Nothing Special   »   [go: up one dir, main page]

Laporan Manajemen Fix Dokumen

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN KOMPREHENSIF

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI PMB DWI EKOWATI,


S.ST DI KABUPATEN KULON PROGO

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Praktik Manajemen
Pelayanan Kebidanan

Disusun Oleh :
Latifatun Niswah (P07124519025)
Latifah Mei Arumsari (P07124519027)

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
YOGYAKARTA
2020
2

HALAMAN PENGESAHAN

MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN DI PMB DWI EKOWATI,


S.ST DI KABUPATEN KULON PROGO

Laporan Individu Praktik Manajemen Pelayanan Kebidanan


Telah memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Tanggal :

Menyetujui,

Pembimbing Akademik,
Ana Kurniati, SST, M. Keb (........................................)
NIP. 198104012003122001

Pembimbing Klinik,
Dwi Ekowati,S.ST. (.......................................)
NIP.

Mengetahui

Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, SST. M. Keb


NIP. 19791007 200501 2 004
3

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kepada Allah yang Maha Esa yang telah
memberikan kemudahan kepada penyusun, sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Laporan Manajemen Pelayanan Kebidanan di PMB Dwi Ekowati,
S.ST Kulon Progo.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak lepas dari


bantuan pihak lain. Oleh karena itu, penyusun ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :

1. Joko Susilo, SKM, M. Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes


Yogyakarta
2. Dr.Yuni Kusmiyati, S.SiT., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Hesty Widyasih, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Kebidanan
4. Ana Kurniati, SST, M. Kebselaku pembimbing akademik
5. Dwi Ekowati, S.STselaku pembimbing lahan

Akhir kata, penyusun berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Yogyakarta, Januari 2020

Penyusun
4

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................. Error!


Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR.............................................................................. 3
DAFTAR ISI.............................................................................................. 4

2
2
3
4
5
24
.........24
25
25

27
27
28
29
30
5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode
sebelumnya.
Bidan sebagai seorang pelaksana atau pemberi layanan kesehatan
(health provider) sangat berpengaruh pada perkembangan kesehatan dan
perubahan pola hidup masyarakat di Indonesia. Peranan bidan sebagai role
model masyarakat dapat menjadi motivator serta fasilitator untuk
membentuk sebuah peradaban dan tatanan sebuah pelayanan kesehatan.
Pada era globalisasi saat ini, tenaga kesehatan dituntut untuk menuju puncak
yang lebih baik, mampu bersaing dan melakukan perubahan terhadap
kesehatan di Indonesia.
Bidan merupakan petugas kesehatan yang memberikan pelayanan
kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita dan
anak usia prasekolah, termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sehingga bidan
dapat memberikan pelayanan guna penurunan AKI dan AKB.
6

Menurut UU No. 4 tahun 2019 tentang Kebidanan Bidan dapat


melakukan praktek kebidanan secara mandiri dengan persyaratan yang telah
ditetapkan dalam undang-undang. Seorang bidan yang membuka praktek
mndiri dapat disebut juga sebagai wirausahawan dalam bentuk layanan jasa
kesehatan. Sehingga bidan dituntut untuk mengetahui dengan baik
manajemen usaha.
PMB (Praktik Bidan Mandiri) sebagai penyedia layanan kesehatan
yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak tetapi dapat
merangkul masyarakat untuk membangun masyarakat yang peduli dengan
kesehatan dan dapat berprilaku hidup sehat. Praktik Mandiri Bidan (PMB)
merupakan bentuk pelayanan kesehatan dibidang kesehatan dasar. Praktek
bidan adalah serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
bidan kepada pasien (individu, keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan
kewenangan dan kemampuannya. Bidan yang menjalankan praktek harus
memiliki Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) sehingga dapat menjalankan
praktek pada saran kesehatan atau program.
Berdasarkan latarbelakang diatas maka penulis tertarik untuk
memahami lebih dalam mengenai manajemen Praktik Mandiri Bidan.
Berhubung penulis sedang melakukan praktek manajemen pelayanan
kebidanan di PMB Dwi Ekowati, S.ST, sehingga penulis mengambil judul
Laporan Manajemen Pelayanan Kebidanan di PMB Dwi Ekowati, S.ST.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian kebutuhan organisasi
pelayanan kebidanan
2. Mahasiswa mampu menganalisa kebutuhan manajemen pelayanan
kebidanan
3. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan dan penetapan standar
manajemen pelayanan kebidanan
4. Mahasiswa mampu mengorganmisaskan manajemen pelayanan
kebidanan
7

5. Mahasiswa mampu mengelola dan melaksanakan manajemen


pelayanan kebidanan
6. Mahasiswa mampu mengevaluasi manajemen pelayanan kebidanan
7. Mahasiswa mampu monitoring manajemen pelayanan kebidanan
8. Mahasiswa dapat mengetahui hambatan yang terjadi dalam
manajemen pelayanan kebidanandan cara mengatasinya
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pelayanan kebidanan di
praktik mandiri bidan dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama
pendidikan profesi bidan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat dijadikan sebagai referensi dalam menggali atau mencari
informasi untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang
manajemen kebidanan.
b. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai acuan dalam memberikan wawasan dan
pengetahuan kepada mahasiswa dalam meningkatkan pemahaman
mahasiswa dalam manajemen kebidanan
c. Bagi Bidan PMB
Dapat menjadi acuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
pelayanan kebidanan yang bermutu dan berkualitas.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen
1. Definisi
Secara umum manajemen adalah proses mencapai tujuan yang
telah ditentukan bersama dan melalui orang lain.
Menurut Ricky W. Griffin manajemen adalah Sebuah proses
perencanaan, pengkoordinasian, pengontrolan sumber daya untuk
mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif jika tujuan dapat
dicapai sesuai dengan perencanaan. Efisien jika tugas yang ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
George R. Terry menyebutkan manajemen adalah Proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan : perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan SDM
serta sumber lain.
B. Perencanaan Pelayanan Kebidanan
1. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan, menyusun dan menetapkan rangkaian kegiatan unutk
mencapainya. Rencana merupakan suatu pola pikir yang sistematis untuk
mewujudkan suatu tujuan dengan mengorganisasikan dan
mendayagunakan sumber yang tersedia. Perencanaan adalah suatu proses
penyusunan rencana yang menggambarkan keinginan untuk mencapai
tujuan tertentu melalui suatu kegiatan dengan mengorganisasikan dan
mendayagunakan sumber yang tersedia.
Perencanaan (Planning) adalah fungsi manajemen yang harus bisa
menjawab rumus 5W+1H.What (apa) yang akan dilakukan, why
(mengapa) harus melakukan apa, when (kapan) melakukan apa, where
(dimana) melakukan apa, who (siapa) yang melakukan apa, how
(bagaimana) cara melakukan apa.
9

Jadi perencanaan dalam pelayanan kebidanan adalah suatu proses


mempersiapkan secara sistimatis kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam kebidanan.
2. Ciri-ciri Perencanaan
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri yang harus diperhatikan
yaitu: Bagian dari sistem administrasi, Dilakukan secara terus menerus dan
berkesinambungan, Berorientasi pada masa depan, mampu menyelesaikan
masalah, Mempunyai tujuan, bersifat mampu kelola.
3. Manfaat Perencanaan
a. Memberikan arah yang jelas pada organisasi karena mengetahui
tujuan dan cara mencapainya
b. Mengetahui struktur organisasi yang dibutuhkan
c. Mengetahui jenis dan jumlah staf yang diinginkan dan uraian tugasnya
d. Mengukur hasil kegiatan yang akan dicapai.
4. Keuntungan dan Kelemahan Perencanaan
Keuntungan dalam perencanaan adalah:
a. Perencanaan akan menyebabkan berbagai macam aktivitas organisasi
untuk mencapai tujuan tertentu dan dapat dilakukan secara teratur
b. Perencanaan akan mengurangi atau menghilangkan jenis pekerjaan
yang tidak produktif.
c. Perencanaan dapat dipakai untuk mengukur hasil kegiatan yang telah
dicapai karena dalam perencanaan ditetapkan sebagai standar.
d. Perencanaan memberikan suatu landasan pokok fungsi manajemen
lainnya, terutama untuk fungsi pengawasan.
Sedangkan kelemahan dari perencanaan adalah:
a. Perencanaan mempunyai keterbatasan mengukur informasi dan fakta-
fakta di masa yang akan datang dengan tepat.
b. Perencanaan yang baik memerlukan sejumlah dana.
c. Perencanaan mempunyai hambatan psikologis bagi pimpinan dan staf
karena harus menunggu dan melihat hasil yang akan dicapai.
10

d. Perencanaan menghambat timbulnya inisiatif. Gagasan baru untuk


mengadakan perubahan harus ditunda sampai tahap perencanaan
berikutnya.
e. Perencanaan juga akan menghambat tindakan baru yang harus diambil
oleh staf.
5. Unsur Pokok Perencanaan
a. Input
Input (masukan) adalah segala sesuatu yg dibutuhkan untuk dapat
melaksanakan pekerjaan manajemen. Input berfokus pada sistem yang
dipersiapkan dalam organisasi dari menejemen termasuk komitmen,
dan stakeholder lainnya, prosedur serta kebijakan sarana dan
prasarana fasilitas dimana pelayanan diberikan.
Semua hal yang diperlukan untuk terselenggaranya suatu pelayanan
kesehatan merupakan unsur masukan yang terpenting adalah tenaga,
dana dan sarana. Secara umum di sebutkan apabila tenaga dan sarana
kuantitas dan kualitas, tidak sesuai standar yang ditetapkan, serta jika
dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan, maka sulitlah
diharapkan bermutunya pelayanan kesehatan.
Input manajemen terdiri dari:
a. Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan
yang kompeten
b. Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk program
c. Material : materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
d. Metode: Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau prosedur
kerja
e. Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan program
f. Market: Pasar dan pemasaran atau sarana program
b. Proses
Proses (process) adalah langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Proses dikenal dengan nama fungsi
manajemen. Pada umumnya, proses ataupun fungsi manajemen
11

merupakan tanggung jawab pimpinan. Pendekatan proses adalah semua


metode dengan cara bagaimana pelayanan dilakukan.
1) Perencanaan (P1)
Perencanaan adalah proses untuk merumuskan masalah kegiatan,
menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan
tujuan kegiatan yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (landasan
dasar).Contoh perencanaan adalah:
a) Jadwal Pelayanan ANC di Posyandu, Puskesmas.
b) Rencana Pelatihan untuk kader, nakes
2) Pengorganisasian (P2)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang seseorang dan pendelegasian wewenang
dalam rangka pencapaian tujuan layanan kebidanan.Inti dari
pengorganisasian adalah merupakan alat untuk memadukan atau
sinkronisasi semua kegiatan yang berasfek personil, finansial,
material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan
kebidanan yang telah di tetapkan.
Contoh pengorganisasian adalah:
a) Puskesmas
b) Puskesmas Pembantu
c) Polindes dan Pembantu
d) Balai Desa
3) Penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian (P3)
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk menciptakan
iklim kerja sama di antara pelaksanaan program pelayanan
kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Fungsi manajemen ini lebih menekankan bagaimana seseorang
manajer pelayanan kebidanan mengarahkan dan menggerakkan
12

semua sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan


kebidanan yang telah di sepakati.
Contoh penggerakan dan pelaksanaan, pengawasan dan
pengendalian adalah:
a) Pencatatan dan pelaporan (SP2TP)
b) Supervisi
c) Stratifikasi Puskesmas
d) Survey
c. Output
Output adalah hasil dari suatu pekerjaan manajemen. Untuk manajemen
kesehatan, output dikenal dengan nama pelayanan kesehatan (health
services). Dalam kebidanan dikenal pelayanan kebidanan. Hasil atau
output adalah hasil pelaksanaan kegiatan. Output yaitu yang menunjuk
pada penampilan (perfomance) pelayanan kesehatan Penampilan daat
dibedakan atas dua macam. Pertama, penampilan aspek medis pelayanan
kesehatan. Kedua, penampilan aspek non medis pelayanan kesehatan.
Secara umum di sebutkan apabila kedua penampilan ini tidak sesuai
dengan standar yang telah di tetapkan maka berarti pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Cakupan Kegiatan Program: Jumlah kelompok masyarakat yang sudah
menerima layanan kebidanan (memerator), dibandingkan dengan jumlah
kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program kebidanan
(denominator). Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan (mulai dari KIE, Asuhan Kebidanan, dsb). Contoh:
Untuk PMB: Outputnya adalah kesejahteraan ibu dan janin, kepuasan
Pelanggan, kepuasan bidan sebagai provider.
d. Effect
Perubahan pengetahuan, sikap, dan prilaku masyarakat yang diukur
dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kebidanan yang ada di sekitarnya (Posyandu, PMB, Puskesmas dsb) yang
tersedia.
13

e. Out come (Impact)


Di pergunakan untuk menilai perubahan atau dampak (impact) suatu
program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan status
kesehatan masyarakat.
6. Langkah-langkah Perencanaan
Langkah awal untuk menyusun perencanaan dapat dimulai dengan sebuah
gagasanatau cita-cita yang terfokus pada situasi tertentu. Sebagai suatu
proses, perencanaan kesehatan mempunyai beberapa langkah. Ada lima
langkah yang perlu dilakukan pada prosespenyusunan sebuah perencanaan
terdiri dari:
a. Analisis Situasi
Analisis situasi adalah langkah pertama proses penyusunan
perencanaan. Langkah ini dilakukan dengan analisis data laporan yang
dimiliki oleh organisasi (data pimer) atau mengkaji laporan lembaga
lain (data sekunder) yang data nya dibutuhkan, observasi, dan
wawancara. Analisis situasi merupakan langkah awal perencanaan
yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Yang dihasilkan dari
proses analisis situasi adalah rumusan masalah kesehatan dan berbagai
faktor yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang
sedang diamati serta potensi organisasi yang dapat digunakan untuk
melakukan intervensi. Dari penjelasan di atas, langkah analisis situasi
bertujuan untuk mengumpulkan berbagai jenis data atau fakta yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat yang dijadikan dasar
penyusunan perencanaan. Data yang diperlukan untuk menyusun
perencanaan kesehatan terdiri dari:
1) Data tentang penyakit dan kejadian sakit
2) Data kependudukan
3) Data potensi organisasi kesehatan
4) Keadaan lingkungan dan geografi
5) Data sarana dan prasarana
14

Data yang dikumpulkan dari analisis situasi dapat diperoleh dari


catatan rutin organisasi kesehatan (kegiatan surveilan program
puskesmas atau dinkes kabupaten/kota) atau dapat diambil dari sektor
lainnya yang ada di desa, kantor kecamatan, atau kantor dinkes
kabupaten/kota. Dari laporan kegiatan program puskesmas atau dinkes
kesehatan kabupaten/kota akan diperoleh data tentang jenis dan
distribusi penyakit, jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan, jumlah
anggaran yang dialokasikan untuk sektor kesehatan.
Data dari kantor kecamatan atau kelurahan adalah daa tentang
kependudukan, data sosial ekonomi, data geografi dan dat organisasi
sosial kemasyarakatan. Data ini setelah diolah harus dipilah-pilah lagi
agar diketahui mana informasi potensi dan kelemahan organisasi dan
mana yang mungkin menjadi peluang dan ancaman pada saat
pelaksanaan program.
1) Input manajemen juga terdiri dari:
a) Man : Tenaga yang di manfaatkan. Contoh : Staf atau Bidan
yang kompeten
b) Money : Anggaran yang di butuhkan atau dana untuk
program
c) Material : materi ( sarana dan prasarana ) yang dibutuhkan
d) Metode: Cara yang dipergunakan dalam bekerja atau
prosedur kerja
e) Minute / Time : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan
program
f) Market: Pasar dan pemasaran atau sarana program
2) Kategori 8P yang biasa digunakan dalam industri jasa:
a) Product (produk/jasa),
b) Price (harga),
c) Place (tempat),
d) Promotion (promosi atau hiburan),
e) People (orang),
15

f) Process (proses),
g) Physical Evidence (bukti fisik), dan
h) Productivity & Quality (produktivitas dan kualitas).
3) Kategori 5S   yang biasa digunakan dalam industri jasa:
a) Surroundings (lingkungan),
b) Suppliers (pemasok),
c) Systems (sistem),
d) Skills (keterampilan), dan
e) Safety (keselamatan).
C. Praktik Bidan Mandiri
Praktik kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam
rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Menurut PMK No. 28 tahun
2017 Praktik Mandiri Bidan adalah tempat pelaksanaan rangkaian kegiatan
pelayanan kebidanan yang dilakukan oleh Bidan secara perorangan.
Praktek kebidanan harus dilakukan sesuai kompetensi dan kewenangan
serta mematuhi kode etik, standar profesi, standar pelayanan profesi, dan
standar prosedur operasional. Setiap Bidan yang akan menjalankan
Praktek kebidanan wajib memiliki STR dan wajib memiliki ijin praktek
dalam bentuk SIPB.
D. Konsep Bidan Delima
1. Definisi
................................................Bidan Delima merupakan suatu program dari Ikatan Bidan I
(IBI), untuk meningkatkan kualitas pelayanan bidan dalam memberikan
yang terbaik, agar dapat memenuhi keinginan masyarakat. Dengan misi
membentuk Bidan Praktek Swasta (BPS) yang mampu memberikan
pelayanan berkualitas terbaik dalam bidang kesehatan reproduksi dan
keluarga berencana, bersahabat dan peduli terhadap kepentingan
pelanggan, serta memenuhi bahkan melebihi harapan pelanggan, serta
kegiatan pembinaan dan pelatihan yang rutin dan berkesinambungan.
Bidan Delima adalah sistem standarisasi kualitas pelayanan bidan
16

praktek swasta, dengan penekanan pada kegiatan monitoring dan


evaluasi. Bidan Delima melambangkan pelayanan berkualitas dalam
Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana yang berlandaskan
kasih sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan yang manusiawi,
terjangkau, dengan tindakan kebidanan sesuai standar dan kode etik
profesi.
2. Nilai-nilai Bidan Delima
a. Kepatuhan
Pada standar pelayanan dianut sebagai nilai utama untuk
menekankan bahwa sebuah standar dalam pelayanan harus dipatuhi
dan dilaksanakan oleh anggota Bidan Delima
b. Tumbuh Bersama
Untuk menggambarkan bahwa semua anggota Bidan Delima harus
merasakan kemajuan dan terus berusaha untuk maju secara
kelompok
c. Keterbukaan
Nilai-nilai yang wajib dianut oleh anggota agar tercipta hubungan
yang erat dan harmonis dalam komunitas
d. Profesionalisme
Selaras dengan nilai kepatuhan pada standar pelayanan, maka
profesionalisme diharapkan dapat menjadi semacam ‘label bagi
setiap pribadi anggota Bidan Delima
e. Wirausaha
Semangat wirausaha diharapkan dapat mewarnai setiap pribadi
anggota Bidan Delima, sehingga selalu ada upaya untuk terus maju
dan tumbuh lebih baik daripada sebelumnya
3. Manfaat bidan delima
a. Bagi bidan delima
1) Kebanggaan karena dapat memberikan pelayanan yang
terstandar
2) Pengakuan dari berbagai pihak
17

3) Pelatihan dan pembinaan rutin.


4) Promosi
b. Bagi pengelola program
1) Kebanggan
2) Imbalan finansial (transport & intensif)
3) Pelatihan rutin
c. Bagi pasien
Mendapatkan pelayanan kebidanan yang aman, berkualitas dan
berstandar
d. Bagi Mitra kerja
1) Peningkatan citra organisasi/individu dan mitra
2) Membantu mitra dalam melaksanakan program kerja dan
mencapai sasaran kinerja.
3) Mendapatkan data/informasi akurat dan terkini mengenai
kondisi kesehatan ibu dan anak.
4) Wadah belajar dan praktek untuk peningkatan pengetahuan dan
keahlian.
5) Wadah untuk berkontribusi dalam peningkatan Kesehatan Ibu
dan Anak di Indonesia.
4. Tujuan Bidan Delima
a. Tujuan umum
Meningkatkan kebanggaan profesional bidan melalui peningkatan
kualitas pelayanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
2) Meningkatkan profesionalitas Bidan.
3) Mengembangkan kepemimpinan Bidan di masyarakat.
4) Meningkatkan cakupan pelayanan Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana.
5) Mempercepat penurunan angka kesakitan dan kematian Ibu,
Bayi dan Anak
18

5. Visi dan Misi


a. Visi
Bidan delima menjadi standarisasi pelayanan bidan Praktik Swasta
(BPS) di Indonesia.
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan di BPS
2) Meningkatkan kompetensi BPS berdasarkan hasil penelitian dan
perkembangan praktik kebidanan terkini.
3) Mewujudkan BPS yang handal, kompeten dan profesional
dalam pelayanannya melalui standarisasi dan kegiatan monev
yang berkesinambungan.
4) Mewujudkan rasa aman, nyaman dan kepuasan bagi BPS dan
pengguna jasa
5) Meningkatkan peran IBI dalam membina dan menjaga
profesionalitas BPS.
6. Peran Bidan Delima
a. Mempertahankan dan meningkatkan kuantitas dan kualitas
pelayanan BPS, sesuai kebutuhan masyarakat
b. Melindungi masyarakat sebagai konsumen dan bidan sebagai
provider, dari praktek yang tidak terstandar
c. Sebagai standarisasi pelayanan kebidanan bagi BPS sejalan dengan
rencana strategis IBI
d. Menjadi standar dalam mengevaluasi pelayanan kebidanan di BPS
karena memiliki tools (perangkat) yang lebih lengkap
e. Sebagai bagian dari pelaksanaan rencana kerja IBI dalam pelayanan
kebidanan, sekaligus untuk mempertahankan dan meningkatkan
citra IBI
f. Sebagai tempat pilihan terbaik bagi praktik pendidikan bidan.
7. Sasaran bidan delima
a. Bidan Praktek Swasta minimal telah melaksanakan praktek 3 tahun
dan memiliki Surat Ijin Praktek Bidan yang masih berlaku
19

b. Mempunyai motivasi untuk meningkatkan mutu pelayanan sesuai


dengan standar terkini
c. Bersedia memenuhi ketentuan fasilitas, kompetensi ketrampilan,
perilaku dan pengetahuan sesuai standar
8. Mekanisme menjadi bidan delima
Bagi para bidan praktik swasta yang memiliki SIPB dapat mendaftar ke
unit pelaksna ke unit pelaksana bidan delima pada wilayag cabang,
kemudian unit pelaksana cabang akan menunjuk seorang fasilator yang
akan membimbing Calon Bidan Delima (CBD) dalam mengisi form pra
kualifikasi, mempelajari kajian mendiri dan mengikuti proses validasi.
Ada beberapa tahap yang harus dilalui seorang Bidan atau Bidan
Praktek Mandiri yang ingin menjadi Bidan Delima, yaitu:
a. Untuk menjadi Bidan Delima, seorang Bidan Praktek Mandiri harus
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, yaitu: memiliki SIPB,
bersedia membayar iuran, bersedia membantu BPM menjadi Bidan
Delima dan bersedia mentaati semua ketentuan yang berlaku
b. Melakukan pendaftaran di Pengurus Cabang.
c. Mengisi formulir pra kualifikasi.
d. Belajar dari Buku Kajian Mandiri dan mendapat bimbingan
fasilitator.
e. Divalidasi oleh fasilitator dan diberi umpan balik
Prosedur validasi standar dilakukan terhadap semua jenis pelayanan
yang diberikan oleh Praktek Mandiri Bidan yang bersangkutan. Bagi
yang lulus, yaitu yang telah memenuhi seluruh persyaratan minimal dan
presedur standar, diberikan sertifikat yang berlaku selama 5 tahun dan
tanda pengenal pin, apron (celemek) dan buku-buku. Bagi yang belum
lulus, fasilitator terus memantau sampai berhasil lulus jadi Bidan
Delima.
20

E. Analisis SWOT
1. Definisi Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah suatu metode perencanaaan strategi
dengan mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis terhadap
kekuatan-kekuatan (Strengths) dan kelemahan-kelemahan
(Weaknesses) suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan
(Opportunities) serta ancaman-ancaman (Threats) dari lingkungan
sekitar untuk merumuskan strategi yang tepat bagi organisasi. Dengan
menggunakan kerangka kerja kekuatan dan kelemahan dan
kesempatan ekternal dan ancaman, instrument ini memberikan cara
sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan
sebuah strategi.
2. Unsur-unsur SWOT
a. Strengths (Kekuatan) adalah segala hal yang dibutuhkan pada
kondisi yang sifatnya internal organisasi agar supaya kegiatan-
kegiatan organisasi berjalan maksimal. Misalnya: kekuatan
keuangan, motivasi anggota yang kuat, nama baik organisasi
terkenal, memiliki pengetahuan dan keterampilan yang lebih,
anggota yang pekerja keras, memiliki jaringan organisasi yang
luas, dan lainnya.
b. Weaknesses (Kelemahan) adalah terdapatnya kekurangan pada
kondisi internal organisasi, akibatnya kegiatan-kegiatan
organisasi belum maksimal terlaksana. Misalnya; kekurangan
dana, memiliki orang-orang baru yang belum terampil, belum
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai organisasi, anggota
kurang kreatif dan malas, tidak adanya teknologi dan sebagainya.
c. Opportunities (Peluang) adalah faktor-faktor lingkungan luar
yang positif, yang dapat dan mampu mengarahkan kegiatan
organisasi kearahnya. Misalnya: Kebutuhan lingkungan sesuai
dengan tujuan organisasi, masyarakat lagi membutuhkan
perubahan, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap organisasi
21

yang bagus, belum adanya organisasi lain yang melihat peluang


tersebut, banyak pemberi dana yang berkaitan dengan isu yang
dibawa oleh organisasi dan lainnya.
3. Threats (Ancaman) adalah faktor-faktor lingkungan luar yang mampu
menghambat pergerakan organisasi. Misalnya: masyarakat sedang
dalam kondisi apatis dan pesimis terhadap organisasi tersebut,
kegiatan organisasi seperti itu lagi banyak dilakukan oleh organisasi
lainnya sehingga ada banyak competitor atau pesaing, isu yang dibawa
oleh organisasi sudah basi dan lainnya
4. Tujuan Analisis SWOT
Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk memperoleh
keunggulan bersaing dan memiliki produk yang sesuai dengan
keinginan klien dan dukungan yang optimal dari sumber daya yang
ada. Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian
terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta
peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. Proses pengambilan
keputusan strategi selau berkaitan dengan pengambilan misi, tujuan,
strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian erencanaan
strategi harus menganalisis faktor-faktor perusahaan (kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisiyang ada saat ini.
22

Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik


langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat
berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan, artinya ada yang
memberikan peluang dan sebaliknya ada yang memberikan ancaman.
Faktor internal adalah lingkungan yang berada dari dalam
perusahan itu sendiri. Faktor inilah yang menunjukkan adanya
kekuatan atau kelemahan perusahaan itu sendiri, baik yang sudah
lampau, kini maupun yang akan datang.
5. Fungsi Analisis SWOT
Fungsi dari analisis SWOT adalah untuk menganalisa mengenai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan
melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa
mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang
dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan.
Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di
dalam organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas mutu
pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan
faktor-faktor eksternal.
Analisis SWOT dapat dibagi dalam lima langkah:
a. Menyiapkan sesi SWOT.
b. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan.
c. Mengidentifikasi kesempatan dan ancaman.
d. Melakukan ranking terhadap kekuatan dan kelemahan.
e. Menganalisis kekuatan dan kelemahan.
F. Pengorganisasian Pelayanan Kebidanan
1. Definisi Organisasi
Organisasi berasal dari bahasa Yunani yaitu kata organon, atau dari
bahasa latin yaitu organum, yang berarti alat bagian atau anggota
badan.
Berdasarkan beberapa pengertian organisasi maka dapat disimpulkan
bahwa:
23

a. Organisasi dalam arti bagan yaitu sekelompok orang yang


bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
b. Organisasi dalam arti struktur adalah gambaran secara skematis
tentang hubungan-hubungan kerja sama dari orang-orang yang
terdapat dalam rangka usaha mencapai tujuan
c. Ada tiga ciri-ciri atau unsur dasar organisasi yaitu meliputi:
adanya sekelompok orang, antara hubungan atau kerjasama,
adanya tujuan yang akan dicapai.
2. Defenisi Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah rangkaian aktivitas menyusun suatu
kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan bekerjasama
dengan jalan membagi dan mengelompokkan pekerjaan yang harus
dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja
diantara satuan organisasi atau para pejabatnya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk
menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan,
menetapkan tugas-tugas pokok dan wewenang, dan pendelegasian
wewenang oleh pimpinan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3. Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi secara umum dapat dikemukakan sebagai berikut:
a. Merupakan arah akhir di mana semua kegiatan organisasi
diarahkan
b. Sebagai bentuk kegiatan yang diperlukan sebelum menetapkan
haluan, prosedur, metode, strategi peraturan
c. Merupakan kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani yang
diusahakan untuk dicapai dengan kerja sama sekelompok orang.
4. Unsur-Unsur Pokok Pengorganisasian
a. Kegiatan
Pengorganisasian kegiatan adalah pengaturan berbagai kegiatan
yang ada dalam rencana sehingga terbentuk satu kesatuan yang
24

terpadu, secara keseluruhan diarahkan untuk mencapai tujuan


yang telah ditetapkan.
b. Tenaga pelaksana
Pengorganisasian tenaga pelaksana mencakup pengaturan struktur
organisasi, susunan personalia serta hak dan wewenang dari
setiap tenaga pelaksana, sedemikian rupa sehingga setiap kegiatan
ada tanggung jawabnya.
5. Proses Pengorganisasian
Proses yang dimaksudkan adalah yang menyangkut pelaksanaan,
langkah-langkah yang harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
semua kegiatan yang akan dilaksanakan serta tenaga pelaksana yang
dibutuhkan, mendapatkan pengaturan yang sebaik-baiknya, serta
setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tersebut memiliki penanggung
jawab pelaksanaannnya.
25

6. Prinsip pokok Organisasi


Untuk dapat melakukan pekerjaan pengorganisasian dengan baik perlu
pula dipahami berbagai prinsip pokok yang terdapat dalam organisasi.
a. Mempunyai pendukung
Pendukung yang dimaksud adalah setiap orang yang bersepakat
untuk membentuk organisasi
b. Mempunyai tujuan
Pada dasarnya tujuan yang dimaksud ini adalah sesuatu yang
mengikat para pendukung yakni orang-orang yang bersekutu
dalam organisasi. Secara umum disebutkan makin sesuai tujuan
organisasi dengan tujuan para pendukung, maka makin kokoh
lah ikatan persekutuan antara para pendukung.
c. Mempunyai kegiatan
Suatu organisasi yang baik adalah apabila organisasi tersebut
memiliki kegiatan yang jelas dan terarah. Secara umum
disebutkan, makin aktif suatu organisasi melaksanakan
kegiatannya, maka baik pula lah organisasi tersebut. Sama
halnya dengan tujuan, maka kegiatan ini haruslah dipahami oleh
semua pihak yang berada dalam organisasi.
d. Mempunyai pembagian tugas
Agar kegiatan tersebut dapat terlaksana dengan baik, perlu
diatur pembagian tugas antara para pendukung. Secara umum
disebut organisasi dinilai suatu organisasi yang baik, apabila
setiap tugas yang ada dalam organisasi tersebut dapat dibagi
habis antar para pendukung untuk selanjutnya setiap pendukung
tersebut mengetahui serta dapat melaksanakannya setiap tugas
dan tanggung jawab masing-masing. Prinsip pembagian tugas
ini dalam organisasi dikenal dengan nama prinsip bagi habis
tugas.
e. Mempunyai perangkat organisasi
26

Satuan organisasi banyak macamnya, yang jika ditinjau menurut


tugas, tanggung jawab serta wewenang yang dimiliki dapat
dibedakan atas beberapa macam. Mulai dari yang bersifat
pengarah dan penentu kebijakan sampai dengan yang bersifat
pelaksana kegiatan. Tentu mudah dipahami setiap organisasi ini
harus dimiliki fungsi dan wewenangnya yang jelas. Prinsip
memiliki fungsi yang seperti ini dalam organisasi dikenal
dengan nama prinsip fungsional.
f. Mempunyai pembagian dan pendelegasian wewenang
Secara umum disebutkan, wewenang suatu organisasi pimpinan
semestinya hanya bersifat memutuskan hal-hal yang bersifat
penting saja. Sedangkan wewenang pengambilan keputusan
yang bersifat rutin harus didelegasikan kepada suatu organisasi
yang lebih bawah. Prinsip pendelegasian wewenang yang seperti
ini dikenal dengan nama prinsip pengecualian.
g. Mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan
arah
Agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai, kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi bersifat kontinu, fleksibel
serta sederhana.
7. Manfaat Pengorganisasian
Dengan mengembangkan fungsi pengorganisasian, seorang manajer
akan dapat mengetahui:
a. Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok.
b. Hubungan organisatoris antara orang-orang di dalam organisasi
tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya.
c. Pendelegasian wewenang
d. Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik.

8. Langkah-Langkah Pengorganisasian
27

a. Tujuan organisasi harus dipahami. Tujuan organisasi sudah


disusun pada saat fungsi perencanaan.
b. Membagi habis pekerjaaan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
pokok untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, pimpinan yang
mengemban tugas pokok organisasi sesuai dengan visi dan misi
organisasi Untuk itu membagi tugas pokok pada staf yang ada.
Dari sini akan muncul gagasan pengembangan bidang-bidang,
seksi-seksi dan sebagainya sesuai dengan kegiatan pokok.
c. Menggolongkan kegiatan pokok ke dalam suatu kegiatan yang
prkatis. Pembagian tugas pokok ke dalam elemen kegiatan harus
mencerminkan apa yang harus dikerjakan oleh staf.
d. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan dan
menyediakan fasilitas pendukung yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas nya. Pengaturan ruangan dan dukungan
alat-lat kerja adalah salah satu contohnya.
e. Penugasan personel yang cakap yang memilih dan
menempatkan staf yang dianggap mampu melaksanakan tugas.
Bagian ini penting dipahami oleh manajer personalia pada saat
mengangkat atau memilih staf pejabat atau yang akan
melaksanakan tugas-tugas tertentu organisasi.
f. Mendelegasikan wewenang, tugas-tugas staf dan mekanisme
pelimpahan wewenang dapat diketahui melalui struktur
organisasi yang dianut. Untuk organisasi seperti puskesmas
yang mempunyai jumlah tenaga yang terbatas tetapi ruang
lingkup kerja dan kegiatannya cukup luas, prinsip kerja sama
yang sifatnya integratif perlu diterapkan. Contohnya: kegiatan
imunisasi. Staf puskesmas yang diberikan kewenangan
mengoordinasi kegiatan imunisasi hanya satu, tetapi sasaran
kelompok penduduk dan wilayah kerjanya cukup luas. Untuk
melaksanakan kegiatan ini, staf lain diberikan tugas dan
wewenang membantu melaksanakan kegiatan imunisasi tersebut
28

sehingga semua penduduk sasaran dapat diberikan pelayanan


imunisasi secara efisien dan efektif.
G. Mengkaji Hambatan Dan Kelemahan Program
Selain mengkaji hambatan yang pernah dialami, juga dibahas prediksi
kendala dan hambatan yang mungkin akan terjadi dilapangan pada saat
program dilaksanakan. Jenis hambatan atau kelemahan program dapat
dikategorikan ke dalam:
1. Hambatan yang bersumber pada kemampuan organisasi
Hambatan ini merupakan aspek kelemahan organisasi. Motivasi
kerja staf rendah, pengetahuan dan keterampilan kurang, staf belum
mampu mengembangkan partisifasi masyarakat setempat. Peralatan
sterilisasi belum tersedia atau dana untuk membeli peralatan tersebut
tidak dialokasikan. Arus informasi tentang pelaksanaan program
sangat lamban karena data yang tersedia kurang dapat dipercaya,
kurang akurat dan diolah secara manual.
2. Hambatan yang terjadi pada lingkungan
Hambatan geografis (jalan rusak), iklim atau musim hujan,
masalah tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, sikap dan
budaya masyarakat yang tidak kondusif (masih banyak tabu, salah
persepsi, mitos dan sebagainya). Semua kendala dan hambatan yang
bersumber pada lngkungan seperti ini sebaiknaya dianalisis pada saat
melakukan kajian terhadap perilaku sehat-sakit masyarakat.
Setelah hambatan dianalisis, kemudian ditetapkan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Susun daftar hambatan. Hambatan mungkin terjadi pada staf atau
para pelaksana, peralatan, informasi, biaya dan waktu, geografis,
iklim, dan peran serta masyarakat.
b. Pilih hambatan dan kendala yang dapat dihilangkan; mana yang
dianggap sebagai tantangan untuk dimodifikasi atau dikurangi dan
mana yang sama sekali tidak dapat dihilangkan.
29

c. Kaji kembali tujuan operasional kegiatan yang sudah disusun tetapi


tetap waspada dengan berbagai hambatan dan kendala di lapangan.
Alternatif kegiatan yang dipilih untuk mencapai tujuan program
dan sudah mempertimbangkan berbagai hambatan dan kendala di
lapangan diharapkan akan memberikan hasil yang lebih optimal
sehingga pelaksanaan manajemen program di lapangan lebih
efektif, efisien dan rasional.
30

BAB III
PELAKSANAAN MANAJEMEN PELAYANAN KEBIDANAN

A. Gambaran umum PMB Dwi Ekowati, S.ST


PMB Dwi Ekowati, S.ST terletak di Dusun Lengkong RT 14 RW 05
Donomulyo, Nanggulan, Kulon Progo, dengan jarak 5 km dari Kecamatan
Nanggulan, 15 km dari Kabupaten Kulon Progo. PMB ini menempati
gedung seluas sekitar 100 m2 dan berdiri di atas tanah seluas 600
m2.Ditinjau dari batas daerah maka PMB Dwi Ekowati, S.ST memiliki
batas:
Sebelah Utara : Jalan Raya Kabupaten
Sebelah Barat : Rumah penduduk dan jalan menuju ke Desa
Sebelah Selatan : Kebun jati
Sebelah Timur : Rumah penduduk dan persawahan
B. Biografi
Bidan Dwi Ekowati, S.ST merupakan sosok bidan lulusan tahun
1991 (D1 Kebidanan), lulusan D3 Kebidanan tahun 2004 dan lulusan D4
Kebidanan tahun 2011. Menikah tahun 1994 dengan Bapak Taufik
Khurohman dan dikaruniai 1 anak perempuan.
Bidan Dwi Ekowati,S.ST merupakan Bidan Delima. Beliau juga
sudah mengikuti beberapa pelatihan seperti Pelatihan APN, Pelatihan
PPGDON, Pelatihan BBLL, Pelatihan CTU, Pelatihan SKBKB, Pelatihan
CI, dan lain-lain. Selain itu, PMB Dwi Ekowati,S.ST. juga memiliki
beberapa MOU seperti MOU limbah, MOU dengan BPJS, dan MOU
Imunisasi.
PMB Dwi Ekowati, S.ST mulai buka praktik sejak 10 Juni 1998,
yang sebelumnya menjadi bidan desa 9 tahun. Jadwal pelayanan di PMB
Dwi Ekowati, S.ST setiap hari dari pukul 06.00 WIB sampai pukul 21.00
WIB, kecuali persalinan 24 jam. Pelayanan yang diberikan di PMB Dwi
Ekowati, S.ST seperti ANC, INC, PNC, bayi balita, imunisasi, KB,
31

konsulasi kesehatan reproduksi, senam hamil, pijat bayi, dan pemeriksaan


umum.
C. Latar Belakang PMB Dwi Ekowati, S.ST
Pembangunan kesehatan masyarakat merupakan bagian dari
pembangunan kesehtaan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan
derajad kesehatan yang optimal dan tercapainya kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap masyarakat. Hal tersebut akan terlaksana dengan upaya
dari berbagai pihak baik dari pemerintah maupun swasta yang mempunyai
tujuan untuk mencapai pelayanan kesehatan. PMB ini dibangun bertujuan
untuk mendekatkan pelayanan kebidanan kepada masyarakat sehingga
masyarakat dapat secara langsung ikut serta dalam berbagai upaya
peningkatan derajadkesehatan.
D. Visi PMB Dwi Ekowati, S.ST
Mewujudkan praktik mandiri bidan yang professional dan berstandar
E. Misi PMB Dwi Ekowati, S.ST
1. Meningkatkan kemampuan pribadi dengan pendidikan dan pelatihan
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak
3. Meningkatkan kerjasama dengan jejaring mitra kerja
F. Fasilitas PMB Dwi Ekowati, S.ST
1. Lahan parkir
2. Ruang tunggu pasien
3. Ruang pendaftaran dan rekam medis
4. Ruang periksa
5. Ruang bersalin
6. Ruang perawatan
7. Ruang KB
8. Ruang obat
9. Kamar mandi
10. Air bersih
11. Penerangan
G. Ketenagakerjaan PMB Dwi Ekowati, S.ST
32

Bidan : 3 orang
a. Dwi Ekowati, S.ST
b. Desmaniar, Amd. Keb
c. Widayah, Amd. Keb
H. Pelayanan kebidanan PMB Dwi Ekowati, S.ST
1. Promotif : konsultasi kesehataan reproduksi, konsultasi kesehatan ibu
dan anak
2. Preventif : imunisasi dasar dan ulangan, ANC, KB
3. Kuratif : pemeriksaan umum, persalinan, nifas, MTBS dan MTBM
4. Pelayanan pelengkap : tindik telinga, pijat bayi, senam hamil
I. Analisis SWOT
Menerapkan analisis SWOT
1. Strength (kekuatan)
a. Telah menyelesaikan program Sarjana Terapan Kebidanan
b. Bidan Dwi Ekowati, S.ST merupakan seseorang yang sopan dan
ramah
c. Bidan Dwi Ekowati, S.ST memiliki keterampilan skill yang baik
d. Bidan Dwi Ekowati, S.ST memiliki kemampuan konseling yang
bagus
e. Bidan Dwi Ekowati, S.ST orang yang bertanggung jawab dalam
melakukan tindakan
f. Pelayanan baik teknis maupun non teknis
2. Weakness (kelemahan)
a. Lahan parkir kurang luas
3. Opportunities (peluang)
a. Masyarakat akan dibantu dengan adanya jaminan kesehatan untuk
ibu melahirkan
b. Lokasi PMB Dwi Ekowati, S.ST lebih strategis dan mudah
dijangkau masyarakat Nanggulan
c. Fasilitas kesehatan di Desa Donomulyo yang terdiri dari 10 dusun
masih minim.
33

4. Threat (Ancaman)
a. Dalam melanjutkan praktek mandiri bidan mematuhi UU
Kebidanan No.4 tahun 2019 tentang persyaratan ijin praktek
bidan harus memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi
b. Meningkatnya persaingan lulusan bidan
J. Langkah-Langkah dalam Manajemen Kebidanan di PMB Dwi
Ekowati, S.ST
1. Perencanaan Pelayanan Kebidanan
a. Input
Merujuk pada sumber-sumber yang diperlukan untuk
melaksanakan aktifitas yang meliputi :
1) Man : tenaga yang dimanfaatkan di PMB Dwi Ekowati,
S.ST yaitu 3 bidan yang kompeten
2) Money : anggaran yang dibutuhkan atau dana untuk
program. Anggaran yang digunakan di PMB ini merujuk pada
standar tarif pelayanan PMB IBI Kulon Progo
3) Material : bahan baku atau materi (sarana dan prasarana)
yang dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kebidanan
seperti obat obatan, alat dan bahan kebidana, rekam medis, alat
kebersihan, dan lain-lain.
4) Metode : cara yang dipergunakan dalam bekerja atau
prosedur kerja. Contoh metode yang dipergunakan di PMB
Dwi Ekowati, S.ST adalah SOP, SPM
5) Minute/ Time : jangka waktu kegiatan program jangka
waktu pelayanan PMB Dwi Ekowati, S.ST setiap hari pada
pukul 06.00 WIB hingga 21.00 WIB kecuali persalinan 24 jam.
6) Market : pasar dan pemasaran atau sarana program
Sistem pemasaran yang dipergunakan melalui organisasi
profesi, puskesmas, melalui mulut ke mulut, dan informasi
34

melalui media cetak (label obat, papan nama) dan media


social.
b. Proses
Memonitor tugas atau kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi
1) P1 (Perencanaan)
Perencanaan adalah proses dalam merumuskan masalah
kegiatan, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan kegiatan yang paling pokok dan
meyusun langkah-langkah untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Perencanaan ini menuntut bidan di PMB untuk
berfikir logikatik, analitis, sistematik, teruji secara empiris,
memenuhi sifat pengetahuan umum yaitu objektif, umum, dan
memiliki metode ilmiah. Contoh kegiatan pelayanan di PMB
adalah
a) Merencanakan kegiatan pelayanan imunisasi dengan
membuat jadwal imunisasi. Imunisasi dilakukan
berdasarkan jenis vaksin yang diberikan. Vaksin Hb uniject
bisa dilakukan setiap hari sesuai dengan prosedur, vaksin
BCG, Pentabio, IPV, dan MR dilakukan satu bulan dua kali
pada hari Selasa minggu pertama dan minggu ketiga.
Perencanaan yang lain yaitu memberitahu pada klien
jadwal imunisasi sesuai dengan umur anak. Kemudian
mempersiapkan vaksin, obat dan alat.
2) P2 (Pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah suatu langkah untuk menetapkan
menggolong-golongkan, dan mengatur berbagai kegiatan,
penetapan tugas-tugas dan wewenang seseorang dan
pendelegasian wewenang dalam rangka pencapaian tujuan
layanan kebidanan. Inti dari pengorganisasian adalah
merupakan alat untuk memadukan atau sinkronisasi semua
kegiatan yang berasfek personil, finansial, material dan tata
35

cara dalam rangka mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang


telah di tetapkan.
3) P3
Penggerakan dan Pelaksanaan adalah suatu usaha untuk
menciptakan iklim kerja sama di antara pelaksanaan program
pelayanan kebidanan sehingga tujuan dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Fungsi manajemen ini lebih menekankan
bagaimana seseorang manajer pelayanan kebidanan
mengarahkan dan menggerakkan semua sumber daya yang ada
untuk mencapai tujuan pelayanan kebidanan yang telah di
sepakati.             
Contoh : Pencatatan dan pelaporan.
c. Output
Output adalah hasil dari manajemen. Untuk manajemen
kesehatan output dikenal dengan nama pelayanan kekesehatan.
Hasil atau output adalah hasil dari kegiatan tersebut.
Secara umum apabila pelayanan keseshatan tidak sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan maka berarti pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan bukan pelayanan kesehatan yang bermutu.
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan mulai dari KIE, Asuhan kebidanan, dsb. Contoh mutu
di PMB seperti kesejahteraan ibu dan janin, kepuasan
pelanggan, kepuasan bidan sebagai provider pelayanan
kebidanan.
d. Effect
Perubahan pengetahuan dan sikap masyarakat yang diukur
dengan peran serta masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan
kebidanan yang ada disekitarnya dalam hal ini adalah PMB Dwi
Ekowati, S.ST. Masyarakat yang tinggal di daerah cakupan
PMB dan diluar jangkauan PMB memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan di PMB Dwi Ekowati, S.ST.
36

e. Outcome
Digunakan untuk menilai perubahan atau dampak suatu
program, perkembangan jangka panjang termasuk perubahan
status kesehatan masyarakat. Contoh : meningkatnya kesadaran
masyarakat terhadap kesehatan.
K. Monitoring Pelayanan Kebidanan
1. Persyaratan Peralatan/Instrumen
No Indikator Ya Tidak
1 Instrumen
A. Set pemeriksaan obstetri gynekologi 37
1. Bak instrumen dengan tutup √
2. Baki logam tempat alat steril bertutup √
3. Reflek hammer √
4. Pen lanset (auto click) √
5. Tensimeter dewasa √
6. Stetoskop dewasa √
7. Sudip lidah √
8. Termometer dewasa √
9. Timbangan dewasa √
10. Torniquet karet √
11. Dopler √
12. Gunting benang √
13. Gunting episiotomi √
14. Gunting tali pusat √
15. Gunting perban √
16. Klem kasa/ korentang √
17. Tempat korentang √
18. Lampu periksa halogen √
19. Masker oksigen + kanula nassal dewasa √
20. Meja instrumen √
21. Nalpuder √
22. Jangka panggul √
23. Pinset jaringan ( sirurgis) √
24. Pinset kassa (anatomis) √
25. Pinset bedah √
26. ½ kocher √
27. Spekulum (sims) √
28. Spekulum cocor bebek √
29. Infus Set √
30. Stetoskop dewasa √
31. Stetoksop janin/Leanec √
32. Tabung oksigen dan regulator √
B. Set Pemeriksaan Kesehatan Anak
1. Alat pengukur panjang bayi √
2. Lampu periksa √
3. Pengukur lingkar kepala √
4. Pengukur tinggi badan anak √
5. Timbang  bayi √
C. Set Pelayanan KB
1. Baki logam tempat alat steril bertutup √
2. Implan kit √
3. IUD kit √
4. Aligator esktraktor AKDR √
5. Gunting mayo CVD √
6. Klem kassa lurus √
7. Klem penarik benang AKDR √
8. Sonde uterus sims √
9. Tenakulum schroeder √
10. Scapel √
11. Trochar √
D.Set Imunisasi
1. Vaccine carier   √
2. Vaccine refrigirator √
E. Set Resusitasi Bayi
1. Penghisap lendir √
38

2. ProsedStandar Operasional Prosedur (SOP) Sesuai Dengan Standar


Pelayanan Kebidanan
No Jenis SOP Ya Tidak
1. SOP pelayanan antenatal √
2. SOP pelayanan persalinan √
3. SOP pelayanan nifas √
4. SOP penanganan bayi baru lahir √
5. SOP pelayanan KB √
6. SOP penanganan PER, PEB, eklamsi √
7. SOP penatalaksanaan rujukan pasien √
8. SOP hemoragik antepartum √
9. SOP hemoragik postpartum √
10. SOP penanganan bayi asfiksia √
11. SOP mengatasi syok √
12. SOP pencegahan pengendalian infeksi √
(PPI)

3. Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana Tempat Praktik

No Indikator Ya Tidak
A PERSYARATAN BANGUNAN TEMPAT
PRAKTIK
1. Bangunan Permanen dan Menetap √
2. Dinding dan Lantai Tempat Praktik √
Berwarna Terang, Tidak Berpori, dan
Mudah Dibersihkan
3. Lantai Tempat Praktik Tidak Licin, √
Tidak Berpori, dan Mudah Dibersihkan
39

4. Akses/Pintu Keluar Masuk ke Ruang √


Praktik Terpisah dari Rumah Tinggal
Keluarga
5. Memiliki Ruang : √
a.Ruang Tunggu
b. Ruang Periksa
c.Ruang Bersalin
d. Ruang Nifas/Rawat Inap
e.Kamar Mandi/WC
f. Ruang Pemrosesan Alat dengan
Syarat Tertentu
B PERSYARATAN RUANG PRAKTIK
1. Ruang Tunggu √
a. Ruangan Bersih dan Nyaman
b. Dilengkapi dengan Bangku
Tunggu
c. Tersedia Media Informasi
Kesehatan
2. Ruang Periksa √
a. Ukuran Minimal 3 X 2 m2
b. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
c. Ruangan Bersih dan Tidak
Berdebu
d. Dilengkapi Tempat Tidur Untuk
Pemeriksaan dengan Ukuran
Sesuai Standar, Meja, dan Kursi
e. Tersedia Tempat Untuk Mencuci
Tangan dengan Air Mengalir dan
Tersedia Sabun atau Antiseptik
f. Tersedia Media Informasi
Kesehatan Ibu dan Anak
3. Ruang Tindakan √
a. Ukuran Minimal 3X4 m2  Untuk 1
(Satu) Tempat Tidur Persalinan
dengan Ukuran Sesuai Standar
b. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
c. Akses Keluar Masuk Pasien Lebar
Minimal 90 cm
d. Ruangan Bersih dan Tidak
Berdebu
40

e. Tersedia Meja Resusitasi Untuk


Neonatal dan Set Resusitasi
f. Tersedia Tempat Untuk Mencuci
Tangan dengan Air Mengalir dan
Tersedia Sabun atau Anti Septik
4. Ruang Nifas/Rawat Inap Ibu dan Bayi : √
a. Ukuran Minimal 2X3 m untuk 1
(satu) tempat tidur
b. Jumlah Tempat Tidur Maksimal 5
(Lima) Tempat Tidur Disesuaikan
dengan Luas Ruangan
c. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
d. Akses Keluar Masuk Pasien Lebar
Minimal 90 cm
e. Ruangan Bersih dan Tidak
Berdebu
f. Tersedia Tempat Untuk Mencuci
Tangan dengan Air Mengalir dan
Tersedia Sabun atau Anti Septik
5. WC/Kamar Mandi : √
a. Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air dan
Mudah Dibersihkan, Keras, Rata,
Tidak Licin
b. Pintu Terbuka Keluar, Lebar Daun
Pintu Minimal 90 cm, Mudah
Dibuka dan Ditutup
c. Dilengkapi dengan Pegangan
Rambat (Handrail), Closet
Diutamakan Kloset Duduk
d. Tersedia Shower/Gayung

6. Ruang Lainnya Bila Difungsikan √


Untuk Pemrosesan Alat dan
Pengelolaan Limbah :
a.Dinding dan Lantai Terbuat dari
Bahan yang Tidak Tembus Air
dan Mudah Dibersihkan, Keras,
Rata, Tidak Licin
b. Tersedia Wastafel Khusus
Pencucian ALat dengan Air
Mengalir
c.Tersedia Alat dan Tempat
41

Pemrosesan Alat Sesuai Standar


d. Untuk Pengelolaan Limbah Padat
Tersedia Tempat Sampah Tertutup
yang Terpisah Untuk Limbah
Medis dan Limbah Domestik,
Dilapisi Kantong Plastik. Limbah
Medis Infeksius Hanya Boleh
Disimpan Maksimal 48 Jam.
e.Untuk Pengelolaan Limbah Cair
Diperlukan Septic Tank yang
kedap Air Terpisah dari Limbah
Rumah Tangga
C PERSYARATAN PRASARANA
1. Sirkulasi Udara 15% X Luas Lantai ( √
Dalam Hal Tidak Terpenuhi 15%, Maka
Bisa Ditambah Alat Pengatur Sirkulasi
Udara Seperti AC dan Kipas Angin)
2. Cahaya Terang dan Tidak Menyilaukan √
3. Pintu Dapat Dikunci dan Terbuka √
Keluar
4. Tersedia Sketsel, Gorden yang Mudah √
Dibersihkan
5. Tersedia Air Mengalir √
6. Tersedia Sistem Kelistrikan yang √
Sesuai Dengan Peralatan yang
Digunakan
7. Tersedia Minimal 1 Titik Kelistrikan √
Tiap Ruangan, Sedangkan Khusus
Ruangan Tindakan Minimal Dua
8. Tersedia Minimal Satu Alat √
Pemadam Api Ringan (APAR) dalam
Kondisi Siap Pakai
9. Meubelair : √
a. Kursi Kerja (4 buah)
b. Lemari Arsip (1 buah)
c. Meja Tulis ½ Biro
d. Tempat Tidur Periksa (1 buah)
e. Tempat Tidur Persalinan (1 set)
f. Tempat Tidur Nifas (1 buah)
g. Boks Bayi (1 buah)
10. Pencatatan dan Pelaporan
1. Kesehatan Ibu dan KB
1. Buku KIA (sesuai kebutuhan) √
2. Buku Kohort Ibu (1 buah) √
3. Kartu Ibu (sesuai kebutuhan) √
4. Buku Register Ibu (1 buah) √
42

5. Formulir dan Surat Keterangan √


Lain sesuai Kebutuhan Pelayanan
yang Diberikan (sesuai kebutuhan)
6. Formulir Inform Consent (sesuai √
kebutuhan)
7. Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan) √
8. Formulir Rujukan (sesuai
kebutuhan) √
9. Surat Keterangan Hamil (sesuai
kebutuhan)
10. Pencatatan Asuhan Kebidanan
(sesuai kebutuhan) √
b. Kesehatan Anak
1. Form MTBS (1 buah) √
2. Buku Register Bayi (1 buah) √
3. Formulir Deteksi Dini Tumbuh
Kembang Anak (sesuai √
kebutuhan)
4. Formulir Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (sesuai √
kebutuhan)
5. Formulir Rekapitulasi Laporan
Kesehatan Bayi (sesuai √
kebutuhan)
6. Register Kohort Bayi (1 buah) √

c. Imunisasi
1. Formulir Lain Sesuai
Kebutuhan Pelayanan yang √
Diberikan (sesuai kebutuhan)
2. Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan) √
d. Persalinan
1. Informed Consent (sesuai
kebutuhan) √
2. Formulir dan Surat Keterangan
Lain (sesuai kebutuhan) √
3. Formulir Laporan (sesuai
kebutuhan) √
4. Formulir Partograf (sesuai
kebutuhan) √
5. Formulir Persalinan atau Nifas
dan KB (sesuai kebutuhan) √
6. Formulir Rujukan (sesuai
kebutuhan) √
43

7. Formulir Surat Kelahiran


(sesuai kebutuhan) √
8. Kantong Persalinan (1 set)
e. Nifas
1. Buku Register Pelayanan √
(sesuai kebutuhan) √
2. Formulir Lain Sesuai
Kebutuhan Pelayanan (sesuai
kebutuhan)

3. Persyaratan Indikator Pegawai Bidan


No Indikator Pegawai Bidan Ya Tidak
1. Bidan lulusan pendidikan profesi dapat √
melakukan Praktik Kebidanan di Tempat
Praktik Mandiri Bidan
2. Bidan yang Bekerja di Fasilitas Pelayanan √
Kesehatan Wajib Memiliki STRB
3. Bidan yang Menjalankan Praktik Mandiri √
Wajib Memiliki SIPB
4. Bidan Wajib Menjadi Anggota IBI (Ikatan √
Bidan Indonesia)
5. Bidan Tidak Sedang Dalam Sanksi Profesi √
atau Hukum
6. Bidan dalam Praktiknya Mempekerjakan √
Tenaga Bidan Lain yang Memiliki SIPB
untuk Membantu Tugas Pelayanan
7. Bidan Wajib Mengikuti Perkembangan Ilmu √
Pengetahuan dengan Mengikuti Kegiatan
Akademis dan Pelatihan
8. Bidan Berpenampilan Rapi Dan Sopan √

4. Persyaratan Obat dan Bahan Habis Pakai


No Jenis Obat Sediaan Jumlah Y Tdk
a
KONTRASEPSI ORAL
1 Kombinasi levonogestrel dan tablet Sesuai √
ethinylestradiol kebutuhan
2 Lynestrenol Tablet Sesuai √
44

kebutuhan
KONTRASEPSI SUNTIK
3 Medroxyroprogesterone Vial Sesuai √
acetate (DMPA) kebutuhan
4 Kombinasi DMPA dan Vial Sesuai √
estradiol cypionate kebutuhan
KONTRASEPSI JANGKA PANJANG
5 Kontrasepsi Implan Sesuai √
kebutuhan
6 Kontrasepsi AKDR Sesuai √
kebutuhan
7 IUD Cu T 380 A Set Sesuai √
kebutuhan
KONDOM Sesuai
kebutuhan
8 Kondom Buah Sesuai √
kebutuhan
OBAT KEGAWATDARURATAN DAN OBAT LAIN
9 Oksitosin Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
10 Metilergometrin Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
11 MgSO4 40% Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
12 Kalsium Glukonat 10% Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
13 Nifedipin / amlodipin Ampul Sesuai √
kebutuhan
14 Vitamin A dosis tinggi Softgel Sesuai √
kebutuhan
15 Tablet tambah darah Tablet Sesuai √
kebutuhan
16 Vitamin K 1 Inj Ampul Sesuai √
kebutuhan
17 Salep mata Gentamicin Tube Sesuai √
kebutuhan
18 Paracetamol Supo Sesuai √
kebutuhan
BAHAN HABIS PAKAI
1 Alkohol Sesuai kebutuhan √
2 Cairan Desinfektan Sesuai kebutuhan √
3 Kain steril Sesuai kebutuhan √
4 Kapas Sesuai kebutuhan √
5 Kasa non steril Sesuai kebutuhan √
6 Kasa steril Sesuai kebutuhan √
45

7 Lidi kapas steril Sesuai kebutuhan √


8 Masker Sesuai kebutuhan √
9 Sabun tangan atau antiseptik Sesuai kebutuhan √
11 Benang chromic catgut Sesuai kebutuhan √
12 Gelang bayi Sesuai kebutuhan √
13 Abocat nomer 18 Sesuai kebutuhan √
14 Infus set dewasa 2 set √
15 Infus set dengan wing needle 2 set √
untuk anak dan bayi nomor
23 dan 25
16 Jarum jahit Sesuai kebutuhan √
17 Kantong urine Sesuai kebutuhan √
18 Kateter folley dewasa Sesuai kebutuhan √
19 Kateter nelaton Sesuai kebutuhan √
20 Pembalut Sesuai kebutuhan √
21 Pengikat tali pusat Sesuai kebutuhan √
22 Plester Sesuai kebutuhan √
23 Sabun cair untuk cuci tangan Sesuai kebutuhan √
24 Sarung tangan Sesuai kebutuhan √
25 Sarung tangan panjang Sesuai kebutuhan √
(manual plasenta)

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Praktek Mandiri Bidan
Praktek Mandiri Bidan (PMB) adalah suatu institusi pelayanan kesehatan
secara mandiri yang memberikan asuhan dalam lingkup praktik kebidanan.
Praktik kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan
46

pelayanan atau asuhan kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen


kebidanan.
Praktik Mandiri Bidan (PMB) adalah bidan yang memiliki Surat Ijin
Praktek Bidan (SIPB) sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat
(register) diberi izin secara sah dan legal untuk menjalankan praktek
kebidanan mandiri. PMB Dwi Ekowatimerupakan salah satu tempat praktik
bidan yang sudah memiliki izin praktik di Kulon Progo yang berlaku 5 tahun
terakhir ini sejak tanggal 9 Desember 2016 sampai 28 September 2020. PMB
ini terletak di Lengkong RT 14 RW 05 Donomulyo Nanggulan Kulon Progo.
PMB ini berada diwilayah kerja Puskesmas Nanggulan Kabupaten
Kulon Progo. Adapun bidan yang mengelola PMB ini telah memiliki SIB atau
STR Bidan dengan No. SIB 1502521151053981. Menurut Imamah bahwa
bidan yang menjalankan praktek harus memiliki Surat Izin Praktek Bidan
(SIPB) sehingga dapat menjalankan praktek bidan pada sarana kesehatan atau
program.
Berdasarkan hasil pengkajian dan pendataan yang dilakukan PMB Dwi
Ekowati,S.ST. pada tanggal 13-28 Januari 2020, terdapat petunjuk PMB yang
jelas di depan tempat praktek yaitu papan nama berwarna dasar putih, tulisan
berwarna hitam, nama bidan sesuai dengan dengan SIPB, nomor STR dan
SIPB masih berlaku dan dalam kondisi baik. Hal ini sesuai dengan PMK No.
28 tahun 2017 tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan pasal 39 yang
berbunyi “Praktik Mandiri Bidan harus memasang papan nama pada bagian
atau ruang yang mudah terbaca dengan jelas oleh masyarakat umum dengan
ukuran 60x90 cm dasar papan nama berwarna putih dan tulisan berwarna
hitam paling sedikit memuat nama Bidan, Nomor STRB, nomor SIPB dan
waktu pelayanan”.
Lokasi PMB mudah diakses dan akses menuju ke fasilitas rujukan juga
tidak terlampau jauh sehingga dapat dengan mudah melakukan melakukan
rujukan. Bangunan pada PMB Dwi Ekowati,S.ST. bersifat permanen
bergabung dengan rumah bidan namun akses pintu keluar masuk tempat
praktek terpisah. Hal tersebut sesuai dengan PMK No. 28 tahun 2017
47

mengenai izin dan penyelenggaraan praktik bidan pasal 33. Ketersediaan


peralatan dalam Pelayanan PMB Dwi Ekowati,S.ST. sudah lengkap dan
sesuai PMK No. 28 tahun 2017. Dalam pengelolaan limbah medis, PMB
bekerjasama dengan Puskesmas Nanggulan. Hal tersebut sesuai dengan PMK
No. 28 tahun 2017 mengenai izin dan penyelenggaraan praktik bidan pasal
38.
Tenaga bidan yang berada di PMB Dwi Ekowati,S.ST. SST. sebanyak 3
orang, yaitu satu bidan pengelola dan 2 asisten bidan dengan jenjang
pendidikan D-III. Hal ini menunjukkan jenjang pendidikan tenaga bidan di
PMB Dwi Ekowati,S.ST. sudah sesuai dengan Permenkes RI No.40 Tahun
2017 tentang pengembangan jenjang karir professional perawat klinis yaitu
tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan medik yaitu berlatar
belakang minimal DIII.
Sumber dana PMB Dwi Ekowati,S.ST. berasal dari dana pribadi,
pengelolaan dana dilakukan setiap hari dicatat pada buku keuangan,
kemudian uang disetorkan ke bendahara dan setiap bulannya dikeluarkan
untuk memenuhi kebutuhan seperti obat-obatan, bahan habis pakai dan
keperluan lainnya. Tarif pelayanan di PMB Dwi Ekowati,S.ST. merujuk pada
standar tarif pelayanan PMB IBI Kulon Progo.
PMB Dwi Ekowati,S.ST. memiliki SOP yang merupakan standar
operasional prosedur yang digunakan sebagai acuan dalam memberikan
asuhan kebidanan. SOP yang ada sudah sesuai dengan Permenkes No. 28
Tahun 2017 tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
Dalam melakukan program PMB Dwi Ekowati,S.ST. memberikan
pelayanan setiap hari, mulai dari pukul 06.00 – 21.00 WIB, khusus untuk
persalinan menerima pelayanan 24 jam, dan untuk imunisasi pada hari Selasa
minggu pertama dan minggu ketiga setiap bulannya, dan untuk sistem
pemasaran yang dipergunakan pada PMB Dwi Ekowati,S.ST. melalui
organisasi profesi, puskesmas, melalui mulut ke mulut, dan informasi melalui
media cetak (kartu nama, papan nama) maupun media sosial.
B. Pembahasan Monitoring Pelayanan Kebidanan
48

1. Persyaratan Peralatan atau Instrumen


UU No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan

Instrumen di PMB Dwi Ekowati, S.ST

2% Ada
Tidak Ada

98%

Berdasarkan diagram instrumen diatas maka dapat diketahui bahwa


presentase Instrumen yang ada di PMB Dwi Ekowati, S.ST berjumlah 98%
namun masih ada yang belum terpenuhi yaitu sebanyak 5% dibuktikan
dengan tidak adanya jangka panggul. Sehingga dapat diketahui bahwa
BPM tersebut belum sesuai dengan  Permenkes No 28 Tahun 2017 pasal
35 yang berbunyi “Persyaratan peralatan praktik mandiri bidan harus
dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik untuk
menyelenggarakan pelayanan”.

2. Jenis SOP di PMB Dwi Ekowati, S.ST


49

Jenis SOP di PMB Dwi Ekowati, S.ST

Tersedia
Tidak Tersedia

Berdasarkan diagram tentang Jenis SOP di PMB Dwi Ekowati, S.ST


dapat disimpulkan bahwa 100% tersedia.Hal ini sudah sesuai dengan
Standar Pelayanan Kebidanan dan permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin Penyelengaraan Praktik Bidan.

3. Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana di PMB Dwi


Ekowati, S.ST

Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana


di PMB Dwi Ekowati, S.ST

Tersedia
Tidak tersedia

100%

Berdasarkan diagram Persyaratan Bangunan, Ruang dan Prasarana


maka dapat diketahui bahwa jumlah persentase yang telah memenuhi
standar sebanyak 100% sehingga bisa disimpulkan bahwa PMB tersebut
sudah sesuai dengan dan Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang
Izin Penyelengaraan Praktik Bidan.
50

4. Indikator Pegawai Bidan di PMB Dwi Ekowati, S.ST

Indikator Pegawai Bidan di PMB


Dwi Ekowati, S.ST

Sesuai
12% Tidak Sesuai

88%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa jumlah


persentase indikator pegawai yang telah memenuhi sebanyak 88% namun
masih terdapat 12% yang belum memenuhi yaitu “Bidan dalam Praktiknya
Mempekerjakan Tenaga Bidan Lain yang Memiliki SIPB untuk Membantu
Tugas Pelayanan” di PMB. Hal tersebut belum sesuai dengan UU
Kebidanan terbaru yaitu UU No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa PMB tersebut belum sesuai dengan UU
No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan dan Permenkes RI Nomor 28 Tahun
2017 tentang Izin Penyelengaraan Praktik Bidan.
51

5. Persyaratan Obat dan Bahan Habis Pakai di PMB Dwi Ekowati,


S.ST

Persyaratan Obat dan Bahan Habis Pakai di


PMB Dwi Ekowati, S.ST

Ada
Tidak Ada

100%

Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui bahwa presentase


persyaratan obat dan bahan habis pakai yaitu 100. Hal tersebut
menandakan bahwa obat serta bahan habis pakai telah memenuhi
persyaratan yang sesuai dengan Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin Penyelengaraan Praktik Bidan dan UU No.4 Tahun 2019
tentang Kebidanan.
. Total Persyaratan Praktik Bidan di PMB Dwi Ekowati, S.ST
52

Total Persyaratan Praktik Bidan


di PMB Dwi Ekowati, S.ST

Sesuai
3% Tidak Sesuai

97%

Berdasarkan diagram diatas maka dapat disimpulkan bahwa PMB ini


telah dinyatakan mampu memenuhi persyaratan praktik bidan yang
dibuktikan dengan total presentase persyaratan praktik bidan sebesar xx%
telah terpenuhi dan sebagian besar telah sesuai dengan Permenkes RI
Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelengaraan Praktik Bidan dan UU
No.4 Tahuun 2019 tentang Kebidanan, PMB ini juga dapat dikatakan telah
memenuhi aspek etik-legal dalam praktik kebidanan yang sesuai dengan
Standar Kompetensi Bidan tahun 2011 .
C. Analisis SWOT PMB Dwi Ekowati, S.ST
ANALISIS FAKTOR INTERNAL
STRENGHT SKOR BOBOT TOTAL
Bidan Dwi Ekowati, S.ST merupakan 9 9 81
seseorang yang sopan dan ramah
Bidan Dwi Ekowati, S.STmemiliki 8 9 72
keterampilan, dan konseling pasien
yang baik
Pelayanan baik teknis maupun non 8 8 64
teknis
Total Kekuatan 25 26 217
WEEKNESS SKOR BOBOT TOTAL
Lahan parkir kurang luas 8 8 64
Total 8 8 64
Selisih total kekuatan-kelemahan 217-64=153
53

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL

OPPORTUNITIES SKOR BOBOT TOTAL


Masyarakat akan dibantu dengan 8 9 72
adanya jaminan kesehatan untuk ibu
melahirkan
Lokasi PMB Dwi Ekowati, S.ST lebih 8 8 64
strategis dan mudah dijangkau
Fasilitas kesehatan di Desa 7 8 56
Donomulyo yang terdiri dari 10 dusun
masih minim
Total 23 25 192
THREAT
UU Kebidanan No.4 tahun 2019 tentang 9 9 81
persyaratan ijin praktek bidan harus
memiliki sertifikat kompetensi atau
sertifikat profesi
Meningkatnya persaingan lulusan bidan 7 8 56
Total ancaman 16 17 137
Total peluang-ancaman 192-137=55

MATRIKS KUADRAN ANALISIS SWOT


O

KUADRAN II KUADRAN I

W 55 S
153

KUADRAN III KUADRAN IV

INTERNAL STRENGTH WEEKNESS


EKSTERNAL
OPPOTUNITIES PROGRESIF UBAH STRATEGI
TRHEAT DIVERSIVIKASI STRATEGI
STRATEGI BERTAHAN

Setelah dilakukan analisis SWOT didapatkan hasil bahwasannya posisi organisasi


berada pada kuadran I membuktikan bahwasannya organisasi kuat dan
54

berpeluang. Rekomendasi taktik yang diberikan ialah progesif artinya dalam


kondisi prima dan mantap. Sehingga benar-benar menjalankan memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Praktik Mandiri Bidan (PMB) merupakan bentuk pelayanan kesehatan
dibidang kesehatan dasar. Praktik bidan adalah serangkaian kegiatan
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh bidan kepada klien (individu,
keluarga, dan masyarakat) sesuai dengan kewenangan dan kemampuannya.
Secara keseluruhan PMB Dwi Ekowati, S.ST sudah memiliki fasilitas
pelayanan, sumber daya manusia, jenis pelayanan dan alur pelayanan yang
baik dan sesuai dengan regulasi kebidanan yang berlaku.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a. Pembelajaran selama praktik di PMB Dwi Ekowati, S.ST dapat
memberikan pengetahuan dan pengalaman kepada mahasiswa
dalam manajemen pelayanan kebidanan.
b. Untuk institusi dalam praktik manajemen pelayanan kebidanan
komprehensif dapat membekali mahasiswa pengalaman dan
pengetahuan dalam menjalankan Praktik Mandiri Bidan yang
nantinya bisa membuka lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan
juga teman profesi bidan yang lain.
55

2. Bagi PMB Dwi Ekowati, S.ST


Dapat tetap menjaga mutu pelayanan kebidanan dan tetap up date
ilmu untuk perkembangan asuhan kebidanan

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Asrul. (2011). Manajemen Kualitas Pelayanan Kesehatan. Pustaka


Sinar Harapan. Jakarta
IBI. 2015. Panduan Pengorganisasian: Program Bidan Delima
Machmud, R. (2008). Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat II (2)
Nurmawati. 2010. Mutu Pelayanan Kebidanan. Trans Info Media : Jakarta
Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017 tentang Izin Penyelengaraan Praktik
Bidan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.40 Tahun 2017 tentang pengembangan
jenjang karir professional perawat klinis
Prawirohardjo, Sarwono. 2015. Ilmu Kebidanan: Jakarta. EGC
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018
Satrianegara, M Fais. (2009). Buku Ajar Organisasi Dan Manjajemen
Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta
Undang-undang No.4 Tahun 2019 tentang Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai