Bahan Ajar
Bahan Ajar
Bahan Ajar
2019
1|M O D U L S I S T E M REM
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 4
2|M O D U L S I S T E M REM
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 Kontruksi rem tromol .............................................................................................. 16
GAMBAR 2 Rem tromol dan kelengkapannya ............................................................................ 17
GAMBAR 3 Rem tromol tipe single leading shoe ....................................................................... 18
GAMBAR 4 Rem tromol tipe two leading shoe ........................................................................... 19
GAMBAR 5 Rem cakram hidrolik ............................................................................................... 20
GAMBAR 6 Cara kerja rem cakram hidrolk ............................................................................... 21
GAMBAR 7 Kontruksi piringan cakram ...................................................................................... 21
GAMBAR 8 Saat tidak pengereman .............................................................................................22
GAMBAR 9 Saat injakan ringan .................................................................................................. 23
GAMBAR 10 Saat terjadi pengereman ........................................................................................ 23
GAMBAR 11 Saat pedal rem dibebaskan .................................................................................... 24
GAMBAR 12 Komponen master rem hidroli depan .................................................................... 25
GAMBAR 13 Komponen master rem hidrolik belakang ............................................................. 26
GAMBAR 14 Sistem rem ABS ................................................................................................... 27
GAMBAR 15 Cara kerja rem ABS saat fase pelepasan ............................................................... 27
GAMBAR 16 Cara kerja rem ABS saat fase menekan ................................................................ 28
GAMBAR 17 Kontruksi rem tromol ............................................................................................ 31
GAMBAR 18 Memeriksa kanvas rem tromol ..............................................................................32
GAMBAR 19 Memeriksa diameter tromol .................................................................................. 32
GAMBAR 20 Kontruksi rem hidrolik .......................................................................................... 33
GAMBAR 21 Mengukur ketebalan cakram ................................................................................. 34
GAMBAR 22 Memeriksa keolengan cakram ............................................................................... 34
GAMBAR 23 Komponen kaliper rem .......................................................................................... 35
GAMBAR 24 Mengukur diameter Piston .................................................................................... 35
GAMBAR 25 Memenriksa keausan Pad rem ............................................................................... 36
GAMBAR 26 Komponen master cylinder.................................................................................... 37
GAMBAR 27 Mengukur piston master cylinder .......................................................................... 37
GAMBAR 28 Kontruksi master cylinder .................................................................................... 38
GAMBAR 29 Pembuangan udara palsu ....................................................................................... 39
GAMBAR 30 Pergantian minyak rem .......................................................................................... 39
3|M O D U L S I S T E M REM
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan rahmat dan
kesehatan yang diberikan-Nya, penulis dapat menyelesaikan modul yang berjudul “ Perawatan
dan Perbaikan Sistem Rem” yang dibutuhkan sebagai penambah ilmu pengetahuan terutama
dibidang teknik otomotif terutama pada kompetensi keahlian Teknik dan Bisnis Sepeda Motor.
Mudul ini dibuat berdasarkan tuntutan kurikulum k13 versi revisi 2018, pada
Kompetensi keahlian teknik dan bisnis sepeda motor. Dengan dibuatnya modul ini diharapkan
dapat membantu Peserta didik yang ingin mengetahui nama-nama komponen, bagaimana cara
kerja, Perawatan system rem sepeda motor. Pembahasan pada modul ini meliputi jenis-jenis
rem, prinsip kerja kompoenen – komponen sistem rem prosedur perawatan berkala sistem rem .
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan literature Peserta didik dalam
pembelajaran sekolah sebagi bahan reverensi tambahan saat pembelajaran. Mudul ini dibuat
sangat sederhana dan dengan bahasa yang sederhana juga dilengkapi dengan gambar-gambar
agar dapat membantu Peserta didik mempermudah untuk memahami isi modul.
Mardiansyah.S.Pd
4|M O D U L S I S T E M REM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul
5|M O D U L S I S T E M REM
B. Prasarat
Kemampuan awal yang harus miliki oleh siswa yang akan mempelajari modul ini adalah
telah menguasai dan lulus pada pembelajaran :
1. Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Penggunaan dan pemeliharaan peralatan dan perlengkapan tempat kerja.
3. Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur.
4. Pemasangan dan perakitan sistem rem dan komponen-komponennya.
1. Tahapan belajar
Pada bagian ini, siswa akan menemukan instruksi yang akan membimbing dalam
pencapaian pengetahuan , keterampilan untuk mencapai kompetensi.
Bagian ini sangat penting bagi siswa. Setiap siswa harus melengkapi setiap Tahap
Belajar (sesuai urutan) sehingga akan mencapai kompetensi. Ingat: tanggung jawab
untuk proses belajar ada pada diri dan usaha dalam penyelesaian tahapan belajar akan
dihargai melalui kemampuan siswa untuk mencapai kompetensi.
Aspek kritis yang diidentifikasi dalam Tahapan Belajar merupakan bagian penting yang
harus difokuskan pada proses belajar.
2. Cek kemampuan
Pada bagian ini, tahapan belajar diperluas agar dapat mengidentifikasi tahapan/langkah
nyata yang diperlukan untuk menampilkan tugas mulai dari awal sampai selesai. Tahapan
ini disusun dalam urutan unjuk kerja.
Sebelum dinilai siswa menggunakan bagian ini sebagai pemeriksaan sendiri untuk
memastikan bahwa siswa dapat menampilkan secara berurutan seluruh tahapan yang
membangun tahapan belajar.
6|M O D U L S I S T E M REM
3. Aspek penting – keselamatan/tingkah laku
Pada bagian ini, aspek penting mengenai keselamatan, pemeliharaan dan tingkah laku
diidentifikasi dan dibuat daptarnya. Setiap siswa akan menggunakan daftar ini untuk
mengecek apakah dapat mencapai standar unjuk kerja yang sangat baik pada pekerjaan.
Agar dapat mencapai level ini, siswa perlu bertanggung jawab untuk melakukan
pembelajaran yang efisien dan efektif dan seseorang yang memiliki sikap yang benar
dalam bekerja.
Guru/pembimbing juga akan menggunakan daftar cek ini untuk menilai sikap setiap
siswa, berdasarkan tingkah laku dan demonstrasi hal-hal yang telah diidentifikasi pada
daftar cek, akan mengamati tingkah laku atau dalam beberapa kasus mungkin akan
mendiskusikan aspek kritis tertentu dengan. Hal ini merupakan bagian yang penting dari
keseluruhan penilaian.
Dalam sistem berdasarkan Kompetensi, Penilai akan mengumpulkan bukti dan membuat
pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja tugas-tugas dan sikap
siswa terhadap pekerjaan. Siswa akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai
kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk kerja.
Penilaian dapat dilaksanakan dengan tujuan sebagai bantuan dan dukungan belajar, tipe
penilaian ini adalah formatif dan merupakan proses yang sedang berjalan.
Penilaian dapat juga dilaksanakan untuk menentukan apakah siswa telah mencapai hasil
program belajar (contohnya pencapaian kompetensi dalam Unit) – tipe penilaian ini
adalah Kognitif, Psikomotor, dan Atitude Skill adalah merupakan penilaian akhir.
7|M O D U L S I S T E M REM
Penilaian mungkin dilaksanakan di industri (di tempat kerja) atau di lembaga pelatihan
(di luar tempat kerja). Kapanpun memungkinkan, sebaiknya penilaian dilaksanakan di
tempat kerja sehingga guru/pembimbing dapat mengamati siswa melakukan kegiatan
normal di tempat kerja.
5. Tipe penilaian
a. Tes tertulis
Tes tertulis akan menilai pengetahuan siswa dan pemahaman konsep dan prinsip
yang merupakan dasar unjuk-kerja tugas-tugas siswa. Tes tertulis biasanya berupa
seri Pertanyaan Pilihan Ganda atau beberapa bentuk tes tertulis objektif lainnya, yaitu
tes dimana setiap pertanyaan memiliki satu jawaban benar.
8|M O D U L S I S T E M REM
Proses yang disarankan untuk belajar:
Baca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan
mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar yang telah direncanakan.
Coba kerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.
Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan yang
telah dimiliki.
Jika ada sesuatu yang tidak dimengerti pada pedoman Belajar, tanyakan pada
guru/pembimbing untuk membantu kelancaran pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan.
9|M O D U L S I S T E M REM
7. Metode penyampaian
Terdapat tiga prinsip metode penyampaian yang dapat digunakan dan hal tersebut
dijelaskan di bawah ini. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode mungkin sesuai.
Pedoman Belajar ini telah didesain sebagai sumber belajar utama dalam ketiga situasi.
a) Belajar bebas
Belajar bebas membolehkan siswa untuk belajar secara individu, sesuai dengan kecepatan
belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, setiap
siswa disarankan untuk menemui guru/pembimbing setiap saat untuk mengkonfirmasikan
kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
b) Belajar berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan siswa untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, belajar berkelompok memberikan
interaksi antara peserta, guru/pembimbing dan pakar/ahli dari tempat kerja.
c) Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
guru/pembimbing atau ahli lainnya. Pada kegiatan belajar terstruktur umumnya
mencakup topik-topik tertentu.
8. Hal yang dapat membantu anda dalam pencapaian unit standar kompetensi ini
Siswa akan dipertemukan oleh Hal-hal yang dapat membantu dalam proses belajar
termasuk Guru/Pembimbing dan teman belajar.
a. Guru/Pembimbing
10 | M O D U L S I S T E M REM
Membantu siswa dalam memahami konsep dan praktik baru dan menjawab
pertanyaan mengenai proses belajar setiap siswa.
Membantu pesrta diklat untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang perlukan untuk kegiatan belajar.
Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan .
Merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari tempat kerja untuk membantu
jika diperlukan.
Merencanakan proses penilaian dan menyiapkan perangkatnya.
Melaksanakan Penilaian terhadap penguasaan kompetensi setiap siswa.
Menjelaskan tentang sikap, pengetahuan dan keterampilan dari satu kompetensi
yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana kegiatan belajar siswa
selanjutnya.
Mencatat pencapaian kemajuan belajar siswa.
b. Teman belajar/sesama siswa
Teman belajar/sesama siswa juga merupakan sumber dukungan dan bantuan juga
dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini dapat menjadi
suatu yang berharga dalam membangun kerjasama dalam lingkungan kelas belajar
dan dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa.
D. Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari kegiatan belajar pada modul ini adalah :
1. Memberikan dasar-dasar pengetahuan dan keterampilan tentang melakukan
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya
2. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan melakukan
pemeliharaan/servis sistem rem dan komponen-komponennya, yang terdiri dari :
a. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan.
b. Menyiapkan kendaran.
c. Menentukan peralatan tambahan yang akan digunakan.
d. Melakukan pemeliharaan/servis sistem sistem rem dan komponen-komponennya.
11 | M O D U L S I S T E M REM
e. Penekanan pembelajaran adalah pada hal-hal praktik tentang melakukan kegiatan
pemeliharaan/servis sistem sistem rem dan komponen-komponennya sesuai buku
manual kendaraan.
3. Pelatihan dilakukan di bengkel pelatihan atau industri yang relevan dengan persyaratan.
4. Tersedia bengkel kerja dengan kelengkapan peralatan yang cukup memadai.
5. Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran.
6. Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja yang selalu diperhatikan.
7. Penggunaan alat-alat yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
8. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar.
9. Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan sirkulasi tata udara yang memadai.
E. Pemetaan Kompetensi
Kelas : XI
Kompetensi Inti:
12 | M O D U L S I S T E M REM
Ruang
Kompetensi Materi Lingkup Alokasi
Kompetensi Inti Indikator
Dasar Pokok Waktu
1 2 3 4 5
13 | M O D U L S I S T E M REM
Ruang
Kompetensi Materi Lingkup Alokasi
Kompetensi Inti Indikator
Dasar Pokok Waktu
1 2 3 4 5
4. Melaksanakan
tugas spe-sifik
dengan
mengguna-kan
alat, informasi,
dan prosedur kerja
yang lazim
dilakukan serta
meme-cahkan
masalah sesuai
dengan bidang
kerja Teknik dan
Bisnis Sepe-da
Motor
Menampilkan
kinerja di bawah
bimbing-an
dengan mutu dan
ku-antitas yang
terukur se-suai
dengan standar
kompetensi kerja
Menunjukkan
keterampil-an
menalar,
mengolah, dan
menyaji secara
efek-tif, kreatif,
produktif, kritis, 14 | M O D U L S I S T E M REM
mandiri,
kolaboratif, ko-
munikatif, dan
BAB II
SISTEM REM
Sistem rem dalam suatu kendaraan sepeda motor termasuk sistem yang sangat penting
karena berkaitan dengan faktor keselamatan berkendara. Sistem rem berfungsi untuk
memperlambat dan atau menghentikan sepeda motor dengan cara mengubah tenaga
kinetik/gerak dari kendaraan tersebut menjadi tenaga panas. Perubahan tenaga tersebut
diperoleh dari gesekan antara komponen bergerak yang dipasangkan pada roda sepeda
motor dengan suatu bahan yang dirancang khusus tahan terhadap gesekan.
Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam pengereman. Oleh karena itu
komponen yang dibuat untuk sistem rem harus mempunyai sifat bahan yang tidak hanya
menghasilkan jumlah gesekan yang besar, tetapi juga harus tahan terhadap gesekan dan
tidak menghasilkan panas yang dapat menyebabkan bahan tersebut meleleh atau berubah
bentuk. Bahan-bahan yang tahan terhadap gesekan tersebut biasanya merupakan
gabungan dari beberapa bahan yang disatukan dengan melakukan perlakuan tertentu.
Sejumlah bahan tersebut antara lain; tembaga, kuningan, timah, grafit, karbon, kevlar,
resin/damar, fiber dan bahan-bahan aditif/tambahan lainnya.
Terdapat dua tipe sistem rem yang digunakan pada sepeda motor,yaitu: 1) Rem
tromol (drum brake) dan 2) rem cakram/piringan (disc brake). Cara pengoperasian sistem
rem-nya juga terbagi dua, yaitu; 1) secara mekanik dengan memakai kabel baja, dan 2)
secara hidrolik
dengan menggunakan fluida/cairan. Cara pengoperasian sistem rem tipe tromol umumnya
secara mekanik, sedangkan tipe cakram secara hidrolik.
Rem tromol merupakan sistem rem yang telah menjadi metode pengereman
standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil pada beberapa tahun belakangan ini.
Alasannya adalah karena rem tromol sederhana dan murah. Konstruksi rem tromol
umumnya terdiri dari
komponen-komponen seperti: sepatu rem (brake shoe), tromol (drum), pegas pengembali
(return springs), tuas penggerak (lever), dudukan rem tromol (backplate), dan cam/nok
penggerak. Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri
dari; pedal rem (brake pedal) dan batang (rod) penggerak.
Konstruksi dan cara kerja rem tromol seperti terlihat pada gambar 1 dan 2 di bawah ini:
15 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 1 Konstruksi rem tromol
Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan tromol
tidak saling kontak (gambar 8.2). Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran
roda.Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem
memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan
kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat
ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran roda.
16 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 2. Rem tromol dan kelengkapannya
1. Pedal rem
2. Operating rod (batang Penghubung)
3. Brake lever (tuas rem)
4. Brake shoe (sepatu rem)
5. Drum (tromol)
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem
digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake lining
dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang berputar berlawanan
dengan putaran drum (wheel hub) untuk mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini
terjadi gesekangesekan sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energy
panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut. Rem jenis tromol disebut
“internal expansion lining brake”. Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip
pendingin yang terbuat dari aluminium–alloy (paduan aluminium) yang mempunyai daya
penyalur panas yang sangat baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air
dan debu kerena tromol mempunyai alur untuk menahan air dan debu yang masuk dengan
cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran.
Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada sepeda
motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu:
17 | M O D U L S I S T E M REM
1. TIPE SINGLE LEADING SHOE
Rem tromol tipe single leading shoe merupakan rem paling sederhana yang
hanya mempunyai sebuah cam/nok penggerak untuk menggerakkan dua buah sepatu
rem. Pada ujung sepatu rem lainnya dipasang pivot pin (pasak) sebagai titik tumpuan
sepatu rem.
Rem tromol tipe two leading shoe dapat menghasilkan gaya pengereman kira-
kira satu setengah kali single leading shoe. Terutama digunakan sebagai rem depan,
tetapi baru-baru ini digantikan oleh disk brake (rem cakram). Rem tipe ini
mempunyai dua cam/nok dan ditempatkan di masing-masing ujung dari leading shoe
dan trailing shoe.
Cam tersebut bergerak secara bersamaan ketika rem digunakan melalui batang
penghubung yang bisa distel. Setiap sepatu rem mempunyai titik tumpuan tersendiri
pivot) untuk menggerakkan cam.
18 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 4 Rem tromol tipe two leading shoe
Rem cakram dioperasikan secara mekanis dengan memakai kabel baja dan
batang/tangkai secara hidrolis dengan memakai tekanan cairan. Pada rem cakram, putaran
roda dikurangi atau dihentikan dengan cara penjepitan cakram (disc) oleh dua bilah
sepatu rem (brake pads).
Rem cakram mempunyai sebuah plat disc (plat piringan) yang terbuat dari stainless steel
(baja) yang akan berputar bersamaan dengan roda. Pada saat rem digunakan plat disc
tercekam dengan gaya bantalan piston yang bekerja sacara hidrolik.
19 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 5. Rem cakram
20 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 6 Cara kerja rem cakram hidrolik
Pada rem cakram tipe hidrolis sebagai pemindah gerak handel menjadi gerak pad,
maka digunakanlah minyak rem. Ketika handel rem ditarik, piston di dalam silinder
master akan terdorong dan menekan minyak rem keluar silinder.
Melalui selang rem tekanan ini diteruskan oleh minyak rem untuk mendorong piston
yang berada di dalam silinder caliper. Akibatnya piston pada caliper ini mendorong pad
untuk mencengkram cakram, sehingga terjadilah aksi pengereman.
21 | M O D U L S I S T E M REM
Cara kerja rem cakram:
Saat tangkai rem atau pedal digerakkan, master silinder mengubah gaya yang
digunakan kedalam tekanan cairan. Master silinder ini terdiri dari sebuah reservoir yang
berisi cairan minyak rem dan sebuah silinder yang mana tekanan cair diperoleh.
Reservoir biasanya dibuat dari plastik atau besi tuang atau aluminium alloy dan tergabung
dengan silinder. Ujung dari pada master silinder di pasang tutup karet untuk memberikan
seal yang baik dengan silindernya, dan pada ujung yang lain juga diberikan tutup karet
untuk mencegah kebocoran cairan.
Saat tangki rem ditekan, piston mengatasi kembalinya spring dan begerak lebih
jauh. Tutup piston pada ujung piston menutup port kembali dan piston bergerak lebih
jauh. Tekanan cairan dalam master silinder meningkat dan cairan akan memaksa caliper
lewat hose dari rem (brake hose). Saat tangkai rem dilepaskan/dibebaskan, piston tertekan
kembali ke reservoir lewat port kembali (lubang kembali).
Sebelum bekerja :
22 | M O D U L S I S T E M REM
-
Gambar 9. Saat ijakan rem ringan
Mulai bekerja :
23 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 11. Saat ijakan pedal rem dibebaskan
Bebas pengereman :
- Tekanan minyak rem = 0
- Pad kembali pada posisi semula
- gaya pengereman = 0
1. Panas akan hilang dengan cepat dan memiliki sedikit kecendrungan menghilang pada saat
disk dibuka. Sehingga pengaruh rem yang stabil dapat terjamin.
2. Tidak akan ada kekuatan tersendiri seperti rem sepatu yang utama pada saat dua buah
rem cakram digunakan, tidak akan ada perbedaan tenaga pengereman pada kedua sisi
kanan dan kiri dari rem. Sehingga sepeda motor tidak mengalami kesulitan untuk tertarik
kesatu sisi.
3. Sama jika rem harus memindahkan panas, Clearence antara rem dan bantalan akan
sedikit berubah. Kerena itu tangkai rem dan pedal dapat beroperasi dengan normal.
4. Jika rem basah, maka air tersebut akan akan dipercikkan keluar dengan gaya Sentrifugal.
Dari beberapa keuntungan di atas rem cakram terutama digunakan untuk rem depan.
Karena pada saat rem digunakan sebagian besar beban dibebankan kebagian depan maka
perlu menempatkan rem cakram pada rem depan. Baru-baru ini untuk meningkatkan tenaga
pengereman digunakan double disc brake sistem (rem cakram untuk rem depan dan
belakang).
24 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 12. Komponen rem hidrolik bagian depan
Nama-nama Komponen :
25 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 13. komponen master silinder hidrolik rem belakang
C. REM ABS
26 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 14. Sistem rem ABS
ABS ini berfungsi ketika pengendara melakukan pengereman mendadak dan licin. Pada
medan licin sekalipun, pengereman tetap optimal serta tidak selip," katanya di Jakarta beberapa
waktu lalu. Ketika sepeda motor berjalan,maka speed sensor akan membaca keepatan baik roda
depan maupun belakang. "Nah saat kecepatan ada yang tidak sama, maka akan diinformasikan
ke ECU. Dari situ, nanti dibawa ke modulator. ECU nantinya akan menghidupkan solenoid,".
Gambar 15 cara kerja rem ABS saat rem mendadak (ABS AKTIF : FASE MENURUNKAN
TEKANAN)
27 | M O D U L S I S T E M REM
Tekanan fluida pada kaliper dikurangi, dipertahankan, dan naik kembali. Karena jika salah
satu antara roda depan dan belakang berbeda kecepatannya, maka akan terjadi selip.
Jadi si ECU ini akan menyesuaikan agar terjadi pengereman. ABS, membantu supaya roda
tidak lock ketika pengereman terjadi (kecepatan roda depan dan belakang sama)
Dalam pengereman, ada tiga proses. "Pada saat menekan tuas rem, otomatis tekanan fluida
ke kaliper itu kuat sekali sebab putaran roda masih sangat kencang. Begitu putaran roda sama,
maka tekanan fluida itu dipertahankan sampai motor berhenti Ketika putaran roda masih
kencang, tekanan fluida tadi akan mencengkeram lagi
Gambar 16. cara kerja rem abs saat Rem Mendadak (ABS AKTIF : FASE MENEKAN )
Kelebihan dan kekurangan rem ABS adalah Secara sederhana, rem ABS adalah fitur
keselamatan yang membuat rem tidak terkunci jika dilakukan pengereman mendadak. Fitur ini
sangat berguna, misalnya, di jalanan basah atau pasir
Kekurangan rem ABS juga punya Kalau dipakai untuk pengereman jarak dekat, itu kadang
kejadian tabrakan karena rem ABS ini tidak mengunci langsung saat di tekan sehingga ada jeda
pengereman agar tidak tergelincir.
28 | M O D U L S I S T E M REM
D. PERAWATAN DAN PERBAIKAN SISTEN REM
Jadwal perawatan berkala sistem rem dan roda sepeda motor yang dibahas
berikut ini adalah berdasarkan kondisi umum, artinya sepeda motor dioperasikan
dalam keadaan biasa (normal). Pemeriksaan dan perawatan berkala sebaiknya
rentang operasinya diperpendek sampai 50% jika sepeda motor dioperasikan pada
kondisi jalan yang berdebu dan pemakaian berat (diforsir). Tabel di bawah ini
menunjukkan jadwal perawatan berkala system rem yang sebaiknya dilaksanakan
demi kelancaran dan pemakaian yang hemat atas sepeda motor yang bersangkutan.
Pelaksanaan servis dapat dilaksanakan dengan melihat jarak tempuh atau waktu,
tinggal dipilih mana yang lebih dahulu dicapai.
1 Sepatu rem atau pad Periksa, bersihkan, dan stel bila perlu
setiap 5.000 km
2 Jarak main bebas rem Periksa dan stel setelah 500 km, 1.500
km,
3.000 km dan selanjutnya setiap 2.000
km
3 Selang rem (khusus rem Periksa setiap 5.000 km dan ganti setiap 4
hidrolis) tahun sekali
4 Minyak rem (khusus rem Periksa setiap 5.000 km dan ganti setiap 2
hidrolis) tahun sekali
Tabel di bawah ini menguraikan permasalahan atau kerusakan sistem rem dan
roda yang umum terjadi pada sepeda motor, untuk diketahui kemungkinan
penyebabnya dan menentukan jalan keluarnya atau penanganannya (solusinya).
29 | M O D U L S I S T E M REM
Daya rem kurang 1. Minyak rem bocor pada 1. Perbaiki atau ganti
sistem hidrolik
2. Kanvas rem hangus 2. Ganti
3. Piringan rusak 3. Ganti
4. Terdapat angin pada sistem 4. Buang angin
hidrolik
5. Kanvas aus 5. Ganti
6. Permukaan kanvas terdapat 6. Ganti
oli
7. Permukaan drum rusak/aus 7. Ganti
8. Jarak main tuas rem terlalu
banyak 8. Setel
30 | M O D U L S I S T E M REM
3. Sistem Pengereman
Ukur jarak main bebas handel rem depan pada ujung handel. Jarak main
bebas: 10–20 mm. Jika diperlukan penyetelan ulang, putar mur penyetelan rem depan
sampai diperoleh jarak main bebas yang tepat
Catatan:
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan benar pada pin
lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarakmain bebas.
Ukur jarak main bebas pedal rem belakang pada ujung pedal rem. Jarak
main bebas: 20-30 mm. Jika perlu disetel ulang, putar mur penyetel rem belakang
sampai diperoleh jarak main bebas yang ditentukan.
Catatan:
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan benar pada pin
lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak main bebas.
31 | M O D U L S I S T E M REM
a. Memeriksa sepatu rem
Secara visual periksa sepatu rem, jika permukaan kanvas licin perbaiki dengan cara
di gosok mengunnakan kertas amplas Saran:
Setelahmengamplaspermukaankampasrem, bersihkan permukaan dengan kain
lap.
Kemudian Ukur Ketebalan kampas sepatu rem
b. Memeriksa tromol
Periksa tromol rem terhadap kerusakan, dan ganti jika diperlukan.
Ukur diameter dalam tromol rem pada permukaan lining pada beberapa
tempat dan carilah ukuran terbesar.
Hal yang harus diperhatikan adalah Jika tromol rem didapatkan telah
berkarat, maka bersihkanlah dengan amplas
32 | M O D U L S I S T E M REM
Setelah semua komponen diperiksa dan diperbaiki langkah berikutnya adalah melumasi pin
jangkar,bagian-bagian permukaaan geser, permukaan kontak sepatu rem dengan bubungan rem
dengan gemuk, kemudian pasang bubungan rem ke panel rem dan dipasang kembali pada
kendaraan
33 | M O D U L S I S T E M REM
a. Memeriksa ketebalan cakram
Periksa secara visual cakram terhadap kerusakan atau keretakan kemudian Mengukur
ketebalan cakram dan gunakan berbagai titik pengukuran jika hasil pengukuran lebih kecil dari
spesifikasi maka cakram harus di ganti
34 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 23. Komponen Kaliper Rem.
Memeriksa permukaan dinding cylinder caliper dari cacat, goresan dan ukur
diameter dalamnya pada arah sumbu X dan Y di beberapa posisi. Bandingkan
hasil pengukuran dengan batas service yang diijinkan.
Memeriksa kondisi piston caliper secara visual terhadap cacat maupun goresan,
dan ukur diameternya pada arah sumbu X dan Y di beberapa posisi. Bandingkan
hasil pengukuran dengan batas service yang diijinkan.
Catatan :
Pastikan semua komponen dibersihkan sebelum dirakit kembali
Ganti dust seals dan piston seals dengan yang baru apabila keduanya
dilepas.
35 | M O D U L S I S T E M REM
Lapisi dust seals dan piston seals serta piston caliper dengan minyak rem baru sebelum dipasang
Pemeriksaan keausan brake pad.
Keausan brake pad ditunjukkan oleh indikator batas keausan (wear indicator line)
pada brake pad.
Permukaan gesek brake pad yang kotor karena debu/terlihat mengkilap dapat
dipergunakan kembali setelah dibersihkan dengan cara diamplas. Jangan
menggunakan tekanan udara ataupun sikat kering untuk membersihkan rem,
karena debu rem mengandung partikel-partikel yang berbahaya bagi kesehatan.
Brake pad wajib diganti apabila :
Ketebalan kurang dari batas service yang diijinkan.
Permukaan gesek brake pad terkena gemuk/oli pelumas.
36 | M O D U L S I S T E M REM
d. Pemeriksaan master cylinder
Melepas semua komponen master cylinder rem, kemudian mencuci semua komponen
menggunakan air bersih dan detergent.
Memeriksa permukaan dinding master cylinder dari cacat, goresan dan ukur
diameter dalamnya pada arah sumbu X dan Y di beberapa posisi. Bandingkan
hasil pengukuran dengan batas service yang diijinkan.
Memeriksa kondisi piston master cylinder secara visual terhadap cacat maupun
goresan, dan ukur diameternya pada arah sumbu X dan Y di beberapa posisi.
Bandingkan hasil pengukuran dengan batas service yang diijinkan.
37 | M O D U L S I S T E M REM
Catatan :
Pastikan semua komponen dibersihkan sebelum dirakit kembali
Ganti cups dengan yang baru setiap pembongkaran
Lapisi cups dan piston dengan minyak rem baru sebelum dipasang
Pasang pegas dengan ujung diameter yang lebih besar menghadap master
cylinder
Pasang primary cup dengan sisi cekung menghadap ke sisi
master cylinder
38 | M O D U L S I S T E M REM
Gambar 29. Pembuangan udara palsu tanpa alat khusus
1) Lepas brake lever atau tuas ketika bleed valve ditutup
2) Lakukan langkah no.1 dan 2 berulang-ulang sampai terlihat minyak rem yang
keluar sudah tidak terdapat gelembung udara.
3) Melepaskan brake lever perlahan-lahan dan tunggu beberapa detik.
Mengeluarkan minyak rem juga bisa dilakukan menggunakan alat khusus yang
disebut brake beeder kits.
Langkah penggunaannya adalah sebagai berikut
Isi minyak rem sampai batas upper.
Pasang alat brake bleeder pada katup pembuangan seperti gambar di bawah
39 | M O D U L S I S T E M REM
Lakukan pemompaan 3 atau 4 kali kemudian kendorkan katup dengan kunci lalu
kencangkan kembali.
Catatan:
Sering memeriksa isi minyak rem pada reservoir dan tambahkan apabila
kurang untuk mencegah masuknya udara ketika proses air bleeding
Jaga agar minyak rem tidak sampai mengenai kulit (bagi yang punya
alergi) atau bagian tubuh terutama mata
Hindari minyak rem yang tumpah mengenai part yang dicat, terbuat dari
plastik atau karet.
Hindari kotoran, debu, air atau benda asing masuk pada waktu pengisian
dan penggantian minyak rem.
Ganti parts yang dianjurkan pada waktu penggantian pada saat sepeda
motor diservice.
Bersihkan permukaan brake pad dan cakram jika terdapat debu, oli atau
grease (gemuk), karena akan mengurangi akan mengurangi gaya
pengeremannya.
Brake caliper dapat dilepas dan sepeda motor dan pad dapat diganti
tanpa harus memutuskan sistim hidraulik.
40 | M O D U L S I S T E M REM
E. Sikap kerja yang diperlukan dalam memperbaiki sistem rem
1. Sikap kerja secara umum:
a. Cermat dan teliti dalam menganalisis data;
b. Taat asas dalam mengaplikasikan langkah-langkah, panduan, dan pedoman yang
dilakukan dalam melaksanakan kegiatan pemeliharaan komponen;
c. Berpikir analitis serta evaluatif ketika melakukan analisis.Selalu melaksanakan kaidah
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) dalam melaksanakan setiap pekerjaan
2. Sikap kerja secara khusus :
a. Jika mesin dalam keadaan hidup, pastikan tempat kerja memiliki ventilasi yang baik,
karena gas buang (CO dan HC) mengandung racun yang dapat menghilangkan
kesadaran yang akhirnya dapat menimbulkan kematian.
b. Menggunakan peralatan secara tepat, karena penggunaan yang tidak dapat dapat
menyebabkan kerusakan komponen.Bersikap hati-hati terhadap cairan rem yang
bersifat korosif dan beracun
41 | M O D U L S I S T E M REM
BAB III
TUGAS TEORI DAN PRAKTIK
1. Tugas Teori I
Jawaban
..........................................................................
Jawaban
a. ...........................................................................................
b. ............................................................................................
Jawaban
...........................................................................................
42 | M O D U L S I S T E M REM
Lembar Penilaian kinerja
Waktu Penyelesaian : 1 JP
Nama siswa :
43 | M O D U L S I S T E M REM
Pemberian minyak
rem pada piston
dan silinder
caliper
Pemasangan sil
piston rem
Pemasangan
piston rem pada
silinder
Memasang pegas
kanvas rem (pad)
Memasang kanvas
rem (pad)
Memasang braket
Memasang caliper
set pada kendaraan
Memasang selang
minyak rem pada
caliper
4 Pelepasan master
Perbaikan silinder utama cylinder dari
(master silinder) stang kemudi
Pemeriksaan
diameter silinder
master
Rem
Pemeriksaan
diameter
piston master rem
Memasang pegas
piston
pada ujung piston
memasang pegas
piston pada ujung
piston pada silinder
utama
Memasang tutup
karet piston ke
dalam silinder
utama dan alur
pada piston
Melumasi area
kontak antara
handel rem dan
piston dengan
gemuk dan silikon
melumasi engsel
handel rem dengan
gemuk silikon
memasang dan
kencangkan mur
44 | M O D U L S I S T E M REM
engsel
handel rem
memasang
saklar lampu rem
dan kencangkan
sekrupnya
Pasang silinder
utama dan
pemegannya pada
stang kemudi
dengan tanda “UP”
menghadap ke atas
5 Pembuangan udara palsu Mengisi minyak
(air bleeding) Rem
Membuang udara
palsu
Memeriksa hasil
6 Sikap kerja Penggunaan
pakaian kerja
Penggunaan
peralatan yang
Sesuai
Sesuai SOP
Kerapian dan
kebersihan hasil
pekerjaan
45 | M O D U L S I S T E M REM
TUGAS Teori 2
Unit Kompetensi : Memperbaiki Sistem Rem.
Nama siswa : ....
Waktu : 1 Jp
Pilihan Ganda
Jawablah pertanyaan/pernyataan di bawah ini dengan cara memilih pilihan jawaban yang tepat
dan menuliskan huruf A/B/C/D yang sesuai dengan pilihan tersebut.
1. Istilah self Energizing efek adalah ….
(A) Pengurangan sendiri panas rem
(B) Penambahan koefisien gesek rem
(C) Penambahan sendiri daya rem
(D) Pembersihan sendiri kotoran rem
46 | M O D U L S I S T E M REM
3. Perhatikan gambar di bawah ini ….
Jika piston tidak kembali pada kedudukannya setelah pengereman maka gangguan
terdapat pada komponen nomor
(A) 1
(B) 2
(C) 5
(D) 6
47 | M O D U L S I S T E M REM
5. Perhatikan gambar di bawah ini
48 | M O D U L S I S T E M REM
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
4. Jama, Julius, 1997, Teknik Sepeda Motor, Modul Sekolah Elektronik, Jakarta:
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.Modul Pelatihan. Teknik
Sepedamotor 2007. VEDC Malang
49 | M O D U L S I S T E M REM