Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Ojt Stasiun Sterilizer Rudi Septian Sihombing

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN

ON THE JOB TRAINING


STASIUN STERILIZER

S
K
+
OLEH :

RUDI SEPTIAN SIHOMBING


MILL ASSITANT TRAINING

PT. TEGUHKARSA WANALESTARI


BUNGA RAYA
KABUPATEN SIAK
LAPORAN MINGGUAN ON THE JOB TRAINING
STASIUN STERILIZER (PEREBUSAN)

A. Gambaran Umum
1. Latar Belakang
Pengolahan minyak kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak sawit
(CPO/Crude Palm Oil) dari daging buah melalui proses perebusan, pemipilan, pelumatan,
pengempaan, pemurnian, penimbunan dan pengolahan biji dari kelapa sawit untuk
memperoleh (CPKO / Crude Palm Kernel Oil) serta memperoleh produk hasil
pengolahan lain seperti PKE/Palm Kernel Expeller, Bunch Ash dan Cangkang serta fiber
sisa pengempaan digunakan untuk bahan bakar Boiler.Dimana semua produk hasil
pengolahan kelapa sawit ini disesuiakan dengan standar yang telah ditentukan.

2. STASIUN STERILIZER (PEREBUSAN)

Sterilizer (Rebusan) merupakan bejana bertekanan yang digunakan untuk mensterilkan


TBS (Tandan Buah Segar) dengan cara menginjeksikan steam pada tekanan dan waktu
tertentu.

Gambar 1. Sterilizer PT.TKWL 1


1. Tujuan perebusan
Keberhasilan dalam proses perebusan akan mendukung kemudahan-kemudahan dalam
proses selanjutnya, baik di stasiun Thressing, Press, Digester dan lain-lain.
Fungsi dari Sterilizer untuk melakukan proses perebusan buah TBS sebelum di proses menjadi
minyak, dengan tujuan adalah:
1.1. Menghentikan aktifasi enzim
Buah yang dipanen mengandung enzim lipase dan oksidase yang tetap bekerja di dalam
buah sebelum enzim tersebut dihentikan. Enzim Lipase bertindak sebagai katalisator dalam
pembentukan asam lemak bebas (ALB) sedangkan enzim oksidasi berperan dalam pembentukan
peroksida yang kemudian berubah menjadi gugus aldehide dan kation. Senyawa tersebut bila
teroksidasi akan terbentuk asam lemak bebas. Jadi asam lemak bebas yang terdapat dalam
minyak sawit merupakan hasil kerja enzim lipase dan oksidase. Aktifitas enzim semakin tinggi
apabila buah TBS mengalami kememaran (luka). Enzim umumnya tidak aktif lagi bila
dipanaskan sampai suhu >50 C. Maka perebusan dengan suhu >120 C sekaligus menghentikan
kegiatan enzim.
1.2. Memudahkan berondolan lepas dari tandan
Minyak dan inti sawit terdapat dalam berondolan, dan untuk mempermudah proses
ekstraksi minyak, buah perlu dipisahkan dari tandannya. Pelepasan buah dari tandannya karena
adanya Hidrolisa Pectin yang terjadi dipangkal buah. Jadi Hidrolisa Pectin ini telah terjadi
secara alam dilapangan yang menyebabkan buah membrondol. Hidrolisa Pektin dapat terjadi
pula didalam Sterilizer, dengan adanya reaksi yang dipercepat oleh pemanasan. Panas dan uap
didalam sterilizer akan meresap ke dalam buah karena adanya tekanan. Hidrolisa Pectin dalam
tangkai tidak seluruhnya menyebabkan pelepasan buah, oleh karena itu perlu dilakukan proses
perontokan berondolan didalam mesin Tressing.
1.3. Melunakan daging buah sawit
Daging buah yang mendapatkan perlakuan panas dan tekanan akan mempermudah lepas
antara serat yang satu dengan yang lain. Hal ini akan mempermudah proses didalam Digester.
Karena adanya panas dan tekanan tersebut maka air yang terkandung dalam inti akan menguap
lewat mata biji sehingga proses pemecahan nut lebih mudah dalam Rippel Mill.
1.4. Mempermudah proses pemisahan serat dengan nut
Perebusan TBS yang tidak sempurna dapat menimbulkan kesulitan pelepasan serat dari
nut dalam polishing drum, yang menyebabkan pemecahan nut lebih sulit dalam alat pemecah
nut. Penetrasi uap yang cukup baik akan membantu proses pemisahan serat dan nut.
1.5. Mempermudah proses pelepasan inti dari cangkang
Perebusan yang sempurna akan menurunkan kadar air biji hingga 19-20 %. Kadar biji yang
turun hingga 19-20 % akan menyebabkan inti susut sedangkan tempurung biji (Shell) tetap, maka
terjadi inti yang lekang dari cangkang. Hal ini akan membantu proses fermentasi didalam Nut
Silo, sehingga pemecahan nut dapat berlangsung dengan baik, demikian juga pemisahan inti dan
cangkang dalam proses pemisahan kering atau basah dapat menghasilkan inti yang mengandung
kotoran yang lebih kecil.

3. Flowchart

Gambar 2. Flowchart PT.TKWL 1


4. SISTEM PEREBUSAN

4.1. Step perebusan


Sistem perebusan yang digunakan pada PT.TKWL 1 yaitu sistem double peak
dengan step step sebagai berikut
Perebusan dengan waktu 55 menit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

NO VALVE POSITION TIME EXPECTED


STEP INLET INLET
1 2 COND EXHAUST MENIT JUMLAH PSI
1 DEARATION O 0 0 C 2 2 5
2 PEAK 1 0 0 C C 7 9 22
3 BLOWDOWN 1 C C O C 1 10 14
4 BLOWDOWN 2 C C O O 1,5 11,5 0
5 PEAK 2 O O C C 10,5 22 43,5
6 HOLDING 1 C C C C 9 31 40
7 HOLDING 2 O O C C 2,5 33,5 43,5
8 HOLDING 3 C C O C 0,5 34 42
9 HOLDING 4 C C C C 13,5 47,5 38
10 BLOWDOWN 1 C C O C 1,5 49 22
11 BLOWDOWN 2 C C O O 6 55 0
TOTAL PEREBUSAN 55
Serta grafik rebusan PT.TKWL 1 dapat dilihat pada gambar dibawah ini

tekanan terhadap waktu


50
45
43.5 43.5 42
40 40
38
35
30
25
22 22 grafik rebusan
20
15 14
10
5 5
0 0 0
2 9 10 11.5 22 31 33.5 34 47.5 49 55

Perebusan dengan waktu 58 menit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

NO VALVE POSITION TIME EXPECTED


STEP INLET INLET
1 2 COND EXHAUST MENIT JUMLAH PSI
1 DEARATION O 0 0 C 2 2 5
2 PEAK 1 0 0 C C 7 9 22
3 BLOWDOWN 1 C C O C 1 10 14
4 BLOWDOWN 2 C C O O 1,5 11,5 0
5 PEAK 2 O O C C 10,5 22 43,5
6 HOLDING 1 C C C C 9 31 40
7 HOLDING 2 O O C C 2,5 33,5 43,5
8 HOLDING 3 C C O C 0,5 34 42
9 HOLDING 4 C C C C 16,5 50,5 38
10 BLOWDOWN 1 C C O C 1,5 52 22
11 BLOWDOWN 2 C C O O 6 58 0
TOTAL PEREBUSAN 58
tekanan terhadap waktu
50
45
43.5 43.5 42
40 40
38
35
30
25
22 22 grafik rebusan
20
15 14
10
5 5
0 0 0
2 9 10 11.5 22 31 33.5 34 52.5 54 60

Perebusan dengan waktu 60 menit dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

NO VALVE POSITION TIME EXPECTED


STEP INLET INLET
1 2 COND EXHAUST MENIT JUMLAH PSI
1 DEARATION O 0 0 C 2 2 5
2 PEAK 1 0 0 C C 7 9 22
3 BLOWDOWN 1 C C O C 1 10 14
4 BLOWDOWN 2 C C O O 1,5 11,5 0
5 PEAK 2 O O C C 10,5 22 43,5
6 HOLDING 1 C C C C 9 31 40
7 HOLDING 2 O O C C 2,5 33,5 43,5
8 HOLDING 3 C C O C 0,5 34 42
9 HOLDING 4 C C C C 18,5 52,5 38
10 BLOWDOWN 1 C C O C 1,5 54 22
11 BLOWDOWN 2 C C O O 6 60 0
TOTAL PEREBUSAN 60
tekanan terhadap waktu
50
45
43.5 43.5 42
40 40
38
35
30
25
22 22 grafik rebusan
20
15 14
10
5 5
0 0 0
2 9 10 11.5 22 31 33.5 34 52.5 54 60

Maka didapat sequence time rebusan ke rebusan berikutnya adalah sebagai berikut

Sequence time = 1 cycle

4 rebusan

= 90 / 4

= 22,5

Maka, didapat Sequence time rebusan 1 ke rebusan lainnya 22,5 menit


5. ALAT-ALAT STASIUN STERILIZER

1. Sterilizer
Sterilizer di PT.TKWL 1 terdapat unit dengan kapasitas 25 ton, fungsi utamanya adalah
untuk merebus TBS dengan Steam

Gambar 1. Sterilizer PT.TKWL 1

2. Auger
Auger merupakan alat yang digunakan untuk membantu pembongkaran Janjangan yang
telah direbus di Sterilizer, Auger berbentuk Screw Conveyor dengan penggerak motor hidrolik.
Gambar 3. Auger PT.TKWL 1

3. Motor Hidrolik
Motor Hidrolik merupakan penggerak mekanik yang menkonversi aliran fluida cair
bertekanan menjadi tenaga gerak berupa putaran pada poros motor. Sumber tenaga motor
hidrolik berasal dari Powerpack.

Gambar 4. Motor Hidrolik PT.TKWL 1

4. F.S Discharge Conveyor


F.S Discharge Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk menampung janjangan
setelah dibongkar dari Sterilizer sebelum ditransfer ke Threser.
Gambar 5. Discharge Conveyor PT.TKWL 1

5. Blow Off Silencer


Blow Off Silencer merupakan alat berbentuk cerobong yang digunakan sebagai media
peredam ketika dilakukan pembuangan kondensat dan Exhaust dari Sterilizer.

Gambar 6. Blow Off Silencer PT.TKWL 1


6. Kolam Kondensat
Kolam Kondensat digunakan untuk menampung buangan kondensat dari sterilizer yang
selanjutnya akan digunakan untuk air pengencer (Water Delution)

Kolam Kondensat

1. Kolam 1
Panjang = 305 cm
Lebar = 150 cm
Tinggi = 150 cm
Volume = P x L x T
= 305 x 150 x 150
= 6,862,500 Cm3
= 6,8625 m3 = 6 ton

2. Kolam 2
Panjang = 880 cm
Lebar = 150 cm
Tinggi = 150 cm
Volume = P x L x T
= 500 x 150 x 150
= 11,250,000 cm3 = 11,2500 m3
= 11,2 Ton
Gambar 7. Kolam Kondensat PT.TKWL 1

7. Pneumatic Actuator
Pneumatic Actuator merupakan penggerak mekanik yang menkonversi aliran udara
bertekanan menjadi tenaga gerak berupa putaran pada poros motor dengan 5 bar – 8 bar. Sumber
tenaga Pneumatic Actuator berasal dari compressor dan digunakan untuk membuka dan menutup
valve.

Gambar 8. Pneumatic Actuator PT.TKWL 1


8. Compressor
Compressor merupakan alat yang digunakan untuk memanpatkan udara hingga mencapai
tekanan tertentu.

Gambar 9. Compressor PT.TKWL 1

Pembagian udara compressor melalui pneumatic actuator :

1. Sand cyclone

2. Inlet 1

3. Inlet 2

4. Exsaut

5. kondensat
Alat alat safety

1. Safety valve merupakan alat yang digunakan untuk membuang tekana yang
berlebih
2. Hand Valve merupakan alat yang digunakan untuk memastikan tekanan nol
3. Transmitter merupakan alat yang digunakan untuk membaca tekanan serta
menyampaikan kepada display

B. Pembahasan

Stasiun rebusan secara keseluruhan merupakan stasiun yang berfungsi untuk merebus

TBS dengan media Uap.

1. Pengoperasian

a. Sebelum

i. Pastikan packing pintu rebusan dalam keadaan baik ( tidak ada

kebocoran )

ii. Periksa lelengkapan pengaman (appendagers) tabung rebusan dan

periksa apakah berfungsi dengan baik

iii. Periksa manometer uap (preassure gauge) tidak ada yang rusak

iv. Bersihkan pintu dari sisa TBS dan brondolan dari hasil perebusan

sebelumnya

v. Periksa kebocoran pada pipa udara dan actuator

vi. Pasang chart recorder/ grafik chart dan pastikan berfungsi dengan

baik

vii.Pastikan program otomatis berfungsi dengan baik

viii. Pastikan cut off pada safety switch pintu rebusan dalam kondisi

baik
ix. Pastikan tidak ada kebocoran kebocoran pada pipa dan liner body

x. Persiapkan stock TBS sesuai dengan kapasitas rebusan

xi. Pastikan pintu tertutup dengan over lap penguncian ring min 75%

xii.Tabung rebusan dalam keadaan kosong dan TBS siap diisi kedalam

tabung rebusan

xiii. Tekanan uap pada tabung masih nol dan pintu masih terbuka

xiv. Kerangan pemasukan uap masih dalam keadaan terbuka

xv. Buang kondensat udara (jika ada)

xvi. Masukkan TBS kedalam tabung rebusan

xvii. Sebelum menutup pintu bersihkan kotoran dari packing bagian

bawah scrap

b. Sedang beroperasi

i. Jalankan pengendalian otomatis rebusan

ii. Lakukan proses rebusan secara berurutan seseuai dengan kondisi

lapangan

iii. Jika tabung rebusan berisi TBS akan diinapkan harus dalam

keadaan tertutup dan alirkan uap selama 15 menit (selama

perebusan ini berlangsung kerangan kondensat harus dalam

posisi terbuka).

iv. Amatilah tidak ada kebocoran –kebocoran yang didapat

mengurangi tekanan rebusan, lakukan perbaikan jika ada

terjadi kebocoran.
c. Sesudah

i. Apabila manometer sudah menunjukkan tekanan (0) nol buka

kerangan safety door

ii. Apabila tidak ada uap lagi yang bekerja, safety door, bukalah

pintu perlahan lahan

iii. Keluarkan TBS yang sudah direbus

Anda mungkin juga menyukai