Laporan Praktikum Biokimia Protein Plasma
Laporan Praktikum Biokimia Protein Plasma
Laporan Praktikum Biokimia Protein Plasma
STAMBUK : N10121156
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Beberapa substansi yang tidak atau sedikit larut dalam air diangkut plasma,
sebab substansi tersebut bergabung dengan protein plasma seperti albumin,
beta, dan alfa globulin (Soesilawati, 2020).
Beberapa bahan yang termasuk unsur penting plasma dan masing-
masing memiliki atribut fungsional khusus. Kation dominan ( ion bermuatan
positif ) dari plasma adalah natrium, ion yang terjadi di dalam sel dengan
konsentrasi yang lebih rendah, karena efek natrium pada pada tekanan
osmotik dan pergerakan cairan, jumlah natrium dalam tubuh merupakan
penentu yang berpengaruh terhadap total volume cairan ekstraseluler.
Jumlah natrium dalam plasma dikendalikan oleh ginjal di bawah pengaruh
hormon aldosterone, yang di sekresikan oleh kelenjar adrenalin
(Nugrahaeni,2020).
Ekskresi kalium ginjal dipengaruhi oleh aldosterone, yang
menyebabkan retensi natirum dan kehilangan kalium. Kalsium dalam
plasma sebagian terikat pada protein dan sebagian terionisasi.
Konsentrasinya dibawah kendali dua hormone yakni hormon paratiroid
yang menyebabkan tingkat naik, dan kalsitonin yang menyebabkannya turun
(Nugrahaeni, 2020). Pemisahan protein plasma darah dapat dilakukan
dengan beberapa metode. Proses memisahkan protein plasma dan
menentukan lima variabel yang dapat mempengaruhi pemisahan protein
plasma berdasarkan pH, kekuatan ion, konsentrasi etanol, suhu, dan
konsentrasi protein. Kelarutan protein dapat berkurang dengan dipengaruhi
oleh pH larutan dan penambahan etanol. Pemisahan dilakukan di tempat
suhu yang rendah guna untuk mencegah terjadinya denaturasi (Yuliana,
2019).
3
1.2 Tujuan
Tujuan di lakukannya praktikum ini yaitu, untuk mengetahui cara dn
bagaimana pemilahan dan mengetahui perbedaan pengendapan albumin-
globulin.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
protein hormon, protein pelindung, protein bersifat racun dan protein cadangan.
(Sumbono, 2016)
Plasma, sebagai cairan, terdiri dari 90% air. Air plasma merupakan
medium bagi bahan-bahan yang dibawa oleh darah. Selain itu, plasma menyerap
dan menyebarkan sebagian besar panas yang dihasilkan oleh proses metabolisme
di dalam jaringan, sementara suhu darah itu sendiri hanya mengalami sedikit
perubahan. Ketika darah mengalir mendekati permukaan kulit, energi panas yang
tidak dibutuhkan untuk mempertahankan suhu tubuh di keluarkan ke lingkungan.
Sejumlah besar bahan inorganik dan organik terlarut dalam plasma. Konstituen
inorganik membentuk sekitar-1% berat plasma. Elektrolit (ion) paling banyak
dalam plasma adalah 𝑁𝑎 + dan 𝐶𝑙 −, komponen garam dapur. Terdapat juga
𝐻𝐶𝑂3 −, 𝐾 + , 𝐶𝑎2+, dan ion lain dalam jumlah lebih kecil (Sherwood,2013).
1. Tidak seperti konstituen plasma lain yang larut dalam air plasma, protein
plasma terdispersi sebagai koloid (lihat h. A-8). Selain itu, karena
merupakan konstituen plasma terbesar, protein plasma biasanya tidak keluar
6
melalui pori-pori halus di dinding kapiler untuk masuk ke cairan
interstisium. Berkat keberadaan mereka sebagai dispersi koloid dalam
plasma dan ketiadaannya dalam cairan interstisium, protein plasma
menciptakan suatu gradien osmotik antara darah dan cairan interstisium.
Tekanan osmotik koloid ini adalah gaya primer yang mencegah keluarnya
plasma secara berlebihan dari kapiler ke dalam cairan interstisium sehingga
membantu mempertahankan volume plasma (Sherwood, 2013).
2. Protein plasma ikut berperan dalam kemampuan plasma menyangga
perubahan pH (Sherwood, 2013).
3. Tip kelompok protein plasma - albumin, globulin, dan fibrinogen
diklasifikasikan berdasarkan berbagai sifat fisika dan kimiawi mereka.
Selain fungsi umum yang telah disebutkan, masing-masing tipe protein
plasma melakukan tugas spesifik sebagai berikut (Sherwood, 2013).
a. Albumin, protein plasma yang paling banyak, berperan besar dalam
menentukan tekanan osmotik koloid berkat jumlahnya. Protein ini juga
secara non-spesifik berikatan dengan bahan-bahan yang kurang larut
dalam plasma (misalnya, bilirubin, garam empedu, dan penisilin) untuk
transportasi dalam plasma (Sherwood, 2013).
b. Globulin terdiri atas 3 subkelas yaitu globulin alfa, beta dan gamma.
Sebagian globulin alfa dan beta mengikat bahan-bahan yang kurang larut
dalam plasma untuk transportasi dalam plasma tetapi globulin ini sangat
spesifik terhadap bahan yang akan mereka ikat dan angkut. Contoh
bahan-bahan yang diangkut oleh globulin spesifik seperti hormon tiroid,
kolesterol dan besi. Sebagian besar faktor yang berperan dalam proses
pembekuan darah adalah globulin alfa atau beta. Beberapa protein
plasma darah merupakan molekul prekursor yang bersirkulasi, dan tidak
aktif, yang diaktifkan sesuai kebutuhan oleh masukan regulatorik
tertentu. Contohnya, globulin alfa angiotensinogen diaktifkan menjadi
angiotensin, yang beperan penting dalam mengatur keseimbangan garam
dalam tubuh, globulin gama adalah immunoglobulin (antibodi) yang
sangat penting bagi mekanisme pertahanan tubuh (Sherwood, 2013).
7
c. Fibrinogen adalah faktor kunci dalam pembekuan darah (Sherwood,
2013). Fibrinogen merupakan glikoprotein yang dapat larut dalam plasma
yang dihasilkan oleh hati dan kadarnya meningkat pada keadaan
inflamasi. Fibrinogen sangat penting di berbagai proses aterotrombosis,
hemostasis, agregasi trombosit, dan viskositas darah. Fibrinogen yang
meningkat juga berkorelasi dengan pembentukan trombin yang
meningkat. (Nikma , 2016)
8
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat
1. Tabung Reaksi
2. Alat Sentrifugasi
3. Pipet Volume
3.2 Bahan
1. Plasma
2. Natrium Sulfit
3. NaOH
4. Reagen Biuret
5. Albumin 0,5%
6. Aquades
3.3 Prosedur
a. Pemisahan Protein
9
3) Menginkubasi ketiga tabung reaksi selama 10-15 menit
4) Sentrifugasi dikecepatan 3000rpm selama 10 menit
10
1) Pada tabung 1,2,3 dan 4 masukkan 2 mL NaOH
11
2) Menambahkan 2 mL NaOH
12
8) Diinkubasi pada suhu 37 derajat celcius selama 10 menit
13
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil
3. Terlihat
Tabung 1 (Natrium Warna ungu
Sulfit 12,6 g/100 warna ungu ke terbentuk akibat
mL) biru-biruan adanya protein
setelah yang bereaksi
diberikan dengan ion
cairan NaOH Cu2+ pada
dan reagen biuret dan dalam
biuret suasana basa
menjadi Cu
14
4. Terlihat
Tabung 2 Warna ungu
(Natrium Sulfit warna ungu ke terbentuk akibat
15,8 g/100 mL) biru-biruan adanya protein
setelah yang bereaksi
diberikan dengan ion
cairan NaOH Cu2+ pada
dan reagen biuret dan dalam
biuret suasana basa
menjadi Cu
5. Tabung 3 (NatriumTerlihat
Sulfit Warna ungu
21 g/100 warna ungu ke terbentuk akibat
mL) biru-biruan adanya protein
setelah yang bereaksi
diberikan dengan ion
cairan NaOH Cu2+ pada
dan reagen biuret dan dalam
biuret suasana basa
menjadi Cu
4.2 Pembahasan
Albumin merupakan protein utama dalam plasma manusia dan
menyusun sekitar 60% dari total protein plasma. Albumin memiliki
massa molekul yang relatif rendah (kurang lebih 69kDa) dan
konsentrasi yang tinggi sehingga albumin bertanggung jawab atas 75-
80% dari tekanan osmotik plasma manusia Albumin adalah protein
penting dalam darah dengan berat molekul sekitar 65.000 Dalton, yang
15
terdapat dalam plasma darah dengan memiliki konsentrasi normal yang
berkisar antara 3,5- 5,0 gram albumin perseratus mililiter.
16
Pada tabung berikutnya dimasukkan larutat standard Albumin (0,5 g/100
mL) yang masih segar sebanyak 2 mL ke dalam tabung reaksi yang sudah
berisi dengan reagen Biuret sebanyak 3 ml. Tabung reaksi diberikan label
“Standard”. Pada tabung reaksi berikutnya dimasukkan aquadest
sebanyak 2 ml ke dalam tabung yang sudah berisi reagen Biuret sebanyak
3 ml. Tabung diberikan label “Blanko”.
17
pada probandus kelompok 3 sebesar 0,320 dengan konsentrasi albumin
sebesar -0,645 g/100 ml. Berdasarkan perhitungan diperoleh absorbansi
pada probandus kelompok 4 sebesar 0,124 dengan konsentrasi albumin
sebesar 0,267 g/100 ml.
18
diabetes.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Praktikum sudah baik dan sudah cukup jelas, akan tetapi akan lebih
efektif jika kedepannya dapat dilakukan secara tatap muka (Luring)
20
DAFTAR PUSTAKA
Kenelly, P.J., Rodwell, V.W. 2012. Biokimia Harper edisi 27. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
Natsir, N.A, Latifa, S. 2018. Analisis Kandungan Protein Total Ikan Kakap
Merah dan Ikan Kerapu Bebek. Jurnal Biology Science and Education. 7(1)
: 49-55. Diakses pada 27 Februari 2022: Google Scholar
Yuliana, T., dkk. 2019. Optimasi Pengendapan Albumin dengan Variasi Suhu,
PH, dan Konsentrasi Etanol Dalam Plasma Darah Melalui Metode Simplex
Lattice Design. Jurnal Kartika Kimia. 2(2) : 78-85. Diakses pada 27
February 2022: http://jkk.unjani.ac.id/index.php/jkk
21