalian kualitas adalah merupakan suatu aktivitas (manajemen
perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk (dan jasa)
perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana yang telah direnca nakan.
Pengendalian kualitas memiliki beberapa faktor yang dipengaruhi yang
dilakukan oleh perusahaan, meliputi :
1. Kemampuan proses. Batas-batas yang ingin dicapaiharuslah disesuaikan
dengan kemampuan prosesyang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan
suatuproses dalam batas-batas yang melebihi kemampuanatau kesanggupan
proses yang ada.
2. Spesifikasi yang berlaku, hasil produksi yang ingindicapai harus dapat
berlaku, bila ditinjau dari segikemampuan proses dan keinginan atau
kebutuhankonsumen yang ingin dicapai dari hasi lproduksitersebut. Dapat
dipastikan dahulu apakah spesifikasitersebut dapa tberlaku sebelum
pengendaliankualitas pada proses dapat dimulai.
3. Tingkat ketidak sesuaian yang dapat diterima. Tujuan dilakukan pengendalian
suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar
seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada
banyaknya produk yang berada dibawah standar
4. Biaya kualitas, sangat mempengaruhi tingkat pengendalian dalam
menghasilkan produk dimana biaya mempunyai hubungan yang positif dengan
terciptanya produk yang berkualitas.

E. Pengertian defect
Hansen dan Mowen (2005:7) berpendapat bahwa defect adalah produk
yang tidak sesuai dengan spesifikasi. Menurut Mulyadi (2005 :306) defect
adalah mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untu memperbaikinya, produk
tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk yang baik.
Selain itu, menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2006: 136) defect
14

merupakan produk yang dihasilkan dari proses produksi, namun tidak sesuai
dengan spesifikasi mutu yang ditetapkan.
Adapaun pengertian mengenai defect menurut PT Shuangfei Electric
Systems Manufacturing adalah produk yang tidak sesuai dengan standar mutu
yang telah ditetapkan dan tidak layak untuk diteruskan dalam proses
selanjutnya dan harus dihancurkan atau didaur ulang. Cacat nol (zero defect)
adalah keadaan dimana semua produk yang diproduksi sama dengan
spesifikasi atau mutu yang ditetapkan. Defect yang terjadi di perusahaan
manufaktur dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti machine
(equipment), method (process/inspection), material (raw, consumable, etc.),
man power, dan work environment.
Menurut Hidayat (2012), jenis cacat produk (defect) dikategorikan
menjadi dua yaitu cacat fungsional (major defcet) dan cacat rupa (minor
defect). Klasifikasi jenis defect pada sandal dikelompokkan menjadi dua
kategori, sebagai berikut:
1. Cacat fungsional (major defect)
Cacat fungsional adalah cacat karena tidak memenuhi kriteria atas
spesifikasi sandal yang telah ditetapkan oleh PT Shuangfei Electric Systems
Manufacturingyang berakibat ketidaknyamanan penggunaan sandal oleh
konsumen.
2. Cacat rupa (minor defect)
Cacat rupa adalah tampak fisik sandal yang tidak sesuai harapan
sehingga dapat mempengaruhi dalam penggunaannya.
Macam-macam defect
1. Salah Pasang Clip adalah pemasangan clip tidak berurutan. Sehingga klip
yang terpasang tidak sesuai dengan jig board
2. Terminal Push Out (TPO) adalah terminal tidak masuk sepenuhnya ke dalam
housing (terminal keluar dari housing)
3. Salah Masuk Terminal (SMT) adalah operator terbalik saat insert terminal.
4. Cross Wire adalah warna wire tertukar pada saat insert ke housing
5. Tidak Ada Clip adalah operator tidak berurutan. Sehingga klip tidak terpasang
15

F. Alat - Alat Pengecekan


Alat bantu yang di perlukan pengecekan adalah sebagai berikut :
a. Drawing number part
Drawing number part merupakan panduan utama yang digunakan
dalam proses pengecekan

Gambar 2.2 drawing

b. Master sample
Master sample merupakan media alat bantu dalam proses pengecekan
visualisasi atau contoh produk yang sesusai dengan drawing.

Gambar 2.3 Master sample

c. Marking
Marking merupakan alat untuk mengecek atau memastikan bahwa produk
tersebut tidak NG (reject)
16

Gambar 2.4 marking

d. Meteran
Meteran merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengukur dan
memastikan dimensi Wirring Harness.

Gambar 2.5 Meteran

e. Kaca loop
Kaca loop merupakan alat bantu yang di gunakan untuk melihat defect
seperti (Terminal Push Out dan Wire Luka)

Gambar 2.6 Kaca Loop


17

f. Tang potong
Tang potong merupakan alat bantu yang digunakan untuk merapihkan
sisa potongan klip jika ada potongan yang kurang rapih dalam proses
visual.

Gambar 2.7 Tang Potong


BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengecekan Sesuai Dengan Standar Operasional Procedur


1. Pengecekan
Pengecekan adalah suatu media filtet atau menyaring barang-barang untuk
memastikan produk sesuai dengan standar operasional prosedur atau tidak.
Macam- macam pengecekan yang mengacu kepada Standar
Operasional Prosedur yang sudah di tetapkan oleh PT Shuangfei Electric
Systems Manufacturing:
a. Pengecekan visualisasi
Pengecekan visualisasi adalah proses check hasil produk Wirring
Harness secara visualisasi (check connector, pengukuran dimensi,
pemasangan accessories, arah branch). Pengukuran dimensi pada Wirring
Harness ada 2 bagian:
1) Dimensi branch adalah bagian dari dimensi yang ada pada drawing
yang mana dimensi tersebut langsung berhub ungan dengan material.
(connector, sleeeve, terminal la / le). Pengecekan visualisasi pada
pengukuran dimensi branch menggunakan meteran tingkat terjadinya
NG kurang lebih 98%
2) Dimensi trunk adalah bagian dari dimensi yang ada pada drawing yang
mana dimensi tersebut tidak berhubungan langsung dengan material
(connector, sleeve, terminal la / le). Pengecekan visualisasi pada
pengukuran dimensi trunk menggunakan meteran tingkat terjadinya
NG kurang lebih 98%.
b. Pengecekan kelengkapan klip
Pengecekan kelengkapan klip merupakan pengecekan ulang
kembali klip yang sudah di pasang di meja visual denganmetode di
samakn dengan master sample agar tidak terjadi defect missing clip dan

18
19

salah clip (klip tertukar). Pengecekan kelengkapan klip secara visualisasi


(kasat mata) tingkat terjadinya NG kurang lebih 95%.
c. Pengecekan konektor
d. Pengecekan konektor merupakan pengecekan untuk mencegah terjadinya
terminal push out atau TPO. Pengecekan konektor klip secara visualisasi
(kasat mata) tingkat terjadinya NG kurang lebih 90%.
2. Cara penggunaan alat-alat pengecekan
Alat-alat pengecekan dalam penggunaannya memiliki fungsi masing-
masing berikut penjelasannya berdasarkann keadaan yang terjadi di lapangan:
a. Penggunaan Drawing Number Part
Sebelum melakukan pengecekan operator harus memastikan
drawing number part yang di cek harus sesuai dengan Number Part
harness yang akan di cek
b. Penggunaan Master sample
Operator harus menyesuaikan harness yang akan di cek sesuai
dengan master sample

Gambar 3.1 Proses Penggunaan Master Sample

c. Penggunaan Marking
Penggunaan marking dilakukan pada saat pengecekan konektor,
jika konekor dalam keadaan baik (tidak ada defect) maka di tandai dengan
marking
20

Gambar 3.2 Proses Penggunaan Marking

d. Penggunaan meteran
Penggunaan meteran dilakukan pada saat pengecekan cabang
(branch) dan dimension clip

Gambar 3.3 Proses Pengunaan Meteran

e. Penggunaan kaca loop


Kaca lup digunakan pada saat pengecekan TPO (terminal push out)

Gambar 3.4 Proses Penggunaan Kaca Loop


21

f. Penggunaan tang potong


Tang potong digunakan untuk merapihkan sisa potongan clip

Gambar 3.5 Proses Penggunaan Tang Potong

B. Defect
Berikut ini macam-macam defect yang sering terjadi di beberapa perusahaan:
a. TPO (Terminal Push Out)
TPO (Terminal Push Out) Merupakan defect yang mana terminal
tidak masuk sepenuhnya kedalam housing, bisa juga terjadi kareana teslen
housing rusak.
b. Missing Clip
Missing clip meruipakan defect yang terjadi pada saaat proses
visual operator tidak memasang clip sesuai jig board
c. Salah Pasang Clip
Salah pasang clip merupakan defect tertukarnya clip yang di
pasang contoh, standar clip 185 actual clip 156 , defect ini di sebabkan
operator kurang fokus atau kurang teliti pada saat pemasangan clip.
BAB IV
PENUTUPAN

A. Simpulan
Segala sesuatu yang diperlukan manusia akan mendapatkan suatu
manfaat dan hasil yang bersifat positif. Demikian juga dengan adanya Kerja
Praktek di dunia industri selama 3 bulan penyusun dapat mengambil manfaat
sebagai berikut:
1. Langkah- langkah dalam pengecekan pada PT Shuangfei Electric Systems
Manufacturing yaitu pengecekan kelengkapan visualisasi, kemudian
melakukan pengececkan kelengkapan klip setelah itu, melakukan
pengecekan konektor
2. Defect yang sering terjadi atau di temukan di PT Shuangfei Electric
Manufacturing yaitu, TPO (Terminal Push Out), Missing Clip, Salah
Pasang Clip

B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi, terdapat beberapa hal
yang dapat dijadikan sebagai saran dan perbaikan, yaitu:
1. Lakukan training standard operation procedure secara berkala setiap satu
minggu sekali kepada man power
2. Melakukan koordinasi antar department untuk mengurangi kesalahan-
kesalahan yang menghambat proses assembling
3. Memastikan kualitas pada proses sebelumnya (houshing), sehingga tidak
terjadi kendala dan defect pada proses assembling
4. Mengidentifikasi kendala yang sering terjadi, dengan menggunakan
metode 5W 1H dan melakukan continuous improvemen.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://initu.id/wiring-harness-proses-pembuatan-kabel-bodi-mobil/

https://repository.its.ac.id/2023/1/9114201604-Master_Theses.pdf

https://drive.google.com/foldervie w?id=1loCwz4iW3-DA81_fSHC-
rg2J7b_Gx9yJ

Anda mungkin juga menyukai