Laporan Praktikum TPB Uji Daya Kecambah
Laporan Praktikum TPB Uji Daya Kecambah
Laporan Praktikum TPB Uji Daya Kecambah
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat
Cawan Petri : Sebagai tempat meletakkan benih
Tabung Ukur : Melarutkan pemutih dengan air
Sprayer : Untuk menyemprotkan air
Pinset : Untuk meletakkan benih ke cawan petri
Germinator : Sebagai alat untuk perkecambahan benih
Plastik : Untuk membungkus kertas merang pada UDK
Kertas Label : Untuk memberi nama pada cawan petri
Kamera : Untuk dokumentasi
Bahan
Benih Jagung : Indikator pengamatan
Kertas merang : Sebagai substrat penguji daya kecambah
Pemutih : Untuk menghilangan fungisida pada benih jagung
Air : Untuk melarutkan pemutih
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Sterilisasi Benih dan Kertas
Ambil benih yang akan digunakan sebagai sampel pengamatan
Kertas merang dan kertas buram dicelupkan sebentar pada air dan
bayclean
sebentar pada air dan bayclean (bekas benih)
Siap digunakan
3.2.2 UAK (Uji Antar Kertas)
Gunting 2 kertas buram sesuai ukuran cawan (sebagai alas dan tutup) dan celupkan pada air bayclean
n 5 benih jagung yang sudah disterilkan diatas kertas yang sudah lembab dalam cawan dan menutupnya dengan kertas yang
n 5 benih jagung yang sudah disterilkan diatas kertas yang sudah lembab dalam cawan dan menutupnya dengan kertas yang
20
25
Masukkan ke germinator
Amati pada 2, 3, 4, dan 5 hst dan setiap pengamatan dilembabkan secara berkala serta dokumentasi
4.1 Hasil
4.1.1 Uji Viabilitas
4.1.1.1 UAK (Uji Antar Kertas)
a. Pengamatan Tinggi Tanaman
0.4 Sampel 4
Sampel 5
0.2
0
2 HST 6 HST 7 HST 8 HST
5
4 Sampel
3 1
2 Sampel
1 2
Sampel
0 3 Sampel
2 HST6 HST 7 HST 4 8 HST
HST
Dari grafik diatas dapat dilihat (UAK) Uji Antar Kertas
untuk pengamatan jumlah daun. Dari gafik diatas tidak ada
perubahan dalam grafik dikarenakan semua sampel untuk
UAK yaitu dalam kondisi mati.
c. Pengamatan Kriteria Viablitas
4
3
2
1 Keras
0
2 HST 3 HST 4 HST 8 HST
HST
0.6 Sampel 3
Sampel 4
0.4
Sampel 5
0.2
0
2 HST 3 HST 4 HST
5 HST
HST
4
3
2
1 Keras
0
2 HST 3 HST 4 HST 8 HST
HST
Kriteria Viabilitas
18
16
14
12
10
Presentase
8
6 Kriteria Viabilitas
4
2
0
Dari tabel diatas merupakan data pengamatam uji vigor. Dari data diatas
dapat dilihat total benih jagung awal berjumlah 22, pada pengamatan 2
hst benih vigor/tumbuh kuat berjumlah 22. Pada pengamatan 3 hst
benih jagung mengalami perubahan yaitu menjadi 12 benih vigor, 9
benih less vigor, 1 benih abnormal. Pada pengamatan 4hst tidak
mengalami perubahan yaitu ada 12 benih vigor, 9 benih less vigor, dan
1 benih abnormal. Pada pengamatan 5hst tidak mengalami perubahan
yaitu benih vigor berjumlah 22, benih less vigor berjumlah 9, dan benih
abnormal berjumlah 1.
a. Pengamatan Tinggi
Tinggi Benih
Tinggi Tanaman (cm)
3.5
3
2.5
2
Rata-rata Tinggi Sampel
1.5
1
0.5
0
2 HST 3 HST 4 HST 5 HST
Hari Setelah Tanam
Dari grafik diatas dapat dilihat tinggi benih jagung dalam 22 sampel
benih mengalami peningkatan dalam setiap hst. Pada penagmatan
2hst benih belum tumbuh jadi tinggi tidak dapat diukur. Pada
pengamatan 3hst sudah ada peningkatan tinggi tanaman, tinggi
tanaman seluruh sampel bergama dengan rata-rata tinggi 0,090909
cm. Pada pengamatan 4 hst mengalami peningkatan tinggi yaitu
dengan rata-rata tinggi 0,77272 cm pada seluruh sampel. Pada
pengamatan 5 hst mengalami peningkatan tinggi tanaman yaitu
3,077273 cm yaitu rata-rata pada seluruh sampel.
b. Pengamatan Jumlah Daun
Jumlah Daun
Jumlah Daun
1.2
1
0.8
0.6
Rata-rata Sampel
0.4
0.2
0
2 HST 3 HST 4 HST 5 HST
Hari Setelah Tanam
Dari grafik diatas dapat dilihat jumlah daun pada sampel benih
vigor. Pada pengamatan 2 dan 3 hst primordia daun belum
terbentuk. Pada pengamatan 4 dan 5 hst daun sudah mulai membuka
yaitu ada 1 daun pada seluruh sampel.
c. Pengamatan Kriteria Vigor
Kriteria Vigor
25
Presentase
20
Vigor
15 Less-Vigor
10 Abnormal
Mati
5
0
2 HST 3 HST 4 HST 5 HST
Hari Setelah Tanam
Dari grafik diatas merupakan data pengamatam uji vigor. Dari data
diatas dapat dilihat total benih jagung awal berjumlah 22, pada
pengamatan 2 hst benih vigor/tumbuh kuat berjumlah 22. Pada
pengamatan 3 hst benih jagung mengalami perubahan yaitu menjadi
12 benih vigor, 9 benih less vigor, 1 benih abnormal. Pada
pengamatan 4hst tidak mengalami perubahan yaitu ada 12 benih
vigor, 9 benih less vigor, dan 1 benih abnormal. Pada pengamatan
5hst tidak mengalami perubahan yaitu benih vigor berjumlah 22,
benih less vigor berjumlah 9, dan benih abnormal berjumlah 1.
4.2 Pembahasan
Tabel Pengamatan Uji Viabilitas (UAK, UDK, UKDdp)
UjiDayaKecambah % Perkecambahan
UAK (%) 100% Mati
UDK (%) 100% Mati
UKDdp (%) 30,303% (Normal, Abnormal, Mati)
Uji Vigor (%) 33,333% (Vigor, Less-Vigor,
Abnormal)
% Perkecambahan
% Perkecambahan
80
60
40
20
0
5.1 Kesimpulan
Daya berkecambah setiap uji berbeda-beda tergantung perlakuan serta
bahan yang di uji. Dari hasil praktikum berbagai metode pengujian yang
berbeda dapat disimpulkan bahwa benih yang paling baik perkecambahannya
(viabilitas) adalah benih yang sudah matang secara fisiologis. Dari berbgai
macam uji viablitas seperti UAK, UDK dan UKDdp dan uji vigor dengan
menanm benih di media pasir memeberikan pengaruh pada perkecamabahn
yang berbeda pula. Efektifitas dalam metode pengujian vigor dapat
memberikan petunjuk mutu benih yang lebih tepat daripada pengujian daya
berkecambah. Hasil perkecambahan yang berbeda dalam setiap uji viabilitas
dan vigor dapat dipengaruhi oleh macam-macam faktor terutama usia benih
serta kondisi lingkungan.
5.2 Saran
Trimkasih mba laila sudah menjelaskan materi dengan jelas dan semangat.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, 2011. Untung Besar dari Usaha Pembibitan Kayu. Agro Media Pustaka,
Jakarta.
Kartasapoetra, A. G. 2002. Teknologi Benih, Pengelolaan Benih dan Tuntunan
Praktikum. Bina Aksara. Jakarta.
Kuswanto, H., 2001. Analisis Benih. ANDI.: Yogyakarta.
Lindayanti M. 2006. Pengujian vigor beberapa varietas padi (Oryza sativa) dengan
metode accelerated ageing (AA) setelah masa simpan 6 (enam) bulan.
Vigor. 4(4):9-13.
Nurlaela, I., S. Yati, dan Y. Yuyu. 2008. Tanaman Sayur. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Pramono, Eko. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Bandarlampung.
Universitas Lampung
Qomara, W. 2003. Pengantar Produksi Benih. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Rukmana, R. 2002. Usaha Tani Cabai Rawit. Kanisius, Yogyakarta.
Shaban, Morad. 2013. Study on some aspects of seed viability and vigor
International journal of Advanced Biological and Biomedical
Research Volume 1, Issue 12, 2013: 1692 1697
Sutopo, Lita. 2003. Teknologi Benih. Jakarta: Raya Grafindo Persada
LAMPIRAN
Lampiran 1. Perhitungan
a. UAK
∑ 5
Benih Mati= x 100 =100
∑ 5
b. UDK
∑ 5
Benih Mati= x 100 =100
∑ 5
c. UKDdp
∑ 17
Benih Normal= x 100 =77,27
∑ 22
∑ 2
Benih Abn ormal= x 100 =9,0909
∑ 22
∑1
Benih Abnormal= x 100 =4,5454
∑ 22
d. Vigor
∑ 12
Benih Vigor= x 100 =54,5454
∑ 22
∑ 9
Benih Less−Vigor= x 100 =4 0,9090
∑ 22
∑1
Benih Abnormal= x 100 =4,5454
∑ 22
Lampiran 2. Dokumentasi