Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Fungsi Dan Manfaat Lahan Basah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 8

ALIFAH ULYA LABIBAH

NIM 1711017320007
STATISTIKA FMIPA ULM
PENGENALAN LINGKUNGAN LAHAN BASAH

FUNGSI DAN MANFAAT LAHAN BASAH


1. Lahan Basah Sebagai Habitat
Lahan basah merupakan daerah peralihan antara sistem perairan dan daratan yang
dijadikan sebagai salah satu habitat alami bagi satwa liar. Habitat alami di Indonesia telah
banyak mengalami perubahan salah satunya lahan basah yang telah menjadi tipe habitat
yang paling terancam kelestariannya. Beberapa diantaranya telah diubah menjadi lahan
pemukiman untuk penduduk dan lahan pertanian, atau menjadi sawah atau tambak.
Perubahan lahan basah terjadi karena pertumbuhan penduduk yang terus meningkat yang
berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk tujuan pemukiman dan
pertanian.
Merupakan habitat berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang bernilai ekonomis
Data menunjukkan, dari 179 spesies yang dilindungi, menurut Wetland Data Base
PHPA/Wetland International, sebagian besar berhabitat di lahan basah. Daerah seperti
mangrove merupakan tempat mencari makan burung migran yang singgah danmasuk
dalam kon#ensi pelestarian spesies migran (Bonn convention).
Hutan mangrove tidak hanya memiliki fungsi ekologis, tetapi juga fungsiekonomis.
Fungsi ekologis hutan mangrove adalah sebagai habitat atau tempathidup binatang laut
untuk berlindung, mencari makan atau berkembang biak sertamelindungi pantai dari abrasi
air laut. Fungsi ekonomis hutan mangrove berupanilai ekonomi dari kayu dan makhluk
hidup yang ada di dalamnya misalnyaudang dan jenis ikan lainnya.
2. Lahan Basah Sebagai Pengatur Fungsi Hidrologi

Tempat penampungan air (sumber air dan hujan). Pemasok air ke aquifer (kantung air),
air tanah, dan lahan basah lain didataran lebih rendah – yang untuk selanjutnya sebagai
penyedia air bagi kawasan sekitar dan menjaga tinggi kolom air tanah untuk dimanfaatkan
sebagai sumur dangkal. Menjaga iklim mikro ekosistem sekitar lahan basah, dengan cara
mempertahankan penguapan lokal untuk menjaga kelembaban dan turunnya hujan.
Mempertahankan keberadaan lapisan air tanah guna mencegah intrusi air laut ke daratan fungsi
Lahan Basah di pesisir.
Kasus di Jakarta – intrusi air laut karena alih fungsi lahan basah berimbas intrusi
air laut hingga radius 15 km dari pantai. Vegetasi lahan basah memberikan pengaruh dalam
proses penguapan air dan mengurangi kecepatan aliran air permukaan sehingga melemahkan
kekuatan air yang merusak.

3. Lahan Basah Untuk Menjaga Kualitas Air

Proses pengurangan kecepatan aliran air oleh vegetasi akan berpengaruh pada
percepatan pengendapan sedimen dan penjernihan air. Vegetasi mampu menyerap unsur hara
dan bahan pencemar yang berlebihan sehingga dapat menjaga kualitas air. Di India, AS dan
Kanada telah dibangun rawa buatan untuk mengolah limbah dari perkotaan dan industri agar
supaya difungsikan sebagai penyerap pencemaran.
4. Lahan Basah Sebagai Pencegah Bencana Alam
Danau atau situ, dam, rawa dan dataran banjir mempunyai kemampuan menyimpan
kelebihan air yang dicurahkan saat musim hujan menjadi fungsi ganda untuk pencegahan
banjir dan persediaan kemarau.
Mangrove, padang lamun dan terumbu karang mempunyai fungsi ekologis sebagai
pelindung pantai dengan kemampuannya memecah kekuatan ombak dan arus, serta membantu
mengikat sedimen dan menstabilkan substrat sehingga tidak mudah mengalami erosi.
5. Lahan Basah Untuk Menjaga Sistem Dan Proses-Proses Alami

Vegetasi di hutan gambut dan hutan rawa membantu proses penyerapan CO2 di
udara melalui proses fotosintesis sehingga mencegah pemanasan global tetapi lahan
gambut mempunyai resiko, dimana endapan karbon yang dikandungnya jika dilepaskan
sekaligus atau dibakar akan mempercepat proses pemanasan global. Terumbu karang dapat
membentuk pulau karang dan pantai berpasir putih. Mangrove dapat mempercepat proses
sedimentasi yang pada akhirnya akan membentuk lahan baru di pesisir.

6. Lahan Basah Sebagai Penghasil Sumber Daya Alam Hayati


Luas wilayah Indonesia yang tergolong besar berupa lahan yang
masih belum dimanfaatkan. Banyak pulau yang masih belum berpenghuni sehingga pada
masa yang akan datang masih terbuka luas untuk dikembangkan dengan berbagai produk
pertanian. Lahan yang luas juga menarik para pengusaha untuk membuka perkebunan di
berbagai wilayah Indonesia. Selain lahan basah yang masih luas, Indonesia juga memiliki
laut yang luas dan garis pantai yang sangat panjang. Laut dengan berbagai sumber daya
yang terkandung di dalamnya belum dimanfaatkan secara optimal oleh penduduk.
7. Lahan Basah Sebagai Penghasil Energi
Lahan basah (rawa) memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
energi listrik, dimana dengan menempatkan 2 elektroda yang masing-masing terbuat dari
bahan tembaga dan timah pada kedalaman tertentu akan menghasilkan tegangan. Tegangan
dengan nilai tertinggi didapatkan pada jarak antar elektroda 10cm. Dari data hasil
penelitian juga didapatkan makin dalam penempatan elektroda pada lahan basah (rawa)
makin besar/tinggi nilai tegangannya.
8. Lahan Basah Sebagai Sarana Transportasi
Sarana transportasi pada lahan basah yang baik di suatu wilayah merupakan salah
satu faktor pendukung bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas sesuai dengan
kemampuan masyarakat tersebut yang berkaitan dengan lahan basah, hal ini dilakukan
untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan pengetahuan. Aktivitas manusia akan
mengalami peningkatan apabila didukung dengan adanya kemajuan transportasi terutama
pada lahan basah itu sendiri, adanya kemajuan transportasi dapat memicu pula akan
kebutuhan ruang atau lahan.

9. Lahan Basah Sebagai Sarana Rekreasi dan Pariwisata


Ekosistem lahan basah merupakan areal yang rentan, sehingga pemanfaatan areal
ini harus memperhatikan kondisi ekologis dan daya dukung lingkungan. Namun,
kepentingan ekologis ini tetap tidak boleh mengorbankan kepentingan ekonomi
masyarakat sekitar. Seperti yang dikutip dari Laporan Dinas Pariwisata DIY, jumlah
pengunjung Pantai Trisik, satusatunya obyek wisata di Desa Banaran mengalami peurunan
dari tahun ke tahun, sehingga sektor pariwisata kini tidak mampu lagi memberikan
penghasilan yang cukup bagi warga Desa Banaran. Ekowisata melibatkan kombinasi
antara aspek konservasi dan wisata (aspek ekonomi berhubungan dengan wisata) untuk
memberi manfaat kepada komunitas lokal, terutama fokus terhadap keberlanjutan
(Myburgh & Saayman, 2002). Ekowisata memiliki tiga pilar utama yaitu konservasi alam,
pendidikan lingkungan dan partsipasi masyarakat lokal yang mana sangat sesuai dengan
potensi dan permasalahan lahan basah yang ada di Desa Banaran.
10. Lahan Basah Sebagai Sarana Penelitian dan Pendidikan
Lahan basah merupakan suatu ekosistem yang berpotensi tinggi, selain
pemanfaatannya, keberadaan lahan basah berfungsi dengan baik sebagai sarana penelitian
dan pendidikan. Banyak hal yang perlu dikaji mengenai lahan basah itu sendiri mengingat
masih banyak masyarakat tidak meperhatikan lahan ini.

Anda mungkin juga menyukai