Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Makalah Dinamika Populasi Dan Struktur Komunitas - 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 25

Makalah Ekologi Hewan

“Dinamika Populasi dan Struktur Komunitas”

Disusun oleh :
Kelompok 3
Lidia D. Mongguwi – 17507106
Ivena R. Mansanaris – 17507058
Laura Ratu – 17507148

Jurusan Biologi
Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam
Universitas Negeri Manado
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah “dinamika populasi dan
struktur komunitas” dengan baik. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah ekologi hewan.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang sudah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, saran dan kritik
yang membangun dari pembaca makalah ini. Semoga makalah ini akan memberikan
manfaat bagi kita semua.

Tondano, 12 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ..............................................................................i

Daftar isi .......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................1

Latar belakang ...............................................................................1

Rumusan Masalah..........................................................................2

Tujuan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................3

Dinamika Populasi.........................................................................3

Pengertian Populasi .......................................................................4

Ciri-Ciri Dasar Populasi ................................................................5

Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya ..............................6

Parameter Utama Populasi ............................................................8

Distribusi Individu dalam Populasi ...............................................11

Pertumbuhan Populasi ..................................................................12

Struktur Komunitas .......................................................................13

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komunitas.............14

Parameter Struktur Komunitas.......................................................15

BAB III PENUTUP .....................................................................20

Kesimpulan ...................................................................................20

Saran .............................................................................................21

Daftar Pustaka ...............................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya.Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu").Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya.Istilah
ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914).Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan
lingkungannya.Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik
antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik
adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba.
Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup,
yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan
suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Hubungan  keterkaitan dan 
ketergantungan antara seluruh komponen ekosistem harus dipertahankan dalam
kondisi yang stabil dan seimbang (homeostatis). Perubahan terhadap salah satu
komponen akan memengaruhi komponen lainnya .Homeostatis adalah kecenderungan
sistem biologi untuk menahan perubahan dan selalu berada dalam keseimbangan.
Ekosistem  mampu memelihara dan mengatur diri sendiri seperti halnya komponen
penyusunnya yaitu organisme dan populasi. Dengan demikian, ekosistem dapat
dianggap suatu cibernetik di alam. Namun manusia cenderung mengganggu sistem
pengendalian alamiah ini. Ekosistem merupakan kumpulan dari bermacam-macam
dari alam tersebut, contoh hewan, tumbuhan, lingkungan, dan yang terakhir manusia.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Dinamika Populasi ?
2. Apa pengertian Populasi ?
3. Bagaimana ciri-ciri dasar populasi ?
4. Bagaimana Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya ?
5. Bagaimana Parameter Utama Populasi ?
6. Bagaimana Distribusi Individu dalam Populasi ?
7. Bagaimana Pertumbuhan Populasi ?
8. Bagaimana Struktur Komunitas ?
9. Apa saja Faktor-Faktoryang mempengaruhi Perubahan Komunitas ?
10. Bagaimana Parameter Struktur Komunitas ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian Dinamika Populasi.
2. Mengetahui  pengertian Populasi.
3. Mengetahui ciri-ciri dasar populasi.
4. Mengetahui Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya
5. Mengetahui Parameter Utama Populasi
6. Mengetahui Distribusi Individu dalam Populasi
7. Mengetahui Pertumbuhan Populasi
8. Mengetahui Bagaimana Struktur Komunitas
9. Mengetahui Apa saja Faktor-Faktoryang mempengaruhi Perubahan
Komunitas
10. Mengetahui Bagaimana Parameter Struktur Komunitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. POPULASI
A. Dinamika Populasi
Dinamika Populasi Merupakan ilmu yang mempelajari pertumbuhan
serta pengaturan populasi. Suatu tegangan terdapat di antara kecenderungan
suatu populasi untuk tumbuh dan batas terhadap pertumbuhan tersebut yang
ditentukan oleh lingkungan. Hal ini tentu berkaitan dengan parameter
populasi. Khusus di dalam pengaturan kerapatan populasi dikenal adanya
mekanisme “density dependent” (mekanisme yang bergantung kepada
kerapatan) dan mekanisme “density independent” (mekanisme yang tak
bergantung pada kerapatan).  Secara umum, aspek-aspek yang dipelajari
dalam dinamika populasi adalah:
1. Populasi sebagai komponen dari sistem lingkungan.
2. Perubahan jumlah individu dalam populasi.
3. Tingkat penurunan, peningkatan, penggantian individu dan proses yang
menjaga kestabilan jumlah individu dalam populasi.
4. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perubahan jumlah individu
dalam populasi.
Terdapat dua faktor yang mengontrol dinamika populasi ini, faktor
pertama disebut faktor yang bergantung pada densitas (densitydependant),
pengaruh faktor ini dipengaruhi oleh densitas hewan. Faktor-faktor yang
termasuk kelompok ini antara lain kompetisi, predasi, penyakit,dan
kecelakaan. Faktor kedua disebut faktor yang tidak bergantung pada densitas
(density-independant), seperti iklim, cuaca, dan bencana alam.
Dinamika populasi merupakan peristiwa fluktuasi dalam ukuran dan
komposisi individu suatu populasi. Terdapat tiga model dinamika populasi
dalam ukuran, yaitu meningkat, menurun, dan tetap/stabil. Pada populasi yang

3
tertutup, artinya tidak ada migrasi, hanya dua faktor saja yang
mempengaruhinya, yaitu jumlah kelahiran dan jumlah kematian. Jika jumlah
kelahiran lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kematian, maka ukuran
populasi meningkat (pertumbuhan positif). Jika jumlah kelahiran lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah kematian, maka ukuran populasi menurun
(pertumbuhan negatif). Sebaliknya jika jumlah kelahiran sama dengan jumlah
kematian, maka ukuran populasi tetap (pertumbuhan nol). Dengan demikian,
pertumbuhan nol tidak berarti bahwa populasi tersebut tidak mengalami
perubahan, tetapi perubahan hanya terjadi pada komposisi individunya saja.
Pertumbuhan populasi bersangkutpaut dengan konsep laju natalitas dan
laju mortalitas, yang disebut sebagai laju vital populasi. Dan bersangkutan
juga dengan kerapatan atau cacah individu di dalam populasi. Berikut ini
adalah yang disebut laju kasarnatalitas, laju kasar mortalitas dan laju kasar
pertumbuhan.
Laju natalitas (b) = cacah kelahiran per satuan waktu / rerata populasi

Laju mortalitas (d) =cacah kematian per satuan waktu / rerata populasi

Laju pertumbuhan = (cacah yang lahir) - (cacah yang mati) / rerata


populasi dalam selang waktu

B. Pengertian Populasi
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme.
Pengertian ini dikemukakan untuk menjelaskan bahwa individu- individu
suatu jenis organisme dapat tersebar luas di muka bumi, namun tidak
semuanya dapat saling berhubungan untuk mengadakan perkawinan atau
pertukaran informasi genetik, karena tempatnya terpisah. Individu- individu
yang hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan
perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik
dinyatakan sebagai satu kelompok yang disebut populasi Dalam

4
penyebarannya individu-individu itu dapat berada dalam kelompok-
kelompok, dan kelompok-kelompok itu terpisah antara satu dengan yang lain.
Pemisahan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau
kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling
berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik.

C. Ciri-Ciri Dasar Populasi


Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri biologis, yang merupakan ciri-
ciri yang dipunyai oleh individu-individu pembangun populasi itu, serta ciri-ciri
statistik, yang merupakan ciri uniknya sebagai himpunan atau kelompok
individu-individu yang berinteraksi satu dengan lainnya
1. Ciri- ciri biologi Seperti halnya suatu individu, suatu populasi pun
mempunyai ciri- ciri biologi, antara lain:
a. Mempunyai struktur dan organisasi tertentu, yang si fatnya ada
yang konstan dan ada pula yang berfluktuasi dengan berjalannya
waktu (umur)
b. Ontogenetik, mempunyai sejarah kehidupan (lahir, tumbuh,
berdiferensiasi, menjadi tua  = senessens, dan mati)
c. Dapat dikenai dampak lingkungan dan memberikan respons
terhadap perubahan  lingkungan
d. Mempunyai hereditas
e. Terintegrasi oleh faktor- faktor hereditaa oleh faktor- fektor
herediter (genetik) dan ekologi (termasuk dalam hal ini adalah
kemampuan beradaptasi, ketegaran reproduktif dan persistensi.
Persistensi dalam hal ini adalah adanya kemungkinan untuk
meninggalkan keturunanuntuk waktu yang lama.
2. Ciri- ciri statistic
Ciri- ciri statistik merupakan ciri- ciri kelompok yang tidak dapat di
terapkan pada individu, melainkan merupakan hasil perjumpaan dari ciri-
ciri individu itu sendiri, antara lain:

5
a. Kerapatan (kepadatan) atau ukuran besar populasi berikut
parameter- parameter utama yang mempengaruhi seperti
natalitas, mortalitas, migrasi, imigrasi, emigrasi.
b. Sebaran (agihan, struktur) umur
c. Komposisi genetik (“gene pool” = ganangan gen)
d. Dispersi(sebaran individu intra populasi

D. Kerapatan Populasi dan Cara Pengukurannya


Kerapatan populasi adalah ukuran besar populasi yang berhubungan
dengan satuan ruang (area), yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai
jumlah (cacah) individu dan biomasa persatuan luas, persatuan isi( volume)
atau persatuan berat medium lingkungan yang ditempati. Misalnya, 50
individu tikus sawah per hektar, 300 individu keratela sp (zooplankton) per
meter kubik air, 3 ton udang per hektar luas permukaan tambak, atau 50
individu afik( kutu daun) per daun. Pengaruh populasi terhadap  komunitas
dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang
terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya
kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari kerapatan
ekologi( kerapatanspesifik. Kerapatan kasar adalah kerapatan yang didasarkan
atas kesatuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologi adalah kerapatan yang
didasarkan atas ruang yang benar- benar (sesungguhnya) ditempati
(mikrohabitat). Contoh : kerapatan afik (kutu daun) per pohon dibandingkan
dengan kerapatan afik per daun, Lebih lanjut, kerapatan populasi suatu hewan
dapat dinyatakan dalam bentuk kerapatan mutlak(absolut) dan kerapatan
nisbi( relatif). Pada penafsiran kerapatan mutlak diperoleh jumlah hewan per
satuan area, sedangkan pada penafsiran kerapatan nisbi nisbi hal itu tidak
diperoleh, melainkan hanya akan menghasilkan suatu indeks kelimpahan
(lebih banyak atau sedikit, lebih berlimpah atau kurang berlimpah).
Pengukuran kerapatan populasi kebanyakan dilakukan dengan sensus atau
metode menggunakan sample (sampling).

6
1. Kerapatan mutlak   Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan
cara:
a. Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh) Metode ini disebut
juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari
individu yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya
diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya
menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga
dapat digunakan untuk menentukan  populasi hewan  yang berjalan
lambat, misalnya jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain-
lain
b. Metode Sampling (cuplikan) Pada metode ini, pencacahan
dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil
dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk
membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Pemakaian
metode ini bersangkut paut dengan masalah penentuan ukurann
dan jumlah cuplikan, oleh karena itu bersangkut paut pula dengan
metode- metode statistik.beberapa metode pencuplikan yang
digunakan antara lain:
1) Metode kuadrat Pencuplikan dilakukan pada suatu luasan yang
dapat berbentuk bujur sangkar, persegi enam, lingkaran dan
sebagainya. Prosedur yang umum dipakai disini adalah
menghitung semua individu dari beberapa kuadrat yang
diketahui ukurannya dan mengekstrapolasikan harga rata-
ratanya untuk seluruh area yang diselidiki.
2) Metoda menangkap- menandai- menangkap ulang Metode ini
dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini
mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: 1. individu- individu
yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara
acak.2. individu- individu yang diberi tanda mengalami laju
mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda.3. tanda-

7
tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak
tampak.
3) Metode removal (pengambilan) Metode ini umum digunakan
untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi
dasar yang digunakan dalam metode pengambilan adalah
sebagai berikut: 1. populasi tetap stasioner selama periode
penangkapan.2. peluang setiap individu populasi untuk
tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama.3.
probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda
penangkapan adalah sama.

2. Pengukuran kerapatan nisbi (relatif)


Beberapa diantara pengukuran kelimpahan relatif adalah sebagai
berikut :
a. Menggunakan perangkap
b. Menggunakan jala
c. Menghitung jumlah felet faeses
d. Frekuensi vokalisasi, indeks kelimpahan populasi dinyatakan
sebagai frekuensi bunyi persatuan waktu
e. Tangkaan persatuan usaha
f. Jumlah artifakta
g. Daya makan
h. Kuesioner
i. Sensus tepi jalan
j. Umpan manusia

E. Parameter Utama Populasi


Natalitas
Natalis Merupakan kemampuan populasi untuk bertambah atau
untukmeningkatkan jumlahnya, melalui produsi individu baru yang dilahirkan

8
atau ditetaskan dari teliu melalui aktifitas perkembangan. Laju natalitas: jumlah
individu baru per individu atau per betina per satuan waktu.
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
1. fertilitas tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm
populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di
ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan.
2. fekunditas tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan
individu baru. Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu:
1.natalitas maksimum= n. mutlak (absolut)=n. 2. natalitas ekologi=
pertambahan populasi dibawah kondisi lingkungan yang spesifik atau
sesungguhnya.
Angka kelahiran dibedakan menjadi dua, yaitu angka kelahiran
kasar dan angka kelahiran pada umur spesifik. a) Angka kelahiran kasar
(crude birth rate atau crude natality) didefinisikan sebagai rasio jumlah
kelahiran (B) selama suatu periode tertentu dengan total populasi (N)
dengan rumus perhitungan:
b = B/N
N biasanya 1000 individu, untuk mamalia besar waktu yang sering
digunakan ialah 1 tahun, oleh karena itu b adalah jumlah kelahiran
hidup per 1000 individu per tahun. b) Angka kelahiran pada umur
spesifik (b) didefinisikan sebagai jumlah kelahiran dari induk betina
umur tertentu (x) selama periode waktu
tertentu dibagi jumlah betina populasi (Nx). Dengan demikian rumus
perhitungannya menjadi:
b = Bx/Nx

Mortalitas

Mortalitas Menunjukkan kematian individu dalam populasi.Juga dapat


dibedakan dalam dua jenis yakni:

9
1. Mortalitas ekologik = mortalitas yang direalisasikan yakni,matinya
individu dibawah kondisi lingkungan tertentu.
2. Mortalitas minimum(teoritis), yakni matinya individu dalam kondisi
lingkungan yang ideal, optimum dan mati semata- mata karena usia tua.

Seperti halnya angka kelahiran, angka kematian (death/mortality rate)


dibedakan menjadi angka mortalitas kasar dan angka mortalitas pada kelompok
umur tertentu.

a. Kematian kasar diperoleh dengan menghitung rasio jumlah kematian


(D) dan total populasi pada periode waktu tertentu, pada mamalia besar
digunakan satu tahun. Rumus yang digunakan ialah:

d = D/N

Pada mamalia besar angka kematian kasar biasanya merujuk pada


jumlah kematian per 1000 hewan setiap tahun.
b. Kematian pada umur tertentu (dx) dihitung dengan mengurangi jumlah
individu hidup pada awal tahun dengan jumlah yang hidup di akhir
interval umur.
Sebagai contoh: jumlah individu pada akhir interval umur 0-1 tahun
hanya 460 ekor dari jumlah kelahiran selamat 1000, maka mortalitas
pada umur spesifik tersebut adalah:
d0 = 1000 - 460 = 540 atau 0,540 atau 54%. c. Angka Kematian pada
kelas umur spesifik.
Angka Kematian pada kelas umur spesifik didefinisikan sebagai
proporsi hewan hidup pada umur x yang mati sebelum x + 1 dengan
rumus perhitungan:
qx = dx / lx; dengan d adalah jumlah kematian kelas umur x selama
interval waktu tersebut dan lx adalah jumlah yang sintas (bertahan
hidup) pada awal interval kelas umur. Sebagai contoh: suatu kohort
1000 ekor (l0) setelah akhir interval umur hanya 460 yang sintas, angka

10
kematian untuk kelas umur pertama (q0) adalah:
qo = d0 / l0 = (1000-460) / 1000 = 0,540 atau 54%.

Jika pada akhir interval umur berikut (1-2) kohort hanya 440 dari 1000
ekor sebelumnya maka q1 adalah:
q1 = d1 / l1 = (460 - 460)/460 = 0,043 atau 4,3%. d. Angka Kesintasan
pada umur spesifik (Age-specific survival rate)
Angka Kesintasan pada umur spesifik didefinisikan sebagai proporsi
hewan hidup pada umur x yang sintas sampai umur x + 1. Nilai px
diperoleh dengan mengurangi 1 dengan nilai qx, oleh karena itu qx + px
= 1.
Contoh: jika q0 = 0,540, maka p0 = 1 – 0,540 atau 0,560.

Emigrasi, imigrasi dan migrasi         

Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan.

a. Emigrasi  : perpindahan keluar dari area suatu populasi.


b. Imigrasi   : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan 
mengakibatkan meningkatkan kerapatan
c. Migrasi   : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan
kembali dari populasi.

F. Distribusi Individu dalam Populasi


Distribusi individu dalam populasi, sering kali disebut sebagai dispersi
atau pola penjarakan (pola penyebaran) secara umum dapat di bedakan atas 3
pola utama yaitu:
a.        Acak (Random) Pada pola sebaran ini peluang suatu individu untuk
menempati sesuatu situs dalam area yang di tempati adalah sama, yang
memberikan indikasi bahwa kondisi lingkungan bersifat seragam. Keacakan

11
berarti pula bahwa kehadiran individu lainnya. Dalam sebaran statistik, sebaran
acak ini ditunjukkan oleh varians (s2) yang sama dengan rata-rata (x).
b.      Teratur (Seragam, unity): Pola sebaran ini terjadi apabila diantara
individu-individu dalam populasi terjadi persaingan yang keras atau ada
antagonisme positif oleh adanya teritori-teritori terjadi penjarakan yang kurang
lebih merata. Pola sebaran teratur ini relatif jarang terdapat di alam. Lewat
pendekatan statistik, pola sebaran teratur ini di tunjukkan oleh varians (s2) yang
lebih kecil dari rata-rata (x)
c.       Mengelompok (Teragregasi, Clumped) Merupakan pola sebaran yang
relatif paling umum terdapat di alam pengelompokan itu sendiri dapat terjadi
oleh karena perkembangbiakan, adanya atraksi sosial dan lain-lain. Lewat
pendekatan statistik, pola sebaran menelompok ini varians (s2) yang lebih besar
dari rata-rata (x)

G. Pertumbuhan Populasi
Suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran di
dalam populasi itu lebih besar dar laju kematian, dengan mengasumsikan bahwa
laju emigrasi. Dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi, yakni bentuk
pertumbuhan eksponensial ( dengan bentuk kurva J) dan bentuk pertumbuhan
sigmoid (dengan bentuk kurva S)
1.    Pertumbuhan Eksponensial Pertumbuhan populasi bentuk eksponensial ini
terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu
ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainnya tidak beroperasi
membatasi, tanpa da persaingan dan lain sebagainya. Pada pertumbuhan
populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial
dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku
mendadak.
2.    Pertumbuhan Sigmoid Pada pertumbuhan populasi yang berbentuk sigmoid
ini, populasi mula-mula meningkat sangat lambat (fase akselerasi positif).
Kemudian makin capet sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik

12
(fase logaritmik), namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin
meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra
spesies (fase akselerasi negatif) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang
kurang lebih seimbang (fase keseimbangan). Tingkat populasi yang merupakan
asimptot atas dari kurva sigmod, yang menandakan bahwa populasi tidak dapat
meningkat lagi di sebut daya dukung (K= suatu konstanta). Jadi daya dukung
suatu habitat adalah tingkat kelimpahan populasi maksimal (kerapatan jumlah
atau biomasa) yang kelulus hidupannya dapat di dukung oleh habitat tersebut.
Faktor pembatas pertumbuhan populasi : v  Tergantung kepadatan : makanan
dan ruangan v  Tidak tergantung kepadatan :iklim dan bencana alam Faktor
pembatasmenyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan hidup.
Populasi adalah suatu kesatuan yang selalu berubah dan yang menarik
perhatianadalah bukan hanya perubahan dalam ukuran besarnya dan
komposisinya pada saat yang manapun, tetapi juga bagaimanakah populasi itu
berubah. Ada beberapa karakteristik populasi yang berhubungan dengan istilah
laju, yang diperoleh dengan membagi perubahan dengan periode waktu
berlangsungnya perubahan. Jadi laju menunjukkan kecepatan sesuatu berubah
dalam satuan waktu. Cacah kelahiran per tahun adalah kelahiran. Istilah “per”
berarti “dibagi oleh”. Untuk rerata perubahan populasi dapat dinyatakan dengan
notasi baku delta N per delta t, dengan keterangan N = ukuran besarnya
populasi (atau ukuran lain untuk kepentingan), sedangkan t = waktu. Notasi
untuk laju sesaat adalah dN/dt.

II.KOMUNITAS
A. Struktur Komunitas
Komunitas merupakan kumpulan populasivyang terdiri dari berbagai
spesiesyang menempati suatu daerah tertentu. Menurut Odum (1994),
komunitas diklasifikasikan dengan melihat bentuk atau sifat struktur utamanya
seperti spesies yang dominan, bentuk atau indikator hidup, habitat fisik dari
komunitas dan sifat maupun tanda-tanda fungsional.

13
Komunitas dapat dikaji berdasarkan klasifikasi sifat strukturall (struktur
komunitas). Struktur komunitas dipelajari melalui beberapa cara yaitu ukuran,
komposisi, dan keanekaragaman spesies. Struktur komunitas juga berkaitan erat
dengan kondisi habitat. Perubahan pada habitat dapat mempengaruhi tingkat
spesies sebagai komponen terkecil penyusunan populasi yang membentuk
komunitas. Berdasarkan pendapat tersebut, dijelaskan bahwa komunitas
merupakan kesatuan dinamik dari hubungan fungsional yang saling
mempengaruhi diantaranya populasi, dimana komunitas berperan pada
posisinya masing-masing dan menyebar dalam ruang serta tipe
habitatnya(Odum, 1994).
Keberadaan keanekaragam jenis organismeeyang hidup dengan cara
beraturan, tidak tersebar begitu saja tanpa adanya saling ketergantungan
(interaksi), Dapat dikaji pada tingkat komunias sehingga pada konsep
komunitas menjadi sangat penting dalam mempelajari ekologi. Menurut
Dharmawan et al. (2005), kajian komunuias dilakukan untuk mengetahui
keseimbangan yang tergambar didalam struktur dan komposisi populasi
penyusunnya. Kajian komunitas juga bertujuan untuk mengetahui pola sebaran
komunitas dan perubahannya dipakai sebagai hasil interaksi semua komponen
yang bekerja dalam komunitas tersebut.
Komunitas dan komponen penyusunnya adalah sebuah organisasi
kehidupan yang masing-masing memiliki dinamika sendiri disebut struktur
komunitas (Satino, 2011). Menurut Husamah, (2015), Struktur komunitas
adalah suatu konsep yang mempelajari susunan atau komposisi spesies dan
kelimpahan dalam suatu komunitas. Komunitas mempunyai struktur dan pola
tertentu terhadap keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi dengan ciri
yang unik pada suatu kommunitas. Analisa mengenai kelimpahan,
keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi dari suatu komunitas, serta
keseimbangan jumlah tiap spesiesnya.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komunitas

14
Struktur dalam komunitas dapat berubah dikarenakan sebagian besar dapat
diganti dalam ruang dan waktu tertentu. Meskipun secara fungsi komunitas
hampir serupa tetapi memiliki komposisi jenis yang berbeda. Komposisi
komunitas merupakan jenis dan jumlah individu penyusun komunitas disuatu
tempat. Struktur komunitas memiliki karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki
oleh setiap jenis komponen penyusunnya. Penyebaran jenis dan populasi
komunitas ditentukan oleh beberapaafaktor seperti sifat fisik, kimia dan biologi
perairan. Sifat fisik perairan seperti kecepatan arus, kekeruhanaatau kecerahan,
pasang surut, kedalaman, substratadasar dan suhu. Sifat kimia seperti
kandungan oksigen, karbondioksidaaterlarut, pH, bahan organik, dan
kandungan hara yang dapat mempengaruhi hewan tersebut. Sifat-sifat fisika
dan kimia secara langsung maupun tidak langsung dapat berpengaruh bagi
kehidupan. Perubahan kondisi fisika-kimia suatu perairan kemungkinan akan
berdampak buruk dan merugikan terhadap populasi yang hidup di ekosistem
tersebut (Juwita, 2017).

C. Parameter Struktur Komunitas

Terdapat lima karakteristik komunitas pada umumnya yang diukur dan dikaji
yaitu bentuk struktur pertumbuhan, dominansi, kelimpahan relaitf, struktur
trofik dan keanekaragaman atau diversitas jenis (Wijayanti, 2011). Menutut
Leksono (2007), bahwa membatasi parameter komunitas bersifat kuantitatif
seperti kekayaan jenis, keanekaragaman dan kelimpahan relatif. Pengamatan
struktur komunitas perlu dilakukan sebelum mempelajari berbagai hubungan
komunitas dengan lingkungan.Hal-hal yang perlu dipahami ketika mengkaji
struktur komunitas, yaitu jenis makhluk hidup penyusun, densitas (kepadatan),
dan keanekaragaman jenis (Satino, 2011).
1) Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman merupakan suatu keragaman diantara anggota-anggota
yang ada didalam kelompok. Dilanjutkan McNaughthon & Wolf (1998),

15
Keanekaragaman dalam konsep ekologi tertuju pada keanekaragaman
jenis.
Keanekaragaman Jenis adalah suatu karakteristik atau ciri tingkatan
komunitas (Barbour et al., 1999), berdasarkan organisasi biologisnya dan
dapat digunakan untuk menyatakan struktur komunitas (Soegianto, 1994).
Lebih lanjut McNaughton & Wolf (1998) menjelaskan bahwa pengukuran
keanekaragaman jenis melalui jumlah jenis dalam komunitas dan
kelimpahan relatifnya. Keanekaragaman jenis berdasar asumsi bahwa
populasi dari jenis-jenis yang secara bersama-sama terbentuk, berinteraksi
antara satu dengan lainnya dalam lingkungan dangan berbagai cara
menunjukkan jumlah jenis yang ada serta kelimpahan relatifnya.
Keanekaragaman jenis terdiri atas dua komponen yaitu jenis yang ada,
umumnya mengarah ke kekayaan (richness) dan kelimpahan relatif jenis
yang mengarahkan ke kesamaan atau kemerataan (eveness dan equitability)
(McNaughton &Wolf, 1998). Dilanjut Odum (1994) menjelaskan bahwa
dua komponen tersebut dapat memberi reaksi berbeda-beda terhadap faktor
geografi, perkembangan atau fisik.
2) Indeks Shannon-Wiener (H’)
Menurut Odum (1994) indeks Shannon-Wiener (H’) banyak digunakan
dan merupakan tiruan dari rumus teori informasi yang mengandung
faktorial sukar dihitung, menggabungkan komponen keanekaragaman
(vaiety) dan komponen kemerataan atau kesamaan (eveness/E) sebagai
suatu indeks keanekaragaman (overall indekx of diversity). Indeks ini
merupakan satu indeks terbaik untuk membuat perbandingan dimana
dengan tidak memisahkan komponen-komponen keanekaragaman.
Data kelimpahan diambil secara acak dari setiap komunitas atau
subkomunitas. Perhitungan untuk keanekaragaman menggunakan indeks
keanekaragaman Shanon-Wiener (H’) (Soegianto, 1994).
Adapun rumus indeks Shannon-Wiener (H’) menurut Krebs (1989)
adalah :

16
𝑯′ = −𝚺𝒑𝒊𝐥𝐧𝒑𝒊
Dimana pi = ni/N adalah perbandingan antara jumlah jenis ke I dengan
jumlah total individu (Ludwing & Reynolds, 1998). Kriteria nilai indeks
keanekaragaman jenis berdasarkan Shannon-Wiener (H’) sebagai berikut:
a. H’>3 menunjukkan keanekaragamn tinggi
b. 1< H’ < 3 menunjukkan keanekargaman sedang
c. H’ < 1 menunjukkan keanekaragaman rendah (Barbour et al., 1987)
Nilai indeks Shannon Wiener (H’) umumnya bernilai antara 1,5 – 3,5 dan
jarang sekali mencapai nilai 4,5. Semakin besar H’ sebuah komunitas maka
akan semakin tinggi kelimpahan relative komunitas tersebut. Sementara
menurut Ludwig & Reynolds (1998), bahwa H’ = 0 terjadi jika hanya
terdapat satu jenis dalam satu sampel dan jika nilai H’ maksimal maka
jumlah individu yang sama pada semua jenisnya menunjukkan kelimpahan
terdistribusi secara sempurna.
Suatu komunitas memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi jika tersusun
oleh banyak jenis dengan kelimpahan hampir sama. Sebaliknya
jikaakomunitas hanya memiliki sedikit jenis, dan hanya beberapa yang
dominan, maka keanekaragaman jenis dikategorikan rendah (Soegianto,
1994).
3. Indeks Kemerataan atau Eveness (E)
Menurut Magurran (1988), meskipun Shanon-Weiner telah melampirkan
eveness didalam perhitungan, namun eveness dapat dihitung secara terpisah
menggunakan nilai Hmax (maximum diversity). Rumus eveness adalah,

Keterangann:
S = jumlahhtotal jenis
H’ = nilai indekssShannon-Weiner
Rumus ini hampir sama dengan rumus J’ oleh Pielou (1997), dimana H’
relatif lebih cepat diperoleh nilai maksimum; bahwa H’ diperoleh ketika

17
semua jenis dalam sampel tanpa kesalahan walaupun dengan satu individu
per jenis (yaitu ln S). Peet (1974) menunjukkan bahwa J’ dipengaruhi
kekuatan dari jenis kekayaan jenis.
Nilai indeks kemerataan atau Eveness (E) berkisar antara nilai 0 sampai
1 (Magurrann, 1988). Krebs (1989) mengkategorikan kisaran indeks ini
yaitu apabila Ee<e1 tergolong kemerataann jenis tinggi; 0,4e< Ee< 0,6e
berarti kemerataan jenis sedang dan Ee<e0,4 yang berarti kemerataan jenis
rendah.
4. Indeks Dominansi
Komunitas dalam kondisi alam diatur oleh faktor abiotik seperti
kelembaban, suhu, dan faktor biologi. Suatu komunitas secara biologi dapat
terkendali oleh adanya jenis tunggal atau kelompok jenis dominan.
Tingginya dominansi menunjukkan rendahnya keanekaragaman (Odum,
1998).
Menururt Suheryanto (2008), suatu kondisieyang beragam, satu jenis
tidak dapat menjadi lebih dominan dari yang lainnya, sedangkan apabila
satuuatau dua jenis mencapai kepadatan yang lebih besar dibandingkan
dengan lainnya maka komunitas itu memiliki kondisi yang kurang beragam.
Dominasi adalah perbandingan jumlah individu dalam suatu jenis dengan
jumlah total individu seluruh jenis.
Menurut Odum (1993) menyatakan bahwa untuk mengetahui indeks
dominansi (D) dengan rumus:

Keterangan :
D : indeks dominansi
ni : nilai kepentingan untuk setiap jenis (jumlah individu spesies ke-i)
N : nilai kepentingan total (jumlah semua tiap spesies)
Melihat dari kualitas perairan dengan keragaman jenis yang tinggi, maka
kisaran nilainya adalah D = 0, maka tidak terdapat spesies yang

18
mendominansi spesies lainnya atau struktur komunitas dalam keadaan
stabil. Tetapi jika D = 1, maka terdapat spesies yang mendominansi spesies
lainnya atau struktur komunitas labil, karena tejadi tekanan ekologis atau
stress.

19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dinamika populasi adalah pengetahuan yang mempelajari
pertumbuhan populasi organisme. Populasi adalah individu-individu yang
hidup disuatu tempat tertentu dan antara sesamanya dapat melakukan
perkawinan sehingga dapat mengadakan pertukaran informasi genetik
dinyatakan sebagai satu kelompok. Ada dua ciri dasar populasi, yaitu :ciri
biologis, yang merupakan ciri-ciri yang dipunyai oleh individu-individu
pembangun populasi itu, serta ciri-ciri statistik, yang merupakan ciri
uniknya sebagai himpunan atau kelompok individu-individu yang
berinteraksi satu dengan lainnya Ukuran populasi menyatakan banyaknya
individu  anggota populasi di suatu daerah tertentu. Jika daerah penyebaran
populasi luas sehingga pengukuran populasi secara menyeluruh sulit di
lakukan, besarnya ukuran populasi yang di gunakan adalah kepadatan
populasi, yang menyatakan individu persatuan luas tertentu. Ukuran dan
kepadatan populasi dapat di ukur dengan metode sensus, sampling atau
pengukuran nisbi. Populasi dapat tumbuh cepat atau lambat. Kecepatan
pertumbuhan populasi di tentukan dengan perbedaan angka kelahiran dan
angka kematian. Kecepatan pertumbuhan populasi itu di pengaruhi oleh
jumlah kematian sebelum mencapai umur reproduktif, dan ketahanan
hidup pada umur tertentu.
Komunitas merupakan kumpulan populasiyang terdiri dari berbagai
spesiesyang menempati suatu daerah tertentu.Komunitas dapat dikaji
berdasarkan klasifikasi sifat strukturall (struktur komunitas). Struktur
komunitas dipelajari melalui beberapa cara yaitu ukuran, komposisi, dan
keanekaragaman spesies. Struktur komunitas juga berkaitan erat dengan
kondisi habitat. Perubahan pada habitat dapat mempengaruhi tingkat
spesies sebagai komponen terkecil penyusunan populasi yang membentuk
komunitas.

20
B. Saran
Makalah yang kami buat belum sempurna  sesuai yang diharapkan,
karena, kami hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf / kesalahan,
kelebihan itu hanya milik Tuhan semata. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan di masa
mendatang.

21
DAFTAR PUSTAKA

Soetjipta, Drs, M.Pd. 1994. Dasar- Dasar Ekologi Hewan. Jakarta : Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Susanto, Pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta :Departemen Pendidikan Dan


Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED Zulkifli,
Hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. www.google.co.id//ekologi
hewan//populasihewan/d/

SAROYO SUMARTO&RONI KONERI. 2016. EKOLOGI HEWAN. CV. Patra


Media Grafindo. Bandung

22

Anda mungkin juga menyukai