Resume KDK Perawatan Luka Putri Melani
Resume KDK Perawatan Luka Putri Melani
Resume KDK Perawatan Luka Putri Melani
“PERAWATAN LUKA “
OLEH:
PUTRI MELANI
(194210407)
1B
TA.20/2020
PERAWATAN LUKA
Luka
Luka adalah terjadinya robekan atau rusaknya jaringan kulit tubuh
yang menyebabkan terganggunya fungsi tubuh atau mengganggu
aktivitas sehari hari.
Tujuan perawatan luka
1. Melindungi luka dari trauma mekanik
2. Mengobilisasi luka
3. Mengabsorpsi drainase
4. Membantu hemeostatis
5. Menghambat tau membunuh mikroorganisme
6. Memberikan lingkungan fisiologi yang sesuai untuk penyembuhan luka
7. Mencegah pendarahan
8. Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis
9. Menilai kerusakan yang terjadi pada struktur yag terkena luka
Indikasi perawatan luka
a. Balutan kotor dan basah akibat eksternal
b. Ada rembesan eksudat
c. Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridement jaringan
netrotik
Jenis jenis luka
Luka dapat di bedakan menjadi 2 yaitu;
1) Ada luka yg berdasarkan kondisinya ;
a) Luka yang disengaja, misalnya :luka pada peripeneum yang sengaja
di gunting untuk membantu persalinan
b) Luka tidak sengaja ,misalnya luka karna trauma
Luka tertutup (vulnus occlusum) jika terjadi robekan, contoh:
dislokasi, hematoma, patah tulang tertutup, memar dsb
Luka terbuka (vulnus apprtum) jika terjadi robekan dan
kelihatan. Contoh: luka abrasi yakni luka akibat gesekan , luka
puncture yakni luka akibat tusukan, dan luka hauration yakni
akibat alat-alat yang digunakan dalam perawatan luka.
1) Ada luka yang berdasarkan bentuk
a) Luka robekan ; luka kecelakaan
b) Luka tertutup ;memar
2) Ada luka yang berdasarkan penyebab
a. Luka mekanik ,misalnya :
1. vulnus scissum, (luka sayat) atau disebut juga luka insisi akibat benda
tajam, seperti pisau atau pisau bedah, pinggir luka kelihatan rapi.
2. vulnus contusum (luka kontusio), adalah luka yang tidak sengaja. Terjadi
karena benturan benda tumpul. Kulit tetap utuh tetapi jaringan
dibawahnya dan pembuluh darah rusak.
3. Vulnus laceratum (luka robek), kulit tersobek secar kasar, terjadi secara
disengja biasanya disebabkan oleh kecelekaan atau akibat terkena benda
lainnya yang mengakibatkan robeknya jaringan rusak dalam.
4. Vulnus punctum (luka tusuk) luka oleh benda tajam yanhg memasuki
kulit dan jaringan dibawahnya . Contoh: luka bekas injeksi.
5. Vulnus morcum (luka gigitan) luka yang tidak jelas bentuknya pada
bagian luka.
6. Vulnus soreferadum (luka penetrasi) terjadi bila benda yang terdorong
masuk kekulit atau membram mukosa. Benda yang masuk seperti
pecahan metal atau luka tembak akibat tembakan peluru berada dalam
jaringan dobawah kulit projektil meninggalkan suatu saluran melewati
jaringan yang dapat tertutup secara lengkap. Bagian tepi luka tampak
kehitam-hitaman .
7. Vulnus abrasio ( lika abrasi) lika terkikis yang terjadi pada bagian lika
dan tidak sampai ke pembuluh darah. Contoh : lika gores saat terjatuh
dari sepeda.
b. Luka non mekanik misalnya ; luka karena zat kimia , luka karena sengatan
listrik, dan luka termik.
Mekanisme terjadinya luka
1) Luka insisi (incised wounds) lika teriris instrumen tajam misalnya akibat
pembedahan. Luka bersih (aseptik)biasanya tertutup sutura setelah
seluruh pembuluh darah yang luka diikat (ligasi)
2) Luka memar ( contusion wound) terjadi akibat bentukan oleh suatu
tekanan dan dikarakteristik oleh cedera pada jaringan luka, perdarahan,
dan bengkak.
3) Luka lecet (abraded wound/ excoriasi, kulit bergesekan dengan benda
lain yang biasanya dengan benda tak tajam.
4) Luka tusuk (punctured wound) akibat adanya benda seperti peluru yang
masuk ke dalam kulit dengan diameter kecil.
5) Luka gores ( lacetared wound) akibat benda tajam seperti kaca atau
kawat.
6) Luka tembus ( penetrating ) luka menembus organ tubuh, biasanya pada
bagian awal luka masuk diameter nya kecil tetapi pada bagian ujung
biasanya likan akan melebar
7) Luka bakar (contusio)
yaitu luka bedah tak terinfeksi yang mana tidak terjadi proses peradangan
(inflamasi) dan infeksi pada sistem pernafasan, pencernaan, genital dan urinari
tidak terjadi. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup; jika
diperlukan dimasukkan drainase tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka
sekitar 1% – 5%.
a) Stadium I :
b) Stadium II :
c) Stadium III :
d) Stadium IV :
Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang
dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
b) Melakukan perawatan
3. Atur posisi yang nyaman bagi pasien dan tutupi bagian tubuh selain bagian yang
luka dengan selimut mandi
5. Mencuci tangan
Basahi plester yang melekat dengan wash bensin dengan lidi kapas
12. Lepas handscoon dan masukan ke dalam bengkok berisi larutan klorin 5%
Pakai handscoon
Bila sudah bersih luka dikeringkan dengan kasa steril yang diambil dengan
pinset anatomis
Tutup dengan kass kering (kurang lebih 2 lapis) kemudian pasang batalan
kassa yang lebih tebal
Luka di beri plester secukupnya atau dibalut dengan pembalut dengan tidak
terlalu ketat.
c) Dokumentasi
1. Hasil observasi
2. Balutan dan drainase
4. Respon pasien
Perawatan Luka kotor
Alat steril
a. Pincet anatomi
b. Pinchet chirurgie
d. Kapas Lidi.
e. Kasa Steril.
g. Sarung Tangan.
a. Gunting pembalut.
b. Plaster.
d. Pembalut.
e. Alkohol 70 %.
f. Betadine 2 %.
g. H2O2, savlon.
h. Bensin/ Aseton.
j. NaCl 0,9 %
a) Persiapan pasien
1) Perkenalkan diri.
2) Jelaskan tujuan.
4) Persetujuan pasien.
b) Prosedur pelaksanaan
d. Buka pembalut dan buang pada tempatnya serta kajilah luka becubitus yang
ada.
j. Olesi luka dengan betadine 2 % (sesuai advis dari dokter) dan tutup luka
dengan kasa steril.
l. Rapikan pasien.
c) EVALUASI
2) Pengkajian luka.
3) Frekuensi pengkajian.
4) Rencana keperawatan.
d) DOKUMENTASI
1) Potential masalah.
3) Perawatan lanjut.