Makalah Sumber Daya Kelautan
Makalah Sumber Daya Kelautan
Makalah Sumber Daya Kelautan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Sumber Daya Kelautan
Indonesia ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan
kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini.
Dan semoga kita termasuk dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya
makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat
bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki
bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan,
baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan.
Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami
membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun
untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
Timpeh, 29-11-2021
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki wilayah laut sangat luas 5,8 juta km2 yang
merupakan tiga per empat dari keseluruhan wilayah Indonesia. Di dalam wilayah
laut tersebut terdapat sekitar 17.500 lebih dan dikelilingi garis pantai sepanjang
81.000 km, yang merupakan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada.
Fakta fisik inilah yang membuat Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan dan
maritim terbesar di dunia.
Selain peran geopolitik, wilayah laut kita juga memiliki peran geoekonomi yang
sangat penting dan strategis bagi kejayaan dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Sebagai negara kepulauan dan maritim terbesar di dunia, Indonesia diberkahi Tuhan
YME dengan kekayaan laut yang sangat besar dan beraneka-ragam, baik berupa
sumber daya alam terbarukan (seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove,
rumput laut, dan produk-produk bioteknologi); sumber daya alam yang tak
terbarukan (seperti minyak dan gas bumi, emas, perak, timah, bijih besi, bauksit, dan
mineral lainnya); energi kelautan seperti pasang-surut, gelombang, angin,
dan OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion); maupun jasa-jasa lingkungan
kelautan seperti pariwisata bahari dan transportasi laut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja potensi sumber daya kelautan Indonesia?
2. Bagaimana pengelolaan sumber daya kelautan Indonesia?
3. Bagaimana upaya pengelolaan yang optimal sumber daya kelautan
Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Perikanan
Laut Indonesia memiliki luas lebih kurang 5,8 juta km persegi dengan garis
pantai sepanjang 81.000 km, dengan potensi sumber daya ikan diperkirakan sebesar
6,4 juta ton per tahun yang tersebar di perairan wilayah Indonesia dan perairan ZEEI
(Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia), yang terbagi dalam sembilan wilayah perairan
utama Indonesia. Di samping itu terdapat potensi pengembangan untuk (a) budidaya
laut terdiri dari budidaya ikan (antara lain kakap, kerapu, dan gobia), budidaya
moluska (kerang-kerangan, mutiara, dan teripang), dan budidaya rumput laut, dan (e)
bioteknologi kelautan untuk pengembangan industri bioteknologi kelautan
seperti industri bahan baku untuk makanan, industri bahan pakan alami, benih ikan
dan udang, industri bahan pangan.
3. Perhubungan Laut
Transportasi laut berperan penting dalam dunia perdagangan internasional
maupun domestik. Transportasi laut juga membuka akses dan menghubungkan
wilayah pulau, baik daerah sudah yang maju maupun yang masih terisolasi. Sebagai
negara kepulauan (archipelagic state), Indonesia memang amat membutuhkan
transportasi laut, namun, Indonesia ternyata belum memiliki armada kapal yang
memadai dari segi jumlah maupun kapasitasnya. Data tahun 2001 menunjukkan,
kapasitas share armada nasional terhadap angkutan luar negeri yang mencapai 345
juta ton hanya mencapai 5,6 persen. Adapun share armada nasional terhadap
angkutan dalam negeri yang mencapai 170 juta ton hanya mencapai 56,4 persen.
Kondisi semacam ini tentu sangat mengkhawatirkan terutama dalam menghadapi era
perdagangan bebas. Selain diperlukan suatu kebijakan yang kondusif untuk industri
pelayaran, maka peningkatan kualitas SDM yang menangani transportasi sangatlah
diperlukan.
Bila ditelaah, penurunan kualitas sumber daya alam dan lingkungan disebabkan
oleh dua faktor yaitu disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan ekonomi (economic
requirement) dan gagalnya kebijakan yang diterapkan (policy failure). Peningkatan
kebutuhan yang tak terbatas sering membuat tekanan yang besar terhadap
lingkungan dan sumber daya yang ada, kebutuhan akan ketersediaan kayu memaksa
kita untuk menebang hutan secara berlebihan dan terjadinya illegal logging,
kebutuhan transportasi untuk mobilitas dan mendukung laju perekonomian juga
sering menimbulkan dampak terhadap kerusakan lingkungan seperti pencemaran
udara, dan kejadian di laut di mana akibat kebutuhan ekonomi memaksa nelayan
melakukan kegiatan tangkap berlebih (over fishing). Oleh karena itu percepatan
pembangunan ekonomi sudah selayaknya di barengi dengan ketersediaan sumber
daya dan lingkungan yang lestari.
Potensi sumber daya ikan yang terdapat pada suatu perairan sangat menentukan
keuntungan suatu usaha penangkapan. Oleh sebab itu data dan informasi yang akurat
mengenai potensi sumber daya ikan di suatu kawasan perairan sangatlah penting,
termasuk spesies, habitat dan musimnya. Ketersediaan informasi dan data tersebut
akan meningkatkan efisiensi usaha penangkapan yang akan dikembangkan.
7. Minim Investasi
Investasi yang tinggi dalam pemanfaatan sumber daya laut cenderung akan
mengeksploitasi sumber daya alam, sehingga akan berdampak pada sektor lain.
Bahan bakar minyak merupakan sumber daya energi yang sangat vital dalam
kegiatan penangkapan ikan. Naiknya harga bahan bakar minyak, khususnya solar
telah menyebabkan terpuruknya nelayan di wilayah perairan Indonesia.
1. Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan merupakan salah satu amanat dari pertemuan bumi
(Earth Summit) yang diselenggarakan tahun 1992 di Rio de Janeiro, Brazil. Dalam
forum global tersebut, pemahaman tentang perlunya pembangunan berkelanjutan
mulai disuarakan dengan memberikan definisi sebagai pembangunan yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan generasi sekarang dengan tanpa mengabaikan
kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhannya. Pengelolaan
sumber daya laut perlu diarahkan untuk mencapai tujuan pendayagunaan potensi
untuk meningkatkan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi nasional dan
kesejahteraan pelaku pembangunan kelautan khususnya, serta untuk tetap menjaga
kelestarian sumber daya kelautan khususnya sumber daya pulih dan kelestarian
lingkungan.
2. Keterpaduan
Sifat keterpaduan dalam pembangunan kelautan menghendaki koordinasi yang
mantap, mulai tahapan perencanaan sampai kepada pelaksanaan dan pemantauan
serta pengendaliannya. Untuk itu , dibutuhkan visi, misi, strategi, kebijakan dan
perencanaan program yang mantap dan dinamis. Melalui koordinasi dan sinkronisasi
dengan berbagai pihak baik lintas sektor maupun sub sektor, tentu dengan
memperhatikan sasaran, tahapan dan keserasian antara rencana pembangunan
kelautan nasional dengan regional, diharapkan diperolah keserasian dan keterpaduan
perencanaan dari bawah (bottom-up) yang bersifat mendasar dengan perencanaan
dari atas (top-down) yang bersifat policy, sebagai suatu kombinasi dan sinkronisasi
yang lebih mantap.
3. Desentralisasi Pengelolaan
Dari 400-an lebih kabupaten dan kota di Indonesia, maka 240-an lebih memiliki
wilayah laut. Memperhatikan hal ini maka dalam bagian kesungguhan mengelola
kekayaan laut diharapkan stabilitas politik di negara kita dapat ditingkatkan,
penegakan hukum dapat segera dilaksanakan sehingga segala upaya dalam
pembangunan SDM, pembangunan ekonomi dapat memperoleh hasil yang optimal.
Budaya negeri kita paternalistis, sehingga perilaku pemimpin nasional dan daerah,
perilaku pejabat pusat dan daerah akan menjadi refleksi masyarakat luas. Usaha
pemberian otonomi yang nyata dan bertanggung jawab dalam urusan pemerintahan
dan pembangunan merupakan isu pemerintahan yang lebih santer di masa-masa yang
akan datang. Proses perencanaan dan penentuan kebijaksanaan pembangunan yang
sekarang masih nampak sentralistis di pemerintahan pusat kiranya perlu didorong
untuk mendesentralisasikan ke daerah-daerah.
Selain itu, peranan daerah juga sangat besar dalam proses pemberdayaan
masyarakat untuk ikut serta secara aktif dalam proses pembangunan, termasuk di
dalamnya pembangunan wilayah pesisir dan lautan. Namun peran tersebut masih
perlu ditingkatkan di masa mendatang mengingat peranan sumber daya pesisir dan
lautan dalam pembangunan di masa mendatang makin penting. Peranan daerah juga
makin penting, terutama apabila dikaitkan dengan pembinaan kawasan, baik yang
berkaitan dengan pemanfaatan dan perlindungan sumber daya alam maupun
masyarakat di daerah, terutama yang berada di kawasan pesisir, yang kehidupannya
sangat tergantung pada lingkungan di sekitarnya (lingkungan pesisir dan lautan).
B. Saran
Perlunya berbagai pihak berperan aktif dalam perencanaan pengelolaan sumber
daya kelautan Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://kurniapuspita-potensi-sumber-laut-ind.blogspot.co.id
http://ajmainhalta.blogspot.co.id/2012/11/makalah-tentang-pengelolaan-
sumberdaya.html
https://doc.lalacomputer.com/makalah-potensi-dan-pengelolaan-sumber-daya-
kelautan-indonesia/