BAB I Tari Topeng Sandar I Made Pathya
BAB I Tari Topeng Sandar I Made Pathya
BAB I Tari Topeng Sandar I Made Pathya
BAB I
PENDAHULUAN
kebudayaan. Hal ini dikarenakan masyarakat Bali memiliki adat istiadat yang
unik, serta kekayaannya dalam berbagai jenis budaya, peranan sistem adat
istiadat di Bali senantiasa didukung oleh kepercayaan agama Hindu yang selalu
berkaitan dengan kegiatan seni budaya, seperti: seni tari, seni kerawitan dan
merupakan bagian penting dari kehidupan masyarakat Bali yang sudah diwarisi
sejak jaman lampau. Oleh karena itu hampir tidak ada satupun upacara keagamaan
Dibia, 1982/1983:3).
Seni tari yang sejak kehidupannya dari jaman dahulu sampai sekarang
mempunyai peranan yang sangat penting baik sebagai sarana upacara, maupun
sebagai media untuk mengekpresikan perasaan estetis dari para senimannya. Tari
Bali merupakan simbul kehidupan masyarakat Bali, yang mana sebagian besar
masih terjaga kelestariannya karena didukung oleh unsur adat istiadat dan agama
adat istiadat dan agama Hindu, dapat diutarakan seperti ungkapan berikut “Lain
ladang lain belalangnya, lain lubuk lain ikannya” Makna yang terkandung dalam
2
artinya setiap wilayah atau Desa Pakraman memiliki adat istiadat dan cara yang
berbeda dengan wilayahnya atau Desa Pakraman lainnya. Demikian pula dalam
pelaksanaan upacara keagamaan (Hindu) di Bali, yang cukup beragam antara satu
wilayah atau desa dengan wilayah atau desa lain, namun tetap mengacu pada
Tari Bali tumbuh dengan subur karena dipelihara dan dimantapkan melalui
Desa Pakraman adat, banjar, subak dan berbagai jenis sekaa (organisasi profesi),
sehingga tari Bali atau kesenian Bali dapat dikatakan sebagai wahana integrasi,
prosesi ritual dalam agama Hindu, umat berlomba-lomba berbuat sesuatu, baik
berupa pementasan tari atau gamelan, maupun pekerjaan lain yang berkaitan
disimak bahwa dalam setiap pelaksanaan upacara agama Hindu segenap lapisan
usaha yang terkait dengan upacara tersebut, baik vokal, kerawitan, tari (wali) dan
lain sebagainya.
Pada Agama Hindu terdapat lima jenis Yadnya, yaitu (1) Dewa Yadnya;
(2) Pitra Yadnya; (3) Rsi Yadnya; (4) Manusa Yadnya; Bhuta Yadnya. Kegiatan
agama Hindu seperti itulah diikuti dengan pertunjukan tari-tarian (wali) yang
Topeng.
Topeng secara arti kata adalah suatu benda penutup muka yang terbuat
dari, kertas, kayu, kain serta bahan lainnya, bentuknya bermacam-macam, dari
yang berbentuk dewa-dewa, manusia, binatang, setan dan lain sebagainya. Istilah
topeng dan tapel di Bali hingga kini masih dipergunakan dengan makna yang
sedangkan topeng dipakai menyebutkan suatu bentuk seni pertunjukan Bali yang
semua penarinya memakai tapel dengan lakon yang bersumber pada cerita-cerita
adalah dramatari Topeng Bali yang dilakukan hanya oleh seorang penari. Penari
ini melakukan (memborong) semua tugas dan peran yang ada dalam dramatari
Topeng. Tapel yang mutlak harus ada dalam Topeng pajengan ini yakni tapel
bagian akhir tariannya topeng ini menaburkan uang sebagai simbolis dana punia)
Bali yang tidak ada tandingannya di dunia ini. Seperti Thomas mengatakan dalam
tulisannya, class system and the arts. Setiap kelompok masyarakat memiliki seni
yang sesuai dengan ciri dan kebutuhan masyarakat tersebut. Pada masyarakat
4
pada semua kegiatan serta peristiwa penting mereka yang pada umumnya bernilai
ritual. Di samping itu, ada pula seni yang mengungkapkan pribadi yang berfungsi
sebagai hiburan. Pada jaman feodal, ketika masyarakat terbelah menjadi dua
kelompok besar yang sangat berbeda yaitu kelas bangsawan (istana) dan kelas
rakyat. Pada jaman itu hadir pula dua kategori seni yang sangat berbeda, yaitu
Suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri bahwa Agama Hindu telah
memberikan warna dan jiwa segala corak kesenian di Pulau Bali antara lain tari
wali, tari bebali dan tari bebalian. Di samping itu pula agama Hindu memelihara
kehadapan Ida Bhatara agar tarian-tarian itu metaksu dan sukses dalam
mempunyai corak yang berbeda dengan kesenian yang ada di luar Bali seperti
halnya, tari Topeng Sandar yang ada di Desa Pakraman Serangan. hidup tari
Topeng Sandar dalam jaman modern ini tidak menyimpang dari identitasnya
Salah satu tari tradisional yang tetap bertahan hingga saat ini adalah tari
Topeng Sandar di Desa Pakraman Serangan. Tari Topeng Sandar yang terdapat di
dari mara bahaya seperti bencana alam dan lain- lain). Tari Topeng Sandar
merupakan warisan budaya yang selalu bertumpu pada pola-pola tradisi warisan
budaya secara turun temurun. Sampai sekarang tradisi ngelawang tari Topeng
oleh enam orang gadis yang masih muda yang tidak cacat jasmani dan rohani
Denpasar.
2. Apa fungsi dan makna tari Topeng Sandar di Desa Pakraman Serangan
Denpasar.
Adapun tujuan dari penelitian ini dapat dibagi menjadi dua yaitu tujuan
permasalahan dalam penelitian ini. Disamping itu, hasil penelitian ini diharapkan
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi
Denpasar serta dalam rangka melestarikan budaya seni tari bernilai sakral dan
unik. Selanjutnya bahan ini juga diharapkan dapat dipergunakan sebagai dasar
suatu kajian yang menempatkan elemen sosial dan kultural dengan penekanan
suatu doktrin yang menekankan telaah aspek sosial dan kultural dengan tujuan
tari adalah hubungan antara bagian tari secara keseluruhan. Pendekatan melalui
struktural biasanya menghasilkan gambar dari gaya tari yang berbeda. Dengan
pendekatan structural orang dapat mengamati tari mulai dari adegan, seke, dan
gerak-gerak unit kecil atu motif (Bandem, 1966). Sementara Robert Scoles
Structuralism is away of looking for realirty not individual things but in the
relationship omang them. Yang artinya struktural adalah suatu cara untuk mencari
8
lebih seksama fungsi tari Topeng Sandar dalam kegiatan upacara yadnya dan juga
elemen yang dikemas secara terpadu, terjalin menjadi satu kesatuan, saling terkait
dan tidak dapat dipisahkan, sehingga menjadi sebuah seni pertunjukan. Adapun
masukan bagi konteks itu sendiri. Masukan itu untuk menyampaikan wujud dari
lain.
dengan hal-hal lain dalam suatu siatem yang terintegrasi (suatu bagian
gunanya. Sebab jika tidak berguna fenomena itu akan lenyap dengan sendirinya
(Cohen, 2000:383).
merupakan bagian dari pendekatan sistematik dalam ilmu-ilmu sosial dan budaya.
adanya bagian-bagian dari sebuah sistem, yang jika salah satu bagian mengalami
perubahan makna, komponen yang lain akan mengalami perubahan. Artinya, teori
fungsional menjelaskan arus sebab dan akibat yang menjadi inti mekanisme
tertentu. Dalam hal ini teori fungsional struktural akan digunakan untuk melihat
dasar teori ini adalah bahwa sesuatu yang fungsional akan eksis sementara hal-hal
yang bersifat disfungsi akan hilang dengan sendirinya. Kedua teori ini juga
mampu memberikan pisau analisis terhadap proses adaptasi, dalam hal ini
adaptasi budaya, menyangkut fungsi dan makna tari Topeng Sandar. Ketiga,
bahwa teori ini memandang bahwa masyarakat selalu dalam keadaan yang
analisis menyangkut fungsi dan makna tari Topeng Sandar pada masyarakat Desa
membedah permasalahan fungsi dan makna tari Topeng Sandar juga tidak terlepas
dari teori religi. Pamaha Ball (1988:35) mengatakan bahwa ada dua paham
tentang relegi: pertama relegi sebagai bagian hidup kesusilaan manusia dan
memiliki nilai susila yang tinggi. Gagasan termaksud telah diuraikan secara
filisofi oleh Kant. Kedua relegi sebagai tergolong dalam alam hidup manusia.
Relegi kedua ini menghendaki tidak kebenaran utama, yaitu: percaya bahwa
Tuhan ada, percaya kepada hukum kesusilaan alamiah, dan pada roh yang abadi
(Endraswara,2003:162).
yang bermakna, memuat identitas diri, dan kekuatan tertentu. Sebagai sebuah
pengalaman, tentu saja religi tak akan lebih dari subyektivitas pelakunya.
Dengan kata lain, religi akan berhubungan dengan rasa, tindakan, dan
pengalaman nyata yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Setiap orang
sifat-sifat tuhan, tentang wujud dari alam gaib (supranatural), serta segala nilai,
norma, dan ajaran dari religi yang bersangkutan; (3) sistem ritus dan upacara yang
atau makhlik-makhluk halus yang mendiami alam gaib; (4) ritus dan upacara
religi biasanya digunakan bermacam-macam sarana dan prasarana; dan (5) sistem
religi adalah umatnya, atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan dan
J.G. Frazer, dalam bukunya The Golden Bough jilid I seperti ditulis oleh
luas batas akal itu. Dalam banyak kebudayaan batas akal manusia masih sangat
sempit. Soal-soal hidup yang tidak dapat mereka pecahkan dengan akal,
dipecahkan dengan magic, atau ilmu gaib. Menurut Frazer, ketika religi belum
hadir dalam kebudayaan manusia, manusia hanya menggunakan ilmu gaib untuk
bagi mereka, mulailah timbul kepercayaan bahwa alam dihuni oleh makhluk-
makhluk halus yang lebih berkuasa, dengan siapa manusia kemudian mulai
mengkaji tari Topeng Sandar, yang terkait dengan emosi keagamaan, sistem
1.5.2.1 Tari
Tari adalah ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk
melalui media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolis dan sebagai
ungkapan si pencipta (Haukins: 1990, 2). Secara tidak langsung di sini Haukin
memberikan penekanan bahwa tari ekspresi jiwa menjadi sesuatu yang dilahirkan
melalui media ungkap yang disamarkan. Di sisi lain ditambahkan oleh La Mery bahwa
ekspresi yang berbentuk simbolis dalam wujud yang lebih tinggi harus diinternalisasikan.
Tari dalam kesucian masyarakat Bali dibagi menjadi tiga (3) yaitu
1.5.2.2 Topeng
Topeng secara arti kata adalah suatu benda penutup muka yang dibuat dari
kayu, kertas, kain dan bahan lainnya bentuknya bermacam-macam dari yang
menggunakan topeng dengan ceritra yang bersumber pada ceritra sejarah maupun
babad-babad.
Menurut Panji dan Bandem dalam bukunya Ensiklopendi Musik dan Tari
daerah Bali menjelaskan kata Topeng berasal dari kata “Tup” yan berarti tutup,
kemudian karena gejala bahasa yang disebut formatif form ( pembentukan kata),
kata Tup ditambah saja dengan kata “eng” kemudian menjadi “tupeng”. Tupeng
13
and Dance in Bali antara lain mengatakan “……..For topeng simple means
something pressede against the face i,e,a mask” artinya : Topeng secara sederhana
1.5.2.3 Sandar
Indonesia mengatakan bahwa Bersandar (1) (-kan, ke kpd, pd, atas): 1 (berdiri,
duduk, terletak dsb) bersangga pd; mengenakan punggung ( lambung atau dada)
1.5.2.4 Fungsi
dan fungsi kesenian". Fungsi yang pertama merupakan sarana ekspresi simbolis
(Koentjaraningrat, 1996 : 88). Lebih lanjut dijelaskan pula fungsi kesenian bila
seni pertunjukan mempunyai tiga fungsi utama yaitu: 1) berfungsi sebagai sarana
hasil karya kolektif, yang merupakan salah satu cabang dari kesenian yang
memiliki fungsi penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia baik social
dalam menjalankan upacara tersebut. Seni pertunjukan sebagai seni yang lainnya
secara historis selalu memiliki suasana kontektual dimana seni tidak dapat dilihat
tanpa fungsi tertentu bagi masyarakat pendukungnya atau sebagian kelompok dari
Dari berbagai rumusan fungsi seni tersebut di atas, secara garis besar
dinyatakan bahwa pada dasarnya seni bertujuan kepentingan ritual dan untuk
penyajian tari Topeng Sandar, maka penyajian tari ini berfungsi sebagai sarana
ritual.
1.5.2.5. Makna
jenis tanda menjadi tiga yang berbeda secara esensial, terutama dalam
nilai filosofi dan kesusastraan. Simbol berhubungan dengan fungsi linear (fungsi
sosial) dan vertikal (nilai-nilai metafisik yang ada), serta berbagai nilai-nilai ideal
seperti kebiasaan (adat) dan hukum (norma) yang berlaku dalam berbagai genre
bahwa nilai atau makna dianggap sebagai suatu yang berhubungan dengan
kebudayaan atau secara lebih khusus dengan dunia simbolik dalam kebudayaan.
Dunia simbolik adalah dunia yang menjadi tempat diproduksi direproduksi dan
disimpan muatan mental dan muatan kognitif kebudayaan, baik berupa makna
16
dan simbol, maupun nilai-nilai dan norma yang ada dalam suatu kebudayaan
(Kayam, 1996:5-6).
simbol dan bukan dalam bahasa intiliktarian atau obyektif. Simbol bukan sekedar
adalah suatu usaha menelusuri isi atau kandungan dibalik bentuk yang dipakai,
sebagai aktualisasi fungsi-fungsi yang terdapat pada kesenian pada realita sosial
budaya masyarakatnya. Oleh karena itu, analisis makna dilakukan dengan sejalan
dengan analisis fungsi. Dan juga analisis makna dilakukan dengan jalan
tari tersebut.
Kata Desa berasal dari bahasa Sansekerta artinya petunjuk atau batas,
sedangkan Pakraman berasal dari kata Krama artinya kerja. Jadi Desa Pakraman
17
adalah suatu peguyuban hidup dalam suatu wilayah tertentu dimana kehidupan
bersama itu diatur oleh suatu batasan-batasan agama, Jadi apa yang disebut Desa
masyarakat hukum adat di Provinsi Bali yang mempunyai satu kesatuan tradisi
tertentu dan harta kekayaan sendiri serta berhak mengurus rumah tangga sendiri.
Dari perda ini paling tidak dapat ditemukan enam titik pokok yang membentuk
desa Pakraman, yaitu (1) kesatuan masyarakat hukum adat di Propinsi Bali, (2)
mempunyai satu kesatuan tradisi dan tata Krama pergaulan hidup masyarakat
umat Hindu secara turun-temurun, (3) dalam ikatan Kahyangan Tiga (Kahyangan
Desa), (4) mempunyai wilayah tertentu, (5) mempunyai harta kekayaan tersendiri,
dan (6) berhak mengurus rumahtangga sendiri. Akan tetapi pada kenyataannya
sebagian dari desa pakraman di Bali, bahkan banjar yang kramanya tidak semua
beragama Hindu.
18
1.6 Model
Model :
MASYARAKAT DESA
PAKRAMAN SERANGAN
Keterangan:
Alur Kajian
Saling Berpengaruh
19
Suatu sistem upacara pada khususnya merupakan ciptaan dari suatu sistem
kepercayaan (religi) yang terpadu oleh mitos-mitos yang landasi oleh keyakinan
itu sendiri. Sebagai suatu ciptaan dari kepercayaan dapat terungkap lewat prosesi
upacara. Terdapat fungsi antara lain fungsi riligius dari tari topeng sandar, fungsi
semua kegelisahan. Karena tarian ini telah mentradisi dilaksanakan sebulan sekali
bertentangan dalam konsep orang Bali disebut rwabhineda, seperti kanan dan kiri,
hitam dan putih, positif dan negatif. Gejala tersebut telah diisi dengan muatan
pengaruh dan efek terhadap struktur hubungan antara warga suatu komunitas Desa
Pakraman menjadi jelas. Mitologi baik tersimpan secara lisan maupun tertulis
dengan teks-teks yang tadi. Hal ini dilihat dari pelaksanaan tari topeng tersebut
penggolongan yang dianut oleh masyarakat. Dengan melihat upacara itu, maka
didasarkan atas masalah yang akan diteliti adalah berupa studi kasus yang ada di
yang ditemukan.
Kecamatan Denpasar selatan, Kota Denpasar. Data dan sumber data guna
mendapatkan data tentang tari Topeng Sandar : studi Kasus masyarakat di Desa
kaitannya baik itu berupa lontar, buku-buku, hasil-hasil penelitian, informasi dan
Mengenai pengelompokan jenis data itu ada dua, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak berupa angka namun berupa
uraian diskripsi dari sebuah gejala fenomenologi. Data kuantitatif adalah data
pulau Serangan dulu ditempuh dengan jukung sampan sebagai alat transportasi
Serangan transportasi semakin lancar dapat ditempuh dengan sepeda motor, dan
Serangan dengan Desa Pakraman yang lainnya semakin lancar dan tingkat
Serangan masih rutin melaksanakan pementasan tari Topeng Sandar setiap hari
tidak dipentaskan waktu Purnama, maka akan terjadi bencana. Fenomena inilah
unik dikaji dari fungsi dan makna tari Topeng Sandar tersebut.
Mengenai sumber data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang langsung bersumber pada segala
22
pencatatan dilapangan (Field Research). Selain itu data primer ini juga bersumber
adalah sesuatu yang didapatkan dari hasil pencatatan kepustakaan dan dokumen
(Library Research).
Dalam penelitian ini jenis data yang diperlukan adalah data kualitatif,
sumber datanya adalah dari data primer dan sekunder, sebab semua data itu
penelitian ini bersumber dari para informan yang diambil dari para tokoh seperti :
tokoh masyarakat yang dianggap mampu, paham, tahu dan dapat memberi
informasi yang faktual tentang tari Topeng Sandar sebagai data pendukung yang
Masalah.
penelitian. Agar data dapat dikumpulkan dengan baik oleh peneliti, maka
banyak, tepat dan memadai. Dalam penelitian teknik pengumpulan data yang
merapakan salah satu cara penelitian untuk memenuhi syarat-syarat tertentu yang
tingkat yang paling rendah sampai tingkatan yang paling tinggi, yaitu : partisipasi
nihil, partisipasi pasif, partisipasi sedang, partisipasi aktif, dan partisipasi penuh
Pengumpulan data dalam penelitian ini dititik beratkan pada penggunaan metode
Metode ini dipilih untuk mengamati fungsi dan makna tari topeng sandar yang
tariannya lain daripada tari bali yang sering diadakan di masyarakat. Operasional
keterangan atau informasi tentang hal-hal yang terkait dengan rumusan masalah
24
yang tidak didapat melalui observasi. Dengan metode ini, nanti diharapkan akan
menggali dan memperkaya data tari Topeng Sandar yang ada di Desa Pakraman
pangkal yaitu seperti Kepala Desa Pakraman Serangan Denpasar yang kemudian
dilanjutkan kepada seorang informan kunci seperti bendesa Desa Pakraman adat
dan pemangku yang dilakukan langsung pada tempat yang telah disepakati.
Selain teknik di atas, digunakan juga berbagai dokumen baik milik pribadi
lain yang membidangi masalah seni tari, keagamaan, budaya dan pakraman.
Dokumen yang digunakan misalnya data statistik, arsip surat-surat dinas, notulen
tetapi bisa pula berbentuk triangulasi teknik antar lintas teknik pengumpulan data.
denga tari Sandar di Desa Pakraman Serangan. Dalam hal ini berusaha menelusuri
laporan penelitian maupun hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Metode
ini digunakan bahan perbandingan antara yang sudah diteliti dengan penelitian
yang baru.
analisis data kualitatif (qualitatif data analysis). Analisis data adalah salah satu
tahapan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Analisis data merupakan
proses menelaah seluruh data yang telah tersedia yang diperoleh melalui
Pada tahap inilah data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa sampai
berlangsung dan dilakukan secara terus menerus dari awal penelitian sampai akhir
penelitian. Pengumpulan data dan analisis data mempunyai hubungan yang sangat
erat dan tidak dapat dipisah-pisahkan dalam penelitian kualitatif. Data yang
diperlukan dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua jenis, antara lain sebagai
berikut.
terkait obyek penelitian dan data lainnya yang memperdalam wawasan peneliti
penulis, data yang dianalisis nanti hanya meliputi: gambaran umum fungsi dan
makna tari Topeng Sandar yang ada di Desa Pakraman Serangan tersebut.
tentang obyek yang di teliti secara insentif (Mantra 2004:27). Selama peneliti di
dibantu dengan alat-alat yaitu kamera, buku catatan (note book), dan tape
recorder. Alat-alat ini digunakan untuk mencatat atau merekam hal-hal yang