Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah 10 Permainan Tradisional

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“10 Permainan Tradisional Asal Bekasi”


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Olahraga
Dosen Pengampu : Mohammad Zaky, Dr.,S.Si.,M.Pd.

Disusun Oleh : Normalika Shandi (1207050091)

KELAS E
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN
GUNUNG DJATI BANDUNG 2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “10 Permainan
Tradisional Asal Bekasi” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Mohammad Zaky, Dr.,S.Si.,M.Pd. mata kuliah Olahraga. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang permainan tradisional asal Bekasi
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Mohammad Zaky, Dr.,S.Si.,M.Pd.,


selaku dosen mata kuliah Olahraga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bekasi, 4 Oktober 2020

ii
DAFTAR ISI

JUDUL………………………………………………………………………..………….i

PENGANTAR…………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………iii

Permainan Tradisional…………………………………………………………………….

1. Petak
Umpet……………………………………………………………………..iv
2. Petak Jongkok…………………………………………………………………...vi
3. Gobak Sodor……………………………………………………………...……viii
4. Lompat Tali………………………………………………………………………
x
5. Bola Bekel……………………………………………………………………...xii
6. Benteng………………………………………………………………………...xiv
7. Layangan………………………………………………………………………xvi
8. Demprak………………………………………………………………………xvii
9. Kelereng/Gundu…………………………………………...…………………..xix
10. Congklak……………………………………………………………………….xxi

Indeks………………………………………………………………………………..xxiii

iii
1. Petak Umpet

(sumber: https://mbludus.com/main-petak-umpet/)

Permainan Petak Umpet, yang nama lainnya Tak Umpet, Umpetan, Pongpongan,


atau Tembak Nama, adalah salah satu jenis permainan yang paling digemari anak-anak
di Betawi pada jaman dulu. Jenis permainan yang sama juga ada di daerah lain di
Nusantara ini. Kalau di Jawa permainan ini disebut Jethungan. Entah di daerah lain.

Permainan Petak Umpet ini bisa melatih kecerdasan, kecermatan, dan kejelian.
Anak-anak terlatih dalam berpikir mencari tempat yang tepat untuk bersembunyi dan
bagaimana cara bersembunyi untuk menghindar dari orang mencarinya. Begitu pula
yang mencari, dia terlatih untuk teliti dan hati-hati. Permainan ini juga bisa membentuk
fisik anak-anak menjadi menjadi kuat dan tangkas. Selain itu memberikan pendidikan
pada anak untuk bermain sportif, jujur, dan kreatif.

a. Aturan main
 Menentukan Pos Jaga.
Pos jaga ini bisa berupa sebatang pohon, tiang, atau sekedar tanda, sebagai
pos (base camp) tempat anak yang nantinya menjadi Pencari .

iv
 Menentukan siapa yang jaga pos (yang menjadi Pencari)
Setelah Pos Jaga  disepakati permainan dimulai dengan menentukan siapa
yang jaga dan siapa yang sembunyi  (yang nantinya harus dicari oleh
Pencari). Penentuan itu dilakukan dengan cara:
a.Gamsit atau Suit bila pemain hanya 2 orang. Yang kalah jaga dan yang
menang sembunyi.
b.Bila pemain lebih dari 2 orang dilakukan Hum Pim Pah. Yang menang
sembunyi. Hum Pim Pah terus dilakukan sampai pemain tinggal 2 orang,
lalu gamsit. Yang kalah jaga.

b. Cara bermain
 Setelah menentukan siapa yang menjadi penjaga pos.
Si penjaga pos mulai berhitung 1 s/d 10. Sementara dia menghitung, anak-
anak yang sembunyi segera mencari tempat untuk sembunyi.
 Selanjutnya
Begitu selesai menghitung sampai 10, si Pencari membuka mata mata, dan
siap-siap untuk segera mencari mereka yang sedang bersembunyi. Jika si
Pencari berhasil menemukan temannya yang bersembunyi, ia harus
menyebut namanya dan cepat-cepat menyentuh Pos Jaga. Jika si anak yang
ditemukan dan disebut namanya lebih dulu memegang (mencapai) Pos
Jaga, maka ia dianggap menang dan boleh sembunyi kembali. Bila ia kalah
dulu memegang pos jaga maka dia menjadi tawanan dan dikumpulkan di
sekitar pos jaga sampai semua yang bersembunyi berhasil ditemukan. Bila
dalam pencarian, ada seorang pemain yang bersembunyi  berhasil
mencapai (menyentuh) INGLO maka semua tawanan dinyatakan bebas,
dan permainan dimulai dari awal lagi. Bila seluruh pemain yang
bersembunyi berhasil ditemukan, maka anak yang pertama kali ditemukan
adalah dia yang menjadi Pencari pada permainan berikutnya.

v
2. Petak Jongkok

(sumber: https://www.tintapendidikanindonesia.com/2016/11/petak-jongkok.html)

Petak jongkok termasuk salah satu permainan tradisional. Permainan ini dimainkan
oleh banyak anak dan tidak memerlukan alat bantu. Permainan petak jongkok adalah
permainan yang dilakukan dengan berjongkok untuk menghindari pengejar. Pada
intinya permainan petak jongkok dilakukan dengan cara kejar-kejaran dimana agar tidak
tersentuh oleh “penjaga”, anak harus jongkok. Permainan tradisional petak jongkok
memiliki nama yang bermacam-macam. Di daerah Purworejo, Jawa Tengah, permainan
tersebut bernama dodokan. Di daerah Purbalingga, permainan ini disebut litunggrok. Di
daerah Jawa Barat secara umum permainan ini dikenal dengan sebutan ucing nagok.
Manfaat permainan petak jongkok bagi anak, antara lain, anak menjadi lebih
kreatif, mengembangkan kecerdasan spasial anak, menumbuhkan rasa sportivitas pada
diri anak, melatih ketahanan fisik, melatih motorik kasar, melatih fleksibilitas kaki,
meningkatkan solidaritas antar anak.

a. Aturan main
 Menentukan satu orang sebagai yang jaga / pengejar.
 Semakin banyak orang yang bergabung dalam permainan, semakin seru.
 Lahan yang luas untuk bermain missalnya lapangan.

b. Cara bermain
 Untuk menghindari pengejar, setiap anak boleh berjongkok. Apabila anak
sudah berjongkok, berarti pengajar tidak bisa menyentuh.

vi
 Anak yang berdiri dapat membangunkan anak yang jongkok dengan
menyentuhnya.
 Apabila anak yang tidak jongkok namun berhasil disentuh oleh pengejar
akan menjadi pengejar selanjutnya.
 Apabila seluruh anak berjongkok, maka anak yang pertama kali
berjongkok menjadi pengejar selanjutnya.

3. Gobak Sodor

vii
(
sumber:http://www.anakmandiri.org/2016/11/29/permainan-tradisional-gobak-sodor-
galasincak-burmargala/)

Di berbagai daerah di Indonesia hampir semua mengenal permainan Gobag Sodor,


hanya di tiap daerah mempunyai nama yang berbeda-beda. Istilah Gobak Sodor dikenal
di daerah Jawa Tengah. Di Kepulauan Natuna dikenal dengan nama Galah, sementara di
Riau dikenal dengan nama Galah Panjang, di daerah Riau Daratan dikenal dengan nama
Cak Bur atau Main Belon. Sedangkan di Jawa Barat, nama permainan ini adalah Galah
Asin, di Makasar disebut Asing dan di daerah Batak Toba disebut Margala.

Gobak Sodor adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di mana
masing-masing tim terdiri dari 3 – 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang
lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan
untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses
bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan garis-
garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran
9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi
tanda dengan kapur.

Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu
anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal. Bagi anggota
grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan
berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis
batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang
mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang),
maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di
tengah lapangan.

a. Aturan main

viii
 Pemain terbagi menjadi 2 kelompok yang terdiri dari 3-5 orang
(disesuaikan).
 Jika 1 kelompok terdiri dari 5 orang maka lapangan dibagi menjadi 4 kotak
persegi panjang, yang berukuran 5m x 3m (disesuaikan).
 Tim “jaga” bertugas menjaga agar tim “lawan” tidak bisa menuju garis
finish.
 Tim “lawan” berusaha menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh
tim “jaga” dan dapat memasuki garis finish dengan syarat tidak ada
anggota tim “lawan” yang masih berada di wilayah start.
 Tim “lawan” dikatakan menang apabila salah satu anggota tim berhasil
kembali ke garis start dengan selamat (tidak tersentuh tim lawan).
 Tim “lawan” dikatakan kalah jika salah satu anggotanya tersentuh oleh tim
“jaga” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah ditentukan.
Jika hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian posisi yaitu tim
“lawan” akan menjadi tim “jaga”, dan sebaliknya.

b. Cara bermain
 Membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu
tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap.
 Membagi pemain menjadi dua tim, satu tim terdiri dari 3 – 5 atau dapat
disesuaikan dengan jumlah peserta. Satu tim akan menjadi tim “jaga” dan
tim yang lain akan menjadi tim “lawan”.
 Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan,
caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang menjaga
garis batas vertikal.
 Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk
menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas
yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas.
 Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal
maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang
terletak di tengah lapangan.
 Sedangkan tim yang menjadi “lawan”, harus berusaha melewati baris ke
baris hingga baris paling belakang, kemudian kembali lagi melewati
penjagaan lawan hingga sampai ke baris awal.

4. Lompat Tali

ix
(sumber:http://gamedoeloe-putria.blogspot.com/2017/10/dibalik-permainan-lompat-
tali-yang.html)

Kalian pasti tidak asing dengan permainan ini, karena permainan ini cukup populer
dizaman dulu. Sekarang kita sulit jika ingin menjumpai permainan ini karena sangat
jarang sekali anak-anak zaman sekarang memainkan permainan ini. Mungkin masih ada
jika di desa/kampung, tetapi kalau kita ingin menjumpai permainan ini di kota sudah
sangat jarang bahkan tidak ada.
Permainan lompat tali sudah pasti alat yang digunakan adalah tali, tali yang
digunakan bisa berupa tali tambang atau tali karet gelang. Dizaman yang dulu kita lebih
menjumpai anak-anak memainkan dengan tali karet gelang yang disusun memanjang
hingga menyerupai tambang. Baik yang digunakan jenis tali apapun yang penting
adalah rasa kegembiraan pada saat memainkan permainan lompat tali ini.
a. Aturan main
 Minimal pemain adalah 3 orang, lebih banyak lebih seru.
 2 orang pemain memegang tali karet disetiap ujungnya.
 Bila yang melompat gagal melakukan lompatan/ lelah bias bergantian.

b. Cara bermain
 Dalam permainan tradisional yang satu ini minimal permainnya 3 orang,
jika lebih dari itu akan lebih rame dan seru. Pemain yang 2 bertugas
sebagai pemegang ujung tali dan memutar-mutarkan tali ke depan,
sedangkan pemain yang 1melakukan permainan dengan cara melompati
tali yang berputar itu. Usahakan dalam bermain tepat melompati jika
makatali akan terinjak bahkan pemain bias terjatuh.

x
 Permainan ini dilakukan secara bergilir, jika pemain sudah capek maka
akan bergantian pindah posisi sehingga semua pemain dapat merasakan
melompati tali dan juga dapat merasakan sebagai pemegang tali.

5. Bola Bekel

xi
(sumber: https://tgrcampaign.com/read/77/mengenal-permainan-tradisional-bekel)

Permainan bekel merupakan permainan tradisional yang mendapat pengaruh dari


budaya Belanda, sebab kata bekel sendiri berasal dari bahasa Belanda bikkelspel atau
bikkelen. Di balik permainan ini, terkandung makna filosofis menurut adat Jawa yang
memercayai bahwa bola bekel adalah simbol hubungan manusia dengan Tuhan dan
manusia dengan sesama manusia.
Permainan bekel yang awal mulanya berasal dari tanah Jawa ini merupakan
permainan tradisional yang cukup populer di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan
menyebarnya permainan bekel di berbagai daerah di Indonesia sebagai media
permainan namun dengan beberapa variasi. Contohnya, di Jawa Timur permainan ini
dimainkan menggunakan bola karet seukuran bola pingpong dan biji bekel yang terbuat
dari kuningan atau plastik. Sementara di Jawa Barat, permainan bekel disebut
dengan beklen umumnya menggunakan biji kuwuk kerang sebagai biji bekel. Lain
halnya di Kepulauan Riau, permainan bekel memiliki sebutan besimbang, dimainkan
dengan bola bekel yang terbuat dari kulit kerang yang telah dipoles sehingga
permukaannya menjadi licin dan berbentuk seperti bola. Ada pula ditemui di Gorontalo,
anak-anak pada umumnya menggunakan bola kasti sebagai bola ponti atau bola bekel.

Permainan tradisional bola bekel pada dasarnya merupakan permainan sederhana


nan sarat makna yang patut dilestarikan, karena memiliki manfaat yang baik untuk
melatih motorik anak dan menumbuhkan jiwa sosial. Melalui permainan bola bekel,
anak dapat melatih kemampuan berpikir strategi, ketangkasan, kejelian maupun
kejujuran. Kami percaya, bahwa permainan tradisional dapat lebih membuka wawasan
anak dan memaksimalkan potensi naluriah anak yang tidak dapat dijangkau oleh
permainan digital.
 
a. Aturan main

xii
 Mengumpulkan biji bekel setelah bola bekel dilambungkan ke udara.
 Pada setiap babak yang dimainkan, akan naik satu tingkatan bila berhasil
melewati babak-babaknya.
b. Cara bermain
 Siapkan bola bekel dan 6 buah biji bekel (boleh lebih)
 Pemain melakukan pengundian untuk menentukan urutan bermain
 Permainan dilakukan dengan mengumpulkan biji bekel setelah bola bekel
dilambungkan ke udara, kemudian dilanjutkan dengan mengambil kembali
bola setelah satu kali pantulan bola
 Pada babak pertama, pengumpulan biji bekel dilakukan secara bertingkat.
Pada babak pertama, pemain mengambil 1 buah biji bekel pada pantulan
bola pertama, mengambil 2 biji bekel pada pantulan bola kedua, dan
seterusnya
 Permainan akan berganti ke pemain berikutnya apabila tidak berhasil
mengumpulkan biji bekel pada pantulan bola bekel atau muncul
pelanggaran yaitu menyentuh biji bekel lain saat mencoba mengumpulkan
biji bekel
 Pada babak kedua, biji bekel diatur dengan posisi menunjukkan sisi yang
sama
 Pada babak ketiga, biji bekel diatur sama dengan posisi menunjukkan sisi
berbeda dari babak kedua
 Pemenang permainan ini adalah pemain pertama yang berhasil
menyelesaikan setiap babak dalam permainan.

6. Benteng

xiii
(sumber:https://oriflameid.com/aturan-permainan-tradisional-benteng-bentengan-dan-
gobak-sodor/)

Benteng-bentengan atau Rerebonan adalah permainan yang dimainkan oleh dua


kelompok penawan dan tertawan. Masing-masing kelompok terdiri atas empat sampai
dengan delapan orang dan memiliki satu tempat sebagai markas. Markas atau ‘benteng’
bisa berupa sebuah tiang, pohon, atau pilar.
a. Aturan main
 Permainan bentengan terdiri dari 2 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 4-6 pemain.
 Permainan bentengan dilakukan dengan menjaga benteng yang
diwujudkan berbentuk tonggak tiang kayu atau bambu, dapat juga
menggunakan pohon hidup. Tonggak dijadikan sebagai basecamp masing-
masing kelompok.
 Pemain bentengan yang keluar dari basecamp dianggap menyerbu terlebih
dahulu. Pemain ini apabila dikejar oleh musuh dan tersentuh tangan oleh
musuh dianggap tertangkap. Pemain yang tertangkap ditempatkan tawanan
 Pemain ini dapat kembali mempertahankan bentengnya apabila telah
diselamatkan temannya, dengan cara menyentuh tangan atau bagian
tubuhnya.
 Kelompok pemain dinyatakan mendapatkan nilai apabila dapat menyentuh
basecamp musuh. Berakhirnya permainan ditentukan oleh kesepakatan
para pemain. Kelompok yang kalah akan mendapatkan hukuman, yaitu

xiv
mengendong kelompok yang menang dari benteng satu ke benteng
lainnya, jumlah gendongan tergantung kesepakatan.

b. Cara bermain
 Siapkan bola bekel dan 5 buah biji bekel
 Pemain melakukan pengundian untuk menentukan urutan bermain
 Permainan dilakukan dengan mengumpulkan biji bekel setelah bola bekel
dilambungkan ke udara, kemudian dilanjutkan dengan mengambil kembali
bola setelah satu kali pantulan bola
 Pada babak pertama, pengumpulan biji bekel dilakukan secara bertingkat.
Pada babak pertama, pemain mengambil 1 buah biji bekel pada pantulan
bola pertama, mengambil 2 biji bekel pada pantulan bola kedua, dan
seterusnya
 Permainan akan berganti ke pemain berikutnya apabila tidak berhasil
mengumpulkan biji bekel pada pantulan bola bekel atau muncul
pelanggaran yaitu menyentuh biji bekel lain saat mencoba mengumpulkan
biji bekel
 Pada babak kedua, biji bekel diatur dengan posisi menunjukkan sisi yang
sama
 Pada babak ketiga, biji bekel diatur sama dengan posisi menunjukkan sisi
berbeda dari babak kedua
 Pemenang permainan ini adalah pemain pertama yang berhasil
menyelesaikan setiap babak dalam permainan.

7. Layangan

xv
(sumber: https://lembagakebudayaanbetawi.org/layangan/)

Layangan sangat populer di Jakarta dan dimainkan oleh segala umur. Biasanya dulu
orang bermain layangan setelah musim motong, karena banyak area terbuka. Di kota,
lapangan juga banyak digunakan sebagai tempat bermain. Meskipun situasi perumahan
di Jakarta makin rapat, sementara lapangan makin langka, penduduk Jakarta masih
berusaha untuk bermain layangan di jalan raya di tengah kesibukan lalu lintas.
a. Aturan main
 Lahan yang cukup luas dan tidak terhalang bangunan, agar layangan
tidak tersangkut
 Terbangkan layangan dengan cara lari sampai layangan naik/ terbang.

b. Cara bermain
 Ada dua jenis permainan yaitu layangan ngadu dan layangan pegang
anteng. Benang layangan ngadu harus digelas terlebih
dahulu. Digelas artinya benang itu diproses secara kimiawi agar cukup
tajam untuk diadu. Model penggelasan ada dua, gelas tarik dan gelas ulur.
Gelas tarik harus agak tajam gelasnya, sedangkan gelas ulur tidak perlu
terlalu tajam. Bahan gelasan terdiri dari bubuk kaca/gelas. Sering terjadi
bila benang gelasan ingin tangguh, maka adonan dicampur pucuk tinja
yang diyakini tahan puse, artinya jika layangan putus, maka sisa benang
yang ada di beladu tidak diputuskan orang dari jauh.
8. Demprak

xvi
(sumber:http://bimoarnikko.blogspot.com/2011/03/permainan-tradisional-
engklek.html)

Permainan demprak merupakan permainan tradisional lompat – lompatan pada


bidang – bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak -
kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu kekotak berikutnya.
Permainan demprak biasa dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan dan dilakukan di
halaman. Namun, sebelum kita memulai permainan ini kita harus mengambar kotak-
kotak dipelataran semen, aspal atau tanah, menggambar 5 segi empat dempet vertikal
kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi empat.
Permainan ini mempunyai banyak nama atau istilah lain. Ada yang menyebutnya
teklek ciplak gunung, engklek dan masih banyak lagi. Istilah yang disebutkan memang
beragam, tetapi permainan yang dimainkan tetap sama. Permainan ini dapat ditemukan
di berbagai wilayah di Indonesia, baik di Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, dan
Sulawesi dengan nama yang berbeda – beda tentunya. Terdapat dugaan bahwa nama
permainan ini berasal dari '' zondag-maandag '' yang berasal dari Belanda dan menyebar
ke nusantara pada jaman kolonial, walaupun dugaan tersebut adalah pendapat
sementara.
a. Aturan main
 Melompat pada setiap bidang kotak tanpa melewati garis.
 Dilakukan oleh 2 orang/lebih
 Melempar bite/batu sebelum melompat, dan bidang yang terdapat bite/batu
tidak boleh dipijak.

xvii
b. Cara bermain
 melompat menggunakan satu kaki disetiap petak - petak yang telah
digambarkan sebelumnya di tanah. Untuk dapat bermain setiap
anak harus mempunyai kereweng atau gacuk yang biasanya berupa
pecahan genting, keramik lantai atau pun batu yang datar.
Kreweng/gacuk dilempar kesalah satu petak yang tergambar di
tanah, petak yang ada gacuknya tidak boleh diinjak/ditempati oleh
setiap pemain, jadi para pemain harus melompat ke petak
berikutnya dengan satu kaki mengelilingi petak – petak yang ada.
Saat melemparkannya tidak boleh melebihi kotak yang telah
disediakan jika melebihi maka dinyatakan gugur dan diganti
dengan pemain selanjutnya Pemain yang menyelesaikan satu
putaran terlebih dahulu melemparkan gacuk dengan cara
membelakangi engkleknya, jika pas pada petak yang dikehendaki
maka petak itu akan menjadi “sawah”nya, artinya dipetak tersebut
pemain yang bersangkutan dapat menginjak petak tersebut dengan
dua kaki, sementara pemain lain tidak boleh menginjak petak itu
selama permainan. Peserta yang memiliki “sawah” paling banyak
adalah pemenangnya. Pemainan ini sangat seru karena bisanya
paling sering kesalahan yang dilakukan adalah saat kita melempar
gacuk tapi tidak pas dikotaknya atau meleset dari tempatnya.

xviii
9. Kelereng/ Gundu

(sumber:https://permainan-bocah.blogspot.com/2017/03/permainan-kelereng-
gundu.html)

Di kalangan anak laki-laki, kelereng merupakan salah satu permainan favorit di era


90-an. Permainan yang mengandalkan kecermatan dan fokus ini menjadi permainan
yang bisa diikuti mulai dari anak-anak belum sekolah sampai yang beranjak dewasa. 
Kelereng sendiri memiliki beberapa sebutan lain pada beberapa daerah di
Indonesia, seperti gundu, keneker, kelici, atau guli. Kelereng sendiri pun terbuat dari
bermacam-macam bahan, ada tanah liat, marmer, dan kaca. Pun cara bermainnya, di
setiap daerah memiliki cara dan aturan tersendiri dalam bermain kelereng.
a. Aturan main
 Mempunyai kelereng/ gundu.
 Membuat lingkaran.

b. Cara bermain
 Gambar lingkaran kecil di tanah. Semua anak menaruh sebutir kelereng di
dalam lingkaran.
 Lalu semua anak berdiri kira-kira satu meter dari lingkaran, di belakang
sebuah garis. Secara bergantian, lemparkan sebutir kelereng lainnya ke
arah lingkaran. Anak yang kelerengnya paling jauh dari lingkaran, boleh
main lebih dulu.

xix
 Dia harus memakai kelereng yang ada di luar lingkaran sebagai
“Penyerang” untuk memukul kelereng di dalam lingkaran keluar. Kalau
berhasil melakukannya, maka ia boleh menyimpan setiap kelereng yang
kena jentik.
 Cara menjentik kelereng: pertemukan ibu jari dengan jari tengah. Sentilkan
kedua jari tepat pada gundu.
 Kelereng “Penyerang” harus tetap tinggal di dalam lingkaran. Kalau tidak,
maka anak yang memilikinya akan kehilangan kelereng tersebut.
 Pemenang adalah anak yang mengumpulkan kelereng atau gundu
terbanyak.

10. Congklak

xx
(sumber:http://bekasi.terasjakarta.id/plugin/article/view/525/congklak-permainan-
tradisional-yang-mulai-terlupakan)

Permainan congklak dibawa oleh pendatang dari Arab ketika datang berdagang atau
berdakwah ke kawasan Asia. Banyak ahli menduga bahwa congklak mungkin
sebenarnya papan permainan tertua yang pernah ada.
Di berbagai daerah, permainan ini memiliki nama-nama yang berbeda. Di
Sumatera, congklak dikenal sebagai congkak, sedangkan di Jawa, dikenal sebagai
congklak, dakon, atau dhakonan. Di Lampung, permainan ini memiliki nama dentuman
lamban dan di daerah Sulawesi dikenal dengan nama makaotan, aggalacang, dan
nogarata.
a. Aturan main
 2 orang pemain.
 Diberi giliran bermain setelah biji conglak berhenti di tempat yang
kosong.

b. Cara bermain
 Permainan congklak dimainkan oleh dua orang. Papan untuk bermain
umumnya terbuat dari kayu dan memiliki 16 lubang dengan 7 lubang kecil
dan 2 lubang besar sebagai induk lubang. Sebelum permainan dimulai,
tiap-tiap lubang kecil diisi dengan 7 buah biji congklak dengan induk
lubang yang dikosongkan.
 Permainan dimulai ketika salah satu pemain mengambil biji congklak yang
terdapat pada salah satu dari 7 lubang dibagiannya. Kemudian, ia harus
membagikannya ke tiap-tiap lubang. Tidak lupa, pemain harus mengisi
induk lubang yang milikinya.

xxi
 Pemain lain, akan mendapat giliran ketika pemain sebelumnya sudah
kehabisan biji congklak untuk dibagikan. Permainan selesai apabila semua
biji congklak dalam lubang kecil sudah habis. Pemain yang menang ialah
yang pemain dengan jumlah biji congklak terbanyak pada induk
lubangnya.

xxii
Indeks

petakumpet(sumber: https://mbludus.com/main-petak-umpet/)
petakjongkok(sumber: https://www.tintapendidikanindonesia.com/2016/11/petak-
jongkok.html)
gobaksodor(sumber: http://www.anakmandiri.org/2016/11/29/permainan-tradisional-
gobak-sodor-galasincak-burmargala/)
lompattali(sumber: http://gamedoeloe-putria.blogspot.com/2017/10/dibalik-
permainan-lompat-tali-yang.html)
bolabekel(sumber: https://tgrcampaign.com/read/77/mengenal-permainan-tradisional-
bekel)
benteng(sumber: https://oriflameid.com/aturan-permainan-tradisional-benteng-
bentengan-dan-gobak-sodor/)(sumber:
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/bentengan-betawi/)
layangan (sumber: https://lembagakebudayaanbetawi.org/layangan/)
demprak(sumber: http://bimoarnikko.blogspot.com/2011/03/permainan-tradisional-
engklek.html)
kelereng/gundu(sumber: https://permainan-bocah.blogspot.com/2017/03/permainan-
kelereng-gundu.html)(sumber: https://www.ayahbunda.co.id/balita-bermain-
permainan/permainan-tradisional3a-kelereng) (sumber:
https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/2645384/permainan-90-an-masih-
ingat-cara-bermain-kelereng)
congklak(sumber: http://bekasi.terasjakarta.id/plugin/article/view/525/congklak-
permainan-tradisional-yang-mulai-terlupakan)

xxiii

Anda mungkin juga menyukai