Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutanbaru

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TANAH HUTAN

PENGAMBILAN SAMPEL TANAH

NAMA : CLARA MARIA XIMENES

NIM :172381211

PROGRAM STUDI : PENGELOLAAN HUTAN

JURUSAN : KEHUTANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG

KUPANG

2017
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 : LATAR BELAKANG

Tanah merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Tanpa tanah manusia


tidak bisa hidup karena manusia berpijak pada tanah, seperti yang kita ketahui
tanah tersusun dari bahan organik dan bahan mineral selain kedua bahan
tersebut di dalam masa tanah terdapat dua bahan lainnya air dan udara dengan
demikian, dapat kita katakan bahwa tanah terdiri dari tiga fase yaitu fase
padat,cair dan gas.

Fase padat yaitu bahan mineral dan bahan organik.menempati 50% volume
tanah, sedangkan sisahnya yang berupa ruang pori-pori tanah ditempati oleh
fase cair dan gas yang perbandingannya selalu berubah-ubah tergantung pada
musim dan cara penggelolaan tanah. Ada pun perbandingan bahan mineral dan
bahan organik juga berfariasi. Pada tanah dan bahan organik tetapi pada tanah
organik terjadi sebaliknya. Tanah menjadi sangat penting karna tanah sebagai
media tumbuh dan berkembang bagi makhluk hidup dan menyediakan unsur
hara,seperti mineral,bahan organik,air dan udara

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit


bumi,yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai proses pelapukan, yaitu
proses pemecahan atau penghancuran. Pelapukan tersebut berasal dari batuan
induk menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan
organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang lapuk oleh mikroorganisme.
Dipengaruhi pula oleh gabungan dari faktor-faktor iklim,bahan induk,jasad
hidup,bentuk wilayah dan lamanya waktu pertumbuhan.

Karena adanya faktor-faktor tersebut,maka tanah suatu tempat pasti berbeda


dengan tempat lainnya.perbedaan tersebut ada pada ciri-ciri morfologi tanah
baik itu dari warna,tekstur,struktur,hingga menyangkut masalah unsur-unsur
pembentukannya. Berdasarkan ciri-ciri tersebut,maka dapat di ketahui profil
tanah yang merupakan petunjuk dari proses-proses yang dialami oleh suatu
tanah selama pelapukan dan perkembangannya. Perbedaan intensitas faktor-
faktor pembentuk tanah dapat di gunakan untuk menentukan suatu jenis tanah.

Berdasarkan uraian di atas, maka kita perlu melakukan praktikum


pengamatan profil tanah untuk mengetahui dan mengenal tanah lebih lanjut
mengenai sifat fisik,kimia dan biologi tanah, sehingga lebih dapat memahami
keadaan tanah pada suatu tempat yang di jadikan sebagai lahan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman.

1.2 : TUJUAN

Untuk mengetahui teknik pengambilan sampel tanah pada tiga lapisan


atau profil.adapun kegunaannya yaitu sebagai bahan praktikum di
laboratorium untuk mengetahui warna, kadar air, pH, tekstur dan porositas
tanah pada tiga lapisan tanah tersebut.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1. A. tekstur tanah

Bahan induk tanah yang membentuk tanah ukurannya dapat berlainan.


Bahan induk ini yang di sebut sebagai fraksi tanah dapat kasar hingga
halus.tekstur tanah adalah perbandingan kandungan partikel-partikel tanah
primer berupa fraksi liat,debu dan pasir dalam suatu masa tanah.partikel-
partike tanah tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda
( Rismunandar,1993.)

2.2. B.warna tanah

Warna tanah merupakan salah satu sifat yang mudah di lihat dan
menunjukan sifat dari tanah tersebut. Warna tanah merupakan campuran
komponen lain yang terjadi karna mempengaruhi berbagai faktor atau
persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam, cokelat,karat,abu-
abu,kuning dan putih (Syarief,1986).

2.3. C. kadar air

Air terdapat di dalam tanah alfisol di tahan (di serap) oleh massa tanah,
tertahan oleh lapisan kedap air, atau karna keadaan drainase yang kurang
baik. Baik kelebihan air atau pun kekurangngan air dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman. Fungsi air tanah sebagai pembawa unsur hara dalam
tanah serta keseluruhan bagian tanaman. Kadar air selalu berubah sebagai
respon terhadap faktor-faktor lingkungan dan gaya grafitasi. Karna itu conto

tanah dengan kadar air harus di saring,di ukur, dan biasanya satu kali contoh
tanah akan di analisis untuk penerapan suatu sifat (Purwowidodo, 1991).

2.4. D. pH

Reaksi tanah merupakan salah satu sifat kimia dari tanah yang mencakup
berbagai unsur-unsur dan senyawa-senyawa kimia yang lengkap. Reaksi
tanah menunjukan tentang keadaan atau status kimia tanah dimana status
kimia tanah merupakan suatu faktor yang mempengaruhi proses-proses
biologis seperti pada pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim
berarti menunjukan keadaan kimia tanah yang dapat di sebutkan proses
biologis terganggu (Pairunan, 1997).
2.5. E. porositas

Porositas atau ruang pori adalah volume seluruh pori dalam suatu volume
tanah yang utuh yang dui nyatakan dalam persen. Porositas total merupakan
indikator awal yang paling muda untuk mengetahui apakah suatu tanah
mempunyai struktur baik atau jelek. Pengukuran porositas total di lakukan
pada kedalaman 0-25 cm, dengan menggunakan persamaan (Yunus,2004).

Dengan bobot jenis butiran = 2,65

Data porositas total perlu di lengkapi dengan distribusi ukuran pori yang
perhitungannya di dasarkan pada kurva karakteristik air tanah(Yunus,2004)

Ruang pori total adalah volume tanah yang di tempati oleh udara dan
air,persentase ruang pori total di sebut porositas. Untuk menentukan
porositas,tanah di tempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan
kemudian di timbang. Perbedaan berat antara volume ruang pori persatuan
volume dimana ruang pori untuk tanah (Hanafiah,2005).
BAB 3 METODE PELAKSANAAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum pengambilan sampel tanah di laksanakan Pada hari rabu,13


september 2017 di kawasan Arboretum MSDH Politani Kupang Dan
pada hari sabtu, 16 september 2017 di kawasan TWA Camplong

3.2. Alat dan bahan

A. Alat

1. Lembar praktikum
2. Ring sampel
3. Alat tulis menulis
4. Kantong plastik
5. Pisau atau parang
6. Palu atau hammer
7. Buku ajar
8. Kertas label

B. Bahan
1. Tanah di bawah tegakan jati
2. Tanah di bawah tegakan johar
3. Tanah di bawah tegakan hutan alam

3.3.Prosedur kerja
1. Pengambilan sampel tanah utuh di lakukan dengan prosedur berikut:

a. Meratakan dan membersihkan permukaan dari rumput atau serasah.

b. Menggali tanah sampai kedalaman tertentu (0-5 cm) di sekitar ring


sampel akan di letakkan, kemudian meratakan tanah dengan pisau.

c. Meletakkan ring sampel di atas permukaan tanah secara tegak lurus


dengan permukaan tanah kemudian dengan menggunakan palu,ring
sampel di tekan sampai tiga per empat bagian masuk kedalam
tanah.
d. Meletakkan ring sampel lain diatas ring sampel pertama dan tekan
sampai 1 cm masuk ke dalam tanah sehingga ring sampel yang
pertama telah masuk sepenuhnya ke dalam tanah .

e. Menggali tanah di sekitar ring sampel menggunakan sekop. Dalam


menggali, ujung sekop harus lebih dalam dari ujung ring sampel
agar tanah di bawah ring sampel ikut terangkat.

f. Memisahkan ring sampel bagian atas dari ring sampel bagian bawah
dengan menggunakan pisau.

g. Mengiris kelebihan tanah bagian atas terlebih dahulu dengan hati-


hati agar permukaan tanah sama dengan permukaan ring sampel,
kemudian tutuplah ring sampel menggunakan tutup plastik yang
telah tersedia. Setelah itu, mengiris dan memotong kelebihan tanah
bagian bawah dengan cara yang sama dan menutup.

h. Mengcantumkan label di atas ring sampel bagian atas sampel tanah


yang berisi informasi kedalaman, tanggal, dan lokasi pengambilan
sampel tanah

2 . Pengambilan sampel tanah terganggu dilakukan sebagai berikut:

a. Meratakan dan membersihkan permukaan tanah yang akan di ambil


sampel tanahnya.

b. Mengambil sampel tanah terganggu menggunakan sekop.

c. Memasukkan contoh tanah terganggu ke dalam kantong plastik


kemudian mencantumkan label yang berisi informasi kedalaman,
tanggal, dan lokasi pengambilan sampel tanah.

3. Pengambilan sampel tanah agregat utuh dilakukan dengan prosedur


berikut:

a. Meratakan dan membersihkan permukaan tanah yang akan diambil


sampel tanahnya.

b. menggali tanah dan memilih tanah yang utuh (Bongkahan besar).

c. memasukkan contoh tanah agregat utuh kedalam kantong plastik


kemudian mencantumkan label yang berisi kedalaman, tanggal, dan
lokasi pengambilan sampel tanah.
BAB 4: HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

1. Sampel tanah utuh


Sampel tanah utuh didapat berada didalam ring yang tertutup,
setelah diambil dari lapangan agar menjaga kondisi sampel
tanah sesuai dengan kondisi tanah di lapangan. Selanjutnya
tanah utuh tersebut dibawah ke laboratorium guna menentukan
sifat fisik tanah.
2. Sampel tanah agregat utuh
Tanah agregat utuh adalah tanah berupah bongkahan alami yang
kokoh dan tidak mudah pecah.contoh tanah ini di gunakan untuk
penetapan kemantapan agregat tanah, struktur tanah, dan nilai
COLE. Selanjutnya di masukkan ke dalam kantong plastik
3. Sampel tanah terganggu
Sampel tanah terganggu di dapat menggunakan alat bor yang
selanjutnya dimasukkan ke dalam kantong plastik.

4.2. Pembahasan

Pengambilan contoh tanah juga sangat berpengaruh terhadap tingkat


kebenaran hasil analisis sifat fisik dan sifat kimia tanah. Ada tiga cara
pengambilan contoh tanah yaitu:

1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sampel), digunakakn untuk


penerapan jenis tanah, berat jenis partikel, porositas tanah, kurva pf,
dan permeabilitas tanah

2. Contoh tanah tidak utuh/ terganggu (disturbed soil sampel), digunakan


untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensi, warna dan
analisis kimia tanah.

3. Contoh tanah dengan agregat utuh( undisturbed soil agregate),


digunakan untuk penetapan kemantapan agregat, potensi mengembang
dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE(coofficient of
linear extencibility).

Secara fisik tanah mineral merupakan campuran dari bahan organik, bahan
organik udara dan air. Bahan anorganik secara garis besar terdiri atas
golongan fraksi tanah yaitu: pasir,debu,dan liat, masing-masing fraksi
mempunyai ukuran dan sifat yang berbeda. Tanah yang banyak
mengandung pasir akan mempunyai tekstur yang kasar, mudah untuk
diolah, mudah merembeskan air dan disebut sebagai tanah ringan.
Sebaliknya tanah yang banyak mengandung liat akan sulit meloloskan air,
aerasi jelek, lengket dan sulit dalam pengolahannya sehingga disebut tanah
berat.
BAB.5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengambilan contoh tanah

Pengambilan contoh tanah merupakan salah satu bagian yang sangat


penting dalam penelitian tanah khususnya dalam kegiatan survei dan
pemetaan tanah. Contoh tanah yang diambil menjadi ‘’ sample ‘’ atau
mewakili (representiative) satuan- satuan tanah. Contoh tanah merupakan
refleksi dari satu titik pengamatan yang diwakili hanya dengan beberapa
kilogram tanah. Selanjutnya tanah yang hanya beberapa kilogram dari contoh
tersebut dianggap mewakili wilayah yang luas hingga puluhan hektar atau
km2. Pengambilan contoh tanah dilakukan setelah profil tanah dibuat dan
telah dibersihkan dari lapisan paling atas ke arah bawah, namun horizon-
horizon yang terlalu tipis atau terlalu heterogen, horizon peralihan, tidak perlu
diambil contohnya

5.2 Saran

Disarankan agar pada percobaan pengambilan sampel tanah mendatang,


meskipun tempat pengambilan kedua sampel tanah tersebut berbeda tiap
kelompoknya namun waktu pengambilan sampel tanah tersebut terjadi pada
hari yang sama, dan dapat dibuatkan dokumentasi pengambilan agar dapat
diketahui apakah cara pengambilan sampel tanah pada semua kelompok
mengikuti prosedur yang ada atau tidak
DAFTAR PUSTAKA

Rismunandar.1993. Tanah Seluk Beluknya Bagi Pertanian.Bandung: Sinar


Baru. Algensindo.

Syarief E. S. 1986.Ilmu Tanah Pertanian.Bandung : Pustaka Buana.

Yunus Y.2004. Tanah dan Pengolahan.Bandung: CV. Alfabeta

.
.

Anda mungkin juga menyukai