Askep Fraktur Dislokasi Vertebra Baru
Askep Fraktur Dislokasi Vertebra Baru
Askep Fraktur Dislokasi Vertebra Baru
1. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 20 Tahun
Alamat : desa bukit batu rindu
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Swasta
Status Perkawinan : belum menikah
Agama : hindu
Suku/Bangsa : Banjar, dayak
Tanggal Masuk RS : 19/01/2017
Tanggal Pengkajian : 23/01/2017
Diagnosa Medis : Fraktur dislokasi vertebra
No. RM : 1-23-84-xx
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada pinggang dan menajalar keseluruh punggu. Klien
tampak meringis menahan sakit, klien tampak lemas berbaring ditempat tidur.
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: tinggal satu rumah
: pasien
: Meninggal
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Keadaan umum klien tampak lemah, tampak terbaring ditempat tidur
Tanda-tanda vital : TD : 110/70 N : 72 R : 28 T : 36,5 0C
Tingkat kesadaran komposmentis GCS : E4 V5 M6
2. Kulit
Kulit klien tampak cukup bersih, warna sawo matang, kulit tampak kering,
terdapat lesi/luka pada kulit, akral teraba hangat, turgor kulit kembali dalam <2
detik T : 36,5 0C.
9. Abdomen
Hasil inspeksi : keadaan umum abdomen normal, pergerakan nafas normal, tidak
terdapat benjolan, warna kulit normal
Palpasi : tidak adanya masa pada abdomen, turgor kulit kembali < 2 detik, tidak
terdapat adanya asites
5555 5555
5555 5555
D. KEBUTUHAN FISIK, PSKOLOGI, SOSIAL DAN SPRITUAL
1. Aktivitas dan istirahat (di rumah/sebelum sakit dan di rumah sakit/saat
sakit)
Di Rumah : klien dapat melakukan aktivitas sendiri, jarang tidur siang, dan tidur
malam ± 6-8 jam / hari.
2. Personal hygiene
Di rumah : klien mandi 2x sehari, membersihkan mulut dan gigi setiap hari, klien
memperhatikan kebersihan.
3. Nutrisi
Di rumah : klien mengatakan makan dengan frekuensi 2-3x/hari dan minum ± 5-
6 gelas perhari, porsi dihabiskan
Di RS : klien diberikan makan 3x/sehari oleh RS sesuai diet yang ditentukan oleh
RS yaitu NB (nasi biasa). Porsi makan selalu dihabiskan sedikit-sedikit.
4. Eliminasi
Di rumah : klien BAB 2-3x/seminggu, dan BAK 3-4x/hari, klien tidak ada
keluhan saat BAB dan BAK.
5. Seksualitas
Klien berjenis kelamin laki-laki dan klien belum menikah.
6. Psikososial
Dirumah hubungan klien dan masyarakat baik, klien memiliki emosional yang
baik, hubungan klien dengan keluarga baik, tampak suami dan anak klien selalu
menemani klien saat berada di RS. Hubungan klien dan keluarga dengan dokter
dan perawat juga baik selama di RS, klien dapat bersikap kooperatif dalam
tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien, klien dapat diajak bekerja
sama dalam proses keperawatan dan pengobatan.
7. Spritual
Klien beragama islam, selama di RS klien hanya berbaring ditempat tidur karena
mengalami fraktur tulang belakang.
E. DATA FOKUS
Data subyektif : Klien mengatakan nyeri pada pinggang dan menajalar keseluruh
punggu. Klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak lemas berbaring
ditempat tidur.
Look : terlihat banyak lesi di area vertebra, juga ada luka yang dibalut kassa. Serta
klien terpasang TLSO (thorakal lumbal sacral)
Feel : klien merasakan nyeri di punggung dengan skala 5 (sedang) (1-10), rasa sakit
seperti ditusuk-tusuk, kadang hilang timbul
Move : kekuatan ekstremitas atas maupun bawah normal 5 (dapat melawan tekanan
maksimal)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ct scan : 23 Januari 2017
Hasil : fraktur kompresi VTh 11 dengan spondylolisis
Kontra indikasi :
- Hipersensitif terhadap antibiotik
cephalosporin.
- Neonatus
Kontaindikasi:
Ranitidin harus digunakan dengan
hati-hati pada: Lansia Ibu hamil Ibu
menyusui Kanker lambung
Penyakit ginjal Mengonsumsi obat
non-steroid anti-inflamasi Sakit
paru paru Diabetes Masalah dengan
sistem kekebalan tubuh Porfiria
akut (gangguan metabolisme
langka) Ranitidin tidak boleh
digunakan pada orang yang alergi
terhadap ranitidin atau salah satu
komponen lain dari obat
4 Tramadol Setia Obat keras Indikasi: 2 x1 inj
(23- p TRAMADOL diindikasikan untuk
25/01/2017 tablet/kapsul mengobati dan mencegah nyeri
mengandun yang sedang hingga berat, seperti
g 25mg tersebut di bawah ini: - Nyeri akut
Tramadol dan kronik yang berat. - Nyeri
HCl pasca bedah.
Setia
p Kontra Indikasi:
tablet/kapsul - Keracunan akut oleh alkohol,
mengandun hipnotik, analgesik atau obat-obat
g 50mg yang mempengaruhi SSP lainnya. -
Tramadol Penderita yang mendapat
HCl pengobatan penghambat monoamin
Setia oksidase (MAO). - Penderita yang
p ml cairan hipersensitif terhadap
injeksi TRAMADOL.
mengandun
g 50mg
Tramadol
HCl
Setia
p ml cairan
drop
mengandun
g 100mg
Tramadol
HCl
Setia
p 1 suppost
mengandun
g 100mg
Tramadol
HCl
MECOBALA
MlN 500 μg
Injeksi
Tiap ml
mengandung
Mecobalamin
500 μg
Kontra indikasi :
Pada pasien yang mengalami
infeksi jamur sistemik dan sangat
sensitive atau hipersensitivitas
terhadap bahan kandungan obat
methylprednisolone. Selain itu juga
tidak dibolehkan memberikan obat
methylprednisolone dalam jangka
waktu yang lama kepada pasien
dengan ulkus duodenum dan
peptikum, osteoporosis berat,
penderita dengan riwayat penyakit
jiwa, dan herpes. Pasien yang
sedang diimunisasi dan bayi yang
lahir premature juga tidak boleh
diberikan methylprednisolone.
Kontraindikasi :
Obat Lansoprazole tidak boleh
digunakan pada penderita yang
telah diketahui mempunyai riwayat
hipersensitif terhadap komponen
lansoprazole.
Kontra indikasi :
- Penderita perdarahan subaraknoid
dan penderita dengan riwayat
tromboembolik
- Penderita dengan kelainan pada
penglihatan warna
- Penderita yang hipersensitif
terhadap asam traneksamat
DO :
- k/u lemah, kesadaran
komposmentis, GCS : E4 V5
M6, klien tampak sesekali
meringis menahan sakit.
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 92 x/menit
R : 28 x/menit T : 36,5 0C
2. DO : klien mengatakan tidak Kerusakan Hambatan
mampu menggerakkan integritas struktur mobilitas fisik
punggung untuk duduk tulang
DO:
Klien tampak lemah, klien
tampak hanya berbaring
ditempat tidur, tampak klien
hanya menggerakkan tangan dan
kakinya saja.
menggunakan skala aktifitas 3
(memerlukan bantuan,
pengawasan, serta bimbingan)
4. Kolaborasi 4. Mengurangi
dengan tim nyeri secara
medis farmakologi
5. Anjurkan 5. Untuk
keluarga mempercepat
melatih ROM kesembuhan
TTV :
TD :120/70 mmHg
N : 76 x/menit
T : 36,3 0C
R : 20 x/menit
2. Kaji dampak nyeri Perawat mampu mengkaji
terhadap kualitas hidup dampak nyeri yang dialami klien
(missal tidur)
Jika nyeri klien tidak
dapat tidur, gelisah