Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

KEPEMIMPINAN

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Kepemimpinan.
Makalah ini telah kami susun dan maksimal serta mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Cimahi, 30 Oktober 2018

Penyusun
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Makalah ............................................................................................. 2
1.4 Manfaat Makalah ........................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Konsep Kepemimpinan ................................................................................. 3
2.2 Pengertian Kepemimpinan ............................................................................ 3
2.3 Teori Kepemimpinan ...................................................................................... 4
2.4 Fungsi kepemimpinan ................................................................................... 6
2.5 Karakteristik kepemimpinan ......................................................................... 7
2.6 Gaya kepemimpinan ...................................................................................... 8
2.7 Konsep Pemimpin ....................................................................................... 12
2.8 Beberapa Tokoh Pemimpin Dunia yang Terkenal Karena ....................... 13
Kepemimpinannya ....................................................................................... 13
2.9 Peran Pemimpin........................................................................................... 16
2.10 Perbedaan dan hubungan keduanya........................................................... 17
BAB ...................................................................................................................... 18

PENUTUP .............................................................................................................
19
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 19
3.2 Saran ............................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kepemimpinan merupakan suatu topik bahasan yang klasik,
namun tetap sangat menarik untuk diteliti karena sangat menentukan
berlangsungnya suatu organisasi. Kepemimpinan itu esensinya adalah
pertanggungjawaban. Masalah kepemimpinan masih sangat baik untuk
diteliti karena tiada habisnya untuk dibahas di sepanjang peradaban
umat manusia. Terlebih pada zaman sekarang ini yang semakin buruk
saja moral dan mentalnya. Ibaratnya, semakin sulit mencari pemimpin
yang baik (good leader). Pemimpin yang baik sebenarnya pemimpin
yang mau berkorban dan peduli untuk orang lain serta bersifat melayani.
Tetapi, kenyataannya berbeda. Bila kita lihat sekarang para pemimpin
kita, dari lapisan bawah sampai lapisan tertinggi, dari pusat hingga ke
daerah-daerah. Banyak pemimpin yang hadir dengan tanpa
mencerminkan sosok pemimpin yang seharusnya, malah terlihat adanya
pemimpin-pemimpin yang jauh dari harapan rakyat, tidak peduli dengan
nasib rakyat bawah, dan hampir tidak pernah berpikir untuk melayani
masyarakat. Karena kepemimpinan mereka lebih dilandasi pada
keinginan pribadi dan lebih mengutamakan kepentingan kelompok.
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai perilaku atau cara yang
dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam mempengaruhi pikiran,
perasaan, sikap, dan perilaku organisasinya (Nawawi, 2003:113). Gaya
kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku
bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja secara produktif untuk
mencapai tujuan organisasi (Malayu, 2000:167).
Melihat betapa pentingnya peran dari seorang pemimpin, maka seorang
pemimpin harus berkembang dalam hal gaya kepemimpinannya agar dapat
memimpin bawahannya dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat dicapai
secara efektif dan efisien.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep kepemimpinan?
2. Bagaimana Konsep pemimpin?
3. Apa Hubungan kepemimpinan dengan pemimpin?
1.3 Tujuan Makalah
1. Mengetahui konsep kepemimpinan
2. Mengetahui konsep pemimpin
3. Mengetahui hubungan kepemimpinan dengan pemimpin
1.4 Manfaat Makalah
1. Teoritis, diharapkan dengan dibuatnya makalah ini, dapat memberikan
sumbangan pemikiran dan menambah ilmu pengetahuan mengenai
pentingnya pengetahuan tentang kepemimpinan.
2. Praktis, agar dapat memberitahu masyarakat mengenai
sosok kepemimpinan yang baik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kepemimpinan


Masalah kepemimpinan telah muncul bersamaan dengan
dimulainya sejarah manusia, yaitu sejak manusia menyadari pentingnya
hidup berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Mereka
membutuhkan seseorang atau beberapa orang yang mempunyai
kelebihan-kelebihan daripada yang lain, terlepas dalam bentuk apa
kelompok manusia tersebut dibentuk. Hal ini tidak dapat dipungkiri
karena manusia selalu mempunyai keterbatasan dan kelebihan-
kelebihan tertentu.
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang
kompleks dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya
dalam melaksanakan dan mencapai visi, misi, dan tugas, atau
objektifobjektif yang dengan itu membawa organisasi menjadi lebih
maju dan bersatu. Seorang pemimpin itu melakukan proses ini dengan
mengaplikasikan sifat-sifat kepemimpinan dirinya yaitu kepercayaan,
nilai, etika, perwatakan, pengetahuan, dan kemahiran-kemahiran yang
dimilikinya.

2.2 Pengertian Kepemimpinan


Ralp M. Stogdill dalam Sopiah (2008:108) menyatakan “jumlah
batasan atau definisi yang berbeda-beda mengenai kepemimpinan
hampir sama banyaknya dengan jumlah orang yang mencoba
memberikan batasan tentang konsep tersebut”.
Kepemimpinan merupakan suatu interaksi antara anggota suatu
kelompok sehingga pemimpin merupakan agen pembaharu, agen
perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain
daripada perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka, dan
kepemimpinan itu sendiri timbul ketika satu anggota kelompok

3
mengubah motivasi kepentingan anggota lainnya dalam kelompok
(Bernards M. Bass, 1990: 21).
G. R Terry (1998:17) mengemukakan kepemimpinan adalah
hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan
tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kepemimpinan adalah suatu proses bagaimana menata dan
mencapai kinerja untuk mencapai keputusan seperti bagaimana yang
diinginkannya. (Rennis Linkert, 1961: 30).
Kepemimpinan adalah suatu rangkaian bagaimana
mendistribusikan pengaturan dan situasi pada suatu waktu tertentu. (J.A.
Klein dan P.A. Pose 1986: 125).
Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku
orang lain agar mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu.
Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan menggerakkan atau
memotivasi sejumlah orang agar secara serentak melakukan kegiatan
yang sama dan terarah pada pencapaian tujuannya. Kepemimpinan juga
merupakan proses menggerakkan grup atau kelompok dalam arah yang
sama tanpa paksaan.
Dari pengertian di atas, maka pemimpin pada hakikatnya
merupakan seorang yang mempunyai kemampuan untuk menggerakkan
orang lain sekaligus mampu mempengaruhi orang tersebut untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pemimpin yang dimaksud dalam kajian ini adalah Kepala Badan
Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan Perwakilan Sulawesi Selatan.
Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan memimpin secara
profesional dengan menggunakan gaya kepemimpinan yang
menurutnya dipandang efektif dalam pengelolaan organisasi atau unit
kerja yang dipimpinnya.
2.3 Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan merupakan suatu gagaan yang berupa teori dan
disampaikan oleh para ahli. Berikut merupakan teori kepemimipinan:

4
2.3.1 Teori orang Hebat (Great men theory)
Teori ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu ditakdirkan lahir
untuk menjadi pemimpin. Teori tersebut, menganggap seorang pemimpin
hebat akan muncul saat dalam menghadapi situasi tertentu. Teori tersebut
dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam bukunya yang berjudul “On
Heroes, Hero-Worship and the Heroic in History”.
2.3.2 Teori Sifat Kepribadian (Trait Theory)
Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa
orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan
menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Artinya, kualitas
kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan,
kecakapan, daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung
jawab, disiplin dan nilai-nilainya lainnya dapat membuat seseorang
menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental,
fisik dan sosial untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang
karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum diantara para
pemimpin. Keberhasilan seseorang dalam kepemimpinan sangat
tergantung pada sifat kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari
bakat namun juga berasal dari pengalaman dan hasil belajarnya.
2.3.3 Teori Perilaku (Behavioural Theory)
Sebagai reaksi dari Teori Sifat Kepribadian, Teori Perilaku atau
Behavioural Theories ini memberikan perspektif baru tentang
kepemimpinan. Teori ini berfokus pada perilaku para pemimpin daripada
karakteristik mental, fisik dan sosial mereka. Keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh perilakunya dalam melaksanakan fungsi-
fungsi kepemimpinan dan perilaku tersebut dapat dipelajari atau dilatih.
Teori Perilaku ini bertolak belakang dengan Great Man Theory (Teori
Orang Hebat) yang mengatakan seorang pemimpin adalah dibawa dari
lahir dan tidak dapat dipelajari. Teori Perilaku ini menganggap bahwa
kepemimpinan yang sukses adalah didasarkan pada perilaku yang dapat
dipelajari dan bukan hanya dari bawaan sejak lahir.

5
2.3.4 Teori Kontingensi (Contingency Theory)
Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa
tidak ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa
setiap gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi
tertentu. Berdasarkan Teori Kontingensi ini, seseorang mungkin berhasil
tampil dan memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat
tertentu namun kinerja kepemimpinannya akan menurun apabila
dipindahkan ke situasi dan kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya
telah berubah. Teori Kontingensi atau Contingency Theory ini juga sering
disebut dengan Teori Situasional.
Beberapa model teori kontingensi atau situasional yang terkenal
diantaranya adalah teori kepemimpinan kontigensi fiedler, teori
kepemimpinan situasional hersey-blanchard, teori kepemimpinan
kontigensi vroom-yetten, teori kontingensi path-goal robert house dan
teori kontigensi strategis.
2.4 Fungsi kepemimpinan
Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi merupakan sesuatu fungsi
yang sangat penting bagi keberadaan dan kemajuan organisasi yang
bersangkutan. Pada dasarnya fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:
a. Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi
kebijakan administrasi dan menyediakan fasilitasnya.
b. Fungsi sebagai Top Manajemen, yakni mengadakan planning,
organizing, staffing, directing, commanding dan controling.
Fungsi kepemimpinan yang hakiki:
a. Selaku penentu arah yang yang akan ditempuh dalam usaha untuk
pencapaian tujuan.
b. Sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak
luar.
c. Sebagai komunikator yang efektif.
d. Sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

6
2.5 Karakteristik kepemimpinan
Organisasi yang berhasil dalam mencapai tujuannya serta mampu
memenuhi tanggung jawab sosialnya akan sangat tergantung pada para
manajernya (pimpinannya). Apabila manajer mampu melaksanakan
fungsifungsinya dengan baik, sangat mungkin organisasi tersebut akan dapat
mencapai sasarannya. Suatu organisasi membutuhkan pemimpin yang efektif,
yang mempunyai kemampuan mempengaruhi perilaku anggotanya atau anak
buahnya. Jadi, seorang pemimpin atau kepala suatu organisasi akan diakui
sebagai seorang pemimpin apabila ia dapat mempunyai pengaruh dan
mampu mengarahkan bawahannya ke arah pencapaian tujuan organisasi.
Ryaas Rasyid (2000:37) menjelaskan beberapa karakter kepemimpinan
yang berbeda satu sama lain, yaitu sebagai berikut : a. Kepemimpinan yang
Sensitif
Kepemimpinan ini ditandai dengan adanya kemampuan untuk
secara dini memahami dinamika perkembangan masyarakat, mengenai
apa yang mereka butuhkan, mengusahakan agar ia menjadi pihak
pertama yang memberi perhatian terhadap kebutuhan tersebut. Dalam
karakter kepemimpinan tersebut, kemampuan berkomunikasi daripada
pemimpin pemerintahan yang disertai pada penerapan transformasi di
dalam proses pengambilan keputusan merupakan prasyarat bagi
pemerintah dalam mengemban segala tugas-tugasnya.
b. Kepemimpinan yang Responsif
Dalam konteks ini, pemimpin lebih aktif mengamati dinamika
masyarakat dan secara kreatif berupaya memahami kebutuhan mereka,
maka kepemimpinan yang responsif lahir lebih banyak berperan
menjawab aspirasi dan tuntutan masyarakat yang disalurkan melalui
berbagai media komunikasi, menghayati suatu sikap dasar untuk
mendengar suara rakyat, mau mengeluarkan energi dan menggunakan
waktunya secara cepat untuk menjawab pertanyaan, menampung setiap
keluhan, memperhatikan setiap tuntutan dan memanfaatkan setiap
dukungan masyarakat tentang suatu kepentingan umum.

7
c. Kepemimpinan yang Defensif
Karakter kepemimpinan ini ditandai dengan sikap yang egoistik,
merasa paling benar, walaupun pada saat yang sama memiliki
kemampuan argumentasi yang tinggi dalam berhadapan dengan
masyarakat. Komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat cukup
terpelihara, tetapi pada umumnya pemerintah selalu mengambil posisi
sebagai pihak yang lebih benar, lebih mengerti. Oleh karena itu,
keputusan dan penilaiannya atas sesuatu isu lebih patut diikuti oleh
masyarakat. Posisi masyarakat lemah, sekalipun tetap tersedia ruang bagi
mereka untuk bertanya, menyampaikan keluhan, aspirasi dan lain
sebagainya. Karakter kepemimpinan samacam ini bisa berhasil dalam
jangka waktu tertentu. Tetapi ketika berhadapan dengan masyarakat yang
semakin berkembang, baik secara sosial-ekonomi maupun secara
intelektualitas, karakter defensif ini akan sulit untuk melakukan manufer.
d. Kepemimpinan yang Represif
Karakter kepemimpinan ini cenderung sama egois dan arogannya
dengan karakter kepemimpinan defensif, tetapi lebih buruk lagi karena
tidak memiliki kemampuan argumentasi atau justifikasi dalam
mempertahankan keputusan atau penilaiannya terhadap suatu isu ketika
berhadapan dengan masyarakat. Karakter kepemimpinan yang represif
ini secara total selalu merupakan beban yang berat bagi masyarakat. Ia
bukan saja tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan berbagai
masalah fundamental dalam masyarakat, tetapi bahkan cenderung
merusak moralitas masyarakat. Singkatnya kepemimpinan yang represif
ini lebih mewakili sifat diktatorial.
2.6 Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan oleh seorang
pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain. Dari gaya ini dapat
diambil manfaatnya untuk dipergunakan sebagai pemimpin dalam
memimpin bawahan atau para pengikutnya. Gaya kepemimpinan merupakan
norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pemimpin pada saat
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain atau bawahan. Pemimpin tidak

8
dapat menggunakan gaya kepemimpinan yang sama dalam memimpin
bawahannya, namun harus disesuaikan dengan karakter-karakter tingkat
kemampuan dalam tugas setiap bawahannya. Pemimpin yang efektif dalam
menerapkan gaya tertentu dalam kepemimpinannya terlebih dahulu harus
memahami siapa bawahan yang dipimpinnya, mengerti kekuatan dan
kelemahan bawahannya, dan mengerti bagaimana caranya memanfaatkan
kekuatan bawahan untuk mengimbangi kelemahan yang mereka miliki.
Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi
para pengikutnya (Thoha, 2007:23).
Gatto dalam Salusu (1996:194-195) mengemukakan 4 gaya kepemimpinan
yaitu:
1. Gaya Direktif
Pemimpin yang direktif pada umumnya membuat
keputusankeputusan penting dan banyak terlibat dalam pelaksanaannya.
Semua kegiatan berpusat pada pemimpin dan sedikit saja kebebasan
orang lain untuk berkreasi dan bertindak yang diizinkan. Pada dasarnya
gaya ini adalah gaya otoriter.
2. Gaya Konsultatif
Gaya ini dibangun atas gaya direktif. Kurang otoriter dan lebih
banyak melakukan interaksi dengan para staf atau anggota dalam
organisasi. Fungsi pemimpin dalam hal ini lebih bayak berkonsultasi,
memberikan bimbingan, motivasi, memberi nasehat dalam rangka
pencapaian tujuan.
3. Gaya Partisipatif
Gaya pertisipasi bertolak dari gaya konsultatif, yang bisa
berkembang ke arah saling percaya antara pimpinan dan bawahan.
Pimpinan cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan staf
untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai tanggung jawab mereka.
Sementara itu kontak konsultatif tetap berjalan terus. Dalam gaya ini
pemimpin lebih banyak mendengar, menerima, bekerja sama, dan
memberi dorongan dalam proses pengambilan keputusan dan perhatian
diberikan kepada kelompok.

9
4. Gaya Delegasi
Gaya delegasi ini mendorong staf untuk menngambil inisiatif
sendiri. Kurang interaksi dan kontrol yang dilakukan pemimpin,
sehingga upaya ini hanya bisa berjalan apabila staf memperhatikan
tingkat kompetensi dan keyakinan akan mengejar tujuan dan sasaran
organisasi.
Reddin dalam Sutarto (2006: 118-120), Beliau membagi
kepemimpinan kedalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut:
1. Kelompok Gaya Dasar
a. Separated (Pemisah), Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi rendah, baik terhadap
orang maupun terhadap tugas.
b. Dedicated (Pengabdi), Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi rendah terhadap orang dan
berorientasi tinggi terhadap tugas.
c. Related (Penghubung), Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang dan
rendah terhadap tugas.
d. Integrated (Terpadu), Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi, baik terhadap orang
maupun terhadap tugas.
2. Kelompok Gaya Efektif
a. Bureaucrat (Birokrat), Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi rendah, baik terhadap
orang maupun terhadap tugas. Pemimpin bergaya birokrat terutama
tertarik terhadap berbagai peraturan dan keinginan untuk memelihara
peraturan tersebut serta mengontrol situasi yang mereka gunakan dan
nampaknya secara sungguh-sungguh.
b. Benevolent Autocrat (Otokrat Bijak), Pemimpin yang menerapkan
gaya ini akan nampak dari perilakunya yang berorientasi rendah
terhadap orang dan berorientasi tinggi terhadap tugas. Pemimpin
bergaya otokrat bijak mengetahui dengan pasti apa yang dia inginkan

10
dan bagaimana memenuhi keinginan itu tanpa menyebabkan
kebencian di pihak lain.
c. Developer (Pengembang), Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang dan
berorientasi rendah terhadap tugas. Pemimpin bergaya pengembang
memiliki kepercayaan penuh terhadap para bawahannya dan sangat
memperhatikan pengembangan para bawahan sebagai individu-
individu.
d. Executive (eksekutif), Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang
maupun terhadap tugas. Pemimpin bergaya eksekutif merupakan
seorang pendorong yang baik, menetapkan ukuran baku yang tinggi,
menghargai perbedaan-perbadaan individu para bawahannya, serta
memanfaatkan tim dalam bekerja.
3. Kelompok Gaya tak Efektif
a. Deserter (Pelari). Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan nampak
dari perilakunya yang berorientasi rendah, baik terhadap orang
maupun terhadap tugas. Pemimpin bergaya pelari tidak bersedia
terlibat dalam tugas dan pasif.
b. Autocrat (Otokrat). Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi rendah terhadap orang dan
berorientasi tinggi terhadap tugas. Pemimpin bergaya otokrat tidak
mempunyai kepercayan kepada orang lain, tidak menyenangkan dan
hanya tertarik pada pekerjaan yang segera selesai.
c. Missionary (Penganjur). Pemimpin yang menerapkan gaya ini akan
nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang dan
berotientasi rendah terhadap tugas. Pemimpin bergaya penganjur
merupakan tipe “do-gooder” yang menilai keserasian dalam dirinya
sendiri.
d. Compromiser (Kompromis). Pemimpin yang menerapkan gaya ini
akan nampak dari perilakunya yang berorientasi tinggi terhadap orang
maupun terhadap tugas dalam situasi yang memaksa hanya

11
memperhatikan pada seseorang atau tidak. Pemimpin bergaya
kompromis adalah pembuat keputusan yang buruk, bayak tekanan
yang mempengaruhi.
2.7 Konsep Pemimpin
Secara etimologi pemimpin berasal dari kata dasar “pimpin” (lead)
berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu didalamnya terdapat dua pihak
yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah ditambah
awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi
pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga orang lain
tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Pemimpin adalah
seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu dan
kelompok untuk dapat bekerjasama mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan
kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia
mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi,
pemimpin itu ialah seorang yang memiliki satu atau beberapa kelebihan
sebagai bakat yang dibawa sejak lahir dan merupakan kebutuhan dari satu
situasi zaman, sehingga dia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk
mengarahkan dan membimbing bawahan.
Hendry Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (2010:38-39)
mengemukakan bahwa pemimpin dalam pengertian yang luas adalah
seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial
dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir atau mengontrol usaha atau
upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Sedangkan
dalam pengertian yang terbatas pemimpin ialah seseorang yang membimbing,
memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan
akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.
John Gage Allee menyatakan “Leader... a guide, a conductor, a
commander” (pemimpin itu ialah pemandu, penunjuk, penuntun, komandan).
Pemimpin yang efektif dalam menerapkan gaya tertentu dalam
kepemimpinannya terlebih dahulu harus memahami siapa bawahan yang

12
dipimpinnya, mengerti kekuatan dan kelemahan bawahannya, dan mengerti
bagaimana cara memanfaatkan kekuatan bawahan untuk mengimbangi
kelemahan yang mereka miliki. Istilah gaya adalah cara yang dipergunakan
pimpinan dalam mempengaruhi para pengikutnya (Miftah Thoha, 2007:27).
Selanjutnya Sudriamunawar (Harbani, 2008:3) mengemukakan bahwa
Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kecakapan tertentu yang dapat
mempengaruhi para pengikutnya untuk melakukan kerja sama ke arah
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Mifta Thoha dalam bukunya perilaku organisasi (1983:255)
mengemukakan pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan
memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Kartini Kartono (1994:33) mengemukakan pemimpin adalah seorang
pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan
kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang
lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, demi
pencapaian satu atau beberapa tujuan.
Henry Pratt Fairchild dalam Kartini Kartono (1994:33), pemimpin
dalam pengertian ialah seorang yang dengan jelas memprakarsai tingkah laku
sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol
usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dalam
pengertian terbatas, pemimpin ialah seorang yang membimbing, memimpin
dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan penerimaan secara
sukarela oleh para pengikutnya.

2.8 Beberapa Tokoh Pemimpin Dunia yang Terkenal Karena


Kepemimpinannya
1. Soeharto
Selama 32 tahun era kepemimpinan di Indonesia Soeharto
memiliki pengaruh besar di kawasan ASEAN bahkan Asia. Soeharto
menorehkan sejarah panjang di Indonesia baik diakui atau tidak.
Pengaruhnya sangat besar di Indonesia karena satu-satunya presiden

13
yang memiliki sejarah panjang memimpin bangsa dan negara. Berbagai
infrastruktur sudah terbangun dengan sempurna dengan adanya
program pembangunan seperti REPELITA yang selalu ada evaluasi
sangat bagus oleh presiden. Salah satu presiden di Indonesia yang
sangat memahami keinginan masyarakat Indonesia dengan program
transmigrasi. Indonesia menjadi seutuhnya sehingga ada pemerataan
penduduk dengan baik. Keamanan menjadi nomor satu bagi presiden
sehingga rakyat Indonesia aman sentosa, Tidak ada gejolak politik yang
mampu membuat kekacauan di bangsa dan negara Indonesia. Politik
Dwifungsi ABRI berjalan sesuai kehendaknya sehingga keamanan
berjalan lancar di seluruh tanah air. Untuk luar negeri bebas aktif
sehingga relasi dengan negara asing berjalan normal.
Soeharto sukses membangun waduk untuk irigasi pertanian di
tanah air dengan berbagai bendungan sehingga sempat swadaya pangan
selam bertahun-tahun. Kepemimpinan Soeharto telah diakui oleh
pemimpin dunia lainnya. Tingkat perekonomian selalu beranjak naik
bahkan Dolar AS tidak pernah beranjak dari dua ribu rupiah. Negara-
negara tetangga segan dengan Soeharto termasuk Australia. Pak Harto
julukan beliau sebagai bapak pembangunan sangat tepat karena semua
pembangunan berjalan normal dan lancar. Meski selalu ada kotoran di
bawah permadani, Soeharto juga memiliki kelemahan yang membuat
dirinya turun dari kursi kepemimpinan.

2. Nelson Mandela
Bapak Afrika julukan beliau selama memimpin negara Afrika
Selatan. Nelson Mandela memimpin dengan cinta kasih meski sempat
ditahan oleh pemerintah Afrika Selatan sebelum selama bertahuntahun.
Nelson Mandela sangat mencintai batik sehingga batik terkenal di
seluruh dunia karena setiap kunjungan luar negeri beliau memakai batik.
Kepemimpinan Nelson Mandela sangat dikagumi olah banyak tokoh
dunia karena menghapus budaya Apartheid. Selama kepemimpinan

14
Afrika Selatan tidak pernah terjadi kerusuhan antar saudara meski
sempat terjajah oleh bangsa asing dengan budaya Apartheid yaitu
sistem politik rasis bagi kulit putih dan kulit hitam. Nelson Mandela
menghapus sistem Apartheid sejak memimpin Afrika Selatan.
Perekonomian meningkat tajam sehingga pembangunan bisa merata di
seluruh tanah Afrika Selatan.
Keberhasilan Afrika Selatan menjadi tuan rumah piala dunia
tahun 2010. Nelson Mandela juga menjadi bapak bangsa bagi bangsa
Afrika dengan kepimpinannya yang penuh cinta kasih. Jadi peperangan
antar suku di Afrika bisa teredam dengan baik. Politik Mandela
dibangun dengan saling memaafkan akan masa lalu kemudian
membangun kembali Afrika Selatan dengan sistem yang sangat baik.
Selama Nelson Mandela memimpin Afrika Selatan hingga beliau
meninggal dunia banyak warga Afrika Selatan khususnya dan pada
umumnya warga Afrika menangisi kepergiannya. Banyak tokoh dunia
hadir di pemakaman Nelson Mandela seperti Barack Obama, petinggi
Eropa, Asia. Kini Afrika Selatan salah satu negara Afrika yang
memiliki pertumbuhan ekonomi sangat bagus dibandingkan dengan
negara Afrika lainnya.
3. Aung San Suu Kyi
Sosok penuh kontroversial asal Myanmar sukses menjadi
pemimpin setelah partai politiknya memenangkan Pemilu mengalahkan
junta militer yang bertahun-tahun berkuasa. Masyarakat
Myanmar sangat mencintai kepemimpinan putri kelahiran Yangoon yang
bersuamikan warga Inggris yang memiliki satu anak laki-laki tersebut. Aung San
Suu Kyi salah satu wanita tegas meski berkali-kali dipolitisir dan dihukum dengan
hukuman rumah oleh junta militer. Sosok kepemimpinan Aung San Suu Kyi untuk
negaranya benar-benar dilakukan dengan cinta kasih. Dirinya berkelana ke penjuru
negeri untuk mengampanyekan anti militer agar proses pembangunan bisa lancar
dan sukses sebagai negara berkembang. Sosok pemimpin yang mempengaruhi
perjuangan di kawasan ASEAN sehingga mempengaruhi tokoh-tokoh dunia
bersimpati kepadanya termasuk PBB memberikan dukungan kepadanya. Kini

15
rakyat Myanmar bisa merasakan keterbukaan di segala bidang, tidak lagi takut
untuk turun di jalan, pembangunan ekonomi menjadi target utama demi rakyat.
2.9 Peran Pemimpin
Menurut pendapat Stodgil (Sugiyono, 2006:58) ada beberapa peranan
yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu:
1. Integration, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada peningkatan
koordinasi.
2. Communication, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada
meningkatnya saling pengertian dan penyebaran informasi.
3. Product emphasis, yaitu tindakan-tindakan yang berorientasi pada
volume pekerjaan yang dilakukan.
4. Fronternization, yaitu tindakan-tindakan yang menjadikan pemimpin
menjadi bagian dari kelompok.
5. Organization, yaitu tindakan-tindakan yang mengarah pada perbedaan
dan penyesuaian daripada tugas-tugas.
6. Evaluation, yaitu tindakan-tindakan yang berkenaan dengan
pendistribusian ganjaran-ganjaran atau hukuman-hukuman.
7. Initation, yaitu tindakan yang menghasilkan perubahan-perubahan
pada kegiatan organisasi.
8. Domination, yaitu tindakan-tindakan yang menolak
pemikiranpemikiran seseorang atau anggota kelompoknya.
Menurut Covey dalam (Kris Yuliani H 2002:6) ada tiga peranan
pemimpin dalam kelompok/organisasi antara lain:
1. Pathfinding (pencarian alur), mengandung sistem nilai dan visi
dengan kebutuhan pelanggan melalui suatu perencanaan strategis
yang disebut the strategic pathway (jalur strategi).
2. Aligning (penyelarasan), upaya memastikan bahwa struktur, sistem
dan operasional organisasi memberi dukungan pada pencapaian visi
dan misi dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.
3. Empowerment (pemberdayaan), suatu semangat yang digerakkan
dalam diri orang-orang yang mengungkapkan bakat, kecerdikan, dan

16
kreativitas laten, untuk mampu mencapai nilai, visi dan misi bersama
dalam melayani kebutuhan pelanggan.
Peranan pemimpin yang sangat perlu dilaksanakan seorang
pemimpin yaitu: (1) Membantu kelompok dalam mencapai tujuannya, (2)
Memungkinkan para anggota memenuhi kebutuhan, (3) Mewujudkan nilai
kelompok, (4) Merupakan pilihan para anggota kelompok untuk mewakili
pendapat mereka dalam interaksi dengan pemimpin kelompok lain, (5)
Merupakan fasilitator yang dapat menyelesaikan konflik kelompok
(Sulaksana 2002:7).
Menurut Sondang (1999;47-48), lima fungsi kepemimpinan yang
dibahas secara singkat adalah sebagai berikut : (1) pimpinan selaku
penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan, (2)
wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak
diluar organisasi, (3) pimpinan selaku komunikator yang efektif, (4)
mediator yang handal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama
dalam menangani situasi konflik, (5) pimpinan selaku integrator uang
efektif, rasional, obkjektif dan netral.
2.10 Perbedaan dan hubungan keduanya
Perbedaan pemimpin dan kepemimpinan menurut Para Ahli, yaitu:
1. Menurut Winardi (1990:32)
Kepemimpinan adalah suatu kemampuan yang melekat pada
diri seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam
faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern.
Sedangkan pemimpin terdiri dari dua : pemimpin formal
(formal leader) dan pemimpin informal (informal leader). Pemimpin
formal adalah seorang (pria atau wanita) yang oleh organisasi tertentu
(swasta atau pemerintah) ditunjuk (berdasarkan surat-surat keputusan
pengangkatan dari organisasi yang bersangkutan) untuk memangku
sesuatu jabatan dalam struktur organisasi yang ada dengan segala hak
dan kewajiban yang berkaitan dengannya untuk mencapai
sasaransasaran organisasi tersebut yang ditetapkan sejak semula.
2. Menurut Suradinata (1997:11)

17
Pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang
atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Sedangkan
kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk
mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau
tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
3. Menurut Siagian (1986:12)
Pemimpin adalah figur sentral yang mempersatukan kelompok.
Kepemimpinan adalah keterampilan dan kemampuan seseorang
mempengaruhi perilaku orang lain, baik yang kedudukannya lebih
tinggi maupun lebih lebih rendah daripadanya dalam berfikir dan
bertindak agar perilaku yang semula mungkin individualistik dan
egosentrik berubah menjadi perilaku organisasional.
4. Menurut John Piffner
Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan
bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan
cara yang pasti.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kepemimpinan adalah suatu sifat yang harus di miliki oleh setiap orang,
tidak melihat dia akan bekerja sebagai apa, atau dalam suatu komunitas apa,
sebab kepemimpinan adalah jiwa yang lahir dan secara otomatis dilatih oleh
diri kita dimulai dari memimpin diri sendiri. Kepemimpinan memiliki empat
teori yaitu Teori Kontingensi (Contingency Theory), Perilaku (Behavioural
Theory), Sifat Kepribadian (Trait Theory) dan Orang Hebat (Great Man
Theory).
Pemimpin adalah seseorang yang mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain, untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu

18
dalam mencapai suatu tujuan. Hubungan antara pemimpin dan
kepemimpinan ini sangat erat, karena seorang pemimpin harus mempunyai
jiwa kepemimpinan dan jiwa kepemimpinan harus dimiliki oleh seorang
pemimpim.
3.2 Saran
Diperlukan penerapan secara langsung dan semangat juang yang tinggi
agar dapat mengaplikasikan segala yang sudah tertuang dalam makalh ini
agar menjadi pribadi dengan jiwa kepemimpinan yang baik dan bermanfaat
di masyarakat. Diperlukan pula kajian faktual penulis mengenai kiat-kiat
menjadi sosok berjiwa kepemimpinan agar para pembaca dapat lebih
memahami dan mudah melakukan praktik dalam kehidupan seharihari.

DAFTAR PUSTAKA

Lina, Dwi. “Analisis Pengaruh Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap


Kinerja Pegawai Dengan Sistem Reward Sebagai Variabel Moderating”.
Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis Vol 14 No . 1 . (2014): 77-78. Web. 28
Oktober 2018.
NN. “Pengertian Kepemimpinan. Apa Itu Arti Kepemimpinan?” (2016) Tersedia:
http://www.psikoma.com/pengertian-kepemimpinan-apa-itu-arti-
kepemimpinan/ [28 Oktober 2018]
Kho, Budi. “Pengertian Kepemimpinan dan Teori Kepemimpinan (Leadership)”.
(2017) Tersedia:
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertiankepemimpinan-teori-
kepemimpinan-definisi-leadership/ [28 Oktober 2018]
Arif, Achmad Yusron. “Pengertian Kepemimpinan (Leadership) Secara Umum
Beserta Fungsinya”. (2018). Tersedia: https://rocketmanajemen.com/definisi-
kepemimpinan/ [28 Oktober 2018].
Suradinata, Ermaya. “Psikologi Kepegawaian dan Peranan Pimpinan Dalam
Motivasi Kerja”. (1995) . CV Ramadan : Bandung
Riadi, Muchlisin. “Pemimpin dan Kepemimpinan”. (2012). Tersedia :

19
https://www.kajianpustaka.com/2012/11/pemimpin-dan-kepemimpinan.html
[28 Oktober 2018]
Salamadian. “15+ Macam Macam Gaya Kepemimpinan Dalam Organisasi dan
Penjelasannya, LENGKAP!”. (2018). Tersedia:
https://salamadian.com/teori-model-jenis-macam-gaya-kepemimpinan/ [28
Oktober 2018]

20

Anda mungkin juga menyukai