Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Tunaganda

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

RAGAM LAYANAN PENDIDIKAN ANAK TUNAGANDA

Untuk Memenuhi Tugas

Matakuliah Pendidikan Anak Tunaganda

Dibimbing oleh: Drs. M. Shodiq AM, M.Pd

Oleh:

Elida Pitri (160154601704)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN LUAR BIASA

Februari 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang ragam layanan
pendidikan tunaganda ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga
berterima kasih pada Bapak Drs. M. Shodiq AM, M.Pd selaku Dosen mata kuliah Pendidikan
Anak Tunaganda yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai anak tunaganda. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Malang, 07 Februari 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi............................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah............................................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN …................................................................................................. 3

A. Model Layanan Anak Berkebutuhan Khusus .................................................... 3


B. Bentuk dan Sistem Layanan Pendidikan Anak Tunaganda ............................... 4
C. Jenis-jenis Layanan Bagi Anak Tunaganda ....................................................... 7
D. Bidang Layanan Anak Tunaganda …................................................................. 7
BAB III PENUTUP …........................................................................................................... 9

A. Kesimpulan …..................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan atau layanan berasal dari bahasa asing yaitu service. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai perihal atau caramelayani; usaha
melayani kebutuhan orang lain dengan memperoleh imbalan;kemudahan yang diberikan
sehubungan dengan jual beli barang atau jasa. Suatu pelayanan dikatakan berhasil atau
berkualitas tinggi jika layanan yangdiberikan sesuai dengan kebutuhan para pengguna
layanan. oleh karena itu,antara kebutuhan dan pelayanan memiliki keterkaitan yang tidak
dapatdipisahkan.
Pendidikan adalah kunci masa depan setiap individu. Sama seperti anak normal
lain, anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak dalam memperoleh layanan
pendidikan yang layak. Cara yang paling efektif dalam membantu anak berkebutuhan
khusus adalah dengan menyediakan bentuk layanan pendidikan yang memadai dan
disesuaikan dengan karakteristik individu anak. Anak Tunaganda membutuhkan
penanganan pendidikan secara khusus karena keterbatasannya. Beberapa penanganan
yang dapatdigunakan untuk layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus adalah
layanan pendidikan Home Schooling dan layanan pendidikan di rumah Sakit.
Pada masa lalu,tunaganda secara rutin dipisahkan dari sekolah regular,bahkan
sekolah Khusus. Namun sejak tahun 80-an layanan pendidikan bagi anak tunaganda
semakin mendapat perhatian di tengah-tengah masyarakat, dengan mendirikan sekolah-
sekolah khusus. Demikian juga program-program pendidikan bagi anak tunaganda
semakin dikembangkan untuk anak usia sedini mungkin. Setidak-tidaknya program
pendidikan lebih diorientasikan untuk meningkatkan kemandirian anak.untuk menjaga
efekvitas program pendidikan, maka program seharusnya mengakes empat bidang utama,
yaitu bidang domestik, rekreasional, ,kemasyarakatan, dan vokasional.
Hasil asesmen ini mungkinkan dapat membantu dalam merumuskan tujuan yang
lebih fungsional. Sementara itu dengan pengajaran seharusnya mencakup,di antaranya:
ekspresi pilihan, komunikasi, keterampilan fungsional,dan latihan keterampilan sosial

4
sesuai dengan usianya, menyadari akan kondisi obyektif anak anak tunaganda.
Oleh karena itu orang-orang yang sesuai dalam mengatasi anak tunaganda,seperti terapis
bicara dan bahasa,terapis bicara dan bahasa,terapi fisik dan okupasional seharusnya
bekerjasama dengan guru-guru kelas, guru-guru khusus dan orangtua, karena perlajuan
yg lebih cocok untuk mengatasi anak-anak tuna ganda berkenaan dengan masalah
ketererampilan adalah memberikan layanan yang terbaik daripada yang diberikan
ditempat terapi yang terpisah.Untuk dapat menjamin kemandirian menjamin kemandirian
anak tunaganda dalam proses pembelajaran perlu didukung dengan penataan kelas yang
sesuai,alat bantu dalam meningkatan keterampilan fungsionalnya. Integrasi dengan anak
seusia merupakan komponen lainnya yg penting.menghadirin sekolah regular dan
berpartisipasi dalam kegiatan yg sama dengan anak-anak normal adalah penting untuk
pengembangkan keterampilan sosial dan persahabatan,di samping dapat mendorong
adanya perubahan sikap yg lebih positif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus ?
2. Bagaimanakah bentuk dan sistem layanan pendidikan anak Tunaganda ?
3. Apa saja jenis-jenis layanan bagi anak Tunaganda ?
4. Apa saja jenis layanan bidang pendidikan bagi anak Tunaganda ?

C. Tujuan Penulisan
1. Memahami model layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus
2. Memahami dan mendeskripsikan bentuk dan sistem layanan pendidikan anak
Tunaganda
3. Mengetahui dan mendeskripsikan layanan pendidikan bagi anak Tunaganada
4. Mengetahui dan mendeskripsikan layanan homeschooling bagi anak Tunaganda

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Model Layanan Pendidikan Anak Bekebutuhan Khusus.


1. Pelayanan Pendidikan Segregrasi
Kata "segregasi berasal dari kata segregate (memisahkan, memencilkan) atau segregation
(pemisahan). Penggunaan istilah ini, dalam terapan keilmuan segregasi diartikan sebagai
proses pemisahan suatu golongan dari golongan lainnya, atau pengasingan, atau juga
pengucilan. Penggunaan istiliah segregasi dalam Pendidikan Luar Biasa atau Pendidikan
Khsusus, layanan pendidikan segregasi adalah suatu system pendidikan bagi anak
berkebutuhan khusus yang terpisah dari system pendidikan anak normal.
Munculnya istilah pendidikan segregasi sejalan dengan sikap, pandangan
masyarakat terhadap anak berkebutuhan khusus pada saat itu, bahwa anak berkebutuhan
khusus adalah anak-anak yang berbeda dalam banyak hal dibandingkan dengan anak-anak
pada umumnya. Artinya ada perbedaan kekhawatiran/keraguan akan kemampuan anak-anak
anak berkebutuhan khusus jika belajar secara bersama- sama dengan anak normal pada
umumnya. Oleh karena itu mereka harus mendapat layanan pendidikan secara khusus
(terpisah dari yang normal).
2. Layanan Pendidikan Integrasi
Barbara Clark dalam Mulyono Abdurahman (1996) memaknai pendidikan integrasi
sebagai pendidikan yang berupaya mengoptimalkan fungsi kognitif, afektif, fisik dan intuitif
secara terintegrasi. Bratanata (1979) mengemukakan bahwa pendidikan integrasi adalah
pendidikan bagi anak-anak berkelainan yang diterima bersama-sama dengan anak normal dan
diselenggarakan di sekolah biasa.
Adapun jenis program pendidikan integrasi pada dasarnya ada tiga, yaitu: integrasi lokasi
fisik, integrasi dalarm aspek sosial, dan integrasi fungsional atau integrasi penuh.

A. Integrasi lokasi fisik


Penyelenggaraan ini di mana anak berkebutuhan khusus mendapatkan pelayanan khusus
dalam kelas/sekolah khusus dengan kurikuium PLB tetapi lokasi gedung berada dalam satu
area dengan sekolah umumIntegrasi dalam aspek sosial; dimaksudkan bahwa tidak semua
kegiatan dalam proses belajar mengajar melibatkan anak berkebutuhan khusus mereka
dilibatkan dalam kegiatan tertentu saja, misalnya dalam kegiatarn bermain, berolah raga,
bernyanyi, makan, rekreasi dan sebagainya, sehinga dari segi kurikulum lagi sebagian
menggunakan kurikulum SLB dan sebagian menggunakan kurikulum sekolah umum.

6
B. Integrasi fungsional atau integrasi penuh; di dalam program ini termasuk integrasi lokasi dan
sosial, di mana anak berkebutuhan khusus dan normal mengarah pada aktivitas bersama
dalam seluruh kegiatan atau proses belajar mengajar artinya mereka menggunakan kurikulum
yang sama, guru. integrasi jenis ini sering disebut sebagai integrasi penuh.

B. Bentuk dan Sistem Layanan Pendidikan Anak Tunaganda


1. Bentuk pendidikan
Sejalan dengan perkembangan pendidikan anak tuna daksa yang di awali
dengan layanan anak-anak tunadaksa yang menderita sakit di rumah sakit, maka
bentuk layanan pendidikannya di sesuaikan dengan tempat-tempat anak tunadaksa
memperoleh pendidikan. Bhatt (1962) menyarankan lima bentuk layanan pendidikan
untuk anak tunadaksa, yaitu : (1) sekolah dirumah sakit, (2) pengajaran dirumah, (3)
sekolah khusus (sekolah luar biasa), (4) kelas khusus, dan (5) sekolah koresponden.
a. Sekolah di rumah sakit
Suatu hal yang harus di pertimbangkan dalam memberikan layanan
pendidikan adalah menyesuaikan dengan jenis “treatment” yang sedang di berikan
kepada mereka. Pemberian pendidikan di harapkan tidak malah memperberat
kecacatan anak, tetapi iharapkan berfungsi mengembangkan potensi yang
dimilikinya.
Layanan pendidikan model ini di berikan secara berkelompok sesuai dengan
derajat kemampuan masing-masing. Dengan demikian pengelompokan anak
bukan didasarkan pada usia yang sama tetapi berorientasi pada aspek
kemampuannya.
Ada dua keuntungan yang dapat dipetik dalam pendidikan di rumah sakit, pertama
suguhan psikologis. Anak merasa terhibur dan senang hatinya. Kedua anak
meperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan pelajaran di sekolah.
b. Pelajaran di rumah
Derajat kecacatan anak heterogen. Ada yang mampu pulang pergi ke
sekolah sendiri, diantar jemput, dan ada pula yang tidak mampu berangkat
sekolah karena kecacatanya yang sangat berat. Maka dari itu guru mengalah untuk
mendatangi mereka untuk memberikan pengajaran di rumah.

7
c. Sekolah khusus (luar biasa)
Bentuk model pendidikan ini di maksudkan untuk anak tunadaksa berat
yang tidak memungkinkan sekolah bersama-sama anak normal, karena mereka
membutuhkan layanan khusus maka dibutuhkan guru yang memiiki kualitas
tertentu, bangunan khusus, teknik-teknik pengajaran yang sesuai dengan
orangnya, dan alat-alat yang sesuai. Model layanan ini harus di tunjang dengan
asrama sehingga anak tidak pulang pergi ke rumah, tetapi di tampung di asrama.
di asrama anak memperoleh layanan tambahan yang sesuai dengan kondisi
mereka masing-masing.

d. Kelas khusus
Kelas khusus ini adalah kelas khusus yang disediakan di sekolah biasa
yang dimaksudkan khusus untuk anak tunadaksa yang memerlukan layanan
khusus. Kelas ini diadakan sebagai alternatif, karena permasalahan transportasi
manakala anak-anak harus bersekolah khusus anak tunadaksa.

e. Sekolah koresponden
Benuk sekolah koresponden tidak banya diminati oleh anak tunadaksa
karena sekolah model ini membutuhkan kemandirian yang cukup tinggi. Mereka
kontak dengan sekolah melalui korespondensi dan untuk dapat melakukan ini
dibutuhkan ketrampilan-ketrampilan yang menunjang, seperti ketrampilan meulis
surat dan lain-lain.
Frances P Connor (1975), mengusulkan bentuk-bentuk pendidikan untuk anak
tunadaksa sebagai berikut :
1) Kelas biasa
2) Sekolah khusus
3) Pengajaran di rumah
4) Sekolah dirumah sakit

8
2. Sistem layanan pendidikan
Layanan pendidikan untuk anak tunadaksa dapat dilakukan dengan pendekatan
(1) guru kelas, (2) guru mata pelajaran, (3) campuran, dan (4) pengajaran tim.
a. Guru kelas
Sitem ini menugasi seorang guru untuk memimpin segala aktifitas kelas
selama satu tahun pelajaran. Waktu yang ada dia aturnya secara fleksibel sesuai
dengan kebutuhan sehingga pelajaran dapat berlangsung sesuai dengan
scenario/kurikulum yang di aturnya.
Keuntungan sistem guru kelas, guru mengenl sekali kemampuan masing-masing
peserta didiknya. Kelemahanya yaitu membebani guru dalam melaksanakan
tugasnya, dan guru tidak punya kesempatan banyak untuk mengenal anak-anak
yang bukan menjadi tanggung jawabnya.
b. Guru mata pelajaran
Guru mata pelajaran ini mengajar pada beberapa kelas dengan tingkatan
yang berbeda-beda. Pendekatan guru mata pelajaran ini memungkinkan guru
dapat mengkonsentrasikan satuatau dua pelajaran dengan baik, baik yang
berhubunga scenario pembelajaran atau materinya sehingga penguasaan guru
terhadap mata pelajaran dapat di pertanggungjawabkan.
c. Sistem campuran
Sistem campuran ini program ditata setengah dengan pendekatan guru
kelas, dan setengah lagi dengan guru mata pelajaran. Sistem ini menghendaki
pertimbangan-pertimbangan yang berkaitan dengan kondisi anak, suasana
lingkungan belajar.
d. Sistem pengajaran tim
Pengajaran tim pada dasarnya merupakan hubungan antar guru, guru
dengan subyek didik, dan lingkungan belajar. Dikatakan hubungan antar guru
karena dalam pembelajaran tersebut melibatkan lebih dari seorang guru, dan
masing-masing guru memiliki gaya yang berbeda-beda

9
C. Jenis-Jenis Layanan bagi Anak Tunaganda
Bagi anak berkebutuhan khusus layanan mempunyai makna yang cukup besar karena
memang mereka memerlukan pelayanan ekstra, yang berbedadari layanan yang diberikan
kepada orang-orang normal. Sesuai dengan kebutuhan anak luar biasa jenis pelayanan
dapat dibedakan menjadi kategori, yaitu:

1. Layanan yang berkaitan dengan bidang kesehatan dan fisik, seperti kebutuhanyang
berkaitan dengan koordinasi gerakan anggota tubuh dan berbagai jenisgangguan
kesehatan, melibatkan berbagai profesional seperti ahli terapi Fisik (physical
therapist occupational therapist) dan dokter ahli.
2. Layanan yang berkaitan dengan kebutuhan sosial emosional, seperti kebutuhan yang
berkaitan dengan konsep diri, penyesuaian diri dengan lingkungan atau masyarakat
sekitar, menghadapi peristiwa penting dalam hidup, dan kebutuhan bersosialisasi.
layanan ini melibatkan psikolog dan pekerja sosial.
3. Layanan yang berkaitan dengan kebutuhan pendidikan, yang merupakan kebutuhan
terbesar para penyandang keluarbiasaan, melibatkan ahli pendidikandari berbagai
bidang dan psikolog. Sesuai dengan luasnya bidang layanan ini, berbagai model
pelayanan telah dikembangkan.

D. Bidang Layanan Pendidikan Anak Tunaganda


Pendidikan anak berkebutuhan khusus mempunyai empat bidang layanan, yaitu
a) Layanan prevensi adalah layanan yang dilakukan untuk mencegah agar hambatan
belajar dan hambatan perkembangan yang dialami seorang anak tidak berdampak
lebih jauh kepada aspek-aspek perkembangan lainnya. layanan prevensi ini sedapat
mungkin untuk mengurangi hambatan belajar dan hambatan perkembangan, bahkan
jika memungkinkan dilakukan untuk meminimalisir hambatan belajar dan hambatan
perkembangan pada seorang anak secara dini.
b) Layanan Intervensi dimaksudkan untuk menangani hambatan belajar dan hambatan
perkembangan, agar mereka dapat berkembang secara optimal. Oleh karena itu target
layanan intervensi adalah perkembangan optimal yang harus dicapai oleh seorang

10
anak yang mengalami hambatan perkembangan dan hambatan belajar, sebagai akibat
ketunaan.
c) Layanan Kompensatoris dimaksudakan untuk memfasilitasi anak yang mengalami
hambatan pada aspek tertentu (kehilangan fungsi penglihatan, pendengaran, hambatan
perkembangan kognitif, motorik serta emosi dan tingkah laku) dialihkan kepada
fungsi lain yang memungkinkan dapat menggantikan fungsi yang hilang. Misalnya
kehilangan fungsi penglihatan dan dikompensasikan ke fungsi perabaan (menulis
dengan huruf Braille), kehilangan fungsi pendengaran yang dikompensasikan ke
fungsi penglihatan (berbicara dengan bahasa isyarat).
d) Layanan Pengembangan Potensi dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam
menemukan dan mengembangkan potensi dan kelebihan (kelebihan yang dimiliki
anak, baik kognitif, afektif, psikomotorik, bakat dan kreativitas, keterampilan maupun
kecakapan khusus lain, sehingga dapat menunjang kehidupannya di masyarakat.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah kunci masa depan setiap individu. Sama seperti anak normal
lain, anak berkebutuhan khusus juga memiliki hak dalam memperoleh layanan
pendidikan yang layak. Cara yang paling efektif dalam membantu anak berkebutuhan
khusus adalah dengan menyediakan bentuk layanan pendidikan yang memadai dan
disesuaikan dengan karakteristik individu anak. Program layanan pendidikan anak
tunaganda terdiri dari :
1. Model layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus
2. Bentuk dan sistem layanan pendidikan anak Tunaganda
3. Jenis-jenis layanan bagi anak Tunaganda
4. Jenis layanan bidang pendidikan bagi anak Tunaganda
B. Saran
Semakin dikembangkannya program-program pendidikan bagi anak tunaganda
untuk anak usia sedini mungkin. Setidak-tidaknya program pendidikan lebih
diorientasikan untuk meningkatkan kemandirian anak.untuk menjaga efekvitas program
pendidikan, maka program seharusnya mengakes empat bidang utama, yaitu bidang
domestik, rekreasional, ,kemasyarakatan, dan vokasional.

12
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:


PT Bumi Aksara
 
Sutjihati, T. Soemantri. (2012). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Reflika Aditama

Sudirman, dkk. (1987). Ilmu Pendidikan. Bandung : Remaja Karya

Danimartianda, Kania. (2008). Hubungan Parenting dengan Anak Berkebutuhan Khusus


(Tunaganda). FPSI Universitas Indonesia

Efendi, Mohammad. 2016. Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Malang :


Universitas Negeri Malang

http://www.academia.edu/18113006/Pengembangan_Anak_Disabilitas_Majemuk_Tunaganda_

http://www.academia.edu/24245783/LAYANAN_PENDIDIKAN_ABK

http://www.academia.edu/18113006/Pengembangan_Anak_Disabilitas_Majemuk_Tunaganda_

13

Anda mungkin juga menyukai