Teori Dan Belajar Teori Humanisme
Teori Dan Belajar Teori Humanisme
Teori Dan Belajar Teori Humanisme
Teori humanistik (Yusuf, 2007:141) berkembang pada tahun 1950-an sebagai sebuah
teori yang menentang teori-teori psikoanalisis dan behavioristik. Dalam kedua teori tersebut
terdapat “dehumanizing” (melecehkan nilai-nilai manusia), menurut pandangan Maslow
manusia adalah holistic yaitu (whole=menyeluruh). Dimana manusia dipandang dengan
penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, serta perbedaan yang terdapat pada setiap
manusia. Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat
tinggi. Teori Humanistik meliputi:
Sebagai tambahan bagi lima kebutuhan konatif ini, Maslow (Feist dan Gregory, 2008 : 247)
juga mengidentifikasikan tiga kebutuhan dari kategori yang lain yaitu : kebutuhan estetis,
kebutuhan kognitif, dan kebutuhan neurotik.
1. Kebutuhan estetis tidak seperti kebutuhan konatif,
kebutuhan disetiap budaya termotivasi oleh kebutuhan akan keindahan dan
pengalaman-pangalaman yang menyenangkan secara estetis. Orang dengan kebutuhan estetis
kuat menginginkan lingkungan sekeliling yang indah dan teratur, dan jika kebutuhan-
kebutuhan ini tidak terpenuhi, mereka akan menjadi sakit karena kebutuhan konatifnya
terhambat.
2. Kebutuhan kognitif
Maslow (1970) menyebut keinginan-keinginan ini dengan sebutan kebutuhan
kognitif. Maslow (1968, 1970), ia percaya bahwa pribadi yang sehat ingin tahu lebih banyak,
berteori sesuatu, menguji hipotesis, memecahkan misteri atau menemukan bagaimana sesuatu
bekerja hanya demi kepuasan mengetahui itu saja.
3. Kebutuhan Neurotik
Maslow (1976) Menurut definisinya kebutuhan neorotik bersifat non produktif.
Kebutuhan ini hanya mendesakkan terus menerus gaya hidup tidak sehat dan tanpa nilai
dalam perjuangan mereka untuk aktualisasi diri.