Mikroskop Polarisasi Dan Mikroskop Fase Kontras - Ayu Tri Agustin
Mikroskop Polarisasi Dan Mikroskop Fase Kontras - Ayu Tri Agustin
Mikroskop Polarisasi Dan Mikroskop Fase Kontras - Ayu Tri Agustin
oleh
Ayu Tri Agustin 155090100111005
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroskop merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk mengamati suatu objek
yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Mikroskop memperbesar penampakan objek
sehingga dilihat oleh mata manusia (Abdullah, 2014). Beberapa mikroskop yang sering
digunakan untuk pengamatan berbasis molekuler antaralain mikroskop phase contras dan
mikroskop polarisasi. Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya terpolarisasi untuk
mengamati objek yang salah satunya merupakan sayatan tipis (thin section). Mikroskop
petrografis modern menggunakan pencahayaan dari lampu yang berada di bagian bawah
mikroskop yang ditembakkan ke arah lensa objektif. Perbedaan mikroskop polarisasi dengan
mikroskop lain adalah terdapat 2 metode pengamatan berupa pengamatan nikol sejajar (plane
polarized light) dan pengamatan nikol bersilang (cross polarized light) (Abdullah, 2014).
Mikroskop phase contrast mengeksploitasi interaksi sinar cahaya yang mengiluminasi
spesimen untuk mengubah gambar dari spesimen yang tidak terlihat (jarak pandang yang
sangat rendah) ke dalam gambar yang dapat dideteksi oleh mata. Metode lain untuk
peningkatan kontras, antaralain seperti mikroskop dark field, DIC, dan mikroskop kontras
Hoffmann saat ini telah dikembangkan. Aplikasi mikroskop fase kontras dalam bidang
biologi antaralain untuk analisis sitologi dan kultur jaringan, serta pengamatan sel hidup
(Sanderson, 2002). Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka perlu dilakukan
praktikum untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan penggunaan mikroskop
khususnya mikroskop fase kontras dan polarisasi untuk keperluan analisis sitologi, molekuler,
dan sebagainya yang berkaitan dalam bidang biologi.
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu:
1. Memahami prinsip kerja dari mikroskop polarisasi
2. Memahami prinsip kerja dari dari mikroskop fase kontras
1.4 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini antara lain untuk menganalisis adanya senyawa beracun pada
tumbuhan misalnya seperti kristal kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal
menggunakan mikroskop polarisasi. Selain itu mempelari mikroskop fase kontras bermanfaat
dalam analisis gangguan atau kelainan kesehatan melalui pembuatan preparat dan karyotiping
menggunakan mikroskop fase kontras.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Mikroskop Polarisasi
Mikroskop polarisasi menggunakan cahaya terpolarisasi untuk mengamati objek yang
salah satunya merupakan sayatan tipis (thin section). Mikroskop petrografis modern
menggunakan pencahayaan dari lampu yang berada di bagian bawah mikroskop yang
ditembakkan ke arah lensa objektif. Perbedaan mikroskop polarisasi dengan mikroskop lain
adalah terdapat 2 metode pengamatan berupa pengamatan nikol sejajar (plane polarized light)
dan pengamatan nikol bersilang (cross polarized light) (Abdullah, 2014) (Gambar 1).
Penggunaan mikroskop polarisasi antaralain yaitu untuk menganalisis susunan molekul,
seperti sel dan jaringan hidup tanpa pewarnaan. Selain itu, juga dapat digunakan untuk
melihat anisotropi lokal dari sifat optik spesimen seperti refraksi dan penyerapan. Anisotropi
indeks bias disebut birefringence, sedangkan anisotropi koefisien penyerapan disebut
dichroism. Anisotropi optik merupakan hasil dari urutan molekul seperti yang ditemukan
dalam kristal. Adapun urutan molekul, penyerapan, refraksi, dan hamburan cahaya pada
umumnya tergantung pada orientasi material yang berhubungan dengan polarisasi cahaya
(Oldenbourg, 2013).
(Oldenbourg, 2013)
Gambar 1. Mikroskop polarisasi dan bagian-bagiannya
Mikroskop polarisasi memiliki suatu alat yang sensitif untuk menganalisis tatanan ikatan
suatu molekul atau bentuk struktural dalam spesimen. Pada dasarnya, mikroskop polarisasi
menyediakan struktur informasi pada tingkat submikroskopik, termasuk penyelarasan
polimer dalam plastik dan filamen dalam jaringan dan sel-sel biologis. Proses saraf seperti
akson dan dendrit adalah birefringent karena mikrotubulus dan filamen-filamennya sejajar
dengan bagian yang diperpanjang. Oleh karena itu, mikroskop polarisasi dapat memberikan
informasi tidak hanya tentang di mana dan kapan struktur tertentu terbentuk dan perubahan di
dalam organisme, jaringan, dan sel, tetapi juga tentang beberapa fitur submikroskopis dari
struktur ini. Mikroskop polarisasi dapat menunjukkan imaging sel hidup secara dinamis,
berulang kali dalam interval waktu yang singkat dan dalam jangka waktu lama, pada resolusi
tertinggi mikroskop cahaya, dan dengan hanya terdapat gangguan minimal pada kondisi
fisiologis yang diperlukan untuk spesimen hidup (Oldenbourg, 2013).
(Medhekar, 2016)
Gambar 2. Mikroskop fase kontras dan bagian-bagiannya
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dengan topik ‘Mikroskop Polarisasi dan Mikroskop Fase Kontras” ini
dilaksanakan pada Kamis, 17 Mei 2018 di Laboraturium Sains dan Ilmu Hayati, Universitas
Brawijaya, Malang.
Gambar 3. Hasil pengamatan mikroskop polarisasi, (a) daging sapi saat terang, (b) daging
sapi saat gelap, (c) bakso sapi mentah saat terang, (d) bakso sapi mentah saat gelap
Daging babi dan bakso babi mentah dapat diketahui hasil ketika terang dan ketika
gelap, sehingga dapat diketahui sudut retardasinya. Saat image terlihat terang kristal daging
babi menunjukkan hasil retardasi ketika terang yaitu 42,5 dan ketika gelap sebesar 6,3
(Gambar 4 a,b). Oleh karena itu, dapat diketahui sudut retardasinya yaitu 42,4 – 6,3 = 36,2.
Sedangkan pada sampel bakso babi mentah sebesar 127,2 dan ketika gelap sebesar 83,3. Oleh
karena itu, dapat diketahui sudut retardasinya yaitu 169 – 127,2 = 41,8 (Gambar 4 c,d). Sudut
retardasi merupakan sudut yang menunjukkan nilai perbedaan cepat rambat sinar (Delli,
2008).
Gambar 4. Hasil pengamatan mikroskop polarisasi, (a) daging babi saat terang, (b) daging
babi saat gelap, (c) bakso babi mentah saat terang, (d) bakso babi mentah saat gelap
Gambar 5. Filter yang berbeda pada analyzer menghasilkan latar belakang yang berbeda
pula
4.2 Hasil Pengamatan Mikroskop Fase kontras
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa spesimen yang diamati tanpa diwarnai
menggunakan mikroskop fase kontras lebih jelas dibandingkan menggunakan mikroskop DIC
(Gambar 6a). Selain itu, spesimen yang diamati dengan pewarna Leishman menunjukkan
image yang hampir mirip baik menggunakan DIC maupun fase kontras (Gambar 6b).
Menurut Lasslet (2006) DIC bertujuan untuk memperjelas image tiga dimensi (3D) pada
suatu objek.
a b
Gambar 6. Hasil pengamatan mikroskop fase kontras; (a) hasil karyotiping dan (b) image
dengan filter DIC
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa prinsip kerja dari mikroskop
polarisasi yaitu berdasarkan keberadaan polaryzer dan analyzernya. Polaryzer diletakkan
pada jalur cahaya sebelum spesimen. Selanjutnya polaryzer kedua diletakkan di jalur optik
yaitu antara lensa objektif dengan camera port. Cahaya yang terpolarisasi akan berinteraksi
dengan sampel birefringer untuk menghasilkan dua gelombang yang masing-masing
terpolarisasi pada bidang yang saling tegak lurus. Sedangkan prinsip kerja dari mikroskop
fase kontras yaitu memungkinan untuk digunakan dalam pengamatan objek tanpa pewarnaan.
5.2 Saran
Praktikum telah berjalan dengan baik, namun kedepannya disarankan asisten dapat
menjelaskan lebih detail lagi terkait pembuatan preparat dan teknik penggunaan
mikroskopnya. Terimakasih.
Daftar Pustaka