Makalah Tentang Dasar, Prinsip Dan Tujuan Ilmu Dakwah
Makalah Tentang Dasar, Prinsip Dan Tujuan Ilmu Dakwah
Makalah Tentang Dasar, Prinsip Dan Tujuan Ilmu Dakwah
ILMU DAKWAH
Tentang
“DASAR, TUJUAN DAN PRINSIP-PRINSIP DAKWAH”
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Heri Rifhan Halili, M.Pd.I
DISUSUN OLEH
Zeinul Arifin
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Dasar, tujuan dan prinsip-prinsip dakwah”.
Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Penulis,
DAFTAR ISIY
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
i
A. Kewajiban Dakwah.........................................................................................3
B. Keutamaan Dakwah........................................................................................4
C. Tujuan dan Fungsi Dakwah............................................................................6
D. Faktor-faktor Keberhasilan Dakwah...............................................................9
E. Prinsip-prinsip Dakwah....................................................................................11
F. Dakwah sebagai Kebutuhan Masyarakat..........................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................13
A. KESIMPULAN.............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1
3. Apa tujuan dan fungsi dakwah?
4. Factor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi keberhasilan dakwah?
5. Apa saja prinsip-prinsip dakwah?
6. Bagaimana dakwah sebagai kebutuhan masyarakat?
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kewajiban Dakwah
Mereka sama-sama mengacu pada surat Ali Imran ayat 104. Sebagaimana
firman Allah: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali Imran [3]: 104).
3
Di surat lain Allah pun berfirman: “Dan suruhlah (manusia) mengerjakan
yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian
itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Luqman [31]: 17).
B. Keutamaan Dakwah
4
aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri)”. (Fushshilat [41] :
33)
Bagaimana tidak akan menjadi ucapan dan pekerjaan terbaik?
Sementara dakwah adalah pekerjaan makhluk terbaik yakni para nabi dan
rasul.
3. Para Da’i Akan Memperoleh Balasan Yang Besar Dan Berlipat Ganda
Rasulullah SAW bersabda : “sesunguhnya Allah SWT memberi banyak
kebaikan, para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi sampai semut-semut
dilubangnya dan ikan-ikan selalu mendo’akan orang-orang yang
mengajarkan kebaikan kepada orang lain”. (HR.Tirmidzi dari Abu Umamah
al Bahili).
Keagungan balasan bagi orang berdakwah tidak hanya pada besarnya
balasan untuknya tetapi juga karena terus menerusnya ganjaran itu mengalir
kepadanya meskipun ia telah wafat.
4. Dakwah Dapat Menyelamatkan Kita Dari Adzab Allah
Dakwah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi
dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek
dakwah. Manfaat itu antara lain adalah terlepasnya tanggung jawabnya
dihadapan Allah SWT sehingga ia terhindar dari adzab Allah.
Dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar adalah kontrol sosial yang
harus dilakukan oleh kaum muslimin agar kehidupan ini selalu didominasi
oleh kebaikan. Kebatilan yang mendominasi kehidupan akan menyebabkan
turunnya adzab Allah SWT.
5. Dakwah Adalah Jalan Menuju Khairu Ummah (Umat Terbaik)
Rasulullah SAW berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat
terbaik sepanjang sejarah dengan dakwah beliau. Dakwah secara umum dan
pembinaan kader secara khusus adalah jalan satu-satunya menuju
terbentuknya khairu ummah seperti yang kita harapkan. Rasulullah SAW
melakukan tarbiyah mencetak kader-kader dakwah di kalangan sahabat beliau.
5
Jalan yang ditempuh Rasulullah ini adalah jalan yang harus kita tempuh
juga untuk mengembalikan kejayaan umat. Umat Islam harus memainkan
peran dakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar dalam setiap keadaan baik
ketika memperjuangkan terbentuknya khairu ummah maupun ketika cita-cita
khairu ummah itu telah terwujud.
Allah SWT berfirman yang artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat
terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat)
yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah…” (Ali Imron [3] : 110).
Dengan melaksanakan dakwah berarti seorang da’i dengan dakwahnya
sedang menjalani hidupnya dengan kehidupan rabbaniyah yakni kehidupan
yang selalu berorientasi kepada Allah SWT dan kehidupan yang selalu diisi
dengan belajar Al-Quran yang menjadi sumber kebaikan dan mengajarkannya
kepada orang lain.
Dengan selalu berdakwah di jalan Allah SWT, seorang da’i telah menjadikan
hidupnya penuh keberkahan dengan kebaikan yang melimpah dari Allah SWT.
1. Tujuan Dakwah
Islam mengatur sedemikian rupa tentang dakwah sebagai perbuatan
mengajak, menyeru, dan memanggil dalam hal kebaikan sesuai Al-Qur’an
dan hadis. Tujuan dakwah dalam Islam yang paling utama adalah
menegakkan amar makruf nahi mungkar agar umat manusia berada di jalan
yang benar dan diridhai Allah SWT.
Untuk tujuan dakwah Islamiyah diartikan sebagai upaya mengajak,
meyakini, dan mengamalkan aqidah dan syariat Islam. Wujud dari tujuan
dakwah dalam Islam tak lain agar terwujud kebahagiaan serta kesejahteraan
hidup di dunia dan akhirat. Dari Abu Sa’id Al Khudry -radhiyallahu ‘anhu-
berkata, saya mendengar Rasulullahshallallahu ‘alahi wa sallam bersabda:
6
“Barang siapa di antara kamu yang melihat kemungkaran, maka hendaklah
ia merubah (mengingkari) dengan tangannya, jika tidak mampu hendaklah
ia merubah (mengingkari) dengan lisannya, jika tidak mampu hendaklah ia
merubah dengan hatinya, dan itulah keimanan yang paling lemah.” (HR.
Muslim).
Masyhur Amin dalam bukunya yang berjudul “Dakwah Islam dan
Pesan Moral” yang terbit tahun 1997 menjelaskan bahwa tujuan dakwah
dalam Islam terbagi menjadi dua dari segi objek dan materinya. Berikut
tujuan dakwah dalam Islam:
7
3) Tujuan dakwah untuk masyarakat, yaitu bertujuan untuk membentuk
masyarakat sejahtera yang penuh dengan suasana ke-islaman. Suatu
masyarakat di mana anggotanya mematuhi peraturan-peraturan yang
telah disyari’atkan oleh Allah SWT, baik yang berkaitan dengan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya, saling bantu-membantu,
dan penuh rasa persaudaraan. Nabi Muhammad menggambarkan
Islam sebagai berikut:
“Perumpamaan orang-orang yang beriman di dalam saling
mencintai, saling berbelas kasih dan saling mempunyai kesamaan
rasa (diantara) mereka adalah seperti satu tubuh. Apabila salah satu
anggotanya merasa sakit maka seluruh anggota badannya ikut
merasakan tidak tidur dan merasa demam panas.” (HR. Bukhari).
4) Tujuan dakwah untuk umat manusia, yaitu bertujuan untuk
membentuk masyarakat dunia yang penuh dengan kedamaian dan
ketenangan dengan tegaknya dunia tanpa diskriminasi dan ekploitasi,
saling tolong-menolong, dan saling menghormati.
b) Tujuan dakwah berasarkan materi
1) Tujuan dakwah akidah, yaitu tertanamnya suatu akidah yang mantap
di setiap hati seseorang, sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran
Islam itu tidak lagi dicampuri dengan rasa keraguan. Realisasi dari
tujuan dakwah ini ialah bagi orang yang belum beriman agar menjadi
beriman, bagi orang yang imannya karena melalui bukti-bukti nakhli
dan dalil akli, bagi orang yang imannya masih diliputi dengan
keraguan menjadi orang yang imannya mantap sepenuh hati.
2) Tujuan dakwah hukum, yaitu kepatuhan setiap orang terhadap
hukum-hukum yang telah disyari’atkan oleh Allah SWT. Realisasi
tujuan dakwah ini ialah orang yang belum melakukan ibadah menjadi
orang yang mau melakukan ibadah dengan penuh kesadaran, bagi
orang yang belum mematuhi peraturan-peraturan agama Islam
8
menjadi orang yang mau mematuhi peraturan dengan kesadarannya
sendiri.
3) Tujuan dakwah akhlak, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang
luhur, dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat-sifat
yang tercela.
2. Fungsi Dakwah
Berdakwah memiliki beberapa fungsi, antara lain :
a) Untuk menyebarkan agama Islam kepada manusia sebagai individu dan
masyarakat sehingga meratalah Islam sebagai Rahmatan lil’alamin.
b) Melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi., sehingga
keberlangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari generasi
berikutnya tidak terputus.
c) Meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran, dan
mengeluarkan manusia dari kegelapan rohani.
d) Menyerukan kepada orang non-muslim untuk masuk Islam.
e) Menyerukan agar orang Islam menegakkan hukum Islam secara total.
f) Menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran yang meliputi
segala kemaksiatan baik yang dilakukan oleh pribadi maupun kelompok.
g) Membentuk individu dan masyarakat yang menjadikan Islam sebagai
pegangan dan pandangan hidup di dalam kehidupannya.
1. Da’i
a) Memiliki kemampuan dalam ilmu (khususnya agama)
b) Memiliki akhlak yang baik
c) Pandai bergaul
d) Memiliki persiapan yang cukup
e) Memiliki kemampuan dalam menggunakan media dakwah
2. Mad’u (pendengar)
9
Objek yang jelas untuk terlaksananya dakwah. Wajib hukumnya untuk
seorang da’i mencari tahu kondisi mad’u sebelum ia memberikan tausiyahnya.
Karena dengan mengetahui kondisi mad’u lah da’i akan dapat menentukan
materi serta metode apa yang cocok untuk mad’unya.
3. Materi Dakwah
a) Materi yang disampaikan sesuai dengan objek dakwah
b) Materi yang disampaikan sistematis (sesuai dengan kaidah retorika).
4. Media Dakwah
Media yang dapat digunakan dalam dakwah (majalah, tv, mikrofon dan lain-
lain).
5. Metode Dakwah
Metode dakwah dapat menggunakan metode dakwah dengan baik yang
sesusai kondisi mad’u.
Kerap kali kita mendengar bahwa dakwah humoris, dakwah santai,
merupakan sebuah metode agar menarik mad’u. Faktanya bukan, buat apa
humoris kalau mad’u tidak mengerti, merasa dilecehkan, atas cara da’i
menyampaikan dakwahnya. Maka, dalam al-Qur’an Allah telah berfirman
pada surat An-Nahl ayat 125 yang menyatakan bahwa metode dakwah ada
tiga. yakni:
a) Metode bil hikmah : yakni disampaikan kepada golongan cendekiawan
yang cinta kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang mampu berfikir
secara keritis serta cepat dalam menangkap arti persoalan. Sehingga
mereka harus dipaggil dengan metode bil hikmah yakni, dengan alasan-
alasan, dalil, dan hujjah yang dapat diterima oleh kekuatan akal mereka.
b) Metode mau’idzah hasanah: yakni disampaikan kepada golongan orang-
orang awam. Mereka adalah orang-orang yang belum dapat menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi. Mereka dipanggil dengan mau’idzah
hasanah yakni, dengan memberikan kisah-kisah teladan, perumpamaan-
10
perumpamaan yang menyentuh jiwa, dengan anjuran-anjuran serta didikan
baik yang mudah dipahami.
c) Metode mujadallah billati hiya ahsan: yakni disampaikan kepada ahli kitab
dan penganut agama lain. Yaitu berdakwah dengan mujadallah
(perdebatan) dengan cara yang baik. Perdebatan dengan menggunakan
logika yang benar dan retorika yang halus, lepas dari kekerasan dan
umpatan-umpatan. Metode ini mengajak mereka bertukar fikiran, guna
mendorong agar mereka dapat berfikir secara sehat dan dengan cara yang
lebih baik.
E. Prinsip-prinsip Dakwah
11
3. Dakwah mujadah billati hiya ahsan, yaitu dakwah yang dilakukan dengan
cara bertukar pikiran atau dialog sesuai kondisi masyarakat setempat tanpa
melukai perasaan mereka.
Manusia terdiri dari tubuh, akal dan hati. Tubuh membutuhkan makanan
untuk bisa tegak dan menjalankan aktivitas. Adapun akal harus dimanfaatkan
dengan banyak berfikir dan mentadabburi alam semesta ini. Dan hati lebih dari
itu semua , karena hati ini tempat dimana Allah memberikan hidayah dan cahaya
kepada manusia. Karena itu hati membutuhkan siraman dakwah sehingga
tumbuh subur iman (hidayah ) Allah swt. tanpa siraman dakwah, hati akan
mengeras dan mati. Sungguh indah ketika Allah menggambarkan bagaimana
kerasnya hati , firman Allah swt:
“kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih
keras lagi. Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-
sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah
mata air dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh,
karena takut kepada Allah. dan Allah sekali-sekali tidak lengah dari apa yang
kamu kerjakan.” (Qs. Albaqoroh :74)
12
Dari ayat diatas jelas bahwa ketika hati manusia menjadi keras, maka ia
tidak akan menerima kebenaran dan senantiaasa menjauhi kebenaran tersebut,
naudzubillah min dzalik.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
14