Pengertian Desain Kurikulum
Pengertian Desain Kurikulum
Pengertian Desain Kurikulum
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum menjadi pedoman utama dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu
kurikulum dan pembelajaran, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu
rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan
dalam bentuk pembelajaran. Demikian juga sebaliknya, tanpa kurikulum yang jelas sebagai
acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
Persoalan bagaimana mengembangkan kurikulum, ternyata bukanlah hal yang mudah,
serta tidak sederhana yang kita bayangkan. Di samping itu, oleh karena kurikulum juga harus
berfungsi mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh anak didik sesuai dengan bakat
dan minatnya, maka proses pengembangannya harus memperhatikan segala aspek yang
terdapat pada peserta didik.
Kurikulum sendiri harus terus menerus di evaluasi dan dikembangkan agar isi dan
muatannya selalu relevan dengan tuntutan masyarakat yang selalu berubah sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta yang tidak kalah penting adalah sesuai
dengan kebutuhan siswa.
Menanggapi hal diatas, maka penulis bermaksud ingin menjelaskan beberapa desain
kurikulum yang meliputi desain kurikulum berdasarkan disiplin ilmu, orientasi pada
masyarakat, orientasi pada siswa dan teknologis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desain kurikulum?
2. Apa yang dimaksud dengan desain kurikulum berdasarkan disiplin ilmu?
3. Apa yang dimaksud dengan desain kurikulum berorientasi pada masyarakat?
4. Apa yang dimaksud dengan desain kurikulum berorientasi pada siswa?
5. Apa yang dimaksud dengan desain kurikulum teknologis?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desain kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desain kurikulum berdasarkan disiplin
ilmu.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desain kurikulum berorientasi pada
masyarakat.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desain kurikulum berorientasi pada siswa.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan desain kurikulum teknologis.
2
BAB II
3
berpikir siswa melalui proses latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses
penelitian ilmiah. (dalam Sanjaya, 2008: 64)
Model kurikulum yang berorientasi pada pengembangan intelektual siswa,
dikembangkan oleh para ahli mata pelajaran sesuai dengan disiplin ilmu masing-
masing. Mereka menyusun materi pembelajaran apa yang harus dikuasai oleh siswa
baik menyangkut data dan fakta, konsep maupun teori yang ada dalam setiap disiplin
ilmu. materi sesuai dengan corak atau masalah yang terkandung dalam disiplin ilmu.
Jadi, dengan demikian, dalam desain model ini bukan hanya diharaapkan siswa
semata-mata dapat menguasai materi pelajaran sesuai dengan disiplin ilmu, akan
tetapi juga melatih proses berpikir melalui proses penelitian ilmiah yang sistematis.
Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang berorientasi pada disiplin
ilmu, yaitu :
1. Subject Centered Curriculum
2. Correlated Curriculum
Pada organisasi kurikulum ini, mata pelajaran tidak disajikan
secara terpisah, akan tetapi mata pelajaran-mata pelajaran yang memiliki
kedekatan atau mata pelajaran sejenis dikelompokkan menjadi suatu
bidang studi (Broadfield), seperti mata pelajaran biologi, kimia, fisika,
dikelompokkan menjadi studi bidang IPA.
4
3. Integrated Curriculum
Pada organisasi kurikulum yang menggunakan model
Intergrated, tidak lagi menampakkan nama-nama pelajaran atau bidang
studi. Belajar berangkat dari suatu pokok masalah yang harus
dipecahkan. Masalah tersebut kemudian dinamakan unit. Belajar
berdasarkan unit bukan hanya menghafal sejumlah fakta, akan tetapi juga
mencari dan menganalisis fakta sebagai bahan untuk memecahkan
masalah. Belajar melalui pemecahan masalah itu diharapkan
perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja akan
tetapi seluruh aspek seperti sikap, emosi, atau ketrampilan.
Asumsi yang mendasari bentuk rancangan kurikulum ini adalah, bahwa tujuan
dari sekolah adalah untuk melayani kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan
masyarakat harus dijadikan dasar dalam menentukan isi kurikulum.
Contoh desain kurikulum ini dikembangkan oleh Smith, Stanley, dan Shores
dalam buku mereka yang berjudul Fundamental of Curriculum (1950), atau dalam
Curriculum Theory yang disusun oleh Beauchamp (1981). Mereka merumuskan
kurikulum sebagai sebuah desain kelompok sosial untuk dijadikan pengalaman belajar
anak di dalam sekolah.
Ada tiga perspektif desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan
masyarakat, yaitu prespective status quo (the status quo perspective), perspektif reformis
(the reformist perspektif), dan perspektif masa depan (the future perspective).(Sanjaya,
2008:67)
5
masyarakat. Yang dijadikan dasar oleh para perancang kurikulum adalah
aspek-aspek penting kehidupan masyarakat.
6
kimia, dan matematika. Berbagai macam krisis yang dialami oleh masyarakat
harus menjadi bagian dari isi kurikulum.(Sanjaya, 2008 :70)
7
Berbeda dengan kurikulum konvensional, menurut Parker proses
pembelajaran bukan hanya menghafal dan menguasai materi pelajaran seperti
yang tertera pada buku atau teks, akan tetapi bagaimana seorang anak itu belajar
dalam kehidupan nyata di masyarakat. Proses pembelajaran bukan hanya
mengembangkan kemampuan intelektual dengan memahami sejumlah teori dan
fakta saja, akan tetapi bagaimana proses belajar itu dapat mengembangkan
seluruh aspek kehidupn siswa. Misalnya, belajar tentang bahasa, anak tidak tidak
perlu menghafal aturan tata bahasa, akan tetapi bagaimana aturan tata bahasa itu
diterapkan dalam percakapan sehari-hari di masyarakat.
Dari penjelasan di atas, maka kurikulum berorientasi pada anak dalam
perspektif kehidupan di masyarakat, mengharap materi kurikulum yang dipelajari
di sekolah serta pengalaman belajar, didesain sesuai dengan kebutuhan anak
sebagai persiapan agar mereka dapat hidup di masyarakat.
2. Perspektif Psikologis
Dalam perspektif psikologis, desain kurikulum yang berorientasi kepada
siswa, sering diartikan juga sebagai kurikulum yang bersifat humanistik, yang
muncul sebagai reaksi terhadap proses pendidkan yang hanya mengutamakan segi
intelektual. Menurut para pengembang kurikulum ini, tugas dan tanggung jawab
pendidkan di sekolah bukan hanya mengembangkan segi intelektual siswa saja,
akan tetapi mengembangkan seluruh pribadi siswa sehingga dapat membentuk
manusia yang utuh.
Menurut pendidikan humanistik setiap manusia memiliki potensi, punya
kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Segala potensi yang dimiliknya itu
sangat menentukan dalam proses pengembangan tingkah laku. Oleh karena itulah,
kurikulum didesain untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki siswa.
Tidak seperti pada kurikulum subjek akademis di mana pelaksanaan
evaluasi diarahkan untuk melihat keberhasilan siswa dalam menguasai materi
pelajaran, pelaksanaan evaluasi dalam kurikulum humanistik lebih ditekankan
kepada proses belajar. Kriteria keberhasilan ditentukan oleh perkembangan anak
supaya menjadi manusia yang terbuka dan berdirisendiri. Proses pembelajaran
8
yang bagus menurut kurikulum ini adalah manakala memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
9
Selanjutnya untuk efektivitas dan keberhasilan implementasi kurikulum teknologi
hendaklah memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Kesadaran akan tujuan, artinya siswa perlu memahami bahwa pembelajaran
diarahkan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, siswa perlu diberi penjelasan
tujuan apa yang harus dicapai.
2. Dalam pembelajaran siswa diberi kesemptan mempraktikkan kecakapan sesuai
dengan tujuan.
3. Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai. Dengan demikian, siswa perlu
menyadari apakah pembelajaran sudah dianggap cukup atau masih perlu bantuan.
(Sanjaya, 2008: 76)
10
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Desain kurikulum berasal dari kata desain yang berarti rancangan, pola atau model.
Mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan atau menyusun model kurikulum sesuai
dengan misi dan visi sekolah. Berikut pembagian desain kurikulum :
1. Desain kurikulum berdasarkan disiplin ilmu, desain kurikulum ini merupakan desain
kurikulum yang berpusat pada pengetahuan (The knowledge centered desain) yang
dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu. Terdapat tiga bentuk organisasi kurikulum
yang berorientasi pada disiplin ilmu, yaitu : Subject Centered Curriculum, Correlated
Curriculum, dan Integrated Curriculum.
2. Desain Kurikulum Berorientasi pada Masyarakat, Asumsi yang mendasari bentuk
rancangan kurikulum ini adalah, bahwa tujuan dari sekolah adalah untuk melayani
kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan masyarakat harus dijadikan dasar
dalam menentukan isi kurikulum. Ada tiga perspektif desain kurikulum yang berorientasi
pada kehidupan masyarakat, yaitu prespective status quo (the status quo perspective),
perspektif reformis (the reformist perspektif), dan perspektif masa depan (the future
perspective).
3. Desain Kurikulum Berorientasi pada Siswa, Asumsi yang mendasari desain ini adalah
bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik. Oleh karenanya,
pendidikan tidak boleh terlepas dari kehidupan anak didik. Kurikulum yang menekankan
pada siswa sebagai sumber isi kurikulum. Desain kurikulum yang berorientasi pada anak
didik, dapat dilihat minimal dari dua perspektif, yaitu perspektif kehidupan anak di
masyarakat (the child-in-society perspective) dan perspektif psikologi (the psychological
curriculum perspective).
4. Desain Kurikulum Teknologis
11
DAFTAR PUSTAKA
12