Buku Panduansawit
Buku Panduansawit
Buku Panduansawit
Bantuan Teknis dalam hal desain dan pembangunan. Proses seleksi dan
pencaraian alat-alat yang sesuai dan bahan-bahan untuk pembangunan.
Pembuatan dan instalasi peralatan, dan Sumber-sumber potential untuk
pembiayaan.
The authors hope that this manual will be useful for potential investors in
the palm oil and biofuel sectors in Aceh. They believe that these sectors
have significant potential to provide economic, environmental and social
benefits for the province. However, the views and information presented
in this report are solely those of the authors, and not of the ESP.
V
EXECUTIVE
SUMMARY
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Tandan buah segar kelapa sawit harus diolah dalam waktu 24-48 jam sejak
dipanen agar tidak mengalami penurunan kualiatas. Jika pengolahan tidak
berjalan secara tepat waktu, maka produknya tidak lagi mememuhi
persyaratan kelas pangan yaitu kandungan Asam Lemak Bebas (FFA)
sekitar 5-6%. Bila dibandingkan dengan Malaysia, mengingat cepatnya
perluasan lahan kelapa sawit di Indonesia dalam dua dasawarsa terakhir,
investasi dalam infrastruktur industri khususnya pabrik minyak telah
mengalami kesulitan mengimbangi produksi tandan buah segar. Hal ini
terutama terjadi sementara penanaman diperluas jauh ke arah timur dari
Sumatera ke wilayah-wilayah berlogistik kurang seperti Kalimatan,
Sulawesi dan Papua. Jaringan jalannya buruk dan di beberapa daerah
terpencil sarana angkutan untuk pengiriman tandan buah bersifat terbatas
atau melalui sungai. Sebagai akibat langsungnya, tingkat insiden tinggi,
terutama yang tidak dilaporkan secara resmi, atau tandan buah segar
yang tidak terpanen tepat waktu dan dikirim ke pabrik dalam waktu 24-48
jam agar kadar FFA-nya tidak naik.
Selain HFCPO(High Free Faty Acid Crude Palm Oil)/ CPO asam tinggi, masih
ada sumber- sumber minyak limbah lain dari proses produksi minyak sawit
pada fasa pabrikasi. Proses ini menghasilkan bubur dan minyak efluen serta
minyak limbah tangki penyimpanan. Produk-produk ini sudah mulai
dikumpulkan di seluruh Sumatera, khususnya di Medan, Padang, dan
Palembang, dan kadang-kadang dijual di pasar dalam negeri dan
internasional kepada pembeli bahan baku bahan bakar nabati berupa
sabun, steric acid, deterjen dan kadang-kadang bahan baku nabati. Minyak
limbah ini biasanya disimpan dalam drum bekas dan telah memiliki kadar
FAA yang
sangat tinggi serta tingkat FFA dan kelembaban yang variatif serta kadar
racun.
1 PENDAHULUA
berlimpah di Aceh, dan berpotensi memberikan sumbangan bagi produksi
bahan bakar nabati yang berkelanjutan untuk kebutuhan energi rumah
tangga, bahan bakar industri pedesaan, dan pembangkit tenaga listrik di
. N
Aceh. Yang menguntungkan, pembangkit ini tidak bergantung pada atau
pun merupakan penggerak bagi perluasan industri minyak sawit.
WWW.ESP.OR.ID 3
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Strategi Aceh Hijau terdiri atas delapan komponen utama yang dirancang
untuk menghasilkan pendapatan bagi provinsi dan lapangan kerja bagi
masyarakat pedesaan. Kedua komponen pertama, di bawah payung tema
ketahanan energi, menjadi inti suatu kategori energi hijau terbarukan
yang inovatif. Ketiga komponen berikutnya, yang dikelompokkan dalam
tema ketahanan pangan dan penghidupan/penghasilan, masuk dalam
kategori persyaratan investasi Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan,
yang juga mencerminkan suatu sektor dan zona perencanaan
fisik.Terakhir, tiga komponen yang tergabung dalam tema ketahanan
lingkungan, masuk dalam kategori kegiatan Tata Guna Tanah, Perubahan
Tata Guna Tanah dan Pengelolaan Hutan yang dapat dipahami sebagai
sektor investasi sekaligus zona perencanaan fisik.
Secara umum, situasi di Propinsi Aceh saat ini adalah masih kurangnya
sarana pengolahan buah sawit sehingga bila panen tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit tiba, para petani kerap cuma gigit jari. Betapa tidak,
akibat truk pengangkut TBS terlalu lama mengantre masuk ke pabrik
kelapa sawit, tandan itu pun membusuk sehingga harganya turun drastis
sampai separuh dari harga tandan segar. Pabrik lebih mementingkan
TBS dari perkebunan inti, ketimbang perkebunan rakyat.
Dengan situasi yang ada tersebut di atas, dari hasil penelitian dan survey
lapangan yang dilakukan terdapat satu potensi besar yang sangat layak
untuk dikembangkan sebagai bahan bakar nabati atupun bahan baku
untuk bahan bakar nabati. Karena, khusunya buah brondolan dan buah
restan yang memiliki kadar minyak tinggi tapi tidak layak diolah sebagi
bahan makanan atau disebut juga Non-food grade.
WWW.ESP.OR.ID 5
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
2. DEFINISI
Pabrik kelapa sawit mini disini adalah pabrik yang kecil dalam investasi
sederhana dalam operasional dan managemen. Apabila kita melihat
pabrik kelapa sawit secara konvensional maka kita akan membayangkan
peralatan peralatan yang sangat besar, luas tapak lokasi pabrik yang
sangat besar, banyaknya truk pengangkut bahan baku yang menunggu
giliran masuk
untuk ditimbang dan dilakukan penyortiran buah. Pabrik kelapa sawit mini
disini lebih kepada efisiensi diberbagai sektor, penyederhanaan proses,
lebih kepada pemberdayaan bahan baku buah yang telah gugur yang
dianggap sebagai bahan buangan yang tidak bernilai.
Bahan baku yang banyak tersedia saat ini di Aceh sangat berpotensi
untuk dikembangkan tanpa harus ada ketakutan kita untuk
perambahan hutan yang akan dikonversi menjadi perkebunan sawit.
Secara skala perbandingan maka untuk bahan baku ini kita akan
memerlukan peningkatan penambahan kebun sepuluh kali lipat
dibanding dengan investasi pabrik besar yang berbahan baku Tandan
buah segar.
3. BAHAN BAKU
Buah sawit merupakan buah yang paling produktif dalam produksi minyak
sayur di dunia, dengan hasil minyak per hektar yang lebih besar dari
komoditas biji minyak utama yang lain. Produksi minyak per satuan luas
lahan dari kelapa sawit yang dipelihara dengan baik jauh lebih besar dari
produksi minyak dari rapeseed dan kedelai yang ditanam secara
komersial, yaitu
dua bahan baku bahan bakar nabati yang saat ini paling banyak digunakan.
Kondisi ini
menguntungkan bagi minyak sawit sebagai alternatif energi bahan bakar
nabati terbarukan utama dalam waktu dekat, sampai teknologi selulosa
telah mengalami kemajuan hingga tingkat yang dapat dioperasikan.
Buah sawit yang dikenal dengan bermacam jenis, mempunyai pola panen
yang kita kenal sebagai tingkat kematangan. Kematangan buah sangat
menentukan hasil rendemen minyak yang dihasilkan. Berbagai standart
baku mutu buah tentunya akan menjadi tolak ukur dalam perancangan
pengolahan Pabrik Minyak Kelapa Sawit Skala kecil (mikro). Dengan
melihat pola panen yang sesuai akan mendongkrak tingkat mutu buah.
Buah yang telah dipanen selayaknya secepatnya diidstribusikan ke pabrik
pengolahan agar tidak teroksidasi oleh enzim dan udara yang
meningkatkan nilai keasaman (salah satu parameter produk). Sistem
distribusi, pola
panen dan tidak tersedianya kapasitas pabrik pengolahan yang memadai
mengakibatkan
terjadinya buah restant (waste fruit) dan buah gugur (berondolan).
Pengembangan Pabrik Kelapa Sawit Skala kecil ini lebih ditekankan dalam
hal pemanfaatan buah restan dan buah berondolan yang kualitasnya tidak
memenuhi standar bahan baku CPO standar bahan pangan. Buah sawit
restan dan berondolan memiliki kandungan Asam lemak bebas lebih dari
6%. Hal ini akibat dari berlangsungnya proses oksidasi secara alami
akibat lamanya buah diolah di Pabrik ataupun logistik dan transportasi
yang tidak memadai di lapangan. Sebagaimana standar pengolahan buah
adalah 24-48 jam pasca panen. Dengan kondisi asam lemak bebas yang
tinggi ini tentu tidak memenuhi standar kualitas pangan yang disyaratkan.
Selain faktor asam lemak bebas yang tinggi, secara kualitas kadar
minyak yang ada pada buah restan dan berondolan tidak jauh berbeda
dibanding buah segar yang diolah untuk bahan pangan, hal ini berbeda
jika buah restan dan berondolan yang ada merupakan buah mentah atau
belum memenuhi syarat fisiologis untuk panen.
Tandan Buah Segar (TBS) dengan mutu yang baik akan menghasilkan :
WWW.ESP.OR.ID 8
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Adapun kebutuhan buah berondolan dan restan bagi pabrik skala kecil
ini dapat dilihat pada tebel berikut :
WWW.ESP.OR.ID 9
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
4. TEKNOLOGI PENGOLAHAN
Selama ini pengolahan CPO kebanyakkan dikuasai oleh para pemodal
besar, karena investasi yang diperlukan untuk membangun satu unit PKS
membutuhkan modal yang tidak sedikit. Setelah memobilisasi dana
ratusan milyar rupiah untuk mega proyek puluhan ribu hektar
perkebunan kelapa sawit, selanjutnya mengintegrasikan pengolahan CPO
kedalamnya. Akibatnya terkesan bahwa Teknologi pengolahan CPO
sangat padat modal, dan susah untuk membayangkan bahwa pabrik
pengolahan kelapa sawit bisa dibuat sekecil dan sesederhana
penggilingan padi.
WWW.ESP.OR.ID 1
1
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Desain pabrik mini minyak sawit seringkali merupakan versi pabrik minyak
sawit skala besar dalam versi yang diperkecil, dengan kapasitas normal
30-60 ton/jam yang tersebar luas di seluruh Asia Tenggara. Dalam tahun-
tahun terakhir, pabrik-pabrik ini sudah mulai dihapuskan di Indonesia
karena banyak dianggap menggunakan teknologi yang sudah
kadaluwarsa dan tidak efisien. Dalam dasawarsa terakhir, telah ada upaya
dari beberapa perusahaan Indonesia dan internasional untuk membuat
terobosan teknis dengan merancang bagian komponen dan desain
keseluruhan yang lebih efisien dan ekonomis.
Salah satu contoh pendekatan ini adalah Pabrik Mini PalmPro yang
dikembangkan perusahaan rekayasa Belanda Zebra Special Products BV
dan mitra lokal di Palembang, Sumatera Selatan (silakan merujuk pada
Lampiran 9.4: Studi Kasus 3) yang turut didanai oleh Pemerintah Belanda.
Desain ini menggunakan konsep moduler yang memungkinkan skala
volume produksi diperbesar dari 10-20 ton per jam TBS. Harga yang
ditawarkan sebesar Rp 28 milyar (US$ 2,7 juta) atau Rp 1,4 milyar (US$
WWW.ESP.OR.ID 1
2
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
135.000)
(BBN) per ton per jam kapasitas adalah sekitar 60-70% dari biaya
satuan kebanyakan pabrik skala besar. Pabrik ini diarahkan untuk UKM
dan koperasi, dan memfokuskan pada pemanfaatan efisiensi energi yang
sebesar- besarnya melalui pemanfaatan limbah biomassa padat dan
konversi limbah cair menjadi biogas. Perusahaan ini berkomitmen untuk
bekerja hanya di daerah-daerah dan dengan produsen di mana lahan
yang dikonversi menjadi perkebunan minyak sawit hanyalah lahan bekas
dan bukan hutan. Penulis studi ini dan asisten lapangannya berhasil
mengunjungi lokasi di Palembang atas usaha mereka sendiri dan cukup
terkesan oleh desain dan konstruksi pabrik tersebut.
WWW.ESP.OR.ID 1
3
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
4.1. SKEMA
Secara sederhana, proses pengolahan yang ada pada pabrik
berondolan lebih sederhana di banding dengan proses yang ada pada
pabrik kelapa sawit besar. adalah sebagai berikut :
High FFA
Oil
Boiling Chamber
WWW.ESP.OR.ID 1
4
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN) Pintu Keluar Buah
Ruang Air
WWW.ESP.OR.ID 1
5
Pada proses pengepressan buah perlakuannya hampir sama dengan
yang ada pada pabrik kelapa sawit skala besar, pada pabrik berbahan
baku buah berondolan ini biasanya hanya sampai pemisahan biji (nut)
dengan serat (fiber). Biji (nut) tidak dipisahkan dari cangkangnya dan
langsung dijual, karena hanya sangat sedikit jumlahnya apabila
dipisahkan dengan inti (karnel).
Trap Minyak
Tangki settling
Minyak hasil
Pressan
Tangki Tangki
Blende Blende
d d
Perta Kedua
ma dan
seterusnya
Air
Buangan Minyak CPO
Unit Pengolahan limbah yang beruba bak-bak tanah atau juga di sebut
kolam limbah seterusnya akan menampung blended (lumpur) ini, secara
bertahap mengalir dari satu kolam ke kolam yang lain sesuai dengan
pertambahan volume dengan waktu tinggal lebih kurang 72 jam, yang
didukung dengan perpipaan T dengan pola aliran yang dibawah terlebih
dahulu mengalir. Apabila minyak pada kolam satu terlihat muncul
dipermukaan maka akan bisa dipisahkan secara manual tidak akan
terikut pada kolam berikutnya dan sangat mungkin diambil secara
manual untuk dimasukkan kembali ke tangki purifier. Minyak yang
berasal dari kolam limbah kembali jika dimasukkan ke tangki purifier
tidak akan merusak kualitas minyak yang telah ada pada tangki purifier,
karena kita juga akan menghasilkan minyak asam tinggi bukan untuk
bahan makanan.
Dengan pola ini maka minyak yang dihasilkan akan dapat diambil
keseluruhan dengan, hal inilah yang dapat kita katakan bahwa pabrik
kecil ini dapat berjalan dengan limbah nol.
Pada Pabrik besar Tandan Buah Segar biasanya menggunakan lory-lori
dan horizontal sterilizer yang sangat tinggi biaya perawatannya. Proses
pemurnian minyak juga menggunakan banya peralatan seperti terlihat
pada skema berikut ini
Tandan Buah
Kosong
Sterilisasi/ Rebusan
Pengolahan Awal
Bantinga
n
Pelumatan
Buah
Buah
Serat
Ekstraksi
Ekstrak
Minyak Kelatak/ Serat
Pemisaha
Penekanan Kelatak/ n
si
Serat
Kelatak
Minyak Pengeringa Minyak Kotor
Mentah n
Kelatak Cangkang
Pemecahan
Pengendapan Statis Kotoran Kelatak
Int
i
Minyak Inti/
Sentrifugasi
Cangkang
Kotoran
Minyak Pemisaha
Pemurnian INTI
Sawit Minyak/
Sterilizer (Rebusan)
Untuk bahan baku yang berbasis buah tandanan maka untuk
mematangkan buah dikenal dengan Sterilizer atau rebusan yang
bertekanan.
Dengan temperature operasi 130oC dan tekanan 3 bar g, buah sawit akan
matang dalam
waktu sekitar 45 menit. Dengan asumsi waktu yang dipergunakan untuk
bongkar-muat boiling chamber adalah 45 menit, maka untuk memasak 1
batch buah sawit dibutuhkan waktu total
1.5 jam.
Boiler dirancang bekerja kontinyu agar tekanan steam terjaga tetap 4 bar
g. Kettle dirancang sebagai kettle pipa api, dimana api dan flue gas
berada dalam tube (pipa), sedangkan air berada dalam shell. Steam yang
dibangkitkan kettle, selain untuk memasak buah sawit, juga
dipergunakan untuk memanaskan CPO dalam purifier dan
mempertahankan temperature tangki penyimpanan hasil CPO tetap 90
oC.
Boiler dirancang bekerja kontinyu agar tekanan steam terjaga tetap 4 bar
g. Kettle dirancang sebagai kettle pipa api, dimana api dan flue gas
berada dalam tube (pipa), sedangkan air berada dalam shell. Steam yang
dibangkitkan kettle, selain untuk memasak buah sawit, juga
dipergunakan untuk memanaskan CPO dalam purifier dan
mempertahankan temperature tangki penyimpanan hasil CPO tetap 90
oC.
Thresher (Bantingan)
Thresher dipakai untuk melepaskan biji sawit dari tandan setelah
dikeluarkan dari Sterilizer. Thresher berupa silinder horizontal berlubang,
dengan poros pemutar, berpenggerak motor. Setelah dipisah dari tandan,
biji sawit selanjutnya diumpankan ke Digester
Digester dan Screw Press
Digester dirancang sebesar 1 m3, berbentuk silinder dilengkapi agitator
propeller, dengan kecepatan putaran 100 rpm, berfungsi untuk
melumatkan daging buah.
Keluar dari digester, daging sawit yang sudah lumat ini langsung masuk
ke screw press untuk diperas. Screw press meliputi dua batang screw (ulir)
yang berputar saling berlawanan. Bubur sawit akan terdorong dan
ditekan, sehingga menyebabkan sawit terperas. Pulp hasil perasan keluar
lewat perforated strainer, dan selanjutnya ditampung dalam bak, sebelum
dipompakan ke bak purifier/CST.
Sabut akan keluar bersama klatak pada ujung screw press, yang
kemudian dipisahkan antara klatak dan sabut secara manual. Klatak
dikumpulkan untuk dijual, sedangkan sabut diumpankan kedalam tungku
kettle sebagai bahan bakar.
Volume dari tangki settling yang pertama harus sebesar 5 kali kapasitas
pengolahan per jam agar dapat waktu tinggal yang cukup untuk
memisahkan minyak, air dan Lumpur berdasarkan berat jenis dengan
pemanasan. Minyak dengan berat jeni (BJ) yang lebih kecil akan berada
diatas, kemudian blended dan air. Trap dimaksudkan disini dilengkapi
dengan filter untuk mencegah masuknya bleded yang ringan terikut
beserta minyak.
Untuk mengasilkan uap air (steam), pabrik kelapa sawit mini ini juga
telah menggunakan Boiler. Boiler rekondisi dari yang berbahan bakar
solar adalah menjadi alternative investasi. Dengan penambahan pipa api
maka uap akan cepat dibangkitkan sehingga fiber dari hasil press-an
dapat digunakan menjadi bahan bakar.
Boiling Chamber (rebusan) dikenal pada teknologi proses yang lebih kecil
kapasitasnya. Untuk kapasitas ini biasanya yang menjadi bahan baku
pengolahan adalah Waste Fruit atau disebut juga berondolan, sehingga
untuk menghasilkan steam tidak perlu boiler.
Dengan temperature operasi 130oC dan tekanan 3 bar g, buah sawit akan
matang dalam waktu sekitar 45 menit. Dengan asumsi waktu yang
dipergunakan untuk bongkar-muat boiling chamber adalah 45 menit, maka
untuk memasak 1 batch buah sawit dibutuhkan waktu total
1.5 jam.
Sumber Air
Pentingnya sumber air sebagai bahan utilitas pada pabrik kelapa sawit
mini karena teknologi pengolahan yang dimaksudkan disini adalah
mengekstrak minyak dengan air atau uap air. Apabila dipandang perlu
kita juga harus menangkap logam-logam yang terikat sebagai ion-ion
dalam air seperti Besi dan silica, Mg yang akan menyebabkan pengerakan
dan korosif pada pipa boiler.
Pengontrolan kualitas bahan air baku dan ketersediaanya sangat
dibutuhkan untuk memperoleh hasil dan keberlasungan pabrik
pengolahan sawit mini ini. Sehingga kita akan memilih lokasi
pembangunan juga harus memperkirakan jumlah pasokan air. Seperti
untuk daerah yang sulit untuk mendapatkan air atau dilokasi air payau
tentunya tidak layak untuk didirikan pabrik pengolah kelapa sawit mini.
5. TENAGA
KERJA
Untuk perhitungan faktor tenaga kerja langsung, mungkin pabrik besar
akan lebih efisien. Namun demikian, pabrik kecil tidak memerlukan
hirarki organisasi yang panjang, sehingga tidak perlu tenaga kerja tak
langsung. Pekerjaan-pekerjaan seperti administrasi, inventory,
planning, bahkan hingga marketing bisa dirangkap oleh satu orang
saja.
Tenaga kerja tidak langsung seperti buruh bongkar muat, tenaga harian
lepas, dapat berjumlah
6 orang yang sangat membantu kinerja dari pabrik pengolahan kelapa
sawit kecil (mikro) ini.
Owner
1 Sortasi Mandor 1 Lab tech
/
supervis
or
Dari bagan sederhana di atas dapat kita pahami bahwa dengan hanya
suverpisi dari pemilik ditambah dengan satu orang untuk operational
pabrik maka semua sentra dapat diwasi, sehingga kehilangan dana
dalam operasional dapat diminimalkan.
Dari kegiatan ini dampak penting yang bersifat positif umumnya terjadi
pada aspek sosial dan budaya. Dampak terhadap perekonomian
termasuk dampak penting yang bersifat positif terutama akibat luas
persebaran dampak jauh lebih besar dari luas kegiatan usaha seperti
tenaga kerja langsung maupun tidak langsung.
Dengan pabrik kelapa sawit mini yang berbahan baku buah berondolan ini
kita tidak akan mendapatkan tandan kosong dalam jumlah besar, dan
tandan buah koson ini juga akan kita gunakan sebagai konversi pengganti
kayu pada pembakaran batu bata di tempat-tempat pembuatan batu bata
(seperti yang telah dilakukan petani batu bata diadaerah sumatera utara
kabupaten deli serdang – lubuk pakam). Dengan bahan baku ini juga tidak
akan merangsang untuk perluasan areal perkebunan dengan konversi
hutan, karena bahan baku ini adalah sampingan dari bahan baku industri
pabrik kelapa sawit sekala besar yang tidak begitu dimanfaatkan.
A. Investasi :
1.Tanah dan Bangunan Rp 100.000.0
2. Pondasi dan kontruksi platform 00
Rp 400.000.0
3. Pembelian mesin dan peralatan 00
Rp 4.066.439.
4. Pembelian Boiler 640 Rp
1.000.000.000
Grand Total Investasi : Rp
5.566.439.640
B. Biaya produksi :
I. Modal kerja
Items Kebutuhan/ satuan Harga satuan
Jumlah
1. TBS 100.000 kg Rp 1.100 Rp
33.000.000.000
2. Solar 500 L Rp 6.500 Rp
975.000.000
3. Gaji Karyawan 20 HOK Rp 75.000 Rp
450.000.000
4. Delivery cost 25.000 kg Rp 150 Rp
1.125.000.000
5. Administrasi Kantor Rp
90.000.000
Rp 35.640.000.000
II.
Depresiasi
a. Bangunan (10 tahun) Rp
50.000.000 b. Alat dan Mesin (5 tahun)
Rp 253.321.982 c. Biaya Perawatan Mesin
Rp 100.00.000
A. Total Investasi
1.Tanah dan Bangunan Rp
50.000.000
2. Pondasi dan kontruksi platform Rp
200.000.000
3. Pembelian mesin dan peralatan
Rp1.000.000.000
Grand Total Investasi :
Rp1.250.000.000
B. Biaya
produksi : I.
Modal kerja
Items Kebutuhan/ satuan Harga satuan
Jumlah
1. TBS 20.000 kg Rp 1.200
Rp7.200.000.000
2. Solar 100 L Rp 6.500 Rp
195.000.000
3. Gaji Karyawan 10 HOK Rp 75.000 Rp
225.000.000
4. Delivery cost 6.000 kg Rp 150 Rp
270.000.000
5. Administrasi kantor Rp
60.000.000
Rp7.950.000.
000
II.
Depresiasi
a. Bangunan (10tahun)
Rp 25.000.000 b. Alat dan Mesin (5 tahun)
Rp 50.000.000 c. Biaya Perawatan Mesin
Rp 50.000.000
Catatan :
i. Semua angka pada biaya proyek adalah perhitungan untuk harga di
wilayah Sumatera
Utara. Untuk daerah lain tentu memiliki faktor harga yang berbeda.
ii. Harga buah, harga jual minyak Asam Tinggi hasil produksi sangat
tergantung dari
harga minyak CPO standard pasaran (CPO spot market), yang
fluktuatif.
8.2.SUMBER MODAL INVESTASI DAN
MODAL KERJA
Sebagaimana telah digambarkan di atas, pendirian pabrik pengolahan
kelapa sawit skala kecil di Aceh sangatlah menjanjikan baik dilihat dari
aspek ekonomi maupun aspek sosial. Biaya investasi untuk membangun
pabrik pengolahan skala kecil di Aceh bervariasi mulai dari sekitar Rp. 1-6
milliar untuk pabrik-pabrik mikro dengan kapasitas produksi 1-5 ton per
jam hingga Rp. 20-30 milliar untuk pabrik pengolahan mini dengan
kapasitas 5-20 ton per jam. Ini jauh lebih murah dari pabrik pengolahan
skala besar dengan kapasitas produksi 30 ton per jam atau lebih yang
seringkali memerlukan biaya hingga lebih dari Rp. 80 milliar. Peluang
untuk berinvestasi pada pabrik pengolahan skala kecil di Aceh nampaknya
cukup menjanjikan, tentunya karena ketersediaan dengan bahan baku
yang melimpah serta modal investasi yang rendah.
9. LAMPIRAN
9.1. GAMBAR SKEMATIK PENGOLAHAN BERBAHAN BAKU BRONDOLAN 1
TON/JAM
2 1
10
4 5 11
9
6
12 8
7
12
4 2
3
12
6 7 12
11
8
14 10
9
13
KETERANGAN GAMBAR
1.BOILER.
2.STERILIZER 9. SKIMMING TANK
3.THRESHER (FUTURE PLAN) 10. COLLECTING TANK 1
4.DIGESTER 11. COLLECTING TANK 2
5.SCREW PRESS 12. STORAGE
15 6.PULP POND 13. FAT PIT
7.HEATING TANK 14. WASTE WTP
8.SETTLING TANK 15. DEPERICARPER (FUTURE
PLAN)
MINI PALM OIL MILL KAPASITAS 5 TON / JAM
Thesher
Vertical Sterilizer
WWW.ESP.OR.ID 2
7
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Pressing station
WWW.ESP.OR.ID 2
8
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
WWW.ESP.OR.ID 2
9
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
Land Application: limbah cair yang
(BBN) Aplikasitandan buah kosong;
telah diolah di kolam limbah dengan tandan buah kososng hasil olahan
kandungan BOD 3000- dari pabrik dapat diaplikasikan ke
5000 ppm dapat diairi kelahan lahan perkebunan. Selain memiliki
perkebunan. Beberapa manfaatnya unsur hara tanaman yang dapat
antara lain : penghematan digunakan, tandan buah kosong ini
penggunaan pupuk, peningkatan juga dapat memberikan
produksi TBS, dari segi lingkungan kelembaban yang berguna untuk
tidak adanya limbah yang dibuang ke menjaga kandungan air permukaan
sungai. Manfaat lainnya : tanah. Dengan kadar kelembaban
- Memperbaiki struktur tanah tanah yang cukup, tanaman akan
- Meningkatkan pertumbuhan akar mampu meyerap unsur hara/ pupuk
- Meningkatkan kandungan bahan yang diberikan dengan optimal.
organic
- Memperbaiki PH tanah
- Meningkatkan daya resap air ke
dalam tanah
- Meningkatkan kelembaban tanah
- Meningkatkan kapasitas pertukaran
Ton
WWW.ESP.OR.ID 3
0
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Keterangan
Gambar :
• Lokasi: Karang Baru, Aceh Tamiang, Aceh
• Kapasitas: 2 ton / jam
• Bahan Baku : Buah brondolan
• Tanggal Berdiri: 2006
• Kontak/Alamat: CV. Selaksa Windu
Jl.Iskandar Muda No. 292 E , Kota Langsa
– Aceh
WWW.ESP.OR.ID 3
1
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN) Telp. 0811674344, Fax. 0641
426083, E-Mail:
selaksa.windu@yahoo.com
• Rencana Kedepan: Kapasitas pabrik
ditingkatkan menjadi 5 ton/jam serta
peningkatan perbaikan sarana olah
buah serta sarana pengolahan limbah
WWW.ESP.OR.ID 3
2
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Keterangan Gambar :
Gambar pelaksanaan pembangunan PKS Skala Kecil 5 ton/ jam kerjasama dengan
ESP-USAID. PKS ini sebelumnya berkapasitas 2 ton/ jam, beroperasional sejak
tahun 2007. Dan saat gambar ini diambil sedang dilaksanakan ekspansi pabrik
dari kapasitas 2 ton/ jam menjadi 5 ton/ jam. Sekitar bulan januari
2010, ditargetkan PKS ini sudah beroperasional kembali.
Selain kapasitasnya ditingkatkan, PKS baru ini juga memiliki sarana
pengolahan limbah yang dapat mengolah limbah cairnya sebelum dilepas ke
lingkungan sekitar merujuk pada ketentuan lingkungan yang berlaku.
WWW.ESP.OR.ID 3
3
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Studi Kasus 2:
Pabrik Kelapa Sawit Skala 5 ton/ jam, Trumon, Aceh Selatan, Aceh
Keterangan Gambar :
• Lokasi: Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, Aceh
• Kapasitas: 5 ton / jam
• Bahan Baku : Buah brondolan dan Tandan Buah Segar
• Tanggal Berdiri: 2002
• Kontraktor : PT. Barata Indonesia
• Kontak: PD. Fajar Selatan
• Rencana Kedepan: Karena pabrik ini belum optimalnya operasional, dalam waktu
dekat pihak Pemerintah Daerah selaku pemilik pabrik akan menjalin kerjasama
dengan perusahaan yang telah banyak pengalaman di bidang pabrik kelapa sawit
untuk mengoperasionalkan pabrik ini, agar sarana, tenaga, dan managemennya lebih
baik lagi.
WWW.ESP.OR.ID 3
4
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
Studi Kasus 3:
Pabrik Kelapa Sawit Kapasitas 10 ton/jam, Palembang, Sumatera
Selatan
Keterangan Gambar :
• Lokasi: Palembang – Sumatera Selatan
• Kapasitas: 10 ton / jam
• Bahan Baku : Buah brondolan dan Tandan Buah Segar
• Tanggal Berdiri: 2006
• Kontak: PT. Palm Pro, d/a Zebra Special
Products BV E-mail: palmpro@zebra-
nl.com
Rencana Kedepan: Pabrik ini akan diupgrade untuk menaikan kapasitas
ke 20 ton TBS/jam. Proyek ini juga akan memasang penampungan
WWW.ESP.OR.ID 3
5
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
biogas didalam skema Clean Development Mechanism (CDM)
(BBN)
WWW.ESP.OR.ID 3
6
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
WWW.ESP.OR.ID 3
8
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
A. KONSULTAN TEKNIS:
™ Muda Julianda
Pendiri/Direktur, CV. Delireka
Telp. 061-7343725 , HP : 0813 6092 2786
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Email : mudajulianda@yahoo.com
™ Cor Verhelst
Zebra NL BV - Netherlands
Email : palmpro@zebra-nl.com
™ Mulyono dan rekan
CV. Tirta Teknindo - Komplek Banyu Indah Blok c-1
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Contact HP : 0812 635 06425
™ Abdul Wahab Karo-Karo
Kodya Binjai- Sumatera Utara
Contact HP : 0812 6577 1728
WWW.ESP.OR.ID 4
0
BUKU PANDUAN PABRIK KELAPA SAWIT SKALA KECIL
UNTUK PRODUKSI BAHAN BAKU BAHAN BAKAR NABATI
(BBN)
C. SUPPLIER BAHAN
BAKU:
™ PT. Bilah Baja
Seamless, Stainless Steel, Carbon Steel, Pipes & Fitting SUS 304/316
Cast steel, Forged Steel, Cast iron.
Jl Gandhi 7 & 9,– Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Telp: +62 0617347000
Fax: +62 0617347000
™ PT. Indonesian
Marine
Boiler Manufacture, Vertical Sterilizer
Jl. Willem Iskandar No. 127 ABC Medan 20212
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Telp. 061-6635521
Fax. 061-6640386
™ Union Technick
Kontak: Ibrahim Jussin
Pressure Gauge, Temperature Gauge, Valve and aksesoris supplier
Jl. Kepribadian No 36, Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Telp. 061-4512790
Fax. 061-4154618
™ CV. Kharisma
Abadi Kontak:
Zainuddin -
Boiler
reconditioning
Jl. Bubu No. 53, Medan 20222, Sumatera Utara, Indonesia
Tel. 061- 6623266
Fax. 061- 6623266
WWW.ESP.OR.ID 4
1
ENVIRONMENTAL SERVICES
PROGRAM
Ratu Plaza Building,
17th. Fl.
Jl. Jend. Sudirman
No. 9
Jakarta
10270
Indonesi
a
Tel. +62-21-720-
9594
Fax. +62-21-720-
4546
www.esp.or.id