Roleplay Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil (Yuni)
Roleplay Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil (Yuni)
Roleplay Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil (Yuni)
Disuatu desa Suramadu hiduplah sebuah keluarga yang harmonis, mereka sudah sangat lama
mendambakan kehadiran seorang anak. Dan sekarang mereka sedang berbahagia menyambung
kehamilan istrinya yang sudah mendekati bulan persalinan.
Didalam Kamar .
Buneng: haduh nanti pergi ke bidan susi memakai baju apa ya ?( dengan memilih milih bajunya )
Eko : ( Berjalan Mendekati Istrinya ) Mami (dengan membelai rambut istrinya ) lagi cari baju ya ?
Buneng ; iya nih pi, coba papi lihat, bajunya gak ada lagi yang muat pi.
Eko : ( dengan membongkar baju istrinya ) ini baju nya untuk mami, pasti muat >
Eko ; iya bu , eko kesana tanpa memperdulikan istrinya.(berjalan meninggalkan istrinya yang masih
berdiri di depan kaca )
Buneng bergumam di falam hatinya, sepertinya suaminya sudah tidak memperhatikan dirinya lagi,
mungkin karena dirinya sudah jelek, gendut, dan tidak terawat lagi.
Ibu mertua : ini loh nak ibu ngina ini di berjualan baby shop, jadi segala keperluan dan perlengkapan bayi
ada sama dia,
Ibu Ngina ; iya pak, ibu nya suruh keluar biar sekalian bisa melihat perlengkapan yang saya tawarkan
( sambil memberikan gambar-gambar perlengakapan bayi.
Eko : iya saya panggil dulu ya bu, Mami sini mi keluar dulu ada kejutan buat mami.
Ibu mertua: ini perlengkapan bayi coba kalu lihat-lihat dulu( memberikan selembar gambar)
Buneng : ( matanya selalu melihat ke arah suaminya, dia merasa kalo sikap manis dari ibu ngina tu ingin
menggoda suaminya ) pi sini deket sini duduknya.
Mereka kemudian sama-sama melihat dan menyamakan pendapat perlengkapan yang mana yang harus
mereka siapkan untuk anak merekanya.
Setelah selesai melihat barang dan sudah fix untuk memesannya ibu ngina pun berpamitan untuk pulang
kerumahnya.
Suatu pagi , Buneng dan pak Eko berniat berkunjung dirumah bidan. Merka bersiap-siap berdandan Rapi
bersiappergi.
Sesampainya dirumah Bidan Surti.
Eko: assalamualikum .
Mahasiswa magang: ada pak, mari silahkan duduk dulu.( dengan menulis kan daftar registrasinya ) Mau
periksa kehamilan ya pak ?
Mahasiswa Magang: iya tunggu sebentar ya pak, saya panggilakan bidan surti dulu( berjalan kedalam
ruang praktik dan Keluar lagi ) Mari pak silahkan masuk kedalam, bidan surti sudah menunggu.
Buneng; iya bu, saya mau periksa sekalian mau berkonsul juga sama ibu, saya masih takut menghadapi
persalinan saya nanti, aopalgi ini anak pertama saya bu.
Bidan Surti ; jangan takut bu. Persalinan itu merupakan prose dimana kita sebagai seorang wanita pasti
mengalaminta, itu lah istimewanya wanita, bisa mengandung melahirkan anak, ibu jangan takut ya bu.
Buneng; tapi saya takut bu, kemaren tetangga saya meninggal karena melahirkan, takut bayi saya tidak
tepat waktu serta bayi saya tidak normal bu .(dengan muka cemas)
Bidan surti: jangan berfikiran seperti itu bu, maut allah yang mengatur, proses persalinan itu tidak akan
terasa begitu menyakitkan apabila ibu bisa menikmatinya, yang pertama pada Kala I ,ditandai dengan
kontraksi yang teratur adekuat dan pembukaan serviks, kala II , ada rasa ingin mengeran dan BAB,
peningkatan lendir dan darah dan ini semakin sakit bu, tapi semakin sakit proses persalinan itu lebih baik
bu, kala III,kala ini masa setelah bayi lahir dan berlangsungnya keluarnya plasenta dan tanda pelepasan
plasenta, kala IV, kala ini dimulainya saat lahirnya plasenta sampai dua jam bu. Nah bagaimana bu?
Buneng: baik lah bu, saya siap kalo begitu, saya siap bu, ini demi anak kami.
Bidan sarti: nah begitu bu, ibu harus kuat, kalo ibunya kuat anaknya pasti kuat.
Eko: iya bu bidan, terima kasih penjelasannya , saya permisi pulang dulu bu.
Mereka pun pulang dan tiba dirumahnya, sesampainya dirumah mereka langsung menyantap makan
malam, dan menuju kamarnya.
Di dalam kamar
Buneng: ahk papi , bagaimana mau kerokan kalo perut mama seperti ini,
Eko ; kan bisa ma, kemaaren kan sudah berkonsul juga dengan bdan surti.
Buneng; udah ahk pa, nanti kenapa-kenapa bayi kita, mami ngantuk( seraya tertidur ).
Hari pun berlalu, Buneng pun tidak cemas lagi mengahadapi proses persalinan nya setelah mendapatkan
pemahaman dari bidan sarti , dia tidak sabar untuk melihat anaknya, perlengkapan bayi sudah mereka
siapkan , mereka menantikan kelahiran bayi nya mesti kadang diliputi rasa WAS-WAS karena mereka
baru pertama kalinya merasakannya.