Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Kel 11 Pend. Multikultural

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“Model Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum Multikultural”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pendidikan multikultural

Oleh:

Marlina 0301172376

Rafidatun Sahirah 0301172384

Ratnawati Panjaitan 0301173539

PAI 1 SEMESTER VII

Dosen Pengampu:

Muhammad Syafi’i MA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam atas segala nikmat dan
karunia yang diberikan kepada kita semua. alhamdulillah, penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Sholawat dan Salam kepada baginda Rasulullah
Muhammad saw. mudah-mudahan kita semua mendapatkan syafa’at beliau di yaumil akhir
kelak. kemudian pemakalah ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami sehingga makalah ini dapat terselesaikan, terutama kepada Bapak
Muhammad Syafi’i, MA selaku dosen pengampu mata kuliah pendidikan multikultural atas
bimbingan dan arahan yang diberikan kepada kami.

Adapun makalah ini membahas terkait dengan model pembelajaran dan


pengembangan kurikulum multikultural. yang mana dalam hal ini diantaranya terkait dengan
bagaimana model pembelajaran dan pengembangan kurikulum multikultural dan klasifikasi
model pembelajaran dan pengembangan kurikulum multikultural.

Dalam hal ini, pemakalah menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. namun penulis beraharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca khususnya dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan. kemudian, penulis
berharap agar kiranya pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk kebaikan makalah ini.

Langkat, 18 Januari 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 5

A. Model Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum................................... 5


B. Klasifikasi Model Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum .............. 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 16

A. Kesimpulan .................................................................................................... 16
B. Saran .............................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17

3
BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki beragam suku, budaya, bahasa,
agama. namun dengan keragaman yang ada bukan berarti menyebabkan adanya perpecahan,
deskriminasi, ataupun perlakuan tidak adil dan sebagainya. akan tetapi kita harus ingat bahwa
Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika, yakni walaupun berbeda-beda etapi
tetap satu jua. karenanya dalam hal ini, jangan jadikan perbedaan sebagai perpecahan. dan
ingatlah bahwa dalam Islam, kita semua sama dihadapan Allah, dan yang membedakannya
adalah ketaqwaan kita kepada Allah swt.

Karenanya dalam hal ini, dengan berbagai permasalahan yang terjadi di dunia
pendidikan salah satunya adalah yang terkait dengan rendahnya akhlak peserta didik salah
satunya mungkin kurang adanya sikap saling menghargai, menghormati antar sesama. dalam
hal ini penting bagi kita, pendidik khususnya, untuk mendidik dan menjadi teladan bagi
mereka dalam mengembangkan nilai-nilai pendidikan multikultural. oleh karenanya dalam
hal ini makalah ini akan membahas lebih lanjut terkait dengan Model Pembelajaran dan
Pengembangan Kurikulum Multikultural.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Model Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum Multikultural

Pendidikan multikultural merupakan proses penanaman cara hidup menghormati,


tulus, dan toleran terhadap keragaman budaya yang hidup di tengah-tengah masyarakat
plural. dengan pendidikan multikultural diharapkan adanya kekenyalan dan kelenturan mental
bangsa menghadapi benturan konflik sosial.

Pelaksanaan pendidikan multikultural tidak harus merubah kurikulum. pelajaran


untuk pendidikan multikultural dapat terintegrasi pada mata pelajaran lainnya. hanya saja
diperlukan pedoman (model) bagi guru untuk menerapkannya. yang utama, siswa perlu
diajari apa yang dipelajari mereka mengenai toleransi, kebersamaan, HAM, demokratisasi,
dan saling menghargai. 1

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan kurikulum agar


menghasilkan rencana kurikulum yang luas dan spesifik. Para ahli kurikulum memandang,
bahwa pengembangan kurikulum yaitu suatu siklus dari adanya keterjalinan, hubungan antara
komponen kurikulum, yaitu antara komponen tujuan, bahan, kegiatan dan evaluasi.

Adapun karakteristik yang dikemukakan Oemar Hamalik sebagai berikut:

a. Rencana kurikulum harus dikembangkan dengan tujuan yang jelas.


b. Suatu program yang dilaksanakan merupakan bagian dari kurikulum yang dirancang
selaras dengan prosedur pengembangan kurikulum.
c. Rencna kurikulum yang baik dapat menghasilkan terjadinya proses belajar yang baik,
karena berdasarkan kebutuhan minat siswa.
d. Rencana kurikulum harus mengenalkan dan mendorong diversitas diantara para
pelajar.
e. Rencana kurikulum harus menyiapkan semua aspek situasi belajar mengajar.
f. Rencana kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa pengguna.
g. Rencana kurikulum harus memberikan fleksibelas untuk memungkinkan terjadinya
perencanaan guru-siswa.

1
Farida Hanum dan Sisca Rahmadonna, Jurnal Implementasi Model Pembelajaran Multikultural di
Sekolah Dasar di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, h. 4.

5
h. Rencana kurikulum harus memebrikan fleksibilitas asuknya ide-ide spontan selama
terjadinnya pembelajaran.
i. Rencana kurikulum sebaiknya merefleksikan keseimbangan antara kognitif, aktif dan
psikomotorik.2

Karena masyarakat kita majemuk, maka kurikulum yang ideal adalah kurikulum yang
dapat menunjang proses anak didik menjadi manusia demokratis, dan menekankan
penghayatan hidup serta refleksi untuk menjadi manusia yang utuh, yaitu generasi muda yang
tidak hanya pandai, tetapi juga bermoral dan etis, dapat hidup dalam suasana demokratis, dan
menghormati hak orang lain. 3

Terdapat beberapa strategi yang mungkin dikembangkan untuk mengajarkan


kesadaran multikulturalisme di lembaga pendidikan. pertama, perlu adanya perubahan
paradigma dalam menyikapi kemajemukan budaya dalam sistem pendidikan. kedua, perlu
dilakukan reorientasi visi dan misi lembaga pendidikan Islam sebagai penegak konsep Islam
rahmatan lil ‘alamin. ketiga, penting melakukan rekonstruksi dan reformulasi kurikulum yang
berbasis semangat menghargai keragaman serta mengembangkan sikap inklusif dan toleran
terhadap kemajemukan masyarakat di sekelilingnya.4

Melkias Antonius dalam sebuah penelitiannya berhasil menegaskan bahwa


penyelenggaraan pendidikan multikultural di dunia pendidikan dapat menjadi solusi nyata
bagi konflik dan disharmoni yang terjadi di masyarakat. selain sebagai sarana alternatif
pemcahan konflik, pendidikan multikultural juga signifikan dalam membina siswa agar
mereka tidak tercabut dari akar budaya yang dimiliki sebelumnya ketika berhadapan dengan
realitas sosial budaya di era globalisasi. oleh karena itu, sebagai landasan pengembangan
kurikulum pendidikan nasional dalam melaksanakan kurikulum sebagai titik tolak dalam
proses belajar mengahar atau memberikan sejumlah materi dan isi pelajaran yang harus
dikuasai siswa dengan ukuran atau tingkatan tertentu, maka pendidikan melalui landasan
kurikulum multikultural menjadi sangat penting. dengan demikian, pendidikan multikultural
ini bisa dimasukkan secara integral dalam semua mata pelajaran. meskipun dalam format

2
Dahlia, Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, Pengembangan Kurikulum Multikultural, 10 (1), 98.
3
Suniti, Jurnal Edueksos: Kurikulum Pendidikan Berbasis Multikultural, Vol. III, No. 2, 2014, h. 33.
4
Abdurrahmansyah, Jurnal: Pendidikan Multikultural dalam Desain Kurikulum dan Pembelajaran
Keagamaan Islam, Vol: 2, No: 1, 2017, h. 82.

6
kurikulum nasional belum menjadi suatu mata pelajaran yang mandiri (berdiri sendiri), tetapi
bersifat integratif dengan pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama.5

Suatu hal yang sangat penting untuk dipertimbangkan dalam mengembangkan tujan,
konten, dan proses pembelajaran multikultural di sekolah adalah melalui studi dan hasil-hasil
cultural research mengenai etnics background sehingga kasus-kasus genuine sebagai fakta
budaya dapat secara nyata didiskusikan pada kelas-kelas multikultural. dari beberapa riset
pembelajaran mengenai pendidikan multikultural, desain konten pembelajaran yang efektif
untuk konteks pembelajaran di kelas biasanya dirujuk dari fakta-fakta budaya dan kasus-
kasus mengenai konflik dan integrasi sosial di masyarakat. konten pembelajaran ini
selanjutnya perlu didesain dalam sebuah proses instruksional dengan menggunakan desain
tertentu.

Dari varian desain pembelajaran yang biasa dikembangkan, terdapat satu desain yang
telah terbukti efektif untuk pembelajaran multikultural, yakni integrated multicultural
instructional model (IMID). model pembelajaran ini terdiri atas empat sisi yang saling
terhubung, yakni pertama, aspek penegasan terhadap konsep pembelajaran dari sisi proses
dan langkah-langkah yang dipersiapkan pengajar. kedua, aspek materi ajar yang mengacu
pada konsep integrated curriculum. ketiga, pengembangan classroom management sehingga
peserta didik dimungkinkan untuk didorong aktif dan terlibat dalam pembelajaran secara
aktif. keempat, aspek pemilihan pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.

Setting penerapan desain pembelajaran dan gaya belajar pendidikan multikultural


sangat penting diorientasikan untuk membantu peserta didik menguasai konteks sosial
mereka. tujuan khusus pembelajaran perlu diarahkan untuk mengidentifikasi berbagai
perkembangan dan tantangan perbedaan kultur dengan menghadirkan berbagai desain strategi
pembelajaran serta mendemonstrasikan berbagai kemampuan peserta didik dalam
berinteraksi dalam keragaman kultur. semua tujuan pembelajaran itu hars tertuang dalam
rencana pembelajaran (lesson plan) secara terencana. 6

Sistem pelatihan guru bagi para pengajar pendidikan multikultural di sekolah dan
madrasah di Indonesia perlu mendapat perhatian serius dari otoritas pendidikan untuk
memastikan proses pendidikan multikultural di Indonesia semakin efektif. wawasan para

5
Abdurrahmansyah, Jurnal: Pendidikan Multikultural dalam Desain Kurikulum dan Pembelajaran Keagamaan
Islam, Vol: 2, No: 1, 2017, h. 83-84.
6
Abdurrahmansyah, Jurnal: Pendidikan Multikultural dalam Desain Kurikulum dan Pembelajaran Keagamaan
Islam, Vol: 2, No: 1, 2017, h. 85-86.

7
guru termasuk guru Pendidikan Agama Islam mengenai pluralisme dan keragaman budaya,
agama, warna kulit, bahasa, dan golongan harus menunjukkan kemantapan yang tidal
meragukan bagi peserta didik. karena itu, pandangan dan paham keagamaan (keislaman)
perlu terus menerus meneguhkan sikap kebangsaan dan keindonesiaan yang kuat.7

Menurut Banks mengidentifikasi ada lima dimensi pendidikan multikultural yang


diperkirakan agar dapat membantu pendidik dalam mengimplementasikan beberapa program
yang mampu merespon terhadap perbedaan siswa, yaitu: 1) Dimensi integrasi isi atau materi
(content integration) adalah mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk
mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi dan teori dalam mata pelajaran. 2) dimensi
konstruksi pengetahuan (knowledge construction) adalah membawa siswa untk memahami
implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran. 3) dimensi pengurangan prasangka
(prejudice reduction) adalah mengidentifikasi karakteristik siswa dan menentukan metode
pembelajaran siswa. 4) dimensi pendidikan yang sama/adil (equitable pedagody) adalah
menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi
prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi budaya, agama ataupun sosial. dan 5)
dimensi pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial (empowering school culture social
structure) adalah melatih kelompok untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga,
berinteraksi dengan seluruh staff dan siswa yang berbeda etnis dalam upaya menciptakan
budaya akademik. 8

Pendidikan multikultural (multicultural education) merupakan strategi pendidikan


yang memanfaatkan keberagaman latar belakang kebudayaan dari para peserta didik sebagai
salah satu kekuatan untuk membentuk sikap multikultural. pembelajaran multikultural pada
dasarnya merupakan program pendidikan bangsa agar komunitas multikultural dapat
berpartisipasi dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang ideal bagi bangsanya. 9

Beberapa tahapan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan kurikulum berbasis


pendidikan multikultural

1. Merumuskan visi,misi, tujuan sekolah dan pengembangan diri yang


mencerminkan kurikulum sekolah yang berbasis mutikultural.

7
Abdurrahmansyah, Jurnal: Pendidikan Multikultural dalam Desain Kurikulum dan Pembelajaran
Keagamaan Islam, Vol: 2, No: 1, 2017, h. 86.
8
Nafisa Feriana Feli dan Syaiful Islam, Jurnal Mudarrisuna: Implementasi Multicultural Based
Learning dalam Meningkatkan Prestasi Siswa, Vol. 9, No. 1, 2019, h. 160
9
Rini Parmila Yanti, Jurnal Basicedu: Pembelajaran Berbasis Multikultural pada Mata Pelajaran
Sosiologi, Vol. 2, No. 2, 2018, h, 70.

8
2. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bermuatan
multikultural.
3. Mengidentifikasi materi pembelajaran yang bermuatan multikultural
4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang bermuatan multicultural. 10

Langkah mengembangkan pembelajaran berbasis multikultural

Ada beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam mengembangkan


pembelajaran berbasis multikultural, diantaranya : 1) melakukan analisis faktor potensial
bernuansa multikultural. analisis faktor yang dipandang penting dijadikan pertimbangan
dalam mengembangkan model pembelajaran berbasis multikultural, yang meliputi: a)
tuntutan kompetensi mata pelajaran yang harus dibekalkan kepada peserta didik berupa
pengetahuan, keterampilan, etika atau karakter. 2) menetapkan strategi pembelajaran
berkadar multikultural, pilihan strategi yang digunakaan dalam mengembangkan
pembelajaran berbasis multikultural antara lain: strategi kegiatan belajar bersama-sama
(cooperative learning), yang dipadukan dengan strategi pencapaian konsep (concept
attainment) dan strategi analisis nilai (value analysis). strategi analisis sosial (social
investigation.

Bertolak dari keempat strategi pembelajaran di atas, pola pembelajaran berbasis


multikultural dilakukan untuk meningkatkan kesadaran diri siswa terhadap nilai-nilai
keberbedaan dan keberagaman yang melekat pada kehidupan siswa lokal sebagai faktor yang
sangat potensial dalam membangun cara pandang kebaangsaan. dengan kesadaran diri siswa
terhadap nilai- nilai lokal, siswa di samping memiliki ketegaran dan ketangguhan secara
pribadi, juga mampu melakukan pilihan-pilihan rasional (rational choice) ketika berhadapan
dengan isu-isu lokal, nasional dan global. siswa mampu menatap perspektif global sebagai
suatu realitas yang tidak selalu dimaknai secara emosional, akan tetapi juga rasional serta
tetap sadar akan jati diri bangsa dan negaranya. 11

Pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan multikultural haruslah


didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

10
Pak Guru Honorer, Model-Model Pendidikan Multikultural,
https://pakguruhonorer.blogspot.com/2015/06/model-model-pendidikan-multikultural.html?m=1
11
Rini Parmila Yanti, Jurnal Basicedu: Pembelajaran Berbasis Multikultural pada Mata Pelajaran
Sosiologi, Vol. 2, No. 2, 2018, h. 71-72.

9
1) keragaman budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat, teori model, dan
hubungan sekolah dengan lingkungan sosial-budaya
2) keragaman budaya menjadi dasar dalam mengembangkan berbagai komponen
kurikulum seperti tujuan, konten, proses dan evaluasi
3) budaya di lingkungan unit pendidikan adalah sumber belajar dan obyek studi yang
harus dijadikan bagian dari kegiatan belajar anak didik, dan
4) kurikulum berperan sebagai media dalam mengembangkan kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional12

Dalam kaitannya dengan penyusunan kurikulum pendidikan multikultural, ada


beberapa hal yang harus diperhatikan: pertama, penyusunan kurikulum harus didasarkan
kepada keimanan pada Tuhan yang Maha Esa, Norma-Norma, atau nilai-nilai absolute yang
diambil dari agama-agama besar di dunia dan hubungan integral antara Tuhan, manusia dan
alam.

Kedua, karena ilmu pengetahuan dari Tuhan, manusia tidak dapat disebut sebagai
pembuat ilmu pengetahuan. namun, karena manusia dapat dengan mudahnya menemukan
aspek-aspek yang terkandung di dunia ini, maka nilai-nilai kemanusiaan dapat dijadikan
sebagai inspirasi untuk menyeleksi, menginvestigasi, dan menikmati adanya sebuah
kebenaran.

Ketiga, peserta didik diharuskan mengetahui hierarki antara ilmu pengetahuan dan
sumber nilai. ilmu pengetahuan diperoleh melalui sebuah pengalaman yang harus tunduk
terhadap pengetahuan rasional dan pengetahuan rasional harus tunduk terhadap norma-norma
agama yang datang dari Tuhan.

Keempat, keimanan dan nilai-nilai harus diakui sebagai dasar kebudayaan manusia.
oleh sebab itu, keduanya tidak boleh dipisahkan dalam proses belajar mengajar.

Kelima, manusia tidak dapat mengetahui kebenaran absolute, tetapi suatu kebenaran
dapat direalisasikan pada level yang berbeda-beda melalui perasaan, pemikiran, intuisi, dan
intelektual.

12
Suniti, Jurnal Edueksos: Kurikulum Pendidikan Berbasis Multikultural, Vol. III, No. 2, 2014, h. 35.

10
Keenam, peserta didik harus didorong untuk mengetahui prinsip-prinsip unity and
diversity dan menyadari adanya dasar-dasar keamanan yang menembus dunia biologis dan
psikis. 13

Evaluasi yang digunakan dalam lingkungan model multikultural haruslah meliputi


keseluruhan aspek kemampuan dan kepribadian peserta didik, sesuai dengan tujuan dan
konten yang dikembangan. Alat evaluasi yang digunakan haruslah beragam sesuai dengan
sifat tujuan dan informasi yang dikumpulkan. Pengumpulan informasi dapat digunakan
portofolio, catatan dan wawancara.14

B. Klasifikasi Model Pembelajaran dan Pengembangan Kurikulum Multikultural

Banyak model kurikulum yang dapat digunakan para pendidik pada lembaga
pendidikan formal. misalnya kurikulum berbasis multikultural

Model kurikulum berbasis multikultural berbeda dengan kurikulum-kurikulum


lainnya. kurikulum tersebut dalam O’neil merupakan aliran pendidikan yang memiliki
keterkaitan dengan tiga filosofi pendidikan yang dikemukakan oleh Theodore Brameld ,
yaitu: perenialisme, esensialisme, progresifisme dan rekonstruksionalisme.

Dewy memfokuskan tentang kurikulum kepada pengalaman sehari-hari siswa. dengan


mempersiapkan peserta didik untuk aktivitas kehidupan tertentu, pendidikan memungkinkan
peserta didik untuk mampu memecahkan masalah-masalah mereka hadapi secara teratur.
dengan demikian pendidikan multikultural yang dikembangkan diarahkan pada beberapa
kompetensi dasar, diantaranya:

1) mengembangkan kompetensi akademik standar dasar (standar and basic academic


skills) tentang nilai persatuan dan kesatuan, demokrasi, keadilan, kebebasan,
persamaan derajat atau saling menghargai dalam beraneka jenis keragaman
2) mengembangkan kompetensi sosial agar dapat menumbuhkan pemahaman yang lebih
baik (a better understanding) tentang latar belakang budaya dan agama sendiri dan
juga budaya dan agama lain dalam masyarakat.
3) mengembangkan kompetensi akademik untuk menganalisis dan membuat keputusan
yang cerdas (intelligent decisions) tentang isu-isu dan masalah keseharian (real-life

13
Suniti, Jurnal Edueksos: Kurikulum Pendidikan Berbasis Multikultural, Vol. III, No. 2, 2014, h. 36-37.
14
Suniti, Kurikulum Pendidikan Berbasis Multikultural, Jurnal Edueksos, III (2), 42.

11
problems) melalui sebuah proses demokratis atau penyelidikan dialogis (dialogical
inquiry).
4) membantu mengonseptualisasi dan mengaspirasikan konstruksi masyarakat yang
lebih baik, demokratis, dan egaliter tanpa ada diskriminasi, penindasan, dan
pelanggaran terhadap nilai-nilai yang universal.

Sejalan dengan konsep ini, Jhon Dewy merekomendasikan agar mempertimbangkan


tiga hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum, pertama, hakekat dan
kebutuhan peserta didik. kedua, hakekat dan kebutuhan masyarakat. ketiga, masalah pokok
yang digumuli peserta didik untuk mengembangkan diri sebagai pribadi yang matang dan
mampu menjalin hubungan dengan pribadi lain dan masyarakat.

Tujuan yang dicapai dalam penerapan model kurikulum multikultural yaitu untuk
menghadapkan peserta didik kepada berbagai tantangan, ancaman, hambatan atau gangguan-
gangguan yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat. oleh karena itu, tujuan dari model
kurikulum multikultural dalam penerapannya memungkinkan mengalami perubahan dari
tahun ke tahun sesuai kebutuhan.15

Metode dan desain kurikulum multikultural

a. belajar secara berkelompok, jika memungkinkan dalam kelompok anggota


kelompok yang memiliki latar belakang budaya, etnis, gender atau agama berbeda,
agar peserta didik yang satu dengan yang lainnya teradi proses interaksional. dengan
catatan bahwa proses pembelajaran tidak ada kompetisi, tetapi yang ada adalah
kerjasama, pengertian dan konsensus.
b. belajar dipusatkan pada lingkungan masyarakat multikultural untuk menghadapi
masalah-masalah sosial yang mendesak
c. pola pendidikan dengan pola organisasi roda, yaitu menempatkan tema utama di
tengah kemudian dijabarkan dengan sejumlah topik yang mengelili tema utama
tersebut.16

Beberapa kompetensi dasar yang dikembangkan melalui pendidikan multikultural


adalah:

15
Suniti, Jurnal Edueksos: Kurikulum Pendidikan Berbasis Multikultural, Vol. III, No. 2, 2014, h. 37-39.
16
Suniti, Jurnal Edueksos: Kurikulum Pendidikan Berbasis Multikultural, Vol. III, No. 2, 2014, h. 41.

12
a. menjaadi warga negara yang menerima dan menghargai perbedaan-perbedaan etnik,
agama, bahasa, dan budaya dalam struktur masyarakatnya
b. menjadi warga negara yang bisa melakukan kerjasama multi etnik, multi kultur, dan
muti religi dalam konteks pengembangan ekonomi dan kekuatan bangsa
c. menjadi warga negara yang mampu menghormati hak-hak individu warga negara
tanpa membedakan latar belakang etnik, agama, bahasa dan budaya dalam semua
sektor sosial, pendidikan, ekonomi, politik dan lainnya, bahkan untuk memelihara
bahasa dan mengembangkan budaya mereka
d. menjadi warga negara yang memberi peluang pada semua warga negara untuk
terwakili gagasan dan aspirasinya dalam lembaga-lembaga pemerintahanm baik
legislatif maupun eksekutif
e. menjadi warga negara yang mampu mengembangkan sikap adil dan
mengembangkan rasa keadilan terhadap semua warga negara tanpa membedakan
latar belakang etnik, agama, bahasa dan budaya mereka.

Kelima kompetensi dasar tersebut sebagai jantungnya pendidikan multikultur


dengan harapan agar menghasilkan warga negara yang memiliki sikap dan kebiasaan
multikultur dengan sikap dan perilaku yang toleran antar semua anak bangsa, solider dan bisa
saling bekerjasama untuk kepentingan bangsa, bersikap egaliter, memiliki sikap empati,
memiliki sikap empati sesama warga, dan bersikap adil dengan tidak membedakan latar
belakang agama, ras bahasa dan warna kulit.17

Pendidikan multikultural dapat diterapkan dalam pembelajaran di semua mata


pelajaran dalam kurikulum 2013. setiap guru mata pelajaran dapat mengintegrasikan
pendidikan multikultural dalam mata pelajaran yang diampunya. tidak ada salahnya peserta
didik diajak berdialog dan belajar menumbuhkan kepekaannya terhadap kasus kekerasan
yang terjadi. bagaimana respon dan sikap peserta didik tehadap aksi-aksi kekerasan yang
terjadi bisa dijadikan sebagai masukan berharga dalam proses pembelajaran berbasis
pendidikan multikultural. 18

Adapun bentuk pengembangan pendidikan multikultural dapat bermacam-macam


sebagai berikut:

17
Kapraja Sangadji, Jurnal Biology Science & Education: Pendidikan Multikultural dalam
Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi (sebuah kajian kurikulum), Vol.5 No. 1, 2016, h. 44.
18
Printa Kusumastuti, Makalah Kuliah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Pengembangan
Kurikulum 2013 Berbasis Pendidikan Multikultural, 2018, h. 5.

13
1) penambahan materi multikultural yang dalam aktualisasinya berupa pemberian
materi tentang berbagai budaya yang ada di tanah air dan bebagai budaya di belahan
dunia. semua bidang studi bisa bermuatan multikultural
2) berbentuk bidang studi atau mata pelajaran yang berdiri sendiri
3) berbentuk program dan praktek rencana dari lembaga pendidikan
4) pada wilayah kerja sekolah, pendidikan multikultural mungkin berarti 1) suatu
kurikulum yang berhubungan dengan pengalaman kelompok etnis, 2) suatu program
yang mencakup pengalaman multikultural, dan 3) suatu total school reform, upaya
yang didesain untuk meningkatkan keadilan pendidikan kelompok budaya, etnis dan
ekonomis
5) gerakan persamaan, gerakan persamaan ini lebih dilihat sebagai kegiatan nyata
daripada sekedar dibicarakan di forum-forum ilmiah
6) proses. sebagai proses tujuan pendidikan multikultural yang berasal keadian sosial,
persamaan, demokrasi, toleransi, dan penghormatan hak asasi manusia tidak mudah
tercapai. perlu proses panjang dan berkelanjutan. perlu ada pembudayaan di segenap
sektor kehidupan.

Pengembangan dalam kegiatan di luar jam pelajaran (pengembangan diri)

Pengembangan dalam kegiatan di luar jam sekolah ini diadopsi berdasarkan model
kurikulum REACH (Rural Education and Cultural Heritage) dari Howard. kurikulum
REACH terdiri dari empat fase yang dapat dilakukan untuk membangun sensitifis dan
kerjasama antar etnis yaitu:

a. membangun hubungan antar manusia atau antar etnis dapat dilakukan dengan
berbagai kegiatan praktis. diantaranya kegiatan perlombaan olahraga, kegiatan
kepramukaan.
b. membangun kesadaran akan kelemahan dan kekuatan etnis sendiri, menumbuhkan
rasa senang sebagai anggota kelompok etnis masing-masing. contohnya, untuk
wilayah Yogyakarta terdapat mata pelajaran bahasa Jawa yang terintegrasi dalam
mata pelajaran seni budaya, dan mata pelajaran batik yang merupakan salah satu isi
dari mata pelajaran prakarya.
c. membangun pemahaman tehadap budaya lain, sambil mengeksploitasi budaya
sendiri.

14
d. pengalaman lintas budaya di mana peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan
kontak dan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang berbeda etnis, dan
budaya, kegiatan ini biasanya dilakukan oleh sekolah dalam kegiatan studi wisata,
dalam rangka penanaman pendidikan multikultural, sebaiknya kegiatan studi wisata
dilakukan untuk mengunjungi tempat-tempat yang mempunyai perbedaan etnis dan
budaya peserta didik.19

19
Printa Kusumastuti, Makalah Kuliah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: Pengembangan
Kurikulum 2013 Berbasis Pendidikan Multikultural, 2018, h. 6-7.

15
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam hal ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan terkait dengan pembahasan dalam
makalah ini. bahwa pendidikan multikultural merupakan salah satu upaya untuk menanamkan
nilai-nilai yang baik diantaranya berupa sikap saling menghargai, saling menghormati,
meskipun peserta didik berada dalam keanekaragaman perbedaan. karenanya perlu bagi
lembaga pendidikan khususnya untuk mengembangkan pendidikan multikultural.

Adapun metode dan desain kurikulum multikultural yang dapat dilakukan diantaranya
dengan 1) belajar secara berkelompok, jika memungkinkan peserta didik dalam kelompok
tersebut memiliki latar belakang suku, budaya, gender ataupun agama yang berbeda, dengan
catatan pembelajaran tidak ada kompetisi tetapi yang ada adalah kerjasama, pengertian dan
konsensus. 2) belajar dipusatkan pada lingkungan masyarakat multikultural untuk
menghadapi masalah-masalah sosial yang mendesak. 3) pola pendidikan dengan pola
organisasi roda, yaitu menempatkan tema utama di tengah kemudian dijabarkan dengan
sejumlah topik yang mengelili tema utama tersebut.20

B. SARAN

Adapun saran yang pemakalah ingin sampaikan, agar kiranya kita semua dapat
mengambil manfaat dari makalah ini, khususnya dalam menambah wawasan keilmuan terkait
dengan pendidikan multikultural, dan dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam dunia pendidikan untuk membentuk peserta didik menjadi insan yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah swt.

20
Suniti, Jurnal Edueksos: Kurikulum Pendidikan Berbasis Multikultural, Vol. III, No. 2, 2014, h. 41.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahmansyah, Jurnal: Pendidikan Multikultural dalam Desain Kurikulum dan


Pembelajaran Keagamaan Islam, Vol: 2, No: 1, 2017.
Dahlia, Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam, Pengembangan Kurikulum Multikultural, 10
(1).
Feli, Nafisa Feriana, dan Islam, Syaiful, Jurnal Mudarrisuna: Implementasi Multicultural
Based Learning dalam Meningkatkan Prestasi Siswa, Vol. 9, No. 1, 2019.
Hanum, Farida dan Rahmadonna, Sisca, Jurnal Implementasi Model Pembelajaran
Multikultural di Sekolah Dasar di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kusumastuti, Printa, Makalah Kuliah Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta:
Pengembangan Kurikulum 2013 Berbasis Pendidikan Multikultural, 2018.
Pak Guru Honorer, Model-Model Pendidikan Multikultural,
https://pakguruhonorer.blogspot.com/2015/06/model-model-pendidikan-
multikultural.html?m=1
Sangadji, Kapraja, Jurnal Biology Science & Education: Pendidikan Multikultural dalam
Pengembangan Kurikulum Perguruan Tinggi (sebuah kajian kurikulum), Vol.5 No. 1,
2016.
Suniti, Jurnal Edueksos: Kurikulum Pendidikan Berbasis Multikultural, Vol. III, No. 2, 2014.
Yanti, Rini Parmila, Jurnal Basicedu: Pembelajaran Berbasis Multikultural pada Mata
Pelajaran Sosiologi, Vol. 2, No. 2, 2018.

17

Anda mungkin juga menyukai