Makalah Bukti Dan Kertas Kerja Audit
Makalah Bukti Dan Kertas Kerja Audit
Makalah Bukti Dan Kertas Kerja Audit
Syukur Alhamdulillah senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas individu untuk mata kuliah Audit Komputerisasi I, dengan judul: “Bukti dan
Kertas Kerja Audit”.
Saya menyadari bahwa dalam kepenulisan makalah ini tidak terlepas dari banyak sumber
yang menjadi acuan saya. Untuk itu, saya haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Terlepas dari semua itu, Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH..........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................1
C. TUJUAN...................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
A. PENGERRTIAN BUKTI AUDIT ...............................................................................2
B. PERSUASIVITAS BUKTI AUDIT ............................................................................2
C. PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH BUKTI AUDIT ..........................................4
D. JENIS-JENIS BUKTI AUDIT ....................................................................................5
E. PENGERTIAN DAN FUNGSI KERTAS KERJA AUDIT ........................................7
F. ISI KERTAS KERJA AUDIT .....................................................................................7
G. JENIS-JENIS KERTAS KERJA AUDIT ....................................................................7
H. SYARAT-SYARAT KERTAS KERJA AUDIT ........................................................8
I. FORMAT KERTAS KERJA AUDIT .........................................................................8
J. TUJUAN PEMBUATAN KERTAS KERJA ..............................................................9
K. PENGARSIPAN DAN PENYIMPANAN KERTAS KERJA ....................................9
BAB 3 PENUTUP
A. KESIMPULAN .........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam sebuah siklus audit kinerja terdapat beberapa tahapan, seperti yang
sudah dipelajari sebelumnya, yang pertama dilakukan adalah perencanaan dan survey
pendahuluan dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang bersifat umum
mengenai semua bidang dan aspek dari entitas yang diaudit serta kegiatan dan
kebijakan entitas,dalam waktu yang relatif singkat. Untuk memenuhi hal ini maka
diperlukan beberapa poin penting, diantaranya adalah pemahaman entitas,
mengidentifikasi area kunci (key control), menetapkan tujuan dan lingkup audit,
penetapan criteria audit, identifikasi bukti audit, penyusunan laporan survei
pendahuluan, penyusunan program pengujian terperinci, pengumpulan dan pengujian
bukti audit, dan terakhir yaitu menghasilkan kertas kerja audit. Sampai dengan tahap
ini, auditor telah menyelesaikan pekerjaan mengumpulkan, menguji, serta
mendokumentasikan data dan informasi yang diperolehnya dalam bentuk kertas kerja
audit. Langkah selanjutnya adalah mengelola informasi ini menurut urutan yang
seharusnya, dalam bentuk temuan audit. Temuan audit ini harus mudah dan cepat
dipahami pembaca, untuk kemudian mengkomunikasikan dengan entitas yang
diaudit. Kegiatan menyusun temuan audit merupakan tahap akhir dari dari
pelaksanaan audit (audit terinci), sebelumnya melangkah pada tahap pelaporan.
Temuan audit merupakan bagian dari suatu proses audit kinerja dimana bagian
ini memuat pesan pokok yang ingin disampaikan auditor ke pembaca laporan, dan
merupakan alasan utama dibuatnya laporan tersebut. Temuan audit adalah
kesimpulan akhir dari kegiatan pemeriksaan, yaitu auditor melakukan pemeriksaan
dengan mengumpulkan bahan bukti audit (audit evidence collection) kemudian
melakukan analisis/evaluasi terhadap bahan bukti audit (audit evidence evaluation).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Bukti Audit?
2. Bagaimana Prosedur Audit Untuk Memperoleh Bukti Audit?
3. Apa yang dimaksud dengan Kertas Kerja Pemeriksaan?
4. Bagaimana konsep-konsep berkaitan dengan kertas kerja pemeriksaan?
C. TUJUAN
Tujuan penelitian ini tidak terlepas dari permasalahan yang telah dirumuskan
sebelumnya. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian Bukti Audit
2. Untuk mengetahui Prosedur Audit Untuk Memperoleh Bukti Audit
3. Untuk mengetahui pengertian Kertas Kerja Pemeriksaan
4. Untuk mengetahui bagaimana konsep-konsep berkaitan dengan kertas kerja
pemeriksaan
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
a. Relevansi
Bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit. Suatu bukti
mungkin relevan dalam suatu tujuan audit, tetapi tidak relevan
dalam tujuan audit yang lain.
b. Sumber
Secara garis besar, sumber-sumber informasi yang dapat
mempengaruhi kompetensi bukti yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Bukti audit berasal dari klien ataupun di luar organisasi klien;
Bukti yang diperoleh dari pihak independen lebih dapat
diandalkan;
Efektivitas internal control. Semakin efektif internal control
perusahaan, semakin tinggi tingkat keandalan bukti yang
diperoleh secara langsung oleh auditor; dan
Kualifikasi pemberi informasi.
c. Ketepatan waktu
Faktor ini berkaitan dengan tanggal berlakunya bukti yang diperoleh
oleh auditor. Untuk saldo akun-akun neraca, bukti yang diperoleh
yang dekat tanggal neraca memiliki tingkat keandalan yang lebih
tinggi. Untuk akun-akun lainnya, bukti lebih meyakinkan bila
diperoleh dari sampel yang dipilih sepanjang periode laporan.
d. Objektivitas
Objektifitas adalah sesuatu yang sangat penting. Bukti objektif
umumnya lebih andal dibandingkan dengan bukti yang bersifat
subjektif.
3
keyakinan yang tinggi, maka dengan pertimbangan waktu dan biaya
hal tersebut tepat dilakukan.
c. Ukuran dan Karakteristik Populasi
Ukuran populasi ditentukan oleh banyaknya item dalam populasi.
Semakin besar populasi semakin banyak bukti yang diperlukan.
Karakteristik populasi ditentukan oleh homogenitas anggota
populasi. Semakin homogen suatu populasi maka jumlah bukti audit
yang dipilih lebih kecil dibandingkan dengan populasi yang
heterogen.
.
4
dokumen, dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data tersebut dalam
proses akuntansi.
6. Prosedur analitis
Prosedur analitis merupakan pemeriksaan dokumen pendukung yang
meliputi:
a. Pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu
transaksi atau data keuangan untuk menentukan kewajaran dan
kebenarannya.
b. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang
berkaitan.
7. Perhitungan kembali
Perhitungan kembali merupakan pemeriksaan keakuratan matematis dari
dokumen atau suatu catatan.
8. Scanning
Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan dan
daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang
memerlukan penyelidikan lebih mendalam.
9. Pelaksanaan ulang (reperforming)
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan
oleh klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada perhitungan dan
rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh klien.
10. Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)
Bilamana catatan akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik,
auditor perlu menggunakan teknik audit berbantuan komputer dalam
menggunakan berbagai prosedur audit yang dijelaskan diatas. Teknik
terkadang disamakan dengan atau merupakan bagian proses dalam
pelaksanaan prosedur penghitungan kembali.
5
Bukti Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bukti yang paling kuat di dalam
melaksanakan audit. Sebab, dari kuat atau lemahnya pengendalian
internal lah seorang auditor mendapatkan indikator seberapa banyak
bukti yang harus dikumpulkan. Misalnya, apabila risiko pengendalian
internal tinggi, itu artinya risiko audit yang direncanakan harusnya
rendah.
Bukti yang pertama memiliki kredibilitas lebih tinggi dari bukti kedua
dan begitu juga dengan bukti kedua terhadap bukti ketiga.
Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang diperoleh auditor secara langsung
melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit. Contohnya
pemeriksaan fisik persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini
merupakan salah satu bukti yang paling akurat di dalam audit.
Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui
perhitungan langsung, misalnya footing untuk penjumlahan vertikal,
dan cross footing untuk penjumlahan secara horizontal.
Bukti Rasio/Perbandingan
Bukti rasio merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui
penggunaan rasio seperti rasio likuiditas, profitabilitas, solvabilitas,
quick ratio, dan sebagainya.
Bukti Spesialis/Surat Pernyataan Tertulis
Bukti surat pernyataan tertulis merupakan bukti yang diperoleh auditor
melalui sumber eksternal. Surat pernyataan tertulis ini misalnya surat
teknisi, ahli bangunan yang berhubungan dengan klien.
Bukti Lisan/Wawancara
Bukti lisan merupakan bukti yang dikumpulkan oleh auditor
secara langsung kepada objek yang ingin dimintai bukti, misalnya
wawancara dan sebagainya.
6
E. PENGERTIAN DAN FUNGSI KERTAS KERJA AUDIT
Kertas kerja pemeriksaan/Audit Documentation adalah catatan utama auditor
dari pekerjaan yang dilakukan dan merupakan dasar bagi kesimpulan dalam laporan
auditor. Kertas kerja juga memfasilitasi perencanaan, kinerja, dan supervisi perikatan
dan memberikan dasar bagi review kualitas pekerjaan dengan memberikan kepada
reviewer dokumentasi tertulis dari bukti yang mendukung kesimpulan signifikan
auditor (SA 3 dan SA Seksi 339).
Kertas kerja pemeriksaan juga disebut sebagai data audit. Standar audit (SA
dan SA Seksi 339) menetapkan bahwa kertas kerja memiliki dua fungsi:
1. Menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor; dan
2. Membantu dalam pelaksanaan dan supervisi audit.
7
4 Buku panduan akuntansi. Kertas kerja neraca saldo.
5 Salinan kontrak penting (kontrak Ayat jurnal penyesuaian dan
pensiun, kontrak serikat kerja, reklasifikasi.
sewa, dan lain lain.
6 Persyaratan penerbitan saham dan Kertas kerja yang mendukung akun
obligasi. laporan keuangan.
7 Hasil prosedur analitis tahun lalu.
8
informasi di tiap kertas kerja. Proses pemberian indeks dan referensi silang
memberi jejak dari laporan keuangan ke dokumen audit individual sehingga
reviewer dapat dengan mudah mengikuti.
3. Tanda Kutip
Auditor menggunakan tanda kutip untuk mendokumentasikan kerja yang
dilakukan. Tanda kutip (tick mark) adalah notasi sederhana yang dibuat
auditor di dekat, atau di samping, suatu hal atau jumlah dalam dokumen audit.
Simbol tanda kutip biasanya diterangkan atau didefinisikan di dasar dokumen
audit, meskipun banyak kantor akuntan menggunakan paket standar tanda
kutip. Banyak kantor akuntan publik mendokumentasikan kesimpulannya
mengenai akun individu atau komponen laporan keuangan.
9
Pada umumnya kertas kerja diarsipkan menurut dua kategori sebagai berikut
yakni file permanen dan file tahun berjalan. File permanen (permanent file) memuat
data yang diharapkan tetap bermanfaat bagi auditor dalam banyak perikatan dengan
klien di masa mendatang. Sebaliknya, file tahun berjalan (current file) memuat
informasi penguat yang berkenaan dengan pelaksanaan program audit tahun berjalan
saja.
Pada umumnya item-item yang dijumpai dalam berkas permanen ialah :
Salinan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga klien
Bagan akun dan manual atau pedoman prosedur
Struktur organisasi
Tata letak pabrik, proses produksi, dan produk-produk utama
Ketentuan-ketentuan dalam modal saham dan penerbitan obligasi
Salinan kontrak jangka panjang, seperti sewa guna usaha, rencana
pensiun, perjanjian pembagian laba dan bonus
Skedul amortisasi kewajiban jangka panjang serta penyusutan aktiva
pabrik
Ikhtisar prinsip-prinsip akuntansi yang digunakan oleh klien
BAB 3
10
KESIMPULAN
1. Bukti audit :
Bukti audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka
atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang
dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar untuk menyatakan
pendapatnya.
Persuasivitas bukti audit menyangkut kecukupan dan kompetensi
bukti audit. Cukup atau tidaknya bukti audit menyangkut kuantitas
bukti yang harus diperoleh auditor dalam auditnya, sedangkan
kompetensi menyangkut kualitas atau keandala.
Untuk memperoleh bukti audit, auditor melaksanakan prosedur audit
khusus untuk memperoleh bukti audit. Beberapa prosedut tersebut
antara lain inspeksi, pengamatan, wawancara, konfirmasi,
penelusuran, pemeriksaan bukti, pendukung, penghitungan dan
scanning. Masing-masing dari prosedut tersebut memiiki tingkat
keandalan yang berbeda-beda.
Dalam proses pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat
pengambilan keputusan yang saling berkaitan yaitu: penentuan
prosedur audit yang akan digunakan, penentuan besarnya sampel,
penentuan unsur tertentu yang dipilih sebagai anggota sampel, dan
waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur audit tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
11
Agoes, Sukrisno, Auditing, Edisi 4, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
PSA No. 15 Kertas Kerja SA Seksi 339
https://www.belajarakuntansionline.com/pengertian-dan-tujuan-kertas-kerja-audit/
http://adtyadjavanet.blogspot.com/2018/11/makalah-temuan-audit-dan-kertas-
kerja.html
12