Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme energi dan termoregulasi pada hewan. Menguraikan perbedaan antara hewan berdarah dingin (ektoterm) dan berdarah panas (endoterm), serta pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh hewan. Juga menjelaskan metode pengukuran konsumsi oksigen pada tikus dan kodok untuk mempelajari produksi panas dan kebutuhan oksigen pada hewan berdarah dingin dan panas.
0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
109 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme energi dan termoregulasi pada hewan. Menguraikan perbedaan antara hewan berdarah dingin (ektoterm) dan berdarah panas (endoterm), serta pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh hewan. Juga menjelaskan metode pengukuran konsumsi oksigen pada tikus dan kodok untuk mempelajari produksi panas dan kebutuhan oksigen pada hewan berdarah dingin dan panas.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme energi dan termoregulasi pada hewan. Menguraikan perbedaan antara hewan berdarah dingin (ektoterm) dan berdarah panas (endoterm), serta pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh hewan. Juga menjelaskan metode pengukuran konsumsi oksigen pada tikus dan kodok untuk mempelajari produksi panas dan kebutuhan oksigen pada hewan berdarah dingin dan panas.
Dokumen tersebut membahas tentang metabolisme energi dan termoregulasi pada hewan. Menguraikan perbedaan antara hewan berdarah dingin (ektoterm) dan berdarah panas (endoterm), serta pengaruh suhu lingkungan terhadap suhu tubuh hewan. Juga menjelaskan metode pengukuran konsumsi oksigen pada tikus dan kodok untuk mempelajari produksi panas dan kebutuhan oksigen pada hewan berdarah dingin dan panas.
Pengaturan suhu tubuh (termo Sedangkan endoterm adalah hewan regulasi), pengaturan cairan tubuh, yang panas tubuhnya berasal dari dan ekskresi adalah elemen-elemen hasil metabolisme. Suhu tubuh hewan dari homeostasis. Dalam termoregula ini lebih konstan. Endoterm umum si dikenal adanya hewan berdarah dijumpai pada kelompok burung dingin (cold blood animals) dan hewan (aves), dan mamalia. berdarah panas (warm blood animals). Pengaruh suhu pada lingkung Namun, ahli-ahli biologi lebih suka an, hewan dibagi menjadi dua menggunakan istilah ektoterm dan golongan, yaitu poikiloterm dan endoterm yang berhubungan dengan homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya sumber panas tubuh hewan. Ektoterm dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu adalah hewan yang panas tubuhnya tubuh bagian dalam lebih tinggi berasal dari lingkungan (menyerap dibandingkan dengan suhu tubuh luar. panas lingkungan). Suhu tubuh hewan Hewan seperti ini disebut juga hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, terga berdarah dingin. Dan homoiterm ntung pada suhu lingkungan. Hewan sering disebut hewan berdarah panas. dalam kelompok ini adalah invertebra Pada hewan homoiterm suhunya lebih
Jurnal Fisiologi Hewan
Metabolisme Energi dan Termoregulasi FMIPA - Universitas Pakuan 1 stabil, hal ini dikarenakan adanya 1. Alat yang dipakai adalah alat reseptor dalam otaknya sehingga pengukur oksigen yang terdiri dapat mengatur suhu tubuh. atas stoples yang dapat ditutup Hewan homoiterm dapat mela rapat dengan karet, bagian kukan aktifitas pada suhu lingkungan bawah diisi absorben yang yang berbeda akibat dari kemampuan dibatasi dengan kawat kasa yang mengatur suhu tubuh. Hewan homoi akan dihubungkan dengan pipa term mempunyai variasi temperatur U. normal yang dipengaruhi oleh faktor 2. Stoples mempunyai katup yang umur, faktor kelamin, faktor lingkungan berfungsi untuk memasukkan faktor panjang waktu siang dan malam udara ke dalamnya. faktor makanan yang dikonsumsi dan 3. Isilah pipa U dengan air berwarna faktor jenuh pencernaan air. hewan untuk mempermudah pengukur berdarah panas adalah hewan yang an. dapat menjaga suhu tubuhnya, pada 4. Masukkan hewan uji kedalam suhu-suhu tertentu yang konstan, stoples dan tutup rapat-rapat. biasanya lebih tinggi dibandingkan 5. Masukkan udara 20cc ke dalam lingkungan sekitarnya. stoples, udara akan menekan pada salah satu kaki pipa U TUJUAN sehingga permukaannya tidak 1. Mempelajari produksi panas sama (pertahankan spuit sampai pada hewan homoitermik dan selesai percobaan). Catat poikilo termik, dan waktunya sampai permukaan 2. mempelajari penentuan konsumsi cairan pada pipa dalam O2. ketinggian yang sama. 6. Waktu ini merupakan lamanya BAHAN DAN ALAT mencit menggunakan oksigen 1. Satu ekor katak dan satu ekor sebanyak 20cc. mencit masing-masing kelompok. 7. Volume udara yang masuk harus 2. Masing-masing kelompok 3 set dikoreksi menurut rumus : gelas piala atau stoples plastik yang terdiri atas 3 gelas piala 273o absolut tekanan obs yang berbeda ukuran. Liter koreksi =liter obs x x Temp obs 760 mmHg 3. Masing-masing kelompok 3 buah termometer. 4. Air dingin. 8. Hitunglah jumlah liter 02 5. Thermometer, manometer, spuit dikonsumsi per hari : 20 cc, set bilik hewan. Liter O 2 Konsumsi 84400 detik METODE/CARA KERJA x Waktu dlm detik h ari Produksi panas pada hewan ¿ Liter O 2 Konsumsi/hari poikilotermik dan homoitermik 1. Persiapkan gelas piala/stoples TABEL HASIL PENGAMATAN seperti gambar dibawah ini. Temperatur 2. Bacalah perubahan susu pada Waktu Toples Tikus A Kodok B (menit) kosong C thermometer seperti kedudukan air udara air udara air udara pada gambar 10 9o 12o 9o 12o 10o 14o 20 9o 14o 11o 12o 10o 15o Konsumsi O2 pada mencit 30 8o 16o 9o 15o 10o 16o
Jurnal Fisiologi Hewan
Metabolisme Energi dan Termoregulasi FMIPA - Universitas Pakuan 2 40 8o 17o 10o 16o 10o 16 Looker AC, Dallman PR, Carroll 50 9o 18o 11o 17o 11o 17 MD, Gunter EW, Johnson CL. 60 13o 20o 10o 18o 11o 17 Prevalence of iron deficiency in PEMBAHASAN the United States. JAMA 1997; 277: 973-6. Moerfiah. 2013. Buku Penuntun KESIMPULAN Praktikum Fisiologi Hewan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas DAFTAR PUSTAKA Pakuan. Campbell, N. A., Reece, J. B., & Lewis, R. 1998. Life. 3rd ed. Boston. Mitchell, L.G Junqueira, Luiz WCB/McGraw Hill Companies. Carlos and JoséCarneiro. 2007. Marieb, E.N. 1993. Human Anatomy Histologi Dasar. Jakarta: EGC.. and Physiology. Laboratory Dacie, J.V and S.M Lewis 1975. manual. California. The benyamin Practical Haematology. 5th Cummings Publ.Co.Inc. Edition. Churchil Livingstone. Raharjo, dkk. 2011. Petunjuk Edinburg. London and New York. Praktikum Fisiologi Hewan Pp : 23, 47. Surabaya : UNIPRESS Effendi, Mulyati 2010. Penuntun Stockley, Corin, et.al. 1999. The Praktikum Anatomi Fisiologi Usborne Ilustrated Dictionary of Manusia. Bogor. Laboratorium Science, Usborne, London. farmasi. Fakultas Matematika Ward, J and Royer, L. 2008. dan Ilmu Pengetahuan Alam Physiology at a Glance. Second Universitas Pakuan edition.Oxford : England Fitra, alfan. 2009. Pengaruh Suhu Whole J.W. Jr. 1986. Human Anatomy Terhadap Denyut Jantung. and Physiology. Brown Publisher. Diakses melalui http: // USA Pp : 361-371. alfanisti.blogspot.com /2009 /06/ pengaruh-suhu-terhadap-denyut- jantung.html pada tanggal 29 November 2011 Ganong, F.William. 1995. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi II. Jakarta : EGC. Penerjemah H. M Djuahari Wdjokusumah. Terjemahan dari review off Medical Physiology Guyton, A. C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Penerbit Buku kedokteranEGC, Jakarta. Guyton, Arthur C. 1995. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : EGC. Penerjemah Ken Ariata Tengadi. Terjemahan dari Textbook of Medical Physiology Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan.Yogyakarta : Kanisius
Jurnal Fisiologi Hewan
Metabolisme Energi dan Termoregulasi FMIPA - Universitas Pakuan 3