Laporan Akhir Hidrolik Herdianto
Laporan Akhir Hidrolik Herdianto
Laporan Akhir Hidrolik Herdianto
Oleh :
HERDIANTO
1507035844
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan tentang sistem hidrolik dengan baik dan benar.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dosen, teknisi, dan asisten
dosen yang telah membimbing penulis dalam penyelesaian laporan ini. Penulis
juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada teman-teman dan semua pihak
yang membantu penulis dalam penyelesaian laporan ini.
Dalam penuyusunan laporan ini penulis merasa masih banyak kesalahan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan pengarahan dalam laporan ini demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB IV PENUTUP
4.1 Simpulan ........................................................................................ 45
4.2 Saran .............................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam praktikum hidrolik adalah sebagai berikut :
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui suatu sistem dalam sistem hidrolik itu
sendiri.
2. Agar mahasiswa mampu mengembangkan sistem hidrolik ini menjadi suatu
alat yang bisa digunakan dan bermanfaat bagi kita semua.
3. Agar mahasiswa mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam
sistem hidrolik.
4. Agar mahasiswa dapat menciptakan suatu kreasi diri bahwa kemampuan
adalah segalanya yang terpenting didalam pembelajaran sistem hidrolik ini.
1
1.3 Manfaat
Adapun manfaat yang bisa kita dapatkan setelah melaksanakan praktikum
hidrolik adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan pada diri mahasiswa dapat dilihat untuk dijadikan referensi
penting dalam pembelajaran ini.
2. Mengetahui betapa pentingnya suatu pembelajaran sejak dini dalam suatu
pembelajaran sistem hidrolik ini, walaupun harus dari mana kita
memulainya.
3. Smartdan pintar dalam memilih suatu analisa yang bisa meningkatkan
kemampuan bagi diri sendiri.
4. Ilmu yang dipelajari merupakan salah satu gambaran untuk meningkatkan
dalam perkembangan zaman.
2
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Sistem hidrolik merupakan suatu sistem yang digunakan dengan
mengunakan zat cair. Pemanfaatan zat cair ini digunakan sebagai suatu bentuk
teknologi dalam pemanfaatan tekanan fluida. Zat cair yang digunakan pada suatu
sistem hidrolik ini adalah oli.
Untuk menjalankan suatu sistem ini maka diperlukan suatu alat untuk
menghasilkan suatu tekanan. Alat penghasil tekanan pada sistem hidrolik ini
berupa pompa yang dapat mengalirkan fluida tersebut kesegala arah.
3
Tenaga disalurkan ke bagian kerja (drive section) oleh bagian pengontrol
tenaga (Power Control Section) Bagian ini dilakukan oleh katup-katup seperti
dibawah ini:
a. Katup kontrol arah (Directional Control Valves)
b. Katup kontrol aliran (Flow Control Valves)
c. Katup kontrol tekanan (Pressure valves)
d. Katup searah (non-return valves)
4
2. Elemen Hidrolik:
a. Alat Aktuasi
b. Keluaran
3. Elemen Kontrol:
a. Katup Kontrol arah
b. Katup Kontrol akhir
4. Prosesor:
a. Katup kontrol arah
b. Elemen logika
c. Katup kontrol tekanan
5. Elemen PemrosesSensor :
a. Katup kontrol arah
b. Katup batas
c. Tombol
d. Sensor
6. Elemen MasukanPasokan Energi:
a. Pompa
b. Reservoir
c. Pengatur Tekanan
d. Peralatan Pelayanan
e. Pasokan Energi
5
Gambar 2.2Pompa Hidrolik
6
Hose juga dapat berfungsi sebagi peredam vibration dan suara.Hidrolik
hose terdiri dari 3 bagian dasar.
a. inner tube
b. Re-inforcement layers
c. Outer cover
d. Inner tube
Inner tube merupakan bentuk lapisan yang tahan terhadap oli yang
mempunyai permukaan licin untuk memperkecil gesekan pada aliran
fluida.
a. Reinforcement layers
Reinforcement layers merupakan lapisan yang dibuat untuk menahan
tekanan tergantung dengan tekanan oli dari sistem hidrolik.
b. Outer cover
Outer cover ini berfungsi melindungi reinforcement layer terhadap
benda benda keras serta gesekan pada permukaan luar dari hose ini.
3. Filter / Penyaring
Filter adalah alat terpenting untuk menjaga oli agar tidak bercampur dari
kotoran kotaran yang terjadi akibat pengikisan dinding akibat aliran atau
bram-bram yang terjadi akibat pergerakan komponen mesin untuk
menjaga agar tekanan tidak berkurang.
Gambar 2.5Filter
7
4. Pressure Gauge
Pressure gauge merupakan alat yang digunakan untuk mengetahui
tekanan yang diberikan terhadap pompa pada alirannya masing-
masing.Preassure gauge ini biasanya mempunyai satuan yang telah
ditetapkan pada skala konversinya.
5. Piston Hidrolik
Piston hidrolik merupakan alat yang biasa digunakan untuk sebuah
rangkaian sistem hidrolik.Dalam suatu percobaan, penggunaan piston
sistem hidrolik dapat kita bisa mengetahui berat beban yang mampu
untuk diberikan dengan tekanan maksimal.Pada penggunaan sistem
hidrolik, baik dalam aplikasi pada alat berat, rem mobil, sterringdan
contoh-contoh penggunaan yang lain, piston hidrolik ini mempunyai
bentuk dan ukuran yang berbeda.Tetapi secara umum fungsi piston ini
adalah sebagai alat pendorong atau penggerak dalam suatu rangkaian.
8
6. Valve /katup
Valve / katup pada sistem hidrolik ini mempunyai jenis dan fungsi
bermacam-macam sesuai dengan fungsi dan kegunaannya
9
10
Table 2.2 Simbol Hidrolik
11
2.5 Perhitungan Kinerja Mesin
Kecepatan actuator merupakan fungsi dari (1) displacement (Volume) dan
(2) Flow rate (jumlah aliran oli dalam waktu tertentu).
Langkah 1:
Dapat dihitung apabila displacement dari cylinder
Displacement = Piston area (1) x Piston travel (2)
Displacement = 32,3 cm2 x 50,8 cm
Displacement = 1640,8 cm 3
12
Langkah 2:
Dengan diketahui displacement (1) actuator dan jumlah aliran oli (flow
rate) masuk ke actuator, kita dapat menghitung cycle time-nya
Cycle Time = Displacement + Flow rate
Cycle Time = 1640.8 cm 3 + 7538 cm3 /min x 60 sec/min
Cycle Time = 13,1 sec
Pada contoh diatas, dibutuhkan waktu selama 13,1 detik oleh piston untuk
bergerak sepanjang cylinder-nya menggunakan perhitungan untuk menghitung
menganalisa masalah. Adapun hubungan antara flow rate dan displacement
merupakan alat untuk trouble shooting yang berguna.Cycle time suatu mesin
biasanya terdapat ada service manual tersebut. Bila nilainya berbeda dari hasil
pengujian maka hal menandakan adanya masalah.Ini adalah langkah pertama
dalam mengidentifikasi masalah penyebab dari kinerja yang tidak menentu atau
seret.
Gambar 2.11Silinder
13
Sebagian besar pekerjaan pada alat-alat berat pertambangan dan konstruksi
dilakukan oleh silinder-silinder hidrolik, yang menyediakan gaya mekanis untuk
menaikkan dan menurunkan blade, bucket, boom dan bak. Silinder memiliki tiga
macam komponen dasar
a. Silinder
b. Piston
c. Batang
Piston dan batang disambung menjadi satu, memberikan tekanan hidrolik ke
sisi kepala piston akan mendorong batang keluar dari silinder. Memberikan
tekanan hidrolik ke sisi batang dari piston akan mendorong batang untuk
memendek ke dalam sislinder. Ring-ring penyekatan pada piston mencegah
kebocoran oli hidrolik melewati piston
14
BAB III
PEMBAHASAN
Keterangan :
OZ1 = Hydraulic power pack
OZ2 = Pressure gauge
1V = Shut – off Valve
1S = Flow control
15
3.1.3Prinsip Kerja
Rakit semua komponen.Setelah itu, hydraulicpower pack (0Z1)
dihidupkan dengan menekan tombol berwarna hijau.Selanjutnya, shutt-off valve
(IV) dibuka penuh. Setelah itu, fluida akan dialirkan menuju pressure gauge
(0Z2), dimana pressure gauge (0Z2) berfungsi untuk mengukur tekanan fluida.
Selanjutnya, fluida akan mengalir menuju shutt-off valve (IV), dimana shutt-off
valve (IV) berfungsi sebagai pembuka dan penutup aliran fluida yang mengalir
dari hydraulic power pack (0Z1). Ketika shutt-off valve dibuka, maka fluida
akan mengalir ke hydraulic motor yang berfungsi untuk mengetahui laju aliran
fluida. Setelah itu dari hydraulic motor, fluida akan kembali ke hydraulic
power pack (0Z1) melalui saluran T. Selanjutnya, ketika shutt-off valve (IV)
ditutup secara perlahan maka hydraulic motor juga ikut secara perlahan
menjadi lambat, tetapi shutt-off valve (IV) ditutup dibawah tekanan maksimum
yaitu 50 bar supaya pressure gauge (0Z2) dan shutt-off valve (IV) tidak
mengalami kebocoran sehingga diberikan toleransi maksimum pada shutt-off
valve sebesar 50 bar.
Tekanan sistem 50
Bar 40 45
(p)
Debit aliran (q) l/min 0,844 0,82 0,811
Putaran (n) rpm 1030 1000 990
Perhitungan :
a. Pada tekanan 15 bar
q= 1200 X0,00082 liter
= 0,984 l/min
16
b. Pada tekanan 20 bar
q= 1100 X0,00082 liter
= 0,902 l/min
17
3.1.5Kurva Karakteristik Pompa
35
30
25
20
Tekanan Sistem (P) bar
15 Debit Aliran (q) l/min
10
0
1 2 3 4
3.1.6 Kesimpulan
Bagimana pengaruh peningkatan tekanan terhadap laju aliran ?
Peningkatan tekanan terhadap laju aliran adalah berbanding terbalik.
Karena semakin besar tekanannya maka laju alirannya akan semakin
kecil. Dan sebaliknya, semakin kecil tekanan maka laju aliran semakin
besar.
18
3.2MODUL 2 : (Package Lifting Device)
3.2.1 Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui karakteristik katup pressure valve
Keterengan :
0Z1 = Hydraulic power pack
0Z2 = Pressure gauge
1V1 = Shut – off Valve
1S = Flow control
1V2 = Pressure relief valve
3.2.3Prinsip Kerja
Rakit semua komponen.Selanjutnya, hydraulicpowerpack(0Z1)
dihidupkan dengan menekan tombol berwarna hijau. Setelah itu, fluidaakan
dialirkanmenuju ke pressure gauge (0Z2) melalui saluran P pada
hydraulicpowerpack(0Z1). Selanjutnya, fluida yang mengalir menuju pressure
gauge (0Z2) berfungsi untuk mengukur tekanan fluida yang mengalir.
19
Berikutnya, fluida akan mengalir melalui branch tee yang berfungsi untuk
membagi saluran fluida menjadi 2 bagian. Kemudian, shutt-off valve(IVI)
dihubungkan ke branch tee berikutnya.Setelah itu, saluran pertama
dihubungkan ke hydraulic motor dan saluran kedua dihubungkan ke saluran T
pada hydraulic power pack (0Z1). Selanjutnya, jika tombol off pada push
button berwarna merah maka secara otomatis aliran fluida akan berhenti dan
tekanan pun akan hilang.
Tekanan sistem
Bar 50
(p)
Debit aliran (q) l/min 0,721
Putaran (n) rpm 880
(l/min),
v = 8,2 cm3 = 82x10-4 liter
maka :
a. Pada tekanan 35 bar
q= 1000 . 0,00082
= 0,82 l/min
20
= 0.736 l/min
d. Pada tekanan 45 bar
q= 890 .0,00082liter
= 0.729l/min
50
40
10
0
1 2 3 4 5
3.2.6Kesimpulan
Berapa besar perbedaan antara tekanan buka dan tekanan maksimum?
Perbedaannya tergantung dari cara membuka atau pengontrolan shutt-
offvalve yang dibuka secara perlahan. Apabila tekanan hidrolik
rendah,maka putaran motor hidrolik akan tinggi dan begitusebaliknya.
21
3.3MODUL 3: (Drawing Press)
3.3.1Tujuan Praktikum
Untuk mengetahui bagaimana mengukur ketahanan aliran.
Keterangan :
OZ1 = Hydraulic power pack
OZ2 = Pressure gauge
OZ3 = Pressure gauge
OZ4 = Pressure gauge
OV1 = Pressure relief gauge
OV2 = Flow Control Valve
OV3 = Shut – off Valve
IV4 = Pressure relief gauge
IV3 = Throttle valve
IV2 = 4/2-way valve
IV1 = 4/3-way valve
22
1S = Flow sensor
3.3.3 Prinsip Kerja
Rakit semua komponen.Selanjutnya, hydraulic power pack (0Z1)
dihidupkan dengan menekan tombol berwarna hijau. Setelah itu, fluida akan
dialirkan menuju ke pressure gauge (0Z2). Selanjutnya, fluida tersebut akan
mengalir menuju ke branch tee yang berfungsi untuk membagi aliran menjadi
dua bagian. Aliran pertama mengalir menuju saluran P 4/3 way valve (1V1).
Berikutnya, fluida akan mengalir menujuflow control valve(0V2) melalui shutt-
off valve (0V3). Setelah itu, fluida kembali mengalir menuju branch tee
berikutmya.Selanjutnya, fluida pun mengalir menuju pressure gauge (0Z3) ke
4/2 way valve (1V1).Berikutnya, fluida kemudian mengalir menuju poros
melalui hose linemenuju pressure gauge (0Z4). Selanjutnya, fluida tersebut
kemudian mengalir menuju saluran T pada hydraulic power pack (0Z1).
3.3.4Kesimpulan
Berapa perubahan perbedaan tekanan bila debit aliran ditingkatkan
menjadi dua kalinya ?
Perubahan perbedaan tekanan dengan perubahan debit aliran adalah
berbanding lurus. Apabila debit aliran ditingkatkan dua kali dari aliran
sebelumnya, maka diperoleh hasilnya bahwa perbedaan tekanan akan
semakin lebih besar dari perbedaan tekanan dari debit sebelumnya.
23
3.4MODUL 4: (Calender Feeding Device)
3.4.1 Tujuan Praktikum
Untuk membiasakan penggunaan katup tak balik (non return valve).
Untuk menunjukkan aktivasi dari silinder aksi tunggal dengan
menggunakan katup 2/2.
1A
OZ2
OV2
1V
OV1
OZ1 P T
Ts
Keterangan :
OZ1 = Hydraulic power pack
OZ2 = Pressure gauge
OV1 = Pressure relief gauge
OV2 = Flow Control Valve
1V = Shutt-off valve
1A = Double acting cylinder
24
3.4.3 Prinsip Kerja
Rakit semua komponen.Selanjutnya, hydraulic power pack (0Z1)
dihidupkan dengan menekan tombol berwarna hijau. Selanjutnya, fluida akan
mengalir menuju non return. Setelah itu, fluida tersebut akan mengalir menuju
pressure relief gauge (0V1). Berikutnya, fluida menuju branch tee yang
berfungsi membagi aliran menjadi dua bagian. Saluran pertama menuju
pressure gauge (0Z2) melalui hose line. Selanjutnya, saluran pertama pada
branch tee dihubungkan dengan shutt-off valve (1V).Berikutnya, fluida
mengalir dari saluran kedua pada branch tee menuju saluran T pada hydraulic
power pack (0Z1) dan dihubungkan pada branch tee. Selanjutnya, saluran
pertama pada branch teeakan mengalir fluida menuju (0V2)pressure relief
valve. Selanjutnya, fluida yang dialirkan menuju branch tee melalui hose line.
Setelah itu, aliran fluida mengalir menuju katup piston dan beban akan turun.
3.4.4 Kesimpulan
Apa kerugian dari rangkaian ini ?
Kerugian pada rangkaian ini adalah jika piston ingin dikembalikkan pada
posisi awalhydraulic motor harus dimatikan dahulu. Jadi,jika posisi
piston dikembalikkan ke posisi awal maka kinerja di nonaktifkan dari
hydraulic power pack.
25
3.5Modul 5: (Hardening Furnace)
3.5.1Tujuan Praktikum
Untuk membiasakan penggunaan katup 3/2.
Untuk menentukan waktu, tekanan dan gaya selama langkah
majudan langkah mundur dari silinder aksi tunggal.
1Z1
1A
1V
OZ3
OV2
OV1
OZ2
OZ1 P T
Ts
Keterangan :
OZ1 = Hydraulic power pack
OZ2 = Pressure gauge
OZ3 = Pressure gauge
OV1 = non-return valve
OV2 = Flow Control valve
1A = Double acting cylinder
26
3.5.3Prinsip Kerja
Rakit semua komponen.Selanjutnya, hydraulic power pack (0Z1)
dihidupkan dengan menekan tombol berwarna hijau.Selanjutnya, fluida di
pompakan menuju branch tee yang berfungsi membagi saluran menjadi dua
bagian. Setelah itu, saluran pertama dari branch tee menujupressure
gauge(0Z2). Selanjutnya, saluran kedua dari branch tee menuju non-return
valve (0V1) melalui hose line.Berikutnya, aliran fluida kembali menuju branch
tee dan saluran pertama pada branch teeke pressure gauge (0Z3) menuju
pressure relief valve (0V2).Selanjutnya, saluran pertama pada branch tee
tersebut menuju piston. Apabila handle ditekan ke kiri, makaloading weight
pun bergerak naik. Selanjutnya, dari saluran T maka fluida menuju branch tee
yaitu saluran pertama.Setelah itu, branch tee yang saluran pertamamenuju ke
katup piston dan saluran kedua menuju 4/2.Setelah itu, handlekatup 4/2
dilepaskan, maka loading weight kembali ke posisi semula. Selanjutnya, tombol
off yang berwarna merah ditekan, maka fluida akan berhenti mengalir dan
tekanan pada pressure gauge (0Z1) akan menghilang.
27
Tekanan hidrolik = Tekanan kerja - Tekanan beban
Pressure maju = 7,5 – 4,5
= 3 bar
3.5.5Kesimpulan
Berapa besarnya tekanan balik dibandingkan hubungan dengan tahanan
hidrolik ?
Supaya bisa mengangkat beban sebesar 90 N maka diperlukan tekanan
4,5 bar. Pada tekanan hidrolik kecil dibandingkan pada tekanan beban
sehingga benda mengalami tekanan kerja.
3.5.6 Kesimpulan
Bandingkan antara menghitung dan mengukur waktu langkah maju?
Bila dibandingkan maka hasil waktu pengukuran yang menggunakan
stopwatch itu lebih besar dibandingkan dengan cara menghitung
menggunakan rumus.
28
3.6Modul 6: (Furnance Door Control)
3.6.1 Tujuan Praktikum
Untuk membiasakan penggunaan katup 4/2
Untuk menentukan waktu, tekanan dan gaya selama langkah maju dan
langkah mundur dari silinder aksi ganda.
1A
0Z3 0Z4
1V
System
0Z2 pressure
p=50 bar
0V1 (5 Mpa)
OZ1 P
Pump
safety valve Ts
pmax=60 bar
(6 Mpa)
M
Keterangan :
OZ1 = Hydraulic power pack
OZ2 = Pressure gauge
OZ3 = Pressure gauge
OZ4 = Pressure gauge
OV1 = Pressure relief gauge
IV = 4/3-way valve
1A = Doubleactingcylinder
29
3.6.3Prinsip Kerja
Rakit semua komponen.Selanjutnya, hydraulic power pack (OZ1)
ditekan, maka fluida mengalir dari tabung menuju saluran P pada hydraulic
power pack (OZ1). Setelah itu, dari saluran P pada hydraulic power pack (OZ1)
fluidaakan mengalir menuju saluran P pada katup 4/3way valve (IV) yang
berfungsi sebagai katup pengarah aliran fluida. Fluida tersebut akan mengalir
melewati branch tee yang berfungsi membagi aliran fluida menjadi 2 saluran,
aliran pertama menuju pressure gauge (OZ2) dan aliran kedua mengalir menuju
katup 4/3way valve (IV).
Pada kondisi normal, pada 4/2 way valve (IV) saluran P dan saluran B
terhubung, maka fluida akan masuk dari saluran P dan keluar melalui saluran B
pada 4/2 way valve (IV) menuju pressure gauge (0Z3).
Kemudian saat tuas pada 4/2 way valve (IV) ditarik maka saluran B dan
T, saluran P dan saluran A terhubung. Selanjutnya, fluida bertekanan dari
saluran P pada hydraulic power pack (OZ1) menuju saluran P ke saluran A
pada 4/3way valve (IV), maka piston terdorong masuk (ke posisi semula) oleh
tekanan fluida dan tekanan beban (M). Sebelum fluida menuju double acting
cylinder (1A), maka fluida melewati pressure gauge (0Z3) dan fluida memiliki
tekanan maju 9 bar yang terukur pada pressure gauge (0Z4).
Selanjutnya, tombol stop yang berwarna merah pada hydraulic power
pack (OZ1) ditekan, maka fluida tidak dipompakan ke sistem hingga fluida
tidak mengalir kesistem karena tekanan fluida menjadi “NOL” akibatnya
sistemtidak bekerja.
30
Data-data yang dibutuhkan untuk perhitungan.
Gaya (FG) = 90 N
Luas permukaan piston (APN) = 2 cm2
Luas annular piston (Apr) = 1,2 cm2
Panjang langkah (s) = 200 mm
Debit pompa = 2 l/min
APN
1. Perbandingan luas α=
APR
2cm 2
=
1,2cm 2
= 1,66
q
2. Kecepatan langkah maju Vadv =
APN
2 l / min 2.10 3 m 3
Vadv 10 m/min
2 cm 2 2.10 4 m 2
= 0,17m/s
s
3. Waktu langkah maju tadv=
V ADV
200mm 0,2m
0,17m / s 0,17m / s
= 1,17 s
q
4. Kecepatan langkah mundur (Vret) = Vret
APN
2 . 1 / min
Vret 1250 m/min
1.2 .cm 2
12,5 m
= 60 s
31
s
5.Waktu langkah mundur Tret =
Vret
200mm 0,2m
=
0,208m / s 0,208m / s
= 0,96 s
Vadv
6. Perbandingan waktu mundur =
Vret
0,17m / s
=
0,208m / s
=0,81 m/s
Tadv
7. Perbandingan waktu maju =
Tret
1,17 s
=
0,96 s
= 1,21 s
3.6.5Kesimpulan:
Bandingkan kecepatan dan waktu langkah maju dan mundur dengan
perbandingan luas.Apa hubungan antara besar-besaran ini ?
Hubungannya adalah kecepatan dan waktu langkah maju dan mundur
sama-sama dipengaruhi oleh luas permukaan (A).
32
3.7Modul7 :(Conveyor Tensioning Device)
3.7.1 Tujuan Praktikum
Untuk membiasakan penggunaan katup 4/2.
Untuk menunjukkan penggunaan katup piloted non-return.
0Z3 0Z4
1V2
1V1
0V2
System
pressure
p=50 bar
0V1 (5 Mpa)
0Z2
P T
OZ1
Ts
Pump
safety valve
pmax=60 bar M
(6 Mpa)
Keterangan :
OZ1 = Hydraulic power pack
OZ2 = Pressure gauge
OZ3 = Pressure gauge
OZ4 = Pressure gauge
OV1 = Pressure relief gauge
OV2 = Shutt-off valve
IV1 = 4/3-way valve
1A = Double acting cylinder
33
3.7.3Prinsip Kerja
Rakit semua komponen. Selanjutnya, hydarulic power pack (OZ1)
ditekan, maka fluida dipompakan dari tank menuju saluran P hydarulic power
pack (OZ1). Setelah itu, dari saluran P hydarulic power pack (OZ1) maka
fluida menuju branch tee yang berfungsi membuat saluran baru.
Sebagian fluida mengalir ke pressure gauge (OZ2) yang berfungsi untuk
mengukur tekanan fluida di dalam sistem. Setelah itu, fluida akan menuju
saluran P ke saluran T pada pressure relief valve (OV1) yang berfungsi untuk
membatasi tekanan fluida. Setelah itu,pressure relief valve (OV1) akan dibuka
penuh dan kemudian ditutup sehingga aliran fluida menjadi 25 bar yang akan
terukur pada pressure gauge (OZ2), selanjutnya menuju pressure relief valve
(OV1). Berikutnya, fluida menuju saluran Tdan akan kembali ke tank pada
hydarulic power pack (OZ1).
Sebagian fluida yang terbagi oleh branch tee menuju ke shut-off valve
(OV2) yang berfungsi mengatur aliran fluida disuatu titik pada rangkaian
hydraulic. Selanjutnya, fluida menuju saluran P pada katup 4/3 way valve
(1V1) yang berfungsi sebagai katup pengarah aliran fluida.
Selanjutnya tuas 4/3 way valve (1V) ditarik ke kiri, maka saluran P dan
A, saluran B dan T pada 4/3 way valve (1V) terhubung, kemudian fluida
menuju non return valve (1V2). Setelah itu fluida menuju pressure gauge (0Z3)
dan tekanannya 18 bar. Kemudian fluida menuju saluran (1Z) dan masuk ke
dalam double acting cylinder (1A), akibatnya piston bergerak dari posisi
normal (1S) menuju posisi (1A).
Selanjutnya tuas pada 4/3 way valve (1V) ditarik ke kanan, maka saluran
P dan B, saluran A dan T terhubung. Setelah itu, fluida masuk dari saluran P
dan keluar pada saluran B 4/3 way valve (1V) menuju pressure gauge (0Z3)
untuk diketahui tekanannya, kemudian fluida menuju ke saluran (1A) dan
masuk ke cylinder pada double acting cylinder (1A), akibatnya piston bergerak
mundur dari posisi (1A) dan fluida di dalam silinder terdesak keluar melalui
saluran (1Z) pada double acting cylinder (1A). Berikutnya, fluida menuju
pressure gauge (0Z4) dan mengalir kembali menuju saluran B ke saluran X
pada non return valve.
34
Setelah itu, jika tombol stop pada hydarulic power pack (OZ1) warna
merah ditekan, maka fluida terhenti dipompakan, akibatnya fluida tidak
mengalir ke sistem.
Langkah
30 10 5
Maju
35
Daya penggerak dengan posisi bolak-balik.
P.q
PDR =
2,5bar.2l / min
=
0,7
0,25Mpa.2dm3 / min
0,7
0,25Mpa.106 N / m2.0,002m3 / min
0,7
= 0,075
3.7.5 Kesimpulan :
Apa kerugian dari rangkaian (by pass) recirculating?
Pada rangkaian (by pass) recirculating ini terlalu rumit, dikarenakan
pada rangkaian ini memakai 4/3 way valve dimana katup tersebut pada
posisi tengah yang merupakan posisi normal sehingga pada saat ingin
menggerakkan piston cepat menjadi lambat.
36
3.8 Modul 8 :(Cold Store Door)
3.8.1 Tujuan Praktikum
Untuk menunjukan penggunaan hydrolic accumulator sebagai sumber
daya.
Untuk menunjukkan bagaimana penggunaan hydrolic accumulator
pada langkah maju.
37
OV2 = non-return valve
OV3 = Shut – off valve
IV = 4/3-way valve
1A = Double acting cylinder
3.8.3Prinsip Kerja
Rakit semua komponen. Selanjutnya, hydraulic power pack (0Z1)
ditekan dan fluida dialirkan melalui saluran P menuju pressure gauge (0Z2).
Setelah itu, fluida dialirkan menuju branch tee 1 sehingga aliran dibagi menjadi
dua. Aliran 1 branch tee 1 fluida dialirkan menuju pressure relief valve (0V1)
melalui saluran P. Selanjutnya, fluida dialirkan menuju branch tee 3 aliran 1.
Aliran 2 branch tee 1, fluida dialirkan menuju non-return valve (0V2).
Kemudian fluida dialirkan menuju branch tee 2. Aliran 1 branch tee 2, fluida
dialirkan menuju shut-off valve (0V3). Setelah itu, fluida dialirkan menuju
diaphagram accumulator (0Z4) melalui saluran P. Kemudian, fluida dialirkan
melalui saluran Ts. Aliran 2 branch tee 2 fluida dialirkan menuju pressure
gauge (0Z1). Kemudian, fluida dialirkan menuju 4/2 way valve manually
operated (IV) melalui saluran P.
Selanjutnya, ketika tombol 4/2 way valve (IV) ditekan yang
menyebabkan saluran P dan saluran B terhubung sehingga fluida dialirkan
menuju double acting cylinder (IA) melalui saluran B yang menyebabkan
tekanan pada double acting cylinder (IA) meningkat sehingga piston bergerak
maju. Kemudian, fluida dialirkan menuju 4/2 way valve manually operated (IV)
melalui saluran A sehingga saluran A dan saluran T akan terhubung.Setelah
itu,dari double acting cylinder (1A) fluida menuju aliran 2 branch tee3 melalui
saluran T. Selanjutnya, fluida dialirkan menuju hydraulic power pack (0Z1)
melalui saluran T.
Selanjutnya, maka tombol Off ditekan pada hydraulic power pack (0Z1)
fluida tidak akan mengalir melalui saluran P kerangkaian sehingga piston (1A)
tidak bergerak dalam tekanan kerja tidak meningkat.
38
3.9 Modul9 : (Rotary Machining Station)
3.9.1 Tujuan Praktikum
Untuk membiasakan penggunaan katup 2-way flow control.
Untuk menunjukkan bagaimana menyusun suatu rangkaian counter-
holding.
39
0V2 = shut off valve
1V1 = 4/3way valve
1V2 = non return valve
1V3 = 2 way flow Control Valve
1V4 = pressure relief valve
1V5 = non return valve
1A = double acting cylinder
40
dialirkan melalui saluran P pada hydraulic power pack (0Z1) menuju rangkaian
komponen, sehingga piston pada double acting cylinder (IA) tidak bergerak.
3.9.6Kesimpulan
Apa kerugian dari rangkaian (by pass) recirculating?
Untuk rangkaian hydrolicknya terlalu rumit, karena pada rangkaian ini
memakai 4/3 way valve mempunyai langkah manual dan tidak di
lengkapinya sensor untuk mengukur ketelitian tekanan( tidak akurat).
41
3.10 Praktikum Modul 10 : (Painting Booth)
3.10.1Tujuan Praktikum
Untuk menunjukkan bagaimana menetukan karakteristik katup 2-
way flow control.
Untuk menunjukkan bagaimana membuat perbandingan antara katup
2- way flow controldan katup flow control tipe throttle.
42
3.10.3 Prinsip Kerja
Rakit semua komponen.Selanjutnya, tombol start pada hydraulic power
pack (0Z1) ditekan, fluida keluar dari saluran P menuju pressure gauge
(0Z2).Selanjutnya, daripressure gauge (OZ2) menuju branch tee yang
berfungsi membagi 2 saluran, pada branch tee saluran pertama menuju pressure
relief valve pada saluran P dan keluar dari saluran T dan menuju saluran T
hydraulic power pack (0Z1). Kemudian,dari branch tee saluran kedua fluida
menuju flow control valve (0V2), lalu fluida menuju shut-off valve (0V3) dan
menuju pressure gauge (0Z3). Selanjutnya, fluidamenuju 4/3 wayvalve (1V1)
pada saluran P dan keluar dari saluran A, kemudian menuju pressure gauge
(0Z4) lalu menuju hydraulic motor (1S) sehingga hydraulic motor
berputar.Selanjutnya, fluida menuju branch tee dan menuju saluran T pada
hydraulic power pack (0Z1) ketika fluida melewati 4/3 way valve pada debit
aliran 1 l/min tekanan yang ditunjukan pada pressure gauge adalah 5 bar dan
tekanan yang ditunjukan pada pressure gauge adalah 6 bar sehingga didapat
selisih 1 bar. Pada debit aliran 2 l/min, tekanan yang ditunjukan pada pressure
gauge adalah 5 bar dan pada P024 7 bar sehingga didapat selisih 2 bar.
Pada saat tombol start pada hydraulic power pack (0Z1) ditekan, fluida
keluar dari saluran P menuju pressure gauge (0Z2) yang berfungsi sebagai
pengukur tekanan fluida. Lalu dari pressure gauge (0Z2) menuju branch tee
saluran pertama menuju pressure relief valve pada saluran P dan keluar pada
saluran T hydraulic power pack (0Z1), pada branch tee saluran kedua fluida
menuju flow control valve (0V2). Kemudian fluida menuju shut-off valve (0V3)
dan menuju pressure gauge (0Z3) yang berfungsi sebagai pengatur tekanan
fluida dan langsung menuju 4/2 way valve (1V2) dan saluran P yang berfungsi
pengarah saluran fluida dan keluar menuju saluran A menuju pressure gauge
(0Z4) yang berfungsi sebagai pengukur tekanan fluida.Selanjutnya, menuju
hydraulic motor berputar. Lalu fluida menuju branch tee dan menuju saluran T
pada hydraulic power pack (0Z1), ketika fluida melalui 4/2 way valve pada
debit aliran 1 l/min tekanan p023 yang ditunjukan pada pressure gauge adalah
5 bar dan tekanan p024 yang ditunjukan pada pressure gauge adalah 5 bar
sehingga selisihnya adalah 0, pada debit aliran 2 liter/min, tekanan p023 yang
43
ditunjukan pada pressure gauge adalah 5 bar dan pada p024 6 bar dan didapat
selisih 1 bar.
40 bar 10 bar
30 bar 10 bar
20 bar 10 bar
10 bar 10 bar
44
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diambil dari praktikum hidrolik adalah sebagai
berikut :
1. Sistem pada hidrolik ialah dengan menggunakan atau memakai fluida
cair ( oli ) sebagai penggerak pada silinder atau penekan tekanan.
2. Katup-katup pada hidrolik mempunyai fungsi masing-masing untuk
menjalankan proses kerjanya.
3. Filter merupakan alat terpenting untuk menjaga oli agar tidak bercampur
dari kotoran kotaran yang terjadi akibat pengikisan dinding akibat aliran
atau bram-bram pada saat melakukan praktikum hidrolik.
4. Sifat-sifat dasar dari fluida antara lain :
a. Mudah menyesuaikan bentuk.
b. Zat cair atau fluida tidak dapat dimampatkan.
c. Zat cair atau fluida meneruskan tekanan ke semua arah
5. Jika salah menghubungkan saluran masuk dan saluran keluar maka
rangkaian tidak akan berjalan.
6. Pada saat melakukan percobaan tekanan fluida di baca pada pressure
gauge.
7. Jika fluida dalam tabung mulai habis maka fluida akan keluar berwarna
putih dan berupa buih.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan selama praktikum hidrolik berlangsung
adalah sebagai berikut :
1. Pada saat melakukan praktikum hidrolik sebaiknya dipelajari atau
dipahami terlebih dahulu manual book atau modul yang ada agar
nantinya pada saat pengerjaan tidak terjadi kesulitan.
2. Perhatikan benar-benar terlebih dahulu rangakaian yang ingin dibuat agar
tidak terjadi kesalahan pada proses kerjanya.
45
3. Untuk mempermudah dalam pemasangan selang pada praktikum hidrolik
sebaiknya selang benar-benar lurus masuk kedalam katup.
4. Lakukanlah pekerjaan dengan baik dan benar sesuai dengan yang
diperintahkan.
5. Pada saat melakukan praktikum hidrolik oli sebaiknya diperiksa atau
dicek terlebih dahulu.
6. Sebelum menghidupkan rangkaian hidrolik, terlebih dahulu tanyakan
kepada asisten.
7. Pada saat sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu hidupkan
hydraulicpower pack.
46
DAFTAR PUSTAKA