Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

REVISI KTI NURUL LAILY D3 KEPMA Fix

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 127

GAMBARAN UPAYA KELUARGA DALAM PENURUNAN RESIKO

DIABETES MELITUS PADA KELUARGA YANG MEMILIKI RIWAYAT


DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRAKSAAN
KABUPATEN PROBOLINGGO
(Studi Kasus)

KARYA TULIS ILMIAH

NURUL LAILY MASRUROH

P17210174074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG
2020

i
GAMBARAN UPAYA KELUARGA DALAM PENURUNAN RESIKO
DIABETES MELITUS PADA KELUARGA YANG MEMILIKI RIWAYAT
DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KRAKSAAN
KABUPATEN PROBOLINGGO
(Studi Kasus)

Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus ini disusun sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Malang
Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

NURUL LAILY MASRUROH

P17210174074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG

2020

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurul Laily Masruroh

NIM : P17210174074

Program Studi : DIII Keperawatan Malang

Jurusan : Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis
ini bear-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hal terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 11 Mei 2020

Yang membuat pernyataan

Nurul Laily Masruroh

NIM. P17210174074

Mengetahui,
Pembimbing

Tanto Hariyanto, S.Kep Ns M.Biomed


NIP. 197207071996031003

iii
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus “Gambaran Upaya Keluarga dalam Penurunan
Resiko Diabetes Melitus pada Keluarga yang memiliki Riwayat Diabetes Melitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Kraksaan Kabupaten Probolinggo oleh Nurul Laily
Masruroh (NIM. P17210174074) telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Malang, 11 Mei 2020

Pembimbing

Tanto Hariyanto, S.Kep Ns M.Biomed


NIP. 197207071996031003

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Studi Kasus oleh Nurul Laily Masruroh


(NIM.P17210174074), dengan judul “ Gambaran Upaya Keluarga Dalam
Penurunan Resiko Diabetes Melitus pada Keluarga yang Memiliki Riwayat
Diabetes Melitus di Puskesmas Kraksaan Kabupaten Probolinggo” telah
dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal :

Penguji I Penguji II

Dr. Ekowati Retnaningtyas, SKp, M.Kes Tanto Hariyanto, S.Kep Ns M.Biomed


NIP. 196401061988032003 NIP. 197207071996031003

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan

Imam Subekti, S.Kp.M.kep.Sp.Kom


NIP: 196512051989121001

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Gambaran Upaya Keluarga Dalam Penurunan Resiko Diabetes Melitus Pada

keluarga yang Memiliki Riwayat Diabetes Melitus di Puskesmas Kraksaan

Kabupaten Probolinggo” dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai

salah satu syarat akademik pada Program Studi DIII Keperawatan Malang Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.

Atas terselesaikannya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, saya mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Budi Susatia, S.Kp, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang yang telah memberikan kesempatan dalam melakukan

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak Imam Subekti, S.Kp, M.Kep, Sp.Kom, selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah

memfasilitasi peneliti selama menjalani pendidikan di Jurusan

Keperawatan Malang.

3. Ibu Dr. Atti Yudiernawati, S.Kp, M.Pd, selaku Ketua Program Studi D-III

Keperawatan Malang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah

membimbing, mengarahkan, serta memfasilitasi peneliti selama mengikuti

proses belajar mengajar di prodi D III Keperawatan Malang.

vi
4. Bapak Tanto Hariyanto, S.Kep Ns M.Biomed Selaku dosen pembimbing

yang rela meluangkan waktunya untuk memberikan motivasi, masukan,

bimbingan, dan arahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

5. Ibu Dr. Ekowati Retnaningtyas, SKp, M. Kes selaku dosen penguji yang

dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak memberikan

bimbingan, saran dan dukungan kepada penulis

6. Puskesmas Kraksaan yang telah mengizinkan peneliti melakukan

penelitian, dan responden yang telah bersedia menjadi subjek penelitian.

7. Keluarga terutama orang tua yang selalu memberikan motivasi, dukungan,

serta doa

8. Semua pihak yang telah memberikan motivasi dan bantuan selama

penyelesain Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan penelitian ini masih memiliki

banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun guna perbaikan penelitian selanjutnya.

Malang, 11 Mei 2020

Penulis

vii
ABSTRAK

Gambaran Upaya Keluarga Dalam Penurunan Resiko Diabetes Mellitus Pada


Keluarga Yang Memiliki Riwayat Diabetes Mellitus di Puskesmas Kraksaan
Kabupaten Probolinggo. Nurul Laily Masruroh(2020). Karya Tulis Ilmiah
Deskriptif Studi Kasus dengan Desain Penelitian Deskriptif Studi Kasus
Observatif, Program Studi D-III Keperawatan Malang, Jurusan Keperawatan,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, Pembimbing Karya Tulis Ilmiah, Tanto
Hariyanto, S.Kep Ns M.Biomed

Kata kunci: upaya keluarga, penurunan resiko diabetes mellitus, riwayat


keturunan diabetes mellitus

Banyaknya angka penderita diabetes mellitus yang disebabkan kurang


pengetahuan tentang resiko diabetes mellitus. Upaya keluarga dalam penurunan
resiko diabetes melitus pada keluarga yang memiliki riwayat keturunan diabetes
mellitus sangat berperan penting untuk mencegah terjadinya diabetes mellitus
pada keturunan selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
bagaimana upaya keluarga dalam melakukan penurunan resiko diabetes mellitus
pada keluarga yang memiliki riwayat diabetes mellitus. Penelitian ini diambil di
wilayah kerja puskesmas kraksaan kabupaten probolinggo dengan metode
deskriptif studi kasus observatif. Dalam pengambilan data, peneliti melakukan
observasi dan wawancara terhadap sebuah keluarga yang memiliki 3 anggota
keluarga yang sesuai dengan instrument yang ada. Dengan menggunakan teknik
wawancara terpimpin dan observasi. Kemudian didapatkan hasil upaya keluarga
dalam penurunan resiko diabetes melitus yang ditunjukkan pada responden
meliputi menjaga keseimbangan berat badan dan tingi badan dengan cara
berolahraga secara rutin yang dilakukan sebagian anggota keluarga, pengaturan
makan dan minum yang baik, dan manajemen stress dan kepatuhan ibadah pada
keluarga yang efektif. Didapatkan juga upaya keluarga yang kurang mendukung
dalam penurunan resiko diabetes melitus pada responden seperti masih kurangnya
kesadaran keluarga dalam memantau kesehatannya dengan cara melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin di fasilitas kesehatan terdekat, selain itu juga masih
ada anggota keluarga yang tidak rutin dalam melakukan olahraga dan memiliki
kebiasaan merokok.diharapkan peneliti selanjutnya dapat melakukan observasi
lebih intensif agar data yang didapat lebih akurat.

viii
ABSTRACT

Description of Family Efforts in Reducing the Risk of Diabetes Mellitus in


Families with a History of Diabetes Mellitus in the Kraksaan Health Center,
Probolinggo Regency. Nurul Laily Masruroh (2020). Descriptive Scientific Paper
Case Study with Descriptive Research Design Observative Case Study, Malang
Nursing D-III Study Program, Nursing Department, Health Polytechnic of
Ministry of Health Malang, Supervisor of Scientific Papers, Tanto Hariyanto,
S.Kep Ns M.Biomed

Keywords: family effort, reduced risk of diabetes mellitus, hereditary history of


diabetes mellitus

The high number of people with diabetes mellitus caused by lack of knowledge
about the risk of diabetes mellitus. Family efforts to reduce the risk of diabetes
mellitus in families with a history of hereditary diabetes mellitus are very
important to prevent the occurrence of diabetes mellitus in subsequent offspring.
The purpose of this study is to find out how family efforts in reducing the risk of
diabetes mellitus in families who have a history of diabetes mellitus. This research
was taken in the working area of the Krolaan Public Health Center in Probolinggo
District with a descriptive observational case study method. In collecting data,
researchers conducted observations and interviews with a family that has 3 family
members in accordance with existing instruments. By using guided interview and
observation techniques. Then the results of family efforts in reducing the risk of
diabetes mellitus shown by respondents include maintaining a balance of body
weight and height by exercising regularly by some family members, good eating
and drinking arrangements, and effective stress management and adherence to
family worship. . Also obtained family efforts that are less supportive in reducing
the risk of diabetes mellitus in respondents such as the lack of family awareness in
monitoring their health by conducting routine health checks at the nearest health
facility, in addition there are also family members who do not routinely do sports
and have smoking habits . Hopefully the next researcher can make more intensive
observations so that the data obtained is more accurate.

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...........................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................vi
ABSTRAK ..........................................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Diabetes Melitus ................................................................... 7


2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus ....................................................... 7
2.1.2 Etiologi Diabetes Melitus ........................................................... 8
2.1.3 Faktor Resiko Diabetes Melitus .................................................. 9
2.1.4 Tipe Diabetes Melitus ................................................................. 13
2.1.5 Gejala Diabetes Melitus .............................................................. 16
2.1.6 Patofisiologi Diabetes Melitus .................................................... 17
2.1.7 Macam-macam Komplikasi Diabetes Melitus ............................ 19
2.1.8 Diagnosa Diabetes Melitus ......................................................... 20
2.1.9 Upaya Penurunan Resiko Diabetes Melitus ................................ 20
2.2 Konsep Keluarga ................................................................................ 25
2.2.1 Pengertian Keluarga .................................................................... 25
2.2.2 Ciri-ciri Keluarga Indonesia ....................................................... 26
2.2.3 Bentuk-bentuk Keluarga ............................................................. 26
2.2.4 Fungsi Pokok Keluarga ............................................................... 28
2.2.5 Faktor – faktor yang yang Memengaruhi Kesehatan Keluarga ..
..................................................................................................... 29
2.2.6 Interaksi Keluarga Dalam Rentang Sehat Sakit .......................... 31
2.2.7 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan ................................. 33
2.3 Kerangka Konsep .............................................................................. 34

x
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Rancangan Penelitian .................................................................... 36
3.2. Subjek Studi Kasus ........................................................................ 37
3.3. Fokus Studi .................................................................................... 37
3.4. Definisi Operasional ...................................................................... 38
3.5. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 41
3.6. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 41
3.7. Langkah-langkah Pengumpulan Data............................................ 42
3.8. Pengolahan dan Analisa Data ........................................................ 44
3.9. Penyajian Data ............................................................................... 44
3.10. Etika Penelitian .............................................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Studi Kasus .......................................................................... 48
4.1.1 Gambaran Umum Lingkungan Studi Kasus ...................... 48
4.1.2 Gambaran Lingkungan Klien ............................................ 49
4.1.3 Gambaran Umum Responden ............................................ 50
4.1.4 Hasil Fokus Studi Kasus .................................................... 51
4.2 Pembahasan ................................................................................... 61
4.3 Keterbatasan ................................................................................. 68

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan .................................................................................... 69


5.2 Saran .............................................................................................. 70

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Plan Of Action ................................................................................... 73

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian ........................................................................... 74

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Responden ........................................................ 81

Lampiran 4 Kisi-Kisi Wawancara ......................................................................... 84

Lampiran 5 Hasil Wawancara ............................................................................... 85

Lampiran 6 Genogram .......................................................................................... 103

Lampiran 7 Food Record ...................................................................................... 104

Lampiran 8 Lembar Konsultasi ............................................................................. 113

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Berat Badan berdasarkan nilai IMT .................................... 11


Table 3.1 Tabel Definisi Operasional ................................................................... 39

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) merupakan kondisi kronis yang terjadi saat

tubuh tidak dapat menghasilkan atau memanfaatkan insulin yang ditandai

dengan meningkatnya jumlah glukosa dalam darah akibat kekurangan

insulin baik secara absolut maupun relative (International Diabetes

Federation (IDF), 2015). Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa

dengan kekurangan atau kehilangan insulin seseorang dapat dipastikan

akan terkena diabetes mellitus . Kadar gula yang meningkat tanpa ada

insulin akan menyebabkan penumpukan kadar gula dan menyebabkan

timbulnya diabetes mellitus. Menurut American Diabetes Association

(ADA, 2012), diabetes melitus adalah kelompok penyakit metabolik yang

ditandai dengan keadaan hiperglikemia dan terjadi karena gangguan

sekresi insulin, kerja dari insulin atau kedua-duanya. Sesuai dengan

penjelasan diatas, hilangnya fungsi kelenjar pangkreas akan mengganggu

produksi insulin yang berfungsi mengantarkan glukosa dalam darah. Apabila

insulin tidak ada atau kurang, akan menyebabkan terjadinya penumpukan

glukosa pada darah, sehingga menyebabkan penyakit diabetes mellitus.

Menurut Rifki (2009:217) diabetes mellitus (DM) adalah penyakit

kelainan metabolic yang sering dihadapi pada pelayanan kesehatan terdepan.

pengguna jasa pelayanan kesehatan atau pasien yang telah mengetahui

perjalanan penyakit ini sebelumnya, khawatir akan mengalami masa

pengobatan yang panjang.


1
Menurut helmawati (2014:42) gejala penyakit diabetes mellitus,

dikenal dengan istilah 3P, yaitu polyuria (banyak kencing), polidipsi (banyak

minum), dan polipagi (banyak makan). Jadi, apabila ada seseorang yang

memiliki pertanda yang telah disebutkan, bisa diduga orang tersebut beresiko

terkena diabetes mellitus. Tetapi selain pertanda di atas juga ada faktor

pendukung yaitu obesitas, usia, dan juga pola hidup yang tidak sehat.

Saat ini diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratife

yang diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya. Pada tahun 2003

prevalensi diabetes di dunia diperikirakan 194 juta. Jumlah ini

diperkirakan akan mencapai 333 juta di tahun 2025 sebagai konsekuensi

dari harapan hidup yang lebih lama, gaya hidup santai dan perubahan pola

makan penduduk (Soegondo, Soewondo, & Subekti, 2009:vi).

Penelitian terahir yang dilakukan oleh Litbang Depkes yang

hasilnya dikeluarkan bulan desember 2008 menunjukkan bahwa prevalensi

nasional untuk TGT 10,25% dan diabetes 5,7% (1,5% terdiri dari pasien

diabetes yang sudah terdiagnosis sebelumnya, sedangkan sisanya 4,2%

baru ketahuan diabetes saat penelitian (suyono,2009: 8). Selain itu

menurut hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan

bahwa prevalensi DM di jawa timur sendiri mempunyai peringkat ke-5

prevalensi diabetes tertinggi bersama dengan Bangka Belitung dengan

yang terdiagnosis (2,1%) diagnosis dengan gejala (2,5%). Pada urutan

pertama yaitu yogyakarta dengan (2,6%), diikuti oleh DKI Jakarta (2,5%),

Sulawesi utara (24%) dan kalimatan timur (2,3%).

2
Dalam Diabetes Atlas (2000) (International Diabetes Federation)

“tercantum perkiraan penduduk Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125 juta

dan dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% diperkirakan pada tahun

2000 berjumlah 5,6 juta. Berdasarkan pola pertumbuhan penduduk seperti

saat ini, di perkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta

peduduk berusia diatas 20 tahun dan dengan asumsi prevalensi DM

sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien diabetes”

(Soegondo,Soewono,&subekti,.2011:8). Data dari profil Kesehatan Dinkes

Kabupaten Probolinggo menunjukkan bahwa pada tahun 2016

menunjukkan penderita diabetes mellitus yaitu 3.622 penderita (Dinkes

Probolinggo,2017).angka kejadian diabetes melitus dikabupaten

probolinggo menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit degenaratif lainnya,

dari angka kejadian yang tinggi tersebut dikarenakan karakter masyarakat

kabupaten probolinggo khususnya kraksaan memiliki karakter masyarakat

yang sulit untuk dilakukan perubahan. Sedangkan hasil studi pendahuluan

yang peneliti lakukan pada tanggal 19 November 2019 di Puskesmas

Kraksaan Kabupaten Probolinggo, didapatkan data bahwa dalam rentang

waktu 3 bulan terahir yaitu bulan Agustus sampai Oktober pada tahun

2019 sebanyak 98 orang dengan rata-rata usia 20-44 tahun.

Penyakit Diabetes Melitus dapat menimbulkan berbagai

komplikasi baik makrovaskuler maupun mikrovaskuler (Brunner and

Suddarth, 2013). Dampak dari Diabetes Mellitus terhadap kualitas sumber

daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan cukup besar, sehingga

sangat diperlukan program pengendalian DM. Menurut (Kemenkes, 2010)

3
penyakit Diabetes Mellitus tipe dua bisa dilakukan pencegahan dengan

mengetahui faktor risiko. Faktor risiko penyakit DM terbagi menjadi

faktor yang berisiko tetapi dapat dirubah oleh manusia, dalam hal ini dapat

berupa pola makan, pola kebiasaan sehari-hari seperti makan, pola

istirahat, pola aktifitas dan pengelolaan stres. Faktor yang kedua adalah

faktor yang berisiko tetapi tidak dapat dirubah seperti usia, jenis kelamin

serta faktor pasien dengan latar belakang keluarga dengan penyakit

Diabetes (Suiraoka, 2012).

Menurut Helmawati (2014: 35) diabetes karena keturunan ini akan

aktif dengan sendirinya manakala dipicu dengan rendahnya tingkat

aktivitas sehari-hari, kurang olahraga, pola makan yang salah, gaya hidup

yang kurang sehat dan kelebihan berat badan. Berdasarkan teori tersebut,

meskipun seseorang memiliki riwayat diabetes mellitus sebenarnya bisa

dilakukan upaya penuruna resiko diabetes melitus dengan melakukan pola

hidup sehat. Pola hidup sehat tersebut akan menjaga seseorang untuk

selalu dalam kondisi yang prima dan terhindar dari penyakit terutama

diabetes

Prevalensi Diabetes Mellitus yang mengalami peningkatan

kejadian akan berdampak pada peningkatan jumlah penderita dan kejadian

kematian yang disebabkan karena penyakit Diabetes Melitus dan

komplikasi dari DM itu sendiri. Dengan estimasi tersebut maka dibutuhkan

adanya usaha untuk penanganan dan penurunan resiko terhadap kejadian

DM. Salah satu upaya penurunan resiko timbulnya kejadian peningkatan

DM adalah dengan anggota keluarga mengetahui dan paham akan faktor

4
risiko yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan

munculnya penyakit DM. Maka dari itu upaya keluarga dalam

menurunkan resiko terjadinya diabetes mellitus sangatlah penting untuk

meminimalkan terjadinya penyakit diabetes mellitus dan memiliki tingkat

kesehatan yang lebih baik yaitu dengan cara mengatur pola makan,

aktivitas fisik,pola tidur cukup, tidak merokok, pengelolaan stress yang

baik dan juga kebutuhan kadar insulin untuk memperbaiki kadar gula

darah sehari-hari (Surairaoka,2012)

Perawat sesuai perannya sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan

pendidik di bidang kesehatan, diharapkan mampu memberikan pendidikan

tentang pola hidup yang baik dan meminimalkan penyakit diabetes

mellitus (DM) dan mengurangi rasa khawatir kepada keluarga yang

memiliki riwayat penyakit tersebut. Sehingga dapat mengurangi

peningkatan pertumbuhan dari diabetes mellitus.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Gambaran Upaya Keluarga Dalam

Penurunan Resiko Diabetes Melitus Pada Keluarga Yang Memiliki

Riwayat Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Kraksaan

Kabupaten Probolinggo”.

5
1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat

dikemukakan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran upaya

keluarga dalam penurunan resiko diabetes mellitus pada keluarga yang

memiliki riwayat diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas Kraksaan

kabupaten Probolinggo.

1.3. Tujuan Penelitian

Mengidentifikasi gambaran upaya keluarga dalam penurunan resiko

diabetes mellitus pada keluarga yang memiliki riwayat diabetes mellitus

di wilayah kerja puskesmas Kraksaan kabupaten Probolinggo.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan, pengalaman dan pemahaman tentang

pentingnya upaya keluarga dalam penurunan resiko DM pada anggota

keluarga yang memili riwayat diabetes.

2. Bagi Keluarga

Dapat memberikan informasi kepada keluarga mengenai upaya yang

terkait dalam penurunan resiko diabetes melitus secara teratur agar

terhindar dari diabetes mellitus dan komplikasinya.

3. Bagi Institusi Kesehatan

Menambahkan informasi tentang Gambaran Upaya Keluarga Dalam

Penurunan Resiko Diabetes Melitus Pada Keluarga Riwayat Diabetes,

yang dapat dimanfaatkan ilmuwan lain untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Mellitus

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes merupakan penyakit yang menyerang sel beta pada

pangkreas. Tandra, 2008:1 mengatakan “diabetes mellitus berasal dari kata

diabetes artinya banyak kencing, sedangkan mellitus artinya manis.

Menurut American Diabetes Association (ADA), ( 2012), diabetes melitus

adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan keadaan

hiperglikemia dan terjadi karena gangguan sekresi insulin, kerja dari

insulin atau kedua-duanya

Diabetes melitus atau kencing manis adalah suatu gangguan

kesehatan berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh peningkatan kadar gula dalam darah akibat kekurangan

insulin ataupun resistensi insulin dan gangguan metabolik pada umumnya.

Pada perjalanannya, penyakit diabetes akan menimbulkan berbagai

komplikasi baik yang akut maupun yang kronis atau menahun apabila

tidak dikendalikan dengan baik. Diabetes merupakan salah satu penyakit

degeneratif yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan atau

dikelola, artinya apabila seseorang sudah didiagnosis DM, maka seumur

hidupnya akan bergaul dengannya (Isniati, 2007).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit yang disebabkan oleh

gangguan metabolisme yang terjadi pada organ pankreas yang ditandai

dengan peningkatan gula darah atau sering disebut dengan kondisi


7
hiperglikemia yang disebabkan karena menurunnya jumlah insulin dari

pankreas (ADA, 2012)

2.1.2 Etiologi Diabetes Melitus

Etiologi atau factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat

heterogen, akan tetapi dominan genetic atau keturunan biasanya menjanai

peran utama dalam mayoritas diabetes mellitus (Riyadi,2011).

Adapun Faktor-faktor lain sebagai kemungkinan etiologi penyakit diabetes

mellitus antara lain :

1. Kelainan pada sel B pangkreas, berkisar dari hilangnya sel B sampai

dengan terjadinya kegagalan pada sel B melepas insulin.

2. Factor lingkungan sekitar yang mampu mengubah fungsi sel B, antara

lain agen yang mampu menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan

karbohidrat sera gula yang di proses secara berlebih, obesitas dan

kehamilan

3. Adanya gangguan system imunitas pada penderita/gangguan system

imunologi.

4. Adanya kelainan insulin

5. Pola hidup yang tidak sehat

8
2.1.3 Faktor Resiko Diabetes Melitus

Faktor-faktor resiko yang dapat menyebabkan Diabetes Melitus dibagi

menjadi 2 :

a. Factor tidak dapat diubah:

1. Usia

Sekitar 90% dari kasus diabetes yang didapati adalah diabetes adalah

diabetes tipe 2. Pada awalnya, tipe 2 muncul seiring dengan

bertambahnya usia, yaitu dimulai sekitar usia 40-an, dimana keadaan

fisik mulai menurun. Pada perkembangannya, kasus diabetes tipe 2

dapat didapati hampir disemua jangkauan usia, baik anak-

anak,remaja, dan orang dewasa (martinus, T 2005:31)

2. Jenis kelamin

Sebenarnya belum ada kejelasan mengenai mekanisme yang

menghubungkan jenis kelamin dengan kejadian diabetes mellitus.

3. Keturunan

Diabetes merupakan penyakit yang memiliki faktor resiko genetic

artinya, diabetes ada hubungannya dengan faktor keturunan.

Seseorng yang kedua orang tuaya menderita diabetes mellitus

beresiko terkena diabetes. Faktor keturunan merupakan faktor

pemicu diabetes yang tidak dapat dimodifikasi. Artinya, faktor ini

tidak dapat nawar-menawar, dengan memiliki riwayat diabetes

dalam keluarga, maka beresiko seseorang untuk terkena penyakit

gula darah ini menjadi tinggi jika dibandingkan dengan orang lain

9
yang tidak memiliki riwayat kencing manis dalam keluarganya

(Helmawati, T 2014:83)

4. Riwayat menderita Diabetes Gestasional

Biasanya ibu hamil yang menderita diabetes gestasional akan lebih

berpotensi menderita diabetes melitus nantinya.

5. Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram.

b. Factor resiko dapat diubah

1. Obesitas atau kegemukan

Obesitas beresiko pada diabetes berkaitan dengan terjadinya

resistensi insulin. Artinya, obesitas dapat menyebabkan terjadinya

resistensi insulin, yang mana kondisi resistensi insulin merupakan

penyebab utama terjadinya diabetes, khususnya diabetes tipe 2.

(Helmawati, T 2014:93).

Untuk mengukur kelebihan berat badan, dapat menggunakan rumus

IMT (Indeks Masa Tubuh) sebagai berikut:

IMT=BB(kg)/(TB(m))2

sumber : rumahorbo.mencegah diabetes mellitus dengan perubahan

gaya hidup

Menurut penjelasan rumahorbo, (2014:9) adapun klasifikasi berat

badan berdasarkan nilai IMT pada Orang Dewasa Asia.

10
Table 2.1 IMT pada Orang Dewasa Asia

Klasifikasi IMT Resiko Komordibiti


Underweight <18,5 Ndah Rendah tapi beresiko
meningkat terhadap
masalah klinis lain
Normal 18,5-22,9 Rata-rata
Overweight 23
At risk 23-24,9 Meningkat
Obese I 25-29,9 Sedang
Obese II 30 Berat

2. Aktivitas fisik yang kurang

Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan kurangnya pembakaran

energy oleh tubuh sehingga kelebihan energy dalam tubuh akan

disimpan dalam bentuk lemak dalam tubuh. Penyimpangan yang

berlebihan akan mengakibatkan obesitas. Prevalensi diabetes melitus

mencapai 2-4 kali lipat terjadi pada individu yang kurang aktif

3. Hipertensi

Hipertensi dapat menimbulkan resistensi insulin dan merupakan

salah satu factor resiko terjadinya diabetes melitus.

4. Stress

Kondisi stress kronik cenderung membuat seseorang mencari

makanan yang manis dan berlemak tinggi. Tetapi efek

mengkonsumsi makanan tersebut berbahaya bagi mereka yang

berpotensi terkena diabetes melitus. Stress mengarah pada kenaikan

berat badan terutama karena kortisol, hormone stress yang utama.

11
Kortisol yang tinggi menyebabkan peningkatan trigliserida darah dan

penurunan penggunaan gula tubuh, manifestasinya meningkatkan

trigliserida dan gula darah atau yang dikenal dengan istilah

hiperglikemia

5. Pola makan

Pola makan yang salah dapat mengakibatkan kurang gizi atau

kelebihan berat badan. Kedua hal tersebut dapat meningkatkan

resiko terkena diabetes. Kemajuan teknologi dewasa ini, terbukti

membawa dampak negative dalam hal kesehatan. Orang-orang masa

kini, cenderung memiliki kesadaran yang rendah terhadap pola

makanan, orang lebih mencari makanan yang enak rasanya daripada

makanan dengan kekayaan nutrisinya. (Helmawati, T 2014:86)

6. Penyakit pada pangkreas:pankreatitis, neoplasma, fibrosis kistik.

7. Rokok dan alcohol

Alkohol dapat menyebabkan pangkreatitis. Penyakit tersebut dapat

menimbulkan gangguan produksi insulin yang akhirnya dapat

menyebabkan diabetes melitus. Kaitannya rokok dengan diabetes

ternyata merokok dapat meningkatkan resiko seseorang untuk

terserang diabetes mellitus tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang

tidak merokok. Hal ini berdasarkan artikel yang pernah dirilis oleh

jurnal of the amrika medical association. Merokok dan diabetes

memiliki keterkaitan, merokok akan menyebabkan diabetes dan

merokok akan memperparah penyakit diabetes yang telah diderita.

Sama halnya dengan rokok, alcohol juga memiliki efek yang tidak

12
berbeda jauh, mengkonsumsi alcohol berlebihan dapat meningkatkan

resiko diabetes adalah daya rusak alcohol terhadap organ-organ

tubuh khususnya organ pangkreas. Disamping dapat menyebabkan

timbulnya diabetes, alcohol juga dapat memperparah kondisi

diabetes yang telah diderita seseorang. (Helmawati, T 2014:99)

2.1.4 Tipe Diabetes Mellitus

Klasifikasi DM yang dianjurkan oleh PERKENI (Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia) adalah yang sesuai dengan anjuran

klasifikasi Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association

(ADA) 2005, sebagai berikut :

1. Diabetes Melitus tipe 1

Diabetes melitus tipe I adalah bila tubuh perlu pasokan insulin dari

luar, karena sel-sel beta dari pulau-pulau langerhans telah mengalami

kerusakan, sehingga pankreas berhenti memproduksi insulin.

Kerusakan sel beta tersebut dapat terjadi sejak kecil ataupun setelah

dewasa (Lanny, 2007).

Pada Diabetes Melitus tipe 1 ini, terjadi perusakan sel-sel pankreas

yang memproduksi insulin. Kebanyakan penderita Diabetes tipe ini

sudah terdiagnosa sejak usia muda. Umumnya pada saat mereka

belum mencapai usia 30 tahun. Karenanya sering juga diabetes ini

disebut dengan Diabetes yang bermula pada usia muda (juvenile-onset

diabetes) .

13
2. Diabetes Melitus tipe 2

Diabetes tipe 2 terjadi jika insulin hasil produksi pankreas tidak

cukup atau sel lemak dan otot tubuh menjadi kebal terhadap insulin,

sehingga terjadilah gangguan pengiriman gula ke sel tubuh. Diabetes

tipe 2 ini merupakan tipe Diabetes yang paling umum dijumpai, juga

sering disebut Diabetes yang dimulai pada masa dewasa, dikenal

sebagai NIDDM (Non-insulin-dependent diabetes melitus). Jenis

diabetes ini mewakili sekitar 90 % dari seluruh kasus diabetes .

Diabetes tipe 2 ditandai dengan kerusakan fungsi sel beta pankreas

dan resisten insulin, atau oleh menurunya pengambilan glukosa oleh

jaringan sbagai respons terhadap insulin. Kadar insulin dapat normal,

turun atau meningkat, tapi sekresi insulin terganggu dalam

hubungannya dengan tingkat hiperglikemia. Ini biasanya didiagnosa

setelah berusia 30 tahun, dan 75% dari individu dengan tipe 2 adalah

obesitas atau dengan riwayat obesitas .

3. Diabetes Melitus Tipe Lain

 Defek genetik fungsi sel beta.

 Defek genetik kerja insulin : resisten insulin tipe A, leprechaunism,

Sindrom Rabson Medenhall, diabetes lipoatropik.

 Penyakit Eksokrin Pankreas (suatu kelenjar yang mengeluarkan

hasil produksinya melalui pembuluh).

 Endokrinopati

14
 Karena obat atau zat kimia: vacor, pentamidin, asam nikotinat,

glukokortikoid, hormon tiroid, diazoxid, agonis beta adrenergik,

tiazid, dilantin, interferon alfa

 Infeksi : Rubella Kongenital

 Sebab imunologi yang jarang : antibodi, anti iinsulin (tubuh

menghasilkan zat anti terhadap insulin sehingga insulin tidak dapat

bekerja memasukkan glukosa ke dalam sel)

 Sindrom genetik lain yang berkaitan dengan DM : sindrom Down,

sindrom Klinefelter, sindrom turner, sindrom Wolfram's.

4. Diabetes Melitus Gestasional (DMG)

Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa

kehamilan.Artinya kondisi intoleransi glukosa didapati pertama kali

pada masa kehamilan, biasanya pada semester kedua dan ketiga.

Diabetes Melitus gestasional berhubungan dengan meningkatnya

komplikasi perinatal (sekitar waktu melahirkan) dan sang ibu memiliki

resiko untuk menderita penyakit Diabetes Melitus yang lebih besar

dalam jangka waktu 5-10 tahun setelah melahirkan. Diabetes tipe ini

merupakan intolerensi karbohidrat akibat terjadinya hiperglikemia

dengan berbagai keparahan dengan serangan atau keparahan awal

selama masa kehamilan.

15
2.1.5 Gejala Diabetes Mellitus

Tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari gejala klasik diabetes

mellitus adalah poliuri (banyak berkemih), polydipsia (banyak

minum), dan polifagia (banyak makan).

1. Poliuri

Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yan tinggi diatas

160-180mg/dl maka glukosa akan sampai ke urine tetapi jika

tambah tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan untuk

mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Gula bersifat

menarik air sehingga bagi penderita akan mengalami polyuria atau

kencing banyak.

2. Polydipsia

Diawali dari banyaknya urin yang keluar maka tubuh

mengadakan mekanisme lain untuk menyeimbangkannya yakni

dengan banyak minum. Diabetes akan selalu menginginkan

minuman yang segar serta dingin untuk menghindari dehidrasi

3. Polyphagia

Karena insulin yng bermasalah, pemasukan gula kedalam sel-

sel tubuh kurang akhirnya energy yang dibentuk pun kurang. Jadi

inilah mengapa orang merasakan kurangnya tenaga akhirny

diabetes melakukan kompensasi yakni dengan banyak makan

16
Selain gejala-gejala diatas adapun gejala lain yang dirasakan,

seperti :

a. Sering mengantuk

b. Gatal-gatal terutama didaerah kemaluan

c. Pandangan mata kabur

d. Berat badan berlebih untuk diabetes mellitus tipe 2

e. Mati rasa atau rasa sakit pada bagian tubuh bagian bawah

f. Infeksi kulit, terasa disayat, gatal-gatal khususnya pada kaki

g. Penurunan berat badan secara drastic untuk diabetes mellitus

tipe 1

h. Cepat naik darah

i. Sangat lelah atau cepat lelah

j. Mual-mual dan muntah-muntah

k. Terdapat gula pada air seni

l. Peningkatan kadar gula dalam darah

2.1.6 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Tubuh manusia memerlukan bahan bakar berupa energy

untuk menjalankan berbagai fungsi sel dengan baik. Bahan bakar

tersebut bersumber dari sumber zat gizi karbohodrat, protein,

lemak, yang didalam tubuh mengalami pemecahan menjadi zat

yang lebih sederhana dan proses pengolahan lebih lanjut untuk

menghasilkan energy. Proses pembentukan energy terutama yang

bersumber dari glukosa memerlukan proses metabolism yang rumit

17
dalam metabolism tersebut, insulin memegang peranan yang sangat

penting yang bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel untuk

selanjutnya diubah menjadi energy. Pada keadaan normal, glukosa

diatur sedemikian rupa oleh insulin yang diproduksi oleh sel beta

pangkreas, sehingga kadarnya didalam darah selalu dalam batas

aman baik pada keadaan puasa maupun sesudah makan. Kadar

glukosa darah normal berkisar antara 70-140 mg/dl. Insulin adalah

suatu zat atau hormone yang dihasilkan oleh sel beta pangkreas

pada pulau Langerhans. Tiap pangkreas mengandung 100.000

pulau Langerhans dan tiap pulau berisikan 100 sel beta. Insulin

memegang peranan yang sangat penting dalam pengaturan kadar

glukosa darah dan koordinasi penggunaan energy oleh jaringan,

insulin yang dihasilkan sel beta pangkreas dapat diibaratkan anak

kunci yang dapat membuka pintu masuknya glukosa kedalam sel

agar dapat di metabolism menjadi energi.

Bila insulin tidak ada atau insulin tidak dikenali oleh

reseptor pada permukaan sel, maka glukosa tak dapat masuk ke

dalam sel dengan akibat glukosa akan tetap berada dalam darah

sehingga kadarnya akan meningkat. Tidak adanya glukosa yang

dimetabolisme menyebabkan tidak ada energy yang dihasilkan

sehingga badan menjadi lemah, pada keadaan DM, tubuh relative

kekurangan insulin sehingga penagturan glukosa darag menjadi

kacau. Walaupun kadar glukosa darah sudah tinggi, pemecahan

lemak dan protein menajdi glukosa melalui gluconeogenesis dihati

18
tidak dapat dihambat karena insulin yang kurang/resisten sehingga

kadar glukosa darah terus meningkat. Akibatnya terjadi gejala-

gejala DM seperti poliuri, polidipsi, polipagi, lemas, berat badan

menurun. Jika keadaan ini dibiarkan berlarut-larut, berakibat terjadi

kegawatan diabetes melitus yaitu ketoasidosis yang sering

menimbulkan kematian ( Suiraoka,2012).

2.1.7 Macam-Macam Komplikasi Diabetes Melitus

Menurut (martinus, 2005:14) komplikasi diabetes dibedakan

menjadi dua, yaitu komplikasi jangka pendek (akut) dan komplikasi

jangka panjang (kronik).

1. Komplikasi jangka pendek (akut)

a. Ketoasidosis diabetic

b. Hipoglikemia

c. Sindrom hyperosmolar diabetic

d. Lactic acidosis

e. Infeksi bakteri/jamur

2. Komplikasi jangka panjang (kronik)

a. Penyakit mata (retinopati diabetic)

b. Penyakit ginjal (nefropati diabetic)

c. Penyakit saraf (neuropati diabetic)

d. Penyakit pada system sirkulasi

e. Amputasi

19
2.1.8 Diagnosa Diabetes Mellitus

Diagnose diabetes ditegakkan berdasarkan gejala klinik utama dan

pemeriksaan glukosa darah. Gejala klinik utama berupa trias poli yaitu

poliuri, polidipsi, dan polipagi dan penurunan berat badan secara drastic

tanpa sebab yang jelas. Disamping itu, keluhan lamas,gatal-gatal,

penurunan libido,kesemutan dan mata kabur juga menjadi kebutuhan lain.

Menurut perkeni (2006), diagnosis diabetes ditegakkan melalui 3 cara

yaitu :

a. Jika keluhan klasik ditemukan,kadar glukosa darah sewaktu>200mg/Dl

b. Jika keluhan klasik ditemukan,kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl

c. Tes toleransi glukosa (TTG) dengan beban 75g glukosa,kadar glukosa

darah >200mg/dl, biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang

menunjukan kadar glukosa darah meningkat dibawah kondisi stress.

(Rumahorbo, H. 2014:22)

2.1.9 Upaya Penurunan Resiko Diabetes Mellitus

Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan untuk menghindari

dan menurunkan resiko diabetes mellitus :

1. Mengatur pola makan

Salah satu penyebab penyakit gula darah yang sering

dialami oleh anak remaja saat ini adalah makanan secara berlebihan

dan melebihi jumalah kadar kalori yang dibuutuhkan. Mengkonsumsi

makanan secara berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin

dalam yang cukup menandai akan menjadi penyebab gula darah,

20
karena bisa membuat kadar gula dalam darah meningkat dan pastinya

sumber utama penyakit gula darah.

Berikut beberapa contoh penyebab penyakit diabetes karena

pola makan menurut rumahorbo,H. (2014:47)

a. Kelebihan minuman manis

b. Suka mengkonsumsi camilan (ngemil).

c. Kelebihan minuman ringan (soft drink)

2. Olahraga secara teratur

Olahraga adalah kegiatan yang paling sepele, namun sering

dilupakan oleh beberapa orang. Mulai sekarang, ayo kita lakukan

olahraga ringan. Rasakan perbedaan dalam tubuh kamu, saat rutin

melakukan olahraga dan sebelum melakukan olahraga. Olahraga 3-5

kali dalam seminggu terbukti dapat menurunkan resiko diabetes

mellitus. Terutama bagi mereka yang sudah mempunyai riwayat dari

keluarga. Olahraga dapat menstabilkan gula dalam darah dan

membakar lemak berlebih dalam tubuh. Olahraga juga dapat

melancarakan penyampaian nutrisi ke seluruh tubuh.

(Rumahorbo,H,2014:49).

3. Jaga keseimbangan berat badan/diet

Kamu juga dapat makan (dalam jumlah yang sedang)

beberapa makanan yang dilarang untuk diabetes, tetapi pastikan bahwa

itu tidak terlalu banyk dan diimbangii dengan beberapa pilihan baik

lainnya. Diet memegang peranan penting dalam kesehatan kita, tetapi

berolahraga juga sangat penting (Rumahorbo,H,2014:52).

21
4. Kurangi makanan dan minuman yang mengandung banyak gula

Pada saat kamu memilih makanan, usaha untuk

menghindari gandum putih, gula, permen, dan kentang, karena

makanan tersebut dapat membuat gula darah naik dengan cepat. Selain

itu, untuk memilih minuman pun perlu diperhatikan. Misalnya soda,

kopi, olahan, atau the dengan gula yang tinggi atau apa saja yang

berbentuk cairan dan mengandung fruktosa dan sukrosa yang tinggi.

Ini sangat tidak bagus untuk diabetes karena dengan cepat menaikkan

kadar gula darah . lebih bik meminum air putih atau jus dengan manis

alami tanpa ditambah gula (Rumahorbo,H,2014:54).

5. Menjaga pola hidup

Pola hidup juga sangat memenagruhi faktor penyebab

penyakit diabetes. Jika seseorng jarang berolahraga maka orang

tersebut lebih rentan untuk terkena diabetes mellitus, karena olahraga

mememiliki fungsi untuk membakar kalori yang berlebihan di dalam

tubuh. Kalori yang tertimbun di dalam tubuh merupakan faktor utama

penyebab penyakit gula darah selain disfungsi pngkreas.

Berikut beberapa contoh penyebab penyakit diabetes karena pola

hidup:

a. Kurang tidur

b. Malas beraktivitas fisik

c. Terlalu banyak duduk

(Rumahorbo,H,2014:55).

22
6. Manajemen stress

Menurut soewondi (1993) dan Hawari (1996) di dalam

hidayat (2009) untuk mengelola stress ada beberapa langkah yang

harus dilakukan, yaitu:

1) Menyadari tentang adanya stress

2) Mengatur kebiasaan makanan dan berolahraga

3) Mengubah respon terhadap stress

a. Menanggulangi dengan berbagai terapi tingkah laku, seperti

relaksasi , terapi fisilogis dengan biofeedback dan yoga

b. Melakukan meditasi, pertemuan kelompok dan konseling

4) Istirahat disiang hari dan tidur yang cukup

Tidur adalah obat alamiah yang dapat memulihkan segala

keletihan fsik mental. Tidur adalah mutlak bagi kehidupan

manusi. Aturlah jadwal tidur anda secara teratur. Usahakan anda

dapat tidur 7-8 jam semalam. Paling tidak empat malam dalam

seminggu, tidur rata-rata hanya 3-4 jam bahkan kurang dalam

semalam, maka daya tahan akan menurun

5) Mempersiapkan dan mengorganisasi pekerjaan dengan lebih

baik

a. Melakukan rekreasi

b. Menghindari rokok

Sebisa mungkin tidak merokok, namun kalau merokok usahakan

jangan sampai lebih dari 10 batang sehari

23
c. Menghindari minuman keras

6) Menjaga berat badan

Usahakan berat badan sesuai dengan tinggi badan, jangan

tergolonng orang yang kegemukan atau kekurusan

7) Mengembangkan pergaulan yang sehat

Sebagi pribadi individu memerlukan orang lain untuk dapat

berbagi pikiran dan perasaan dengan seseoarang yang dapat

dipercaya, perbanyak bergaul, dan jangan menarik diri. Bila

tidak ada orang yang dipercaya, jangan ragu bicaralah dengan

ahli dibidang ini missal psikiates,psikolog, atau konselor

8) Mengatur waktu dengan tepat

Pengaturan waktu antara bekerja, keluarga, rekreasi, dan ibadah

harus efisien, jangan menunda pekerjaan.

9) Rekreasi

Luangkan waktu untuk rekreasi dengan keluarga atau teman, hal

ini berguna memulihkan kesehatan fisik maupun mental. Bila

mungkin aturlah waktu rekreasi seminggu sekali.

10) Mendekatkan diri pada tuhan

Usahakan sediakan waktu untuk mencari ketenangan melalui

berdoa dan sholat sesuai dengan keyakinan yang dimiliki.

Beragama sebaiknya tidak hanya ritual, tetapi perlu penghayatan

dan pengalaman, sehingga meningkatkan keyakinan/keimanan.

Kasih saying dari segi kejiwaan, kasih sayang adalah hal yang

fundamental bagi kesehatan jiwa seseoarang. Usahakan secara

24
terartur menerima dan memberi kasih sayang. Hubungan yang

harmonis dalam keluarga merupakan tulang punggung daya

tahan dan kekebalan terhadap stres. Berdasarkan penelitian,

kehidupan keluarga merupakan hal yang dominan bagi

menurunnya daya tahan seseoarang terhdap stress (80%).

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala

keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat

dibawah satu atap dan keadaan saling ketergantungan (Departemen

Kesehatan RI, 2014).

Keluarga adalah dua orang atau lebih dari dua individu yang

tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau

pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi

satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta

mempertahankan kebudayaan (Salvicion G Balion dan Aracelis Maglaya,

1989).

Keluarga merupakan lingkungan social yang sangat dekat

hubungannya dengan seseorang. Di keluarga itu seseorang dibesarkan,

bertempat tinggal, berinteraksi satu dengan yang lainnya, dibentuknya

nilai-nilai,pola pemikiran, dan kebiasaannya dan berfungsi sebagai saksi

segenap budaya luar, dan meditasi hubungan anak dengan lingkungannya

(bussad dan ball dalam setiadi,2008:2)

25
2.2.2 Ciri Ciri Keluarga Indonesia

Menurut Robert Iver dan Charles Horton yang di kutip dari (Setiadi,

2008) :

1. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

2. Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang senganja dibentuk atau dipelihara.

3. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)

termasuk perhitungan garis keturunan.

4. Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai

keturunan dan membesarkan anak.

5. Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau rumah

tangga.

Ciri keluarga Indonesia (Setiadi, 2008) :

1. Mempunyai ikatan yang sangat erat dengan dilandasi semangat gotong

royong.

2. Dijiwai oleh nilai kebudayaan ketimuran.

3. Umumnya dipimpim oleh suami meskipun proses pemutusan

dilakukan secara musyawarah.

2.2.3 Bentuk-Bentuk Keluarga

Menurut Frieman (1998) tipe keluarga dari dua tipe yaitu keluarga

tradisional dan keluarga non tradisional.

26
1) Tipe keluarga tradisional terdiri dari :

a. Nuclear family atau keluarga inti adalah suatu rumah tangga yang

terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau anak adopsi.

b. Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti ditambah

dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan darah, misalnya

kakek, nenek, bibi dan paman.

c. Dyad family adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang

tinggal dalam satu rumah tanpa anak.

d. Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari satu orang

tua dan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat disebabkan

oleh perceraian atau kematian.

e. Single adult adalah satu rumah tangga yang terdiri dari satu orang

dewasa.

f. Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri

yang sudah lanjut usia.

2) Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :

a. Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa pertalian

darah, hidup dalam satu rumah.

b. Orang tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan anak

hidup bersama dalam satu rumah tangga.

c. Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang hidup

bersama dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya suami istri.

27
2.2.4 Fungsi Pokok Keluarga

Menurut Friedman (1998), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :

1. Fungsi afektif (the Affective Function) adalah fungsi keluarga yang utama

untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk

perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.

2. Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam

lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna

untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah

laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-

nilai budaya keluarga.

3. Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk

mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4. Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk

mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.

5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function)

adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar

tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan

menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.

28
2.2.5 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesehatan Keluarga

Didalam setiawati S & dermawan A,C (2008:21) disebutkan beberapa

faktor yang memengaruhi kesehatan keluarga adalah :

1. Faktor fisik

Ross, mirowsaky dan Goldstein (1990) memberikan gambaran bahwa

ada hubungan positif antara perkwaninan dengan kesehatan fisik.

Contoh dari hubungan positif tersebut anatara lain: seorang suami

sebelum menikah terlihat kurus maka beberapa bulan kemudian setelah

menikah akan terlihat lebih gemuk, beberapa alas an dikemukakan

bahwa dengan menikah sumai ada yang memperhatikan dan pola

makan lebih teratur begitu sebaliknya yang terjadi pada istri. Contoh

lain seorang istri yang sebelum menikah mempunyaki kebiasaan

makan makanan yang pedas stelah menikah sumai akan mengingatkan

akan masalah kesehatan yang bisa timbul karena kebiasaan tersebut.

Bagi keluarga, penentuan jenis pelayanan yang akan digunakan

ditentukan berdasarkan kesepakatan suami istri

2. Faktor psikis

Terbentuknta keluarga akan menimbulkan dampak psikologis yang

besar, perasaan nyaman karena saling memperhatikan, saling

memberikan penguatan atau dukungan. Suami akan merasa tentram

dan terarah setelah beristri begitupun sebaliknya.

3. Faktor social

Status social memiliki dampak yang signifikan terhadap fungsi

kesehatan sebuah keluarga. Dalam keluarga ada kecenderungan

29
semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima semakin baik taraf

kehidupannya

4. Faktor budaya

a. Keyakinan dan praktek kesehatan

Setiap suku atau bagsa memiliki keyakinan dan penilaian

yang berbeda-beda terhdap fungsi kesehatan. Keyakinan keluarga

terhdap fungsi kesehatan sangat dipengaruhi oleh nilai dan

keyakinan yang dibawa sebelunya

b. Nilai-nilai keluarga

Nilai-nilai yang dimiliki oleh keluarga mempengaruhi

kesehatan keluarga yang bersangkutan. Misalnya sebuah keluarga

yang kurang memperhatikan kesehatan akan merasa bahwa tanpa

melakukan upaya apaun kesehatan keluarganya terjaga, maka

keluarga akan kuat meyakininya, tetapi kelurga tersebut akan

mengalami kesulitan jika suatu waktu nilai yang diyakininya

ternyata salah dan terbukti bahwa kesehatan keluarganya

terganggu.

c. Peran dan pola komunikasi keluarga

Dampak budaya terhadap peran, kekuatan dan komunikasi

keluarga berbeda-beda pada tiap keluarga. Jika terjadi perubahan

terhadap budaya dengan semestinya terjadi pergeseran peras, atura-

aturan,kekuatan dan pola komunikasi.

30
d. Koping keluarga

Koping keluarga dipengaruhi oleh budaya, keluarga akan

berusaha beradaptasi dengan perubahan budaya. Koping diartikan

sebagai respon positif baik kognitif, afektif, maupun psikomotor

bagi kehidupan keluarga dalam menyelesaikan masalah yang

terjadi pada keluarga

2.2.6 Interaksi Keluarga Dalam Sehat Sakit

Interaksi antar anggota keluarga dalam kondisi sehat sakit juga

mempengaruhi tingkat berfungsinya keluarga. Penyakit yang diderita salah

satu anggota keluarga akan memengaruhi seluruh anggota keluarga yang

lainnya (setiawati & darmawan, 2008 ). Berdasarkan teori diatas,

berinteraksi antar anggota keluarga akan mengurangi tingkatan stress atau

rasa cemas apabila memiliki suatu masalah, hal ini dikarenakan adanya

dukungan keluarga yang akan memberikan dampak positif pada suatu

masalah

Menurut (friedman,1998) Gambaran bahwa terdapat interaksi keluarga

dengan rentan sehat sakit dalam bentuk upaya sebagai berikut :

a. Upaya keluarga dalam peningkatan promosi kesehatan

Kegiatan peningkatan atau lebih dikenal dengan promosi kesehatan

bisa dimulai dalam keluarga, seperti promosi kesehatan bisa

dimulai dalam keluarga, seperti halny seorang ayah yang

memberikan contoh dengan tidak merokok, minum-minuman keras

tentunya gaya hidup tersebut akan diikuti oleh anak-anaknya.

31
b. Penaksiran keluarga terhadap gejala-gejala sakit

Tahapan ini dimulai saat anggota keluarga mengeluhkan gejala-

gejala penurunan kesehatan yang dialami, mencari tahu

penyebabnya, dan ada tidaknya pengaruh bagi anggota keluarga

yang lain.

c. Pencarian perawatan

Tahapan ini dimulai pada saat anggota keluarag merasakan sakit

dan anggota keluarga lainnya mengetahui, maka dimulailah upaya

mencari tahu kemana akan dirawat.

d. Perolehan perawatan dan rujukan ke pelayanan kesehatan

Tahapan ini dimulai saat kontak pertama anggota keluarga dengan

pelayanan kesehatan atau pengobatan alternative

e. Respon akut terhadap penyakit oleh klien dan keluarga

Tahapan ini ditandai dengan terjadinya perubahan peran pada

anggota keluarga yang sakit, misalnya saja peran ibu yang sedang

sakit akan digantikan oleh ayah terutama saat anak-anaknya masih

kecil

f. Adapatasi terhadap penyakit dan penyembuhan

Tahapan adaptasi adalah tahapan dimana keluarga memerlukan

bantuan dari tenaga kesehatan dalam menentukan koping keluarga

terhadap sakitnya.

2.2.7 Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Sesuai dengan pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas

dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Menurut

32
(fremman dalam setiadi,2008: 13) membagi tugas keluarga dalam bidang

bidang kesehatan ada 5 hal yang harus dilakukan:

1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara

tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka

apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan

terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan seberapa besar

perubahannya.

2. Mengambil keputusan untuk melakukan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga. Dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan

memutuskan untuk melakukan tindakan keluarga maka segera

melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat

dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai

keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain dilingkungan

sekitar keluarga.

3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang

terlalu muda.

Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki

kemmapuan melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau

kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar

masalah yang lebih parah tidak terjadi.

33
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan

dan perkembangan kepribadian anggota keluarga

5. Mempertahankan hubungan timbal balik antar anggota keluarga dan

lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada )

2.3 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara

konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti

melalui penelitian – penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010).

Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti sampai upaya keluarga dalam

penurunan resiko diabetes mellitus, dimana dalam upaya pencegahan

diabetes mellitus terdiri dari Olahraga teratur, Mengatur pola makan yang

dikonsumsi, Mengurangi konsumsi gula, Melakukan cek kesehatan dan

manejemen stress

34
Kerangka Konsep

Gaya hidup tidak sehat :

 Tidak melakukan olahraga


 Pola makan tidak teratur
 Terlalu banyak mengkonsumsi
makanan/minuman tinggi gula
 Tidak pernah cek kesehatan
 Stress meningkat

Keluarga yang Resiko DM


memiliki riwayat bertambah
DM

Diabetes mellitus
Upaya penurunan
resiko DM pada
keluarga:
Komplikasi :
-Olahraga teratur
 Jantung coroner dan pola tidur
cukup
 Stroke - Mengatur pola
Pengaruh pada penurunan resiko
 Neuropati diabetetik makan yang
 Nefropati diabetic dikonsumsi
 Retinopati diabetic - Mengurangi
konsumsi gula
 Kaki diabetik Dampak
-Melakukan cek
 Meningkatkan gaya hidup kesehatan
yang sehat -manejemen stress
 Mencegah terjadiya
peningkatan gula darah
 Meningkatkan status
kesehatan
 Mengatasi rasa cemas
= yang diteliti terhadap penyakit
 Mencegah komplikasi yang
= yang tidak diteliti timbul
 Mengatasi stress secara baik

35
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan penelitian

Pada studi kasus ini rancangan penelitian menggunakan cross

sectional eksploratif yang mendalam mengenai upaya keluarga dalam

penurunan resiko diabetes mellitus. Rancangan penelitian merupakan

rencana penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti dapat

memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian. Desain penelitian

mengacu pada jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk mencapai

tujuan penelitian , serta berperan sebagai alat dan pedoman untuk

mencapai tujuan tersebut (Setiadi,2013). Jenis penelitian yang digunakan

desain penelitian deskriptif studi kasus, yaitu rancangan penelitian yang

mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif: misalnya satu

pasien, keluarga kelompok, kelompok, atau institusi. Meskipun jumlah

dari subyek cenderung sedikit, jumlah variable yang diteliti sangat luas

(Nursalam, 2008:81)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran upaya

keluarga dalam penurunan resiko diabetes mellitus pada keluarga yang

memiliki riwayat diabetes mellitus. Dengan mendeskripsikan atau

menguraikan upaya keluarga dalam penurunan resiko diabetes mellitus

pada keluarga yang memiliki riwayat diabetes mellitus di wilayah kerja

puskesmas kraksaan di kabupaten probolinggo.

36
3.2 Subjek studi kasus

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti

(Arikunto, 2006). Subjek studi kasus yang digunakan dalam penelitian ini

adalah keluarga yang belum terdiagnosa diabetes mellitus yang memiliki

riwayat diabetes mellitus pada keturunan sebelumnya di wilayah kerja

puskesmas kraksaan kabupaten probolinggo. Kriteria dari subyek

penelitian ini adalah :

1. Seluruh anggota dari keluarga inti (nuclear family) yaitu suami, istri

dan anak yang memiliki riwayat diabetes mellitus yang berkumpul

dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dan memiliki hubungan

darah.

2. Dalam kondisi kesadaran penuh, tidak cacat mental, tidak tuna rungu

dan tunawicara

3. Responden dalam keadaan tidak sakit

4. Bersedia menjadi responden.

5. Berada di wilayah kerja puskesmas kraksaan kabupaten probolinggo

3.3 Fokus studi

Fokus studi kasus ini adalah gambaran upaya keluarga dalam

penurunan resiko diabetes mellitus pada keluarga yang memiliki riwayat

diabetes mellitus di wilayah kerja puskesmas kraksaan kabupaten

probolinggo. Yang menjadi fokus studi dalam penelitian ini adalah

gambaran upaya keluarga yang belum terdiagnosa diabetes mellitus dalam

melakukan penurunan resiko diabetes mellitus yang terdiri dari olahraga

37
teratur, pengaturan pola makan/diet dan pengurangan konsumsi gula,

melakukan cek kesehatan rutin, pola tidur cukup dan pengelolaan stress

3.4 Definisi operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variable yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan

(Notoatmodjo, 2010:112). Definisi operasional bermanfaat untuk

mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variable-

variable yang bersangkutan serta pengembangan instrument / alat ukur

(Notoatmodjo, 2010:85).

Definisi operasional dari penelitian tertera dalam table berikut :

38
Table 3.1 Definisi Operasional

No Variable Definisi Operasional Parameter Alat Ukur

1 Upaya keluarga dalam Usaha yang dilakukan


Usaha keluarga dalam penurunan resiko DM meliputi : 1. Wawancara

penurunan resiko DM untuk mencegah DM 1. Menjaga keseimbangan berat badan dan Terbuka

pada keluarga yang pada keluarga yang tinggi badan dengan olahraga rutin 2. Observasi

memiliki riwayat DM beresiko DM dan  Minimal 3-5 kali seminggu selamat 30 3. Observasi Food

memiliki riwayat DM menit dengan olahraga aerobik Record

dari orang tua atau 2. Mengatur diet atau pola makan sehat dengan

generasi sebelumnya mengurangi gula

3. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin

 Pengontrolan gula darah minimal 1

bulan sekali

 IMT tidak lebih dari 22,9

39
4. Menjaga pola hidup dengan istirahat dan tidur

cukup

 Tidur cukup selama 7-8 jam semalam

5. Manajemen stress yang baik

40
3.5 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada keluarga yang memiliki riwayat

diabetes mellitus pada keturunan sebelumnya di wilayah kerja puskesmas

kraksaan kabupaten Probolinggo.

Penelitian ini dilakukan disalah satu rumah keluarga yang memiliki

riwayat diabetes mellitus pada keturunan sebelumnya di wilayah kerja

puskesmas kraksaan kabupaten probolinggo. Waktu penelitian ini

dilakukan pada bulan januari.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek

dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam, 2008:111). Sebelum melakukan pengumpulan data,

perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil

pengumpulan data. Alat ukur pengumpulan data tersebut antara lain berupa

kuisioner, observasi, wawancara atau gabungan dari ketiganya (Hidayat,

2009). Pengumpulan data dalam kasus ini menggunakan metode

Wawancara dan observasi:

1. Wawancara terbuka

Interview jenis ini dilakukan berdasarkan pedoman-

pedoman berupa kuisioner yang telah disiapkan masak-masak

sebelumnya. Sehingga interviewer tinggal membacakan

41
pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada interviewee (Notoatmodjo,

2010:141).

Dalam penelitian ini, peneliti ingin mendapatkan informasi

yang lengkap dan mendalam dengan cara memberikan sederet

pertanyaan kepada responden mengenai upaya keluarga dalam

penurunan resiko diabetes melitus. Cara pencatatan data

wawancara dilakukan dengan pencatatan alat recording berupa

handphone yang ada perekam suaranya untuk merekam proses

berlangsungnya wawancara.

2. Observasi

Selain dengan wawancara, teknik pengumpulan data

penelitian ini akan dilakukan dengan cara observasi (pengamatan).

Menurut nawawi dan martini (1991) observasi adalah pengamatan

dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak

dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. Dalam

penelitian pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang

antara lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan

taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya

dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010:131).

3.7 Langkah-langkah pengumpulan data

Adapun prosedur pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Mengajukan surat ijin penelitian ke jurusan keperawatan untuk

mendapatkan surat pengantar.

42
2. Mengurus surat izin dan institusi untuk penelitian yang ditujukan pada

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Probolinggo.

3. Setelah mendapat surat tersebut kemudian dilanjutkan ke Dinas

Kesehatan Kabupaten Probolinggo

4. Memberikan surat ijin penelitian pada pihak tempat penelitian yaitu

Puskesmas Kraksaan Kabupaten Malang.

5. Petugas kesehatan yaitu perawat memberikan daftar klien yang sesuai

dengan kriteria.

6. Peneliti menentukan keluarga dan subyek yaitu subyek yang dapat

bertanggung jawab atau selalu mendampingi kegiatan dirumah.

7. Memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud, tujuan,

dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan edukasi, dan wawancara

oleh karena itu diharapkan agar keluarga bersedia menjadi respoden

dengan sepenuh hati.

8. Meminta persetujuan dengan informed consent (lembar persetujuan)

yang telah ditandatangani kepala responden.

9. Kegiatan pengambilan data dilakukan selama 7 kali pertemuan dalam

1 minggu

10. Menciptakan suasana yang akrab dengan responden.

11. Peneliti melakukan wawancara secara terbuka yaitu memberikan

beberapa butir pertanyaan dan dijawab oleh keluarga.

12. Peneliti menyimpulkan pengetahuan keluarga dalam melakukan upaya

dalam penurunan resiko diabetes mellitus dari hasil wawancara.

43
3.8 Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data diambil dari data hasil wawancara dan obeservasi.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis sesuai jawaban

responden, kemudian ditarik kesimpulan mengenai upaya keluarga dalam

penurunan resiko diabetes mellitus dalam bentuk narasi. Pengolahan data

yang digunakan adalah teknik non statistic yaitu pengolahan data tidak

menggunakan analisis statistic, melainkan dengan analisis kualitatif,

dikarenakan data yang didapatkan merupakan data kualitatif. Analisis

kualitatif ini dapat dilakukan melalui cara induktif, yakni pengambilan

kesimpulan umum berdasarkan hasil wawancara.

3.9 Penyajian Data

Penyajian data pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga, yakni

penyajian dalam bentuk teks (textular), penyajian dalam bentuk table, dan

penyajian dalam bentuk grafik.

Dalam studi kasus ini data disajikan dalam bentuk textular yaitu

penyajian data berupa tulisan atau narasi dan hanya dipakai untuk data

yang jumlahnya kecil serta memerlukan kesimpulan yang sederhana dan

dapat disertai cuplikan ungkapan verbal dari subjek penelitian yang

merupakan data pendukung. Penyajian secara textular biasanya digunakan

untuk penelitian kualitatif, penyajian table digunakan untuk data yang

sudah diklasifikasikan (Notoatmodjo, 2010).

44
3.10 Etika Penelitian

Etika dalam penelitian menunjukkan pada prinsip-prinsip etis yang

diterapkan dalam kegiatan penelitian, dari proposal penelitian sampai

dengan publikasi hasil penelitian. Pelaku penelitian atau peneliti dalam

menjalankan tugas meneliti hendaknya memegang teguh sikap ilmiah serta

berpegang teguh pada etika penelitian, meskiupun mungkin penelitian

yang dilakukan tidak akan merugikan atau membayakan bagi subjek

penelitian (Notoatmodjo, 2010:202-203).

Secara garis besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada

empat prinsip yang harus dipegang teguh (Milton, 1999 dalam Bondan

Palestin), yakni:

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human

dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendaptkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada

subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan informasi

(berpartisipasi). Sebagai ungkapan, peneliti menghormati hak harkat

dan martabat subjek penelitian , peneliti seyogyanya mempersiapkan

formulir persetujuan subjek (inform consent) yang mencakup :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan kemungkinan risiko dan keidaknyamanan yang

ditimbulkan

c. Penjelasan manfaat yang didapatkan

45
d. Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang

dilakukan subjekberkaitan dengan prosedur penelitian

e. Persetjuan subyek dapat mengundurkan diri sebagai objek

penelitian kapan saja.

f. Jaminan anomitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi

yang diberikan oleh responden.

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect

for privacy and confidentially)

Setiap orang mempunyi hak-hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang

lain.

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an

inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan

kejujuran, keterbukaan,dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan

penelitian perlu dikondisikan sehingga memenuhi prinsip

keterbukaan,yakni dengan menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip

keadilan ini menjamin bahwa semua subjek penelitian memperoleh

perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa membedakan jender,

agama, etnis, dan sebagainya.

46
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan

(balancing harms and benefits)

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal

mungkin bagi masyarakat pada umumnya dan subjek penelitian pada

khususnya. Peneliti hendaknya berusaha meminimalisasi dampak yang

merugikan subjek. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian harus dapat

mencegah atau paling tidak mengurangi rasa sakit, cidera, stress,

maupun kematian subjek penelitian.

Mengacu pada prinsip-prinsip dasar penelitian tersebut, mak setiap

penelitian yang dilakukan oleh siapa saja, termasuk para peneliti

kesehatan hendaknya:

a. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani,

moral, kejujuran, kebebasan, dan tanggung jawab

b. Merupakan upaya untuk mewujudkan ilmu pengetahuan,

kesejahteraan, martabat, dan peradaban manusia, serta terhindar

dari segala sesuatu yang menimbulkan kerugian atau

membahayakan subjek penelitian atau masyarakat pada umumnya.

47
BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Studi kasus tentang gambaran upaya keluarga dalam penurunan resiko

diabetes melitus pada keluarga yang memiliki riwayat diabetes melitus di wilayah

kerja puskesmas Kraksaan pada tanggal 04 Januari-11 januari 2020 terhadap

sebuah keluarga yang terdiri dari 3 anggota keluarga yaitu ibu, ayah dan anak

perempuan yang belum terdiagnosa diabetes melitus, yang sesuai dengan kriteria

subjek penelitian. Anggota responden yaitu Anggota responden 1, Anggota

responden 2 dan Anggota responden . Dimana responden tersebut telah memenuhi

kriteria sebagai subjek penelitian dan menyatakan bersedia menjadi subjek

penelitian. Pengambilan data dalam studi kasus ini menggunakan wawancara,

observasi, dan food record. Data yang sudah diperoleh dari hasil wawancara

tersebut disajikan secara naratif sesuai fokus studi kasus. Adapun ulasan secara

detail mengenai hasil studi kasus dijelaskan sebagai berikut.

4.1 Hasil Studi Kasus

4.1.1 Gambaran Umum Lingkungan Studi Kasus

Penelitian ini diambil di wilayah Kabupaten Probolinggo, wilayah

kerja Puskesmas Kecamatan Kraksaan. Kraksaan merupakan salah satu

dari 24 kecamatan di wilayah kabupaten Probolinggo yang terletak di kota

kraksaan. Puskesmas kecamatan kraksaan terletak di ibu kota kabupaten

probolinggo. Puskesmas kecamatan kraksaan terletak di Jalan Mayjen

Sutoyo No.10 Patokan Kraksaan Kabupaten Probolinggo .

48
kelurahan di puskesmas Kraksaan berjumlah satu kelurahan yaitu kota

kraksaan. Puskesmas Kraksaan memiliki luas wilayah 7000 m2.

Puskemas Kraksaan memiliki 12 ruangan yang digunakan sebagai

ruang pelayanan kesehatan dan 3 ruangan yang digunakan sebagai kantor.

Ruangan pelayanan kesehatan tersebut meliputi Loket pendaftaran, Poli

umum, Poli Gigi, Poli ibu dan Anak (KIA), Poli Gizi, Ruang Farmasi

(penyimpanan obat), Apotek, Laboratorium dan Ruang bersalin 24 jam.

Sedangkan ruang kantor meliputi Ruang Kepala Puskesmas, Ruang

Karyawan, Ruang Tata Usaha (TU).

Puskesmas Kraksaan mempunyai program berupa posyandu,

kegiatan dalam posyandu yaitu berupa penyuluhan dan pemeriksaan

kesehatan meliputi tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan

pemeriksaan lainnya, posyandu ini dilakukan setiap 1 bulan sekali pada

hari rabu di minggu ke-3.

4.1.2 Gambaran Lingkungan Klien

Lingkungan responden terletak di desa Bulu RT 01/ RW 04

kecamatan kraksaan. Posisi rumah responden berada pinggir jalan dengan

jarak antar rumah berdekatan kurang lebih 2 m, dan jarak tempat tinggal

responden ke puskesmas Kraksaan kurang lebih 2 km. Jalan yang ada di

sekitar rumah klien merupakan jalan beraspal yang merata. Responden

menempati rumah yang berukuran 8 x 25 m2, dengan ruang tamu yang

menjadi satu dengan ruang keluarga. Didepan rumah klien terdapat mobil

dan sepeda ontel. Selain itu di ruang keluarga juga terdapat 1 buah televisi.

Di tempat makan yang juga dapur terdapat makanan tahu dan tempe

49
goring beserta sayur, terdapat pula teh yang sudah diminum setengah

gelas dan gelas bekas kopi. Selain itu terdapat 4 kamar tidur yang

berukuran 4x4 m2 dengan pencahayaan yang baik, dan terdapat 1 kamar

mandi yang berukuran 4x4 m2, dengan bak mandi yang bersih.

4.1.3 Gambaran umum responden

a) Anggota responden 1

Anggota responden 1 adalah seorang kepala keluarga yang berusia

65 tahun, memiliki pekerjaan sebagai pansiunan guru, klien tinggal

bersama istri dan anak, Klien belum/tidak terdiagnosa DM, hasil

pemeriksaan gula darah terahir yang dilakukan 3 bulan yang lalu yaitu

124 mg/dl setelah makan. Klien memiliki riwayat DM dari almarhum ibu

klien pernah terdiagnos dan dinyatakan meninggal karena DM. Berat

badan dan tinggi badan terahir klien adalah 65 kg dan tinggi badan 160

cm, klien merupakan seorang perokok aktif, tekanan darah klien saat

kunjungan adalah 160/90 mmHg, klien memiliki penyakit darah tinggi

dan kolestrol.

b) Anggota responden 2

Anggota responden 2 adalah istri dari subyek 1 yang berusia 54

tahun, keseharian klien yaitu dirumah sebagai ibu rumah tangga. Sama

seperti suaminya, klien belum/tidak terdiagnosa DM. pengukuran gula

darah terahir 3 bulan yang lalu menunjukkan gula darah 137 mg/dl

setelah makan. Klien mengatakan ada riwayat DM pada orang tua klien

yaitu ayah dan ibunya. Klien memiliki penyakit asam urat. Berat badan

klien 69 kg dan tinggi badan 155 cm. tekanan darah klien saat dilakukan

50
kunjungan adalah 120/70 mmHg, klien mengatakan sering mengalami

pusing kepala sejak 2 minggu yang lalu.

c) Anggota responden 3

Anggota responden 3 adalah anak perempuan dari suyek 1 dan

subyek 2 yang berusia 30 tahun. Klien sudah berumah tangga dan

mempunyai anak 2 yaitu yang pertama laki-laki dan yang kedua

perempuan. Klien memiliki berat badan 50 kg dan berat badan 162 cm

berdasarkan pengukuran terahir 1 bulan yang lalu, dan tekanan darah

klien saat kunjungan adalah 120/80 mmHg. Klien tidak pernah

melakukan pemeriksaan gula darah. Klien mengatakan bahwa tidak ada

keluhan sejak satu bulan terahir. Klien memiliki sakit typus yang pernah

kambuh 2 bulan yang lalu.

4.1.4 Hasil Fokus Studi Kasus

Studi kasus ini difokuskan pada gambaran upaya keluarga dalam

penurunan resiko diabetes melitus pada keluarga yang memiliki riwayat

diabetes melitus. Berikut ini adalah penyajian data yang telah diolah dan

disajikan dalam bentuk narasi. Data yang disajikan berasal dari hasil

wawancara dan observasi yang sudah dilakukan pada tanggal 04-11

januari 2020.

Selama tahap pengambilan data yang dilakukan pada tanggal 04-11

januari 2020 di rumah responden, upaya keluarga dalam penurunan resiko

diabetes melitus yaitu dengan mengetahui apa itu diabetes melitus,

melakukan olahraga teratur untuk menjaga keseimbangan barat badan dan

tinggi badan, mengatur pola makan dan minum yang sehat dengan

51
mengurangi konsumsi gula , melakukan pemeriksaan kesehatan rutin,

menjaga pola hidup dengan istirahat dan tidur cukup dan manajemen stress

yang baik. Sedangkan hasil wawancara mengenai pengetahuan diabetes

melitus, melakukan olahraga teratur, mengatur pola makan dan minum

yang sehat , melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, pola tidur yang

cukup, dan manajemen stress pada masing-masing anggota responden

sebagai berikut.

A. Pengetahuan

a) Diabetes melitus dan komplikasinya

Hasil wawancara Anggota responden 1 mengatakan “hanya

tahu sedikit tentang kencing manis..ya Cuma itu mbak..kencing

manis itu penyakit karena sering mengkonsumsi gula mbak..saya

tahu sedikit dari perawat yang dipuskesmas sama dokter yang

merawat almarhum ibu saya dirumah sakit karena kencing

manis….saya tidak tahu apa saja komplikasi yang disebabkan

kencing manis”. Ya itu tadi mbak… almarhum ibu saya dulu

pernah sakit diabetes,sampai akhirnya ibu meninggal dirumah

sakit..kata dokternya karena kencing manis”. “saya setuju mbak

kalau kencing manis bisa diturunkan ke anak-anaknya….saya tidak

mengerti sebabnya kenapa..saya Cuma tahu dari dokter kalau bisa

nurun ke saya. “upaya hidup sehat yaitu dah mbak makan teratur..”.

Sedangkan anggota responden 2 berpendapat “ya yang saya tahu

kencing manis itu sakit yang disebabkan karena konsumsi gula

yang berlebihan sering laparan jugak mbak..”. tahunya ya dari

52
tetangga sama perawat desa sini mbak…ya tahu mbak..ada perawat

desa sini dan tetangga yang bilang ke saya kalau kencing manis

bisa nurun ke anak-anaknya…dulu ibuk dan bapak saya mbak yang

pernah kencing manis.. komplikasinya ya itu bisa menyerang ke

jantung dan kolestrol mbak..”. anggota responden 3 mengatakan

“tidak tahu mbak, ya tahunya Cuma kencing manis itu sakit karena

kebanyakan gula…itu tahunya dari orang-orang ngobrol waktu

dulu mbah sakit”. Ya saya tahu mbak kalau DM bisa diturunkan ke

turunan selanjutnya”.

B. Menjaga keseimbangan berat badan dan tinggi badan dengan

Olahraga dan aktifitas fisik rutin

a) Jenis olahraga

Hasil wawancara anggota responden 1 mengatakan

“biasanya lari-lari dan jalan-jalan sekitar rumah ndak pakek

sandal mbak..jalan di atas batu kadang kalau hari minggu saya

sepedaan ke gelora, keliling krejengan,keliling patemon

mbak..”. Anggota responden 2 juga mengatakan “ olahraga

saya ya setiap pagi saya ke pasar menurut saya itu sudah cukup

untuk berolahraga..”. sedangkan anggota responden 3

mengatakan “ya kadang saya hanya lari lari kecil di depan

rumah,kadang-kadang kalau ada waktu luang ya saya jogging

pagi pagi..”.

b) Waktu pelaksanaan

53
Anggota responden 1 mengatakan “ ya olahragnya setiap

pagi kalau jalan kalau sepedaannya satu minggu satu kali

setiap hari minggu..kemaren saya naek genting benerin talang

itu kan sudah termasuk olahraga mbak hehe..”. anggota

responden 2 juga mengatakan “saya setiap pagi mbak ke pasar

jalan kaki wong dekat sekalian olahraga membeli sayur..”.

sedangkan anggota responden 3 mengatakan “ ya pokoknya

kalau ga sibuk ngurusin rumah sama anak mbak..pokoknya

kalau ada waktu ya saya mesti olahraga kecil kecilan biasanya

ya hari minggu lari kecilnya.

c) Faktor penghambat

Anggota reponden 1 mengatakan “ ya gimana mbak saya

kan sudah tidak ada kerjaan lagi sudah pension ya itu dah jalan

jalan keluar olahraga biar ndak jenuh mbak..”. sedangkan

anggota responden 2 mengatakan “ ya saya kan setiap pagi

mbak ke pasar jadinya saya rutin jalan-jalan kepasar..”,

anggota responden 3 juga mengatakan”ya pokoknya kalau ga

sibuk ngurusin rumah sama anak mbak..”.

C. Mengatur pola makan dan pola minum sehat dengan

megurangi konsumsi gula

a) Jenis makanan

Hasil wawancara Anggota responden 1 mengatakan “kalau

disini makanan sehari-hari paling sering tahu goreng, tempe

goreng, sayur bening, pecek terong, dan nasi itu saja

54
mbak..”saya tidak suka makan gorengan mbak saya punya

kolestrol itu jadinya takut, makanan manis-manis saya sudah

jarang mbak.kurang suka manis..karena takut seperti ibuk saya

itu mbak..”. :… saya suka buah dan sayur tetapi jarang beli

mbak..”

anggota responden 2 mengatakan “ paling sering tahu goreng,

tempe goreng, pecek terong peyek udang, dan nasi..soalnya

murah..”. saya sering makan gorengan itu mbak, kalau cemilan

manis ya itu kolak pisang setiap dimasjid kalau malam

jumat..”. “.. kalau buah kan saya punya pohonnya sendiri mbak

seperti papaya, mangga, pisang jadi tidak pernah beli..”.

Sedangkan anggota responden 3 juga menjelaskan “saya

makanan sehari-hari Cuma tahu goreng, tempe goreng, pecek

terong, sayur bening, dan nasi… ya satu keluarga ini

makannya sama semua mbak..”. kalau gorengan saya suka

mbak buat cemilan.

b) Jenis minuman

Hasil wawancara anggota responden 1 mengatakan “…

minum teh dengan gula setiap pagi gulanya satu

sendok…selain itu kalau haus ya minum air putih..”.

sedangkan anggota responden 2 mengatakan “.. kalau saya

setiap pagi minum kopi dengan gula 2 sendok mbak.. soalnya

takut terkena kencing manis mbak kalau banyak gula saya juga

takut..air putih juga lumayan banyak minumnya”. Anggota

55
responden 3 juga mengatakan “ ya saya sama seperti bapak

mbak minum teh juga setiap pagi kalau siang itu air es..”.

c) Waktu konsumsi makanan dan minuman

Hasil wawancara anggota responden 1 mengatakan “makan 3

kali sehari kalau minum teh saya setiap pagi dengan 1 sendok

gula..”. sedangkan anggota responden 2 mengatakan “ makan

2-3 kali sehari mbak..saya jarang makan malam kalau minum

kopi saya hanya minum satu kali waktu pagi hari mbak dengan

2 sendok gula..”anggota responden 3 juga mengatakan “..

makan 3 kali sehari..” saya sering nyemil dan setiap pagi saya

juga minum teh seperti bapak mbak..”.

D. Pola tidur dan istirahat yang cukup

Hasil wawancara anggota responden 1 mengatakan “ saya

ngerasanya dalam sehari sudah cukup mbak..kira-kira 7 jam.an lah

dalam sehari..ya waktu bangun terasa lebih enak segar dan tidak

merasa mengantuk lagi gitu mbak..”. selain itu anggota responden 2

mengatakan “tidur ya cukup saya mbak.. tidur siang itu satu jam

dari jam 1 sampai jam 2 kalau tidur malam jam 9 mbak bangun

subuhan.. setelah itu saya kepasar.. tidur kurang lebih 7 jam

mungkin mbak”. Sedangkan anggota responden 3 mengatakan

“sudah cukup mbak..lama tidur mungkin kurang lebih 8 jam dalam

sehari.. bangun tidur perasaan capek sudah hilang”.

56
E. Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin

a) Pemeriksaan gula darah

Hasil wawancara anggota responden 1 mengatakan “gak

rutin lah mbak..selama badan sehat ya ga pernah ke puskesmas

mbak..3 bulanan yang lalu kayaknya mbak waktu ada

pemeriksa gula darah gratis.. kalau hasilnya normal katanya

perawat”. Selain itu anggota responden 2 mengatakan “ tidak

rutin mbak, cuman kalau sakit baru saya ke puskesmas

kraksaan..kalau cek kadar gula ya sama mbak 3 bulan yang

lalu waktu ada cek gula gratis sama suami saya..hasilnya kalau

gasalah 137 mbak..pokoknya kata petugasnya normal gitu”.

Sedangkan anggota responden 3 mengatakan “ tidak pernah

periksa gula darah mbak..wong terahir aja saya ke puskesmas

itu ya gara-gara typus itu 2 bulan yang lalu dan dikasih obat..”.

b) Pemeriksaan IMT

Hasil wawancara Anggota responden 1 mengatakan “

terahir ngukur ya dulu mbak waktu kepuskesmas kan kalau

berobat selalu diukur terlebih dahulu ..beratnya 65 kg dan

tinggi badan 160 cm (IMT = 25,3)..”. selain itu anggota

responden 2 mengatakan “ terahir ngukur ya sama mbak

seperti suami saya waktu dipuskesmas..beratnya 69 kg dan

tinggi badan 155 cm (IMT = 28,75)”. Sedangkan anggota

responden 3 mengatakan “terahir saya ngukur di rumah

57
tetangga berat badan saya 50 kg dan tingginya 162 cm mbak

(IMT = 19,0)

c) Alasan yang menghambat

Anggota responden 1 mengatakan “kalau itu sebenernya

tidak ada mbak..Cuma belum sakit aja”. Selain itu anggota

responden 2 mengatakan “sama mas kalau sakit aja baru

kepuskesmas atau dokter saya..lagian masih sehat-sehat aja

mbak”. Sedangkan anggota responden 3 “ gada sih mbak..kan

gak sakit gapapa”

F. Manajemen stress yang baik

a) Masalah yang sering dihadapi

Dari hasil wawancara Anggota responden 1 menjelaskan “

tidak ada mbak tidak ada masalah fine-fine aja cuman itu mbak

kalau tensi sudah tinggi saya stress kayak sekarang ini.. saya

kan punya darah tinggi mbak”. selain itu anggota responden 2

menjelaskan “ itu mbak kemarin cobek saya pecah yang besar

kan saya senang mengoleksi cobek dan peralatan dapur lainnya

mbak, jadi saya kepikiran eman mbak..”, sedangkan anggota

responden 3 mengatakan “saya paling stress ya kalau anak ini

rewel sakit mbak..”.

b) Cara mengatasi masalah

Dari hasil wawancara anggota responden 1 menjelaskan “

saya selalu merundingkan dengan istri kalau ada masalah

mbak”. Sedangkan anggota responden 2 juga menjelaskan “..

58
ya ini saya kalau ada masalah selalu cerita sama suami dan

tetangga sekitar kan tetangga samping rumah saya ini saudara

saya sendiri selalu dirundingkan untuk menemukan solusi”.

Selain itu anggota responden 3 mengatakan “.. sama saya

selalu cerita ke suami dan orang tua saya”.

c) Penilaian terhadap lingkungan tempat tinggal

Hasil wawancaraAnggota responden 1 menjelaskan “ ya

enak nyaman mbak wong rumah sendiri, sudah merasakan

cukup nyaman”. Selain itu anggota responden 2 menjelaskan “

saya sudah cukup nyaman dengan lingkungan rumah mbak

asal kondisi rumah yang rapid an bersih..”. sedangkan anggota

responden 3 mengatakan “sudah cukup nyaman juga mbak

yang membersihkan lingkungan rumah dan merapikan barang

ya saya mbak agar nyaman”.

d) Rekreasi yang dilakukan

Hasil wawancara Anggota responden 1 mengatakan “saya

jarang mbak kalau rekreasi dan jalan-jalan itu saya selalu

dirumah dengan istri nonton tv..ya itu mbak cuman anak aja

yang sering jalan-jalan”. Sedangkan anggota responden 2

menjelaskan “ sama seperti suami saya mbak saya beristirahat

dirumah hanya berjalan jalan sendirian kerumah tetangga kalau

ada waktu luang”. Selain itu anggota responden 3 mengatakan

“ya kalau saya setiap hari minggu jalan-jalan ke probolinggo

dengan suami dan anak saya”.

59
e) Pelaksaan ibadah

Hasil wawancara anggota responden 1 menjelaskan “saya

Alhamdulillah rutin sholat 5 waktu dan selalu ke langgar

belakang rumah mbak..”. hampir sama dengan suaminya,

anggota responden 2 menjelaskan “saya beribadah rutin mas ke

langgar juga kalau magrib sampai isyak saya ngaji kemudian

setelah sholat subuh itu juga ngaji mbak”. Sedangkan anggota

responden 3 mengatakan “ kalau ibadah saya juga selalu

berusaha sholat 5 waktu dan mengaji setelah magrib mbak”.

f) Konsumsi rokok dan minuman beralkohol

Hasil wawancara anggota responden 1 mengatakan

“emm..saya merokok sejak 12 tahun yang lalu..merokok sehari

3 batang setelah makan mbak..saya tidak minum-minuman

beralkohol mbak”. Sedangkan anggota responden 2

menjelaskan “saya tidak pernah merokok dan minum-minuman

keras..ya Cuma suami aja yang merokok”. Sedangkan anggota

responden 3 mengatakan “tidak..saya tidak pernah merokok

dan tidak minum-minuman keras”.

60
4.2 Pembahasan

A. Pengetahuan tentang hidup sehat dan upaya pencegahan diabetes

Melitus.

Pengetahuan responden tentang hidup sehat dan diabetes melitus,

bisa dikatakan hanya mengetahui pengertian secara umum. Pada

pengetahuan tentang diabetes melitus, responden menjelaskan bahwa

diabetes melitus merupakan penyakit yang disebabkan oleh berlebihnya

gula yang dikonsumsi. Pengetahuan yang didapatkan responden berasal

dari tenaga kesehatan pada saat ibu dari anggota responden 1 dirawat di

rumah sakit karena penyakit diabetes melitus dan penyuluhan yang

didapatkan pada saat melakukan pemeriksaan gula darah gratis.sesuai

dengan Azwar (1995) dalam maulana (2009:198), pengetahuan adalah

hasil „tahu‟, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra

manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

B. Menjaga keseimbangan berat badan dan tinggi badan dengan olahraga dan

aktifitas fisik rutin

Pada upaya untuk menurunkan resiko diabetes melitus dengan

olahraga yang sudah dilakukan anggota responden 1 dan anggota

responden 2 sudah bisa dikatakan efektif, hal ini dikarenakan kedua

subyek tersebut melakukan olahraga aerobic seperti yang dilakukan

anggota responden 1 dan 2 yaitu melakukan jalan pagi, lari kecil,

bersepeda dalam rentan waktu 20-30 menit setiap pelaksanaannya.

Sedangkan anggota responden 3 jarang melakukan olahraga bahkan tidak

61
pernah dikarenakan sibuk mengurus anaknya dan mengurus pekerjaan

rumah. Hal ini dibuktikan dengan hasil observasi peneliti yang dilakukan

selama 7 hari setelah wawancara menunjukkan bahwa anggota responden

1 melakukan jalan-jalan pagi dan kadang juga disertai lari kecil yang

dilakukan klien setiap pukul 05.30 pagi sedangkan anggota responden 2

melakukan jalan-jalan pagi ke pasar untuk membeli sayur yang dilakukan

setiap hari pukul 05.00 pagi setelah sholat subuh. Berbeda dengan anggota

responden 3 yang menyatakan jarang berolahraga dikarenakan sibuk

mengurus anaknya dan mengurus pekerjaan rumah.

Faktor yang menjadi penghambat olahraga rutin pada responden

adalah kesibukan. Contohnya pada anggota responden 3 yang menjelaskan

tidak akan melakukan olahraga apabila banyak kesibukan yang harus

dikerjakan di pagi hari. Sedangkan factor penghambat dari anggota

responden 1 dan 2 tidak ada hambatan dikarenakan dirumahnya sudah

tidak ada pekerjaan lagi.

Sesuai yang ada di dalam (rumahorbo, H. 2014 : 49), olahraga 3-5

kali seminggu terbukti dapat menurunkan resiko diabetes melitus.

Terutama bagi mereka yang sudah mempunyai riwayat dari keluarga.

Salah satu usaha untuk mencapai kesehatan dengan berolahraga sehingga

bagi lanjut usia untuk dapat memperoleh tubuh yang sehat salah satunya

harus rutin melakukan aktivitas olahraga. Menurut Sadoso

Sumosardjuno(1991:165) pada umumnya aktivitas aerobik merupakan

aktivitas fisik dari dari kebanyakan usia lanjut, dan juga disertai oleh

latihan kekuatan,terutama punggung,kaki,lengan dan perut. Juga latihan

62
kelenturan untuk memperbaiki dan memelihara daerah geraknya dan

aktivitas untuk melatihperimbangan serta koordinasi.

Olahraga yang bersifat aerobik adalah olahraga yang membuat

jantung dan paru bekerja lebih keras untuk memenuhi meningkatnya

kebutuhan oksigen, misalnya berjalan, berenang, bersepeda, dan lain-lain.

Latihan fisik dilakukan sekurangnya 30 menit dengan intensitas sedang, 5

hari dalam seminggu atau 20 menit dengan intensitas tinggi, 3 hari dalam

seminggu, atau kombinasi 20 menit intensitas tinggi 2 hari dalam

seminggu dan 30 menit dengan intensitas sedang 2 hari dalam seminggu

C. Mengatur diet dan pola makan sehat dengan mengurangi konsumsi gula

Pada pengaturan diet dan pola makan sehat ditemukan bahwa

responden sangat hemat dalam memenuhi konsumsi makanan minuman

sehari-hari. Responden menyatakan menu sehari-hari yang paling sering

dikonsumsi adalah sayur bening, pecek terong, tempe goreng, tahu goreng,

dan nasi sebagai makanan pokok. Pola makan yang ditemukan yaitu 3-4

kali sehari. Hal ini juga didukung dari hasil observasi peneliti bahwa di

bagian dapur ditemukan adanya sayur bayam, pecek terong, nasi, dan

tempe goreng.

Sesuai yang dikatakan rumahorbo,H. (2014:47), salah satu

penyebab penyakit gula darah yang sering dialami oleh anak remaja saat

ini adalah makanan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori

yang dibutuhkan. Mengkonsumsi makanan secara berlebihan dan tidak

diimbangi dengan sekresi insulin dalam yang cukup memadai akan

63
menjadi penyebab gula darah, karena bisa membuat kadar gula dalam

darah meningkat dan pastinya sumber utama penyakit gula darah.

Selain itu, anggota responden 1 dan anggota responden 2 juga

mengurangi untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang manis-

manis. Ditemukan bahwa anggota responden 1, anggota responden 2, dan

anggota responden 3 sudah mengurangi konsumsi camilan yang manis-

manis dan takaran gula pada minuma seperi kopi dan the yang dikonsumsi

sesuai kebutuhan dalam satu hari. Hal ini sesuai dengan hasil observasi

yang dilakukan peneliti, bahwa di rumah klien ditemukan segelas kopi

yang sudah diminum, dan segelas air teh yang masih utuh, selain itu pada

saat melakukan kunjungan, peneliti juga dihidangkan teh yang tidak terlalu

manis. Tetapi untuk responden 3 masih sering makan gorengan. Hal ini

sesuai dengan yang dikatakan rumahorbo, H. (2014 : 54), yaitu pada saat

memilih makanan, usahakan untuk menghindari gandum putih,gula,

permen, dan kentang, karena makanan tersebut dapat membuat gula darah

anda naik dengan cepat . selain itu, untuk memilih minuman pun perlu

diperhatikan. Misalnya, soda, kopi, olahan, atau teh dengan gula yang

tinggi, atau apa saja yang berbentuk cairan dan mengandung fruktosa dan

sukrosa yang tinggi. Bahan-bahan tersebut sangat tidak bagus untuk

diabetes karena dengan cepat menaikkan kadar gula darah. Lebih baik

meminum air putih atau jus dengan manis alami tanpa ditambah gula.

64
D. Pola tidur dan istirahat yang cukup

Pada pola tidur pada responden bisa dikatakan sudah memenuhi

kebutuhan tidur, sesuai dengan pernyataan seluruh anggota responden

bahwa pola tidur yang didapatkan sudah mampu membuat badan segar

kembali dan tidak mengantuk saat bangun dari tidur, dengan rata-rata lama

tidur yaitu 6-8 jam per-hari.

Tidur yang tercukupi dapat memperkecil resiko terkena diabetes,

karena kurangnya tidur atau seringnya tidur terlalu larut akan berpengaruh

negative pada metabolisme tubuh, hal ini sesuai dengan helmawati

(2014:89) yang mengatakan disaat kekurangan tidur hormon-hormon

dalam tubuh akan terpengaruh hormone grelin sebagai hormone yang

menimbulkan rasa lapar yang meningkat. Sedangkan hormone leptin, yang

menekan nafsu makan akan menurun. Jadi, rasa lapar yang berujung

makan dimalam hari akan membuat pangkreas bekerja lebih aktif

memproduksi insulin. Hal inilah yang memicu resiko terjadinya diabetes

melitus akibat kemungkinan terjadi resistensi insulin, karena pangkreas

akan menghasilkan lebih banyak insulin.

Menurut soewondo (1993) dan Hawari (1996) di dalam

hidayat(2009), dengan tidur adalah obat alamiah yang dapat memulihkan

segala keletihan fisik mental. Tidur adalah mutlak bagi kehidupan

manusia. Aturlah jadwal tidur anda secara teratur. Usahakan anda dapat

tidur 7-8 jam semalam. Paling tidak empat malam dalam seminggu, tidur

rata-rata hanya 3-4 jam bahkan kurang dalam semalam, maka daya tahan

anda akan menurun.

65
E. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin

Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan responden masih kurang

dalam menjalankan pemeriksaan kesehatan secara rutin, hal ini

ditunjukkan dengan pernyataan seluruh anggota responden, hanya datang

ke puskesmas atau pelayanan kesehatan apabila sudah merasa sakit.

Terahir responden melakukan pengukuran gula darah, dengan hasil kadar

gula 124 mg/dl pada anggota responden 1 dan 137 mg/dl pada anggota

responden 2 sedangkan responden 3 tidak pernah melakukan pemeriksaan

gula darah. Walaupun masih dalam rentang normal, seharusnya responden

harus rutin kontrol di setiap bulan untuk mengetahui perkembangan

kesehatan dan lebih siap melakukan pencegahan.

Persepsi responden yang mengganggap bahwa pemeriksaan

kesehatan atau pelayanan kesehatan yang ada hanya dibutuhkan ketika

sakit saja dimungkinkan menjadi penyebab responden enggan untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, selain kurangnya

pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin. Dengan

pemahaman responden tentang bahaya diabetes mlitus, dan kondisi

responden yang masih mampu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

rutin, klien tetap enggan melakukan pemeriksaan kesehatan.

Selain pengukuran gula darah, pemeriksaan IMT (Indeks Masa

Tubuh) juga penting dilakukan, dan hasil IMT responden pada 1-3 bulan

yang lalu didapatkan pada anggota responden 1 dengan berat badan 65 kg

dan tinggi badan 160 cm, IMT = 25,3 (obesitas I). pada anggota

responden 2 didapatkan berat badan 69 kg dan tinggi badan 155 cm

66
dengan hasil IMT = 28,75 (Obesitas I). Sedangkan pada anggota

responden 3 didapatkan berat badan 50 kg dan tingginya 162 cm, dengan

hasil perhitungan IMT = 19,0 (normal).

Pengukuran IMT yang dilakukan anggota responden 1 dan anggota

responden 2 menunjukkan adanya factor resiko diabetes melitus yang tidak

disadari oleh responden selain riwayat diabetes melitus yang dimiliki

anggota responden 1 dan anggota responden 2. Ditunjukkan dari hasil

anggota responden 1 yang sudah memasuki kategori resiko obesitas I dan

anggota responden 2 juga yang masuk dalam kategori resiko obesitas I. hal

ini dimungkinkan karena masih kurangnya aktivitas olahraga dan kurang

aktifnya responden untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin yang

dilakukan oleh kedua anggota responden. Sesuai acuan pada penjelasan

rumahorbo, (2014:9) adapun klasifikasi berat badan berdasarkan nilai IMT

pada orang dewasa Asia yaitu <18,5 (kurang), 18,5-22,9 (normal), 23

(kelebihan berat badan), 23-24,9 (resiko diabetes), 25-29,9 (obesitas I),

dan 30 (obesitas II).

F. Manajemen stress yang baik

Pada manajemen stress, saat ini responden memiliki factor

pendukung yang membantu setiap masalah yang muncul pada masing-

masing aggota responden, yaitu apabila ada masalah pada responden,

mereka selalu membicarakannya bersama untuk mendapatkan solusi yang

diharapkan. Responden juga selalu menjalin hubungan social yang baik

dengan orang lain seperti tetangga dan sesama anggota keluarga. Kondisi

rumah yang sederhana juga selalu dibersihkan agar lebih nyaman,

67
contohnya responden selalu membersihkan rumah agar menjadi lebih

nyaman. Jika ada waktu libur, terkadang juga responden melakukan jalan-

jalan bersama untuk mengunjungi saudara. . namun sayangnya anggota

responden 1 adalah seorang perokok aktif yang setiap harinya selalu

menghabiskan 3 batang rokok setiap hari setelah makan. Klien

mengatakan tidak ada alasan tertentu mengapa klien merokok, karena

sudah menjadi kebiasaan klien.

Menurut soewondo (1993) dan Hawari (1996) didalam hidayat

(2009) untuk mengelola stress ada beberapa langkah yang harus dilakukan

yaitu menyadari tentang adanya stress, mengatur kebiasaan makan dan

berolahraga, mengubah respon terhadap stress, menanggulangi dengan

melakukan rekreasi, menghindari rokok, dan menhindari minuman keras.

Selain itu juga mengatur waktu rekreasi bersama angggota responden dan

mendekatkan diri pada tuhan dapat memengaruhi seseorang untuk

mengatasi stress yang di alami.

Pentingnya manajemen stress pada upaya untuk menurunkan

resiko diabetes melitus dikarenakan stress dapat memicu hormone yang

memengaruhi kinerja insulin di dalam tubuh. Sesuai dengan penjelasan

tandra (2015:131) khusus bagi penyakit diabetes, stress memicu kenaikan

hormone adrenalin, glucagon, dan kortikosteroid. Hormone-hormon ini

mempunyai efek bekerja berlawanan dengan insulin, sehingga gula darah

akan melonjak tinggi. Hal ini memungkinkan terjadinya diabetes melitus

yang dikarenakann melonjaknya gula darah dalam tubuh.

68
4.3 Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mengalami keterbatasan

keterbatasan, yaitu meliputi :

1. Pada saat melakukan observasi food record peneliti hanya bisa melihat

waktu pagi hari saja, untuk sore dan malam hari peneliti menanyakan

kepada anggota keluarga

69
BAB V

PENUTUP

Pada bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian tentang “Gambaran Upaya keluarga dalam penurunan resiko diabetes

melitus pada keluarga yang memiliki riwayat diabetes melitus”.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara dalam penelitian

pada tanggal 04-11 Januari 2020 tentang gambaran upaya keluarga dalam

penurunan resiko diabetes melitus pada keluarga yang memiliki riwayat

diabetes melitus disimpulkan sebagai berikut:

Upaya keluarga dalam penurunan resiko diabetes melitus yang

ditunjukkan pada responden meliputi menjaga keseimbangan berat badan

dan tinggi badan dengan berolahraga secara rutin yang dilakukan sebagian

anggota keluarga, mengatur diet dan pola makan sehat dengan mengurangi

konsumsi gula, dan manajemen stress serta kepatuhan ibadah pada

keluarga yang efektif. Sebagian besar upaya penurunan resiko diabetes

yang dilakukan responden sudah dilakukan.

Didapatkan juga upaya keluarga untuk menurunkan resiko

terjadinya diabetes yang kurang mendukung pada responden. Diantaranya

responden untuk melakukan pemeriksaan kesehatan tidak rutin, selain itu

juga masih ada anggota keluarga yang tidak rutin dalam melakukan

olahraga, suka mengkonsumsi gorengan dan memiliki kebiasaan merokok.

70
5.2 Saran

1. Bagi Responden

Untuk selalu memotivasi anggota keluarga yang lain agar

melakukan olahraga rutin dalam 1 minggu, mengurangi atau

menghilangkan kebiasaan merokok yang ada. Selain itu pada responden

sebaiknya selalu memeriksakan kondisi kesehatan secara rutin, tidak hanya

disaat tubuh sudah merasa sakit dan mengikuti posyandu yang dilakukan

puskesmas kraksaan.

2. Bagi petugas kesehatan

Untuk selalu meningkatkan program kesehatan yang sudah

berjalan, menambah dan menyebarkan media yang menginformasikan

adanya suatu kegiatan pemeriksaan kesehatan rutin seperti posyandu dan

sejenisnya di lingkungan masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti yang akan datang dapat melakukan observasi

yang lebih intensif agar didapatkan data pendukung yang lebih akurat dan

menindak lanjuti penelitian ini.

71
Daftar Pustaka

Friedman, M.M. 1998. Family Nursing : Research, Theory and Practice. (4th Ed.).
Norwalk CT : Alpleton & Lange.

Helmawati, H. 2014. Hidup sehat tanpa diabetes. Yogyakarta: Notebook.

Hidayat, D.R. 2009. Ilmu Perilaku Manusia Pengantar Psikologi Untuk Tenaga
Kesehatan. Jakarta: CV Trans Info Media

Larasati, TA. 2017 Perbaikan Gaya Hidup Sehat pada Pasien dengan Riwayat
Keluarga Diabetes Mellitus Tipe 2 di Puskesmas. Jk unila, 1 (3):504-507

Martinus. 2005. 1001 Tentang Diabetes. Bandung: Nexx Media

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nuraeni, A. 2017. Mengenal Penyakit Diabetes: Mulai Penyebab, Gejala, hingga


Cara Mencegahnya,
(https://www.tribunnews.com/tribunners/2017/08/15/mengenal-penyakit-diabetes-

mulai-penyebab-gejala-hingga-cara-mencegahnya), diakses pada 23 Oktober 2019

Puspitawati, H. 2012. Konsep dan Teori Keluarga. Bogor: PT IPB Press. Bogor.

Rumaharbo, H.2014. Mencegah diabetes mellitus dengan perubahan gaya hidup.


Bogor: In media

Setiadi. 2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha


Ilmu

Setiawati, S., Dermawan, A.C. 2008. Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan


Keluarga. Jakarta: Trans Info Media

Sibagariang, E.dkk. 2010. Buku Saku Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa


Diploma Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media

Soegondo, S.dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta:


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

72
Sukenty, T.N.dkk. 2018. Faktor Perilaku dan Gaya Hidup yang Mempengaruhi
Status Prediabetes Pasien Puskesmas Pati II. Jurnal promosi kesehatan
Indonesia,13 (2): 129-130.

Sustrani, L, Alam, S., & Hadibroto, I. 2006. Diabetes . Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama

73
Lampiran 1
PLAN OF ACTION
(Agustus 2019 - Juni 2020)

Nama : Nurul Laily Maruroh


NIM : P17210174074

74
Lampiran 2

75
76
77
78
79
80
81
Lampiran 3

82
83
84
Lampiran 4

KISI-KISI LEMBAR WAWANCARA

“Gambaran Upaya Keluarga Dalam Penurunan Resiko Diabetes Melitus

Pada Keluarga yang Memiliki Riwayat Diabetes Melitus di Puskesmas

Kraksaan Kabupaten Probolinggo”

Definisi opersional Indikator No. pertanyaan

Upaya keluarga 1. Pengetahuan hidup sehat, 1-4


dalam penurunan diabetes mellitus, dan
resiko diabetes komplikasinya
5-6
melitus 2. Olahraga teratur
3. Pengaturan makanan 7-8
4. Pola tidur yang cukup
9
5. Pemeriksaan kesehatan
10-11
- Cek gula darah
- Pengukuran IMT
6. Manajemen stress
12-19

85
Lampiran 5

HASIL WAWANCARA

“Gambaran Upaya Keluarga Dalam Penurunan Resiko Diabetes Melitus

Pada Keluarga yang Memiliki Riwayat Diabetes Melitus di Puskesmas

Kraksaan Kabupaten Probolinggo”

Tanggal wawancara : 04 januari 2020

A. Identitas Responden
1. Nama anggota keluarga : Tn.A
2. Umur : 65 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Guru Pensiun
6. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia

B. Pengetahuan tentang diabetes mellitus


1. Menurut saudara apa yang anda ketahui tentang diabetes melitus ?
Jawab : “hanya tahu sedikit tentang kencing manis..ya Cuma itu
mbak..kencing manis itu penyakit karena sering mengkonsumsi gula mbak”
2. Darimana anda mengambil informasi mengenai diabetes mellitus?
Jawab : “saya tahu sedikit dari perawat yang dipuskesmas sama dokter yang
merawat almarhum ibu saya dirumah sakit karena kencing manis…”
3. Menurut anda, media apa yang paling baik untuk menyampaikan informasi
tentang diabetes mellitus?
Jawab : “ya apa saja dah mbak”

86
C. Riwayat penyakit
1. Apakah ada riwayat keluarga atau saudara mempunyai diabetes melitus?
Jawab : “ iyaa ada mbak ibu saya”
2. Apakah anda mempunyai riwayat penyakit keturunan lain?
Jawab : “ darah tinggi sama kolestrol”
3. Darimanakah anda mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit anda?
Jawab : “saya Cuma tahu dari dokter kalau bisa nurun ke saya mbak”
D. Pertanyaan Upaya Pencegahan Diabetes Melitus
1. Menurut anda, apa yang dimaksud hidup sehat?
Jawab : “upaya hidup sehat yaitu dah mbak makan teratur..”
2. Apakah anda tahu dampak/komplikasi dari diabetes mellitus?
Jawab : “saya tidak tahu apa saja komplikasi yang disebabkan kencing
manis”. Ya itu tadi mbak… almarhum ibu saya dulu pernah sakit
diabetes,sampai akhirnya ibu meninggal dirumah sakit..kata dokternya
karena kencing manis”.
3. Apakah anda setuju diabetes mellitus dapat diturunkan kepada keturunan
selanjutnya? Mengapa?
Jawab : “saya setuju mbak kalau kencing manis bisa diturunkan ke anak-
anaknya….saya tidak mengerti sebabnya kenapa”
4. Menurut anda, apa yang termasuk upaya hidup sehat dalam pencegahan
resiko diabetes mellitus, dan apa manfaatnnya?
Jawab : “ya itu makan teratur sama olahraga mbak”

Olahraga
5. Apakah anda pernah berolahraga? “Ya mbak”
Jika ya, kapan saja anda berolahraga?”setiap hari saya jalan didepan rumah
kalau minggu saya sepedaan keliling mbak “
Lamanya berolahraga dalam sekali berolahraga? ”20 menitan mbak”
Olahraga apa yang sering dilakukan di rumah? “ jalan-jalan didepan rumah
sama diatas batu itu mbak”
Jika tidak, mengapa tidak berolahraga? .......................................................
Faktor apa yang menghambat untuk olahraga?”saya kan sudah pensiun”

87
6. Apakah anda berolahraga diluar rumah seperti berjalan, jogging, bersepeda,
atau yang lainnya? “iya mbak”
Jika ya, olahraga jenis apa yang sering dilakukan diluar rumah? “sepedaan
keliling mbak ke gelora ke patemon pajarakan itu mbak”
Seberapa sering anda melakukannya, kapan? “setiap hari minggu mbak”
Jika tidak, faktor apa yang menghambat?....................................................

Pengaturan makanan
7. Apa saja menu makanan anda dalam sehari?
Jawab : “kalau disini makanan sehari-hari paling sering tahu goreng,
tempe goreng, sayur bening, pecek terong, dan nasi itu saja mbak..”
Bagaimana jadwal makan anda dalam sehari?
Jawab : “makan 3 kali sehari”
Jenis makanan apa yang dikonsumsi dalam menu makanan anda?
Jawab : “tahu goreng, tempe goreng, sayur bening, pecek terong, dan nasi”

8. Apakah anda mengkonsumsi makanan dan minuman di bawah ini?


a. Makanan berlemak seperti gorengan, kulit ayam, daging, olahan
bersantan dan lainnya “saya tidak suka makan gorengan mbak saya
punya kolestrol itu jadinya takut”
b. Makanan/camilan yang terasa manis “sudah jarang mbak”
c. Minuman yang terasa manis “sudah jarang mbak cuman teh setiap
pagi”
d. Sayur dan buah-buahan “iya mbak”
Jika ya, jenis makanan/minuman apa yang dikonsumsi?
Berapa jumlah makanan/minuman diatas yang dikonsumsi?1 kali sehari mbak
Kapan saja mengkonsumsi makanan/minuman diatas?”setiap pagi saja mbak”
Jika tidak, mengapa tidak mengkonsumsi makanan di atas?
” takut saya mbak trauma dari ibu saya”

88
Pola tidur
9. apakah pola tidur anda sudah cukup dalam sehari?
“saya ngerasanya dalam sehari sudah cukup mbak”
Jika ya, berapa lama anda tidur dalam sehari?
“kira-kira 7 jam.an lah dalam sehari”
Apa yang dirasakan apabila pola tidur cukup?
“ya waktu bangun terasa lebih enak segar dan tidak merasa mengantuk lagi
gitu mbak”
Jika tidak, mengapa pola tidur tidak cukup? ...............................................
Apa penyebab pola tidur tidak cukup? ........................................................
Pemeriksaan kesehatan
10. Apakah rutin memeriksa gula darah di pelayanan kesehatan?
Jawab : “gak rutin lah mbak..selama badan sehat ya ga pernah ke
puskesmas mbak”
Jika ya, dimana biasanya melakukan pemeriksaan gula darah? ” di
puskesmas kraksaan mbak”
Berapa kali memeriksa gula darah dalam sebulan terahir? “3 bulan yang
lalu saya terahir periksa mbak”
Berapa hasil pemeriksaan gula darah terahir? “124 mg/dl”
Jika tidak, mengapa tidak memeriksa gula darah? ......................................
Faktor apa yang menghambat dalam melakukan pemeriksaan gula darah?
.....................................................................................................................
11. Apakah anda rutin mengukur IMT dipelayanan kesehatan? “tidak mbak”
Jika ya, dimana biasanya melakukan pengukuran IMT? .............................
Berapa kali memeriksa IMT dalam sebulan terahir? “ya kalau ke puskesmas
saja mbak”
Berapa hasil pengukuran IMT terahir? “IMT = 25,3”
Jika tidak, mengapa tidak mengukur IMT? .................................................
Faktor apa yang menghambat dalam melakukan pengukuran IMT?...........
.....................................................................................................................

89
Manajemen stress
12. Apakah anda pernah ada masalah yang membebani pikiran?
Jawab : “tidak ada mbak tidak ada masalah fine-fine aja”
Jika ya, masalah apa yang sering dialami? ..................................................
Seberapa sering anda ada dalam masalah?
Jawab : “yaa kalau tensi saya tinggi kadang saya stress mbak”
Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah?
Jawab : “ saya selalu merundingkan dengan istri kalau ada masalah mbak”
Jika tidak, apakah mengalami kesulitan tidur? “tidak mbak”
Kapan biasanya mengalami kesulitan tidur? ...............................................
13. Apakah anda membiacarakan masalah anda dengan orang terdekat?
Jawab : “ya mbak ke istri saya kalau cerita”
Jika ya, siapa yang biasa anda ajak bicara?”istri saya mbak”
Jika tidak, mengapa anda tidak bercerita ? ..................................................
14. Apakah anda pernah meluangkan waktu untuk istirirahat dan jalan-jalan?
“Jarang mbak, saya keseringan nonton tv dirumah”
Jika ya, dimana anda sering meluangkan waktu untuk jalan-jalan? ............
Siapa saja yang anda ajak untuk jalan-jalan? ..............................................
Kapan biasanya anda beristirahat dan jalan-jalan, berapa lama? ................
Jika tidak, mengapa tidak jalan-jalan? “ ya biarkan anak saya saja mbak”
Apakah faktor yang menghambat anda untuk jalan-jalan?..........................
15. Apakah lingkungan anda tenang dan nyaman? “iya mbak”
Jika ya, bagaimana anda mengaturnya?” ya dibersihkan disapu mbak”
Jika tidak, mengapa tidak nyaman? .............................................................
Lingkungan seperti apa yang anda inginkan? “yang bersih mbak”
16. Apakah anda menjalankan ibadah secara rutin? “ya mbak”
Jika ya, kapan saja anda beribadah? “Sholat 5 waktu mbak tiap hari
dilanggar belakang rumah”
Jika tidak, mengapa anda tidak beribadah? .................................................
Apa faktor yang menghambat anda untuk beribadah? ................................

90
17. Apakah anda sering menutup diri jika ada masalah? “tidak mbak”
Jika ya, mengapa menutup diri? ..................................................................
18. Apakah anda mengkonsumsi minum-minuman beralkohol? “tidak mbak”
Jika ya, mengapa konsumsi minuman beralkohol?
Apa faktor yang mendorong minum-minuman beralkohol? .......................
19. Apakah anda merokok? “iya mbak”
Jika ya, mengapa merokok?” ya udah kebiasaan mbak”
Berapa kali anda merokok dalam sehari?”3 kali setelah makan mbak”
Apa faktor pendorong anda merokok? “Ya udah dari dulu memang mbak”

91
HASIL WAWANCARA

“Gambaran Upaya Keluarga Dalam Penurunan Resiko Diabetes Melitus

Pada Keluarga yang Memiliki Riwayat Diabetes Melitus di Puskesmas

Kraksaan Kabupaten Probolinggo”

Tanggal wawancara : 04 januari 2020

A. Identitas Responden
1. Nama anggota keluarga : Ny.H
2. Umur : 54 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia

B. Pengetahuan tentang diabetes mellitus


1. Menurut saudara apa yang anda ketahui tentang diabetes melitus ?
Jawab : “ya yang saya tahu kencing manis itu sakit yang disebabkan
karena konsumsi gula yang berlebihan sering laparan jugak mbak..”
2. Darimana anda mengambil informasi mengenai diabetes mellitus?
Jawab : “saya tahu sedikit dari perawat desa dan tetangga mbak”
3. Menurut anda, media apa yang paling baik untuk menyampaikan informasi
tentang diabetes mellitus?
Jawab : “ya apa saja dah mbak”

C. Riwayat penyakit
1. Apakah ada riwayat keluarga atau saudara mempunyai diabetes melitus?
Jawab : “ iyaa ada mbak ibu dan bapak saya”
2. Apakah anda mempunyai riwayat penyakit keturunan lain?
Jawab : “ tidak mbak”

92
3. Darimanakah anda mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit anda?
Jawab : “dari perawat kalau bisa nurun ke saya mbak”

D. Pertanyaan Upaya Pencegahan Diabetes Melitus


1. Menurut anda, apa yang dimaksud hidup sehat?
Jawab : “upaya hidup sehat yaitu dah mbak makan teratur..”
2. Apakah anda tahu dampak/komplikasi dari diabetes mellitus?
Jawab : “komplikasinya ya itu bisa menyerang ke jantung dan kolestrol
mbak”.
3. Apakah anda setuju diabetes mellitus dapat diturunkan kepada keturunan
selanjutnya? Mengapa?
Jawab : “saya setuju mbak kalau kencing manis bisa diturunkan ke anak-
anaknya”
4. Menurut anda, apa yang termasuk upaya hidup sehat dalam pencegahan
resiko diabetes mellitus, dan apa manfaatnnya?
Jawab : “ya itu makan teratur sama olahraga mbak”

Olahraga
5. Apakah anda pernah berolahraga? “Ya mbak”
Jika ya, kapan saja anda berolahraga?”setiap hari saya jalan kepasar pagi-
mbak jalan kaki “
Lamanya berolahraga dalam sekali berolahraga? ”gak tentu mbak”
Olahraga apa yang sering dilakukan di rumah? “ jalan-jalan kepasar mbak”
Jika tidak, mengapa tidak berolahraga? .......................................................
Faktor apa yang menghambat untuk olahraga?
6. Apakah anda berolahraga diluar rumah seperti berjalan, jogging, bersepeda,
atau yang lainnya? “tidak mbak”
Jika ya, olahraga jenis apa yang sering dilakukan diluar rumah?
Seberapa sering anda melakukannya, kapan?
Jika tidak, faktor apa yang menghambat?....................................................

93
Pengaturan makanan
7. Apa saja menu makanan anda dalam sehari?
Jawab : “paling sering tahu goreng, tempe goreng, pecek terong peyek
udang, dan nasi..soalnya murah..”
Bagaimana jadwal makan anda dalam sehari?
Jawab : “makan 2-3 kali sehari”
Jenis makanan apa yang dikonsumsi dalam menu makanan anda?
Jawab : “tahu goreng, tempe goreng, sayur bening, pecek terong, dan nasi”

8. Apakah anda mengkonsumsi makanan dan minuman di bawah ini?


a. Makanan berlemak seperti gorengan, kulit ayam, daging, olahan
bersantan dan lainnya “saya suka makan gorengan mbak”
b. Makanan/camilan yang terasa manis “sudah jarang mbak cuman
dimasjid saja kadang makan kolak”
c. Minuman yang terasa manis “sudah jarang mbak cuman kopi setiap
pagi”
d. Sayur dan buah-buahan “iya mbak”
Jika ya, jenis makanan/minuman apa yang dikonsumsi?
Berapa jumlah makanan/minuman diatas yang dikonsumsi?1 kali sehari
mbak
Kapan saja mengkonsumsi makanan/minuman diatas?”setiap pagi saja
mbak”
Jika tidak, mengapa tidak mengkonsumsi makanan di atas?
” takut saya mbak trauma dari ibu saya”

Pola tidur
9. apakah pola tidur anda sudah cukup dalam sehari?
“saya ngerasanya dalam sehari sudah cukup mbak”
Jika ya, berapa lama anda tidur dalam sehari?
“kira-kira 7 jam.an lah dalam sehari”
Apa yang dirasakan apabila pola tidur cukup?

94
“ya waktu bangun terasa lebih enak segar dan tidak merasa mengantuk lagi
gitu mbak”
Jika tidak, mengapa pola tidur tidak cukup? ...............................................
Apa penyebab pola tidur tidak cukup? ........................................................
Pemeriksaan kesehatan
10. Apakah rutin memeriksa gula darah di pelayanan kesehatan?
Jawab : “gak rutin lah mbak..selama badan sehat ya ga pernah ke
puskesmas mbak”
Jika ya, dimana biasanya melakukan pemeriksaan gula darah? ” di
puskesmas kraksaan mbak”
Berapa kali memeriksa gula darah dalam sebulan terahir? “3 bulan yang
lalu saya terahir periksa mbak”
Berapa hasil pemeriksaan gula darah terahir? “137 mg/dl”
Jika tidak, mengapa tidak memeriksa gula darah? ......................................
Faktor apa yang menghambat dalam melakukan pemeriksaan gula darah?
.....................................................................................................................
11. Apakah anda rutin mengukur IMT dipelayanan kesehatan? “tidak mbak”
Jika ya, dimana biasanya melakukan pengukuran IMT? .............................
Berapa kali memeriksa IMT dalam sebulan terahir? “ya kalau ke puskesmas
saja mbak”
Berapa hasil pengukuran IMT terahir? “IMT = 28,75”
Jika tidak, mengapa tidak mengukur IMT? .................................................
Faktor apa yang menghambat dalam melakukan pengukuran IMT?...........
.....................................................................................................................

Manajemen stress
12. Apakah anda pernah ada masalah yang membebani pikiran?
Jawab : “iya mbak”
Jika ya, masalah apa yang sering dialami?
Jawab : ” itu mbak kemarin cobek saya pecah yang besar kan saya senang
mengoleksi cobek dan peralatan dapur lainnya mbak, jadi saya kepikiran
eman mbak..”

95
Seberapa sering anda ada dalam masalah?
Jawab : “ga sering mbak”
Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah?
Jawab : “ saya selalu merundingkan dengan suami dan tetangga saudara
kalau ada masalah mbak”
Jika tidak, apakah mengalami kesulitan tidur? “tidak mbak”
Kapan biasanya mengalami kesulitan tidur? ...............................................
13. Apakah anda membiacarakan masalah anda dengan orang terdekat?
Jawab : “ya mbak ke suami saya kalau cerita”
Jika ya, siapa yang biasa anda ajak bicara?”istri saya mbak”
Jika tidak, mengapa anda tidak bercerita ? ..................................................
14. Apakah anda pernah meluangkan waktu untuk istirirahat dan jalan-jalan?
“Jarang mbak, saya keseringan nonton tv dirumah sama kerumah tetangga
mbak”
Jika ya, dimana anda sering meluangkan waktu untuk jalan-jalan? ............
Siapa saja yang anda ajak untuk jalan-jalan? ..............................................
Kapan biasanya anda beristirahat dan jalan-jalan, berapa lama? ................
Jika tidak, mengapa tidak jalan-jalan? “ ya biarkan anak saya saja mbak”
Apakah faktor yang menghambat anda untuk jalan-jalan?..........................
15. Apakah lingkungan anda tenang dan nyaman? “iya mbak”
Jika ya, bagaimana anda mengaturnya?” ya dibersihkan disapu mbak”
Jika tidak, mengapa tidak nyaman? .............................................................
Lingkungan seperti apa yang anda inginkan? “yang bersih dan rapi mbak”
16. Apakah anda menjalankan ibadah secara rutin? “ya mbak”
Jika ya, kapan saja anda beribadah? “Sholat 5 waktu mbak tiap hari
dilanggar belakang rumah”
Jika tidak, mengapa anda tidak beribadah? .................................................
Apa faktor yang menghambat anda untuk beribadah? ................................
17. Apakah anda sering menutup diri jika ada masalah? “tidak mbak”
Jika ya, mengapa menutup diri? ..................................................................
18. Apakah anda mengkonsumsi minum-minuman beralkohol? “tidak mbak”
Jika ya, mengapa konsumsi minuman beralkohol?

96
Apa faktor yang mendorong minum-minuman beralkohol? .......................
19. Apakah anda merokok? “tidak mbak”
Jika ya, mengapa merokok?
Berapa kali anda merokok dalam sehari?
Apa faktor pendorong anda merokok?

97
HASIL WAWANCARA

“Gambaran Upaya Keluarga Dalam Penurunan Resiko Diabetes Melitus

Pada Keluarga yang Memiliki Riwayat Diabetes Melitus di Puskesmas

Kraksaan Kabupaten Probolinggo”

Tanggal wawancara : 04 januari 2020

A. Identitas Responden
1. Nama anggota keluarga : Ny.N
2. Umur : 30 tahun
3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SI
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia

B. Pengetahuan tentang diabetes mellitus


1. Menurut saudara apa yang anda ketahui tentang diabetes melitus ?
Jawab : “tidak tahu mbak, ya tahunya Cuma kencing manis itu sakit
karena kebanyakan gula”
2. Darimana anda mengambil informasi mengenai diabetes mellitus?
Jawab : “tahunya dari orang-orang ngobrol waktu dulu mbah sakit”
3. Menurut anda, media apa yang paling baik untuk menyampaikan informasi
tentang diabetes mellitus?
Jawab : “ya apa saja dah mbak”

C. Riwayat penyakit
1. Apakah ada riwayat keluarga atau saudara mempunyai diabetes melitus?
Jawab : “ iyaa ada mbak”
2. Apakah anda mempunyai riwayat penyakit keturunan lain?
Jawab : “ tidak mbak”

98
3. Darimanakah anda mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit anda?
Jawab : “dari perawat kalau bisa nurun ke saya mbak”

D. Pertanyaan Upaya Pencegahan Diabetes Melitus


1. Menurut anda, apa yang dimaksud hidup sehat?
Jawab : “upaya hidup sehat yaitu dah mbak makan teratur olahraga tidur
cukup..”
2. Apakah anda tahu dampak/komplikasi dari diabetes mellitus?
Jawab : “komplikasinya ya itu bisa menyerang ke jantung mbak”.
3. Apakah anda setuju diabetes mellitus dapat diturunkan kepada keturunan
selanjutnya? Mengapa?
Jawab : “saya setuju mbak kalau kencing manis bisa diturunkan ke anak-
anaknya”
4. Menurut anda, apa yang termasuk upaya hidup sehat dalam pencegahan
resiko diabetes mellitus, dan apa manfaatnnya?
Jawab : “ya itu makan teratur sama olahraga mbak”

Olahraga
5. Apakah anda pernah berolahraga? “Ya mbak”
Jika ya, kapan saja anda berolahraga?”kadang-kadang mbak kalau gak sibuk
saya jalan di depan rumah lari-lari kecil“
Lamanya berolahraga dalam sekali berolahraga? ”gak tentu mbak”
Olahraga apa yang sering dilakukan di rumah? “ jalan-jalan didepan rumah
mbak”
Jika tidak, mengapa tidak berolahraga? .......................................................
Faktor apa yang menghambat untuk olahraga?
6. Apakah anda berolahraga diluar rumah seperti berjalan, jogging, bersepeda,
atau yang lainnya? “tidak mbak”
Jika ya, olahraga jenis apa yang sering dilakukan diluar rumah?
Seberapa sering anda melakukannya, kapan?
Jika tidak, faktor apa yang menghambat?....................................................

99
Pengaturan makanan

7. Apa saja menu makanan anda dalam sehari?


Jawab : “saya makanan sehari-hari Cuma tahu goreng, tempe goreng,
pecek terong, sayur bening, dan nasi… ya satu keluarga ini makannya sama
semua mbak..”
Bagaimana jadwal makan anda dalam sehari?
Jawab : “makan 2-3 kali sehari”
Jenis makanan apa yang dikonsumsi dalam menu makanan anda?
Jawab : “tahu goreng, tempe goreng, sayur bening, pecek terong, dan nasi”

8. Apakah anda mengkonsumsi makanan dan minuman di bawah ini?


a. Makanan berlemak seperti gorengan, kulit ayam, daging, olahan bersantan
dan lainnya “saya suka makan gorengan mbak”
b. Makanan/camilan yang terasa manis “sudah jarang mbak “
c. Minuman yang terasa manis “sudah jarang mbak cuman teh setiap pagi
sama kayak bapak”
d. Sayur dan buah-buahan “iya mbak”
Jika ya, jenis makanan/minuman apa yang dikonsumsi?
Berapa jumlah makanan/minuman diatas yang dikonsumsi?1 kali sehari
mbak
Kapan saja mengkonsumsi makanan/minuman diatas?”setiap pagi saja
mbak”
Jika tidak, mengapa tidak mengkonsumsi makanan di atas?
” takut saya mbak trauma dari ibu saya”

Pola tidur
9. apakah pola tidur anda sudah cukup dalam sehari?
“saya ngerasanya dalam sehari sudah cukup mbak”
Jika ya, berapa lama anda tidur dalam sehari?
“kira-kira kurang lebih 8 jam.an lah dalam sehari”
Apa yang dirasakan apabila pola tidur cukup?

100
“ya waktu bangun terasa lebih enak segar dan tidak merasa mengantuk lagi
gitu mbak”
Jika tidak, mengapa pola tidur tidak cukup? ...............................................
Apa penyebab pola tidur tidak cukup? ........................................................
Pemeriksaan kesehatan
10. Apakah rutin memeriksa gula darah di pelayanan kesehatan?
Jawab :” tidak pernah periksa gula darah mbak..wong terahir aja saya ke
puskesmas itu ya gara-gara typus itu 2 bulan yang lalu dan dikasih obat..”.
Jika ya, dimana biasanya melakukan pemeriksaan gula darah?
Berapa kali memeriksa gula darah dalam sebulan terahir?
Berapa hasil pemeriksaan gula darah terahir? “Tidak pernah periksa gula
darah saya mbak”
Jika tidak, mengapa tidak memeriksa gula darah?” takut mbak”
Faktor apa yang menghambat dalam melakukan pemeriksaan gula darah?
.....................................................................................................................
11. Apakah anda rutin mengukur IMT dipelayanan kesehatan? “tidak mbak”
Jika ya, dimana biasanya melakukan pengukuran IMT? .............................
Berapa kali memeriksa IMT dalam sebulan terahir? “ya kalau ke puskesmas
saja mbak”
Berapa hasil pengukuran IMT terahir? “IMT = 19,0”
Jika tidak, mengapa tidak mengukur IMT? .................................................
Faktor apa yang menghambat dalam melakukan pengukuran IMT?...........
.....................................................................................................................

Manajemen stress
12. Apakah anda pernah ada masalah yang membebani pikiran?
Jawab : “iya mbak”
Jika ya, masalah apa yang sering dialami?
Jawab : ” saya paling stress ya kalau anak ini rewel sakit mbak..”.
Seberapa sering anda ada dalam masalah?
Jawab : “ga sering mbak”

101
Apa yang anda lakukan untuk mengatasi masalah?
Jawab : “ saya selalu merundingkan dengan suami dan orang tua saya
kalau ada masalah mbak”
Jika tidak, apakah mengalami kesulitan tidur? “tidak mbak”
Kapan biasanya mengalami kesulitan tidur? ...............................................
13. Apakah anda membiacarakan masalah anda dengan orang terdekat?
Jawab : “ya mbak ke suami saya kalau cerita”
Jika ya, siapa yang biasa anda ajak bicara?”istri saya mbak”
Jika tidak, mengapa anda tidak bercerita ? ..................................................
14. Apakah anda pernah meluangkan waktu untuk istirirahat dan jalan-jalan?
“iya mbak saya jalan-jalan ke probolinggo”
Jika ya, dimana anda sering meluangkan waktu untuk jalan-jalan?
“Ke kota probolinggo mbak”
Siapa saja yang anda ajak untuk jalan-jalan? “ suami dan anak saya mbak”
Kapan biasanya anda beristirahat dan jalan-jalan, berapa lama? “ setiap hari
minggu setengah hari mbak”
Jika tidak, mengapa tidak jalan-jalan?
Apakah faktor yang menghambat anda untuk jalan-jalan?..........................
15. Apakah lingkungan anda tenang dan nyaman? “iya mbak”
Jika ya, bagaimana anda mengaturnya?” ya dibersihkan disapu mbak”
Jika tidak, mengapa tidak nyaman? .............................................................
Lingkungan seperti apa yang anda inginkan? “yang bersih dan rapi mbak”
16. Apakah anda menjalankan ibadah secara rutin? “ya mbak”
Jika ya, kapan saja anda beribadah? “Sholat 5 waktu mbak tiap hari”
Jika tidak, mengapa anda tidak beribadah? .................................................
Apa faktor yang menghambat anda untuk beribadah? ................................
17. Apakah anda sering menutup diri jika ada masalah? “tidak mbak”
Jika ya, mengapa menutup diri? ..................................................................
18. Apakah anda mengkonsumsi minum-minuman beralkohol? “tidak mbak”
Jika ya, mengapa konsumsi minuman beralkohol?
Apa faktor yang mendorong minum-minuman beralkohol? .......................

102
19. Apakah anda merokok? “tidak mbak”
Jika ya, mengapa merokok?
Berapa kali anda merokok dalam sehari?
Apa faktor pendorong anda merokok?

103
Lampiran 6

Genogram keluarga

Alm. A Alm. M Alm. P Alm. M


DM DM DM
responden 2

Tn.A
Ny.H 65 thn
54 thn Responden 1
Tn. F
Tn. H Ny. H Ny. H Ny. F
Tn. H menikah
DM

Ny.N
Responden 3 30 thn Tn.H

An.A An.N

104
Lampiran 7 HASIL OBSERVASI FOOD RECORD

Nama : Tn. A (anggota responden 1)

Umur/TTL : 65 tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Hari, Tanggal Observasi : 05 januari 2020 – 11 januari 2020

Petunjuk Persiapan :

1. Catat apa saja makanan yang dikonsumsi dalam waktu 24 jam selama 1

minggu dimulai besok pagi saat sarapan.

2. Tuliskan makanan utama (nasi, lauk, sayur), snack (camilan, buah-buahan,

dsb), serta minuman disertai ukuran atau jumlah bahan makanan.

3. Setiap penulisan sertakan jam/waktu

4. Penulisan jumlah makanan mengacu pada ukuran rumah tangga (URT)

Seperti yang tertera

*Keterangan

URT : Ukuran Rumah tangga Sdt : Sendok teh

Bh : Buah Sdm : Sendok makan

Bj : Biji Sdg : Sedang

Btg : Batang Ptg : Potong

Bsr : Besar Kcl : Kecil

Gls : Gelas

105
Observasi (food record) Tn.A

Tanggal : 05-01-2020 Tanggal : 06-01-2020


Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 06.30 Pagi 07.00
Nasi 2 centong Nasi 2 centong
Sayur bayam 2 sdm Oseng tongkol 2 sendok sayur
Tempe goreng 1 potong sedang Sayur sop 2 sdm
Teh 1 cangkir Tempe goreng 1 potong sedang
Teh 1 cangkir
Siang 13.00 Siang 12.00
Pepaya 1 iris sedang Papaya 1 iris sedang
Nasi 2 centong Nasi 1 centong
Tempe goreng 2 potong sedang Oseng tongkol 1 sdm
Pecek terong 3 potong sedang Sayur sop 2 sendok sayur
Air putih 1 gelas Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 19.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Mi kuah 2 sdm Tempe goreng 2 potong sedang
Tempe goreng 1 potong sedang Sambal ½ sendok makan
Sambal ½ sendok the Air putih 1 gelas
Air putih 1 gelas

Tanggal : 07-01-2020 Tanggal : 08-01-2020


Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 07.00 Pagi 06.30
Nasi 1 centong penuh Nasi 2 centong
Oseng kacang 4 sdm Pepes ikan 1 buah
panjang Dadar jagung 2 buah
Tahu goreng 1 potong sedang Teh 1 cangkir
Sambal ½ sendok teh
The 1 cangkir
Siang 12.30 Siang 12.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Oseng kacang 3 sdm Pepes ikan 1 buah
panjang Dadar jagung 2 buah
Sambal ½ sendok the Agar-agar 1 potong sedang
Air putih 1 gelas Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 18.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Tahu goreng 2 potong sedang Dadar jagung 2 buah
Sambal terong 1 sdm Sambal ½ sendok teh
Air putih 1 gelas Telur dadar 1 potong sedang
Kolak pisang 4 sdm
Air putih 1 gelas

106
Tanggal : 09-01-2020 Tanggal : 10-01-2020
Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 06.30 Pagi 06.30
Nasi 2 centong Nasi 2 centong
Kuah daun kelor 2 sdm Oseng sawi putih 2 sdm
Tempe goreng 1 potong sedang Tahu goreng 1 potong sedang
Teh 1 cangkir Tempe goreng 1 potong sedang
Teh 1 cangkir
Siang 13.00 Siang 12.30
Pisang 1 buah Nasi 1 centong
Nasi 2 centong Oseng sawi putih 2 sdm
Kuah daun kelor 2 potong sedang Tempe goreng 2 potong sedang
Tempe goreng 3 potong sedang Air putih 1 gelas
Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 18.30
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Mi kuah 2 sdm Tempe goreng 2 potong sedang
Tempe goreng 1 potong sedang Sambal ½ sendok makan
Sambal ½ sendok the Air putih 1 gelas
Air putih 1 gelas

Tanggal : 11-01-2020
Jenis makanan Takaran
Pagi 07.00
Nasi 2 centong
Sayur bening 2 sendok sayur
Tahu goreng 1 potong sedang
Ayam goreng 1 potong sedang
Sambal ½ sendok teh
The 1 cangkir
Siang 12.30
Nasi 2 centong
Sayur bening 3 sdm
Ayam goreng 1 potong sedang
Sambal ½ sendok teh
Air putih 1 gelas
Malam 19.00
Nasi 1 centong
Tahu goreng 1 potong sedang
Sambal terong 1 sdm
Air putih 1 gelas

107
HASIL OBSERVASI FOOD RECORD

Nama : Ny. H (anggota responden 2)

Umur/TTL : 54 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari, Tanggal Observasi : 05 januari 2020 – 11 januari 2020

Petunjuk Persiapan :

1. Catat apa saja makanan yang dikonsumsi dalam waktu 24 jam selama 1

minggu dimulai besok pagi saat sarapan.

2. Tuliskan makanan utama (nasi, lauk, sayur), snack (camilan, buah-buahan,

dsb), serta minuman disertai ukuran atau jumlah bahan makanan.

3. Setiap penulisan sertakan jam/waktu

4. Penulisan jumlah makanan mengacu pada ukuran rumah tangga (URT)

Seperti yang tertera

*Keterangan

URT : Ukuran Rumah tangga Sdt : Sendok teh

Bh : Buah Sdm : Sendok makan

Bj : Biji Sdg : Sedang

Btg : Batang Ptg : Potong

Bsr : Besar Kcl : Kecil

Gls : Gelas

108
Observasi (food record) Ny.H

Tanggal : 05-01-2020 Tanggal : 06-01-2020


Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 06.30 Pagi 07.00
Nasi 1 ½ centong Nasi 2 centong
Sayur bayam 2 sdm Oseng tongkol 1 sendok sayur
Tempe goreng 1 potong sedang Sayur sop 2 sdm
Kopi 1 cangkir Tempe goreng 1 potong sedang
Kopi 1 cangkir
Siang 13.00 Siang 12.00
Pepaya 2 iris sedang Papaya 1 iris sedang
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Tempe goreng 2 potong sedang Oseng tongkol 1 sdm
Pecek terong 2 potong sedang Sayur sop 2 sendok sayur
Air putih 1 gelas Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 19.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Mi kuah 2 sdm Tempe goreng 2 potong sedang
Tempe goreng 1 potong sedang Sambal ½ sendok makan
Sambal ½ sendok the Air putih 1 gelas
Air putih 1 gelas

Tanggal : 07-01-2020 Tanggal : 08-01-2020


Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 07.00 Pagi 06.30
Nasi 1 centong penuh Nasi 2 centong
Oseng kacang 2 sdm Pepes ikan 1 buah
panjang Dadar jagung 2 buah
Tahu goreng 1 potong sedang Kopi 1 cangkir
Sambal ½ sendok teh
Kopi 1 cangkir
Siang 12.30 Siang 12.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Oseng kacang 2 sdm Pepes ikan 1 buah
panjang Dadar jagung 2 buah
Sambal ½ sendok the Agar-agar 2 potong sedang
Air putih 1 gelas Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 18.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Tahu goreng 2 potong sedang Dadar jagung 2 buah
Sambal terong 1 sdm Sambal ½ sendok teh
Air putih 1 gelas Telur dadar 1 potong sedang
Kolak pisang 3 sdm
Air putih 1 gelas

109
Tanggal : 09-01-2020 Tanggal : 10-01-2020
Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 06.30 Pagi 06.30
Nasi 1 ½ centong Nasi 2 centong
Kuah daun kelor 2 sdm Oseng sawi putih 2 sdm
Tempe goreng 1 potong sedang Tahu goreng 1 potong sedang
Kopi 1 cangkir Tempe goreng 1 potong sedang
Kopi 1 cangkir
Siang 13.00 Siang 12.30
Pisang 1 buah Nasi 1 centong
Nasi 2 centong Oseng sawi putih 2 sdm
Kuah daun kelor 2 sendok sayur Tempe goreng 2 potong sedang
Tempe goreng 2 potong sedang Air putih 1 gelas
Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 18.30
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Mi kuah 1 sdm Tempe goreng 2 potong sedang
Tempe goreng 1 potong sedang Sambal ½ sendok makan
Sambal ½ sendok the Air putih 1 gelas
Air putih 1 gelas

Tanggal : 11-01-2020
Jenis makanan Takaran
Pagi 07.00
Nasi 1 ½ centong
Sayur bening 2 sendok sayur
Ayam goreng 1 potong sedang
Sambal ½ sendok teh
The 1 cangkir
Siang 12.30
Nasi 1 centong
Sayur bening 2 sdm
Ayam goreng 1 potong sedang
Sambal ½ sendok teh
Air putih 1 gelas
Malam 19.00
Nasi 1 centong
Tahu goreng 1 potong sedang
Sambal terong 2 sdm
Air putih 1 gelas

110
HASIL OBSERVASI FOOD RECORD

Nama : Ny. N (anggota responden 3)

Umur/TTL : 30 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hari, Tanggal Observasi : 05 januari 2020 – 11 januari 2020

Petunjuk Persiapan :

1. Catat apa saja makanan yang dikonsumsi dalam waktu 24 jam selama 1

minggu dimulai besok pagi saat sarapan.

2. Tuliskan makanan utama (nasi, lauk, sayur), snack (camilan, buah-buahan,

dsb), serta minuman disertai ukuran atau jumlah bahan makanan.

3. Setiap penulisan sertakan jam/waktu

4. Penulisan jumlah makanan mengacu pada ukuran rumah tangga (URT)

Seperti yang tertera

*Keterangan

URT : Ukuran Rumah tangga Sdt : Sendok teh

Bh : Buah Sdm : Sendok makan

Bj : Biji Sdg : Sedang

Btg : Batang Ptg : Potong

Bsr : Besar Kcl : Kecil

Gls : Gelas

111
Observasi (food record) Ny.N

Tanggal : 05-01-2020 Tanggal : 06-01-2020


Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 06.30 Pagi 07.00
Nasi 1 ½ centong Nasi 2 centong
Sayur bayam 2 sdm Oseng tongkol 1 sendok sayur
Tempe goreng 1 potong sedang Sayur sop 2 sdm
The 1 cangkir Tempe goreng 1 potong sedang
teh 1 cangkir
Siang 13.00 Siang 12.00
Pepaya 2 iris sedang Papaya 1 iris sedang
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Tempe goreng 2 potong sedang Oseng tongkol 1 sdm
Pecek terong 2 potong sedang Sayur sop 2 sendok sayur
Air putih 1 gelas Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 19.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Mi kuah 2 sdm Telur dadar 2 potong sedang
Tempe goreng 1 potong sedang Sambal ½ sendok makan
Sambal ½ sendok the kerupuk 1 buah
Air putih 1 gelas Air putih 1 gelas

Tanggal : 07-01-2020 Tanggal : 08-01-2020


Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 07.00 Pagi 06.30
Nasi 1 centong penuh Nasi 2 centong
Oseng kacang 2 sdm Pepes ikan 1 buah
panjang Dadar jagung 2 buah
Tahu goreng 1 potong sedang Air putih 1 gelas
Sambal ½ sendok teh
The 1 cangkir
Siang 12.30 Siang 12.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Oseng kacang 2 sdm Pepes ikan 1 buah
panjang Dadar jagung 2 buah
Sambal ½ sendok the Agar-agar 2 potong sedang
Air putih 1 gelas Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 18.00
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Tahu goreng 2 potong sedang Dadar jagung 2 buah
Sambal terong 1 sdm Sambal ½ sendok teh
Air putih 1 gelas Telur dadar 1 potong sedang
Kolak pisang 3 sdm
Air putih 1 gelas

112
Tanggal : 09-01-2020 Tanggal : 10-01-2020
Jenis makanan Takaran Jenis makanan Takaran
Pagi 06.30 Pagi 06.30
Nasi 1 ½ centong Nasi 2 centong
Kuah daun kelor 2 sdm Oseng sawi putih 2 sdm
Tempe goreng 1 potong sedang Tahu goreng 1 potong sedang
The 1 cangkir Tempe goreng 1 potong sedang
Teh 1 cangkir
Siang 13.00 Siang 12.30
Pisang 1 buah Nasi 1 centong
Nasi 2 centong Oseng sawi putih 2 sdm
Kuah daun kelor 2 sendok sayur Tempe goreng 2 potong sedang
Tempe goreng 2 potong sedang Air putih 1 gelas
Air putih 1 gelas
Malam 19.00 Malam 18.30
Nasi 1 centong Nasi 1 centong
Mi instan goreng 1 bungkus Tempe goreng 2 potong sedang
Tempe goreng 1 potong sedang Sambal ½ sendok makan
Sambal ½ sendok the Air putih 1 gelas
Air putih 1 gelas

Tanggal : 11-01-2020
Jenis makanan Takaran
Pagi 07.00
Nasi 1 ½ centong
Sayur bening 2 sendok sayur
Ayam goreng 1 potong sedang
Sambal ½ sendok teh
The 1 cangkir
Siang 12.30
Nasi 1 centong
Sayur bening 2 sdm
Ayam goreng 1 potong sedang
Sambal ½ sendok teh
Air putih 1 gelas
Malam 19.00
Nasi 1 centong
Tahu goreng 1 potong sedang
Sambal terong 2 sdm
Air putih 1 gelas

113
Lampiran 8

114

Anda mungkin juga menyukai