Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Jurnal Kewirausahaan

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Era industrialisasi menuntut manusia untuk memiliki kemampuan professional
dalam bidangnya. Teknologi berkembang sangat pesat, sehingga ia mampu
menggantikan tugas manusia dalam beberapa bidang. Oleh sebab itu, sangat banyak
angkatan kerja yang menjadi pengangguran, sebab ia tidak memiliki skill yang
memadai. Salah satu upaya untuk menghadapi era industrialisasi adalah dengan
berwirausaha. Ditinjau dari segi sosial, berwirausaha memberikan peluang kerja bagi
orang lain. Kewirausahaan atau biasa dikenal dengan entrepeneurship dalam bahasa
Inggris. Entrepenur berarti orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu.
Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi. Kewirausahaan
merupakan kemampuan kreatif dan inovatif melihat peluang dan selalu terbuka untuk
setiap masukan dan perubahan dalam usahanya.
Kehadiran pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki
pengaruh yang besar terhadap perekonomian Indonesia. UMKM memberikan suntikan
atau nafas baru terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia.1 Vitri accessories
merupakan salah satu umkm handycraft yang berada di Surabaya. Peny Vitri merupakan
pemilik dari umkm tersebut. Vitri accessories berdiri pada tahun 2010. Sebelum
menekuni usahanya, pemilik pernah mencoba untuk membuka usaha makanan. Akan
tetapi, dengan bebrapa pertimbangan beliau akhirnya lebih memilih untuk membuat
kerjinan. Dengan alasan meminimalisir resiko yang ada pada bisnis makanan. Dalam
merintis usahanya, beliau mengikuti beberapa pelatihan untuk menunjang usahanya.
Menurut J. Gallagher dalam Yeni Rachmawati mengatakan, bahwa kreativitas
merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun
produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnya melekat
pada dirinya.2 Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005:15)
mengutarakan, bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorag untuk melahirkan suatu
yang baru. Kreativitas merupakan kemampuan berfikir tingkat tinggi yang

1
Ane Kurniawati, “Pengaruh Jiwa Kewirasuhaan Dan Kreativitas Terhadap Kinerja Keuangan”, Jurnal
Ekonomi Manajemen (Vol 4, No 1, Tahun 2018), hal 39
2
Ibid, hal 39
mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai dengan
suksesi, diskontinuitas dan integrasi setiap tahap perkembangan. 3 Spirit entrepreneur
memuat jiwa ksatria dan kemauan untuk bekerja keras. Ia tidak mudah menyerah dan
menjunjung nilai-nilai kejujuran.4 Slameto (2013:180) menyatakan, bahwa spirit
entrepreneur sama dengan minat atau rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas.
Rasa ketertarikan muncul dengan sendirinya tanpa ada suruhan. Jadi yang dimaksud
dengan spirit entrepreneur adalah keinginan dan motivasi untuk melakukan segala
sesuatu dengan perasaan senang dan selalu bekerja keras guna mencapai tujuan.
Berdasarkan hasil penelitian Christian Tri Widodo tentang Pengaruh Kreativitas
dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha diperoleh, bahwa kreativitas dan inovasi
berpengaruh signifikan terhadap kinerja usaha. Kreativitas berpengaruh langsung
terhadap kinerja usaha sebesar 29% dengan pengaruh tidak langsung sebesar 1%. Oleh
sebab itu, pengaruh keseluruhan dari kreativitas terhadap kinerja usaha adalah sebesar
30%.5 Berdasarkan penelitian Sukirman (2017) tentang Jiwa Kewirausahaan dan Nilai
Kewirausahaan Meningkatkan Kemandirian Usaha Melalui Perilaku Kewirausahaan,
bahwa kemampuan dalam menciptakan jiwa kewirausahaan akan meningkatkan
perilaku kewirausahaan menjadi semakin tinggi. Jiwa kewirausahaan mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap perilaku kewirausahaan. Perilaku
kewirausahaan akan meningkatkan kinerja usaha. 6
Permasalahan utama yang dihadapi oleh usaha kecil adalah keterbatasan
kemampuan sumber daya manusianya. Meskipun pemilik memiliki kemampuan yang
baik, jika sumber daya manusia yang lain tidak memiliki kemampuan yang kompeten
akan menghambat perkembangan umkm. Hal tersebut menyebabkan kekurangan
sumber daya manusia dalam memenuhi kebutuhan pasar. Oleh sebab itu, pemasaran
UMKM terutamanya bagian handycraft masih dalam skala yang kecil. Permasalahan
mendasar yang dihadapi adalah lemahnya semangat berwirausaha dan kurangnya
kreativitas terhadap kinerja sebuah usaha. Hal tersebut menyebabkan penurunan

3
Shara Hanifah, Pengertian Kreativitas
4
Khairun Nisa, “Mengawal Spirit Entrepeneurship di Indonesia”,
https://www.kompasiana.com/nisahd/5a1cca21fcf68174950a6b22/mengawal-spirit-entrepreneurship-di-
indonesia, 28 November 2017
5
Christian Tri Widodo, “Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha”,
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/687/jbptunikompp-gdl-christiant-34330-1-unikom_c-l.pdf, 2016
6
Sukirman, “Jiwa Kewirausahaan Dan Nilai Kewirausahaan Meningkatkan Kemandirian Usaha Melalui
Perilaku Kewirausahaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Vol 20, No 1, Tahun 2017), hal 120
kemauan dan daya juang dalam mempertahankan sebuah usaha. Selain itu, berdampak
pada keberanian mencoba hal-hal baru untuk terus mempertahankan usaha. Vitri
Accessories dalam menjalankan usahanya, pemilik kurang mengembangkan
kreatifitasnaya, sehingga produk yang dihasilkan oleh Vitri Accessories kurang
mengikuti perkembangan zaman, terutamanya selera anak muda.
Dari berbagai fenomena diatas, dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia
sebagai pelaku usaha masih banyak mengalami kesulitan dalam mengembangkan
kreativitas dan menghadapi para pesaing. Selain itu, semangat dalam menghadapi
persaingan era industrialisasi masih kurang. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Pengaruh Kreativitas dan Spirit
Entrepreneur Terhadap Performance Entrepreneur di Vitri Accessoris”

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah ada pengaruh kreativitas dan spirit entrepreneur secara simultan
terhadap performance entrepreneur pada Vita Accessoris?
2. Apakah ada pengaruh kreativitas secara parsial terhadap performance
entrepreneur pada Vita Accessoris?
3. Apakah ada pengaruh spirit entrepreneur secara parsial terhadap performance
entrepreneur pada Vita Accessoris?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui pengaruh kreativitas dan spirit entrepreneur secara simultan
terhadap performance entrepreneurship pada Vitri Accessories.
2. Mengetahui pengaruh kreativitas secara parsial terhadap performance
entrepreneurship pada Vitri Accessories.
3. Mengetahui pengaruh spirit entrepreneur secara pasrsial terhadap performance
entrepreneurship pada Vitri Accessories
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kreativitas

Menurut Rhodes, umumnya kreativitas didefinisikan sebagai Person,


Process, Press, Product. Keempat P ini saling berkaitan, yaitu Pribadi (Person)
kreatif yang melibatkan diri dalam proses (Process) kreatif, dan dengan
dorongan dan dukungan (Press) dari lingkungan, menghasilkan produk (Product)
kreatif.
Menurut Hulbeck (1945), “ Creative action is an imposing of one’s own
whole personality on the environment in an unique and characteristic way”.
Dimana tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadin dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Torrance (1988), kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini,
menilai dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan
mengujinya lagi, dan akhirnya menyampaikan hasil-hasilnya.
Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005 : 15)
mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda
dengan apa yang telah ada. Selanjutnya ia menambahkan bahwa kreativitas
merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi,
diskontinuitas, diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.
Indikator kreativitas menurut Suryana (2003) meliputi kemampuan,
keahlian dan motivasi. Ketrampilan merupakan sebuah kapasitas yang dimiliki
oleh setiap individu untuk melakukan tugasnya. Kemampuan merupakan suatu
penilaian atau ukuran dari apa yang dilakukan oleh seseorang. Keahlian
merupakan kemampuan untuk menterjemahkan pengetahuan ke dalam praktik,
sehingga tercipta kinerja yang diinginka. Motivasi adalah sesuatu yang berada
dalam diri seseorang yang mampu membangkitkan melakukan sebuah tindakan.
Motivasi seseorang meliputi penuangan ide menciptakan sebuah produk yang
belum pernah diciptakan sebelumnya.

2.1.2 Spirit Enterpreneur


Joseph A. Schumpeter, ekonomi asal Austria yang kemudian menetap di
Amerika(1880-1950) mengatakan bahwa perilaku dan sifat entrepreneur yang
khas adalah kemampuannya, kecerdasaanya dan keberaniannya yang ditopang
oleh ketetapan hatinya dan keteguhan jiwanya untuk melancarkan usaha yang
serba baru dengan melihat pada kemungkinan kemungkinan di masa depan dan
berhasil menjelmakan menjadi efektif.
Hartati (2008:25) yang dikutip oleh Susi Sulastri (2017:39)
mengungkapkan, bahwa jiwa kewirausahaan merupakan nyawa kehidupan
dalam kewirausahaan yang pada dasarnya merupakan sikap dan perilaku
kewirausahaan yang ditunjukkan melalui sifat, karakter, dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia
nyata secara kreatif.
Basrowi mengungkapkan, bahwa Spirit Entrepreneur terdiri dari
berbagai indikator. Dalam menyusun penelitian ini, kami mengambil tiga
indikator tentang spirit entrepreneur yang dapat mewakili seluruhnya, yaitu
percaya diri, keberanian mengambil resiko, dan kepemimpinan. Percaya diri
merupakan sebuah sikap yang yakin dalam menghadapi tugas. Kepercayaan diri
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sistematis dan
efektif. Sifat ini juga akan membuat seseorang optimis dengan segala hal yang
dilakukan atau diusahakan. Berani mengambil resiko merupakan penggambaran
jiwa yang sangat tepat terhadap wirausahawan. Apabila seorang wirausahawan
berani menanggung resiko, maka ia merupakan sosok yang selalu ingin menjadi
pemenang.

2.1.3 Teori Performance Entrepreneur


Bernardin dan Russel (dalam Ruky, 2002:15) memberikan pengertian
atau kinerja sebagai berikut : “performance is defined as the record of outcomes
produced on a specified job function or activity during time period. Prestasi atau
kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu.
Menurut Gibson, dkk (2003: 355), job performance adalah hasil dari
pekerjaan yang terkait dengan tujuan organisasi, efisiensi dan kinerja kefektifan
kinerja lainnya. Sementara menurut Ilyas (1999: 99), kinerja adalah penampilan
hasil kerja personil maupun dalam suatu organisasi. Penampilan hasil karya
tidak terbatas kepada personil yang memangku jabatan fungsional maupun
struktural tetapi juga kepada keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.
Payaman Simanjuntak (2005:1) yang mengemukakan kinerja adalah
tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan
adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan.
Manajemen kinerja adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan atau organisasi, termasuk kinerja masing-
masing individu dan kelompok kerja di perusahaan tersebut.
Menurut Irawan (2002:11), bahwa kinerja (performance) adalah hasil
kerja yang bersifat konkret, dapat diamati, dan dapat diukur. Jika kita mengenal
tiga macam tujuan, yaitu tujuan organisasi, tujuan unit, dan tujuan pegawai,
maka kita juga mengenal tiga macam kinerja, yaitu kinerja organisasi, kinerja
unit, dan kinerja pegawai. Dessler (2000:87) berpendapat : Kinerja (prestasi
kerja) karyawan adalah prestasi aktual karyawan dibandingkan dengan prestasi
yang diharapkan dari karyawan. Prestasi kerja yang diharapkan adalah prestasi
standar yang disusun sebagai acuan sehingga dapat melihat kinerja karyawan
sesuai dengan posisinya dibandingkan dengan standar yang dibuat.
2.2 Kerangka Konsep

Indikator (X1)
Kreativitas

1. Keahlian
2. Kemampuan
3. Motivasi

Suryana (2003:23) Indikator (Y)


Performance Usaha

1. Kualitas Output
2. Kuantitas Output
3. Kerjasama dengan Rekan
Indikator (X2) Kerja
Spirit Entrepreneur Mulyanti (2007:76)
1. Percaya Diri
2. Keberanian mengambil
resiko
3. Kepemimpinan
Basrowi (2011:27)

Gambar 2.1

2.3 Hipotesis
Keahlian merupakan hal yang harus dimiliki seorang pengusaha. Kreativitas
memerlukan sebuah keahlian dalam menjalankan sebuah bisnis. Keahlian dalam
kreativitas dapat mempengaruhi kualitas output, kuantitas output, waktu kerja dan
kerjasama dengan rekan kerja. Jadi, H1: keahlian seorang pengusaha terhadap
kreativitas dapat mempengaruhi perfoma entrepreneur.
Kemampuan dalam menciptkan produk baru harus dimiliki seorang pengusaha.
Jika seorang pengusaha tidak memiliki sebuah kemampuan dalam menciptkan hal yang
baru, maka pengusaha tersebut akan mengalami kesuliutan dalam memajukan usahanya.
Kemampuan dalam menciptakan produk baru merupakan bagian dari sebuah kreativitas.
Jadi, H2: Kemampuan seorang pengusaha terhadap kreativitas dapat mempengaruhi
perfoma entrepreneur.
Dalam berkreativitas, seorang pengusaha memerlukan motivasi untuk
mendorong dirinya dalam menciptakan produk. Dengan motivasi yang tertanam dalam
diri pengusaha, maka seorang pengusaha akan mudah dalam berkresi, sehingga
penguasaha akan mendapatkan produk-produk baru dalam UMKMnya. Jadi, H3:
Motivasi seorang pengusaha terhadap kreativitas dapat mempengaruhi perfoma
entrepreneur.
Percaya diri merupakan sikap yang ada pada diri seseorang. Dalam
menjalankan usaha, seorang pengusaha seharusnya memiliki rasa percaya diri yang
kuat. Dengan rasa percaya diri, seorang pengusaha akan berani dalam menjalankan
bisnisnya. Seorang pengusaha yang memiliki rasa percaya diri yang kuat akan mudah
dalam meningkatakan usahanya sehingga UMKM tersebut akan cepat maju. Jadi, H4:
Percaya diri seorang pengusaha terhadap spirit entrepreneur dapat mempengaruhi
perfoma UMKM. Setiap orang yang memiliki usaha sering mengalami kebimbangan
dalam memutuskan sebuah perkara. Keberanian dalam mengambil resiko seharusnya
dimiliki oleh seorang pengusaha. Dengan keberanian tersebut, seorang pengusaha akan
memiliki pengalaman-pengalaman dalam menjalankan usahanya, sehingga pengusaha
akan memiliki spirit dalam menjalankan usahanya. Jadi, H5: keberanian mengambil
resiko terhadap spirit enterpremeur mempengaruhi perfoma entrepreneur
Dalam memimpin sebuah UMKM, jiwa kepemimpinan seharusnya dimiliki
pada setiap pimpinan. Dengan jiwa kepemimpinan, sebuah UMKM akan mudah
dikontrol. Dengan jiwa kepemimpina yang dimilki akan membuat pimpinan lebih
semangat dalam mengelola UMKMnya, sehingga spirit entrepreneur akan muncul
dengan sendirinya. Jadi, H6: kepemimpinan terhadap spirit entrepreneur mempengaruhi
perfoma entrepreneur.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitin ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode kuantitatif
menurut Rully Indrawan dan Poppy Yaniawati (2014) menyatakan bahwa
penelitian kuantitatif adalah suatu bentuk penelitian ilmiah yang mengkaji satu
permasalahan dari suatu fenomena, serta melihat kemungkinan kaitan atau
hubungan-hubungan yang dimaksud bisa berbentuk hubungan kausal atau
fungsional. Jenis penelitian secara luas menurut Malhotra (2005:72) dibagi menjadi
dua bagaian, yakni Penelitian eksploratif (explorative research design) dan
penelitian konklusif (conclusive research design). Sedangkan penelitian konklusif
kemudiaan dibagi lagi menjadi dua bagaian, yakni penelitian deskriptif dan
penelitian kausalitas (Malhotra, 2009).
Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian konklusif yang memiliki
tujuan utama menguraikan suatu sehingga mendapatkan gambaran yang jelas.
Sementara penelitian kausal adalah jenis penelitian yang tujuan utamanya
mendapatkan bukti mengenai hubungan sebab akibat sehingga pada suatu
fenomena tertentu akan dapat diketaui variabel-variabel mana yang mempengaruh
dan variabel-variabel mana yang tidak berpengaruh atau yang dipengaruhi.
Penelitian ini merupakan penelitian kausal sebab penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan atau pengaruh kreativitas dan spirit entrepreneur
terhadap Performance Entrepreneur pada Vitri Accessories di Surabaya. Dengan
demikian, maka penelitian ini akan melakukan uji hipotesis dan analisis data yang
dilakukan secara kuantitatif.

3.2 Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel


3.2.1 Populasi
Sugiyono (2017 : 80), mengartikan populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian tersebut, populasi
yang diambil dalam penelitian ini adalah keputusan pelanggan untuk
menggunakan produk dari Vitri Accessories.

3.2.2 Sampel
Sugiyono (2017 : 81) Dalam penelitian kuantitatif sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut
metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik quota
sampling. Menurut Sugiyono (2011) mendifisinikan bahwa teknik quota
sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan. Adapun
kriteria-kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan pelaku kerja kreativitas atau homemade di Vitri Accessories.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah Non probability
sampling dengan metode Sampling Insidental, penentuan sampel yang diambil
berdasarkan kebetulan dan waktu tertentu. Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran
(2006) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel yang layak
dalam penelitian minimal adalah 30 sampai 500. Berdasarkan hal tersebut, maka
peneliti menetapkan jumlah sampel sebanyak 30 anggota sampel. Dikarenakan
secara empiris sewaktu observasi dilapangan dari 50 responden hanya 30
responden yang dinyatakan valid dan banyak jawaban yang bias dan tidak jelas.

3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang diberikan kepada sampel. Kuesioner adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada sampel untuk menjawabnya (Sugiyono, 2011)
kuesioner ini di susun dengan menggunakan skala likert.

3.3 Lokasi
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan di Vitri
Accessories . Penetapan lokasi penelitian merupakan tahap yang sangat penting
dalam penelitian kuantitatif, karena dengan ditetapkannya lokasi penelitian
berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah peneliti
dalam melakukan penelitian. Lokasi yang ditentukan peneliti untuk memperoleh
data primer, lokasi penelitian dilakukan di tempat produksi Vitri Accessories,
yaitu Jl. Kedungdoro VIII No. 15, Sawahan, Kec. Sawahan, Kota Surabaya.
Alasan memilih obyek di daerah tersebut karena daerah tersebut merupakan
sentra dari UMKM di Surabaya. Selain itu, Vitri Accessories merupakan salah
satu umkm homemade yang sudah sangat terkenal di Surabaya, dan telah
memiliki pelanggan tetap yang banyak. Keeksisan Vitri Accessories juga dikenal
sampai luar Surabaya.

3.4 Definisi Variabel dan Operasional Variabel


3.4.1 Definisi Variabel
Variabel penelitian menurut Sugiyono dalam Mieldo Riesal A. (2017 :
35) menyatakan bahwa variabel adalah atribut seseorang atau obyek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain. Sedangkan menurut Kidder dalam Sugiyono (2016 : 61)
variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan darinya. Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian
dalam penelitian ini adalah segala sesuatu sebagai objek penelitian yang
ditetapkan dan dipelajari sehingga memperoleh informasi untuk menarik
kesimpulan.

3.4.2 Variabel dalam penelitian


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 jenis variabel, yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa
variabel penelitian dalam penelitian kuantitatif dapat dibedakan menjadi dua
macam sebagai berikut :
1. Independent variabel atau variabel bebas (variabel x)
Sugiyono (2017: 39) : “Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel
dependen (terikat). Dalam penelitian ini variabel bebas (x) yang digunakan
adalah kreativitas (x1) dan spirit entrepreneur (x2). Dependent variabel atau
variabel terikat (variabel y)
Sugiyono (2017:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, yaitu faktor
yang muncul, atau tidak muncul, atau berubah dengan sesuai yang
diperkenalkan oleh peneliti.”. Variabel terikat adalah keputusan penggunaan (Y)
pada Vitri Accessories.

3.4.3 Definisi operasional variabel Penelitian


Sugiyono (2012) merupakan penentuan konstrak atau sifat yang akan
dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Operasionalisasi
variabel diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-
variabel yang terkait dalam penelitian, sehingga pengujian dapat dilakukan
secara benar sebagai berikut :

Variabel Definisi Indikator Pengukuran Skor


Kreativitas kemampuan seseorag 1. Keahlian Sangat Setuju 4
(x1) untuk melahirkan suatu Setuju 3
2. Kemampuan
(Suryana et yang baru. Kreativitas Tidak Setuju 2
al.,2003:23). menuntut untuk berfikir 3. Motivasi dalam diri Sangat Tidak Setuju 1
tingkat tinggi yang
mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam
kemampuan berpikir.
Spirit Spirit dapat diartikan 1. Percaya Diri Sangat Setuju 4
Entrepreneur sebagai jiwa, sehingga Setuju 3
2. Keberanian mengambil
(x2) spirit merupakan minat Tidak Setuju 2
resiko
(Basrowi, atau rasa ketertarikan Sangat Tidak Setuju 1
2011:27). pada suatu hal atau 3. Kepemimpinan
aktivitas
Lanjutan tabel 3.1 : variabel operasional penelitian

Performanc Prestasi yang dicapai 1. Kualitas Output Sangat Setuju 4


e pada sebuah 2. Kuantitas Output Setuju 3
Entrepreneu perusahaan dalam 3. Kerjasama dengan Tidak Setuju 2
r waktu tertentu rekan kerja Sangat Tidak Setuju 1
(y) 4. Waktu kerja

( Jauch dan
Glueck,
1999 ).

3.5 Metode pengumpulan data dan instrumen penelitian


3.5.1 Sumber data
Arikunto (2006) mengartikan sumber data dalam penelitian adalah
subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder, di mana data yang
diperoleh peneliti merupakan data yang diperoleh langsung, artinya data tersebut
diperoleh peneliti langsung melalui responden, dan data diperoleh dari dokumen
lain.
1. Data primer
Data primer Merupakan sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data Sugiyono (2016 : 193). Dalam penelitian ini data
primer diperoleh dari metode survei. Data primer yang digunakan adalah
identitas responden yang sesuai dengan kriteria dari peneliti dan merupakan
pelaku kerja homemade Vitri Accessories di Surabaya Barat, seperti nama
jenis kelamin, usia, pekerjaan serta data persepsi responden terhadap
kreativitas dan spirit entrepreneur dapat mempengaruhi keputusan
penggunaan jasa.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau
lewat dokumen. Data sekunder bisa didapat dari berbagi sumber misalnya
biro pusat statistic, jurnal buku Sugiyono (2016 : 193). Dalam penelitian ini
kedua jenis data di butuhkan sebagai landasan untuk menentukan cara,
langkah-langkah pengumpulan data penelitian dan untuk pembandingan hasil
penelitian dengan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data


Dalam penggunaan tenik pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti
memerlukan instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan pengumpulan data
menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah :
1. Library research (penelitian kepustakaan)
Pengumpulan data-data dari literatur, sumber-sumber lain yang
berhubungan dengan masalah, membaca, dan mempelajari buku-buku, makalah,
jurnal, skripsi untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan judul peneliti.
2. Field research (penelitian lapangan)
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung kepada Vitri
Accessories. Adapun cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
a. Mengajukan pertanyaan (kuesioner), Sugiyono (2013:152) menjelaskan
kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden. Penyebaran
kuesioner dilakukan untuk mendapatkan data primer. Peneliti menyebarkan
kuesioner kepada responden yang berisi tentang pernyataan kreativitas dan
spirit entrepreneur terhadap diri mereka sendiri.
b. Dokumentasi
Sugiyono (2013:240) mendefinisikan dokumen adalah catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berupa gambar atau foto yang
berhubungan dengan penelitian pengaruh Kreativitas dan Spirit
Entrepreneur Terhadap Performance Entrepreneur di Vitri Accessories.
3.5.3 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun sosisal yang diamati (Sugiyono, 2017 : 102). Instrumen
penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data, dan instrumen yang lazim
digunakan dalam penelitian adalah beberapa daftar pertanyaan serta kuesioner
yang disampaikan dan diberikan kepada masing-masing responden yang menjadi
sampel dalam penelitian pada saat observasi. Sedangkan pernyataan yang
digunakan berupa pernyataan tertutup yaitu responden hanya menjawab dengan
cara memilih salah satu jawaban yang telah disediakan. Skala pengukuran yang
digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert.
Skala Likert adalah skala yang digunakan secara luas yang meminta
responden menandai derajat persetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-
masing dari serangkaian pernyataan mengenai objek stimulus. Pada penelitian
ini tidak menggunakan ragu-ragu (R)/Netral (N) segala alternatif pilihan
jawaban. Hal ini disebabkan ketika pilihan tersebut disediakan maka reponden
cenderung memilihnya sebagai titik aman, sehingga data mengenai perbedaan
diantara responden menjadi kurang informatif (Kriyantono, 2008 ; dalam
Hardani, 2014).
Untuk mendapatkan skala tersebut, maka jawaban kuisioner dapat di beri
skor :
1. Untuk jawaban SS, yaitu Sangat Setuju dengan skor = 4
2. Untuk jawaban S, yaitu Setuju dengan skor = 3
3. Untuk jawaban TS, yaitu Tidak Setuju dengan skor = 2
4. Untuk jawaban STTS, yaitu Sangat Tidak Setuju dengan skor = 1

3.6 Teknik Keabsahan Data


Sugiono (2012:320) menjelaskan yang dimaksud keabsahan data merupakan
setiap keadaan harus memenuhi mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan
dasar agar hal itu dapat diterapkan, serta memperbolehkan keputusan luar yang dapat
dibuat tentang konsistensi dari prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusan-
keputusannya.

3.6.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas


3.6.1.1 Uji Validitas Data

Ghozali (2011) Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner
tersebut mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut.
Pengukuran tersebut harus mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang
sekecil-kecilnya diantara subjek satu dengan yang lainnya. Ghozali (2011) dalam
mengukur validitas dapat dilakukan dengan cara melakukan korelasi antar skor butir
pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Uji signifikansi dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom ( df ) = n-2,
dalam hal ini n merupakan jumlah sampel. Jadi df yang digunakan adalah 30-2 = 28
dengan alpha sebesar 5% maka menghasilkan nilai r tabel (uji dua sisi) sebesar 0,2199
dengan ketentuan:
4 Hasil r hit
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14 ung > r tabel (0,2199) = valid
15 Hasil r hitung < r tabel (0,2199) = tidak valid
16 Jika r hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom corrected item - total
correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka pernyataan tersebut
dikatakan valid.
3.6.1.2 Uji Reabilitas Data
Uji Realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2009:85). Suatu kuesioner
dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jawaban responden terhadap
pertanyaan ini dikatakan reliabel jika masing-masing pertanyaan hendak
mengukur hal yang sama. Jika jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapat
dikatakan bahwa tidak reliabel. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur
realibilitas dengan uji statistik. Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,60
(Ghozali, 2005 : 41-42).
3.6.1.3 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan cara untuk mengetahui apakah model regresi yang
diperoleh dapat menghasilkan estimator linier yang baik. Jika telah memenuhi asumsi
klasik, berarti model regresi ideal (tidak bisa) (Best Linier Unbias Estimator /BLUE).
3.6.1.4 Uji Normalitas
Uji ini dilakukan guna mengetahui apakah nilai residu (perbedaan yang ada)
yang diteliti memiliki distribusi normal atau tidak normal. Wibowo (2016 : 61).
Pengujian normalitas dalam penelitian ini didapat dengan meliha normal probability
plot, yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan
distribusi kumulatif dari data normal. Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk
uji normalitas menurut Wibowo (2016 : 69) adalah sebagai berikut:
1. Jika bentuk kurva menyerupai lonceng (bell shaped) maka model
memiliki distribusi normal.
2. Jika diagram normal P-P Plot regression standarized keberadaan titik-
titik berada disekitar garis maka model memiliki distribusi normal.
3. Jika titk titik pada scatter plot menyebar maka model memiliki distribusi
normal.
3.6 Teknik Analisis Data
Sugiyono (2013:224) menjelaskan analisis data merupakan proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil catatan
lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami, dan temuannya bisa
diinformasikan pada orang lain.
3.7.1 Uji Hipotesis
3.7.1.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Ghozali (2009) menyatakan analisis ini digunakan untuk menganalisis
pengaruh dari berbagai vaiabel independen (bebas), yaitu brad image, brand
trust, service quality dan word of mouth terhadap satu variabel dependen
(terikat), yaitu keputusan penggunaan jasa. Formula untuk regresi linear
berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y= α +b1x1+b2 x2+b3 x3+e

Dimana :
Y (variabel endogen/dependen) = Performance Entrepreneur
Α = konstanta
X1 (variabel eksogen/independen) = Kreativitas
X2 (variabel eksogen/independen) = Spirit Entrepreneur
B1 = koefisien regresi untuk variabel
Kreativitas
B2 = koefisien regresi untuk variabel
Spirit Entrepreneur
E = standard error

3.7.1.2 Koefisien Korelasi (r)


Ghozali (2011) mengatakan adanya analisis korelasi bertujuan untuk
mengukur kekuatan asosiasi (hubungan) linier antara dua variabel atau lebih.
Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional atau dengan kata lain analisis
korelasi tidak membedakan antara variabel dependen dengan variabel
independen.
3.7.1.3 Koefisien Determinasi (r )
Ghozali (2011) mengemukakan koefisien determinasi (r2) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai r yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar
dalam penggunaan koefisien determinasi adalah jumlah variabel independen
yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen,
maka r pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel independen. Oleh karena itu, banyak peneliti yang
menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted r pada saat mengevaluasi
mana model regresi yang terbaik. Tidak seperti nilai r2 nilai adjusted r2 dapat
naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
3.7.1.4 Uji t hitung (uji parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh variabel
independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%). Perhitungan ini
akan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Menurut Singgih salam Citra Suci
M. (2014), dasar pengambilan keputusan untuk pengujian hipotesis adalah :
a) Jika nilai signifikansi atau niai alpha (α) <0,05 maka hipotesis (Ha) diterima.
b) Jika nilai tidak signifikansi atau nilai alpha (α) >0,05 maka hipotesis (Ha)
tidak diterima.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian


UMKM merupakan salah satu kewirausahaan yang menjadi penyokong
perekonomian di Indonesia. Surabaya memiliki perkembangan UMKM yang sangat
pesat. Ibu rumah tangga diperdayakan untuk mampu mendapatkan tambahan
penghasilan. UMKM Vitri bergerak dalam produk kreatif atau homemade. Usaha
kerajinan kreatif memiliki peluang sangat besar dalam dunia usaha. Sebab, Surabaya
merupakan kota besar yang menjadi tujuan wisata para pelancong. Vitri accessories
memperoleh bahan baku dengan mudah, sebab ia mempunyai supplyer. Jenis kerajinan
yang dihasilkan sangat jarang ditemui di pasaran. Kerajinan yang berasal dari batu dan
dihias secantik mungkin sangat jarang orang yang mampu melakukannya. Disini, Vitri
sebagai pemilik UMKM mengubah batu yang hanya bernilai rendah diubah menjadi
accessories yang memiliki nilai jual sangat tinggi.

Table 1. Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase
1 Laki-laki 12 40.0
2 Perempuan 19 60.0
Jumlah 30 100

Table 1 menunjukkan bahwa responden pelaku usaha kreativitas di Surabaya lebih


tepatnya pada perkumpulan Vitri Accessories. Dalam perkumpulan ini, terdapat 12
pelaku usaha kreativitas laki-laki dan 19 pelaku usaha kreativitas perempuan.
Komunitas ini memang didominasi oleh perempuan, sebab ingin memperdayakan ibu
rumah tangga agar mendapatkan penghasilan.

Table. Jumlah Responden Menurut Tingkat Umur


No. Umur Jumlah Responden Persentase
1 27-32 8 26.67
2 33-38 10 33.33
3 39-44 5 16.67
4 45-50 4 13.33
5 51-56 3 10.00
Jumlah 30 100

Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah responden terbanyak pada kisaran usia 33 sampai
38 yaitu 33,33% dan responden paling sedikir pada kisaran usia 51-56 yaitu 10,00%.
Sebagian besar pelaku usaha merupakan ibu rumah tangga.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Hipotesis Pertama
Berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis yang didasarkan dengan
pengamatan langsung menunjukkan adanya pengaruh positif dan signifikan
antara keahlian dengan performance entrepreneuhship. Performance
entrepreneurship dinilai dari kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan.
Keahlian pada diri individu mempengaruhi kualitas barang yang dihasilkan.
Semakin tinggi keahlian indivivu, maka kualitas produk akan semakin makin.
Keahlian juga dapat mempengaruhi jumlah barang yang dihasilkan oleh tiap
individu. Jadi dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan, bahwa keahlian
dalam diri individu mendorong kreativitas dalam mengembangkan performan
suatu usaha.
4.2.2 Hipotesis Kedua
Berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis kedua menunjukan adanya
pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan dan pengalaman kerja
terhadap pelaku usaha kerajinan souvenir. Setiap kemampuan manusia
menghasilkan produk yang berbeda. Kelebihan kerajinan homemade terletak
pada ciri khas setiap produk. Kemampuan meliputi ide, pemikiran, dan usaha
dalam mewujudkan suatu produk. Kemampuan mampu meningkatkan
performance entrepreneurship dengan meningkatkan kualitas sebuah produk.
Apabila kemampuan individu semakin besar, maka kualitas produk yang
dihasilkan akan semakin meningkat juga. Jadi dari hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan, bahwa kemampuan mendorong kreativitas dalam diri
untuk meningkatkan performa suatu usaha.
4.2.3 Hipotesis Ketiga
Berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis ketiga menunjukkan adanya
pengaruh positif dan signifikan antara motivasi dengan performance
entrepreneurship. Motivasi mampu meningkatkan motif individu dalam
berkarya. Motivasi yang tinggi mampu menjadikan individu menjalankan usaha
dengan baik. Jadi dari hasil penelitian menunjukkan, bahwa motivasi akan
mendorong individu dalam mengembangkan atau meningkatkan performance
entrepreneur.
4.2.4 Hipotesis Keempat
Berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis keempat menunjukkan adanya
hubungan pengaruh signifikan antara percaya diri dengan performance
entrepreneurship. Percaya diri merupakan suatu sikap yang harus dimiliki setiap
wirausahawan. Percaya diri akan meningkatkan keyakinan terhadap suatu
perbuatan. Percaya diri adalah bentuk optimis dalam diri individu. Akan tetapi,
percaya diri yang berlebihan dapat menyebabkan sebuah goals tidak realistis.
Jadi percaya diri memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap semangat
berwirausaha. Spirit entrepreneur akan mempengaruhi peningkatan performa
wirausaha. Rasa percaya diri akan meningkatkan semangat untuk mewujudkan
sebuah tujuan atau target yang telah ditentukan.
4.2.5 Hipotesis Kelima
Keberanian mengambil resiko adalah jiwa yang harus dimiliki oleh
setiap entrepreneur. Maka dari itu, berdasarkan hasil pengujian dari hipotesis
kelima menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan performan
entrepreneurship. Keberanian mengambil resiko akan meningkatkan
kemampuan mental seseorang. Jadi keberanian mengambil resiko berpengaruh
terhadap peningkatan performa entrepreneurship.
4.2.6 Hipotesis Keenam
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis keenam menunjukkan, bahwa
kepemimpinan merupakan indikator kuat dalam spirit entrepreneur.
Kepemimpinan akan mendorong setiap individu untuk memiliki semangat dalam
melakukan kewirausahaan. Kepemimpinan akan menciptakan peningkatan usaha
menjadi lebih terkendali. Jadi dari hasil kepemimpinan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap peningkatan performan usaha.
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang melakukan
aktivitas wirausaha. (Wikipedia). Seorang entrepreneur yang memiliki kreativitas
akan menjadikan perfoma UMKMnya menjadi berkembang. Dengan kreativitas
seorang pengusaha akan mudah dalam membuat produk dan mengembangkan
produknya. Dalam UMKM Vitri Accessories, pengusaha memiliki kreativitas yang
tinggi, pengusaha menunjukkan dengan produk yang memiliki berbagai macam
motif dengan hanya satu bahan dasar. Selain kreativitas, seorang pengusaha
seharusnya memiliki semangat wirausaha dalam dirinya. Jika pengusaha memiliki
semangat dalam berwirausaha, maka pengusaha akan mudah dalam menjalankan
usahanya. Pemilik UMKM Vitri Accessories memiliki spirit entrepreneur yang
tinggi. Ibu Vitri selaku owner UMKM ini dalam menjalankan usahanya dengan
melibatkan spirit entrepreneur yang kuat. Ibu Vitri tetap semangat membuat produk
walaupun kadang hasil penjualan menurun. Dengan kreativitas dan spirit
entrepreneur yang dimiliki Ibu Vitri, UMKM Vitri Accessories akan mudah
berkembang.
5.2 Saran
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam proses
penelitian ini. Dalam mendapatkan informasi penulis kesulitan dalam mendapatkan
data, namun pada akhirnya peneliti bisa menganilisis data yang didapatkan sehinnga
bisa terselesaikannya jurnal ini. Ketika penulis ingin melakukan wawancara kepada
pemilik UMKM, peneliti mengalami kesulitan dalam menentukan waktu karena
menunggu konfirmasi dari pemilik UMKM. Setelah peneliti mendapatkan waktu yang
tepat, proses wawancara berjalan sesuai rencana dan ada sedikit pertanyaan yang
disiapkan interview guide yang tidak terjawab, tetapi kami mendapatkan data lain diluar
pertanyaan yang bisa kami jadikan tambahan untuk mengelola data. Maka sebagai saran
bagi UMKM, agar membuat website yang berisi informasi yang berkaitan dengan
UMKM tersebut. Selain dijadikan sumber informasi bagi UMKM tersebut, website juga
dapat dijadikan sebagai strategi marketing bagi produk yang dimiliki UMKM tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ane Kurniawati, “Pengaruh Jiwa Kewirasuhaan Dan Kreativitas Terhadap Kinerja


Keuangan”, Jurnal Ekonomi Manajemen (Vol 4, No 1, Tahun 2018), hal 39

Christian Tri Widodo, “Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja Usaha”,
https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/687/jbptunikompp-gdl-christiant-34330-1-
unikom_c-l.pdf, 2016
Hendry. “Teori Kinerja”. https://teorionline.wordpress.com/2010/01/25/teori-kinerja/25
Januari 2010.

https://idtesis.com/pengertian-kemampuan/

http://eprints.walisongo.ac.id/6560/5/BAB%20IV.pdf

Khairun Nisa, “Mengawal Spirit Entrepeneurship di Indonesia”,


https://www.kompasiana.com/nisahd/5a1cca21fcf68174950a6b22/mengawal-spirit-
entrepreneurship-di-indonesia, 28 November 2017

http://repository.unib.ac.id/8228/1/IV%2CV%2CLAMP%2CI-14-zul-FE.pdf

Shara Hanifah, Pengertian Kreativitas


Sharah Hanifah, “Pengertian Kreativitas dan Teori Kreativitas”,
http://sharahhanifah.blogspot.com/2015/03/pengertian-kreativitas-dan-teori.html, 10
Maret 2015

Sukirman, “Jiwa Kewirausahaan Dan Nilai Kewirausahaan Meningkatkan Kemandirian


Usaha Melalui Perilaku Kewirausahaan”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis (Vol 20, No 1,
Tahun 2017), hal 120

https://eprints.uny.ac.id/9783/4/Bab%204%20-08104244046.pdf

Unknown, “Teori-teori Kreativitas”, http://melyloelhabox.blogspot.com/2012/10/teori-


teori-kreativitas.html , 4 Oktober 2012.

https://www.researchgate.net/publication/307640537_ORIENTASI_KEWIRAUSAHA
AN_INOVASI_DAN_STRATEGI_BISNIS_UNTUK_MENINGKATKAN_KINERJA
_PERUSAHAAN_STUDI_PADA_UKM_SENTRA_KABUPATEN_MALANG

Anda mungkin juga menyukai