Laporan Akhir (PI) Maintenance Hidrolik Hand Side Pada Mesin Fillter Press Fraksinasi Plant 1
Laporan Akhir (PI) Maintenance Hidrolik Hand Side Pada Mesin Fillter Press Fraksinasi Plant 1
Laporan Akhir (PI) Maintenance Hidrolik Hand Side Pada Mesin Fillter Press Fraksinasi Plant 1
DI
PT. WILMAR NABATI INDONESIA
Oleh:
RIDHO ALFIKRI
1807035829
Oleh:
RIDHO ALFIKRI
NIM. 1807035829
Mengetahui,
Ketua Program Studi Diploma-Tiga Teknik Mesin
ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT karena limpahan
rahmat serta anugerah darinya sehingga saya mampu untuk merampungkan
laporan ini dengan judul “Maintenance hidrolik hand side pada mesin filter press
Fraksinasi I ”. Sholawat dan salam selalu kita ucapkan dan curahkan untuk
junjungan nabi agung kita, Nabi Muhammad SAW yang sudah menyampaikan
petunjuk Allah SWT untuk kita semua, sebuah petunjuk paling benar yakni
syariah agama islam yang sempurna dan satu satunya karunia paling besar kepada
seluruh alam semesta.
Laporan ini merupakan salah satu syarat selesainya Praktek Industri di PT.
Wilmar Nabati Indonesia ,Selain itu Praktik Industri juga dimaksudkan sebagai
persiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja atau industri setelah
menyelesaikan studi. Lama waktu pelaksanaan Praktek Industri ini (PI)
dilaksanakan sesuai dengan beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang
diambildan jumlah jam kerja perminggu dari industri itu sendiri.
Saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangannya,oleh karena itu saya dengan tangan terbuka
menerima kritik dan saran dari semua pihak.
1. Orang tua dan keluarga yang memberikan dukungan moril dan materil
selama kegiatan Praktek Industri dilaksanakan.
2. Bapak Efi Afrizal selaku Dosen pembimbing PI yang telah memberi
arahan dan juga bimbingannya
3. Bapak Jimmi Henri Sianipar Selaku Leader Engginer PT Wilmar
Nabati Indonesia.
4. Bapak Doni Febriedi selaku pembimbing penulis dalam
Menyelesaikan laporan ini di PT. Wilmar Nabati Indonesia.
5. Bapak Yuli Harben, Bapak Irwan Eka Putra, Bapak Syafriadi Selaku
i
pemimbing dalam praktek indsutri
6. Bapak Metra Henri, Bapak Irwan, Bapak Misroni yang telah banyak
membantu dalam praktek industri
7. Winnie, Fadly Muhaimin, Iqba dan Endangftsibarani selaku teman
yang telah memberi wawasan dan pengetahuan baru dalam pembuatan
laporan ini di PT. Wilmar Nabati Indonesia.
8. Seluruh Keluarga besar Engginer PT Wilmar Nabati Indonesia ,yang
telah memberikan pengalaman serta membantu penulis dalam
menjalankan praktek industri dalam menulis laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna untuk
itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dapat membantu dalam
peneyempurnaan laporan ini.Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan
bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan serta teknologi, khususnya bagi PT.
Wilmar Nabati Indonesia dan Universitas Riau.
RIDHO ALFIKRI
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... vi
DAFTAR TABEL......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Tujuan.................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktek Industri.................................................... 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................... 3
iii
2.5 Fractination Plant................................................................... 30
2.5.1 Depkripsi Proses............................................................. 30
2.5.2 Dry Fractination.............................................................. 31
2.5.3 Eqeupmen Fraksinasi.................................................... 35
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Maintenance...................................................... 50
4.1.1 Tujuan Maintenance...................................................... 50
4.1.2 Jenis-Jenis Maintenace.................................................. 51
4.2 Penyebab Kerusakan Fillter Press Machine ...................... 52
4.2.1 Maintenance Fillter Press Machine............................... 53
4.2.2 Maintenance Fluida Fillter Press Machine.................. 53
iv
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan............................................................................ 56
5.2 Saran...................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3.11 Cap Eye....................................................................................... 46
Gambar 3.12 Rod Eye....................................................................................... 47
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada penulisan laporan praktek industri ini penulis akan mengulas perihal
perusahaan semen dimana penulis melakukan praktek industri yakni PT Wilmar
Nabati Indonesia.
1
1.2 Tujuan Praktek Industri
Adapun tujuan khusus yang ingin didapat dalam Praktek Industri adalah
sebagai berikut:
3. Dapat mempelajari dan mengetahui apa saja proses kerja Fillter Press
sebagai alat Filtrasi pada proses Fraksinasi di PT. Wilmar Nabati
Indonesai.
2
3. Untuk melatih kemampuan analisa permasalahan yang ada di lapangan
berdasarkan teori yang telah diperoleh.
4. Untuk menambah wawasan tentang dunia kerja sehingga nantinya ketika
terjun ke dunia kerja dapat menyesuaikan diri dan terlatih.
1.4.1 Waktu
3
Gambar 1.1 Lokasi PT Wilmar Nabati Indonesia Pelintung
Sumber: Google Maps
4
BAB II
TINJAUAN PERUSAHAAN
5
PT. Murini Samsan dengan kapasitas 60 TPH. PT. Petro Andalan Nusantara
yang merupakan penyediaan bahan bakar dengan kapasitas 51.000 ton, PT.
Sentana Adidaya Pratama yang bergerak di produksi pupuk dengan 3 unit
pengolahan dengan kapasitas 400 TPH, 600 TPH dan 1.000 TPH. Kemudian
terdapat PT. Wilmar Chemical dan PT. Ciliandra Perkasa yang merupakan
perusahaan kepemilikan Wilmar.
Kawasan Industri Dumai berdiri pada tahun 2000 yang merupakan expansi
dari PT. Wilmar Nabati Indonesia Dumai dengan pabrik yang pertama berdiri PT.
Sentana Adidaya Pratama yang bergerak di bidang fertilizer atau pembuatan
pupuk, hal ini dikarenakan banyaknya perkebukan di daerah Riau yang
merupakan 30% produsen CPO dari total produksi di Indonesia. Mei 2006
merupakan commissioning pabrik refinery dan fraksinasi dengan kapasitas 2600
MTPD, kemudian pada September 2006 berdiri pabrik PKO dengan kapasitas
1600 MTPD dan bulan Agustus 2009 merupakan commissioning pabrik kedua
refinery dan fraksinasi dengan kapasitas 2600MTPD. Pada tahun 2007 terdapat
pengolahan biodiesel dengan didirikannya PT. Wilmar Bioenergi Indonesia dan
terakir pada tahun 2010 Wilmar mendirikan industry hilir untuk oleo chemical.
6
Visi : Perusahaan kelas dunia yang dinamis di bisnis agrikultur dan
industri terkait dengan pertumbuhan yang dinamis dengan tetap mempertahankan
posisinya sebagai pemimpin pasar di dunia melalui kemitraan dan manajemen
yang baik.
Misi : Menjadi mitra bisnis yang unggul dan layak dipercaya bagi
stakeholder.
B. Karyawan Non-reguler
7
Karyawan Non-regular atau shift merupakan karyawan yang memiliki
jam kerja sama dengan karyawan regular yaitu selama 8 jam, namun berbeda-beda
waktu masuknya dan bergiliran setiap minggunya .
8
1. Mengkoordinir dan mengendalikan seluruh aktifitas dalam
hal penerapan system atau manual EHS.
2. Memberikan penyuluhan dan sosialisasi kebijakan,
peraturan, manual, prosedur serta standard EHS.
3. Memberikan peringatan dini dan konsultasi kepada bagian
yang menyimpang dari standard/manual atau
membahayakan lingkungan/karyawan (unsafe action-
condition).
4. Mengkoordinir dan melaksanakan pemantauan, pengukuran
parameter kunci lingkungan dan K3 serta melaporkan ke
EHS HO serta instansi terkait.
5. Melakukan audit/inspeksi EHS secara periodik.
6. Melakukan safety observation dengan melibatkan masing-
masing pimpinan area kerja dan karyawan.
b. HOD Engineering
Tugas
1. Mengontrol Operasional dari Maintenance
2. Koordinator Operasional Maintenance Mencapai kondisi
Operasi yang Efektif dan Efisien
3. Mengontrol Kinerja Engineering Dept.
Tanggung Jawab
1. Memastikan Preventive maintenance dan repair
maintenance berjalan baik
2. Mengoptimalkan kinerja alat
3. Memastikan Pelaksanaan Routine Maintenance terlaksana
baik
4. Mencapai Cost Maintenance yang reasonable
5. Mengembangkan Pemahaman Karyawan akan fungsi
Engineering dan mendelegasikan kepada leader seksi
Engineering agar mengetahui fungsi kerjanya
6. Aktif Memberikan Source pengembangan karyawan
9
7. Menjadi koordinator pelaksanaan ISO untuk peningkatan
mutu dan kwalitas lingkungan
8. Mengembangkan Personil yang berkompeten sesuai posisi
dan bidangnya
9. Membentuk struktur yang ideal sesuai dengan
perkembangan perusahaan
10. Memastikan kegiatan operasional kerja terdata dan
lengkap.
c. HOD PGA and FINANCE
Tugas
1. Mengkoordinir pelaksanaan system procedure Finance &
Admin
2. Melakukan koordinasi ke department lain berkaitan Finance
& Admin
3. Mengatur & merencanakan ketersediaan dana operational
pabrik
4. Melakukan evaluasi kerja terhadap kinerja Finance &
Admin
5. Melakukan review terhadap penerimaan dan pengeluaran
Kas/Bank
6. Melakukan review terhadap seluruh tagihan supplier,
kontraktor dll
7. Melakukan review terhadap pengeluaran dalam bentuk kas
bon
8. Melakukan verifikasi terhadap surat perjanjian kerjasama di
lihat dari segi hokum dan akuntansi
9. Melakukan review terhadap pengalokasian biaya
10. Melakukan review terhadap daily cashflow transaction
Tanggung Jawab
1. Terciptanya disiplin kerja karyawan
2. Tegas dalam menjalankan standard operation procedure
10
3. Menekankan ke bawahan agar selalu uptodate entry ke
system dan benar
4. Mengawasi dan mengontrol pengalokasian biaya secara
tepat dan benar
d. HOD UTILITY
Tugas Jabatan
1. Mengontrol Operasional dari unit Utility (Genset, Turbin,
Compressor dan Alat Berat).
2. Mengkoordinir personil untuk kelancaran operasional utility.
3. Mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai
kondisi Optimal.
Tanggung Jawab
1. Memastikan operational Utility (Power Plant, Compressor
dan Alat berat) berjalan dengan baik dan memastikan
parameter operasi sesuai dengan stándar.
2. Mengontrol dan Memastikan Pelaksanaan Routine
Maintenance genset, turbine,compressor dan alat berat.
3. Menjaga Life time Mesin dan Alat pada unit Utility sesuai
dengan design-nya.
4. Memastikan penggunaan material, Part, Cosumable dan
material lainnya digunakan secara efektif dan effisien.
5. Mengurangi kerugian akibat sistem atau kondisi yang tidak
tepat/boros.
6. Mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindarkan
terjadinya kerugian, yang dapat menyebabkan stopnya
plant, rusaknya alat dan juga keselamatan kerja.
7. Memberikan laporan tertulis secara rutin sebagai unjuk
kinerja pada timnya. Memastikan pelaksanaan K3 telah
dipenuhi dalam lingkup area kerja tanggung jawabnya.
8. Mendapatkan cost operasional yang efisien dengan
memaksimal kontrol penggunaan dan pemakaian.
11
9. Memastikan alat berat terawat dengan baik dan dapat
beroperasi secara Maksimal
10. Memastikan kegiatan operasional kerja terdata dan lengkap.
e. HOD Produksi
Tugas Jabatan :
Mengawasi kegiatan proses produksi sesuai dengan rencana
dan prosedur kerja
Memeriksa seluruh laporan dan catatan yang dibuat
Foreman/Operator apakah sudah sesuai dengan typical
(kwalitas dan kapasitas)
Melakukan koordinasi dengan pihak Engineering, QA/QC,
PPIC dan Operation untuk mendukung kegiatan proses
sehingga sasaran mutu dapat dicapai
Kontrol pemakaian seluruh barang consumable dan
membuat data pemakaiannya
Mencari jalan keluar terhadap suatu masalah yang
menghambat proses dan membuat rencana perbaikan atau
modifikasi
Membuat laporan harian dan mengesahkan laporan yang
dibuat Foreman
Mengkordinasi, mengawasi operasional kontraktor
pengisian B/E, Norit & Chemical (Phosforic Acid)
Mengambil keputusan untuk transfer produk tidak sesuai
guna mengurangi down time
Membantu atasan untuk memunculkan suatu gagasan-
gagasan dalam memperbaiki performansi produksi
termasuk cost saving program
Memberikan pelatihan (in-house) kepada seluruh bawahan
tentang proses
Membuat jadwal atau planning perawatan/pembersihan,
penggantian dan modifikasi peralatan proses
12
Menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan
personalia di produksi
Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan lain yang diinstruksikan
atasan selama tidak menyimpang dari tujuan jabatan di atas.
Membantu mempresentasikan performansi produksi kepada
pihak managemen
Membuat penilaian/evaluasi terhadap seluruh bawahan
Memastikan pelaksanaan Safety & Health dalam
lingkungan kerja
Tanggung-jawab:
1. Aktifitas seluruh bawahan berjalan dengan lancar setiap
harinya
2. Menindaklanjuti seluruh masalah bawahan yang
berhubungan dengan kepersonaliaan dan administrasi
3. Kegiatan proses (realisasi produksi) lancar dan hasilnya
sesuai dengan sasaran
4. Menjalankan Rencana Kerja untuk pencapaian sasaran
mutu
5. Sebagai jembatan antara pihak Top managemen dengan
bawahan dalam hal menyampaikan perintah/arahan dan
sebaliknya meneruskan ke atas aspirasi bawahan tersebut.
6. Seluruh catatan mutu terjamin ketepatan, keakuratan,
keabsahan dan dokumentasinya
7. Melakukan pembinaan kepada seluruh bawahan
8. Tercapai target sesuai sasaran mutu
f. HOD OUALITY CONTROL
Tugas:
Berkaitan dengan pengontrolan dan pengawasan mutu, baik
dari peralatan, bahan baku masuk termasuk bahan tambahan
dan ingredient, selama proses hingga menjadi produk akhir
yang siap dipasarkan ke lokal / Internasional.
13
Dalam melakukan tugasnya, Pemegang jabatan harus
mempunyai kemampuan sebagai berikut :
Memelihara dan meningkatkan kemampuan baik secara
teknis maupun nonteknis dari para bawahannya hingga
dapat menghasilkan suatu hasil akhir yang aman dan
berkualitas tinggi.
Memberikan informasi yang tepat untuk meningkatkan
efisiensi dari produksi hingga di peroleh produk yang aman
dan berkualitas tinggi.
Tanggung Jawab:
1. Memastikan semua anggotanya telah mengikuti semua
prosedur pengecekkan yang telah di tentukan sesuai dengan
rencana pengontrolan mutu.
2. Menerapkan disiplin kerja, mengontrol, mendorong dan
mengembangkan serta memotivasi para anggotanya untuk
mencapai prestasi kerja yang paling optimal.
3. Mempunyai inisiatif dan berpartisipasi aktif di dalam
mendukung dan menjalankan sasaran mutu dari Perusahaan.
4. Memastikan semua mutu bahan yang di terima, selama
proses dan produk akhir berada di dalam pengontrolan yang
benar dan tepat sehingga
5. dapat di peroleh produk yang aman dan berkualitas tinggi.
6. Memberikan Laporan Harian / Bulanan mengenai dan
pengontrolan mutu dari semua proses produksi yang
berjalan.
g. HOD OPERASIONAL
Tugas:
1. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian shipping
2. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian tank
farm
3. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian pump
house
14
4. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian shipping
documentation
5. Mengevaluasi kinerja tiap-tiap bagian
6. Planning dan improvement
7. Koordinasi dengan department lain untuk pencapaian target
perusahaan
8. Menjalin relasi yang baik dengan instansi pemerintahan
maupun swasta
Tanggung Jawab:
1. Prosedur kerja dimasing - masing bagian yang dibawahi
berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan SOP yang
ditetapkan.
2. Lingkungan kerja bersih dan sehat.
3. Zerro complain
4. Loading dan Unloading tepat waktu.
5. On time delivery
6. Menjaga lingkungan area kerja agar tetap bersih dan aman.
a) HOS Pump House and Tank Farm
Tugas:
1. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian shipping
2. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian tank
farm dan Pump House
3. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian shipping
documentation
4. Mengawasi trashipment aktiviti di muara Kumai.
5. Mengatur personil untuk pengawasan pemuatan di PKS
ataupun Loading STS.
6. Memastikan seluruh prosedur kerja telah dilaksanakan
dengan baik dan benar pada tiap shift kerja.
7. Form checklist diisi dengan baik dan benar
15
Tanggung Jawab:
1. Prosedur kerja dimasing - masing bagian yang dibawahi
berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan SOP yang
ditetapkan.
2. Loading dan unloading tepat waktu dan efisien sesuai target
sasaran mutu.
3. Prosedur kerja dilaksanakandengan baik dan benar di
lapangan.
4. Pemuatan kapal ekspor berjalan dengan baik dan lancar.
5. meminimize demurrage
6. Menjaga lingkungan area kerja agar tetap bersih dan aman.
b) HOS Shipping & Silo Kernel
Tugas:
1. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian shipping
2. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian
Shipping
3. Mengkoordinir sistem dan prosedur kerja di bagian shipping
documentation
4. Mengawasi trashipment aktiviti di muara Kumai.
5. Mengatur personil untuk pengawasan pemuatan di PKS
ataupun Loading STS.
6. Memastikan seluruh prosedur kerja telah dilaksanakan
dengan baik dan benar pada tiap shift kerja.
7. Form checklist diisi dengan baik dan benar
Tanggung Jawab Pemegang Jabatan
1. Prosedur kerja dimasing - masing bagian yang dibawahi
berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan SOP yang
ditetapkan.
2. Loading dan unloading tepat waktu dan efisien sesuai target
sasaran mutu.
3. Prosedur kerja dilaksanakandengan baik dan benar di
lapangan.
16
4. Pemuatan kapal ekspor berjalan dengan baik dan lancar.
5. meminimize demurrage
6. Menjaga lingkungan area kerja agar tetap bersih dan aman.
h. HOD STORE
Tugas Jabatan
1. Melakukan koodinasi dan komunikasi diluar ruang lingkup
SAP Kumai untuk kelancaran proses administerasi
2. maupun opersional Store khususnya dan Unit Kumai
umumnya
3. Membuat program kerja untuk mendukung kelancaran
opersional unit serta produksi
4. Melakukan analisis jabatan dengan mendaftarkan tugas-
tugas yang spesifik sesuai dengan struktur organisasi
5. yang dirancang
6. Pemeriksaan dan validasi administrasi dan laporan yang
dibuat bawahan
7. Menangani segala permasalahan yang tidak dapat diatasi
oleh bawahan baik administrasi / operasional
Tanggung Jawab Pemegang Jabatan
1. Menjaga kondisi kerja dengan baik dilingkungan Unit kerja
maupun pihak External Unit agar tetap terjalin hubungan
baik sesuai Visi dan Misi Perusahaan
2. Memberikan motifasi kepada bawahan agar dapat bekerja
dengan optimal
3. Memberikan rekomendasi dan penilaian anggota serta
memberikan sanksi kepada anggota yang melakukan
kesalahan
4. Melakukan pemeriksaan laporan harian dan bulanan
17
i. HOD PPIC
Tugas:
1. Membuat Planning Produksi
2. Mengadakan meeting PPIC setiap hari
3. Melakukan koordinasi dengan semua bagian / Departement
dilingkup internal PT. SAP - Kumai
4. Melakukan koordinasi dan informasi dengan HO Medan
dan Wilmar Singapura
5. Membuat dan mencheck Laporan Harian Produksi ( DPR )
manual dan SAP R3 setiap hari
6. Mencheck Laporan Sounding ( STR ) manual & SAP R3
7. Mencheck Laporan Harian Movement / Mutasi Oil ( Daily
Mutation Oil Report )
8. Menjaga stock keperluan produksi, sehingga kelancaran
produksi tidak terganggu
9. Mencheck Laporan Bulanan :
10. Monthly Factory Reconciliation Report ( Refinery,
Fractionation & Biodiesel)
11. Monthly Production Summary Report
12. Rekap Bulanan penerimaan Raw material Barge & Ship
13. Rekap Bulanan Pengiriman Product via Barge & Ship
14. Mencheck Laporan Bulanan Chemical
15. Mengatur dan menjabarkan rencana-rencana/program kerja
dalam usaha memenuhi kebutuhan produksi dan kebutuhan
pendukung lainnya.
16. Membantu pelaksanaan storage yang optimum sehingga
mampu melayani kebutuhan secara tepat dan
meminimalkan biaya-biaya penyimpanan
17. Membantu pelaksanaan dan perencanaan sumber daya
manusia serta melakukan analisis jabatan dengan
mendaftarkan tugas-tugas
18
18. yang spesifik dan tanggung jawab dari jabatan sesuai
dengan struktur organisasi yang di rancang
19. Mengevaluasi dan memberikan rekomendasi dalam rangka
pengembangan sumber manusia untuk memenuhi
kompetensi yang dibutuhkan
Tanggung jawab:
1. Mencheck dan mengetahui kebenaran dari perhitungan
stock yang dilakukan oleh bawahannya
2. Mencheck laporan stock sesuai dengan data yang diterima
dari departement Operational, Timbangan, Produksi dan
Departement lain yang berhubungan dengan pembuatan
laporan
3. Mengadakan koordinasi dengan bagian Laboratorium,
Gudang, Produksi serta Operasional untuk mencapai suatu
sistem kerja yang baik dan optimal.
4. Memastikan operasional PPIC berjalan dengan efektif dan
efisien sesuai planning produksi
5. Mengontrol dan memotivasi bawahan didalam menjalankan
fungsinya sehingga dapat memberikan suatu hasil kerja
yang optimal.
6. Menjaga suasana lingkungan kerja kondusif sehingga
teamwork berjalan dengan sinergi yang baik
7. Menjaga kondisi kerja baik dilingkungan departement
maupun departement terkait agar tetap harmonis dan
kondusif sesuai dengan visi dan misi perusahaan
8. Memastikan semua perencanaan raw material dan aspek
pendukung lainnya dilakukan pada waktu yang tepat
19
Produksi Head Departemen memegang tanggung jawab langsung
kepada Deputy General Manager yang memiliki rincian pekerjaan sebagai
berikut :
1. Mengkoordinasi, memonitoring dan mengawasi peralatan
dalam pengoperasian mesin – mesin produksi sehingga tercapai
mutu dan kualitas produksi yang sesuai dengan standard yang
telah ditentukan oleh perusahaan.
2. Mengkoordinasi pengontrolan, pengawasan dan memeriksa
stock baik bahan kimia serta alat – alat yang digunakan pada
setiap mesin – mesin produksi.
3. Mengkoordinasi stock bahan baku dan bahan jadi dari
masing – masing hasil produksi tiap – tiap plant.
4. Mengkoordinasikan biaya masing – masing plant sehingga
biaya yang dikeluarkan setiap plant sesuai dengan standard dari
perusahaan.
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya Produksi Head
Manager dibantu oleh Produksi supervisor untuk memimpin
aktivitas produksi sesuai dengan rencana penjualan dan
menangani masalah operasional. Produksi supervisor bertugas
untuk merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan
mengawasi aktivitas produksi pada refinery dan fraksinasi plant
sesuai dengan rencana penjualan untuk menghasilkan produk
dengan kuantitas dan kualitas sesuai dengan target yang
ditentukan secara efisien.
Untuk melaksanakan pengontrolan aktivitas produksi,
penjagaan dan pengambilan keputusan terhadap masalah pabrik
production supervisor dibantu dengan assisten supervisor yang
sering dipanggil dengan leadership di pabrik. Hal tersebut
karena assisten supervisor terdapat satu orang disetiap kelompok
shift kerja.
20
2.1.7 Struktur Organisasi Engginering
Syafriadi (6297001284) 3A
21
2.1.8 Proses Produksi
22
2.1.10 Bahan Baku Penunjang
Bahan baku penunjang merupakan bahan baku yang ditambahkan dalam
proses produksi agar tercapainya spesifikasi produk yang diharapkan. Berikut
bahan baku penunjang yang digunakan PT Wilmar Nabati Indonesia Pelintung:
A. Bleaching Earth
Bleaching earth merupakan bahan pemucat yang berfungsi sebagai
absorden yang bertugas untuk menyerap unsur unsur pembawa warna
yang terdapat pada CPO. Bleaching earth diberikan saat proses
bleaching, jumlah absorden yang dibutuhkan untuk menghilangkan
warna minyak tergantung dari macam dan tipe warna dari minyak.
Pemakaian bleaching earth disesuaikan dengan jenis minyak yang di
olah, namun dosing penambahan pada umumnya yaitu 0,6 – 1,5 %.
23
4. Steam
2.3 Uraian Produksi
24
Gambar 2.2 Proses Produksi Refinery dan Fractionation
25
a. Cuci semua strainer CPO yang terdapat pada suction P.670, dengan
2 .Peralatan Pendukung
Pada proses pre treatment CPO ini terdapat beberapa macam peralatan
pendukung, antara lain;
Storage raw material
Storage raw material merupakan tempat bahan baku CPO yang akan
diolah pada hari itu disimpan. Tangki ini berkapasitas 5000 MT. Di
dalam storage tank Crude Palm Oil terdapat closed steam coil dengan
diameter 2 inchi yang bertujuan untuk menjaga suhu CPO agar
dikisaran 40 – 45 0C.
Gambar 2.4a Storage Tank Gambar 2.4b Header Steam Gambar 2.4c Closed Steam Coil
Strainer
Strainer merupakan salah satu peralatan yang mendukung proses
Pretreatment Crude Palm Oil yang digunakan pertama kali sebelum
masuk proses selanjutnya. Strainer ini digunakan untuk menyaring
kotoran – kotoran kasar seperti fiber, sampah, dll yang masih terikut
dalam CPO agar tidak mengganggu proses selanjutnya. Strainer ini
terdapat penyaring yang memiliki diameter 2 mm.
26
Strainer terdapat 2 unit yang bertujuan sebagai back up jika salah
satu terjadi problem dan memaksimalkan flowrate. Jika kotoran sudah
menumpuk banyak pada strainer maka flow rate akan berkurang
sehingga perlu dibersihkan secara rutin. Pada proses di pabrik
pembersihan ini dilaksanakan setiap 8 jam sekali atau saat pergantian
shift.
2.4.2 Deguming
27
Gambar 2.5 Flow Process Degumming
2.4.3 Bleaching
Proses bleaching merupakan suatu proses pemucatan warna atau
pengikatan senyawa karoten yang ada didalam CPO menggunakan bleaching
earth. Bleaching earth berfungsi untuk mengadsorbsi gum, mereduksi warna,
FFA, oksida, mengikat heavy metal (Fe dan Cu), dan kotoran.
Setelah proses degumming, CPO dialirkan ke peralatan vessel bleacher
pada tekanan vacuum dan temperatur 110 – 130 °C agar uap air dan udara yang
terkandung dalam CPO dapat ditarik oleh sistem vacuum. CPO yang berada dalam
bleacher bercampur dengan bleaching earth (pemucat) yang bertujuan untuk
mengabsorbsi gum-gum yang telah dinetralisir oleh H3PO4, juga sebagai
penyaring impurities yang terdapat pada CPO, kemudian dialirkan ke dalam
tangki.
Bleaching Earth atau lumpur aktif biasanya disebut dengan bentonite yang
merupakan absorbent. Keefektifan bleaching dapat diukur dari penurunan warna
bleaching oil yang dihasilkan, hal ini dikarenakan pigment warna seperti
chlorophyll, xanthophyll dan carotene yang ikut terabsorbsi. Kefektifan dari
proses adsorbs memerlukan permukaan yang lebar dan luas permukaan spesifik
(m2/g) yang tinggi dari pori – pori adsorbent. Untuk melakukan proses ini
diperlukan kondisi khusus agar molekul dari kotoran yang akan diserap dapat
terjangkau oleh adsorbent (Patterson, 1992).
28
sedangkan minyak akan lolos melalui screen ke manifold. Bleaching earth dan
impurities yang tertinggal dipermukaan akan dikeringkan dalam kurun waktu
tertentu dan dibuang. Material ini disebut dengan Spent Earth. (anonim, 2014)
2.4.5 Deodorization
Setelah tahap bleaching, kemudian dilanjutkan ke tahap deodoring. Proses
ini bertujuan untuk mengurangi FFA, bau (keton), peroxide value (PV) dan
volatile yang terkandung dalam material minyak dengan bedasarkan perbedaan
titik didih dari masing – masing zat.
Pada tahap ini, bleached oil dibebaskan dari gas (deodorisasi) dalam
kondisi vacum dengan pemanasan pada temperatur 255°C – 260°C didalam alat
pengukur panas eksternal sebelum memasuki Deodorizer. Tekanan vacum yang
dibutuhkan maksimum 1.5 Torr. Pemanasan diatas temperatur 2.700 harus
dihindari untuk meminimumkan lossis minyak netral, tocopherol dan juga
menghindari kemungkinan terjadinya isomerisasi dan reaksi thermochemical yang
tidak diinginkan.
29
Gambar 2.7 Flow Process Pre Stipper
30
tidur. Oleh karena itu, untuk menjadikan kualitas minyak lebih bagus dilakukan
pemisahan minyak tidur tersebut dengan metode fraksinasi. ( Calliauw, 2011)
Proses Fraksinasi adalah proses pemisahan fraksi padat dan fraksi cair
bedasarkan perbedaak titik beku. Metode ini menggunakan proses pengkristalan
dari trigliserida untuk memisahkan campuran menjadi dua fraksi yaitupadat dan
cair karena perbedaan titik beku. Fraksinasi dalam pengolahan ini digunakan
untuk memisahkan minyak fraksi cair (olein) dan fraksi padat (stearin) dari
RBDPO.
1. Kristalisasi
Proses kristalisasi yaitu proses yang dilakukan pada media crystallizer
dengan cara membentuk butiran Kristal stearin menggunakan pelagaan
dengan cooling water dan chilling water. Adapun tahapan proses dari
kristalisasi adalah sebagai berikut :
a. Heating
RBDPO dari storage tank dipompakan melewati Heat
exchanger sampai mendapatkan temperature 65 – 70 0C. Pada
temperature ini Kristal – Kristal pada minyak menjadi homogen.
Hal ini dilakukan karena pada proses kristalisasi tidak boleh ada
Kristal terbentuk, karena akan mengakibatkan pembentukan
Kristal lain secara tidak sempurna.
b. Filling
Setelah mencapai suhu 65 – 70 0C, RBDPO dialirkan
menuju tanki crystallizer sampai memenuhi 97 % dari kapasitas
tangki.
c. Cooling ( Fast Cooling )
31
water. Temperature cooling water yang digunakan adalah 28 – 32
0
C. Proses cooling ini dimulai dari setting temperature air T1 60
0
C. Agitator pada tangki disetting pada frekuensi putaran 40 Hz
agar temperature RBDPO dalam tangki merata dan homogen.
Selanjutnya temperature air disetting pada T2 40 0C dan T3 30 0C.
Setting temperature air ini diturunkan secara bertahap dengan
tujuan agar proses cooling dapat dikendalikan.
d. Chilling ( Slow Cooling )
32
Gambar 2.8 Tangki CR 415 CRYSTALIZR
2 Filtration
Tahapan ini merupakan proses pemisahan olein dengan stearin
menggunakan Filter Press. Pada penyaringan menggunakan beberapa
tahapan proses antara lain :
a. Closing
Pada tahapan ini plate – plate filter leaf di rapatkan sehingga
siap utuk dialiri umpan. Penutupan filter ini dilakukan oleh main
hydraulic.
b. Feeding
Tahap ini merupakan tahap memasukan umpan dari
crystallizer yang telah mengandung butiran Kristal melalui
pompa sampai batas tekanan yang sudah 2 bar. Pada tekanan ini
umpan telah merata disemua area dari filter cloth dan celah plate.
Pada tahap in fraksi cair yang lewat pori – pori dialirkan menuju
storage tank.
c. Pengepresan ( Squeezing )
Tahapan ini adalah tahap pemberian tekanan pada bidang
plate sehingga plate menekan kearah masing – masing celah plate
sehingga butiran – butiran Kristal yang terperangkap pada celah
plate cairan yang masih terkandung pada cake tertekan dan
filtrate yang keluar optimal.
33
d. Pembersihan line feeding plate (core blow)
Tahap pembersihan line feeding ini dimaksudkan untuk
pembersihan butiran Kristal. Pada bagian plate yang tidak terkena
penekanan pada saat tahap squeezing. Hal ini dilakukan dengan
cara pemberian udara bertekanan melalui ujung line feeding plate
yang akan dilakukan agar jumlah olein yang terikut stearin
minimal mungkin.
e. Blowing
Tahapan blowing atau pemberian udara bertekan kedalam
filter membrane melalui pipa masuk. Proses ini dilakukan sampai
minyak benar – benar kosong di filter prss.
f. Pressure release
Pressure release adalah tahap proses pelepasan tekanan agar
main cilynder bisa terbuka karena sudah tidak ada tekanan lagi.
g. Opening
Tahap ini adalah tahap dimana dilakukan penarikan plate
sehingga plate meregang dan celah – celah antara plate. Pada saat
ini butiran Kristal yang telah terbentuk lempengan akan
berjatuhan ke bak penampung.
h. Washing
Tahap ini adalah proses pembersihan filter cloth dari cake
yang masih melekat pada filter cloth dengan cara melakukan
sirkulasi minyak pada temperature 60 0C dalam total waktu 40
menit.
34
Komponen utama pada sistem refrigerasi chiller absorpsi terdiri dari
absorber, generator dan pompa yang mempunyai fungsi sebagai pengganti
kompresor, kondensor dan evaporator. Sedangkan refrigeran yang
digunakan adalah air murni dan larutan LiBr.
35
Gambar 2.10 Flow Process Chiller
2) Crystallizer
Crystallizer merupakan vessel yang digunakan untuk membentuk
stearin menjadi butiran Kristal melalui proses penurunan temperature
secara perlahan dengan cooling water dan chiller water dan pengadukan
yang bertujuan meratakan perpindahan panas. Crystallizer yang digunakan
pada fraksinasi ini merupakan agitated bacth crystallizer dimana proses
kristalisasi dilakukan secara batch dan menggunakan pengaduk agitator.
Pada crystallizer ini terdapat beberapa bagian yaitu :
3) Agitator
Agitator merupakan alat pengaduk yang berbentuk seperti dayung.
Agitator berfungsi untuk mengaduk RBDPO dalam crystallizer.
Pengadukan ini agar pemindahan panas terjadi merata dan proses
pengkristalan berjalan sempurna.
36
Gambar 2.11 Agitator
4) Water Coil
Water coil merupakan pipa yang berada didalam crystallizer yang
berbentuk spiral mengelilingi vessel. Water coil ini digunakan untuk
mengalirkan cooling water dan chilling water.
37
Gambar 2.12 Water Coil
5) Filter Press
BAB III
METODOLOGI
Filter press merupakan unit penyaring butiran Kristal yang terbentuk pada
proses sebelumnya melalui media filter cloth sehingga fraksi pada dengan cair
terpisah. Yang bertujuan untuk menyaring dan memisahkan fraksi olein dengan
fraksi stearin, dimana stearin yang tersaring akan melekat di chamber dan olein
38
akan melewati filter masuk ke tank olein. Fraksi olein berfase cair dan akan
mengalir pada saluran selang selang sedangkan fraksi stearin berfase padat.
S/N : 021.85/319/SL
Location : Fractination 1
Weight :
1. Filter Cloth
39
Gambar 3.2 Fillter Cloth
2 Plate filter
Plate filter merupakan media penampung butiran Kristal untuk
kemudian terbentuk cake
.
3 Plate chamber
Plate chamber adalah media penampung butiran Kristal dan berfungsi
sebagai penahan ketika dilakukan pengepresan dengan cara
menggembungkan rubber membrane
40
Gambar 3.4 Plate chamber
.4 Rubber Membran
41
Gambar 3.6 Hidrolik Hand Side
Adapun proses kerja dari mesin filter press adalah sebagai berikut:
42
1. Loading
1. Rod seal
Rod seal terletak pada rumah silinder dan berfungsi untuk menjaga
kebocoran melalui rod/as/piston yang bergerak resiprokal
43
Gambar 3.8 Rod Seal
Seal kits adalah gabungan dari beberapa seal yang biasa di pasang pada
mesin yang memiliki pergerakan seperti piston.Seal kits biasanya di pakai
untuk mencegah terjadinya kebocoran cairan seperti oli
3. Cylinder Body
44
Gambar 3.10 Cylinder Body
4. Piston Seal
Piston Seal ini terletak pada pada rod/as/piston dan juga berfungsi
untuk menutup cela antara piston dengan rumah piston. Pada prinsipnya
rod seal dan piston seal hampir identic, yang menbedakan ialah
perletakannya dalam suatu system hydraulic/pneumatik
5. Cap Eye
45
Gambar 3.12 Cap Eye
6. Rod Eye
Prinsip kerja nya pada saat main hidrolik melakukan proses pengepresan
maka hidrolik akan terbuka dan memberi tekanan ,saat main hidrolik sudah
mundur maka hidrolik hand side akan menarik satu persatu filter hingga sterin
jatuh .
46
3.3 Sistem Hydraulic
System hidrolik dapat dipakai untuk mengangkat beban beban yang sangat
berat, system hydraulic akan terus bekerja dengan sempurna selama tidak ada
udara yang terperangkap didalam system tersebut dan juga tidak ada kebocoran
kebocoran dan bagian dalam system yang tersumbat
A. Kontaminasi, Kerusakan oli karena ada pengaruh dari luar oli tersebut
47
2) Zat cair / fluida tidak dapat dimapatkan
1 2 3 4
1) Single acting cylinder ,diberi tenaga hidraulis hanya untuk satu arah
gerakan. oli memasuki head end cylinder sehingga actuator akan
memanjang (extend) sedangkan untuk memendekkan (retract) actuator
digunakan tenaga dari beban itu sendiri. Contohnya Terdapat pada Main
Cylinder Piston pada mesin filter press
48
BAB IV
PEMBAHASAN
49
dapat diperpanjang dengan melakukan perbaikan yang dikenal dengan
pemeliharaan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemeliharaan yang
meliputi kegiatan pemeliharaan dan perawatan pada peralatan produksi/mesin.
50
kondisi mendadak. Breakdown Maintenance ini harus dihindari karena akan
terjadi kerugian akibat berhentinya Mesin produksi yang menyebabkan tidak
tercapai Kualitas ataupun Output Produksi.
A. PeriodicMaintenance(Perawatanberkala)
Periodic Maintenance ini diantaranya adalah perawatan berkala
yang terjadwal dalam melakukan pembersihan mesin, Inspeksi mesin,
meminyaki mesin dan juga pergantian suku cadang yang terjadwal
untuk mencegah terjadi kerusakan mesin secara mendadak yang dapat
menganggu kelancaran produksi. Periodic Maintenance biasanya
dilakukan dalam harian, mingguan, bulanan ataupun tahunan.
B. PredictiveMaintenance(PerawatanPrediktif)
Predictive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan untuk
mengantisipasi kegagalan sebelum terjadi kerusakan total. Predictive
Maintenance ini akan memprediksi kapan akan terjadinya kerusakan
pada komponen tertentu pada mesin dengan cara melakukan analisa
trend perilaku mesin/peralatan kerja. Berbeda dengan Periodic
maintenance yang dilakukan berdasarkan waktu (Time Based),
Predictive Maintenance lebih menitikberatkan pada Kondisi Mesin
(Condition Based).
51
3. Corrective Maintenance (Perawatan Korektif)
1. Presure tidak dapat, Penyebabnya oli kotor atau chek valve tidak bekerja
52
Perwatan untuk fluida atau Oli mesin filter press dilakukan secara
Periodic maintenance dimana akan dilakukan penggantian oli secara berkala dan
terjadwal, Yang dilakukan selama 2 tahun sekali
Kerusakan serta penyebab kerusakan yang terjadi pada Hidrolik hand side
Kerusakan pada Hidrolik hand side hanya di sebabkan oleh satu factor
yaitu adanya kebocoran yang terjadi pada Hidrolik hand side Sehingga
mengakibatkan system hidrolik tidak bekerja. cara menanganinya dengan
mengganti satu set komponen Seal nya sehingga tidak terjadi kebocoran lagi
53
a. Shaft Agitator Crystallizer patah.
b. Blade jatuh atau bengkok
c. Terjadi over shoot pada pembentukan Kristal sehingga slurry yang
terbentuk seperti susu. Hal ini biasanya terjadi karena beberapa hal, antara
lain :
Temperatur chilling water tidak sesuai standart
Flow air pendingin kurang
Setting recipe yang kurang tepat
Agitator tidak berjalan dengan baik.
Jika peristiwa ini terjadi maka RBDPO harus dipanaskan kembali dan
diproses ulang.
d. Selain itu pada proses penyaringan juga terjadi sobek sehingga CP olein
naik. Ketika hal ini terjadi maka filter cloth perlu diganti.
Qk =
Keterangan
Qk = Kapasitas (Ton/hari)
T = Waktu dalam satu hari (menit)
Tw = Total waktu washing filter dalam sehari ( menit)
Jk = Jumlah crystallizer
Kk = Kapasitas crystallizer/unit (ton)
Tc = Total waktu proses kristalisasi (menit)
Tfi = Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi 1 unit
crystallizer (menit)
Tf = Total waktu yang dibutuhkan untuk menyaring 1
unit crystallizer (menit)
ti = Waktu jarak start filter press ( ideal 1 menit)
54
B. Kapasitas olah bedasarkan filter press
Bedasarkan filter press kapasitas dapat didapatkan dengan cara :
Qf =
Jf =
Yield =
Keterangan :
Qf = Kapasitas fraksinasi (ton/hari)
Jf = Total jumlah dilakukan penyaringan
Th = Total waktu dalam satu hari ( menit )
Tw = Total waktu dilakukan pembersihan filter
Tf = Waktu yang dilakukan dalam satu kali penyaringan
(menit)
Bc = Total berat fraksi padat dalam satu kali penyaringan (ton)
ti = Waktu jarak start filter press (ideal 1 menit)
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
55
1. Untuk sistem perawatan Maintenance Hidrolic Hand Side harus dilakukan
pengecekan secara rutin agar tidak terjadi kerusakan yang terlalu parah.
2. Mesin yang menggunakan System hidrolik seperti mesin fillter press akan
tetap bekerja/beroperasi dengan sempurna selama tidak ada kebocoran
atau bagian system yang tersumbat.
3. Program Praktek Industri bertujuan untuk Mahasiswa yang di perguruan
tinggi terutama di bidang teknik mesin, dengan kerja praktek ilmu yang
didapat secra teori di bangku kuliah dapat dilihat aplikasinya di dunia
industri.
5.2 Saran
56
DAFTAR PUSTAKA
https://annajahmilenia.blogspot.com/2019/10/memahami-komponen-cara-
hydrolic.html
https://coretanramadezzblogspot.com/2019/01/Pengertian-hydraulic.html
57