Buku Jawaban Tugas Mata Kuliah Makalah Kepemiminan
Buku Jawaban Tugas Mata Kuliah Makalah Kepemiminan
Buku Jawaban Tugas Mata Kuliah Makalah Kepemiminan
PENDAHULUAN
Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh siapapun dan di kota
manapun. Globalisasi merupakan Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan
yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai
pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di
seluruh dunia. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu kota
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh
negatif.
Dewasa ini kita tengah memasuki Era Globalisasi yang bercirikan suatu interdependensi,
yaitu suatu era saling ketergantungan yang ditandai dengan semakin canggihnya sarana
komunikasi dan interaksi. Perkembangan dan kemajuan pesat di bidang teknologi dan informasi
memberikan dampak yang amat besar terhadap proses komunikasi dan interaksi tersebut. Era
globalisasi sering pula dinyatakan sebagai era yang penuh dengan tantangan dan peluang untuk
saling bekerja sama. Dalam memasuki tatanan dunia baru yang penuh perubahan dan dinamika
tersebut, keadaan dewasa ini telah membawa berbagai implikasi terhadap berbagai bidang
kehidupan, termasuk tuntutan dan perkembangan bentuk komunikasi dan interaksi sosial dalam
suatu proses kepemimpinan.
Dari Latar Belakang yang telah dikemukakan, penulis mengangkat masalah tentang “Hal
Hal Yang Menunjang Seorang Pemimpin Untuk Menghadapi Era Globalisasi ?”
1.3 Tujuan
KAJIAN PUSTAKA
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang maknanya ialah
universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu
(benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah
Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working
definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya
sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan kota di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan
kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,
ekonomi dan budaya masyarakat.
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di
seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk
interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu kota menjadi semakin sempit . Globalisasi adalah
suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar kota saling berinteraksi,
bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas kota
Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah membawa kita pada
globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Giddens
menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian
dalam sebuah dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa
ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi.
Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.
Dalam merumuskan dan mendefinisikan kepemimpinan bukan suatu hal yang mudah,
banyak ahli dalam kepemimpinan memberikan definisi berdasarkan sudut pandang mereka
antara lain:
Dari beberapa definisi diatas, ada beberapa unsur pokok yang mendasari sudut pandang dalam
merumuskan definisi kepemimpinan yaitu :
Dalam kepemimpinan selain unsur pokok yang mendasari ada sifat-sifat dasar yang berkaitan
dengan kecakapan seorang pemimpin. Sifat-sifat dasar tersebut ada tiga yaitu:
Dari definisi-definisi di atas, paling tidak dapat ditarik kesimpulan yang sama , yaitu
masalah kepemimpinan adalah masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak
yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara
mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa
tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada
kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin
harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk
ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif dalam usaha
mencapai tujuan.
BAB III
PEMBAHASAN
Kepemimpinan masa depan dituntut memiliki keterampilan berpikir yang metodis dengan
memanfaatkan otak dan hati dalam mengaktualisasikan terobosan cara berpikir dalam mengikuti
pembaharuan. Oleh karena itu sebagai daya dorong untuk meningkatkan keterampilan
kepemimpinan haruslah memiliki wawasan dan imajinasi yang harus ditumbuh kembangkan
kedalam peta pikiran agar ia mampu melihat persoalan-persoalan masa depan dan bagaimana
kita memecahkannya dengan melaksanakan pembaharuan. Pengetahuan yang diungkapkan oleh
para futurist seperti Alvin Toffler, John Naisbit, Frank Feather, Kenichi Ohmae, Ervin Laszlo,
Dimitri Mahayana, dll. dapat kita pergunakan sebagai refrensi untuk memberi daya dorong
dalam proses pemanfaatan otak dan hati untuk berpikir. Ada dua model kepemimpinan saat ini :
Kepemimpinan situasional adalah perilaku seorang pemimpin berasarkan pada tiga hal:
kekuatan dalam diri pemimpin,kekuatan dalam diri orang-orag yang dipimpin, dan kekuatan
dalam situasi. Pertama, ketika tingkat hubungan kerja dan tingkat kematagan staf
dalammelaksanakan tugas tinggi, maka perilaku pemimpin bersifat partisipatif. Dia menjadi
seorang pemimpin yang demokratis. Kedua, ketika hubungan kerja rendah tetapi tingkat
kematangan staf dalam melaksanakan tugas tinggi, maka perilakupemimpin akan bersifat
delegatif. Dia berperilaku layaknya pemimpin transformatif, yaitu mentransformasikan nilai,
tugasdan wewenang yang dia miliki kepada yang dipimpin setelah sebelumnya membangun trust
dan rasa saling percaya. Namun ketika rasa saling percaya itu rendah, seorang peimpin harus
banyak melakukan pengecekan, kontrol dan pengawasan. Ketiga, ketika hubungan kerja tinggi
tetapi tingkat kematangan staf dalam melaksanakan tugas rendah, maka perilakupemimpin akan
bersifat konsultatif, berada di depan dan banyak memberikan contoh dan bisa juga berperan
sebagai seorangkonsultan. Dia mungkin akan menjadi pemimpin kharismatik. Keempat, ketika
tingkat hubungan kerja rendah dan tingkatkematagan staf dalam melaksanakan tugas juga
rendah, maka perilaku pemimpin bersifat instruktif. Kecenderungannya akan menerapkan model
kepemimpinan otoriter.
Dalam perspektif sejarah Islam, kepemimpinan spiritual barangkali dapat merujuk kepada
pola kepemimpinan yang diterapkan oleh Muhammad SAW. Dengan integritasnya yang luar
biasa dan mendapatkan gelar sebagai al-amîn (terpercaya), Muhammad SAW mampu
mengembangkan kepemimpinan yang paling ideal dan paling sukses dalam sejarah peradaban
umat manusia. Sifat-sifatnya yang utama yaitu siddîq (integrity), amanah (trust), fathanah
(working smart) dan tabligh (openly, human relation) mampu mempengaruhi orang lain dengan
cara mengilhami tanpa mengindoktrinasi, menyadarkan tanpa menyakiti, membangkitkan tanpa
memaksa dan mengajak tanpa memerintah.
Laporan Keuangan Tahun 2017
Penjamin Kredit Daerah Sumatera Selatan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Globalisasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari oleh siapapun dan di kota
manapun. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu kota termasuk
Palembang. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
4.2 Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan dalam makalah ini yakni : Pemimpin yang memiliki
kegesitan, kecepatan serta mampu beradaptasi dalam membawa jalannya organisasi memiliki
peran yang penting dalam menghadapi kondisi organisasi yang senantiasa mengalami perubahan.
Sebab, fleksibilitas organisasi pada dasarnya merupakan karya orang-orang yang mampu
bertindak proaktif, kreatif, inovatif dan non konvensional. Pribadi-pribadi seperti inilah yang
dibutuhkan sebagai pemimpin organisasi saat ini. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan
dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas ke arah mana organisasi akan di bawa
DAFTAR PUSTAKA
Gajah Mada
I Gusti Ngurah Agung. (1992). Metode Penelitian Sosial Pengertian dan Pemakaian
http//: www.krumpuls.com
http://arwan-tabutty.blogspot.com/2013/06/kepemimpinan-di-era-globalisasi.html
http://www.jamkridasumsel.com/?mod=lk&act=1