Modul PPG DLM Jab. 2018 Sistem Ac
Modul PPG DLM Jab. 2018 Sistem Ac
Modul PPG DLM Jab. 2018 Sistem Ac
A. Uraian Materi
Pengaturan temperatur udara di dalam kabin kendaraan dilakukan dengan dua cara
yaitu,
Temperatur nyaman bagi setiap orang sangat relatif, namun secara umum berkisar
21 – 26 C, dengan kelembaban udara 40 – 50%. Kelembaban merupakan kandungan uap
air di udara, kelembaban relatif merupakan jumlah uap air di udara dibandingkan dengan
udara yang sudah tidak dapat menyerap uap air pada suhu tersebut.
Agar pendinginan lebih merata maka saluran-saluran udara dingin dibuat lebih
banyak dan sirkulasinya diarahkan ke atas, karena sifat udara dingin akan turun dengan
sendirinya. Hal ini akan terbalik kalau menggunakan sistem pemanas. Pada bagian
samping dekat kaca belakang dibuat ventilasi ke luar udara dari dalam ruangan, hal ini juga
Sirkulasi udara dilakukan oleh blower, sirkulasi udara pada kendaraan yang
menggunakan AC dapat dibagi menjadi 2 yaitu, sirkulasi udara dari luar ke dalam kabin dan
sirkulasi udara dalam kabin. Baik udara yang diambil dari luar atau dalam kabin untuk
dilewatkan ke evaporator atau heater akan terlebih dahulu dilewatkan filter udara untuk
menjamin udara yang disirkulasikan bersih dan tidak mengotori evaporator dan komponen
lain yang dilewati.
Pada siang hari cuaca yang panas beban AC lebih besar dari pada pada cuaca
mendung. Radiasi panas sinar matahari menerpa kendaraan sehingga kendaraan menjadi
panas, apalagi kendaraan banyak bagian kaca yang mudah tertembus sinas matahari
maka beban matahari semakin besar. Panas juga berasal dari panas mesin dan knalpot,
untuk mencegah panas mesin dan knalpot masuk ke dalam ruang penumpang maka
dipasang isolator panas pada bagian penyekat ruang mesin dengan ruang penumpang,
dan pada lantai kendaraan yang dekat dengan saluran knalpot. Semakin banyak jumlah
penumpang semakin besar panas yang dikeluarkan oleh penumpang, sehingga beban AC
juga semakin tinggi.
Komponen tekanan rendah sistem AC terdiri dari evaporator dan saluran tekanan
rendah.
Saat sistem AC di-On-kan, maka tenaga putar poros engkol diteruskan untuk
memutar poros kompresor AC. Refrigeran di dalam kompresor dalam bentuk uap ditekan
oleh kompresor sehingga tekanan naik sampai 15 kg/cm2, selanjutnya refrigeran mengalir
Kompresor model ini memiliki dua buah piston yang dihubungkan ke poros
engkol menggunakan batang piston. Saat poros engkol berputar maka piston akan
bergerak naik-turun. Gerakan turun digunakan untuk menghisap refrigeran dari
evaporator masuk ke dalam silinder kompresor. Gerakan naik digunakan untuk
menekan refrigeran sehingga tekanan naik, melalui katup keluar refrigeran mengalir ke
kondensor. Kelebihan kontruksi ini sangat sederhana, kelemahan pada stabilitas aliran
yang rendah.
Pada umumnya, tekanan pada saluran tekan lebih besar dari ruang di bawah
piston. Tekanan di bawah piston dapat lebih besar atau sama dengan tekanan pada
saluran tekan kompresor. Pada langkah kerja kompresor yang maksimum, tekanan
di bawah piston sama dengan tekanan pada bagian hisap. Sedangkan pada langkah
kerja kompresor yang minimum, tekanan di bawah piston lebih besar dari pada
tekanan pada bagian hisap.
Kompresor model swash plate menggunakan piston yang bekerja pada kedua
sisinya, jadi kompresor 5 piston sama dengan memiliki 10 piston, kompresor 6 piston
sama dengan memiliki 12 piston. Saat poros kompresor berputar, maka swash plate
juga berputar, gerak putar swash plate menyebabkan piston gerak bolak balik. Sisi
depan piston melakukan proses tekan, maka sisi piston lagi melakukan proses hisap.
Kelebihan model ini adalah stabilitas sirkulas sangat baik karena mempunyai piston
yang banyak dan konstruksi sederhana.
5) Model scroll
Kompresor model scroll memiliki komponen utama scrol yang diletakkan pada
silinder, pada dinding silinder terdapat saluran masuk, disisi tutup silinder terdapat
saluran keluar. Kontruksi scroll berbentuk spiral seperti spiral obat nyamuk bakar. Saat
scroll diputar maka referigeran yang terjebak pada ujung spiral akan ditekan, karena
saat diputar volume semakin kecil. Model scroll termasuk kompresor gerak putar,
berbeda dengan model piston, woble plate dan swash plate yang menggunakan gerak
bolak-balik piston.
6) Model vane
Saat rotor berputar maka terdapat salah satu sisi vane yang berhubungan dengan
saluran masuk volumenya semakin membesar, sehingga refrigeran terhisap masuk ke
Tenaga putar kompresor diperoleh dari putaran poros engkol mesin, dengan cara
mentrasmisikan tenaga mesin melalui puli mesin menggunakan belt ke puli kompresor.
Agar transmisi tenaga optimal maka tegangan belt harus sesuai spesifikasi dan belt harus
kondisi baik.
c. Kondensor
d. Receiver
Receiver berfungsi sebagai filter yaitu menyaring kotoran pada cairan refrigeran
hasil kondensasi, memisahkan refrigeran bentuk uap dan bentuk cair dan menyerap uap air
yang terkandung pada refigerat (fungsi dryer) karena pada receiver terdapat zeolite yang
Pada receiver terdapat saliran masuk dan saluran keluar. Saluran masuk
dihubungkan ke kondensor sedangkan saluran keluar dihubungkan ke katup ekpansi.
Pada receiver juga terdapat kaca pandang (sight glass) untuk melihat sirkulasi refrigeran
dan menentukan jumlah refrigeran. Jumlah refrigeran cukup baik bila kaca terlihat bening,
saat AC di hidupkan akan terlihat gelembung beberapa saat kemudian akan terlihat bening
lagi. Pada beberapa jenis receiver dilengkapi dengan fussible plug yang berguna untuk
melindungi komponen-komponen pada sistem AC dari kerusakan. Karena pemikiran
perlindungan terhadap lingkungan, maka pada AC dengan sistem R134a fussible plug tidak
lagi digunakan, namun diganti dengan pressure relief valve yang dipasang pada
kompresor.
Katup ekspansi merupakan katup pembatas tekanan rendah dengan tekanan tinggi.
Katup ekpansi merupakan saluran yang sangat kecil, sehingga saat refrigeran melewati
katup ekpansi maka refrigeran dalam bentuk cair mengembang dengan cepat sehingga
berubah menjadi bentuk butiran-butiran yang sangat kecil.
Model katup ekspansi ini merupakan yang paling sederhana, dimana sebuah
pipa kecil di pasang di saluran. Pipa kecil tersebut membatasi antara bagian tekanan
tinggi dengan bagian tekanan rendah, dimana refrigeran cair berubah bentuk menjadi
uap pada sisi tekanan rendah yang menuju evaporator.
Katup ekspansi model bentuk siku termasuk model yang banyak digunakan
sebagai katup ekspansi AC mobil. Pada model ini terdapat mekanisme yang
mengatur besar lubang katup ekspansi. Pengaturan besar lubang dalam rangka
mengatur debit refrigerant yang melewati katup atau yang mengalir. Konstruksi dan
prinsip kerja katup adalah sebagai berikut:
Ruangan di atas membran, pipa kapiler dan tabung kontrol diisi dengan
cairan khusus yang sensitif terhadap perubahan temperatur. Tabung kontrol dan
pipa kapiler ini ditempelkan dengan pipa keluar evaporator untuk mendeteksi
temperature saluran keluar evaporator.
Pada katup ekspansi model blok bagian di atas membran adalah cairan yang
mengontrol dengan temperatur pipa keluar evaporator, sedangkan bagian bawah
membran pengontrolan dengan tekanan refrigeran pada pipa keluar evaporator.
Membuka dan menutupnya katup diatur oleh tekanan pegas, tekanan di atas dan di
bawah membran.
Bentuk dan konstruksi evaporator tidak berbeda dari kondensor, tetapi fungsi
kedua-duanya berlainan. Pada kondensor panas, refrigeran harus dikeluarkan agar terjadi
perubahan bentuk refrigeran dari gas ke cair. Prinsip ini berlaku sebaliknya pada
evaporator, refrigeran cair pada kondensor harus diubah kembali menjadi gas dalam
evaporator. Dengan demikian evaporator harus menyerap panas. Agar penyerapan panas
ini dapat berlangsung dengan sempurna, pipa-pipa evaporator juga diperluas
permukaannya dengan memberi kisi-kisi (elemen) dan kipas listrik (blower), ini dilakukan
supaya udara dingin juga dapat dihembus ke dalam ruangan.
Suhu pipa evaporator dapat diatur dengan menggunakan saklar thermoststik akan
memutus kopling magnet sehingga kompresor tidak dapat bekerja. Cara lain untuk
mengendalikan pembekuan pada evaporator adalah dengan memasang katup by pass gas
panas. Katup tersebut dipasang pada pipa pengeluaran evaporator. Gas panas dari katup
by pass tersebut menjadi tersebut menjadi satu dengan refrigeran kemudian masuk dalam
kompresor. Dengan adanya gas tersebut suhu evaporator naik sehingga pembekuan dapat
dicegah.
Selain dengan katup by pass, suhu evaporator dapat dikontrol dengan katup
pengatur tekanan. Tekanan dalam evaporator mempengaruhi suhu evaporator. Jika
tekanan evaporator naik, maka katup akan membuka dan tekanan yang lebih akan keluar
ke saluran masuk kompresor, sebaliknya jika tekanan turun, katup akan menutup. Ada 3
macam model evaporator yaitu:
g. Hose / Selang AC
Selain selang, komponen O-ring sebagai perapat pada sambungan saluran sistem
AC juga memiliki perbedaan antara yang dipakai pada R12 dan R134a. O-ring R12
biasanya berwarna hitam dan R134a berwarna hijau. O-ring R12 tidak boleh dipakai pada
sistem AC dengan refrigeran R134a. Namun O-ring R134a dapat dipakai pada sistem AC
dengan refrigeran R12.
Hingga tahun 1995 sudah dicapai hingga penggunaan refrigeran R12 sudah kurang
dari 50% pada industri otomotif saat itu, bahkan pada tahun 1997 dilaporkan tidak lebih dari
15% produksi otomotif yang masih menggunakan refrigeran R12 tersebut pada sistem AC
nya.Targetnya adalah tahun 2000 lalu semua produksi otomotif tidak lagi diperbolehkan
menggunakan Refrigeran R12 pada produksi barunya.
Untuk konsekuensi di atas, dibuatlah refrigeran pengganti R12 tadi, yaitu R134a
dengan tetap memiliki sifat yang sama dengan R12 antara lain:
1. Merupakan senyawa kimia utama yang stabil untuk membawa panas dan tidak
mudah terbakar.
2. Memiliki karakteristik tidak berbau, tidak berwarna dan tidak bersifat korosif juga
tidak beracun.
R12 R134a
i. Pelumas AC
Pelumas AC atau oli AC dibuat khusus untuk sistem AC. Fungsi pelumas ini untuk
mencegah komponen yang bergesekan dari keausan. Komponen yang bergesekan yaitu
pada kompresor AC, keausan kompresor dapat menyebabkan kinerja kompresor turun
sehingga kinerja AC juga menurun. Pelumas AC pada sistem AC bercampur dengan
refrigeran, sehingga bila pelumas berlebihan maka akan menurunkan kualitas pendinginan.
Berikut beberapa jenis pelumas AC:
3. Pengisian Refrigeran
Sebelum pengisian refrigeran, terlebih dahulu sistem AC divakum untuk menghilangkan/
menghisap uap air yang beredar dalam sistem. Udara yang mengandung uap air akan
mempercepat proses pembekuan refrigeran di dalam sistem akibatnya saluran-saluran akan
tersumbat es.
Pekerjaan ini harus dilakukan pada setiap pengisian sistem yang sudah kosong/habis,
atau sistem yang baru pertama kali diisi. Lamanya melakukan vakum sistem yaitu 15 menit.
Kran tekanan tinggi dan rendah dibuka, sehingga udara dan uap air dapat dikeluarkan dari
dalam sistem oleh pompa vakum.
Sebagai contoh lihat tabel di bawah ini yang menggambarkan titik uap air di dalam
kevakuman. Dengan memperhatikan tabel di bawah, apakah yang terjadi bila dalam sistem AC
terdapat uap air, sedangkan pada saluran hisap kompresor saja temperatur refrigeran sudah -
200C.
741,2 21
753,4 10
755,9 1
758,4 - 12
Pengisian refrigeran dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan mengisi pada
saluran tekanan tinggi atau pada tekanan rendah. Penjelasan secara rinci dari kedua metode
tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah dan link video berikut
https://www.youtube.com/watch?v=lglPJuBXVeE
Metode: Metode:
a. Untuk pekerja yang belum begitu a. Pengisian dilakukan pada saluran
berpengalaman, lebih baik mengisi hisap kompresor
refrigeran pada tekanan tinggi, b. Kran tabung refrigeran dibuka, kran
karena selama pengisian kompresor saluran tekanan tinggi ditutup
tidak bekerja menekan refrigeran c. Kran tekanan rendah manometer
berbentuk cair (engine mati). dibuka sedikit/pelan-pelan saja agar
b. Tekanan refrigeran pada tabung refrigeran yang masuk berupa gas,
harus dinaikkan dengan cara sesuai dengan keadaan refrigeran
memanaskan refrigeran dalam alat yang masuk pada saluran hisap
pengisian khusus (charging station) kompresor pada waktu sistem bekerja
c. Kran tekanan rendah ditutup, dan normal.
tekanan tinggi dibuka d. Tabung refrigeran tidak boleh dibalik
d. Tabung refrigeran dibalik, agar yang karena tabung yang terbalik
masuk ke dalam sistem adalah menyebabkan refrigeran masuk
refrigeran cair. berbentuk cair akibatnya kompresor
e. Dengan cara ini katup dan bagian lain lebih cepat rusak.
kompresor tidak bekerja berat karena e. Karena tekanan saluran hisap
cairan itu tidak akan kembali ke kompresor cukup rendah, maka
ruangan kompresor tapi terus pengisian pada saluran hisap ini lebih
mengalir ke kondensor. mudah dilakukan, tapi keamanan pada
kompresor kurang terjamin
Sistem yang terisi penuh pada putaran mesin di atas 2000 rpm tidak akan terlihat
gelembung – gelembung refrigeran pada gelas kontrol. Gelembung – gelembung
refrigeran, yang terlihat pada gelas kontrol menunjukkan pengisian yang kurang dan bila
dilihat tekanannya dengan manometer maka akan terlihat tekanannya belum tercapai.
Pada sistem AC dengan refrigeran R134a pada sight glass/kaca kontrol akan
cenderung terlihat berwarna putih susu sehingga diagnosis dengan menggunakan sight
glass tidak digunakan pada sistem ini. Namun pada sistem AC yang menggunakan R12
hasil pemeriksaaan pada sight glass dapat digunakan sebagai data tambahan untuk
mendiagnosis sistem. Kemungkinan yang dapat terlihat pada sight glass adalah sebagai
berikut.
Gambar 37. (a) Jernih (b) Berbusa/Banyak Gelembung (c) Bergaris-garis (d) Keruh
Jika oli atau garis-garis muncul pada sight glass maka dapat dimungkinkan
dalam sistem kehabisan refrigeran.
b. Melihat tekanan
Tekanan refrigeran dalam sistem dapat dilihat dengan manometer. Bila tekanan
pada saluran tekanan rendah sudah menunjukkan 1,5 – 2 bar (21 – 29 psi), dan saluran
tekanan tinggi 14,5 – 15 bar (200 – 213 psi), hal ini menunjukkan sistem sudah terisi
penuh. Cara ini, dapat dilakukan bila kita sudah memastikan sistem AC bekerja normal.
Cara ini dilaksanakan bila ada ketentuan berat refrigeran yang harus diisikan ke
dalam sistem AC. Cara paling sederhana yang dapat dilakukan yaitu dengan mengukur
berat tabung refrigeran sebelum proses pengisian dilakukan, berat refrigeran yang masuk
ke dalam sistem dapat ditentukan dengan berkurangnya berat tabung refrigeran. Salah
satu segi keuntungan dari cara ini yaitu kita dapat memastikan secara langsung harga
refrigeran yang diisikan karena refrigeran yang dijual dari pabrik juga berbentuk satuan
berat di dalam tabung silinder.
a. Tes tekanan
1) Sistem AC normal
Saat putaran mesin dikondisikan pada putaran 2000 rpm. Sistem AC yang bekerja
normal pada saluran hisap kompresor refrigeran harus berupa gas dengan tekanan
1,5 – 2 bar (21 – 29 psi). Pada saluran tekan kompresor refrigeran masih berbentuk
gas dengan tekanan 14,5 – 15 bar (200 – 213 psi).
Tekanan yang kurang pada saluran tekan dan saluran hisap kompresor
menunjukkan refrigeran yang beredar dalam sistem volumenya sudah
berkurang. Kekurangan refrigeran yang sudah diisi penuh disebabkan
kebocoran pada sistem, akibatnya sistem AC bekerja tidak efisien (AC kurang
b. Tes temperatur
Pengetesan kemampuan sistem AC dengan cara ini masih pada putaran mesin
2000 rpm, AC bekerja dengan beban penuh dan pengetesan dengan manometer
menunjukkan sistem tidak ada kesalahan.
Tabel perbandingan temperatur udara luar dan temperatur udara dalam saluran
evaporator di bawah ini, dapat dijadikan pedoman untuk tes temperatur.
Persentase kelembaban udara relatif yang lebih besar dapat diturunkan oleh sistem
AC, karena udara yang basah/lembab akan dikeringkan oleh evaporator. Hal ini
terlihat adanya tetesan air (kondensasi) di sekitar pipa – pipa evaporator. Dengan
Higrometer kita dapat mengukur kelembaban udara dalam ruangan AC,
kelembaban udara yang ideal adalah 45 –50% dengan temperatur ruangan 20 -
22ºC.
a) Kondisi normal
Bila receiver tersumbat maka temperatur selang tekanan tinggi setelah receiver
menjadi hangat, bahkan bila tersumbat berlebihan maka selang menjadi dingin.
Pengetesan kebocoran pada sistem AC dapat dilakukan dengan cara yang paling
sederhana yaitu dengan menggunakan busa sabun pada bagian sambungan-
sambungan pada saluran refrigeran sistem AC.
Pada metode ini, pewarna khusus disuntikkan dan bersirkulasi ke dalam sistem AC
dan, kemudian dengan lampu ultraviolet khusus disinarkan ke komponen atau
sambungan pada sistem AC. Jika ada kebocoran, maka pewarna akan bersinar
terang. Metode ini sangat baik untuk mengidentifikasi kebocoran kecil.
Cara kerja dari rangkaian kelistrikan sistem AC gambar di atas adalah sebagai
berikut:
3) Bila AC switch di ON kan arus listrik mengalir masuk ke amplifier sehingga amplifier
akan bekerja.
6) Water temperatur sensor (tidak ada pada gambar) akan bekerja mematikan
magnetic clutch relay apabila suhu mesin di atas 180 oC.
7) Lock sensor pada kompresor (tidak ada pada gambar) akan menginformasikan
putaran kompresor ke amplifier, jika putaran kompresor tidak sama dengan putaran
mesin maka magnetic clutch akan OFF.
8) Saat magnetic clutch bekerja, amplifier akan mengirimkan sinyal ke engine ECU
agar VSV bekerja sehingga putaran mesin akan naik.
Pengaturan kecepatan blower pada jenis sistem ini biasanya menggunakan tipe
koil, dimana setiap koil memiliki tahanan masing-masing. Selektor kecepatan motor blower
akan memposisikan jalur arus listrik dari baterai yang menuju motor blower. Dimana
semakin tinggi mode kecepatan motor blower maka koil atau tahanan yang dilewati arus
listrik menuju motor blower akan semakin sedikit atau rendah.
Sistem AC pada mobil saat ini sudah semakin canggih dengan adanya mode auto
climate. Sistem ini akan melakukan pengaturan secara otomatis untuk menjaga kondisi
suhu di dalam kabin kendaraan stabil sesuai yang dikehendaki oleh pengendara. Pada
sistem AC manual suhu di dalam kabin akan berubah jika sumber panas baik dari sinar
matahari, penumpang dan sumber panas lain intensitasnya berubah. Namun pada sistem
AC dengan pengaturan otomatis, sistem ini akan mempertahankan suhu di dalam kabin
sesuai dengan pengaturan yang telah dilakukan oleh pengendara/penumpang. Pada
sistem ini, suhu dipertahankan dengan melakukan beberapa pengaturan secara otomatis
diantaranya yaitu:
4) Mengaktifkan heater
Pada dasarnya sistem AC otomatis memiliki sistem refrigerasi yang sama dengan
sistem AC dengan pengaturan manual, yang membedakan adalah pada sistem
kelistrikannya. Sistem AC otomatis ini menggunakan beberapa sensor untuk mengetahui
beban panas yang harus ditanggung oleh sistem atau panas yang harus dihasilkan untuk
menghangatkan ruang kabin. Sensor pada sistem ini diantaranya sunload sensor (sensor
sinar matahari), ambient sensor (sensor suhu sekitar), evaporator temperatur sensor
Gambar 55. Sensor dan Aktuator pada AC Mobil dengan Auto Climate Control
Penjelasan lebih rinci mengenai sensor dan aktuator pada sistem AC mobil dengan
auto climate control sebagai berikut:
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi suhu udara luar. Biasanya sensor diletakkan
di depan kondensor.
Pada beberapa kendaraan dengan sistem AC otomatis juga dilengkapi dengan air
quality system sensor. Sensor ini berfungsi untuk mengetahui kualitas udara luar
sehingga ketika kualitas udara luar tidak baik maka sirkulasi udara hanya akan
dilakukan dari dalam kabin.
Sensor ini berfungsi untuk mendeteksi intensitas sinar matahari sehingga apabila
intensitas cahaya matahari meningkat maka kecepatan motor blower akan
dipercepat. Posisi dari sensor ini biasanya diletakkan pada dashboard dekat kaca
depan kendaraan.
Water temperature sensor dipasang pada pipa inlet heater untuk mendeteksi suhu
dari air pendingin di dalam heater. Dimana untuk menciptakan udara hangat maka
panas diambilkan dari air pendingin mesin.
Gambar 63. Aliran Udara Saat Pengaturan Maksimum Panas (kiri) dan Dingin
(kanan)
Air mix door digerakkan oleh sebuah elektrik motor. Motor ini sebagai aktuator untuk
mengatur temperatur dengan menggerakkan air mix door mendekati (menjadi lebih
dingin) atau menjauhi heater (lebih hangat). Selain itu pada motor juga terdapat
9) Heater Control
Keran heater (heater tap) digunakan untuk mengalirkan atau menghentikan aliran
cairan pendingin mesin ke heater. Keran heater ini biasanya digerakkan dengan
vakum yang diambil dari intake manifold. Keran akan ditutup penuh apabila
pengaturan suhu AC dingin, sehingga cairan pendingin engine tidak dapat mengalir
ke heater. Ketika mode pada AC diatur pada mode hangat, maka kran heater akan
dibuka dan cairan pendingin mesin dapat mengalir ke heater.
Gambar 66. Single (kiri) dan Dual Stage Aktuator Vakum Heater Tap
Pengaturan kerja dari aktuator vakum didasarkan dari pengaturan melalui mode
vakum kontrol oleh pengendara atau penumpang kendaraan. Kerja dari mode
vakum kontrol prinsipnya yaitu ketika selektor pada mode direction control yang ada
diputar maka sebenarnya itu adalah mengatur arah aliran vakum yang diambil dari
intake manifold.
Pengoperasian dari AC dengan sistem auto climate dapat dilakukan secara manual
maupun otomatis. Untuk mengaktifkan mode AC otomatis dapat dilakukan dengan
Komponen ini biasanya diletakkan pada rumah atau bodi kompresor dan
berfungsi untuk mencegah kerusakan pada kompresor karena gesekan yang
berlebihan. Thermal protection switch akan menyensor suhu dari bodi
kompresor dan saat suhunya berlebihan maka kopling magnet akan dimatikan.
Komponen ini dipasang seri dengan rangkaian kopling magnet sehingga saat
temperatur kompresor sudah turun maka kopling magnet akan diaktifkan lagi.
Komponen pengaman ini berperan untuk memutuskan arus listrik yang menuju
kopling magnet apabila terjadi kondisi dimana tekanan refrigeran terlalu rendah
dan terlalu tinggi. Dimana kedua kondisi tersebut dapat berpotensi untuk
menimbulkan kerusakan pada sistem AC.
d) Pressure Transducer
Komponen ini berfungsi untuk mengaktifkan kipas elektrik untuk kondensor dan
mengaktifkan mode high speed pada tekanan refrigeran yang telah ditentukan.
f) PCM/ECM/BCM
(1) mematikan kompresor AC saat tekanan refrigeran terlalu rendah atau tinggi.
(6) menunda pengaktifan kopling magnet pada kompresor saat proses starting.
(7) mengaktifkan kipas pendingin mesin pada temperatur pendingin mesin yang
ditentukan.
Melalui pengaturan yang dilakukan oleh di atas maka PCM,ECM atau BCM,
maka sistem AC dapat terhindar dari kerusakan yang parah, meningkatkan
efisiensi dan memperpanjang umur pemakaian komponen karena komponen-
komponen penting pada AC dicegah untuk bekerja di atas kemampuan yang
telah ditentukan. Berikut rangkaian kelistrikan dari PCM dengan sensor, sehingga
sistem dapat bekerja dengan aman.
Untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada sistem AC salah satunya yaitu dapat
melihat hasil pembacaan pressure gauge. Beberapa macam kemungkinan penyebab
kerusakan dari hasil pembacaan pressure gauge ditampilkan pada tabel di bawah.
Keterangan:
Tekanan pada saluran tekanan
rendah dan saluran tekanan tinggi
memiliki tekanan yang hampir sama
Sistem AC yang tidak normal sering menimbulkan suara berisik. Suara ini dapat
disebabkan oleh beberapa hal seperti yang dijelaskan pada tabel di bawah.
Penyebab Solusi
Terjadi getaran pada plat penyangga Pastikan bahwa baut pengikat sudah
kompresor dikeraskan dan plat berada pada posisi
yang benar
Bunyi pada kompresor bisa jadi sebenarnya bukan karena adanya kerusakan pada
kompresor, namun disebabkan karena penyebab lainnya, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1) Kuantitas refrigeran yang tidak sesuai (30-35% terlalu banyak atau 70-75% kurang)
2) Katup ekspansi macet dalam kondisi menutup atau tersumbat penuh.
3) Katup regulator kompresor tidak bekerja (untuk variabel displacement kompresor)
4) Adanya penyumbatan pada sistem refrigerasi.
5) Filter penuh dengan uap air.
Dalam kondisi tertentu, jamur dan bakteri (biasanya ada di udara) dapat terbentuk di
permukaan evaporator, menyebabkan bau yang tidak menyenangkan di dalam
kendaraan. Solusi untuk maslaah ini adalah sebagai berikut:
Mazda Motor Corporation Technical Service Training. (tth). Air Conditioning Operation &
Diagnosis. Mazda Motor Corporation Technical Service Training.
Mike Stubblefield & John H Haynes. (2000). The Haynes Automotive Heating & Air Conditioning
Systems Manual. Newbury Park: Haynes Publications, Inc.
Steven Daly. (2006). Automotive Air Conditioning and Climate Control Systems. Butterworth:
Butterworth-Heinemann publications.
PT Astra Daihatsu Motor. (2001). Training Manual Intermediate 2. Jakarta: PT Astra Daihatsu
Motor.
PT. Toyota Astra Motor. (1993). Automatic Air Conditioning Systems. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor.